Makalah Orientalis Alquran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ORIENTALISME AL-QUR`AN (Pandangan William Montgomery Watt Terhadap Al-Qur`an)



Disusun Oleh :



i



KATA PENGANTAR



Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena



berkat



limpahan



rahmat,



taufiq-Nya



sehingga



penyusun



dapat



menyelesaikan makalah dengan tema “Orientalisme Al-Qur’an” ini dapat terselesaikan pada waktunya. Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain untuk memenuhi tugas mata pelajaran PAI dan merupakan bentuk tanggung jawab kami pada tugas yang diberikan oleh guru. Demikian pengantar yang dapat disampaikan dimana penyusun pun sadar bahwasannya penyusun hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik Tuhan yang maha Esa, sehingga



dalam



penulisan



dan



penyusununnya



masih



jauh



dari



kata



sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa penulis nanti dalam upaya evaluasi diri.



Tayu, 10 September 2018



Penyusun



ii



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL............................................................................................... i KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1 1.3 Tujuan .................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Orientalisme ....................................................................... 3 2.2 Sekilas Tentang William Montgomery Watt ........................................ 3 2.3 Metode Pendekatan dan Karya – karya William Montgomery Watt ... 4 2.4 Pandangan William Montgomery Watt Terhadap Al-Quran ................ 5 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 11 3.2 Saran .................................................................................................... 12 DAFTAR PUSAKA



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Al-Qur`an adalah kitab Allah SWT Muhammad



yang di turunkan kepada nabi



SAW melalui malaikat Jibril sebagai pedoman umat Islam



sepanjang zaman. Di dalamnya terdapat banyak ilmu mulai dari cabang ilmu fisika, biologi, astronomi, sejarah, sosial, ekonomi dan masih banyak lainya. Bukti kebenarannya muncul mulai sejak awal turunnya Al-Qur`an sampai saat ini bahkan sampai ahir zaman. Sehingga, tak sedikit manusia, khususnya umat Islam berusaha untuk mempelajarinya secara mendalam. Hal itu terbukti banyaknya umat Islam yang berusaha menghafal dan menafsirkannya untuk memahami semua isi kandungan di dalamnya. Tidak hanya itu, orang-orang non-Muslim pun tidak ingin ketinggalan ikut mempelajari dan mengkajinya. Mereka terkagum-kagum oleh Al-Qur`an. Banyak hasil penelitian-penelitian yang mereka kira itu merupakan hal yang baru, ternyata hal tersebut (hasil penelitian) sudah di jelaskan di dalam AlQur`an jauh sebelum adanya penelitian mereka. Bahkan, tidak sedikit para tokoh Orientalisme (mustasyriq) juga menaruh perhatian terhadap Islam dan Al-Qur’an. Meski dengan tujuan yang beragam, ada yang bertujuan mencari kelemahan-kelemahan agama Islam, ada juga yang mengkaji Al-Qur’an untuk tujuan ilmiyah. Ada yang berusaha mengkaji al-Qur’an, al-Hadis, sejarah, dan fikih secara mendalam. Di dalam makalah ini akan dijelaskan tentang Orientalisme Al-Quran yang dilakukan oleh William Montgomery Watt, meliputi: pengertian Orientalisme, Biografi William Montgomery Watt, Pemikiran William Montgomery Watt, tanggapan terhadap Pemikiran William Montgomery Watt.



1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan dalam makalah ini adalah : 1. Apa arti orientalisme ? 2. Biografi William Montgomery Watt.



iv



3. Apa saja metode pendekatan dan karya William Montgomery Watt ? 4. Bagaimana pandangan William Montgomery Watt terhadap Al-Qur’an ?



1.3 Tujuan Sebagaimana latar belakang dalam pembahasan diatas bahwa tujuan para orientalis mempelajari semua hal yang berkaitan dengan dunia timur islam khususnya yakni untuk melemahkan dan menghancurkan islam dari dalam melalui para pemeluknya sendiri. Diantara tujuan pokok gerakan orientalisme seperti diatas dapat juga bertujuan sebagai berikut : 1. Memurtadkan kaum muslim dari agamanya sendiri, dengan cara memutus dan memecah belah persatuan umat kepada kelompok-kelompok atau golongan yang saling membenci satu sama lain 2. Melemahkan rohani umat islam dan menciptakan perasaan selalu kekurangan dalam jiwanya, dan kemudian membawa mereka kepada sikap pasrah dan tunduk kepada kehendak serta arahan orang-orang Barat. 3. Mendistorsi ajaran islam dengan cara menutup-nutupi kebaikan dan kebenaran ajarannya, supaya masyarakat awam menganggap bahwa islam sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman. Oleh karenanya sudah tidak layak untuk dijadikan pedoman hidup kaum muslim. Hal ini adalah sesuatu yang paling berbahaya yang selalu dipropaganda dan dikumandangkan oleh para orientalis dan missionaris. Padahal sejarah membuktikan bahwa bagaimana perlakuan baik yang ditunjukkan kaum muslim dan sikap toleransinya terhadap non muslim pada ahir perang Salib sekembalinya para tentara Salib ke Eropa. 4. Mendukung segala bentuk penjajahan terhadap negara-negara islam dan melaksanakan segala bentuk perlawanan terhadap islam itu sendiri. 5. Memisahkan kaum muslim dari akar-akar kebudayaan islam mereka yang kuat



dengan



cara



memutarbalikkan



pokok-pokok



ajarannya



dan



mencabutnya dari sumber-sumbernya yang asli serta menghancurkan nilainilai



dasarnya



untuk



menghancurkan



keberlangsungan



masyarakat, jiwa dan akal pikiran kaum muslim.



v



individu,



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Orientalisme Orientalis/ Orientalisme menurut segi bahasa berasal dari kata orient yang berarti timur, dengan demikian orientalis berarti hal-hal yang berhubungan dengan masalah ketimuran/ dunia timur. Kata Orientalisme adalah kata yang dilabelkan kepada sebuah studi/ penelitian yang dilakukan selain orang timur terhadap berbagai disiplin ilmu ketimuran, baik dalam bidang bahasa, agama, sejarah, dan permasalahan-permasalahan sosialkultural bangsa timur. Atau bisa disebut ilmu yang mengantarkan pada (pemahaman) dunia timur secara sistematis sebagai suatu objek yang dapat dipelajari, diungkap, dan diaplikasikan. Orientalisme adalah sekelompok atau golongan yang berasal dari bangsabangsa barat (eropa) yang berkonsentrasi atau memfokuskan diri dalam mempelajari kajian ketimuran, khususnya dalam hal keilmuan, peradaban dan agama. Menurut H.M. Yoesoef Sou’yb orientalisme berasal dari kata orient dalam bahasa Prancis yang secara etnologis berarti bangsa-bangsa timur. Dan kata ini memasuki berbagai bahasa di eropa temasuk bahasa inggris, oriental adalah sebuah kata sifat yang berarti hal-hal yang bersifat timur yang sangat sangat luas ruang lingkupnya. Suku kata isme (belanda) atau ism (inggris) menunjukkan pengertian tentang suatu paham. Jadi orientalisme adalah suatu paham atau penelitian studi yang mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan bangsa-bangsa timur beserta lingkungan dan peradabannya.



2.2 Sekilas Tentang William Montgomery Watt William Montgomery Watt lahir pada 14 Maret 1909 M di Ceres, Fife, Skotlandia. Ia adalah seorang pakar studi-studi ke Islaman dari Britania Raya, dan salah seorang Orientalis dan sejarawan utama tentang Islam di dunia Barat.



vi



William Montgomery Watt adalah seorang profesor studi-studi Arab dan Islam pada Universitas Edinburgh antara tahun 1964-1979. Ia juga merupakan visiting professor pada Universitas Toronto, College de France, Paris, dan Universitas Georgetown, serta menerima gelar kehormatan Doctor of Divinity dari Universitas Aberdeen. Dalam hal kerohanian, William Montgomery Watt adalah pendeta pada Gereja Episkopal Skotlandia, dan pernah menjadi spesialis bahasa Uskup Yerusalem antara tahun 1943-1946 M. Ia menjadi anggota gerakan ekumenisme “Iona Community” di Skotlandia pada 1960 M. Beberapa media massa Islam pernah menjulukinya sebagai Orientalis terakhir. William Montgomery Watt meninggal di Edinburgh pada tanggal 24 Oktober 2006, pada usia 97 tahun. Mongomery Watt pernah menuturkan bahwa kedudukan Allah dalam sistem kepercayaan masyarakat Arab pra Islam sebagai the High God, sementara dewi-dewi sebagai the lesser deities yang berfungsi sebagai perantara dalam menyembah Allah SWT.



2.3 Metode Pendekatan dan Karya-Karya William Montgomery Watt A. Metode Pendekatan Historis Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka secara tidak langsung dibutuhkanya metode pendekatan dalam setiap disiplin ilmu. Demikian juga yang terdapat dalam kajian seputar ilmu-ilmu al-Qur’an dan tafsir. Terdapat berbagai pendekatan dalam kajiannya. Adapun metode pendekatan yang di gunakan William Montgomery Watt dalam melakukan kajian Al-Qur`an yaitu dengan metode pendekatan historis. Pendekatan historis adalah meninjau suatu permasalahan dari sudut tinjauan sejarah, dan menjawab permasalahan serta menganalisisnya dengan menggunakan metode analisis sejarah. Sejarah atau histori adalah studi yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa atau kejadian masa lalu yang menyangkut kejadian atau keadaan yang sebenarnya. B. Karya-Karya William Montgomery Watt Dibawah ini akan disebutkan beberapa karya William Montgomery Watt : 1.



The faith and practice of al-Ghazālī (1953)



2.



Muhammad at Mecca (1953)



vii



3.



Muhammad at Medina (1956)



4.



Muhammad: Prophet and Statesman (1961), rumusan dua karya utama di atas.



5.



Islamic Philosophy and Theology (1962)



6.



Muhammad: Seal of the Prophets (???)



7.



Islamic Political Thought (1968)



8.



Islamic Surveys: The Influence of Islam on Medieval Europe (1972).



9.



he Majesty That Was Islam (1976)



10. Muslim-Christian Encounters: Perceptions and Misperceptions (1991).



2.4 Pandangan William Montgomery Watt Terhadap Al-Qur`an A. Konsep Wahyu Penjelasan Watt tentang wahyu bertolak dari pemahamannya tentang ayat-ayat al-Quran tentang wahyu. Karena itu pandangannya dalam hal ini tidak jauh beda dengan apa yang dipahami oleh umat Islam. Bagi Islam al-Quran adalah kitab yang diwahyukan kepada Muhammad saw. melalui malaikat. Al-Qur’an bukanlah kata-kata Muhammad saw. tetapi kata-kata Tuhan. Muhammad saw. tidak lebih dari seorang utusan yang ditunjuk untuk membawa pesan itu. Watt mencoba menguji data al-Qur’an secara historis dan mendeskripsikan beberapa ayat yang menurutnya cukup membuktikan tentang kebenaran al-Qur’an dengan melihat pengalaman Muhammad saw dalam menerima wahyu. Dari surat 53 ayat 2-18, watt memahami bahwa al-Qur`an memang menyebut dua bentuk peristiwa nabi dalam melihat bayangan. Dalam ayat tersebut sebagai mana juga dalam surat 81 ayat 24, Watt mengajak untuk memperhatikan kata ‘abd (hamba). Kata ini membawa pada pengertian tentang hubungan manusia dengan tuhan. Tetapi kata ini juga dapat dipahami tentang hubungan manusia dan malaikat. Ini menunjukkan adanya perubahan hal-hal spiritual-spiritual dalam pikiran Muhammad saw dan orang Islam. Awalnya mereka



viii



berasumsi bahwa Muhammad saw melihat Allah. Tetapi karena tidak mungkin, disimpulkan bahwa itu bayangan malaikat. Di samping itu, kata wahyu juga sering dipahami untuk mengungkapkan pengalaman Muhammad saw dalam bahasa Arab kata ini menjadi istilah tehknis teologis. Kata ini dipakai untuk bentuk komunikasi yang istimewa tetapi tidak terbatas untuk itu. Selain kata wahyu, kata kerja yang mengandunmg makna mewahyukan adalah kata nazala yang berarti menurunkan. Kata ini mengandung pengertian bahwa ada utusan yang mrmbawa pesan dari Tuhan kepada nabi. Yang jelas bagi Watt, pengalaman Muhammad saw dalam menerima wahyu sangat beragam. Pertama Muhammad Muhammad saw sadar bahwa kata-kata itu hadir dalam hati atau pikiran yang sadar. Kedua, ayat tersebut bukan hasil pemikiran sadar Muhammad saw dan ketuka ayat itu ditempatkan dalam pikiran ya oleh malaikat. Karena itu Muhammad Muhammad saw percaya bahwa kata-kata itu berasal dari Tuhan. Permasalahan yang sering dikedepankan oleh orang modern adalah bagaimana kat-kata itu dating dalam kesadaran Muhammad saw. Watt memang menerima bahwa al-Qur`an bukanlah hasil berbagai proses pemikiran alam sadar. Bagi orang modern jawaban yang paling mudah adalah bahwa kata-kata itu dating dari alam bawah sadar Muhammad saw. Pandangan ini bias dikombinasikan dengan pandangan Islam tradisional yang menganggap bahwa malaikat-malaikat memasukkan kata-kata itu kealam bawah sadar Muhammad saw, dan bahwa dari alam bawah sadar inilah ayat-ayat itu muncul dalam alam bawah sadar Muhammad saw. Dengan



mengambil



konsep



tentang Collektfe unconscious



sebagaimana yang digagas oleh jung, Watt berpendapat bahwa wahyu baik dalam pandangan yahudi, Kristen, maupun islam adalah kandungan yang muncul dari alam bawah sadar. Berdasarkan teori alam sadar ini Watt membenarkan gagasan bahwa agama berasal dari sumber yang sama. Ada hal yang harus diperhatikan dalam konsep kolektif unscouncious ini yakni bahwa ada bagian yang bekerja sebagai



ix



pengfungsian alam bawah sadar yakni life-energi (kemampuan untuk hidup). Tanpa ini kreatifitas Tuhan yang diberikan kepada manusia melalui alam bawah sadar tidak akan berfungsi karena itu, kreatifitas tuhan melalui alam bawah sadar. Alam bawah sadar disebut sebagai agen antara seorang figure yang dikehendaki dengan sumber zat yang transenden. Karena alam bawah sadar merupakan bagian dari pengfungsian energy hidup (life energy). Maka yang menyebabkan manusia berkembang adalah daya yang menggerakkan alam bawah sadar itu. Di samping alam sadar dan alam bawah sadar ada hal lain yang menyebabkan manusia atau seorang figure bias berkomunikasi dengan zat transenden. bagi Watt unsure itu adalah ketidakpuasan (unsatis factori) dalam hidup. Karena ketidak puasan inilah life energy menuntut ide-ide muncul dibawah alam bawah sadar. Dengan demikian perpaduan akan ketiga hal itu yakni alam sadar, alam bawah sadr, dan ketidakpuasan yang digerakkan oleh suatu life energy membawa seseorang hidup lebih sempurna. Inilah yang dimaksud Watt bahwa orang bias berhubungan dengan zat yang transenden hanya dengan collektif unsconcious. Di bawah ini akan diuraikan beberapa contoh pemikiran William Montgomery Watt terhadap ayat al-Qur`an : 1. Pengumpulan Teks al-Qur’an Prespekif William Mongomery Watt Menurut William Mongomery Watt, sejarah pengumpulan mushaf alQur’an dimulai sejak masa khalifah Abu Bakar kemudian dikodifikasi ulang pada masa Utsman. Pengumpulan tersebut berawal ketika terjadi perang Yamamah yaitu perang riddah. Banyak para penghafal alQur’an yang gugur. Sehingga sahabat Umar mengusulkan agar segera dilakukan pengumpulan al-Qur’an karena kekhawatiran akan lebih banyak lagi penghafal al-Qur’an yang gugur sedangkan al-Quran belum dibukukan. Abu Bakar sempat ragu atas usul Umar tersebut, karena tidak ada wewenang dari nabi Muhammad saw. Namun pada akhirnya ia pun menyetujui usulan Umar dan meminta Zaid bin Tsabit untuk menjadi panitia penulisan, karena ia salah satu juru tulis



x



“sekertaris” nabi Muhammad saw. Setelah proses penulisan selesai, Zaid menyerahkan pada Abu Bakar. Ketika Abu Bakar meninggal diserahkan pada Umar dan ketika Umar meninggal diserahkan pada putrinya, Hafsah, yakni janda nabi Muhammad saw. William Mongomery Watt menyoroti bahwa cerita di atas dapat dikritik atas dasar beberapa alasan. Pertama, bahwa sampai nabi Muhammad saw wafat tidak ada catatan sah mengenai wahyu. Lebih lanjut William Mongomery Watt juga mengemukakan bahwa ada beberapa versi mengenai gagasan mengumpulan Qur’an, apakah dimulai pada masa Abu Bakar atau Umar. Kemudian, dengan mengutip pendapat Freidrich Schawally, William Mongomery Watt juga menyinggung bahwa para korban yang gugur dalam perang Yamamah adalah orang yang baru beriman (baru masuk Islam) bukan para huffaz. Kedua, pengumpulan al-Qur’an secara formal dan absah. Hal itu didasarkan bahwa Qur’an yang berada diberbagai daerah juga dianggap absah. Ketiga, William Mongomery Watt juga meragukan bahwa suhuf yang berada ditangan Hafsah adalah salinan resmi hasil revisi/pengumpulan Zaid, karena jika demikian, hal ini mustahil bila suhuf tersebut berpindah ke tangan orang lain di luar kepemilikan resmi, meskipun Hafsah adalah putri khalifah. Dari poin-poin kritik yang ditawarkan William Mongomery Watt, ia memberi ulasan bahwa tidak ada kegiatan pengumpulan mushaf pada masa khalifah Abu Bakar. 2. Perkawinan Beda Agama Pada Surat al-Maidah ayat 5 dijelaskan membolehkannya pria Muslim menikahi wanita Ahli Kitab.



َّ ‫ْال َي ْو َم أ ُ ِح َّل لَ ُك ُم‬ َ ‫َاب ِح ٌّل لَ ُك ْم َو‬ َ ‫الطيِِّ َباتُ َو‬ ‫ط َعا ُم ُك ْم ِح ٌّل لَ ُه ْم‬ َ ‫طعَا ُم الَّذِينَ أُوتُوا ْال ِكت‬ ‫َاب ِم ْن قَ ْب ِل ُك ْم إِذَا‬ ِ ‫صنَاتُ ِمنَ ْال ُمؤْ ِمنَا‬ َ ‫صنَاتُ ِمنَ الَّذِينَ أُوتُوا ْال ِكت‬ َ ْ‫ت َو ْال ُمح‬ َ ْ‫َو ْال ُمح‬ َ َ‫صنِين‬ ‫ان َو َم ْن يَ ْكفُ ْر‬ ِ ْ‫ور ُه َّن ُمح‬ َ ‫غي َْر ُم‬ ٍ َ‫سافِ ِحينَ َوال ُمت َّ ِخذِي أ َ ْخد‬ َ ‫آت َ ْيت ُ ُمو ُه َّن أ ُ ُج‬ َ ِ‫ان فَقَ ْد َحب‬ َ‫اآلخ َرةِ ِمنَ ْالخَا ِس ِرين‬ ِ ‫ع َملُهُ َو ُه َو فِي‬ َ ‫ط‬ ِ ‫بِاإلي َم‬ Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan xi



makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orangorang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar maskawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barang siapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi. William Mongomery Watt dalam memahami Surat al-Maidah ayat 5 ini yaitu dengan pemahaman diperbolehkanya perkawinan pria Muslim dengan wanita Kitabiyah itu sebagai upaya rekonsiliasi (perbuatan memulihkan hubungan persahabatan pada keadaan semula) Islam dengan Yahudi dan Kristen setelah sebelumnya mengalami konflik peperangan beberapa kali. Pemahaman yang dilakukan William Mongomery Watt terhadap ayat tersebut kurang tepat, karena beliau memahami diperbolehkanya pernikahan beda agama antara laki-laki Muslim dan perempuan Kitabiyah itu sebagai upaya rekonsiliasi (pemulihan persahabatan antara agama) Islam d



engan agama Kristen atau yahudi yang



sebelumnya mengalami konflik peperangan beberapa kali. Di dalam Tafsir al-Misbah di jelaskan mengenai diperbolehkanya laki-laki Muslim menikahi wanita Kitabiyah, tetapi izin ini adalah sebagai jalan keluar kebutuhan mendesak ketika itu, dimana kaum Muslimin sering berpergian jauh melaksanakan jihad tanpa mampu kembali ke keluarga mereka, sekaligus juga untuk tujuan dakwah. 3. Pandangan William Mongomery Watt terhadap surah al-Nisa ayat 157:



َّ ‫سو َل‬ ُ ‫سى ابْنَ َم ْريَ َم َر‬ ُ‫صلَبُوه‬ َ ‫َوقَ ْو ِل ِه ْم إِنَّا قَت َْلنَا ْال َمسِي َح ِعي‬ َ ‫َّللاِ َو َما قَتَلُوهُ َو َما‬ ْ َ‫شبِِّهَ لَ ُه ْم َوإِ َّن الَّذِين‬ ُ ‫َولَ ِك ْن‬ ‫ع‬ َ ‫اختَلَفُوا فِي ِه لَ ِفي ش ٍَِّك ِم ْنهُ َما لَ ُه ْم بِ ِه ِم ْن ِع ْل ٍم إِال اتِِّبَا‬ َّ ‫الظ ِِّن َو َما قَتَلُوهُ يَ ِقينًا‬



xii



Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya



orang-orang



yang



berselisih



paham



tentang



(pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Di dalam ayat tersebut di jelaskan tentang penolakan terhadap cerita nabi Isa yang disiksa dan mati di tiang salib. Menurut William Montgomery Watt al-Qur’an itu salah, menurutnya mengenai Nabi Isa disiksa dan mati di tiang salib itu merupakan satu diantara bukti sejarah masa silam yang paling pasti.



xiii



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Orientalis merupakan study yang dilakukan oleh intelektual Barat untuk mempelajari situasi Timur, khususnya yang menyangkut sejarah, agama, bahasa, etika, tradisi, seni dan adat istiadat kebiasaan bangsa Timur atau secara istilah adalah bidang pengetahuan atau ilmu yang mengantarkan pada (pemahaman) dunia timur secara sistematis sebagai suatu objek yang dapat dipelajari, diungkap, dan diaplikasikan. Dalam pendekatanya orientalis melakukan beberapa metode pendekatan diantaranya : Pendekatan Historis, Pendekatan Fenomologis dan Pendekatan Historis-Fenomonologis. Adapun Pada umumnya pandangan orientalis terhadap Al-Quran berkutat pada keotentikan Al-Quran, akan tetapi ternyata tidak hanya sebatas itu sebab banyak pula isu-isu klasik yang selalu diangkat, diantaranya : mengenai pengaruh Yahudi dan Kristen terhadap Islam maupun isi kandungan AlQuran, ada pula yang berusaha mengungkapkan segala sesuatu yang boleh dijadikan pinjaman dan pengaruh terhadap hal-hal tersebut, seperti dari literature Yahudi-Kristen, ada juga yang membandingkan dengan adat istiadat jahiliyyah, Romawi dan adat istiadat lainya yang pernah berkembang di bangsa arab yang merupakan tempat pertama diturunkanya Al-Quran. Mereka juga mengatakan bahwa cerita-cerita yang ada dalam Al-Quran banyak yang keliru karena tidak sama dengan Versi Bibel, sehingga muncul dalam anggapan mereka bahwa semua cerita-cerita yang ada dalam Al-Quran merupakan dongeng dan manipulasi Muhammad. William Montgomery Watt lahir pada 14 Maret 1909 M di Ceres, Fife, Skotlandia. Beliau termasuk Orientalis yang mengkaji al-Qur’an. Adapun diantara karya-karyanya adalah The faith and practice of al-Ghazālī, Muhammad at Mecca, Muhammad at Medina, Muhammad: Prophet and Statesman, Islamic Philosophy and Theology, dan lain sebagainya. Di antara hasil pandanganya terhadap al-Qur’an yaitu pada surah al-Maidah tentang



xiv



pernikahan beda agama, Sejarah pengumpulan al-Qur’an, dan penolakan cerita kematian nabi Isa pada surah al-Nisa’ ayat 157.



3.2 Saran Sikap kritis pada setiap karya orientalis sangat diperlukan dalam dunia akademis. Dengan kata lain, kritik yang sebaiknya diarahkan pada mereka itu bukan didasarkan atas satu alasan, bahwa mereka tidak beragama Islam, akan tetapi didorong semangat untuk mencari kebenaran ilmiah. Dengan demikian, kritik yang dihasilkan tidak bersifat emosional, tapi bersifat akademis. Demikian tulisan ini dibuat, tentulah kekurangan masih terdapat dalam tulisan ini, tegur sapa dari pembaca untuk perbaikan tulisan ini sangat penyusun harapkan.



xv



DAFTAR PUSTAKA



http://khoiruddinaziz.blogspot.com/2016/01/orientalisme-al-quran-pandanganwilliam.html



http://blogpipitbird16.blogspot.com/2015/01/pandangan-orientalisme-terhadapal.html



http://akusarjanapendidikan.blogspot.com/2017/11/makalah-orientalisme-dan-alquran.html



http://anismufarrochah.blogspot.com/2013/04/pengertian-sejarah-dan-tujuanorientalis.html



xvi