Makalah Nyanyian Rakyat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Folklor sebagai satu disiplin, atau cabang ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, belum lama diusahakan perkembangannya di lndonesia, namun bahan-bahan folklor Indonesia sudah lama dikumpulkan dan dipelajari sarjana-sarjana dari disiplin lainnya. Dalam tahun 1908 umpamanya, pemerintah kolonial Belanda telah mendirikan Panitia Kesusastraan Rakyat (Commissie voor de Volkslectuur), dengan maksud untuk mengumpulkan dan menerbitkan kesusastraan tradisional dan populer, yang banyak terdapat di Indonesia, namun sampai pada masa itu belum dapat diperoleh oleh umum (Danandjaja, 1991:9). Menurut Jan Harold Brunvad, nyanyian rakyat adalah salah satu genre atau bentuk foklor yang terdiri dari kata-kata dan lagu, yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional, serta banyak mempunyai varian (Brunvad, 1968:130). Berbeda dengan kebanyakan bentuk-bentuk foklor lainnya, nyanyian rakyat berasal dari bermacam-macam sumber dan timbul dalam berbagai macam media. Sering kali juga nyanyian rakyat ini kemudian dipinjam oleh pengubah nyanyian profesional untuk diolah lebih lanjut menjadi nyanyian pop atau klasik (seriosa). Walaupun demikian, identitas folkroritasnya msaih dapat kita kenali karena masih ada varian folklornya yang beredar dalam peredaran lisan (oral transmision).



1.2 Rumusan Masalah Rumusan Masalah dalam penulisan makalah ini adalah: 1. Apakah Pengertian dari Nyanyian Rakyat? 2.



Apasajakah Jenis-Jenis Nyanyian Rakyat?



3. Apa Fungsi dari Nyanyian Rakyat? 1



1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 1. Mendeskripsikan Pengertian dari Nyanyian Rakyat. 2. Mendeskripsikan Jenis-Jenis Nyanyian Rakyat. 3. Mendeskripsikan Nyanyian Rakyat.



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Nyanyian Rakyat (Folksong) Menurut Jan Harold Brunvad, nyanyian rakyat adalah salah satu genre atau bentuk foklor yang terdiri dari kata-kata dan lagu, yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional, serta banyak mempunyai varian (Brunvad, 1968:130). Berbeda dengan kebanyakan bentuk-bentuk foklor lainnya, nyanyian rakyat berasal dari bermacam-macam sumber dan timbul dalam berbagai macam media. Sering kali juga nyanyian rakyat ini kemudian dipinjam oleh pengubah nyanyian profesional untuk diolah lebih lanjut menjadi nyanyian pop atau klasik (seriosa). Walaupun demikian, identitas folkroritasnya msaih dapat kita kenali karena masih ada varian folklornya yang beredar dalam peredaran lisan (oral transmision). Dalam nyanyian rakyat kata-kata dan lagu merupakan dwitunggal yang tak terpisahkan, sehingga salah besar jika dalam pengumpulan nyanyian rakyat orang tidak sekaligus mengumpulkan lagunya. Dalam kenyataan, teks nyanyian rakyat selalu dinyanyiakan oleh informan dan jarang sekali yang hanyadi sajakkan (rcite) saja. Namun tks, yang sama tidak selalu dinyanyikan dengan lagu yang sama. Dan sebaliknya, lagu yang sama sering di pergunakan duntuk nyanyikan beberapa tks nyanyian rakyat yang berbeda. Lagu rakyat inggris Twinkle Litle Star seringkali dinyanyikan dengan lagu yang berbeda. Dan teks lagulagu rakyat Twinkle Litle Star dan Baa Baa BlackSheep sering di nyanyikan dengan lagu yang identik (lihat Bruvad 1968:30). Nyanyian rakyat dapat dibedakan dengan nyanyian lainnya, seperti nyanyian pop atau klasik (art song), karena sifatnya yang mudah dapat berubah-ubah, baik bentuk maupun isinya. Sifat tidak kaku ini tidak memiliki oleh bentuk nyanyian yang lain . hal ini disebabkan nyanyian seriosa (klasik) dipelajari orang dari buku nyanyian tercetak tepat seperti apa yang 3



asli di tulis oleh pengubahnya. Penyanyi pforesional nyanyian seriosa diwajibkan untuk membawakannya dengan cara yang berlaku pada masa nyanyian itu diciptakan, seperti yang diingini oleh pengubahnya. Jika diyanyikan tidak sesuai dengan yang telah ditentukan, akan dicela oleh para pendengarnya. Hal ini disebabkan semua penggemarnya telah menguasai naskah agu (score) aslinya. Nyanyian-nyanyian yang termasuk seriosa indonesia misalnya adalah hasil karya Mochtar Embut Di Wajahmu Kulihat Bulan. Seperti halnya dengan nyayian seriosa,nyanyian pop juga tercetak, lebih sering lagi direkam secara komersil, dan juga merupakan buah tangan pengubah lagu profesional. Namun berbeda dengan penggubah nyanyian seriosa, pnggubah nyanyian pop da kalanya lebih tepat apabila di golongkan sebagai pengusaha, atau spekulator lagu, daripada seorang seniman. Hal ini disebabkan mereka mencipta nyayian pop bukan berdasarkanilham yang didorong oleh perasaan seni melainkan didorong oleh ilham mencari untung secara komersil. Para penyanyi nyanyian pop profesional diwajibkan untuk menyanyikan nyanyian popnya seperti dikehendaki oleh penggubahnya atau penatanya dan harus membayar uang royaltis kepada penggubahnya atau pemiliknya. Nyanyian pop biasanya lebih bersifat stereotipis daripada lagu seriosa (Bruvad 1968:131). Di indonesia misalnya ada suatu masa semua nyanyian popnya bernada calyps, seperti misalnya lagu Ayam den Lape yang dinyanyikan oleh Nurseha dan di iringi orkes Gumarang dibawah pimpinan Asbon pada tahun lima puluhan. Sejak tahun 1977 karena para remaja indonesia keranjingan lagu-lagu dengan nada dangdut, maka banyak penggubahlagu yang beralih mengarang nyanyian-nyanyian pop yang bergaya dangdut. Sebagai pencipta nyanyian pop, sikap mereka ini wajar karena dorongan daya cipta mereka memang bersifat komersial, yakni untuk mencari untung. Jika mereka tidak dapat menyesuaikan diri mereka akan mati kelaparan. Nyanyian pop pada umumnya mengalami masa kemasyuran yang singkat, bahkan usia hidupnya pun pendek pula. Nyanyian pop menjadi populer,terutama di antara para remaja, umtuk beberapa minggu atau bulan dan setelah itu dilupakan orang. Nyanyian pop di man-mana kebanyakan bertemakan cinta, cinta yang tidak tercapai, sehingga cengeng sifatnya. Menurut Remy Sylado lirik nyanyian pop indonesia selalu dalam 4



ratapan bertanya dan mencari-cari jawaban tanpa berusaha untuk memerangi kesedihan itu. Kata “mengapa” rat-rata tlah menjadi suatu manifestasi ketidaktentuan maknawi. Seni pop hanya “mengapa” melulu dan tidak pernah memberi jawaban tentang itu. Lirik lagu Dunia Buram nyanyian AKA. Kerugian Cadas dari Surabaya, misalnya berbunyi: Oh mengapakah terjadi Kisah yang harus kujauhi Sebelum kusesali nanti Mesti kukembali



Lirik lagu Panbers berjudul megapa dari Mercy’s juga berbunyi: Mengapa hidupku Selalu sendiri Mengapa hatiku Selalu bersedih



Dan masih banyak lagi contoh yang diajukan Remi Syaldo mengenai lirik lagu pop indonesia, yang mengandung kata “mengapa” (lihat Sylado,1977:26). Nyanyian rayat lebih luas peredarannya pada suatu kolektif daripada nyanyian seriosa atau nyanyian pop dan dapat bertahan untuk beberapa generasi. Tempat peredaran nynyian rakyat lebih luas daripada nyanyian seriosa maupun pop. Hal ni disebabkan jika nyanyian sriosa dan pop hanya beredar di antara kolektif yang melek huruf dan semi melek huruf, maka nyanyia n rakyat selain beredar di antara kolektif buta huruf dan semi buta huruf juga beredar di antara yang melek huruf. Umur nyanyian rakyat lebih panjang daripada nyanyian pop. Banyak nyanyian rakyat yang malah lebih tua daripada nyanyian seriosa. Bentuk nyanyian rakyat sangat beraneka warna, yakni dari yang paling sederhana sampai yang cukup rumit.



5



Ciri yang membedakan nyanyian rakyat dari nyanyian pop dari keyataan pop dan nyanyian seriosa adalah penyebarannya yang melalui lisan. Sehingga bersifat tradisi lisan dan dapat menimbulkan varian-varian. Dalam kenyataan, berdasarkan asalnya, sukar sekali membedakan nyanyian-nyanyian ke dalam nyanyian rakyat, nyanyian pop, atau nyanyianseriosa. Hal ini disebabkan ada juga nyanyian rakyat yang berasal dari nyanyian seriosa atau pop. Menurut Bruvand banyak ahli musik yang menekankan bahwa nyanyian rakyat telah menjadi abadi karena telah menjadi bagian dari tradisi lisan, namun itu tidak berarti bahwa mereka harus berasal dari sana (Bruvand 1968:131-132). Nyanyian seriosa jerman The Welding March yang merupakan nyanyian pengiring penganting, yag merupakan bagian dari opera “Lohengrin” gubahan Richard



Wagner,



kemudian berubah menjadi nyanyian pop setelah dipergunakan pada setiap upacara pernikahan di seluruh dunia (termasuk juga di kota-kota besar di indonesia terutama pada folk yang mendapat pengaruh barat). Namun bersamaan dengan itu, nyanyian seriosa ini juga telah berubah menjadi nyanyian rakyat sewaktu masuk ke dalam peredaran nyanyiannyanyian yang digemari rakyat jelata. Contohnya adalah sebagai berikut : Here comes the bride ( disini datang mempelai wanita) Big fat, and wife ( Besar, gemuk dan lebar), See how she wobles from to side (lihat bagaimana ia terhunyung-hunyung ke kiri ke kanan). (Bruvand 1968: 132).



Demikian juga lagu Toreador Song,



dari opera “Carmen” karya George Bizet, dapat



menjadi nyanyian rakyat apabila di nyanyikan dengan lirik sebagai berikut. Oh Theodoran (Oh Theodoran) Don’t spit on the floor-a (jangan berludah di lantai-a) Use the cuspidora-a (pakailah tempolong-a) That’s what it’s for-a (yang memang dimaksudkan untuk itu-a)



6



Ada kemungkinan juga bahwa lagu pop, karena mempunyai kualitas yang baik terutama dalam hal lagunya, kemudian menjadi abadi, sehingga dapat di anggap menjadi nyanyian Smoke gets in your eyes dan dari Indonesia nyanyian “Bengawan Solo” Gesang atau nyanyian “Naik-Naik Ke Puncak Gunung” nyanyian yang terakhir karena dapat hidup terus kini boleh dianggap sebagai nyanyian klasik. Namun bersamaan dengan lirik aslinya yang berbunyi : Naik-naik ke puncak gunung, Tinggi-tinggi sekali. di kalangan folk pelajar bangor beredar lirik yang berbunyi: Baik-naik kegunung nyonya, Susu,susu melulu…



Dengan adanya lirik ini, sebagian dari nyanyian “Naik-naik ke puncak gunung” telah berubah menjadi nyanyian rakyat. Demikian juga halnya dengan nyanyian rakyat , jika bagus, dan kebetulan ada penggubah lagu yang ingin mengolahnya lagi secara gaya seriosa atau pop, maka akan berubah diri menjadi nyanyian seriosa atau pop. Contohnya nyanyian rakyat “Terang Bulan” dari indonesia, malah di malaysia telah berubah menjadi nyanyian seriosa, karena telah di angkat mnjadi nyanyian kebangsaan negara itu, atau nyanyian rakyat “Genjer-genjer” yang berasal dari daerah blambangan, Jawa Timur, yang pada zaman pra G 30 S, pernah menjadi lagu pop. Itulah sebabnya, kita tidak segera dapat menjawab pertanyaan yang berbunyi “Apakah nyanyian Pop Ame-Ame itu nyanyian rakyat atau nyanyian pop?” sebelum menjawab kita harus balik bertanya dahulu, versi yang mana yang di maksud oleh penanya, yakni “Pok Ame-Ame” yang di nyanyi kan ibu-ibu sekampung atau yang sudah diolah dan menjadi repertoar band musik pop si begus, yang beberapa tahun yang lalu pernah tenar itu. Yang pertama adalahtetap nyanyian rakyat, sedangkan yamg terakhir sudah berubah diri menjadi menjadi nyanyian pop. 7



2.2 Jenis-jenis Nyanyian Rakyat Berhubungan nyanyian rakyat terdiri dari dua unsur yang penting, yakni lirik (kata-kata) dan lagu, maka sudah tentu dalam kenyataan nya dapat ssaj terjadi bahwa selalu satu unsurnya kan lebih menonjol daripada unsur yang lain. Oleh karena nya, maka ada nyanyian rakyat yang liriknya, jika dibandingkan dengan lagunya, tidak penting, atau sebaliknya, yang lebijh dipentingkan daripada liriknya. Oleh Brunvand nyanyian rakyat semacam ini disebut proto folksong nyanyian rakyat yang bersifat permulaan. Di AS nyanyian yang tergolong jenis ini adalah yang disebut wordless folksong nyanyian rakyat tanpa kata-kata, yakni suara yang dikeluarkan nyanyian hanya meniru suara biola. Nyanyian jenis ini biasa dipergunakan untuk mengiringi suatu tarian rakyat. Jenis nyanyian rakyat yang menirukan suara biola itu disebut chi music atau diding (buvand 1968:136). Seabdainya pun ada kata-kata, maka katakata itu tidak bermakna apa-apa. Di Indonesia nyanyian rakyat yang dapat di golongkan ke dalam jenis ini adalah nyanyian yang di pergunakan untuk mengiri tarian Kecak dan Bali. Kata-kata yang di ucapkan dalam nyanyian Kecap hanya berupa suara menirukan suara gamelan Bali (gong). Itulah sebabnya nyanyian Kecak oleh penduduk Bali di golongkan dalam jenis gong pesuara, yakni gamelan yang mempergunakan suara manusia. Selanjutnya nyanyian kanak-kanak bayi “Pok Ame-Ame” boleh juga kita golongkan ke dalam jenis nyanyian rakyat tanpa kata-kata ini. Kemudian ada nyanyian rakyat macam kedua, yang terjadi bila liriknya lebih menonjol daripada lagunya. Jenis nyanyian rakyat ini oleh Bruvand disebut sebagai near song (1968:137). Nyanyian rakyat Indonesia yang tergolong kategori ini antara lain adalah seruan yang dipergunakan oleh penjaja makanan sewaktu berkililing di kampung-kampung. Seruan semacam ini istilah inggrisnya adalah peddlers clies yang liriknya lebih penting daripada lagunya. Oleh karena itu peddlers clies ini sering digolongkan juga ke dalam kategori sajak rakyat (folk rhymes). Berhubungan sifat kedua jenis nyanyian rakyat ini (wordless folksong



dan near song



kurang seumpama untuk di anggap sebagai nyanyian rakyat , maka mereka dapat kita golongkan sebagai nyanyian rakyat yang tidak sesungguhnya. Hal ini disebabkan nyanyian rakyat yang sesungguhnya harus mempunyai lirik dan lagu yang sama kuatnya.



8



Di bawah ini kami akan menyajikan beberapa nyanyian rakyat yang tergolong pada nyanyian rakyat yang sesungguhnya. Mereka itu adalah a) nyanyian rakyat yang berfungsi (functional song), (b) nyanyian rakyat yang bersifat liris (lyrical folksong), dan (c) nyanyian rakyat yang bersifat berkisah (narrative folksong) (Bruvand 1968:136-144). 2.2.1 Nyanyian rakyat yang berfungsi Nyanyian rakyat yang berfungsi yaitu nyanyian rakyat yang kata-kata dan lagunya memegang peranan yang sama penting. Disebut berfungsi karena baik lirik maupun lagunya cocok dengan irama aktivitas khusus dalam kehidupan manusia. Jenis nyanyian rakyat ini selanjutnya dapat di bagi lagi menjadi beberapa subkategori: 1. Nyanyian kelonan (lullaby), yakni nyanyian yang mempunyai lagu dan irama yang halus tenang, berulang-ulang, di tambah dengan kata-kata kasih sayang, sehingga dapat membangkitkan rasa santai, sejahtera, dan akhirnya rasa kantuk bagi anak yang mendengarnya. Comtoh nyanyian semacam ini di jakarta adalah yang berjudul “ Nina Bobok”. 2. Nyanyian kerja (working song), yakni nyanyian yang mempunyai irama dan katakata yang bersifat menggugah semangat, sehingga dapat menimbukanrasa gairah untuk bekerja. Contoh nyanyian jenis antara lain adalah nyanyian “Holopis Kuntul Baris” dari Jawa Timur dan nyanyian “Rambate Rata” dari Sulawesi Selatan (Bugis Makassar) 3. Nyanyian permainan (play song), yakni nyanyian yang mempunyai irama gembira serta kata-kata lucu dan selalu di kaitkan dengan permainan bermain (play) atau permainan bertanding (game). Salah satu contoh jnis nyanyian ini adalah yang di Jawa Timur di pergunakan untuk mengiringi anak-anak kecil bermainan barisbarisan. Liriknya berbunyi demikian Baris cekik tempe, Ridong ulele bodong (Berbaris makanan terbua dari dari tempe, Ridong pusarnya menonjol) 2.2.2 Nyanyian rakyat yang bersifat liris Nyanyian rakyat yang bersifat liris, yakni nyanyian rakyat yang teksnya bersifat liris, yang merupakan penentuan rasa haru pengarangnya yang anonim itu, tanpa menceritakan kisah yang bersambung (coherent). Sifat yang khas ini dapat di jadikan ukuran untuk membedakan nyanyian rakyat yang liris yang sesungguhnya (true folk 9



liric) dan nyanyian rakyat liris yang bukan sesungguhnya, karena yang terakhir justru menceritakan kisah yang bersambung. Uraian yang lebih terperinci mengenai kedua subjenis nyanyian rakyat yang bersifat liris adalah sebagai berikut : 1. Nyanyian rakyat liris yang sesunguhnya Nyanyian- nyanyian yang liriknya mengungkapkan perasaan tanpa menceritakan suatu kisah yang bersambung. Banyak di antaranya yang mengungkapkan perasaan sedih, putus asa karena kehilangan sesuatu atau cinta, sehingga menimbulkan kinginan-keinginan yang tidak mungkin tercapai . Comtoh dari AS adaah sebagai berikut: Wish I was a litle fish (aku berangan-angan bahwa aku adalah seekor ikan kecil). I’d swim to the bottom of the sea (aku akan berenang ke dasar laut), and there i’d sing my dad song (dan di sana aku akan menyanyikan lagu sedihku), There’s nobody cares for me (di sana tidak ada orang memperhatikan daku) I wish i was a litle sparrow (aku berangan-angan untuk menjadi seekor burung gereja yang kecil), Had wings, and oh! Could fly so high (bersayap, dan ah! Dapat terbang begitu tinggi), I’d fly away to my false lover ( saya akan terbang menuju ke kasihku yang palsu ), And when he’d as, i would deny (dan apabila ia memohon (kasih) kepadaku akan kutolaknya) (Bruvand 1968:138) Contoh dari indonesia misalnya lirik nyanyian rakyat Betawi “ Cinte manis”, yang berbunyi seperti berikut: Ambil dacin, ambil dacin menimba hati, Ambil dacin, ambil dacin menimbang hati, . . . ya hatilah ditimbang. Ya duh lah sayang hati ditimbang setengah kati sayang, Badan miskin ya tuan, siapalah yang mau, ya duh sayang



10



Biar sabar dahulu. Kalaulah jod masa ke masa. Ya duh Cinte manis dipatok burung. Biar saja, biar saja dibawa dulu, Biar saja, biar saja dibawa dulu, . . . ya jambu lah ijo, Ya duh lah sayang, jambu lah ijo jatuh di tanah sayang, Biarlah saja ya nona, kita sabar dahulu, Ya duh sayang, Biarlah sabar dahulu. Kalaulah jodoh masa ke mana. Ya duh nona cinte manis dipatok burung. (Bruvand, 1979:54)



2. Nyanyian rakyat liris yang bukan sesungguhnya Nyanyian rakyat liris yang bukan sesungguhnya, yakni Nyanyian rakyat yang liriknya menceritakan kisah yang bersambung (coherent). Ke dalam jenis Nyanyian- Nyanyian seperti :



spritual and other traditional religiuos songs



(Nyanyian rakyat yang bersifat kerohanian dan keagamaan lainnya). Homeletic song (Nyanyian rakyat yang memberi nasihat untuk berbuat baik). Folk song of countship and mariage (Nyanyian bayi dan kanak-kanak). Cummulative songs (Nyanyian bertimbun banyak). Humorous songs (Nyanyian daerah dan mata pencaian tertentu) (Bruvand, 1968:138-144). Uraiannya yang lebih terperinci adalah sebagai berikut : a. Nyanyian rakyat yang bersifat kerohanian da keagamaan lainnya Nyanyian rakyat yang bersifat kerohanian da keagamaan lainnya yakni Nyanyian- Nyanyian rakyat yang liriknya adalah mengenai cerita-cerita yang ada dalam kitab injil, kitab suci dll, lagenda-lagenda keagamaan, atau pelajaranpelajaran keagamaan. Di AS Nyanyian semacam ini di sebut spritual. Nyanyian spritual ada dua macam, yakni white spritual dan nego spiritual. Nyanyian spiritual sering uga disebut gospel songs (Nyanyian berita bahagia dari nabi 11



Isa). White spiritual berasal dari Nyanyian gerejani protestan inggris, sedangkan nego spiritual berasal dari Nyanyian gerejani protestan negro. Nyanyian itu di nyanyikan pada pertemuan-pertemuan atau kebaktian-kebaktian antara sesama pemeluk agama nasrani. Di indonesia Nyanyian- Nyanyian kerohanian semacam ini sudah tentu juga ada, bahkan juga dari mereka yang beragama lain seperti islam. Lagu kerohanian agama islam di indonesia anatra lain adalah Nyanyian kasidah. Nyanyian kasidah ini pada akhir-akhir ini menjadi populer di antara para remaja terpelajar, berkat usaha band-band kasidah seperti Lingga Binangkit, yang sering mrnyanyi di televisi. b. Nyanyian rakyat yang memberi nasihat untuk berbuat baik Contoh dari Indonesia sementara ini belum berhasil kami temukan. Contoh dari Inggris adalah nyanyian rakyat yang berjudul Paddle Your Own Canoe (Dayunglah Bidukmu dengan Tenagamu Sendiri). Maksud lirik nyanyian ini adalah mengajar kepada kita agar dapat berdikari (berdiri di atas kaki sendiri), jangan menggantungkan hidup kita pada orang lain. Oleh karena mengandung amanat ini, maka tidak heranlah apabila nyanyian ini juga merupakan repertoar nyanyian para pandu di Inggris. c. Nyanyian rakyat mengenai pacaran dan pernikahan Contohnya dari folk Betawi adalah nyanyian “Oh Mama Saya Mau Kawin.” d. Nyanyian bayi dan anak-anak Contohnya di Jakarta adalah nyanyian “Pok Ame-ame” yangolanan liriknya berbunyi: “Pok ame-ame, belalang kupu-kupu. Tepok rame-rame, malam minum cucuuuuuuuuuuuuu” Nyanyian anak-anak, terutama yang digunakan untuk mengiringi suatu permainan, pernah dikumpulkan serta diterbitkan H. Overbeck (1939), J. Kreemer (1898) dan B. Arintoko (1957). Nyanyian anak-anak yang mereka 12



kumpulkan adalah dari Jawa. Istilah bahasa Jawa untuk nyanyian permainan adalah dolanan. e. Nyanyian bertimbun banyak Yaitu nyanyian yang liriknya dapat bertimbun banyak, seperti halnya dengan dongeng bertimbun banyak saja. Contohnya dari Jakarta adalah nyanyian kanak-kanak Betawi yang berjudul “Sang Bango”. f. Nyanyian jenaka Nyanyian jenaka yaitu nyanyian yang isi liriknya lucu. Selanjutnya nyanyian jenaka ini dapat dibagi menjadi tiga kategori lagi, yakni: nyanyian dialek, nyanyian yang bukan-bukan, dan nyanyian ejekan. 1. Nyanyian dialek yaitu nyanyian jenaka, yang kata-katanya menirukan cara orang asing atau orang Indonesia dari daerah lain berbicara dalam bahasa Indonesia, atau bahasa daerah, yang lucu kedengarannya karena pelo (seperti orang Cina totok berbicara bahasa Indonesia), atau tekanannya terlalu berat dan salah ( seperti orang Batak berbicara bahasa Indonesia). 2. Nyanyian yang bukan-bukan yaitu nyanyian jenaka yang isi liriknya tidak masuk akal contohnya dari AS adalah: Tengah malam ditengah samudra, tak sebuah bus pun terlihat lewat di sana (Brunvand, 1968: 141) 3. Nyanyian parodi yaitu nyanyian jenaka yang bersifat mengajukan sesuatu nyanyian yang liriknya bersifat serius, dengan maksud untuk mengejek. contoh dari Indonesia adalah lagu tamasya yaitu “Naik-naik Ke Puncak Gunung” yang mempunyai versi nyanyian jenaka parodi, yang bunyinya adalah: “naik-naik ke gunung nyonya, susu-susu melulu…” Parodi ini sangat terkenal diantara para mahasiswa, terutama yang sedang belajar di luar negeri, sehingga kami malah pernah mendengar nyonyanyonya Amerika di Berkeley California pada tahun 1970, tanpa mengerti maknanya, telah menyanyikan dengan semangat di suatu pertemuan ramah13



tamah. Terang mereka telah mempelajarinya dari mahasiswa Indonesia yang bangor itu,.



g. Nyanyian-nyanyian daerah dan orang-orang yang mempunyai mata pencaharian tertentu Nyanyian-nyanyian daerah dan orang-orang yang mempunyai mata pencaharian tertentu yaitu nyanyian-nyanyian rakyat yang beredar diantara para nelayan, pengembala sapi, tukang kayu, petani, dsb. Nynyian semacam itu di Indonesia sudah tentu ada banyak sekali, tinggal dikumpulkan dan diteliti saja. 3. Nyanyian rakyat yang bersifat berkisah Nyanyian rakyat yang bersifat berkisah, yaitu nyanyian rakyat yang menceritakan suatu kisah. Nyanyian-nyanyian rakyat yang termasuk kategori ini adalah balada dan epos. Perbedaan balada dan epos terletak pada tema ceritanya. Tema cerita balada mengenai kisah sentimental dan romantik (perihal cinta gagal, berkorban demi cinta, dan sebagainya); sedangkan cerita epos atau wiracarita mengenai kepahlawanan. Keduanya mempunyai lirik dalam bentuk bahasa yang bersajak.



2.3 Fungsi-fungsi Nyanyian Rakyat Fungsi-fungsi nyanyian rakyat sudah ada banyak, yang paling menonjol adalah fungsi rekreatif, yaitu untuk merenggut kita dari kebosanan hidup sehari-hari walaupun untuk sementara waktu atau untuk menghibur diri dari kesukaran hidup, sehingga dapat pula menjadi semacam pelipur lara, atau untuk melepaskan diri dari segala ketegangan perasaan, sehingga dapat memperoleh kedamaian jiwa. Nyanyian rakyat yang berfungsi demikian iu adalah nyanyian jenaka, untuk mengiringi permainan anak-anak, dan nyanyian nina bobo. Fungsi yang kedua adalah sebagai pembangkit semangat, seperti nyanyian bekerja “Holopis Kuntul Baris”, nyanyian untuk berbaris-baris, perjuangan, dan sebagainya. Fungsi ketiga adalah untuk memelihara sejarah setempat, klen, dan sebagainya. Di Nias ada silsilah klen besar orang Nias yang disebut Mado. Fungsi keempat adalah sebagai protes sosial, protes mengenai ketidakadilan di masyarakat, atau negara bahkan dunia. 14



BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Nyanyian rakyat berasal dari bermacam-macam sumber dan timbul dalam berbagai macam media. Sering kali juga nyanyian rakyat ini kemudian dipinjam oleh pengubah nyanyian profesional untuk diolah lebih lanjut menjadi nyanyian pop atau klasik (seriosa). Walaupun demikian, identitas folkroritasnya msaih dapat kita kenali karena masih ada varian folklornya yang beredar dalam peredaran lisan (oral transmision). Nyanyian rakyat dapat dibedakan dengan nyanyian lainnya, seperti nyanyian pop atau klasik (art song), karena sifatnya yang mudah dapat berubah-ubah, baik bentuk maupun isinya. Para penyanyi nyanyian pop profesional diwajibkan untuk menyanyikan nyanyian popnya seperti dikehendaki oleh penggubahnya atau penatanya dan harus membayar uang royaltis kepada penggubahnya atau pemiliknya. Nyanyian rayat lebih luas peredarannya pada suatu kolektif daripada nyanyian seriosa atau nyanyian pop dan dapat bertahan untuk beberapa generasi. Tempat peredaran nynyian rakyat lebih luas daripada nyanyian seriosa maupun pop. Nyanyian rakyat dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni: 1. Nyanyian rakyat yang berfungsi 2. Nyanyian rakyat yang berliris Fungsi-fungsi nyanyian rakyat sudah ada banyak, yang paling menonjol adalah fungsi rekreatif, yaitu untuk merenggut kita dari kebosanan hidup sehari-hari walaupun untuk sementara waktu atau untuk menghibur diri dari kesukaran hidup, sehingga dapat pula menjadi semacam pelipur lara, atau untuk melepaskan diri dari segala ketegangan perasaan, sehingga dapat memperoleh kedamaian jiwa.



15



3.2 Saran Dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak sekali kesalahan. Tak ada gading yang tak retak, seperti itu pula makalah yang kami susun. Maka diperlukan kritik dan saran yang dapat membuat lebih baik lagi. Disadari dalam kegiatan penyusunan makalah masih banyak yang perlu diperbaiki, dimohon tanggapan pembaca agar mampu menyempurnakan makalah ini.



16



DAFTAR PUSTAKA Danandjaja, James. 1991. FOLKLOR INDONESIA: Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti



17