Makalah Pembangunan Desa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PEMBANGUNAN DESA



Disusun untuk Memenuhi Tugas Geografi dari Bapak Drs. Uyu Wahyudin, MM., selaku Guru Mata Pelajaran Geografi Kelas XII IPS 1



1. 2. 3. 4.



Disusun Oleh: Kelompok 4 Ditha Putri Ratna Dwi M. Rena Maya M. Rahmawati



SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BANTARUJEG Jln. Siliwangi No. 55 Bantarujeg Majalengka 45464 2019



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah yang berjudul “Pembangunan Desa” dapat tersusun dengan baik. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan dari guru pembimbing dan teman teman semuanya. Makalah kami ini tujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Geografi. Semoga makalah ini bisa diterima dan bermanfaat bagi pembaca dan kami khususnya sebagai penulis. Saya sangat menyadari makalah ini jauh dari kata kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran dari segala pihak baik dosen pembimbing maupun teman– teman sekalian sangat saya butuhkan demi untuk menyempurnakan makalah ini Akhirnya atas segala perhatian saya ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum wr.wb



Bantarujeg, November 2019 Penulis,



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................i DAFTAR ISI..........................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A. Latar Belakang..............................................................................................1 B. Rumusan Masalah.........................................................................................1 C. Tujuan...........................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2 A. Pembangunan Desa.......................................................................................2 B. Perubahan-Perubahan Khusus.......................................................................6 BAB III PENUTUP................................................................................................9 A. Kesimpulan...................................................................................................9 B. Saran..............................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Masyarakat Desa pada dasarnya adalah bertujuan untuk mencapai suatu keadaan pertumbuhan dan peningkatan untuk jangka panjang dan sifat peningkatan akan lebih bersifat kualitatif terhadap pola hidup warga masyarakat, yaitu pola yang dapat mempengaruhi perkembangan aspek mental (jiwa), fisik (raga), intelegensia (kecerdasan) dan kesadaran bermasyarakat dan bernegara. Akan tetapi pencapaian objektif dan target pembangunan desa pada dasarnya banyak ditentukan oleh mekanisme dan struktur yang dipakai sebagai sistem pembangunan desa. Konsep perencanaan pengembangan desa mencakup 5 dimensi sebagai pilar utama yaitu menyangkut tata ruang desa, perekonomian desa, sosial budaya desa, mitigasi bencana, lingkungan hidup. Tata ruang desa rehabilitasi, rekonstruksi dan pengembangan desa. Selain itu, juga mampu menampung pertumbuhan ruang di masa datang secara fleksibel dan mampu menampung kebutuhan perbaikan struktur tata ruang desa melalui konsolidasi lahan (jika diperlukan). Konsep ini sesuai dengan muatan PP no 2 tahun 2005. B. Rumusan Masalah Adapun dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana definisi pembangunan desa? 2. Bagaimana perubahan-perubahan khusus dalam masyarakat desa? C. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Geografi.



1



BAB II PEMBAHASAN A. Pembangunan Desa Sebagaimana dikemukakan di atas, pembangunan adalah merupakan proses perubanan yang disengaja dan direncanakan lebih Lengkap lagi, pembangunan berarti perubahan yang disengaja atau direncanakan dengan tujuan untuk mengubah keadaan yang tidak dikehandaki ke arah yang dikehendaki. Istilah pembangunan umumnya dipadamkan dengan istilah developmen, sekalipun istilah developmen sebenarnya berarti perkembangan tanpa perencanaan. Demikian pula istilah modemisasi juga sering diartikan identik dengan pembangunan, yakni mengingat artinya sebagai proses penerapan pungetahnan dan teknologi modem pada berbagai segi atau bidang kehidupan



masyarakat.



Sehingga,



ada



pula



yang



mendefinisikan



pembangunan sebagai usaha yang dilakukan secara sadar untuk menciptakan perubahan sosial melalui modemisasi. Di negara-negara berkembang, proses perubahan dan perkem- bangan yang terjadi padu masyarakat termasuk masyarakat desa tidak lepas dari campur



tangan



pemerintah.



Dengan



demikian



jelas



bahwa



yang



merencanakan dan merekayasa perubahan adalah negara. Campur tangan negara ini dilakukan dengan tujuan untnk mempercepat akselerasi pembangunan agar bangsanya tidak tertinggal dari dunia Barat. Istilah dan pengertian pembangunan tersebut di atas tidak lazim bagi negara-negara industri Barat yang telah maju dan modern. Hal ini dapat dimengerti karena proses modemisasi di Barat merupakan peroses perkembangan (developmen) intemal dan wajar lewat industri dungan sistem kapitalisasinya. Proses ini bersifat wajar dalam arti tidak ada perencanaan, pengendalian, atau kesengajaan terhadap jalannya proses tcrsebut. Peran Pemerintah bersifat pasif. Kalaulah ada yang dapat diperhitungkan sebagai kekuatan pengendali yang aktif adalah kekuatan pasar.



2



Modernisasi ini, dengan industri dan sistem. Kapitalisme yang melandasainya, telah mengantarkan negara- negara. Barat tersebut ke tingkat kemajuan yang telah dicapainya sejauh ini. Bagaimana dengan dunia Ketiga, terasuk Indonesia? Mengapa pembangunan diperlukan? Hal ini mudah dimengerti. Sebab, negara negara berkembang (dunia ke tiga) semenjak memperoleh kemerdekaannya merasa bebas untuk menentukan-nasibnya sendiri.



Hal



yang



segera



dirasakan



adalah



keterbelakangan



dan



ketertinggalan- nya dari dunia Barat. Maka untuk memajukan Negara dan sekaligus untuk mengejar ketertinggalan itu proses modemisasi (dengan atau tanpa industrialisasi) yang biasa tidaklah cukup. Moderenisasi itu harus direncanakan, dipacu, dan diakselerasikan sedemikian rupa sehingga ibarat kendaraan segcra bisa mengantar negara-negara berkembang tersebut menjadi negara yang maju dan sejahtera setara dengan dunia`Barat. Pembangunan secara umum mengandung pengertian semacam ini. Bagaimana kegiatan pembangunan nasional di Indonesia? Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa pembangunan adalah mcrupakan kegiatan yang direncanakan. Oleh negara atau khususnya pemerintah. Di Indonesia kegiatan pernbangunan nasional secara berencana telah dilancarkan semenjak tahun 1950-an, khususnya lewat peran Dewan Perancang Nasional (DEPPERNAS) yang memprioritaskan pembangunan di bidang



ekonomi.



Dengan



diemikian,



pembanggunan



nasional



telah



dilancarkan semenjak jaman Orda, Orba, hingga sekarang. Bagaimana rumusan pengertian pembangungm nasional kita? Diawali dengana penugasan Deppernas oleh Presiden untuk merencangkan pola masyarakat adil dan makmur sebagaimana maksudkan oleh Pembukaan UUD 1945, maka Undang-undang Nomor85 Tahun 1958 menyiratkan pengertian pembangunan nasional kita sebagai usaha untuk mempertinggi tingkat kehidupan bangsa Indonesia dengan jalan peningkatan produksi dan pengubahan struktur perekonomian yang ada menjadi struktur perekonomian nasional. Rurnusan semacam



ini



ditegaskan



kembali



dalam



Ketetapan



MPRS



Nomor



II/MPRS/1960 Lentang Garis-garis Besar Pola Pembanggunan Nasional. 3



Semesta Berencana Tahapan Pertama 1961-1969. Rencana ini tidak berjalan seperti yang diharapkan. karena pecahnya pemberontakan G30S PKI tahun l965. Kemudian, tahun 1966 Badan Perancang Pembangunan Naaional (BAPPENAS) yang dibentuk tahun l967 mulai mengambil peran dalam rancangan



pembangunan



nasional.



Program-program



pembangunan



memperoleh landasannya lewat pelbagai keputusan politik seperti tertera dalam Kepres Nomor 319 Tahun 1968 tentang Repelita I, Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973 tentang GBHN 1973, Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1978 tentang GBHN 1978, dan lainnya. Tap MPR Nomor II/MPR/1983



menegaskan



hakekat



pembangunan



nasional



sebagai



pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indo- nesia. Bagaimana dengan pembangunan masyarakat desa? Dalam



rumusan



pembangunan



pembangunan



masyarakat



nasional



desa



tersebut



merupakan



ditetapkan



bagian



integral



bahwa dari



pembangangunan nasional. Secara lebih khusus pembangunan masyarakat dcsa memiliki beberapa pengertian, antara lain: 1. Pembangunan masyarakat delsa berarti pembangunan masyarakat tradisional rnenjadi manusia modern (Horton dan Hunt, 1976, Alex Inkeles, 1765). 2. Pembangunan masyarakat desa berarti membangun swadaya masyarakat dan rasa percaya pada diri sendiri (Mukerjee dalam Bhattacharyya, 1972). 3. Pembangunan pedesaan tidak lain dari pembangunan usaha tani atau membangun pertanian (Mosher, 1974, Bertrand, 1958). Di samping batasan-batasan tersebut, pembangunan desa di Indonesia memiliki arti pembangunan nasional yang ditujukan pada usaha peningkamn taraf hidup masyarakat pedesaan, menumbuhkan partisipasi aktif setiap anggota masyarakat terhadap pembangunan, dan menciptakan hubungan yang selaras antara masyarakat dengan lingkungannya (berdasarkan GBHN dan Repelita-repelita). Dalam pada itu, istilah asing untuk pcmbangunan desa bukan hanya rural development (RD), rnelainkan juga community 4



development (CD). Dua istilah ini sering muncul dalam berbagai wacama tentang pembangunan masyarakat desa. Sekalipun ada yang Cendarung tidak memperlihatkan perbedaannya, namun sebcnamya tcrdapat perbedaan antara dua konsep itu. CD merupakan pendekatan pembangunan yang mengutamakan panisipasi aktif masyarakat. CD berlaku baik di desa maupun di perkotaan. RD di lain pihak hanya berlaku di pedesaan, dan mengutamakan keserasian masyarakat



dengan



Iingkungannya.



Sejak



tahun



1977



Indonesia



mengembangkan konsep Integrated Rural Development (IRD). IRD menekankan keterpaduan program-program pembangunan yang ada di desa, yang kalau tidak dipadukan akan bersifat fragmentaristik, terikat pada berbagai depanernen yang ada (Penanian, Sosial, Perindustrian, dan lainnya) Berlandaskan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974, pemba- ngunan desa yang diIaksanakan oleh Pemerintah terutama bertumpu pada Departemen Dalam Negeri. Pasal 80 Undang-undang itu menyai takan bahwa Kepala Wilayah (Gubernur, Bupatit,.Camat) adalah penguasa tunggal di bidang pemerintahan dan berkewajiban untuk mengkoordinasikan pembangunan dan membina kehidupan masyarakat di segala bidang. Departemen Dalam Negeri rnemiliki program program pembangunan jangka pendek dan panjang. Program-program jangka pendek bertujuan untuk mensukseskan sektor-sektor yang diprioritaskan dalam skala nasional seperti: menggerakkan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalarn pembangunan, penggunaan teknologi dan ilmu pengetahuan, pening- katan produksi pangan (pertanian) perluasan



kesempatan



kerja,



pemerataan



pendapatan



dan



kegiatan



pembangunan, menggcrakan dan meningkatkan kegiatan perkoperasian, menggalakkan dan meningkatkan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kesehatan masyarakat. Program-program jangka panjang dalam garis besarnya bertujuan untuk memajukan dan mengembangkan sejumlah desa di Indonesia. Ukuran kemajuan didasarkan atas tipologi desa yang dikembangkan oleh Departemen Dalam Negeri khususnya Ditjen Pembangunan Desa (BANGDES), yakni tipe 5



desa swadaya, swakarya, dan swasembada. Péngembangan ini tidak terlepas dari kerangka Pembangunan Regional dan Nasional. Langkah-langkah yang ditempuh Departemen Dalam Negeri dalam kaitannya dengan program-program jangka pendek dan panjang tersebut rantara lain adalah memperluas dan menyernpurnakan jaringan prasarana desa, meningkatkan pengetahuan dan kcterampilan masyarakat desa, memper1uas fasilitas serta pelayanan kesehatan dan perbaikan sanitasi, pengembangan dan perbaikan pernukiman, perluasan lapangan kerja, pengembangan dan peningkatan perkoperasian, perbaikan dalam penggunaan dan peruntukan tanah, dam lainnya. B. Perubahan-Perubahan Khusus Yang



dimaksud



perubahan-perubahan



dengan



yang



perubahan-perubahan



menyangkut



aspek-aspek



khusus tenentu



adalah yang



diperkirakan sangat penting dalam memahami kehidupan masyarakat desa. Dengan demikian, analisa terhadap perubahan tentang atau yang berkait dengan aspek-aspek ini akan dapat memperdalam pemahaman kita tentang dinamika kehidupan masyarakat desa. Aspek-aspek yang akan dibahas dalam bab ini adalah: urbanisasi, kultur, struktur, lembaga, dan pertanian. 1. Urhanisasi dan Perkembangan Masyarakat Desa Urbanisasi, terlebih dalam artinya sebagi proses pengkotaan adalah suatu bentuk khusus proses modemisasi. Dengan kata lain, konsep modemisasi yang sangat Iuas cakupan pengeniannya itu mendapatkan bentuknya yang khusus di pedesaan dalam konsep urbami- sasi. Sebagaimana diketahui, urbanisasi kecuali berarti (1) proses pengkotaan (proses mengkotanya suatu daerah/desa) juga berarti, (2) proporsi penduduk yang tinggal di kota dibanding dengan yang tinggal di desa, dan (3) perpindahan utau pergeseran penduduk dari desa ke Kota. Pengertian pertama dan ke dua umunya dinilai sebagai bersifat posltip, karena proses ini menunjukkan perkernbangan dan kemajuan desa. Dengan demikian, proses ini sesuai dengan perspektif evolusioner. 6



Dalam beberapa model khusus teori evolusi diwacanakan bahwa desa yang masih terbelakang dan bersifat tradisional menjadi berkcmbang dan maju setelah mendapatkan pengaruh kota. Model teori ini lazim disebut teori dfusi kultural, Urbanisasi dalam arti proses pengkotaan hakekatnya menggambarkan



proses



perubahan



dan



suatu



wilayah



dengan



masyarakatnya yang semula adalah desa atau bersifat pedesaan kemudian berubah dan berkembang menjadi kota atau bersifat kekotaan. Dalam kenyataannya secara umum desa memang se1a1u mengalami perubahan dan perkembangan. Cepat 1ambatnya atau besar kecilnya perubahan dan perkembangan yang terjadi tergantung pada banyak faktor, antara-lain tergantung kepada potensi wilayah yang bersangkutatan.) Perubahan itu secara umum cenderung mengarah ke sifat-sifat perkotaa namun, tidak semua pembahan dan perkernbangan yang terjadi di desa itu dapat disimpulkan sebagai proses pengkotaan (proses perubahan desa menjadi kota). Proses perubahan itu seringkali hanya merupakan proses perubahan. biasa-saja, yang hakekatnya secara umum, terjadi-di semua kelompok masyarakat. Menurut Roland L Warren, proses perubahan yang menunjukkan terjadinya metamorpose, dari desa rnenjadi kota hanya dapat disimak lewat adanya gejala yang olehnya disebut great change. Indikator dan adanya great change ini adalah sebagai berikut a. Division of labor, yakni bila desa itu telah menunjukkan tumbuh dan berkernbangnya kelompok-kelompok kerja yang berbeda-beda tetapi saling ada ketergantungan atau jalinan; b. Munculnya diferensiasi kepentingan dan asosiasi; c. Semakin bertambahnya hubungana yang sistemik déngan masyarakat yang lebih luas; d. Muncul dan berkembangnya fenomena birokratisasi dan impersonalisasi dalam kegiatan usaha; e. Pengalihan fungsi-fungsi ke lembaga pémerintahan dan ke bidangbidang usaha yang menguntungkan; 7



f. Adanya proses penyerapan gaya hidup perkotaan dan g. Adanya proses perubahan nilai-ni1ai. (RoIand L Warren, 1963: 54). Yang sering, diu1as, da1am berbagai; pembahasan adalah konsep urbanasasi dalam artian pergeseran penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi dalam artian ini banyak diulas berkaitan dengan kerugiankerugian yang dialami desa. Dari sekian banyak penelitian yang ada di Amerika Serikat misalnya, kebanyakan mengungkapkan betapa besar kerugian yang diderita desa; akibat adanya urbanisasi ini. Beberapa penelitian itu berkesimpulamsani, yakni bahwa urbanisasi meng- akibatkan desa-desa kehilangan tenaga-tenaga terbaik (kaum muda) dan terpandainyaa.



8



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kebijakan



perencanaan



pembangunan



desa



merupakan



suatu



pedoman-pedoman dan ketentuan-ketentuan yang dianut atau dipilih dalam perencanaan pelaksanakan (memanage) pembangunan di desa yang mencakup seluruh aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat sehingga dapat mencapai kesejahteraan bagi masyarakat. Pembangunan Masyarakat Desa pada dasarnya adalah bertujuan untuk mencapai suatu keadaan pertumbuhan dan peningkatan untuk jangka panjang dan sifat peningkatan akan lebih bersifat kualitatif terhadap pola hidup warga masyarakat, yaitu pola yang dapat mempengaruhi perkembangan aspek mental (jiwa), Fisik (raga), intelegensia (kecerdasan) dan kesadaran bermasyarakat dan bernegara. Akan tetapi pencapaian objektif dan target pembangunan desa pada dasarnya banyak ditentukan oleh mekanisme dan struktur yang dipakai sebagai sistem pembangunan desa. Pengertian pembangunan itu sangat luas bukan hanya sekedar bagaimana menaikkan pendapatan nasional saja. Pembangunan ekonomi itu tidak bisa diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan negara



untuk



mengembangkan



kegiatan



ekonomi



dan



taraf



hidup



masyarakatnya. B. Saran Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.



9



DAFTAR PUSTAKA https://www.slideshare.net/septianbarakati/makalah-pembangunan-desa-42312456 http://mangihot.blogspot.com/2016/12/makalah-pembangunan-insfrastukturdesa.html



10