Makalah PDB, Pertumbuhan Dan Perubahan Struktur Ekonomi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEREKONOMIAN INDONESIA “PDB, PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAAN STRUKTUR EKONOMI” DOSEN PEMBIMBING : REZA KURNIA SEKEDANG, SE, M.Si



DISUSUN OLEH : MILENIA RAMADHANI HARAHAP (200521019)



MANAJEMEN EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan karunia dan rahmatnya, sehingga saya bisa menyelesaikan makalah yang diberikan oleh dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia dengan judul makalah PDB, Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi. Saya mengucapkan terima kasih atas kotribusi dari banyak pihak dalam menyusun makalah ini. Penyusun pun menyadari sekiranya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna perbaikan dan kelengkapan penyusunan makalah ini. Akhir kata harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Medan, 17 Oktober 2020



Penyusun



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 1.1



Latar Belakang....................................................................................... 1



1.2



Rumusan Masalah.................................................................................. 1



1.3



Tujuan Penulisan ................................................................................... 2



BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3 2.1



Definisi PDB ......................................................................................... 3



2.2



Faktor-faktor Penentu Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia .......... 5



2.3



Pertumbuhan Ekonomi Selama Orde Baru Hingga Sekarang .................. 7



2.4



Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia ............................................... 10



BAB III PENUTUP .......................................................................................... 13 3.1



Kesimpulan.......................................................................................... 13



3.2



Saran ................................................................................................... 14



Daftar Pustaka ................................................................................................. 15



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Semua negara di dunia ini sangat memusatkan pertumbuhan ekonomi negaranya masing-masing, tidak terkecuali Indonesia. Setiap akhir tahun, semua negara akan mengumpulkan data statistik pertumbuhan tingkat Gross National Product (GNP) pada umumnya dengan harapan pertumbuhan dapat memunculkan angka-angka yang meningkat dari tahun sebelumnya. Karena pengejaran pertumbuhan adalah pusat dalam kehidupan ekonomi semua negara saat ini. Tingkat pertumbuhan output dan pendapatan nasional sering menjadi berhasil atau tidaknya program-program pembangunan di negara-negara dunia ketiga. Karena konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolak ukur penilaian pertumbuhan ekonomi nasional, maka kita harus mempelajari hakekat dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tersebut. Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain seperti distribusi pendapatan. Oleh karena itu, pentingnya kita mempelajari tentang Produk Domestik Bruto (PDB), faktor penentu pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepannya, melihat kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak orde baru sampai saat ini, dan kejadian apa saja pada saat perubahan struktur ekonomi Indonesia.



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut: a.



Apa yang dimaksud dengan PDB?



b.



Apa saja faktor-faktor penentu prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia?



c.



Bagaimana pertumbuhan ekonomi selama orde baru hingga sekarang?



d.



Bagaimana perubahan struktur ekonomi Indonesia?



1



1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari pembuatan makalah ini berdasarkan rumusan masalah di atas agar mengetahui definisi Produk Domestik Bruto, faktor apa saja yang menjadi penentu prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia, proses pertumbuhan ekonomi selama orde baru sampai sekarang, dan perubahan struktur ekonomi Indonesia.



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Definisi PDB Suatu Negara yang mengalami perkembangan ekonomi diukur menggunakan sistem tertentu. Dari pengukuran tersebut negara dapat menggunakan data hasilnya sebagai tumpuan membuat kebijakan. Salah satu alat ukur yang digunakan dalam perkembangan ekonomi suatu negara adalah Produk Domestik Bruto (PDB) atau disebut dengan Gross Domestic Product (GDP). Semakin besar jumlah PDB suatu negara, maka tingkat pertumbuhan ekonominya semakin baik. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Singkatnya, PDB adalah jumlah dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam periode waktu tertentu (pada umumnya setahun). Semakin besar jumlah PDB suatu negara, maka tingkat pertumbuhan ekonominya semakin baik. Ada dua jenis PDB, yaitu PDB Nominal dan PDB Riil menurut McEachern (2000:146). PDB Riil (harga tetap) adalah nilai harga barang dan jasa yang diproduksi suatu negara dalam waktu tertentu dan dinilai berdasarkan harga yang berlaku pada satu waktu yang telah ditentukan. Sedangkan PDB Nominal adalah nilai harga barang dan jasa yang diproduksi suatu negara dalam waktu tertentu dan dinilai berdasarkan harga yang belaku pada waktu saat dilakukan penilaian. Perhitungan PDB menurut Case dan Fair (2008:35) dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan sebagai berikut: a.



Pendekatan Pendapatan Pendekatan ini menggunakan metode perhitungan PDB yang mengukur pendapatan seperti upah, sewa, bunga, dan laba yang diterima oleh semua faktor produksi dalam memproduksi barang akhir. Pendekatan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: PDB = Pendapatan Nasional + Depresiasi + (Pajak Tidak Langsung - Subsidi) + Pembayaran Faktor Neto Kepada Luar Negeri



3



Pada pendekatan ini terdapat empat komponen, yaitu: - Pendapatan nasional adalah pendapatan total yang diterima oleh faktorfaktor produksi yang dimiliki oleh warga negara suatu negara. Pada komponen ini terdiri dari kompensasi karyawan, pendapatan perusahaan perorangan, laba perusahaan, bunga bersih, dan pendapatan sewa. - Depresiasi - Pajak tidak langsung meliputi pajak penjualan, bea cukai, dan biaya lisensi. Sedangkan subsidi adalah pembayaran yang dilakukan oleh pemerintah tanpa mendekatkan imbalan barang atau jasa. - Pembayaran faktor neto untuk luar negeri sama dengan pembayaran pendapatan faktor (pendapatan atas faktor produksi) untuk luar negeri dikurangi penerimaan pendapatan faktor dari luar negeri. b. Pendekatan Pengeluaran Pendekatan ini merupakan suatu metode PDB yang mengukur jumlah yang dikeluarkan pada semua barang akhir selama satu periode tertentu. Adapun rumus perhitungan pada pendekatan ini, yaitu: PDB = C + I + G + (X – M) Pada pendekatan ini terdapat empat komponen, yaitu: - Konsumsi pribadi dan rumah tangga. Ada tiga kategori utama pengeluaran konsumen yaitu barang yang tahan lama, barang tidak tahan lama, dan jasa. - Investasi yang dilakukan oleh perusahaan atau rumah tangga untuk modal baru yang meliputi pabrik, peralatan, persediaan dan struktur perumahan baru. - Konsumsi dan investasi pemerintah mencakup pengeluaran pemerintah federal, negara bagian, dan pemerintah local untuk membeli barang-barang akhir dan jasa. - Ekspor neto adalah selisih antara ekspor dan impor. Komponen ini dimasukkan karena PDB hanya menghitung barang dan jasa domestik. c.



Pendekatan Produksi Pendekatan ini merupakan metode menghitung PDB yang mengukur nilai produksi yang diciptakan oleh faktor produksi yang ada di suatu negara tanpa



4



membedakan pemiliki faktor produksi (orang luar negeri atau warga negara itu sendiri). Rumus perhitungan pada pendekatan ini, yaitu: PDB = Sewa + Upah + Bunga + Laba Manfaat dari PDB antara lain sebagai berikut: -



Mengukur laju pertumbuhan ekonomi nasional.



-



Membandingkan kemajuan ekonomi antar negara.



-



Mengetahui struktur perekonomian suatu negara.



-



Sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.



2.2 Faktor-faktor Penentu Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terdapat dua faktor yang menentukan prospek pertumbuhan ekonomi di Indonesia, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a.



Faktor Internal Pada tahun 1998 terjadinya krisis ekonomi yang disebabkan fundamental ekonomi nasional serta proses pemulihan ekonomi nasional yang lambat pasca peristiwa tersebut menyebabkan para investor asing yang tidak ingin menanamkan modalnya di Indonesia. Kemudian proses pemulihan serta perbaikan ekonomi nasional juga tidak disertai kestabilan politik dan keamanan yang memadai, penyelesaian konflik sosial, serta tidak adanya kepastian hukum. Padahal faktor-faktor non ekonomi ini merupakan aspek penting dalam menentukan tingkat resiko yang terdapat di dalam suatu negara untuk menjadi dasar keputusan bagi para pelaku usaha atau investor terutama asing untuk melakukan usaha atau menginvestasikan modalnya di negara tersebut. Singkatnya, faktor internal yang mencakup faktor ekonomi dan non ekonomi (politik, sosial, dan keamanan). Faktor ekonomi mencakup pengendalian terhadap inflasi, cadangan devisa, rasio hutang luar negeri terhadap PDB, dan kondisi perbankan, serta kesiapan dunia usaha.



b. Faktor Eksternal Faktor eksternal yang sangat penting untuk mendukung proses pemulihan ekonomi di Indonesia yaitu kondisi perdagangan dan pereknomian



5



regional serta dunia. Faktor ini dinilai penting sebab, apabila kondisi perdagangan dan perekonomian negera-negara terutama mitra Indonesia sedang melemah, maka berdampak pada proses pemulihan yang akan semakin mengulur waktu dan berakibat menghambat kemajuan perekonomian di Indonesia. Singkatnya, faktor eksternal adalah faktor-faktor ekonomi yang mencakup perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi dunia. Ada juga beberapa faktor yang dianggap penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi suatu negara, yaitu: -



Faktor Sumber Daya Manusia SDM merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.



-



Faktor Sumber Daya Alam SDA menjadi tumpuan sebagian besar negara berkembang dalam melaksanakan proses pembangunan. Namun, SDA saja belum tentu mampu menjamin keberhasilan proses pembangunan ekonomi jika tidak didukung oleh kemampuan SDMnya dalam mengelola SDA yang tersedia. SDA yang dimaksud adalah kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan, dan kekayaan laut.



-



Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Percepatan proses pembangunan terdorong karena perkembangan IPTEK yang semakin pesat. Seperti manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih sehingga berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.



-



Faktor Budaya Faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan yaitu sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet, dan sebagainya. Sedangkan budaya yang dapat menghambat proses pembangunan yaitu sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.



6



-



Sumber Daya Modal Faktor ini dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.



-



Kewirausahaan Para pengusaha memiliki perkiraan yang matang bahwa inpur yang dikombinasikan akan menghasilkan atau menjadi barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Kemampuan mengkombinasikan input dapat disebut sebagai inovasi.



2.3 Pertumbuhan Ekonomi Selama Orde Baru Hingga Sekarang Berikut adalah penjelasan pertumbuhan ekonomi selama orde baru hingga sekarang berdasarkan pemimpin negara pada masanya: -



Soeharto (1967 – 1998) Perekonomian pada orde baru di Indonesia masa itu dibawah kepemimpinan



Soeharto. Masa kekuasaan Soeharto merupakan yang terpanjang bila dibandingkan dengan presiden lain Indonesia sampai saat ini. Era ini juga paling dirasakan dampak pasang surut perekonomian Indonesia. Pada tahun 1967, Soeharto mengeluarkan Undang-undang (UU) Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing. UU ini membuka lebar pintu untuk investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia. Tahun selanjutnya, Soeharta membuat Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) yang mendorong swasembada. Program Repelita mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga tembus 10,92 % pada tahun 1970. Ahli ekonomi Lana Soelistianingsih menyebut, iklim ekonomi Indonesia pada saat itu lebih terarah, dengan sasaran memajukan sektor pertanian dan industri. Hal ini perekonomian Indonesia tumbuh drastic. Pada tahun-tahun berikutnya hingga sekitar tahun 1997, pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung tinggi dan terjaga di antara 6% sampai 7%. Selama pemerintahan Soeharto, kegiatan ekonomi terpusat pada pemerintah dan dikuasai krooni-kroni presiden. Kondisinya tidak baik. Pelaku ekonomi tidak



7



menyebar seperti sekarang, dengan 70% perekonomian dikuasai pemerintah. Sehingga pada saat dunia mengalami gejolak tahun 1998, struktur ekonomi Indonesia yang buruk tidak mampu menopang perekonomian nasional. Pada era Soeharto, posisi Bank Indonesia (BI) tidak independen. BI hanya sebagai alat penutup defisit pemerintah. Ketika BI tidak mampu membendung gejolak moneter, maka terjadi krisis dan inflasi tinggi hingga 80%. Pada tahu 1998, negara bilateral pun menarik diri untuk membantu perekonomian Indonesia, yaitu pada saat krisis sudah tidak terhindarkan. Sehingga pertumbuhan ekonomi merosot menjadi -13,13%. Pada tahun tersebut, Indonesia menandatangani kesepakatan dengan Badan Moneter Internasional (IMF). Gelontaran utang dari lembaga ini mensyaratkan sejumlah perubahan kebijakan ekonomi di segala lini. -



BJ Habibie (1998 – 1999) Pemerintahan Presiden Habibie dikenal dengan rezim transisi. Salah satu



tantangan sekaligus pencapaiannya adalah pemulihan kondisi ekonomi, dari posisi pertumbuhan -13,13% tahun 1998 menjadi 0,79% tahun 1999. Habibie menerbitkan berbagai kebijakan keuangan dan moneter serta membawa perekonomian Indonesia ke masa kebangkitan. Sehingga kurs rupiah menguat dari Rp 16.650 per dollat AS pada Juni 1998 menjadi Rp 7.000 per dollar AS pada November 1998. Bank Indonesia juga mendapat status independen dan keluar dari jajaran ekskutif. -



Abdurrahman Wahid (1999 – 2001) Gus Dur meneruskan perjuangan Habibie mendongkrak pertumbuhan



ekonomi pasca krisis 1998. Perlahan ekonomi Indonesia bertumbuh menjadi 4,92% tahun 2000. Gus Dur menerapkan kebijakan desentralisasi fiskal dan otonomi daerah. Pemerintah membagi dan secara berimbang antara pusat dan daerah. Pemerintah juga menerapkan pajak dan retribusi daerah. Demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2001 melambat menjadi 3,64%. -



Megawati Soekarnoputri (2001 – 2004) Masa pemerintahan Megawati mampu membuat pertumbuhan ekonomi



Indonesia secara bertahap terus meningkat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan



8



Indonesia mencapai 4,5% tahun 2002 dari tahun sebelumnya 3,64%. Tahun 2003 ekonomi bertumbuh menjadi 4,7%. Sehingga di akhir masanya tahun 2004, perekonomian Indonesia tumbuh 5,03%. Ahli ekonomi Lana mengatakan bahwa saat ini mulai ada tanda perbaikan yang lebih konsisten. Tidak bisa melepaskan bahwa proses ini juga dipengaruhi politik. Reformasi politik juga mereformasi ekonomi. Perbaikan yang dilakukan pada saat ini yaitu menjada sektor perbankan lebih ketat sehingga menerbitkan surat utang atau obligasi secara langsung. Sehingga perekonomian Indonesia mulai terarah kembali. Walaupun tidak ada lagi repelita seperti di pemerintahan Soeharto, namun ekonomi Indonesia bisa lebih mandiri dengan tumbuhnya pelaku-pelaku ekonomi. -



Soesilo Bambang Yudhoyono (2004 – 2014) Pada kepemimpinan SBY, pertumbuhan ekonomi Indonesia relative stabil. Di



awal pemerintahannya cukup menggembirakan pertumbuhan Indonesia, yaitu 5,69% tahun 2005. Pada 2006, pertumbuhan ekonomi sedikit melambat menjadi 5,5%. Tahun berikutnya, ekonomi Indonesia bertumbuh 6,35%. Tahun 2008 pertumbuhan ekonomi masih diatas 6% walau turun sedikit ke angka 6,01%. Impor Indonesia tergolong tinggi saat itu. Namun, angka ekspor juga tinggi sehingga neraca perdagangan lumayan seimbang. Pada tahun 2009, diakhir periode pertama sekaligus awal periode awal kedua kepemimpinan SBY, pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat di angka 4,6%. Perlambatan ini merupakan dampat krisis finansial global yang juga dirasakan negara lain. Saat itu, Bank Sentral AS (The Fed) menaikkan suku bunga yang membuat harga komoditas global naik. Namun Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi pada situasi tersebut. Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk tiga terbaik di dunia. Pada 2010, perekonomian Indonesia kembali bertumbuh dengan pencapaian 6,22%. Pemerintah mulai merancang rencana percepatan pembangunan ekonomi jangka panjang. Pada tahun 2011, ekonomi bertumbuh 6,49% dilanjutkan dengan pertumbuhan di level 6,23% tahun 2012. Tetapi, perlambatan kembali terjadi setelah itu, dengan pencapaian 5,56% tahun 2013 pada 5,01% tahun 2014.



9



-



Joko Widodo (2014 – sekarang) Jokowi merombak struktur APBN dengan lebih mendorong investasi,



pembangunan infrastruktur, dan melakukan efisiensi agar Indonesia memiliki daya saing. Namun, grafik pertumbuhan ekonomi Indonesia selama empat tahun masa kepemimpinan Jokowi berada di bawah pertumbuhan masa SBY. Pada 2015, pertumbuhan ekonomi Indonesia 4,88%. Masa ini rupiah terus melemah terhadap dollar AS. Pada tahun 2016, ekonomi Indonesia mulai terdongkrak tumbuh 5,03%. Dilanjutkan dengan tahun 2017 sebesar 5,17%. Pada kuartal I tahun 2018 pertumbuhan ekonomi hanya 5,06%. Sementara pada kuartal II tahun 2018 bertumbuh 5,27%. Hanya ada sedikit perbaikan dibandingkan kuartal sebelumnya. Pada kuartal III tahun 2018 malah melambat dari kuartal sebelumnya yaitu 5,27%. Tahun 2019 pertumbuhan ekonomi keseluruhan tetap baik yakni 5,02%. Meskipun lebih rendah dibandingkan dengan pencapaian tahun 2018 sebesar 5,17%. Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh permintaan domestic yang tetap baik sedangkan kinerja ekspor menurun. Tahun 2020 sekarang merupakan tahun yang rumit bagi semua negara termasuk Indonesia yang disebabkan oleh pandemi COVID-19. Efek pandemi ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di semua negara, salah satunya Indonesia. Berdasarkan penurunan ekonomi di ASEAN, Indonesia berada di urutan ketiga dengan penurunan ekonomi sebesar -10,37% pada kuartal II. Adapun proyeksi pertumbuhan pada kuartal III, namun Menteri Keuangan belum dapat memaparkannya. Tahun depan ia menuturkan pemerintah menetapkan sasaran pertumbuhan ekonomi akan mencapai 4,5% - 5,5% dengan titi tengah 5% (Bisnis.com, 22 September 2020).



2.4 Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia Pembangunan ekonomi jangka panjang (Produk Domestik Bruto / Pendapatan Nasional) mampu merubah struktur ekonomi dari pertanian menuju industri (sektor non primer) terutama industri manufaktur dengan increasing return to scale (relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas).



10



Semakin cepat pertumbuhan ekonomi, semakin meningkat pendapatan per kapita, semakin cepat perubahan struktur ekonomi Perubahan struktur ekonomi merupakan serangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam aggregate demand, perdagangan luar negeri, dan aggregate supply untuk mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Adapun teori perubahan struktur ekonomi yaitu teori migrasi (Arthur Lewis) dan teori transformasi structural / pattern of development (Hollis Chenery). Teori Lewis membahas pembangunan di pedesaan (perekonomian tradisional dengan pertanian sebagai sektor utama) dan perkotaan (perekonomian modern dengan industry sebagai sektor utama). Sedangkan teori Chenery memfokuskan pada perubahan struktur ekonomi di negara-negara tidak berkembang yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional ke sektor industri sebagai penggerak utama pertumbuhan. Penelitian Chenery menunjukkan peningkatan pendapatan per kapita merubah pola konsumsi dari makanan dan kebutuhan pokok ke produk manufaktur dan jasa, akumulasi kapital secara fisik dan SDM, perkembangan kota dan industri, penurunan laju pertumbuhan penduduk, ukuran keluarga yang kecil dan sektor ekonomi didominasi oleh sektor non primer terutama industri. Struktur perekonomian suatu negara (Dumairy, 1996) setidaknya dapat dilihat dari empat sudut tinjauan, yaitu: -



Makro-sektoral; perekonomian suatu negara dapat berstruktur pertanian, industrial, komersial. Tergantung dari sektor apa atau yang mana dapat menjadi pedoman perekonomian negara yang bersangkutan.



-



Keuangan; struktur perekonomian telah bergeser dari berstruktur pedesaan (tradisional) menjadi perkotaan (modern).



-



Penyelenggaraan Kenegaraan; perekonomian dapat dibedakan menjadi etatis, egaliter, dan borjuis. Peringkat ini tergantung pada siapa atau kalangan mana yang menjadi pemeran utama dalam perekonomia yang bersangkutan, yaitu bisa pemerintah/negara, bisa rakyat, atau kalagan pemodal dan usahawan (kapitalis).



11



-



Birokrasi Pengambilan Keputusan; struktur ekonomi dapat dibedakan menjadi struktur ekonomi yang terpusat dan desentralisasi. Indonesia selama 1950 – 2015 mengalami perubahan struktur ekonomi secara



nyata dari negara agraris yang mengandalkan pertumbuhan ekonomi berbasis sektor pertanian hingga tahun 1970-an. Sejak 1980-an berkembang menjadi negara yang mulai mengandalkan diri dari sektor industri dan sektor-sektor lain selain sektor pertanian. Secara umum, tranformasi atau perubahan perekonomian Indonesia selama ini telah meningkatkan pendapatan per kapita bangsa Indonesia dan mengantarkan masyarakat Indonesia dari masyarakat agraris menujur masyarakat ekonomi yang mengandalkan pada proses peningkatan nilai tambah berbasis industri dan jasa. Namun, proses perubahan itu masih meninggalkan permasalahan bangsa yang mendasar di bidang perekonomian, yaitu kemiskinan, pengangguran, kesenjangan, tekanan globalisasi, eksploitasi SDA secara berlebihan, sertanya terpisahnya sektor keuangan (Financial) dari sektor usaha (Riil).



12



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Berdasarkan pemaparan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa: -



PDB adalah jumlah dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam periode waktu tertentu (pada umumnya setahun). Perhitungan PDB dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, yakni pendekatan pendapatan, pendekatan pengeluaran, dan pendekatan produksi.



-



Ada dua faktor yang menentukan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dimana, faktor internal mencakup faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Sedangkan faktor eksternal mencakup perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi dunia. Namun, ada juga beberapa faktor yang dianggap penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi suatu negara, yakni faktor SDM, faktor SDA, faktor IPTEK, faktor budaya, sumber daya modal, dan kewirausahaan.



-



Pertumbuhan ekonomi selama orde baru sampai saat ini tentu mengalami naik turun perekonomian Indonesia. Pada akhir dari kepemimpinan Soeharto tahun 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia merosot menjadi -13,13%. Selanjutnya, kepemimpinan Habibie mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan cepat pada tahun 1999 menjadi 0,79%. Kemudian masa kepemimpian Gus Dur tahun 2000, ekonomi Indonesia perlahan tumbuh menadi 4,92%. Namun pada akhir masa kepemimpinannya pada 2001 kian melambat menjadi 3,64%. Selanjutnya memasuki masa kepemimpinan Megawati, pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat terus pada tahun 2002 – 2004, akhir dari masanya perekonomian Indonesia bertumbuh 5,03%. Selanjutnya pada masa SBY selama 2 periode, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5 – 6%. Akhir dari eranya pada tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Indonesia kian melambat menjadi 5,01%. Sampai akhirnya masa sekarang yang dipimpin



13



oleh Jokowi, pada tahun 2018 akhir dari masa periode pertamanya, pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,17%. Pada masa sekarang yaitu tahun 2020 yang merupakan masa periode kedua Jokowi, Pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin merosot akibat adanya Pandemi COVID-19, pada kuartal II penurunan ekonomi sebesar 10,37%. -



Perubahan struktur Indonesia dapat dilihat pada tahun 1950 – 2015. Indonesia secara nyata mengalami perubahaan struktur dari negara agraris yang mengandalkan pertumbuhan ekonomi berbasis sektor pertania hingga tahun 1970-an. Pada tahun 1980-an mulai berkembang menjadi negara mengandalkan diri dari sektor industri dan sektor-sektor lain selain sektor pertanian.



3.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan oleh penyusun adalah PDB menjadi alat ukur yang digunakan dalam perkembangan ekonomi suatu negara, khususnya di Indonesia. Semakin besar jumlah PDB suatu negara, maka tingkat pertumbuhan ekonominya semakin baik. Namun, saat ini pertumbuhan ekonomi mengalami pemrosotan efek pandemic COVID-19. Maka, pemerintah harus berupaya bagaimana cara memulihkan perekonomian Indonesia dengan cara melihat sisi meningkatkan PDB agar pertumbuhannya membaik.



14



Daftar Pustaka



https://www.zenius.net/blog/22961/definisi-dan-manfaat-pdb-atau-gdp diakses pada 14 Oktober 2020. https://www.kajianpustaka.com/2018/06/pengertian-jenis-dan-perhitunganproduk-domestik-brutopdb.html#:~:text=Jenis%2Djenis%20Produk%20Domestik%20Bruto,satu%20 waktu%20yang%20telah%20ditentukan. diakses pada 17 Oktober 2020. https://delialestari38.wordpress.com/2015/04/30/faktor-faktor-penentuprospek-pertumbuhan-ekonomi-indonesia/ diakses pada 14 Oktober 2020. http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:l9xKIC80WJQJ:kus wanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19597/3.%2BPertumbuhan%2B dan%2BPerubahan%2BStruktur%2BEkonomidocx.doc+&cd=7&hl=id&ct=cl nk&gl=id diakses pada 14 Oktober 2020. https://jeo.kompas.com/jejak-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-dari-masa-kemasa diakses pada 14 Oktober 2020. https://tirto.id/bagaimana-covid-19-mengubah-ekonomi-indonesia-asean-fWjv diakses pada 14 Oktober 2020. https://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaranpers/Pages/SP_220820.aspx#:~:text=Pertumbuhan%20ekonomi%20keseluruh an%20tahun%202019,baik%20sedangkan%20kinerja%20ekspor%20menurun . diakses pada 17 Oktober 2020. https://ekonomi.bisnis.com/read/20200922/9/1294898/revisi-lagi-sri-mulyanibilang-pertumbuhan-ekonomi-2020-bisa-minus-17persen#:~:text=Bisnis.com%2C%20JAKARTA%20%2D%20Menteri,0%2C6 %20persen%20tahun%20ini.&text=Tahun%20depan%2C%20dia%20menutur kan%20pemerintah,dengan%20titik%20tengah%205%20persen. diakses pada 18 Oktober 2020. https://pks.id/content/transformasi-struktur-ekonomi-indonesia-19852015#:~:text=Indonesia%20selama%201950%E2%80%942015%20mengala mi,sektor%2Dsektor%20lain%20selain%20sektor diakses pada 14 Oktober 2020.



15