mAKALAH nOVEL mARIPOSA [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang termasuk dalam prosa fiksi. Imajinasi merupakan daya khayal pengarang yang dituangkan dalam cerita. Jadi, pada dasarnya novel merupakan satu diantara jenis prosa fiksi yang melibatkan pengalaman pengarang berdasarkan kenyataan yang ada. Pengalaman pengarang itu kemudian dituangkan dalam cerita ke dalam bentuk novel melalui tokoh-tokoh yang ada dalam novel. Karya sastra terdiri dari unsur intrinsik dan ekstrinsik sebagai pembentuknya. Satu diantara unsur pembentuknya ialah tokoh. Tokoh menjadi unsur yang sangat penting dalam sebuah novel, karena tokoh menjadi dasar pengarang untuk mengembangkan karyanya. Akan tetapi, pada kenyataannya tokoh sering ditampilkan secara tersirat sehingga tidak semua pembaca dapat memahami maksud serta jalan pikiran tokoh dalam sebuah karya sastra. Perwatakan adalah pelukisan tokoh atau pelaku cerita melalui sifat-sifat, sikap, dan tingkah lakunya dalam cerita. Sifat menyeluruh dari manusia yang disorot termasuk perasaan, keindahan, cara berpikir, cara bertindak dan sebagainya. Perwatakan juga sering di sebut individu rekaan berwujud atau binatang yang mengalami peristiwa atau lakuan dalam cerita. Manusia yang menjadi tokoh dalam cerita fiksi dapat berkembang perwatakannya baik dari segi fisik maupun mentalnya. Novel Mariposa karya Luluk HF diterbitkan oleh Coconut Books, Depok pada Desember tahun 2018. Luluk HF lahir di Lamongan pada 14 Juni 1995, hobinya yaitu berimajinasi, menulis dan menonton film. Nama asli Luluk HF adalah Hidayatul Fajriyah. Sedangkan nama Luluk merupakan nama panggilan yang diberikan oleh kedua orang tuanya sejak kecil. Hingga pada akhirnya, Ia memilih menggunakan nama Luluk HF sebagai nama pena yang diberikan di setiap karyanya. Pekerjaannya adalah Penulis dan saat ini ia masih berstatus mahasiswa jurusan Manajemen di Universitas Muhammadiyah, Malang. Beberapa karyanya yaitu Delov, 2 Devil Enlovqer, EL dan yang masih hangat-hangatnya yaitu Mariposa. Novelnya yang berjudul EL diangkat ke layar lebar agar penikmatnya dapat lebih mudah memahami jalan ceritanya. Novel Mariposa juga akan diangkat ke layar lebar sebagai apresiasi karena antusiasme pembacanya sangat luar biasa bahkan saat ini telah dibaca lebih dari 60 juta kali di wattpad. Penulisan ini difokuskan pada unsur intrinsik yaitu perwatakan 1



2



tokoh khususnya Perwatakan tokoh utama dan tambahan karena didasarkan pada beberapa pertimbangan: pertama, Penulis ingin mengetahui bagaimana pengarang memberikan peran kepada para tokoh dalam cerita. Kedua, Penulis ingin mengetahui bagaimana pengarang menggambarkan watak tokoh dalam cerita karena dalam karya sastra keberhasilan pengarang menggambarkan watak tokoh menjadikan cerita itu lebih menarik. Ketiga, Penulis ingin mengetahui tujuan pengarang menampilkan watak tokoh dalam cerita. Alasan Penulis lebih tertarik meneliti perwatakan tokoh dalam novel Mariposa karya Luluk HF karena tokoh dalam novel ini mempunyai keunikan yang berbeda dari tokoh-tokoh yang ada di novel lain. Dalam tulisan ini akan ada 12 tokoh yang menjadi objek Penulisan. Pemilihan novel Mariposa karya Luluk HF menjadi objek Penulisan dikarenakan oleh beberapa alasan. Pertama, novel Mariposa karya Luluk HF ini merupakan novel kisah romansa dan persahabatan anak SMA zaman sekarang atau sesuai untuk generasi milenial. Kedua, novel Mariposa karya Luluk HF ini menggambarkan tokoh yang memiliki beragam sifat atau tingkah laku yang berbeda dari setiap tokohnya. Ketiga, novel Mariposa merupakan novel percintaan dan persahabatan anak SMA yang diangkat dari wattpad dan telah dibaca lebih dari 60 juta kali hingga akhirnya novel ini diterbitkan. Psikologi berasal dari bahasa Yunani psyche yang berarti jiwa, dan logos yang berarti ilmu. Psikologi adalah ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia. Karya fiksi psikologi merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan psikologi tokoh utama novel yang berhubungan dengan spiritual, emosional, dan mental para tokoh dengan cara lebih banyak mengkaji perwatakan daripada mengkaji alur atau peristiwa. Psikologi sastra yang dimaksud dalam skripsi ini adalah spiritual, emosional dan mental tokoh yang terdapat dalam novel Mariposa karya Luluk HF. Dasar konsep dari psikologi sastra adalah munculnya jalan buntu dalam memahami karya sastra, sedangkan pemahaman dari sisi lain dianggap belum bisa mewadahi tuntutan psikis, oleh karena itu muncullah psikologi sastra yang berfungsi sebagai jembatan interprestasi. Psikologi sastra memfokuskan pada aspek-aspek kejiwaan. Artinya dengan memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh Penulisan dapat mengungkap gejala-gejala psikologis tokoh, baik yang tersembunyi maupun yang sengaja disembunyikan oleh pengarang. Psikologi adalah suatu seni yang biasanya menyajikan situasi yang terkadang tidak masuk akal dan suatu kejadian yang mungkin bisa dikatakan fantastik. Penulisan terhadap perwatakan tokoh pada novel Mariposa dilakukan dengan tujuan agar pembaca memahami karakteristik tokoh yang ditampilkan dalam cerita. Selama kita membaca novel tersebut, pembaca hanya



3



melihat atau fokus pada tokoh baik dan jahat saja, sementara tokoh yang lain terlupakan oleh pembaca. Penulis tertarik meneliti perwatakan tokoh dalam novel Mariposa karena setiap pembahasan selalu dihadirkan tokoh-tokoh dengan karakteristik pribadi tokoh yang beragam. Penulisan terhadap mantra penawar anakanak dapat dikaitkan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada kelas XII semester II di Sekolah Menengah Atas (SMA). Merancang novel atau novelet dengan memerhatikan isi dan kebahasaan. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang maka fokus masalah dalam tulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perwatakan tokoh secara analitik dalam novel Mariposa karya Luluk HF?, 2. Bagaimana perwatakan tokoh secara dramatik?, 3. Bagaimana rencana implementasi hasil Penulisan terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah?. C. TUJUAN Tujuan dalam sebuah tulisan merupakan pedoman yang digunakan untuk memecahkan masalah dan menjadi fokus kerja sehingga penulisan ini dapat terarah dengan baik. Berdasarkan masalah tersebut, tujuan yang ingin dicapai dalam tulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan perwatakan tokoh secara analitik dalam novel Mariposa karya Luluk HF. 2. Mendeskripsikan perwatakan tokoh secara dramatik dalam novel Mariposa karya Luluk HF. 3. Mendeskripsikan rencana implementasi Penulisan ini dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. D. MANFAAT Tulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang sastra, hasil analisis ini diharapkan dapat menambah wawasan Bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran menganalisis watak tokoh dan dapat dijadikan materi pelengkap dalam apresiasi sastra disekolah, hasil analisis ini dijadikan acuan bagi siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk tulisan lebih lanjut



4



khususnya tulisan yang berkaitan dengan karya sastra berupa novel, dan Penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan bagi penulis lain, khususnya dalam masalah yang dibahas jika akan menulis perwatakan tokoh dalam novel. Ruang lingkup dalam tulisan ini yaitu analisis psikologi tokoh dalam novel Mariposa karya Luluk HF. Aspek yang diteliti yaitu perwatakan tokoh secara analitik, perwatakan tokoh secara dramatik, dan rencana implementasi Penulisan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.



5



BAB II TEORI A. KAJIAN TEORI Kajian Teori Novel menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari setiap tokoh yang ada dalam cerita. Menurut Reeve (dalam Wellek dan Werren 2014:282) “novel adalah gambaran dari kehidupan dan perilaku yang nyata, dari zaman pada saat novel itu ditulis”. Artinya bahwa novel yang di tulis oleh pengarang tersebut mengangkat jalan cerita atau kejadian nyata pada zaman kehidupan pengarang itu berbeda. Menurut Jasin (dalam Zulfahnur dkk, 1996:67) “novel adalah menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari tokoh cerita, dimana kejadian-kejadian itu menimbulkan pergolakan batin yang mengubah perjalanan nasib tokohnya”. Perwatakan tokoh adalah sifat yang tergambar pada tokoh dalam sebuah cerita yang oleh pengarang digambarkan watakwatak yang mudah dipahami.. Menurut Zulfahnur, dkk. (1996:29), “Perwatakan atau 4 penokohan adalah pelukisan tokoh/pelaku cerita melalui sifat-sifat, sikap dan tingkah lakunya dalam cerita. Zulfahnur dkk, (1996: 29) “pelukisan tokoh atau pelaku cerita melalui sifat-sifat, sikap dan tingkah lakunya dalam cerita. Robert Stanto (dalam Semi, 1988:39) perwatakan dalam suatu novel dapat dipandang dan pembaruan minat, keinginan, emosi, dan moral dan membentuk individu yang bermain dalam suatu cerita. Penggambaran perwatakan tokoh dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu: secara analitik dan secara dramatik. Menurut Albertine dan Lewis (dalam Wahyuningtyas dan Santosa, 2013:4) mengatakan teknik penggambaran tokoh sebagai berikut. 1) Secara analitik, yaitu pelukisan tokoh cerita yang dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian, dan penjelasan secara langsung. 2) Secara dramatik, yaitu pengarang tidak langsung mendeskripsikan sifat, sikap, dan tingkah laku tokoh, tetapi melalui beberapa teknik lain, yaitu: a) Teknik cakapan (percakapan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh cerita untuk menggambarkan sifat-sifat tokoh yang bersangkutan, b) Teknik tingkah laku (teknik untuk menunjukkan tingkah laku verbal yang berwujud kata-kata para tokoh, teknik tingkah laku yang berwujud katakata para tokoh, teknik tingkah laku yang menyaran pada tingkatan nonverbal atau fisik), 5



6



c) Teknik pikiran dan perasaan (teknik penururan untuk menggambarkan pikira dan perasaan tokoh), d) Teknik arus kesadaran (teknik yang berusaha menangkap pandangan dan aliran proses mental tokoh di mana tanggapan indera bercampur dengan kesadaran dan ketaksadaran pikiran, perasaan, ingatan, harapan, serta asosiasi-asosiasi acak. e) Teknik reaksi tokoh (teknik sebagai reaksi tokoh terhadap suatu kejadian, masalah, keadaan, kata dan sikap (tingkah laku) orang lain, dan sebagainya berupa rangsang dari luar diri tokoh yang bersangkutan), f) Teknik reaksi tokoh lain (teknik sebagai reaksi yang diberikan oleh tokoh lain terhadap tokoh utama), g) Teknik pelukisan latar (suasana latar dapat dipakai untuk melukiskan kedirian seorang tokoh), dan h) Teknik pelukisan fisik (teknik melukiskan keadaan fisik tokoh). Berkaitan dengan tokoh, Abrams (dalam Burhan, 1994:247) “orang-orang yang ditampilkan dalam sebuah karya naratif, atau drama yang oleh pembaca ditafsir memiliki kualitas normal dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan yang dilakukan dalam tindakan. Dilihat dari segi peranan tokoh dalam sebuah cerita tokoh dapat dibedakan menjadi 2, yaitu; tokoh utama dan tokoh pembantu. Pada tulisan ini akan di bahas semua tokoh dalam novel. Berkenaan dengan aspek pembelajaran sastra di sekolah, hasil Penulisan berkaitan dengan sastra modern yaitu berupa novel dapat dijadikan bahan ajar di sekolah untuk melatih kepekaan peserta didik akan lingkungan sastra dari aspek bacaan, menyimak, dan menulis dalam sastra. menurut Wellek dan Werren (1995:3) mengatakan sastra adalah suatu kajian kreatif , sebuah cabang seni. Sastra adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak. Sastra adalah karya imajinatif. Aspek pembelajaran sastra di sekolah dilihat dari segi (a) kurikulum, (b) tujuan pembelajaran sastra, (c) pemilihan bahan ajar, (d) keterbacaan, (e) materi, (f) metode, (g) media, (h) evaluasi. B. METODE Metode dalam tulisan ini adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan karena sesuai dengan objek tulisan sekaligus sumber data yang berbentuk teks yaitu berupa kalimat, kata, ungkapan, dan frasa yang terdapat dalam novel.



7



Metode deskripsi digunakan oleh Penulis untuk memberikan gambaran dan memaparkan analisis psikologi sastra. Menurut Moleong (2017:11) “Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.” tulisan yang bersifat deskriptif berarti data terurai dalam bentuk kata-kata atau gambargambar bukan dalam bentuk angka-angka. Bentuk tulisan yang digunakan adalah tulisan kualitatif. Tulisan kualitatif mengakui bahwa pengetahuan sebagian besar terdiri dari cara di mana ia dikomunikasikan (misalnya, pidato, menulis, tarian, gerakan, keheningan) dan bahwa bentuk-bentuk 5 pengetahuan alternatif membutuhkan mode yang sesuai dari representasi (Taylor, 2007:3). Tulisan ini bersifat deskriptif karena data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis, melainkan hasil analisis itu berupa deskripsi dari gejala-gejala yang diamati. Sumber data dari tulisan ini adalah novel berjudul Mariposa karya Luluk HF. Novel Mariposa ditulis oleh Luluk HF dan diterbitkan pertama kali tahun 2018. Novel ini terdiri dari 496 halaman dan Penulis menggunakan cetakan pertama yang dicetak oleh Coconut Books, Depok, 2018. Data Penulisan ini adalah perwatakan tokoh (khususnya tokoh utama dan tambahan) dilihat dari perwatakan melalui teknik dramatik, dan teknik analitik tokoh dalam novel Mariposa karya Luluk HF. Perwatakan yang terdapat dalam novel yang berjudul Mariposa karya Luluk HF yang tercermin dalam kutipan, frasa dan kalimat. Alat pengumpul data dalam tulisan ini adalah Penulis sendiri. Selain itu alat pengumpul data yang digunakan yaitu kartu pencatat yang berisi catatan dari hasil membaca dan menelaah tokoh novel Mariposa karya Luluk HF. Teknik yang digunakan dalam tulisan ini adalah teknik studi pustaka. Dengan cara pengumpulan data deskriptif yaitu berupa buku, referensi, artikel dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan objek Penulisan. Proses pengumpulan data menggunakan teknik baca yaitu dengan membaca keseluruhan novel dengan cermat dan berulang-ulang. Kemudian teknik catat yaitu dengan mencatat data yang sesuai dan mengandung data yang berhubungan dengan fokus tulisan yang ditemukan dari hasil bacaan. Hal ini direalisasikan penulis dengan cara menelaah novel Mariposa karya Luluk HF yang menjadi dokumen Penulisan ini. Langkah pengumpul data dalam tulisan ini sebagai berikut. 1. Menyiapkan catatan pengamatan sebagai alat pengumpul data serta alat tulis. 2. Penulis membaca novel Mariposa karya Luluk HF secara berulang-ulang.



8



3. Penulis mengidentifikasi data-data secara berurutan atau berdasarkan permasalahan yang akan diteliti yaitu perwatakan melalui jalan pikiran tokoh, analisis langsung watak tokoh dan implementasinya untuk pembelajaran di sekolah. 4. Penulis memberi tanda data-data atau mencatat data berupa kata, frasa, kalimat atau kutipan-kutipan yang telah diidentifikasi atau ditemukan yang mencerminkan atau mengacu pada permasalahan yang akan diteliti, yaitu perwatakan melalui jalan pikiran tokoh, analisis langsung watak tokoh dalam novel Mariposa karya Luluk HF. 5. Mengklasifikasi data Pengujian keabsahan data perlu dilakukan agar data-data yang diperoleh benar-benar objektif sehingga hasil Penulisan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam tulisan ini Penulis menggunakan empat teknik dalam pengecekan keabsahan data sebagai berikut. 1) Ketekunan pengamatan 2) triangulasi 3) pemeriksaan teman sejawat, dan 4) kecukupan referensi. C. TEKNIK ANALISIS DATA Teknik analisis data yang digunakan dalam tulisan ini teknik analisis psikologi tokoh, yang bertujuan untuk menganalisis data mencakup perwatakan tokoh dalam novel Mariposa karya Luluk HF. Teknik analisis data adalah cara yang digunakan Penulis untuk menganalisis



data.



Analisis



pada



dasarnya



adalah



proses



pemaknaan



(Endraswara, 2011:111). Adapun teknik dalam menganalisis data dalam tulisan ini sebagai berikut. 1. Menganalisis dan menginterprestasikan perwatakan tokoh secara analitik dalam novel Mariposa karya Luluk HF. 2. Meganalisis dan nginterprestasikan perwatakan tokoh secara dramatik dalam novel Mariposa karya Luluk HF. 3. Mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 4. Mendiskusikan hasil analisis dan interprestasi dengan kedua dosen pembimbing. 5. Menarik kesimpulan hasil analisis data Penulisan. Tahap ini dilakukan berdasarkan deskripsi tentang perwatakan tokoh dalam 6 novel Mariposa karya Luluk HF.



9



BAB III PEMBAHASAN A. HASIL Hasil Penulisan Menganalisis sastra atau karya sastra (Menganalisis perwatakan dalam novel) adalah usaha untuk menemukan data yang berkaitan dengan Penulisan. Karya sastra merupakan struktur makna atau struktur yang bermakna. Pendekatan psikologi sastra pada sebuah karya sastra memberikan perhatian pada masalah yang berkaitan dengan unsurunsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional yang terkandung dalam sastra. mode atau gaya penulisan yang dibentuk oleh hubungan beragam unsur menurut konvensi atau kaidah sastra. Faktor hubungan antar beragam unsur tersebut menghasilkan efek yang tidak merujuk kepada realita di luar sistem tersebut. Efek tersebut dikelompokkan sesuai dengan pembagian cara penggambaran watak tokoh yang terdapat dalam novel Mariposa karya Luluk HF yaitu perwatakan tokoh secara analitik dan perwatakan tokoh secara dramatik. Perwatakan tokoh secara analitik terbagi menjadi dua yaitu melalui sifat lahir (fisik) tokoh dan melalui sifat batin tokoh terdapat dua bagian yaitu melalui perasaan tokoh dan melalui hasrat tokoh. Sedangkan, perwatakan tokoh secara dramatik terbagi menjadi dua yaitu melalui teknik ucapan tokoh dan perbuatan tokoh. Hasil Penulisan ini dapat diimplementasikan



dalam



pembelajaran



bahasa



Indonesia



di



sekolah.



Kompetensi Dasar 3.9 mengidentifikasi isi dan kebahasaan novel dan 4.7 merancang novel atau novelet dengan memerhatikan isi dan kebahasaan. Pembahasan Data kutipan dan analisis perwatakan tokoh dalam novel Mariposa karya Luluk HF sebagai berikut. 1. Perwatakan tokoh secara analitik a. Melalui teknik sifat lahir (fisik) tokoh Perwatakan Acha dilakukan oleh pengarang melalui perbuatan yang dilakukan oleh Acha. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut ini. “Acha berjalan di belakang Iqbal mengekori pria itu seperti anak kecil. Hampir dua puluh menit Acha tertidur di dada Iqbal, bersandar pada pria itu. Kini, Acha tak bisa berhenti senyum-senyum sendiri. Acha tidak menyangka Iqbal akan menunggu dan menjaganya selama itu. Ternyata ada untungnya juga penyakit anemianya kambuh. Untung saja, rasa lelah dan pusing Acha hilang lebih cepat. Energinya pun perlahan kembali dan membuatnya cukup kuat untuk berjalan sendiri.” (Mariposa:38-39) Kutipan tersebut 9



10



menggambarkan perwatakan yang dialami oleh diri Acha. Pengarang menggambaran perwatakan yang menghasilkan watak senang ketika Acha tertidur di dada Iqbal saat penyakitnya kambuh. Hal tersebut terlihat ada kata kunci “Hampir dua puluh menit Acha tertidur di dada Iqbal, bersandar pada pria itu. Kini, Acha tak bisa berhenti senyum-senyum sendiri. Acha tidak menyangka Iqbal akan menunggu dan menjaganya selama itu. Ternyata ada untungnya juga penyakit anemianya kambuh.” Kutipan tersebut menggambarkan watak Acha yang senang saat tertidur di dada Iqbal dan bersandar pada pria itu. Acha senang karena bisa bersandar pada Iqbal saat penyakitnya tiba-tiba kambuh. Ketika penyakit anaemia Acha kambuh, Acha berbaring di dada Iqbal dan bersandar pada pria itu. Dengan hal tersebut akhirnya Acha bersandar pada dada Iqbal dan Iqbal menunggunya sampai ia terbangun. Dari kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Acha sangat senang karena bisa berbaring di dada Iqbal dan Iqbal menunggunya sampai ia terbangun. Sikap senang yang dimiliki oleh Acha mencerminkan kepada kita, sebagai seorang pemuda kita harus selalu senang dalam keadaan apapun itu. b. Perwatakan melalui teknik sifat batin tokoh a) Melalui



perasaan



tokoh



Kutipan



yang



berkaitan



dengan



penggambaran perwatakan tokoh Acha melalui sifat batin dapat dilihat dari kutipan berikut ini. 7 “Acha berbalik badan, melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Acha berjalan dengan kepala tertunduk, saat itu juga pertahanan Acha pecah, air mata Acha mulai turun dengan sendirinya. Yang membuat Acha semakin sedih adalah Iqbal masih belum juga mengucapkan selamat ulang tahun untuknya. Hal yang penting bagi Acha, namun sepele bagi Iqbal. Acha masuk ke dalam mobil, menyuruh mamanya segera beranjak dari sana. Sepanjang perjalanan, Acha Cuma bisa menangis menahan isak, ia tak membalas satu pun pertanyaan mamanya. Acha hanya ingin cepat-cepat sampai rumah.” (Mariposa:295) Kutipan tersebut menggambarkan perasaan sedih yang terjadi pada diri Acha. Perasaan sedih tersebut merupakan wujud dari psikologi yang dialami oleh tokoh Acha. Hal tePrsebut terlihat pada kata kunci yaitu “Acha berjalan dengan kepala tertunduk, saat itu juga pertahanan Acha pecah, air mata Acha mulai turun dengan sendirinya. Yang membuat Acha semakin sedih adalah Iqbal masih belum juga mengucapkan



11



selamat ulang tahun untuknya”. Perasaan yang dialami oleh Acha pada kutipan tersebut merupakan bentuk ungkapan adanya perasaan sedih ketika Iqbal belum mengucapkan uselamat ulang tahun kepada dirinya. Perasaan sedih yang dialami oleh Acha terjadi ketika Acha berjalan dengan kepala tertunduk dan saat itu juga air matanya menetes karena Iqbal belum mengucapkan selamat ulang tahun kepada dirinya. Kemudian Acha masuk ke dalam mobil dan meminta mamanya segera beranjak dari sana. Sepanjang perjalanan Acha hanya menangis menahan isak, ia tak membalas satu pertanyaan mamanya. Dengan perasaan yang begitu sedih akhirnya Acha mengajak mamanya pulang ke rumah. Melalui hasrat tokoh Perwatakan Juna dilukiskan oleh pengarang melalui hasrat yang dilakukan oleh Juna. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut ini. “Acha terkejut karena tiba-tiba Juna mengenggam erat kedua tangannya. Juna menatap Acha dengan serius. “Gue tahu, Cha. Gue tahu siapa yang lo suka. Iqbal, kan? Satu sekolah siapa yang nggak tau hal itu, dan semua juga tahu bahwa Iqbal nggak suka sama lo. Dia nggak bales cinta lo.” Acha berusaha melepaskan tangan Juna. “Kasih gue kesempatan, Cha. Gue akan berusaha bikin lo lupa sama Iqbal. Gue akan bahagiain lo lebih dari Iqbal. Gue janji.” Tapi Juna, Ach....” “Cewek secantik dan sebaik lo nggak pantes, Cha, dapat perlakuan kejam seperti ini. Gue nggak ingin liat losedih lagi. Semakin Iqbal nyakitin lo, semakin buat gue tertantang buat bahagiain lo.” Acha menundukan kepalanya Ia tidak tahu harus menjawab apa”. (Mariposa:125) Kutipan tersebut menggambarkan perwatakan yang terjadi pada diri Juna. Pengarang menggambarkan perwatakan yang menghasilkan hasrat ingin memiliki melalui perbuatan Juna ketika ia mengungkapkan perasaannya. Hingga pada suatu saat ia ingin sekali Acha menjadi kekasihnya. Hal tersebut terlihat pada kata kunci yaitu ”Juna menatap Acha dengan serius. “Gue tahu, Cha. Gue tahu siapa yang lo suka. Iqbal, kan? Satu sekolah siapa yang nggak tau hal itu, dan semua juga tahu bahwa Iqbal nggak suka sama lo. Dia nggak bales cinta lo.” Acha berusaha melepaskan tangan Juna. “Kasih gue kesempatan, Cha. Gue akan berusaha bikin lo lupa sama Iqbal. Gue akan bahagiain lo lebih dari Iqbal. Gue janji”. Kutipan tersebut



12



menggambarkan bahwa Juna sangat ingin sekali untuk memiliki gadis cantik itu. Pada suatu saat Juna sangat ingin memiliki Acha karena tak tega melihat Acha mendapat perlakuan kejam dari Iqbal. Juna sangat ingin membahagiakan Acha, ia meminta kesempatan untuk membuktikan ketulusannya dan berjanji akan membahagiakan Acha. Dengan sikap Juna tersebut, Juna berkeinginan agar Acha menjadi kekasihnya. Dari kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Juna berkeinginan untuk memiliki Acha menjadi kekasihnya. 3. Perwatakan tokoh secara dramatik a. Melalui perbuatan tokoh 8 Kutipan yang berkaitan dengan penggambaran perwatakan tokoh Acha dapat dilihat dalam kutipan berikut ini. “Acha menggangguk menurut, ia menarik tas Iqbal dan segera membukanya. Acha menemukan banyak barang di tas Iqbal. Mulai dari buku-buku paket, buku tulis, dan sebuah sertifikat IELTS beserta brosur bergambar gedung kampus mewah tulisan Bristol University yang diklip menjadi satu. Acha meneguk ludahnya, pikirannya mulai kemanamana ketika melihat dua benda itu. “Cha, mana? Udah belum?” Acha tersadarkan, ia segera mengeluarkan kotak pensil Iqbal, membukanya dan mengambil kartu pelajar milik Iqbal. “Ini, Rian,” ucap Acha memberikannya. Rian menerima dengan senang hati. “Thanks, Cha,” ucap Rian. “Gue ke koperasi dulu, fotokopi kartu-kartu ini.” “Iya, Rian.” Acha melihat Rian menghilang dengan cepat dari hadapannya. Kemudian, pandangannya kembali ke tas Iqbal. Acha awalnya sedikit ragu, namun ia memberanikan diri untuk mengeluarkan brosur dan sertifikat itu. Acha membacanya sekilas. “Iqbal mau kuliah di Inggris-kah?” Acha tak ingin berlama-lama



melihatnya,



hatinya



terasa



sakit.



Acha



segera



memasukannya lagi ke dalam tas Iqbal dan mengembalikan tas Iqbal ke tempat semula.” (Mariposa:404-405) Kutipan tersebut menggambarkan perwatakan yang terjadi pada diri Acha. Pengarang menggambarkan perwatakan yang menghasilkan watak sedih ketika ia menemukan sebuah sertifikat IELTS beserta brosur bergambar gedung kampus mewah tulisan Bristol University yang diklip menjadi satu di tas Iqbal. Hal tersebut terlihat pada kata kunci “Acha menggangguk menurut, ia menarik tas Iqbal dan segera membukanya. Acha menemukan banyak barang di tas Iqbal. Mulai dari buku-buku paket, buku tulis, dan sebuah sertifikat IELTS beserta brosur bergambar gedung kampus mewah



13



tulisan Bristol University yang diklip menjadi satu. Acha meneguk ludahnya, pikirannya mulai kemana-mana ketika melihat dua benda itu”. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa Acha sedih ketika Iqbal membaca brosur yang ia temukan di tas Iqbal bahwa Iqbal akan kuliah di luar negeri. Acha begitu sedih ketika ia melihat berkas yang diklip jadi satu dan membaca brosur yang ia temukan di tas Iqbal. Acha merasa sangat sedih sekali hingga ia tak ingin lamalama melihatnya. Watak sedih yang ada pada diri Acha membuat hatinya terasa sesak. Dari kutipan tersebut, dapat di simpulkan bahwa Acha sangat sedih ketika melihat di tas Iqbal ada sertifikat IELTS dan brosur Bristol University serta berkas lainnya yang sudah diklip menjadi satu. Sikap sedih yang dimiliki Acha mencerminkan kepada kita bahwa sebagai seorang pemuda harus jujur jangan membuat pasangan kita sedih. b. Melalui ucapan tokoh Perwatakan Acha dilakukan oleh pengarang melalui ucapannya. Perwatakan Acha dapat di lihat dari cerminan kutipankutipan berikut ini. “Acha menganggukkan kepalanya cepat. “Acha ngerasa kalau Iqbal itu cinta pertama Acha. Baru kali ini, Acha langsung jatuh cinta sama pria di pertemuan pertama. Iqbal seperti punya aura yang berbeda dengan pria-pria lain yang pernah Acha kenal.” “Hm, dia keponakan Aura Kasih mungkin,” potong Amanda sembarang. “Pokoknya, Acha benar-benar jatuh hati sama Iqbal! Dia cowok pertama yang buat hati Acha bergetar-getar nggak karuan.” (Mariposa:8) Kutipan tersebut menggambarkan perwatakan yang terjadi pada diri Acha. Pengarang menggambarkan perwatakan yang menghasilkan watak cinta melalui ucapan Acha ketika mengatakan kepada Amanda bahwa ia jatuh hati kepada Iqbal pada pandangan pertama. Acha merasa jika Iqbal itu cinta pertamanya. Hal tersebut terlihat pada kata kunci ”Pokoknya, Acha benar-benar jatuh hati sama Iqbal! Dia cowok pertama yang buat hati Acha bergetar-getar nggak karuan“. Kutipan tersebut menggambarkan bahwa Acha jatuh cinta kepada Iqbal pada pandangan pertama. Acha begitu cinta kepada Iqbal saat pertama kali bertemu dengan Iqbal di 9 olimpiade tingkat nasional. Pada saat pandangan pertama, Acha sudah jauh hati pada Iqbal. Perasaan cinta yang Acha miliki membawa Acha bertemu kembali dengan Iqbal, saat Acha pindah sekolah ke SMA Arwana. Sehingga ketika Acha dapat bertemu dengan Iqbal perasaan cinta yang ada pada diri Acha dapat Acha curahkan kepada pria



14



idamannya tersebut. Dari kutipan tersebut, dapat di simpulkan bahwa Acha sangat cinta kepada Iqbal sehingga ia tidak ingin satu haripun terlewati tidak bertemu iqbal. Sikap cinta yang dimiliki acha mencerminkan kepada kita, sebagai seorang pemuda kita harus memperjuangkan cinta yang tulus apapun rintangan yang harus di hadapi.



15



BAB IV SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis data tentang psikologi perwatakan tokoh pada novel Mariposa karya Luluk HF serta penerapannya dalam pembelajaran di sekolah, maka dapat disimpulkan bahwa Penulisan ini berhasil menemukan perwatakan tokoh secara analitik dan dramatik pada novel Mariposa karya Luluk HF. a. Perwatakan tokoh dalam novel Mariposa karya Luluk HF dilihat secara analitik atau secara langsung terdiri dari dua teknik melalui sifat lahir (fisik) tokoh dan melalui sifat batin tokoh yang terbagi menjadi dua bagian yaitu melalui perasaan tokoh dan melalui hasrat tokoh. b. Perwatakan tokoh secara dramatik atau secara tidak langsung terdiri dari dua bagian yaitu melalui teknik perbuatan dan teknik ucapan tokoh. c. Rencana implementasi hasil Penulisan untuk menganalisis novel dalam pada tingkat SMA kelas XII semester 2. B. Saran Guru menggunakan novel ini sebagai bahan ajar di sekolah. Siswa menganalisis



tokoh



yang



memiliki



perwatakan



yaitu



cara



pengarang



menampilkan perwatakan tokoh. Demikian saran-saran yang dapat Penulis sampaikan, semoga saran dari Penulis mendapatkan tanggapan dan apresiasi dari pembaca.



15



16



DAFTAR RUJUKAN Endraswara, Suwandi. 2011. Metodologi Penulisan Sastra-Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi, Edisi Revisi. Yogyakarta: CAPS Luluk H.F. 2018. Mariposa. Depok: Coconut Books. Moleong, L. J. 2017. Metodologi Penulisan Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurgiyantoro, B.. 2015. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Taylor, C. Peter and Wallace. 2016. Contemporary Qualitative Reserch Exemplars for Science and Mathematics Educators. Australia: Acid-free paper Wellek, Rene dan Werren. 2014. Teori Kesusastraan. Yogyakarta: Gramedia Pustaka Utama. Zulfahnur, dkk. 1996. Teori Sastra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.



16



17



KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan Bedah Buku yang berjudul “Mariposa”. Terima kasih saya ucapkan kepada Guru yang telah membimbing dalam pembutan bedah buku ini baik secara miral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Kami menyadari, bahwa Bedah Buku ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga hasil Bedah Buku ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan. Salam Hormat Kami Penulis



RINALDI



ii



18



DAFTAR ISI COVER …………………………………………………………………………



i



KATA PENGANTAR ………………………………………………………….



ii



DAFTAR ISI ……………………………………………………………………



iii



BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………



1



A. Latar Belakang …………………………………………………………..



1



B. Rumusan Masalah ……………………………………………………….



3



C. Tujuan …………………………………………………………………… 3 D. Manfaat ………………………………………………………………….



3



BAB II TEORI …………………………………………………………………



5



A. Kajian Teori …………………………………………………………….



5



B. Metode …………………………………………………………………..



6



C. Teknik Analisis Data ……………………………………………………



8



BAB III PEMBAHASAN ……………………………………………………...



9



A. Hasil …………………………………………………………………….



9



1. Perwatakan Tokoh Secara Analitik …………………………………



9



2. Perwatakan melalui teknik sifat batin Tokoh ……………………….



10



3. Perwatakan Tokoh Secara Dramatik ……………………………….



12



BAB IV PENUTUP …………………………………………………………….



15



A. Simpulan ………………………………………………………………… 15 B. Saran …………………………………………………………………….. 15 DAFTAR RUJUKAN ………………………………………………………….. 16



iii