Makalah MPI - Manajemen Kurikulum PAI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM Makalah Ini Disusun guna Memenuhi Tugas Mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam Dosen Pengampu Dr. Moh. Slamet Untung, M.Ag.



Oleh MUKHAMAD MIFTAHUL ATIQ (5220012)



PASCA SARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN TAHUN 2021



1



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum Pendidikan Islam menempati posisi utama dalam kemajuan sumber daya manusia, sehingga manajemen kurikulum pendidikan Islam menjadi hal penting dalam memajukan pendidikan Islam secara keseluruhan. Karena dalam kurikulum tersebut memuat pokok-pokok ajaran yang disampaikan kepada peserta didik. Dimana isi kurikulum harus memuat pelajaran yang tidak hanya membuat siswa atau peserta didik menjadi pandai saja tetapi harus berisi muatan atau materi yang dapat membantu pembentukan karaker agar peserta didik menjadi manusia yang berkualitas dan membawa manfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara. Lebih mendalam lagi jika dikaitkan dengan pendidikan Islam, dimana manajemen kurikulum menjadi lebih mendalam lagi, yang akhirnya selain membentuk pribadi yang cerdas tetapi juga mempunyai kesalehan sosial dan spiritual yang berlandaskan ajaran al-Quran dan Hadis. Manajemen kurikulum yang baik dalam pendidikan Islam diharapakan menjadi sumbangan yang berarti bagi kemajuan suatu bangsa pada umumnya. Karena dalam kurikulum tersebut terdapat materi-materi yang dapat memperkuat watak atau pribadi seseorang yang bertumpu pada ajaran al-Quran dan Hadis yang keduanya merupakan sumber pengetahuan untuk menjalankan kehidupan di dunia. Al Quran dan Hadis merupakan sumber dari materi-materi kurikulum dalam pendidikan Islam yang diharapkan dapat menjawab pertanyaan mengenai masalah kurikulum dalam pendidikan Islam. Oleh karena itu, makalah ini akan menguraikan tentang prinsip-prinsip dan kandungan yang ada dalam kurikulum pendidikan Islam. Sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk kemajuan pendidikan Islam khususnya pada manajemen kurikulum yang berdasarkan ajaran Al-Quran dan Hadis Rasulullah SAW. B. Rumusan Masalah Makalah ini disusun untuk mengetahui bagaimana manajemen kurikulum pendidikan Islam yang terdiri dari: 1. Organisasi Kurikulum Islam 2. Kompetensi Kurikulum Pendidikan Islam 3. Prinsip-Prinsip Kurikulum Pendidikan Islam 4. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran Pendidikan Islam 2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam pada dasarnya adalah gabungan tiga suku kata yaitu: manajemen, kurikulum dan pendidikanIslam. Manajemen berasal dari bahasa inggris to manage yang berarti mengatur, mengurus dan mengelola. Menurut Malayu S.P Hasibuan, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia secara efektif yang didukung oleh sumber-sumber lain dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.1 Selain itu beberapa ahli memberikan pengertian manajemen sebagai berikut: a. ”Management is the attainment of organizational goals in an effective and efficient manner through planning, organizing, leading and controlling organizational resources” Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan sumber daya organisasi.2 b. Menurut Terry manajemen merupakan proses yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.3 c. Menurut Stoner manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.4 Berdasarkan beberapa pandangan para ahli, maka manajemen bisa diartikan sebagai seni, ilmu dan proses dalam perncanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian dan sebagai pengendalian terhadap orang-orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang semula digunakan dalam bidang olahraga yaitu curere yang berarti jarak yang harus ditempuh dalam kegiatan berlari mulai 1



U. Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hal. 1 Richard L. Daft,”Management.”( New Jersey: Prentice Hall .2010)., hal. 5. 3 U. Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hal. 2 4 S. Shimatul Ula, Manajemen Pendidikan Efektif, (Jogjakarta: Berlian 2013), hal. 9 2



3



dari start hingga finish. Dalam bahasa Arab istilah kurikulum diartikan dengan manhaj yang berarti jalan yang terang atau jalan terang yang dilalui oleh manusia pada bidang kehidupannya. Dalam konteks pendidikan, kurikulum adalah jalan terang yang dilalui oleh pendidik dengan peserta didik serta nilai-nilai yang ada. 5 Menurut Crow dan Crow kurikulum adalah rancangan pengajaran yang isinya sejumlah mata pelajaran yang diperlukan sebagai syarat untuk menyelesaikan suatu program pendidikan tertentu. 6 Selain itu, menurut Daniel Tanner dan Laurel Tanner kurikulum merupakan pengalaman pembelajaran yang terarah dan juga terencana secara terstruktur dan tersusun melalui sebuah proses rekrontruksi pengetahuan dan juga pengalaman yang secara sistematis berada dibawah pengawasan lembaga pendidikan sehingga para pembelajar dapat terus memiliki motivasi dan minat untuk belajar. Sehingga memiliki dasar pemikiran bahwa belajar adalah bagian dari sebuah kompetensi sosial yang ada di pribadinya. Pengertian ini sejalan dengan pengertian kurikulum yang tertuang dalam Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.7 Pendidikan Islam secara etimologi diwakili olah istilah ta’lim dan tarbiyah yang berasal dari kata dasar ‘allama dan rabba sebagaimana dalam Al-Qur’an, sekalipun kata tarbiyah lebih luas karena mengandungarti memelihara, membesarkan dan mendidik serta sekaligus mengandung makna mengajar (‘allama). Sedangkan menurut terminologi adalah usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan kepribadian dan kemasyarakatan yang dilandasi dengan nilai-nilai Islam. Dalam rumusan seminar pendidikan Islam seIndonesia tahun 1960 pendidikan Islam diartikan sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan jasmani dan rohani, menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.8 Menurut Arifin pendidikan Islam adalah idealitas yang mengandung nilai-nilai Islam dalam proses kependidikan yang berdasarkan ajaran Islam secara bertahap. Berdasarkan pengertian pendidikan Islam di atas dapat ditemukan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan Islam yaitu sebagai berikut: a. Pendidikan Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran 5 6



Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Surabaya: Elkaf 2006), hal. 27 Abuddin Nata, Cetakan Ke-2, (1999), Filsafat Pendidikan Islam, Logos Wacana Ilmu: Jakarta.



Hal. 123 7 8



Abdul Manab, Manajemen Perubahan Kurikulum, (Jogjakarta: Kalimedia 2014), hal. 1-2 Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hal.14



4



dan latihan yang dilakukan secara terencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai. b. Peserta didik hendak disiapkan untuk mencapai tujuan; dalam arti ada yang membimbing, diajari dan dilatih dalam meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman terhadap ajaran agama Islam. c. Pendidikan atau Guru Pendidikan Agama Islam yang melakuakan kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam. Menurut Mulyasa manajemen kurikulum merupakan suatu kegiatan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kurikulum.9 Menurut Suharsimi Arikunto mendefinisikan manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi pembelajaran. Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat dijelaskan bahwa manajemen kurikulum pendidikan Islam adalah usaha sistematis yang dilakukan seseorang melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian,



pelaksanaan dan evaluasi kurikulum yang dilandasi



dengan nilai-nilai Islam agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. B. Pengertian Organisasi Kurikulum Pendidikan Islam Menurut Hicks dan Gullet pengorganisasian adalah kegiatan membagi-bagi tugas, tanggung jawab dan wewenang diantara sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.10 Pengorganisasian merupakan suatu mekanisme atau suatu struktur, yang dengan struktur itu semua subjek, perangkat lunak dan perangkat keras yang kesemuanya dapat bekerja secara efektif, dan dapat dimanfaatkan menurut fungsi dan porposinya masing-masing.11 Adapun pengertian organisasi kurikulum banyak didefinisikan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut: 1) Menurut Nasution organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.12 9



Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah; Konsep, Strategi Dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya), hal. 40 10 Marno dan Triyo Supriyanto, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Malang: Refika Aditama, 2013), h. 16 11 Sulistiyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Surabaya: Elkaf, 2006), h. 21 12 S.Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara), h. 135



5



2) Organisasi kurikulum adalah susunan komponen kurikulum, seperti konten kurikulum, kegiatan dan pengalaman belajar, yang diorganisasi menjadi mata pelajaran, program, lessons, topik, unit, dan sebagainya untuk mencapai efektivitas pendidikan.13 3) Pengorganisasian Kurikulum merupakan perpaduan antara beberapa kurikulum, yang pada akhirnya muncul berbagai keragaman dalam mengorganisasikan kurikulum, namun tetap menjadi satu kesatuan yang nantinya akan samasama mencapai suatu tujuan tertentu.14 Dari berbagai definisi tentang organisasi kurikulum di atas dapat disimpulkan yang dimaksud dengan organisasi kurikulum pendidikan Islam yaitu susunan komponen kurikulum pendidikan Islam, seperti konten kurikulum, kegiatan dan pengalaman belajar, yang diorganisasi menjadi mata pelajaran, program, dan sebagainya kemudian dikelompokkan dan dibagi sesuai beban materi pelajaran pada tiap-tiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan untuk mempermudah siswa memahami pelajaran sehingga dapat menguasai kompetensi yang telah ditetapkan serta untuk mencapai efektivitas pendidikan Islam. Kegiatan belajar di sekolah tentu berbeda dengan kegiatan belajar di luar sekolah. Di sekolah, semua kegiatan dan pengalaman belajar diatur dan diorganisasikan secara formal, terutama berkaitan dengan kapan dan di mana kegiatan belajar dilakukan. Sekalipun demikian, apa yang harus dipelajari peserta didik tetap harus terstruktur, terutama berkaitan dengan mata pelajaran. Organisasi kurikulum merupakan asas yang sangat penting bagi proses pengembangan kurikulum dan berhubungan erat dengan tujuan penyampaian bahan pembelajaran, menentukan isi bahan pembelajaran, menentukan cara penyampaikan bahan pembelajaran, menentukan bentuk pengalaman yang akan disajikan kepada terdidik dan menentukan peranan pendidik dan terdidik dalam implementasi kurikulum.15 C. Kompetensi Kurikulum Pendidikan Islam Pendidikan Islam di sekolah atau di madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan, berbangsa dan 13



Muhammad Ansyar, Kurikulum, Fondasi, Desain, dan Pengembangan. (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,2015) 14 Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), h. 67 15 S.Nasution, Asas-Asas kurikulum, (Jakarta:Bumi Aksara, 2006), hlm. 176



6



bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.16 Sedangkan tujuan dari kurikulum pendidikan Islam adalah memberi sumbangan untuk mencapai perkembangan menyeluruh dan berpadu bagi pribadi pelajar, membuka tabir



tentang



bakat-bakat



dan



kesediaan-kesediannya



dan



mengembangkannya,



mengembangkan minat, kecakapan, pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang diinginkan. Menanamkan padanya kebiasaan, akhlak dan sikap yang penting bagi kejayaannya dalam hidup dan kemahirannya untuk memikul tanggung jawab dan peranan yang diharapkan dari padanya dalam masyarakatnya, dan mengembangkan kesadaran agama, budaya, pemikiran, sosial, dan politik pada dirinya. Disamping itu kurikulum pendidikan Islam juga bertujuan untuk memberi sumbangan dalam perkembangan yang menyeluruh dan terpadu bagi masyarakat Islam, memperkuat pribadi Islam yang berdiri sendiri,



memelihara



kebudayaan



dan



peninggalannya dan mengembangkan serta memperbaharui terus menerus, mencapai kemajuan, perubahan yang diinginkan, kesatuan, kekuatan, keteguhan, kemuliaan, kebebasan dan kebebasan anggota-anggotanya, dan memenuhi kebutuhannya kepada tenaga ilmiah, teknis, dan tenaga kerja terampil.17 Dari tujuan tersebut sangat terlihat bahwa kurikulum pendidikan Islam tidak hanya mementingkan pribadi dari individu, tidak hanya berfikir bagaimana kurikulum hanya dapat menjadikan anak menjadi cerdas saja, tetapi kurikulum pendidikan Islam memperhatikan masalah budaya, sosial dan politik yang membawa kemaslahatan, terutama bagi kesatuan umat muslim. Dan pada akhirnya akan mewujudkan generasi yang berkualitas secara pribadi dan bermanfaat bagi bangsa dan negara. Kaitan yang kuat antara tujuan dan materi pendidikan menyebabkan setiap teori pendidikan memiliki kriteria tersendiri dalam menyeleksi isi atau materi pendidikan. Dalam Pendidikan agama Islam materinya harus berkaitan dengan Al-Qur’an dan Hadis, yang kemudian di klasifikasikan menjadi beberapa jenis.18 Sebagaimana yang kita ketahui ajaran pokok Islam adalah meliputi: masalah aqidah (keimanan), syariah (keislaman), dan akhlak (ihsan). Maka dalam kurikulum pendidikan Islam juga harus menekankan pada ketiga hal tersebut, yaitu: 16



Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandung: Rosda, 2004), hlm. 135. 17 Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, hlm. 533. 18 Abdur Rahman Shalih Abdullah, Landasan dan Tujuan pendidikan menurut al-Quran serta implementasinya, terj. Mutammam, cet. ke-1 (Bandung: Diponegoro, 1991) hlm. 176.



7



 Aqidah bersifat i’tikad batin, mengajarkan ke-Esaan Allah, Esa sebagai tuhan yang mencipta, mengatur dan meniadakan alam ini.



 Syariah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka mentaati semua peraturan dan hukum tuhan, guna mengatur hubungan antar manusia dengan tuhan, dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupan manusia.



 Akhlak suatu amalan yang bersifat pelengkap penyempurna bagi kedua amal diatas dan yang mengajarkan tentang tata cara pergaulan hidup manusia. Tiga ajaran pokok ini kemudian dijabarkan dalam bentuk rukun iman, rukun Islam, dan akhlak. Dari ketiganya lahirlah Ilmu tauhid, Ilmu Fiqh, Ilmu Akhlak. Ketiga kelompok ilmu agama ini kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum Islam yaitu AlQuran dan Hadis serta ditambah lagi dengan sejarah Islam (tarikh) sehingga berurutan : 1. Ilmu Tauhid (keimanan) 2. Ilmu Fiqh 3. Al-Quran 4. Al-Hadis 5. Akhlak 6. Tarikh Islam19 Hal tersebut selaras dengan filosofi manajemen Islam yang didasarkan pada kenyataan bahwa segala sesuatu berasal dari Tauhid, Allah adalah satu-satunya Tuhan dan hanya Allah Tuhan bagi seluruh alam semesta dan segala yang ada di dalamnya, “The philosophy of Islamic Management is based on the reality that in Islam, Everything origanates ftom Tauhid. Allah is the only Rabb for the entire universe and everything that exist in it”.20 Sebagaimana penjelasan KMA 183 Tahun 2019 bahwa tujuan pengembangan kurikulum PAI yaitu untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki pola pikir dan sikap keagamaan yang moderat, inklusif, berbudaya, religius serta memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, produktif, kreatif, inovatif, dan kolaboratif serta mampu menjadi bagian dari solusi terhadap berbagai persoalan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.



D. Prinsip-Prinsip Kurikulum Pendidikan Islam 19



Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, hlm. 77. YaPEIM Management Academy Kuala Lumpur, Islamic Management, (Kuala Lumpur : National Library, 2013) hal. 1 20



8



Prinsip umum yang menjadi dasar kurikulum pendidikan Islam yaitu 1. Pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran-ajaran dan nilai-nilainya. Maka setiap yang berhubungan dengan kurikulum, termasuk falsafah, tujuan kandungan, metode mengajar, cara perlakuan dan hubungan yang berlaku dalam lembaga pendidikan harus berdasar pada agama dan akhlak Islam. Prinsip ini wajib dipelihara bukan hanya pada ilmu syariat dan pengajian Islam tetapi juga segala yang terkandung oleh kurikulum termasuk ilmu akal, fisik, profesional dan segala macam kegiatan dan pengalaman, sebab semuanya harus bejalan dalam rangka agama dan akhlak dan berusaha untuk mencapai tujuan- tujuan spiritual dan akhlak. 2. Prinsip menyeluruh pada tujuan dan kandungan kurikulum. Tujuannya harus meliputi segala aspek pribadi pelajar, maka kandungannya harus meliputi segala yang berguna untuk membina pribadi pelajar yang berpadu dan membina akidah, akal, dan jasmaninya, begitu juga yang bermanfaat bagi masyarakat dalam perkembangan spiritual, kebudayaan, sosial, ekonomi dan politik termasuk ilmu agama, bahasa, kemanusiaan, fisik, praktis, profesional, dan seni rupa. 3. Keseimbangan yang relatif antara tujuan dan kandungan kurikulum. Jika menaruh perhatian pada perkembangan aspek spiritual dan ilmu syariat, maka tidak boleh aspek spiritual itu melampaui aspek penting yang lain dalam kehidupan. Juga tidak boleh ilmu syariat melampaui ilmu seni dan kegiatan lain yang diadakan oleh individu dan masyarakat. Oleh karena itu agama Islam menjadi sumber ilham kurikulum



dalam



mencipta



falsafah



dan



tujuan-tujuannya,



menekankan



kepentingan dunia akherat dan mengakui pentingnya jasmnai, akal, dan jiwa dan kebutuhan dari segala segi. Oleh sebab itu pentingya keseimbangan dan kesederhanaan dalam segala sesuatu. 4. Berkaitan dengan bakat, minat, kemampuan, kebutuhan pelajar, begitu juga dengan alam fisik dan sosial dimana pelajar itu hidup dan berinteraksi untuk memperoleh pengetahuan, kemahiran, pengalaman, dan sikapnya. Sebab dengan memelihara prinsip ini kurikulum akan lebih sesuai dengan sifat semula jadi seorang pelajar, lebih memenuhi kebutuhan dan lebih sejalan dengan suasana alam sekitar dan kebutuhan masyarakatnya. 5. Pemeliharaan



perbedaaan



individual



antara



pelajar



dalam



bakat,



minat,



kemampuan, kebutuhan, dan masalah-masalahnya dan juga memelihara perbedaan 9



dan kelainan-kelainan diantara alam sekitar dan masyarakat. Karena pemeliharaan ini dapat menambahkan kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan pelajar dan masyarakat dan menambahkan fungsi dan gunanya, sebagaimana ia menambahkan keluwesannya. 6. Prinsip perkembangan dan perubahan. Islam yang menjadi sumber pengambilan falsafah, prinsip-prinsip dan dasar kurikulum. Islam menggalakkan perkembangan yang membangun dan berguna. Perubahan yang progresif dan bermanfaat dan memperbolehkan sifat menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan yag berlaku dalam kehidupan. Oleh sebab itu menjadi kewajiban kaum muslimim mengembangkan dan merubah kurikulum pendidikannya bila terasa menjadi maslahat masyarakat Islam kalau perubahan itu dijalankan. 7. Pertautan antara mata pelajaran, pengalaman, aktivitas yang terkandung dalam kurikulum. Begitu juga pertautan antara kandungan kurikulum dan kebutuhan murid, kebutuhan masyarakat, tuntutan zaman tempat dimana murid-murid berada. Begitu juga dengan perkembangan yang logis yang tidak melupakan kebutuhankebutuhan, bakat-bakat, dan minat murid.21 Dalam pembahasan prinsip-prinsip kurikulum yang telah dijelaskan diatas menganggap pentingnya pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum pada dasarnya



adalah



proses



yang



dimulai



dari



kegiatan



menyusun



kurikulum,



mengimplementsikan, mengevaluasi, dan memperbaiki sehingga diperoleh suatu bentuk kurikulum yang dianggap ideal.22 Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks, dan melibatkan berbagai komponen yang saling terkait. Oleh karena itu dalam pengembangan kurikulum tidak hanya menuntut keterampilan teknis dari pihak pengembang terhadap pengembangan berbagai komponen kurikulum, tetapi harus pula dipahami berbagai komponen yang mempengaruhinya. Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu sifatnya dinamis



serta



harus



selalu



dilakukan



perubahan



dan



pengembangannya harus dilakukan secara sistematis dan terarah, tidak asal berubah.23 Prinsip-prinsip dalam kurikulum pendidikan Islam sangat lengkap dan sudah menyeluruh menyangkut aspek pribadi dan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dalam prinsip-prinsip tersebut sangat terlihat bahwa sampai saat ini dan untuk 21



Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, hlm. 520-522 Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum (Yogyakarta: Pedagogia, 2012), hlm. 6. 23 H.E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 59. 22



10



masa yang akan datang prinsip tersebut sangat berguna untuk kemajuan dan pengembangan pendidikan Islam dan sangat sesuai untuk pendidikan modern saat ini. Prinsip tersebut juga tidak bertentangan dan sangat sesuai dengan ajaran dalam al-Quran dan Hadis yaitu sumber utama ilmu pengetahuan, sehingga sangat layak untuk usaha yang keras agar prinsip tersebut dapat berjalan dengan baik dan maksimal untuk mencapai tujuan kemaslahatan umat. E. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran Pendidikan Islam Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran Pendidikan  Islam mencakup kegiatan



perencanaan,



pelaksanaan



dan



penilaian



kurikulum.



Perencanaan



dan



pengembangan kurikulum pendidikan islam umumnya telah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama.24 Karena itu level sekolah islam yang paling penting ialah bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan kurikulum tersebut dengan kegiatan pembelajaran. Disamping itu sekolah islam juga bertugas dan berwenang untuk mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungan setempat. Muatan lokal tidak lagi disisipkan pada setiap bidang studi, tetapi menggunakan pendekatan monolitik berupa bidang studi, baik bidang studi wajib maupun pilihan. Pengembangan kurikulum dimaksudkan terutama untuk mengimbangi kurikulum sentralisasi dan bertujuan agar peserta didik mencintai dan mengenal lingkungannya, serta alam, kualitas sosial, dan kebudayaan yang mendukung pembangunan nasional, pembangunan regional dan pembangunan lokal sehingga peserta didik tidak terlepas dari akar sosial budaya lingkungannya. Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan disesuaikan dengan karakteristik daerah masing-masing. Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada Standar Isi di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat 24



2010), hal. 161.



Rahmat Raharjo, Inovasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Magnum Pustaka,



11



relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan mata pelajaran muatan lokal mendukung dan melengkapi mata pelajaran yang lain.25 Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal. Pelaksanaan pembelajaran muatan lokal dapat dilaksanakan secara berkesinambungan sesuai dengan kompetensi yang dicapai.



25 Zainal Arifin, Antologi Pendidikan Islam; Manajemen Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2010), hal. 280



12



BAB II PENUTUP A. Kesimpulan Segala yang ada dalam kurikulum Pendidikan Islam harus berdasarkan pada AlQuran, Sunnah Rasulullah SAW. Dari sumber utama tersebut menjadi sangat penting untuk merumuskan komponen-komponen yang ada dalam kurikulum pendidikan Islam. Dalam Al-Quran dan hadis telah diajarkan bagaimana umat Islam diwajibkan untuk menuntut ilmu dan mengkajinya untuk kemaslahatan serta tidak lupa untuk memperhatikan aspek sosial kemasyarakatan dan kenegaraan. Kemudian dengan ajaran tersebut para pendidik muslim menjabarkannya dalam bentuk kurikulum pendidikan untuk dapat dilaksanakan dan diajarkan pada peserta didik. Pendidikan Islam di sekolah atau di madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Komponen-komponen dalam kurikulum pendidikan Islam terdiri dari tujuan atau kompetensi, materi atau isi, metode atau strategi, penilaian atau evaluasi. Dari uraian di atas dapat dijadikan acuan untuk menjawab berbagai permasalahan pendidikan yang ada pada zaman sekarang ini. Sehingga sangat penting bagi generasi muda untuk mempelajari lebih dalam bagaimana manajemen kurikulum dalam pendidikan Islam dan yang paling utama adalah melaksanakan ajaran-ajaran atau materi dalam kurikulum pendidikan Islam agar dapat memberikan kemaslahatan umat. Kurikulum pendidikan Islam sangat sesuai dengan kebutuhan individu maupun kebutuhan manusia sebagai mahkluk sosial. Dimana dalam kurikulum pendidikan Islam mementingkan aspek pribadi termasuk bakat, minat peserta didik kecerdasan akal dan intelektual kemudian mengajarkan aspek sosial dalam hubungannya dengan masyarakat, ketaatan pada hukum dan aturan yang berlaku yang kesemuanya sesuai dengan al-Quran dan Hadis.



13



DAFTAR PUSTAKA Andayani. Dian, Majid. Abdul, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: Rosda, 2004. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1997 Ansyar, Muhammad Kurikulum, Fondasi, Desain, dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,2015 Hamalik, Oemar, Evaluasi kurikulum, cet. ke-2, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993. Hidayat, Sholeh Pengembangan Kurikulum Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015 Hidayati, Wiji, Pengembangan Kurikulum, Yogyakarta: Pedagogia, 2012. Manab, Abdul Manajemen Perubahan Kurikulum, Jogjakarta: Kalimedia 2014 Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, Omar, Falsafah Pendidikan Islam, terj. Hasan Langgulung, Jakarta: Bulan Bintang, 1975. Mulyasa, H.E, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014. Nasution, S, Kurikulum dan Pengajaran, cet. ke-4, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2006. Nurhayati, Anin, Kurikulum Inovasi Telaah terhadap Pengembangan Kurikulum Pendidikan Pesantren, Yogyakarta: Teras, 2010. Raharjo,



Rahmat, Inovasi



Kurikulum



Pendidikan



Agama



Islam, Yogyakarta:



Magnum Pustaka, 2010 Shalih Abdullah-, Abdur Rahman, Landasan dan Tujuan pendidikan menurut alQuran serta implementasinya, terj. Mutammam, cet. ke-1, Bandung: Diponegoro, 1991. Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, Surabaya: Elkaf 2006 Supriyanto Triyo, Marno Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, Malang: Refika Aditama, 2013 U.Saefullah, U, Manajemen Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2012 L. Daft, Richard, Management, New Jersey: Prentice Hall .2010 Ula, S. Shimatul, Manajemen Pendidikan Efektif, Jogjakarta: Berlian 2013 YaPEIM Management Academy Kuala Lumpur, Islamic Management, Kuala Lumpur :



National Library, 2013



14