MAKALAH Obat Anti Perdarahan [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Yari
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH “ANTI PERDARAHAN”



Oleh : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Dhanasti gumilang ayomy Dita ayuningtyas Endang sri P. W Nur azizah Siti fadhillah Ulfatun nadlifah s Uul fatul khoiriyah



PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV) FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI 2O15



Kata Pengantar



Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmatNyalah akhirnya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul obat anti perdarahan. Kami menyadari terselesainya penyusunan makalah ini adalah berkat adanya bantuan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua teman-teman yang selalu kompak , sabar , dan mendorong serta ikhlas membantu dalam terselesainya makalah ini. Kami juga menyadari karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah. Dan semoga saja makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.



Kediri, 06 April 2015



Penulis



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seperti yang telah kita ketahui bersama, Obat merupakan salah satu penunjang sarana kesehatan. Segala macam penyakit tidak dapat lepas begitu saja tanpa keberadaan obat.Dengan penggunaan obat kita harus mengikuti aturan-aturan tertentu, karena obat dalam penggunaan yang berlebihan dapat meracuni tubuh, sedangkan penggunaan racun dalam jumlah sedikit justru akan menjadi obat bagi tubuh kita. Salah satu dari obat yang telah kita ketahui adalah obat yang digunakan untuk menstimulasi atau memperbaiki proses pembentukan sel-sel darah atau sering disebut Hematinik, obat-obatan itu tidak lepas dari segala masalah yang berhubungan dengan kesehatan terutama yang berhubungan dengan darah. Masalah yang berhubungan dengan darah merupakan masalah yang sangat riskan, karena erat hubungannya dengan keselamatan jiwa seseorang sehingga ironis sekali apabila terjadi kesalahan walau hanya sedikit. Obat haemostatik ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang meliputi daerah yang luas. Pemilihan obat hemostatik harus dilakukan secara tepat sesuai dengan patogenesis perdarahan.Dalam proses hemostasis berperan faktor-faktor pembuluh darah (vasokonstriksi), trombosit (agregasi), dan faktor pembekuan darah.Dalam proses ini diperlukan faktor-faktor pembekuan darah yang hingga kini dikenal 15 faktor pembekuan darah (faktor IV-Ca ++ , faktor VIII-anti hemofilik, faktor IX-tromboplastin plasma, ..........dst) Perdarahan dapat disebabkan oleh defisiensi satu faktor pembekuan darah dan dapat pula akibat defisiensi banyak faktor yang mungkin sulit untuk didiagnosis dan diobati. Defisiensi atau factor pembekuan darah dapat diatasidengan memberikan factor yang kurang yang berupa konsentrat darah manusia. Perdarahan dapat pula dihentikan dengan memberikan obat yang dapat meningkatkan factor-faktor pembentukan darah misalnya vitamin K atau yang menghambat mekanisme fibrinolitik seperti asam aminokaprot. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini diantaranya adalah. 1. Apakah pengertian dari obat anti perdarahan? 2. Mengetahui macam- macam obat anti perdarahan? 3. Bagaiman cara kerja obat anti perdarahan dan khasiatnya? 4. Apa saja indikasi dan kontraindikasi pada obat anti perdarahan ? 5. Dosis yang digunakan untuk obat anti perdarahan ? 6. Apa saja efek samping dari obat anti perdarahan? 7. Bagaimana cara mengatasi efek samping obat anti perdarahan ?



1.3 Tujuan Penulisan makalah ini memiliki tujuan khusus yang akan dijabarkan sebagai berikut. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Untuk mengetahui pengertian dari obat anti perdarahan Untuk Mengetahui macam- macam obat anti perdarahan Cara kerja dari obat anti perdarahan Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi obat anti perdarahan Untuk mengetahui dosis dari obat ant perdarhan Untuk mengetahui efek samping dari obat anti perdarahan Untuk mengetahui cara mengatsi efek samping dari obat anti perdarahan



1.4 Manfaat Dalam penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Mahasiswa, semoga dapat dijadikan salah satu referensi untuk belajar. Selain itu makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam ilmu farmakologi 2. Dosen, semoga dapat dijadikan salah satu sarana untuk mengukur kemampuan penulis dalam membuat sebuah makalah tentang obat anti perdarahan



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Obat anti pendarahan ini juga disebut juga hemostatik. Hemostasis merupakan peristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau robeknya pembuluh darah, sedangkan thrombosis terjadi ketika endothelium yang melapisi pembuluh darah rusak atau hilang. Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi) dan melibatkan pembuluh darah, agregasi trombosit serta protein plasma baik yang menyebabkan pembekuan maupun yang melarutkan bekuan. Obat hemostatik ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang meliputi daerah yang luas. Pemilihan obat hemoastatik harus dilakukan secara tepat sesuai dengan patogenesis perdarahan. Secara garis besar proses pembekuan darah berjalan melalui 3 tahap yaitu: 1. Aktivasi tromboplastin 2. Pembentukan thrombin dan protrombin 3. Pembentukan fibrin dari fibrinogen 2.2 Macam- macam obat anti perdarahan 1. Obat hemostatik a. Obat hemostatik sistemik. Dengan memberikan transfusi darah, seringkali perdarahan dapat dihentikan dengan segera. Hasil ini terjadi karena penderita mendapatkan semua faktor pembekuan darah yang terdapat dalam darah transfusi. Keuntungan lain transfusi ialah perbaikan volume sirkulasi. Perdarahan yang disebabkan defisiensi faktor pembekuan darah tertentu dapat diatasi dengan mengganti/ memberikan faktor pembekuan yang kurang. 1) Terapi obat untuk kekurangan atau kelainan faktor pembekuan darah : a) Preparat plasma Preparat plasma untuk “Replacement Therapy” pada kelainan/ kekurangan faktor pembekuan darah (transfusi). - Fresh whole blood - Plasma segar - Preparat protrombin kompleks factor - II.VII, IX, V ( vit K dependent clotting factor ) - Faktor XII murni



b) Vitamin K Alami: Vit K1 (phytonadione) dan Vit K2 (menadione), Larut dalam lemak dan proses absorpsi butuh empedu Sintetik: Vit K3, Larut dalam air dan proses absorpsi tanpa empedu. c) Desmopresin - Meningkatkan aktivitas faktor VIII pada penderita hemofili ringan - Pemberian sebelum dan sesudah minor surgery, dapat mencegah perdarahan yang berlebihan - Dosis : 0,3 – 0,6 mg / kg BB IV 2) Anti fibrinolitik Mekanisme kerja: menghambat aktivasi plasminogen sehingga pembentukan plasmin tidak terjadi. Contoh: Asam aminokaproat dan Asam traneksamat. Klinis digunakan untuk terapi perdarahan akut pada hemofilia dan perdarahan lainnya. 3) Untuk gangguan adhesi trombosit Contoh: Etamsilat Penggunaan klinis untuk perdarahan kapiler, menorrhagia (perdarahan menstruasi yang berlebihan). Selain penjelasan di atas, ada beberapa obat-obatan hemostatik yang perlu diketahui: a) Aprotinin, sebagai antihemostatik diindikasikan untuk : - Pengobatan pasien dengan resiko tinggi kehilangan banyak darah selama bedah buka jantung dengan sirkulasi ekstrakorporal. - Pengobatan pasien yang konservasi darah optimal selama bedah buka jantung merupakan prioritas absolut. b) Ethamsylate adalah senyawa yang dapat menstabilkan membran yang menghambat enzim spesifik postglandin dalam proses sintesanya. Obat hemostatik ini juga digunakan pada waktu operasi melahirkan sebaik operasi lain dengan kondisi hemoragik lainnya. c) Carbazochrome, merupakan obat hemostatik yang diindikasikan untuk - Perdarahan karena penurunan resistensi kapiler dan meningkatnya permeabilitas kapiler. - Perdarahan dari kulit, membran mukosa dan internal. - Perdarahan sekitar mata, perdarahan nefrotik dan metroragia. - Perdarahan abnormal selama dan setelah pembedahan karena menurunnya resistensi kapiler.



d) Asam



traneksamat,



merupakan



obat



hemostatik



yang



merupakan



penghambat bersaing dari aktivator plasminogen dan penghambat plasmin. Oleh karena itu dapat membantu mengatasi perdarahan berat akibat fibrinolisis yang berlebihan. Kompleks faktor IX, sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX dan X, serta sejumlah kecil protein plasma lain dan digunakan untuk pengobatan hemofilia B, atau bila diperlukan faktor-faktor yang terdapat dalam sediaan tersebut untuk mencegah perdarahan. Vitamin K dan turunannya sebagai obat hemostatik, vitamin K memerlukan waktu untuk dapat menimbulkan efek, sebab vitamin K harus merangsang pembentukan faktor-faktor pembekuan darah terlebih dahulu. Faktor antihemofilik (faktor VIII) dan cryprecipitated antihemophilic factor, kedua zat ini bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi perdarahan pada penderita hemofilia A dan pada penderita yang darahnya mengandung inhibitor faktor VIII. b. Obat hemostatik lokal



Obat hemostatik yang umumnya beraksi di dinding kapiler. Dengan meningkatkan adesivitas dari platelet dan mengubah resistensi kapiler, sehingga mampu untuk mengurangi waktu perdarahan dan kehilangan darah. Tidak efektif untuk pendarahan arteri maupun vena. Yang termasuk dalam golongan ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan



mekanisme



hemostatiknya.



Hemostatik



serap



Mekanisme



kerja:



Menghentikan perdarahan dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan jalan. serat-serat yang mempermudah bila diletakkan langsung pada permukaan yang berdarah. Dengan kontak pada permukaan asing trombosit akan pecah dan membebaskan factor yang memulai proses pembekuan darah. Indikasi: Hemostatik golongan ini berguna untuk mengatasi perdarahan yang berasal dari pemubuluh darah kecil saja misalnya kapiler dan tidak efektif untuk menghentikan perdarahan arteri atau vena yang tekanan intra vaskularnya cukup besar. Contoh obat : Spon gelatin, oksisel (selulosa oksida) Spon gelatin, dan oksisel dapat digunakan sebagai penutup luka yang akhirnya akan diabsorpsi. Hal ini menguntungkan karena tidak memerlukan penyingkiran yang memungkinkan perdarahan ulang seperti yang terjadi pada penggunaaan kain kasa. Untuk absorpsi yang sempurna pada kedua zat diperlukan waktu 1- 6 jam. Selulosa oksida dapat mempengaruhi regenerasi tulang dan dapat mengakibatkan pembentukan kista bila digunakan jangka panjang pada patah tulang. Selain itu karena dapat menghambat epitelisasi, selulosa oksida tidak dianjurkan untuk digunakan dalam jangka panjang. Busa fibrin insani yang berbentuk spon, setelah dibasahi dengan tekanan sedikit dapat menutupi dengan baik permukaan yang berdarah. 1) 2) 3) 4) Astringen Mekanisme kerja : Zat ini bekerja local dengan mengendapkan protein darah sehingga perdarahan dapat dihentikan, sehubungan dengan cara penggunaannya zat ini dinamakan juga stypic. Indikasi : Kelompok ini digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler tetapi kurang efektif bila dibandingkan dengan vasokontriktor yang digunakan local. Contoh Obat : Antara lain feri kloida, nitras argenti, asam tanat.



5) Koagulan Mekanisme kerja : Obat kelompok ini pada penggunaan lokal menimbulkan hemostatis dengan dua cara yaitu dengan mempercepat perubahan



protrombin



menjadi



trombin



dan



secara



langsung



menggumpalkan fibrinogen. Contoh Obat : Russell’s viper venom yang sangat efektif sebagai hemostatik local dan dapat digunakan umpamanya untuk alveolkus gigi yang berdarah pada pasien hemofilia. Untuk tujuan ini kapas dibasahi dengan larutan segar 0,1% dan ditekankan pada alveolus sehabis



ekstrasi



gigi,



zat



ini



tersedia dalam bentuk bubuk atau larutan untuk penggunaaan lokal. Sediaan ini tidak boleh disuntikkan IV, sebab segara menimbulkan bahaya emboli. 6) Vasokonstriktor Mekanisme Kerja : Epinefrin dan norepinefrin berefek vasokontriksi, dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler suatu permukaan. Cara pemakaian : Penggunaanya ialah dengan mengoleskan kapas yang telah dibasahi dengan larutan 1: 1000 tersebut pada permukaan yang berdarah. a.



Mekanisme Pembekuan Darah a) Apabila luka berlaku, platlet akan mengeluarkan enzim trombokinase (tromboplastin) b) Trombokinase bertindak ke atas enzim tidak aktif protrombin untuk membentuk enzim aktif trombin. Tindakan ini memerlukan ion kalsium. (pembentukan protrombin memerlukan vitamin K) c) Trombin seterusnya bertindak terhadap fibrinogen (protein, plasma yang larut) dan menukarnya kepada fibrin (protein plasma yang larut). d) Fibrin membentuk satu jalinan yang memerangkap eritrosit dan leukosit. Dengan demikian, terbentuklah darah beku. e) Rajah di bawah meringkaskan mekanisme pembekuan darah: Platlet (trombosit)



Tisu tercedera



Enzim trombokinase (tromboplastin) Vitamin k Ion kalsium Enzim protrombin Fibrinogen (protein plasma yang larut)



Enzim trombin



Fibrin (protein plasma tak larut)



Masalah yang berkaitan denga sistem pertahanan termasuklah: a) Leukimia : sejenis barah darah dimana leukosit berlebihan dihasilkan b) Alergi: suatu tindak balas antigen – antibodi yang berlaku kepada individu tertentu apabila terdedah kepada suatu bahan(contoh: bulu hewan, makanan laut, debu) yang kepada individu lain tidak mendatangkan kesan. Antigen yang menyebabkan alergi disebut alergen. c) Kejutan keimunan : alergi yang disebabkan oleh suntikan vaksin.



Vitamin K1 (Fitomenadion) Ada dua kelompok preaparat vitamin K  



      



Preparat yang larut dalam air (menadiol). Penggunaan preaparat ini merupakan kontraindikasi pada neonatus, bayi dan kehamilan stadium lanjut. Preparat yang larut lemak (fitomenadion) yang akan dibicarakan dalam bab ini Vitamin k dioerlukan untuk pembentukan tulang pada janin dan faktor-faktor pembekuan darah II, VII, IX serta X, faktor-faktor anti-pembukuan protein C dan S di adalam hati. Definisi vitamin K dapat menimbulkan perdarahan. Vitamin K diperoleh dari makanan (sayuran hijau, minyak nabati, telur dan susu sapi) dan dari flour usus. Vitamin ini bersifat larut dalam lemak, di simapn dalam hati dan dapat mengalai defisisensi pada kedaann malabsorbi (mis pada pasien penyakit coeliac). Defisiensi vitamin K berkaitan dengan : Neoantus yang ibunya pernah mendapatkan obat-obat antiepilepsi, anti- koagulan atau antituberkulosis dalam periode antenatal Neonatal (khususnya bayi perempuan) Defisiensi makanan yang meliputi pemberian nutrisi parenteral yang lama Malabsorpsi Gangguan flora usus karena pemberian antibiotik Penyakit hepar ( yang meliputi pennyakit yang ada kaitannya dengan konsumsi alkohol) dan oenyakit atau pembedahan pada traktus biliaris Terapi antikoalogan oral Kelainan perdarahan pada bayi baru lahir







Laporan pertama tentang kelainan perdarahan pada bayi baru lahir dibuat oleh Townsend pada tahun 1984 ketika ketika beliau membedakan penyakit hemolfilia(Lane & Hathway, 1985). Sejak itu didapatkan bahwa kelaina tersebut biasanya dimulai pada bayi yang baru berusia dua atau tiga hari, perdarahanya sering berasal dari traktus gastrointestinal, dan biasanya perdarahan berhenti sendiri. Insidensi yang dilaporkan di Inggris (UK) bervariasi secara luas 1:20.000 pada sebagian kawasan 1:1200 pada bagian lainya sehingga prevalensi seluryhnya adalah 1:10.000 (McNinch et al, 1985;McNinch & Tripp, 1991). Sampai saat ini telah dilakukan riset yang bertujuan unutuk menemukan kesembuhan pada kelainan tersebut dan bukan mencari penyebabnya jadi dalam banyak hadarahann pada nyeri , etiologi kelainana pe perdarahannpada bayi baru lahir ini tidak diketahui. Awitan dini pada saat lahir atau dalam waktu 24 jam yang menganai neonatus yang ibunya pernah mendapatkan obat-obat yang mempengaruhi metabolisme vitamin K, misalnya : warfarin, feritoin, barbiturat, rafampisin, isoniazid.



Cedera vaskuler memaparkan subendotelium



Adhesi trombosit yang dipromosi oleh faktor von willebrand



Aktivasi trombosit



Agregasi trombosit



rangkaian koagulasi instrinsik



XII



XII a



XI



Xia



IX



IX a



Bekuan darah



b.



VIII



VIIa



X



Xa



Protrombin



trombin



Fibrinogen



fibrin



Faktor- faktor yang mempengaruhi pembekuan darah 1. Faktor I atau fibrinogen 2. Faktor II atau prothombin 3. Faktor III atau thromboplastin jaringan 4. Faktor IV atau kalsium (CA) 5. Faktor v atau proaccelerin 6. Faktor VII atau procovertin 7. Faktor VIII atau globulin antihemofilia (AHG) 8. Faktor IX atau faktor christmas, komponen thromboplastin plasma (PTC) 9. Faktor X atau faktor start power 10. Faktor XI atau atsenden thromboplastin plsama (PTA) 11. Faktor XII atau faktor hagemen 12. Faktor XIII atau faktor stabilisasi-fibrin 13. Protein c dan s 14. Plaminogen Darah membeku melalui transformasi fibrinogen yang larut menjadi fibrin yang tidak dapat larut. Beberapa proten-protein yang bersirkulasi berinteraksi dalam rangkaian alir reaksi-reaksi proteolotik terbatas. Pada setiap langkah, suatu faktor pembekuan zimogen (zymogen : misalnya faktor VIII ) mengalami proteolisis terbatas dan menjadi suatu protease aktif (misalnya, faktor VIIIa). Protease ini mengaktifkan



faktor pembekuan selanjutnya (faktor IX) hingga pada akhirnya terbentuk suatu bekuan (clot) fibrin yang solid. Fibrinogen (faktorI), suatu prekursor fibrin yang larut, merupakan substrat untuk trombin enzim (faktor IIa). Protase ini dibentuk selama pembekuan oleh pengaktifan zimogennya, phospolipid (PL) platelet, dimana faktor X yang diaktifkan (Xa), dengan kehadiran faktor Va, mengubahnya menjadi trombin yang bersirkulasi. Beberapa faktor pembekuan menjadi target untuk terapi obat. Detail-detail proses pembekuan darah masih belum diketahui sepenuhnya. Dalam suau teori pembekuan darah, sistem tersebut diaktifkan oleh suatu kompleks faktor jaringan (tissue factor, TF) dan faktor VII. Kompleks ini dihambat dan diatur oleh penghambat jalur faktor jaringan (tissue factor pathway inhibitor, TFPI). Obat-obat anti koagulan oral menghambat sintesis hepatis beberapa faktor pembekuan. Heparin menghambat aktifitas beberapa faktor-faktor pembekuan yang telah diaktifkan ini. Antikoagulan- antikoagulan endogen protein C dan protein S mengurangi (down regulate) penguatan bekuan darah oleh proteolisis dari faktor-faktor Va dan VIIIa, dan antithrombin III menonaktifkan protase-protase serine Iia, Ixa, Xa, XIa,XIIa. Obat hemostatik sendiri terbagi dua yaitu : c.



Indikasi dan kontraindikasi obat anti perdarahan 1) kompleks Faktor X Indikasi: Sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX,X serta sejumlah kecil protein plasma



lain



diperlukan mencegah



dan



digunakan



faktor-faktor perdarahan.



yang Akan



untuk



pengobatan



terdapat tetapi



dalam



karena



ada



hemofilia sediaan



B,



atau



tersebut



kemungkinan



bila untuk



timbulnya



hepatitis preparat ini sebaiknya tidak diberikan pada pendrita nonhemofilia. Efek samping



trombosis,demam,



menggigil,



sakit



kepala,



flushing,



dan



reaksi



hipersensivitas berat (shok anafilaksis). 2) Vitamin K Indikasi : Digunakan untuk mencegah atau mengatasi perdarahan akibat defisiensi vitamin K. Perhatian :Defisiensi vit. K dapat terjadi akibat gangguan absorbsi vit.K, berkurangnya bakteri yang mensintesis Vit. K pada usus dan pemakaian antikoagulan tertentu. Pada bayi baru lahir hipoprotrombinemia dapat terjadi terutama karena belum adanya bakteri yg mensintesis vit. K. Kontraindikasi : Kegagalan hepar parah, Sebab biasanya menyebabkan kehilangan sintesis protein dan diatesis hemorlogika yang tidak terespson Vit. K. Kelainan perdarahan pada bayi baru lahir Laporan pertama tentang kelainan perdarahan pada bayi baru lahir di buat oleh Townsend pada tahun 1984 ketika beliau membedakannya dengan penyakit hemofilia. Sejak itu didapatkan bahwa



kelainan tersebut biasany dimulai pada bayi yang berusia 2 atau 3 hari, perdarahannya sering berasal dari traktus gastrointestinal dan biasanya perdarahan berhenti sendiri. Sampai saat ini telah dilakukan riset yang bertujuan untuk menemukan kesembuhan pada kelainan tersebut dan bukan mencari penyebabnya. Jadi dalam banyak hal, etiologi kelainan perdarahan pada bayi baru lahir ini tidak diketahui. Kesimpulan: Neonatus dilahirkan dengan konsentrasi vitamin K yang relatif rendah. Dengan pemberian ASI, konsentrasi ini mengalami kenaikan yang perlahan – lahan untuk mencapai nilai dewasa pada saat bayi berusia 1 tahun, dengan demikian sejumlah kecil bayi akan menghadapi resiko terjadinya kelainan perdarahan pada BBL (HDN, haemorrhagic disease of the newborn).



3) Asam aminokaproat Indikasi: Pemberian asam aminokaproat, karena dapat menyebabkan pembentukan thrombus yang mungkin bersifat fatal hanya digunakan untuk mengatasi perdarahan fibrinolisis berlebihan. Asam aminokaprot digunakan untuk mengatasi hematuria yang berasal dari kandung kemih. Asam aminokaproat dilaporkan bermanfaat untuk pasien homofilia sebelum dan sesudah ekstraksi gigi dan perdarahan lain karena troma didalam mulut. Asam aminokaproat juga dapat digunakan sebagai antidotum untuk melawan efek trombolitik streptokinase dan urokinase yang merupakan activator plasminogen. 4) Asam traneksamat Indikasi : - Hipermenorrhea - Pendarahan pada kehamilan dan pada pemasangan AKDR - Mengurangi pendarahan selama dan setelah operasi Perhatian Bila diberikan IV dianjurkan untuk menyuntikkan perlahan-lahan (10 ml / 1-2 menit) 5) Karbazokrom Na Sulfonat (ADONA) Indikasi - Pendarahan disebabkan menurunnya resistensi kapiler dan meningkatnya permeabilizas kapiler - Pendarahan abnormal selama/pasca operasi akibat penurunan resistensi kapiler - Pendarahan otak 2. 5 Efek samping dan cara mengatasinya a. Efek samping prostaglandin: - Hiperstimulasai uterus - Pireksia - Infalamasi - Sensitisasi terhaap rasa nyeri - Diuresis + kehilangan elektrolit. - Efek pada sistem syaraf pusat( tremor merupakan efek samping yang jarang terjadi) - Pelepasan hormon hipofise renin steroid adrenal - Sakit persisten pada punggung bwah dan perut b. Efek samping oksitosin: - Spasme uterus ( pada dosis rendah )



- Hiper stimulasi uterus 9 membahayan janin : kerusakan jaringan lunak /uterus Keracunan cairan dan hiporatremia ( pada dosis besar) d) Mual,muntah, aritmia, anafilaksis, ruam kulit, aplasia plasenta, emboli e) f) g) h) i)



amnion. Kontraksi pembuluh darah tali pusat Kerja antidiuretik Reaksi hipersensitifitas Reaksi anafilaktik Hiper stimulasi uterus yang membahayakan janin : kerusakan jaringan



j) k) l) m) n)



lunak / rupture uterus Keracunan cairan dan hiporatremia ( pada dosis besar ) Mual, muntah,ruam kulit, aplasia plasenta, emboli amnion. Kontraksi pembuluh darah tali pusat Aritmia jantung Hematoma panggul



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Obat anti pendarahan ini juga disebut juga hemostatik. Hemostasis merupakan peristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau robeknya pembuluh darah, sedangkan thrombosis terjadi ketika endothelium yang melapisi pembuluh darah rusak atau hilang. Obat hemostatik ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang meliputi daerah yang luas. Pemilihan obat hemoastatik harus dilakukan secara tepat sesuai dengan patogenesis perdarahan. Obat hemostatik sendiri terbagi dua yaitu Obat hemostatik lokal dan Obat hemostatik sistemik 3.2 Saran Dengan terselesaikannya makalah ini, kami sebagai penulis merasa bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi terwujudnya makalah yang lebih baik selanjutnya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.