MAKALAH PAI - Manusia, Agama Dan Islam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH " MANUSIA, AGAMA DAN ISLAM " Disusun Sebagai Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI)



Diajukan Dan Dibuat Oleh Kelompok 2 Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (Ppkn) Kelas Reguler A Semester 1 Kelompok 2: Abdulah Alwasili



Denih Saputra Muhamad Samhan Albajili



SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP PGRI) SUKABUMI Jalan Karamat No. 69 Telp. (0266) 231745 - Sukabumi



KATA PENGANTAR



Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, berkah, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah yang berjudul "Manusia, Agama dan Islam" dengan baik, Makalah ini pula disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI). sehingga yang penulis harapkan dari adanya pembuatan Makalah ini agar senantiasa dapat membantu dan mengembangkan wawasan serta pengetahuan bagi diri pribadi penulis maupun pembaca dalam menjalankan mekanisme kehidupan bermasyarakat serta kegiatan belajar di kehidupan sehari-hari. Selain daripada itu, makalah ini juga disusun dengan tujuan untuk dapat menjadi bacaan bagi khalayak umum agar senantiasa menjadi manusia yang taat dalam beribadah, paham tentang Agama, serta dapat mengamalkan konsep Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah berkenan membaca makalah ini dengan tulus dan ikhlas. semoga isi dari makalah ini dapat berguna bagi semua pihak, serta semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Amin



Sukabumi, 24 Oktober 2021



Penulis



ii



DAFTAR ISI



LEMBAR JUDUL .................................................................................................. i KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 1.1 Latar belakang ................................................................................................ 1 2.1 Rumusan masalah ........................................................................................... 3.1 Tujuan dan manfaat ........................................................................................ 2 4.1 Metode penulisan ........................................................................................... 2 5.1 Sistematika penulisan ..................................................................................... 2 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 3 2.1 Beragama sebagai kebutuhan fitri ................................................................... 3 2.2 Pengertian dan asal usul agama ....................................................................... 3 2.3 Agama-agama besar di dunia .......................................................................... 4 2.4 Islam sebagai agama fitrah .............................................................................. 4 2.5 Pengertian dan misi islam ............................................................................... 7 BAB 3 PENUTUP..................................................................................................... 9 3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 9 3.2 Saran ............................................................................................................. 9 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 10



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar belakang Kehadiran manusia tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta. Manusia hakihatnya adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Pada diri manusia terdapat perpaduan antara sifat ketuhanan dan sifat kemakhlukan. Agama merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam individu dan menumbuhkan ketenangan hati pemeluknya. Agama akan memelihara manusia dari penyimpangan, kesalahan dan menjauhkannya dari tingkah laku yang negatif. Bahkan agama akan membuat hati manusia menjadi jernih halus dan suci. Disamping itu, agama juga merupakan benteng pertahanan bagi generasi muda muslim dalam menghadapi berbagai aliran sesat. Islam dengan berbagai ketentuannya dapat menjamin bagi orang yang melaksanakan hukum-hukumnya akan mencapai tujuan yang tinggi. Manusia, Agama dan Islam merupakan masalah yang sangat penting, karena ketiganya mempunyai pengaruh besar dalam pembinaan generasi yang akan datang, yang tetap beriman kepada Allah dan tetap berpegang pada nila-nilai spiritual yang sesuai dengan agamaagama samawi (agama yang datang dari langit atau agama wahyu). Manusia merupakan makhluk yang sangat menarik. Oleh karena itu, manusia dan berbagai hal dalam dirinya sering menjadi perbincangan di berbagai kalangan. Hampir semua lembaga pendidikan tinggi mengkaji manusia, karya, dan dampak dari karya tersebut terhadap diri pribadi, masyarakat dan lingkungan tempat tinggalnya. Para ahli telah mencetuskan pengertian manusia sejak dahulu kala, namun sampai saat ini belum ada kata sepakat tentang pengertian manusia yang sebenarnya. Hal ini terbukti dari banyaknya sebutan untuk manusia, misalnya homo sapien (manusia berakal), homo economices (manusia ekonomi) yang kadangkala disebut Economical Animal (Binatang ekonomi), dan sebagainya. Agama islam sebagai agama yang paling baik tidak pernah menggolongkan manusia ke dalam kelompok binatang. Hal ini berlaku selama manusia itu mempergunakan akal dan pikiran dan semua karunia Allah SWT dalam hal-hal yang diridhoi-Nya. Namun, jika manusia tidak mempergunakan semua karunia itu dengan benar, maka derajad manusia akan turun, bahkan jauh lebih rendah dari seekor binatang. Hal ini telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 179. Agama juga mempunyai peranan penting dalam pembinaan akidah dan akhlak dan1juga merupakan jalan untuk membina pribadi dan masyarakat yang individuindividunya terikat oleh rasa persaudaraan, cinta kasih dan tolong menolong. Islam dengan berbagai ketentuannya dapat menjamin bagi orang yang melaksanakan hukum-hukumnya akan mencapai tujuan yang tinggi. Sangat menariknya pembahasan tentang manusia inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengulas sedikit tentang Manusia Menurut Pandangan Islam. 1



1.2 Rumusan masalah Untuk mengkaji dan mengulas tentang Manusia, Agama, dan Islam, maka diperlukan sub pokok pembahasan yang saling berhubungan, sehingga penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut: a. b. c. d. e.



Apa pengertian beragama sebagai kebutuhan fitri ? Apa sajakah agama – agama besar di dunia ? Apa sajakah nama, pengertian, dan Misi Islam ? Bagaimana pengertian dan asal usul agama ? Bagaimana penjelasan mengenai Islam sebagai agama fitrah ?



1.3 Tujuan dan manfaat penulisan a. Tujuan Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI) beserta menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah. b. Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan penulis dan pembaca tentang manusia dalam pandangan Islam, serta untuk membuat kita lebih memahami tentang kehidupan beragama serta menguasai materi pendidikan agama Islam. 1.4 Metode Penulisan Penulis memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini. Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media media lain seperti e-book, web, blog, dan perangkat media massa yang diambil dari internet. 1.5 Sistematika Penulisan Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, serta sistematika penulisan. Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan sub bab yang berkaitan dengan manusia dalam pandangan islam serta fungsi dan tanggung jawab manusia dalam islam. Terakhir, bab penutup terdiri atas kesimpulan dan saran yang kemudian diakhiri pula dengan sajian daftar pustaka.



2



BAB II ISI 2.1 Beragama sebagai kebutuhan fitri Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain alinsaan, alnaas, al-abd, bani adam dan sebagainya. Al-insaan berarti suka, senang, jinak, ramah, atau makhluk yang sering lupa. Al-naas berarti manusia (jama’). Al-abd berarti manusia sebagai hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak Adam karena berasal dari keturunan nabi Adam. Namun dalam Al-Quran dan Al-Sunnah disebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia dan memiliki berbagai potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat. Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah makhluk paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainya, termasuk diantaranya Malaikat, Jin, Iblis, Binatang, dan lain-lainnya. Al-Qur’an memandang manusia sebagaimana fitrahnya yang suci dan mulia, bukan sebagai manusia yang kotor dan penuh dosa. AlQuran justru memuliakan manusia sebagai makhluk surgawi yang sedang dalam perjalanan menuju suatu kehidupan spiritual yang suci dan abadi di negeri akhirat, meski dia harus melewati rintangan dan cobaan dengan beban dosa saat melakukan kesalahan di dalam hidupnya di dunia ini. Dimensi fisik dan non-fisik manusia bersifat potensial. Dimensi non-fisik terdiri dari jiwa (psyche), fikiran (ratio) dan rasa (sense). Rasa yang dimaksudkan ialah kesadaran manusia akan kepatutan, keindahan, dan kebertuhanan. Perasaan pada diri seseorang yang menimbulkan keyakinan akan adanya sesuatu yang maha kuasa diluar dirinya yang menentukan segala kehidupan yang ada. Keyakinan akan adanya tuhan dicapai oleh manusia melalui tiga pendekatan yaitu: 1. Argumen membuktikan adanya tuhan melalui kajian terhadap fenomena alam semesta (Material experience of humanity) 2. Argumen membuktikan adanya tuhan melalui kesadaran batiniah dirinya (Inner experience of humanity) 3. Argumen adanya tuhan didasarkan pada wahyu yang diturunkan oleh tuhan melalui utusannya (Spiritual experince of humanity) 2.2 Pengertian dan asal usul agama Agama adalah sistem yang mengatur kepercayaan serta peribadatan kepada tuhan yang maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatnan kehidupan. 3



Melihat asal usul terbentuk dan berkembangnya suatu agama sebagai sebuah lembaga kepercayaan dapat dikategorikan kedalam tiga jenis : 1. Agama yang muncul dan berkembang dari budaya, agama ini disebut dengan agama budaya atau agama bumi, seperti Hindu, Shinto, atau agama-agama primitif tradisional. 2. Agama yang disampaikan oleh orang-orang yang mendapat wahyu dari tuhan dan ajaran-ajaran yang mereka sebarkan juga berasal dari tuhan (Nabi dan Rasul) 3. Agama yang berkembang dari pemikiran seorang filosof besar, agama ini disebut agama filsafat seperti konfusianiame (konghucu), taoisme, zoroaster, atau budha. 2.3 Agama-agama besar di dunia Agama adalah sistem kepercayaan dan menurut beberapa perkiraan ada sekitar 4.200 agama di dunia. Albert Einsten pernah berkata bahwa “ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh” ada dua point yang perlu diperhatikaan dari maksud perkataan tersebut yaitu yang pertama tentang pentingnya agama untuk melambari ilmu pengetahuan dan yang kedua perlunya ilmu dalam pengamalan agama. Dari sekian banyaknya agama atau kepercayaan di dunia ada beberapa agama yang memiliki penganut dengan jumlah yang cukup banyak atau dengan kata lain agama-agama besar di dunia diantaranya agama islam, kristen, katolik, himdu, budha, konghucu, yahudi dan masih banyak lagi. Setiap agama di dunia memliki sejarahnya masing-masing serta memiliki ciri khusus tersendiri misalnya agama yang identik dengan suatu bangsa atau ras tertentu seperti yahudi bagi bangsa yahudi, hindu bagi bangsa india, konghucu bagi bangsa china, dan shinto bagi bangsa jepang juga ada agama yang bersifat mendunia atau mondial serta mengklaim sebagai agama untuk seluruh bangsa atau disebut juga agama mesianis seperti agama islam, kristen dan budha. 2.4 Islam Sebagai Agama Fitrah Fiitrah dalam arti tabiat alami manusia. Manusia lahir dengan membawa tabi’at (perwatakan) yang berbeda- beda. Watak tersebut dapat berupa jiwa pada anak atau hati sanubari yang dapat mengantarkan untuk sampai pada ma’rifatullah. Sebelum usia baligh, anak belum bisa membedakan antara iman dan kafir, karena wujud fitrah terdapat dalam qalb yang dapat mengantarkan pada pengenalan nilai kebenaran tanpa terhalang apa pun. Fitrah dalam arti Insting (Gharizah) dan wahyu dari Allah (Al Munazalah)Ibnu Taimiyah membagi fitrah dalam dua macam : a. Fitrah Al Munazalah



4



Fitrah luar yang masuk dalam diri manusia. Fitrah ini dalam bentuk petunjuk al qur’an dan sunnah yang digunakan sebagai kendali dan pembimbing bagi Fitrah Al Gharizahah. b. Fitrah Al Gharizah Fitrah inheren dalam diri manusia yang memberi daya akal yang berguna untuk mengembangkan potensi dasar manusia. Fitrah berarti kesucian, terdapat dalam sebuah hadis yang berbunyi, "Setiap orang dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Orang tuanyalah yang kemudian menjadikan dia seorang Yahudi, Nasrani, maupun Majusi" (H.R. Bukhari Muslim, Abu Daud, Turmudzi, Imam Malik, Imam Hambali). Fitrah berarti agama yang benar, yakni agama Allah dikaitkan dengan kata fitrah dalam surat Ar-Rum ayat 30. ”Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Q.S. Ar Rum:30) Fitrah manusia dan nilai-nilai luhur yang bersumber darinya, mendapat perhatian agama-agama ilahi khususnya agama Islam. Pada realitanya fitrah dan agama, keduanya bersumber dari satu mata air iaitu dari Allah swt dan yang menunjukkan kepada manusia jalan kebahagiaan yang sebenarnya. Agama Islam sebagai agama terakhir menyodorkan program yang lengkap untuk kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat. Ajaran ini telah ditetapkan oleh Tuhan dan mencakup semua manusia. Allah tidak memiliki kepentingan apapun dengan kebahagiaan dan kesejahteraan manusia. Allah Swt. berfirman: Lâ tabdîla li khalqillâh (tidak ada perubahan atas fitrah Allah). Menurut Ibnu Abbas, Ibrahim an-Nakha’i, Said bin Jubair, Mujahid, Ikrimah, Qatadah, adh Dhahak, dan Ibnu Zaid, li khalqillâh maksudnya adalah li dînillâh. Kata fithrah sepadan dengan kata al-khilqah. Jika fitrah dalam ayat ini ditafsirkan sebagai Islam atau dîn Allâh, maka kata khalq Allâh pun demikian, bisa dimaknai dîn Allâh. Allah Swt. memberitakan, tidak ada perubahan bagi agama yang diciptakanNya untuk manusia. Jika Allah Swt. tidak mengubah agamanya, selayaknya manusia pun tidak mengubah agama-Nya atau menggantikannya dengan agama lain. Oleh karena itu, menurut sebagian mufassir, sekalipun berbentuk khabar nafî (berita yang menafikan), kalimat ini memberikan makna thalab nahî (tuntutan untuk meninggalkan). Dengan demikian, frasa tersebut dapat diartikan: Janganlah kamu mengubah ciptaan Allah dan agamanya dengan kemusyrikan;janganlah mengubah fitrahmu yang asli dengan mengikuti setan dan penyesatannya; dan kembalilah pada agama fitrah, yakni agama Islam. Memeluk Islam sesungguhnya merupakan fitrah manusia. Secara tersirat, ayat ini menegaskan akan realitas tersebut. Para mufassir menafsirkan kata fithrah Allâh dengan kecenderungan pada akidah tauhid dan Islam, 5



bahkan Islam itu sendiri. Selain ayat ini,kesesuaian Islam dengan fitrah manusia juga dapat terlihat pada beberapa fakta berikut: Pertama: adanya gharîzah at-tadayyun (naluri beragama) pada diri setiap manusia sehingga ia bisa merasakan dirinya lemah dan ringkih. Ia membutuhkan Zat Yang Maha Agung, yang berhak untuk disembah dan dimintai pertolongan. Karenanya, manusia membutuhkan agama yang menuntun dirinya melakukan penyembahan (‘ibâdah) terhadap Tuhannya dengan benar. Kedua: dengan akal yang diberikan Allah Swt. pada diri setiap manusia, ia mampu memastikan adanya Tuhan, Pencipta alam semesta. Sebab, keberadaan alam semesta yang lemah, terbatas, serba kurang, dan saling membutuhkan pasti merupakan makhluk. Hal itu memastikan adanya al-Khâliq yang menciptakannya. Dengan demikian, kebutuhan manusia pada agama, selain didorong oleh gharîzah attadayyun, juga oleh kesimpulan akal. Lebih jauh, akal manusia juga mampu memilah dan memilih akidah dan agama yang benar. Akidah batil akan dengan mudah diketahui dan dibantah oleh akal manusia. Sebaliknya, argumentasi akidah yang haq pasti tak terbantahkan sehingga memuaskan akal manusia. Oleh karena itu, secara fitri manusia membutuhkan akidah dan agama yang haq, agama yang menenteramkan perasaan sekaligus memuaskan akal. Islamlah satu-satunya yang haq. Islam dapat memenuhi dahaga naluri beragama manusia dengan benar sehingga menenteramkannya.Islam juga memuaskan akalnya dengan argumentasi-argumentasinyayang kokoh dan tak terbantahkan. Dengan demikian, Islam benar-benar sesuai dengan fitrah dan tabiat manusia. Karena begitu sesuainya, az-Zamakhsyari dan an-Nasafi menyatakan, “Seandainya seseorang meninggalkan Islam, mereka tidak akan bisa memilih selain Islam sebagai agamanya.” Kesesuaian fitrah manusia dengan Islam juga dijelaskan dalam dalil-dalil naqli. Allah SWT berfirman yang artinya : "Ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (QS al-A‘raf [7]: 172)5[5] Allah Swt. juga berfirman di dalam hadis qudsi yang artinya :” sungguhnya aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif (lurus) semuanya dan sesungguhnya mereka didatangi setan, lalu setan itu membelokkan mereka dari agama mereka”. (HR Muslim). Rasulullah saw. juga bersabda: “Tidak ada seorang anak kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kemudian kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. (HR al-Bukhari).



6



Kedua hadis di atas menjelaskan tentang kondisi awal setiap manusia. Dalam hadis pertama disebutkan, setiap manusia diciptakan dalam keadaan hanîf, yakni lurus dan tidak condong pada kesesatan. Adapun dalam hadis kedua dinyatakan, setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, namun fitrah yang dimaksudkan di sini adalah pengakuan terhadap Allah Swt. Hadis pertama di atas menjelaskan, penyimpangan manusia dari fitrahnya disebabkan oleh bujuk rayu setan. Hadis kedua menjelaskan, pendidikan yang salah dari orangtua merekalah yang menjadi faktor penyebab keluarnya manusia dari fitrahnya. 2.5 Pengertian dan misi islam Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul-Nya sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW., sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada ummat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejah-teraan materiil dan ukhrawi. Q.s. an-Nisa/4 ayat 163: Yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman, dan Kami berikan Zabur kepada Daud”. Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w. ialah apa yang diturunkan Allah di dalam al-Qur’an dan yang tersebut dalam Sunnah yang sahih, berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat (Himpunan Putusan Tarjih). Q.s. at-Taubah/9 ayat 33: Yang artinya: ‘Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai’. Q.s. al-Anbiya’/21 ayat 107: Terjemah: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. Antara Islam sebagai agama samawi terakhir dan agama wahyu sebelumnya jelas mempunyai hubungan yang erat, karena keberadaannya merupakan mata rantai terakhir agama Allah Kebenaran-kebenaran fundamental dan nilai-nilai hidup yang bersifat universal yang pernah diajarkan oleh para Nabi dan Rasul terdahulu dikukuhkan dan 7



dilestarikan. Sementara, beberapa aturan yang merupakan realisasi dan nilai-nilai universal disesuaikan dengan perkembangan hidup. Penegasan Allah SwT. dalam al-Qur’an yang mengatakan bahwa Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w. sebagai satu-satunya agama yang benar ajarannya dapat dikuatkan dengan alasan dan bukti sebagai berikut : 



Islam sebagai agama yang jelas asal usulnya, yaitu sebagai agama wahyu yang terakhir.







Islam dibawa oleh seorang Nabi terakhir, yaitu Nabi Muhammad SwT.







Ajaran Islam diterangkan dalam Al-Qur’an sebagai kitab suci terakhir bagi seluruh umat manusia.







Ajaran Islam tidak ada yang bertentangan dengan fitrah manusia, tetapi mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan ayat al-Qur’an dalam surat al-Ma’idah ayat 3 sebagaimana telah disebutkan di atas; dan surat Rum ayat 30, terjemah: Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama (Islam), fitrah Allah, dimana Dia menciptakan manusia diatas fitrah tersebut. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. Itulah agama yang yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.







Ajaran Islam tertumpu pada ajaran mengesakan Tuhan dan bertujuan menjadikan manusia sebagai sumber kabaikan. Ajaran Islam dapat diamalkan dengan mudah dan praktis oleh orang yang beriman (tidak memerlukan upacara yang rumit), dan semua ajarannya baik dan lurus sesuai dengan fitrah manusia yang tidak mau dipersulit dan yang kecenderungannya kepada yang baik dan lurus.







Hal ini ditegaskan al-Qur’an dalam surat al-Ma’idah ayat 50, terjemah:Apakah hukum jahiliyah yang mereka cari dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi kaum yang yakin.



8



BAB 3 PENUTUP



3.1 Kesimpulan Memeluk Islam sesungguhnya merupakan fitrah manusia. Secara tersirat, ayat ini menegaskan akan realitas tersebut. Para mufassir menafsirkan kata fithrah Allâh dengan kecenderungan pada akidah tauhid dan Islam, bahkan Islam itu sendiri. Selain ayat ini, kesesuaian Islam dengan fitrah manusia juga dapat terlihat pada beberapa fakta berikut: Pertama: adanya gharîzah at-tadayyun (naluri beragama) pada diri setiap manusia sehingga ia bisa merasakan dirinya lemah dan ringkih. Ia membutuhkan Zat Yang Maha Agung, yang berhak untuk disembah dan dimintai pertolongan. Karenanya, manusia membutuhkan agama yang menuntun dirinya melakukan penyembahan (‘ibâdah) terhadap Tuhannya dengan benar. Kedua: dengan akal yang diberikan Allah Swt. pada diri setiap manusia, ia mampu memastikan adanya Tuhan, Pencipta alam semesta. Sebab, keberadaan alam semesta yang lemah, terbatas, serba kurang, dan saling membutuhkan pasti merupakan makhluk. Hal itu memastikan adanya al-Khâliq yang menciptakannya. Dengan demikian, kebutuhan manusia pada agama, selain didorong oleh gharîzah at-tadayyun, juga oleh kesimpulan akal. Lebih jauh, akal manusia juga mampu memilah dan memilih akidah dan agama yang benar. Akidah batil akan dengan mudah diketahui dan dibantah oleh akal manusia. Sebaliknya, argumentasi akidah yang haq pasti tak terbantahkan sehingga memuaskan akal manusia. Oleh karena itu, secara fitri manusia membutuhkan akidah dan agama yang haq, agama yang menenteramkan perasaan sekaligus memuaskan akal. Islamlah satu-satunya yang haq. Islam dapat memenuhi dahaga naluri beragama manusia dengan benar sehingga menenteramkannya. Islam juga memuaskan akalnya dengan argumentasi-argumentasinya yang kokoh dan tak terbantahkan. Dengan demikian, Islam benar-benar sesuai dengan fitrah dan tabiat manusia. Karena begitu sesuainya, az-Zamakhsyari dan an-Nasafi menyatakan, “Seandainya seseorang meninggalkan Islam, mereka tidak akan bisa memilih selain Islam sebagai agamanya.” Kesesuaian fitrah manusia dengan Islam juga dijelaskan dalam dalil-dalil naqli. Allah Swt. berfirman yang artinya : "Ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (QS al-A‘raf [7]: 172). 3.2 Saran Kita adalah sebaik-baiknya makhluk ciptaan Allah. Kita mempunyai bentuk yang sempurna, mempunyai fikiran dan akal. Seharusnya kita sebagai manusia yang berakal baik, kita menjaga dan melestarikan sumber daya yang kita miliki. Selain itu tak lupa kita tetap belajar dan menuntut ilmu demi kemajuan bangsa. 9



DAFTAR PUSTAKA



Zakiah Daratjad, 1995. Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 1995, h. 56. Yanto Fitri Eko, Dkk, 2017. Manusia Agama dan Islam. Web : https://textid.123dok.com/document/zlrl9o6z-makalah-manusia-agama-dan-islam.html Najmah Jauda Deta, 2020. Pengertian Islam. Web : https://www.brilio.net/wow/pengertianislam-menurut-bahasa-alquran-hadits-dan-ulama-200423k.html Prof. Dr. H.M. Amin Syukur,MA , Pengantar Studi Islam, (Semarang:Pustaka Nuun,2010),hlm:9 Al Quran Terjemahan Ali Imran Penerbit Bintang Indones. Ali hasan,Islam Membangun PeradapanDunia,(Jakarta:pustakajaya).1998Bahi, Muhammad, Pemikiran Islam dan Perkembangannya.Jakarta:Risalah,1995.Drs.Hasanuddin. Sejarah kebudayaan islam . 1994.Tohaputra.Hailkal, Husain, Sejarah Hidup Muhammad, (terj).(Jakarta:literaAntarNusa,1992)cet.13 Maulana Muhammad Ali, Islamologi ( Dinul Islam ) ( Jakarta: Ikhstiar Baru-vaHouve,Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya ,Jilid I , ( Jakarta :UIPress,1997),hlm 9.Prof. Dr. H.M. Syukur, Amin, MA.Pengantar Studi Islam.2010.(Semarang:Pustaka Nuun).



10