Makalah Pembelajaran Anak Berbakat [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Dewi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASPEK ESENSIAL PEMBELAJARAN BAHASA, SENI, DAN ILMU SOSIAL BAGI ANAK BERBAKAT SERTA PRINSIP PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN ANAK BERBAKAT MAKALAH diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Anak Berbakat yang diampu oleh Dr. Nia Sutisna, M.Si



Disusun oleh: Dewi Nurmalasari



1706275



Nada Silviana Putri



1702895



DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat Hidayah-Nya akhirnya kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul Aspek Esensial Pembelajaran Bahasa, Seni, Dan Ilmu Sosial Bagi Anak Berbakat Serta Prinsip Pengembangan Pembelajaran Anak Berbakat, tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Anak Berbakat. Kami menyadari bahwa makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Dr. Nia Sutisna, M.Si yang telah sabar dalam membimbing kami menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami memohon maaf atas segala kekurangan dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.



Bandung, September 2020



Kelompok 12



DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perhatian terhadap pendidikan anak berbakat di indonesia sudah dikenal sejak dulu, banyak sekolah yang menerapkan sistem loncat kelas atau dapat naik ke kelas berikutnya lebih cepat meskipun waktu kenaikan kelas belum saatnya. Perhatian yang lebih serius tersurat dalam UUSPN No 2 Tahun 1898 tentang anak berbakat. Anak berbakat adalah mereka yang berkualifikasi profesional memiliki kemampuan luar biasa dan mampu berprestasi tinggi. Anak- anak ini membutuhkan program pendidikan dan proses pembelajaran yang berdiferensiasi diluar jangkauan program sekolah yang biasa. Anak berbakat berhak memperoleh pendidikan khusus dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan potensi anak-anak secara optimal. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran pada anak berbakat merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pada bidang matematika, sosial, bahasa dan alam kepada anak berbakat. Anak berbakat adalah mereka yang lahir dengan membawa potensi luar biasa yang berarti telah membawa kebermaknaan hidup dan memberikan tugas pada dunia pendidikan. Tugas pendidikan adalah mengembangkan kebermaknaan secara optimal sehingga mereka dapat berkiprah dalam memajukan bangsa dan negara dengan didukung oleh pembelajaran bidang yang sesuai dengan mereka. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. bagaimana aspek esensial pembelajaran seni bagi anak berbakat? 2. bagaimana aspek esensial pembelajaran bahasa bagi anak berbakat? 3. bagaimana aspek esensial pembelajaran ilmu sosial bagi anak berbakat? 4. bagaimana prinsip pengembangan pembelajaran anak berbakat? C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah tersebut, makalah ini ditulis dengan tujuan: 1. untuk mengetahui aspek esensial pembelajaran seni bagi anak berbakat 2. untuk mengetahui aspek esensial pembelajaran bahasa bagi anak berbakat 3. untuk mengetahui aspek esensial pembelajaran ilmu sosial bagi anak berbakat



4. untuk mengetahui prinsip pengembangan pembelajaran anak berbakat. BAB II PEMBAHASAN A. Aspek Esensial Pembelajaran Seni Bagi Anak berbakat 1. Pengertian Seni Menurut Salam (2001), seni berasal dari bahasa sansekerta yang berarti permintaan atau pencarian. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni diartikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu, dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya dan sebagainya. Seni pada dasarnya adalah suatu teknik pesona (technology of enchantment). Pesona didapatkan dari penerapan teknik-teknik yang di luar keseharian (extra daily techniques). Menurut Simatupang (2012), seni merupakan salah satu media yang dapat diberikan untuk pendidikan pembentukan karakter. Pendidikan seni budaya memiliki sifat multilingual, multidimensional dan multikultural. Multilingual artinya pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa, rupa, gerak, pemeranan, dan berbagai perpaduannya. Multidimensional artinya pengembangan berbagai kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, dan evaluasi), apresiasi dan kreasi dengan cara memadukan secara harmois unsur estetika, logika dan etika. Multikultural maksudnya pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam seni budaya nusantara dan mancanegara. Menurut Simatupang (2012) seni perlu diajarkan dalam pendidikan formal dengan alasan: 1. Pendidikan seni berfungsi mengenalkan dan mempelajari budaya Indonesia di masa lalu



2. Seni adalah sarana menumbuhkan dan mengembangkan individu peserta didik untuk mempersiapkan masa depan. Pendidikan seni memiliki karakteristik yang unik, bermakna, dan bermanfaat terhadap pertumbuhan dan perkembangan kepribadian peserta didik. Melalui pendidikan seni peserta didik dituntut untuk kreatif, dalam proses kreatif ini peserta didik akan mendapatkan berbagai macam karakter yang akan menjadi kepribadiannya. Karakter tersebut diantaranya adalah sabar, bekerja keras, bertanggung jawab, mandiri dan disiplin. Kecintaan pada seni akan memupuk individu yang berperasaan lembut, kepekaan, dan empati terhadap lingkungan dan sesama. 2. Potensi Seni Pada Anak Berbakat Salah satu bidang yang dapat menjadi sarana pengembangan anak berbakat adalah Seni, yang terdiri dari seni visual, drama, musik dan sebagainya. Seni juga disebutkan oleh Kurt Heller (2004) sebagai salah satu wilayah kinerja dari anak berbakat. Renzulli dan Hartman (2013) juga memasukkan bidang seni dalam skala keberbakatan mereka. Seni juga merupakan salah satu domain keberbakatan oleh Gifted Children (2015) sebagai salah satu kriteria yang apabila seorang anak memiliki prestasi tinggi terhadapnya, maka dapat diidentifikasikan anak tersebut sebagai anak berbakat. Seni memiliki efek positif terhadap diri seseorang, baik apabila dilakukan melalui kegiatan sehari-hari ataupun melalui pendidikan. Kemampuan seni sendiri merupakan salah satu domain keberbakatan istimewa, sehingga apabila anak memiliki potensi tinggi di bidang seni maka anak tersebut dapat diidentifikasikan sebagai anak berbakat. 3. Contoh Pembelajaran Seni Bagi Anak Berbakat Menurut Bloom, dkk (1982) Anak – anak yang berkarakterististik dengan potensi bakat dalam musik, seni lukis dan drama adalah : a. Anak yang berpotensi berbakat dalam musik cenderung menunjukkan perilaku dan sikap : 1) Membuat nada-nada orisinil 2) Menikmati



dan mencari



aktifitas



musikal dan kesempatan



untuk



mendengarkan dan menciptakan musik 3) Merespon secara sensitif terhadap musik 4) Mudah mengingat dan membuat kembali melodi-melodi dan pola irama



5) Memilih dan mendiskusikan tutur belakang suara dan instrumen individu 6) Memainkan instrumen musik 7) Mempunyai pita yang sempurna b. Anak yang berbakat dalam drama : 1) Menunjukkan ketertarikan dalam aktivitas dramatis dan suka rela untuk memainkan sebuah peranan 2) Mudah menghubungkan cerita dengan gestur tubuh dan ekspresi muka 3) Anak yang berpotensi berbakat dalam seni cenderung menunjukkan perilaku dan sikap c. Anak yang berpotensi berbakat dalam seni lukis cenderung menunjukkan perilaku dan sikap : 1) Mengisi waktu luang dengan menggambar, melukis 2) Mendemostrasikan imaginasi yang tidak biasa 3) Menggambar apa saja 4) Mengingat sesuatau secara detail 5) Menggap kreaktivitas seni dan menerima kepuasan Esensi pembelajaran diletakkan pada upaya memfasilitasi peserta didik memiliki



kemampuan



belajar,



kemampuan



bekerja,



berprestasi,



hidup



bermasyarakat, dan menjadi warga negara yang baik. Proses pembelajaran dirancang dan dilakukan menggunakan multistrategi, berorientasi pada prinsip pengembangan multi kecerdasan dan mengembangkan lingkungan belajar. Kemampuan anak berbakat pada bidang seni adalah kemampuan dalam unjuk seni memperlihatkan keberbakatan individu yang meyakinkan dalam karya seninya. Salah satu contohnya adalah pembelajaran seni musik. Pembelajaran seni musik pada anak berbakat diadakan dalam pembelajaran ekstrakulikuler, seperti piano atau biola. Anak dalam hal ini diajarkan bagaimana cara memainkan alat musik dengan baik dan terampil.



B. Aspek Esensial Pembelajaran Bahasa Bagi Anak berbakat 1. Pengertian Bahasa Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan. Menurut Degeng (1989), pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa. Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efesien. Pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa harus melibatkan empat faktor, yakni guru, pengajaran bahasa, metode pengajaran bahasa dan materi pelajaran. Empat faktor tersebut menjadi bagian terpenting dalam usaha membantu dan memudahkan proses belajar. Menurut Ahmad (2010), pengajaran bahasa melibatkan tiga disiplin ilmu lingustik, psikologi dan ilmu pendidikan. Ilmu linguistik memberikan informasi kepada kita tentang bahasa secara umum dan bahasa-bahasa tertentu. Ilmu psikologi menguraikan bagaimana orang belajar sesuatu, dalam ilmu pendidikan memungkinkan seseorang bisa meramu semua keterangan itu menjadi satu cara yang sesuai untuk digunakan dikelas sehingga memudahkan proses belajar mengajar bahasa oleh pengajar 2. Konsep Pembelajaran Bahasa Anak Berbakat a. Karakter siswa berbakat bahasa. Yang dapat di gunakan untuk mengidentifikasi keberbakatan dalam seni bahasa yaitu: 1) Mempunyai ingatan yang luar biasa 2) Belajar bahasa sebdiri pada usia dini 3) Bicara terus-menerus 4) Mempunyai jangka perhatian yang luas 5) Terus mengajukan pertanyaan 6) Dapat memecahkan masalah dengan cara majemuk. b. Guru sebagai fasilitator bahasa. Peran guru dalam bahasa di rumuskan oleh sellin dan Birch sebagai berikut: 1) Memaksimalkan ciri-ciri kunci dan bahasa 2) Membantu siswa memahami bahasa sebagai alat komunikasi.



c. Saran-saran untuk pembelajaran bahasa. Saran-saran untuk program untuk sekolah dasar meliputi: 1) Memadukan membaca dan menulis 2) Memberikan bahan membaca yang bergam untuk setiap subjek 3) Mendorong membaca kritis dan membaca kreatif 3. Contoh Pembelajaran Bahasa Pada Anak Berbakat Salah satu contoh pembelajaran bahasa pada anak berbakat terjadi pada pembelajaran bahasa arab yang diadakan di MAN 2 Tulungagung. Pembelajaran Bahasa Arab pada kelas akselerasi di MAN 2 Tulungagung diaplikasikan dengan cara memampatkan seluruh materi dan melakukan pendalaman-pendalaman pada bagian tertentu untuk melayani rasa ingin tahu siswa tanpa mengurangi pokok bahasan, sehingga waktu untuk menyelesaikan pendidikan bagi anak berbakat ini lebih cepat dibandingkan anak reguler pada umumnya, yakni dua tahun sebagaimana yang diprogramkan. Akan tetapi secara keseluruhan kurikulum yang digunakan dalam Program Akselerasi tidak jauh berbeda dengan kurikulum yang digunakan dalam program reguler. Dengan kata lain, kurikulum yang digunakan adalah kurikulum nasional yang dimodifikasi berdasarkan kebutuhan anak berbakat dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan Program Akeselerasi. Kelengkapan bukti fisik untuk mendukung proses pembelajaran bahasa Arab, pihak madrasah telah memiliki dokumen KTSP yang didalamnya terdapat kurikulum bahasa Arab. Madrasah telah memiliki dokumen silabus bahasa Arab dengan lengkap. Madrasah telah memiliki dokumen RPP bahasa Arab dengan lengkap. sekaligus daftar raport nilai siswa tiap semester. Madrasah juga telah memiliki dokumen bahan ajar bahasa Arab yang lengkap baik yang sudah tercetak oleh penerbit maupun hand out hasil karya guruguru melalui kegiatan MGMP. Dalam mengajarkan empat kompetensi bahasa Arab, seperti pembelajaran istima’ guru lebih sering menggunakan methode sam’iyah syafawiyah. Adapun untuk mengajarkan maharah kalam, guru lebih cenderung menggunakan metode langsung



atau



thoriqoh



mubasyaroh.



Kemampuan



membaca



merupakan



kemampuan inti dari pembelajaran bahasa Arab sehingga pendekatan yang dipilih lebih banyak memakai metode qiro’ah wa tarjamah. Pada prinsipnya guru lebih memilih metode intiqo’iyah/ convergensi dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi kelas ketika pembelajaran sedang berlangsung.



Beban belajar siswa madrasah meliputi tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Kegiatan pengembangan diri terkait dengan bahasa Arab yang dikembangkan di madrasah di antaranya ialah kegiatan pidato bahasa arab, taqdim al-qissoh dan ngaji sorogan kitab kuning. C. Aspek Esensial Pembelajaran Ilmu Sosial bagi Anak Berbakat 1. Konsep Pembelajaran Ilmu Sosial Pembelajaran atau pengajaran Ilmu Sosial merupakan kegiatan guru menciptakan situasi agar siswa belajar. Pendidikan IPS mempunyai arti bahwa merupakan seleksi dan rekonstruksi dari disiplin ilmu pendidikan dan disiplin ilmu sosial, humaniora, yang diorganisir dan disajikan secara psikologis dan ilmiah untuk tujuan pendidikan (Somantri.2001:191). Melalui proses belajar tersebut terjadi perubahan, perkembangan, kemajuan, baik dalam aspek fisik-motorik, intelek, sosial-emosi maupun sikap dan nilai. Makin besar atau tinggi perubahanperkembangan itu dicapai siswa, makin baik pula proses belajar. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) memberi banyak kemungkinan pengayaan bagi siswa berbakat. IPS lebih dari subyek lainnya, memberi siswa berbakat kesempatan untuk menangani dunia nyata, masalah yang berakar dimasa lalu, dapat di tetapkan langsung pada masa kini, dan mengandung implikasi untuk masa depan. a. Karakteristik Anak Berbakat dalam Ilmu Sosial 1) Konseptual lebih maju untuk umurnya 2) Memiliki gudang pengetahuan yang lebih maju atau sangat spesifik 3) Menyukai tugas yang sulit atau majemuk 4) Menentu standar yang tinggi untuk proyek mandiri 5) Menceritakan atau menulis cerita intuitif 6) Melihat hubungan yang tidak dilihat orang lain 7) Menyerap Pengetahuan Dengan Mudah Dan Cepat 8) Oleh teman kelas di lihat sebagai sumber pengetahuan dan gagasan baru. 9) Oleh teman kelas di lihat sebagai pengelola kelompok. b. Guru sebagai fasilitator dalam Ilmu Sosial Sebagi fasilitator, guru hendaknya mendorong belajar mandiri sebanyak mungkin. Menurut Gold (1982) bagi guru anak berbakat dalam ips penting untuk memiliki kemampuan menangani masalah atau materi yang sensitif dan kontroversial. c. Saran untuk Pembelajaran Ilmu Sosial



Gold ( 1972 ) mendapat tema dasar untuk IPS sebagai berikut : 1) Menggunakan sumber daya alam secara bijak 2) Memahami dan mengakui saling ketergantungan global 3) Mengakui harkat dan martabat individu 4) Menggunakan kecerdasan untuk memperbaiki kehidupan manusia 5) Menggunakan kesempatan pendidikan secara demokrasi dan intelegen 6) Meningkatkan keaktifan keluarga sebagai lembaga sosial dasar 7) Mengembangkan nilai moral dan spiritual secara efektif 8) Membagi kekuasaan secara intelegen dan bertanggung jawab untuk mencapai keadilan 9) Bekerja sama untuk mencapai kedamain dan kesejahtraan. 10) Mencapai keseimbangan antara stabilitas dan perubahan sosial 2. Pendekatan Pembelajaran llmu Sosial Pembelajaran juga berarti meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif,



dan



keterampilan



siswa.



Kemampuan-kemampuan



tersebut



diperkembangkan bersama dengan pemerolehan pengalaman-pengalaman belajar sesuatu. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:161-170) mengatakan bahwa pembelajaran itu dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: a. Pembelajaran Secara Individual Merupakan kegiatan mengajar guru menitikberatkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu. Guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing, pendiagnosis kesukaran belajar, dan rekan diskusi. b. Pembelajaran Secara Kelompok Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, guru membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang. Pada pembelajaran kelompok, orientasi dan tekanan utama pelaksanaannya untuk meningkatkan kemampuan kerjasama dan belajar kepemimpinan dan keterpimpinan. c. Pembelajaran Secara Klasikal Merupakan



kemampuan



guru yang utama,



kegiatan



mengajar



yang



efisien,secara ekonomis, pembiayaan kelas yang lebih murah karena dilakukan dan dilaksanakan dalam pembelajaran kelas. Pembelajaran kelas dapat dilakukan dengan tindakan : 1) Penciptaan tertib belajar di kelas, 2) Penciptaan suasana senang dalam belajar,



3) Pemusatan perhatian pada bahan ajar, 4) Mengikutsertakan siswa belajar aktif, 5) Pengorganisasian belajar sesuai dengan kondisi siswa. 3. Strategi Pembelajaran Ilmu Sosial dan Kemampuan Kreativitas Anak Berbakat Kreativitas diartikan sebagai penemuan atau penciptaan suatu ide yang baru atau ide yang belum pernah ada sebelumnya. “Kreativitas diartikan pula semua usaha produktif yang unik dari individu”. Maka dalam dunia pendidikan kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam memahami suatu pelajaran atau memaknai dari semua kegiatan yang akan dilakukan. Keberhasilan kreativitas menurut Amabile (Munandar, 2004: 77) adalah persimpangan (intersection) antara keterampilan anak dalam bidang tertentu (domain skills), keterampilan berpikir dan bekerja kreatif, dan motivasi intrinsik. Persimpangan kreativitas tersebut - yang disebut dengan teori persimpangan kreativitas (creativity intersection). Kemampuan menilai sesuatu dari berbagai sudut yang berbeda terhadap suatu objek atau situasi, hal ini mencerminkan kreativitas. Ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berfikir seseorang, dengan kemampuan berfikir kreatif seperti kelancaran, fleksibilitas, orisinalitas, elaborasi. Ciri-ciri lain yang berkaitan dengan afektif seperti sikap, perasaan, motivasi, rasa ingin tahu, tertarik terhadap tugas, berani mengambil resiko, tidak mudah putus asa, menghargai dan rasa humor. Adapun beberapa faktor pendorong yang dapat meningkatkan kreativitas, yaitu: a.



Waktu,



b.



Kesempatan menyendiri,



c.



Dorongan,



d.



Sarana,



e.



Lingkungan yang merangsang,



f.



Hubungan anak-orangtua yang tidak posesif,



g.



Cara mendidik anak,



h.



Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan. Selain itu beberapa strategi-strategi pembelajaran IPS baik individual atau



Group learning, yang dapat digunakan untuk mengembangkan kretifitas siswa yaitu:



a. Strategy Exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Misalkan untuk mencapai kompetensi agar siswa mampu menyebutkan hari dan tanggal kemerdekaan Indonesia, maka strategi exposition akan lebih tepat, karena materi yang harus dikuasai adalah materi yang jadi dan pasti. b. Strategy Discovery, bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas. Manakala kompetensi yang diharapkan agar siswa mampu



mendeskripsikan



peristiwa



yang



melatarbelakangi



munculnya



proklamasi kemerdekaan, maka strategy discovery yang cocok karena untuk mencapai kemampuan tersebut diperlukan upaya siswa untuk menyerap berbagai informasi. D. Prinsip Pengembangan Pembelajaran Anak Berbakat Dalam mengajar seorang guru dihadapkan kepada keragaman karakteristik, kemampuan dan dinamika perkembangan siswa. Secara psikologik, tidak ada dua individu siswa yang tepat sama, yang ada adalah keragaman. Oleh karena itu, mengajar itu adalah ilmu dan segaligus seni. Ada ilmu mengajar, tetapi itu saja belum cukup, diperlukan juga seni mengajar. Seni mengajar merupakan kreativitas guru menemukan pendekatan atau modal mengajar yang memungkinkan setiap siswa atau mahasiswa mengembangkan potensi, kecakapan dan karakteristiknya secara optimal (Sukmadinata, 2004:150-151). Sesuai dengan konsep pembelajaran diatas, ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan serta dilakukan pada anak, agar dapat berkembang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya, diantaranya : 1. Berpusat Kepada Siswa Prinsip ini mengandung makna, bahwa dalam proses pembelajaran siswa menempati



posisi



sentral



sebagai



subjek



belajar.



Keberhasilan



proses



pembelajaran tidak diukur dari sejauh mana materi pelajaran telah disampaikan guru akan tetapi sejauh mana siswa telah beraktivitas mencari dan menemukan materi pelajaran sendiri. Inilah makna pembelajaran yang menekankan kepada proses (process oriented). 2. Belajar Dengan Melakukan Prinsip ini mengandung makna, bahwa belajar bukan hanya sekadar mendengarkan, mencatat sambil duduk dibangku, akan tetapi belajar adalah proses beraktivitas, belajar adalah berbuat (learning by doing). 3. Mengembangkan Keingintahuan, Imajinasi, dan Fitrah



Proses pembelajaran yang dimulai dan didorong oleh rasa ingin tahu, akan lebih bermakna dan bertenaga, dibandingkan dengan proses pembelajaran yang berangkat dari keterpaksaan. 4. Mengembangkan Keterampilan Pemecahan Masalah Pembelajaran adalah proses berpikir untuk memecahkan masalah. Sekecil apa pun kehidupan manusia tidak akan terlepas permasalahan yang harus diselesaikan. Oleh sebab itu, pengetahuan yang diperoleh mestinya dapat dijadikan sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. 5. Mengembangkan dan Mendorong Kreativitas Siswa Membentuk manusia yang kreatif dan inovatif merupakan salah satu tujuan pendidikan. Selama ini kurikulum yang berlaku dianggap kurang mengembangkan aspek



kreativitas



siswa.



Kurikulum



cenderung



hanya



mengembangkan



kemampuan sisi akademik, melalui proses pembelajaran yang mendorong agar siswa menguasai pengetahuan yang diajarkan. 6. Mengembangkan Kemampuan Menggunakan Ilmu dan Teknologi Dalam kehidupan globalisasi sekarang ini teknologi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia.Oleh karena itu, pendidikan dituntut untuk membekali setiap individu agar mampu memanfaatkan hasil-hasil teknologi 7. Menumbuhkan Kesadaran sebagai Warga Negara yang Baik Selama ini salah satu kelemahan pendidikan seperti dikemukakan oleh para ahli adalah kelemahan dalam menciptakan para lulusan yang memiliki kesadaran terhadap aturan dan norma kemasyarakatan. Setiap guru mata pelajaran memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan manusia yang sadar dan penuh tanggung jawab sebagai seorang warga Negara. 8. Belajar Sepanjang Hayat Belajar dilakukan sepanjang hayat agar tercipta meaningfull learning. Artinya dalam proses belajar bermakna tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta belaka tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pengalaman yang utuh sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan.



BAB III PENUTUP



DAFTAR PUSTAKA Syafatania. (2016). Strategi Orang Tua Dalam Mengoptimalkan Potensi Seni Anak Berbakat Istimewa. Skirpsi Fakultas Psikologi. ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA N, Khoiru. (2015). Implementasi Pembelajaran Bahasa Arab Pada Program Akselerasi Di Man 2 Tulungagung. Jurnal Realita. Vol. 13 (2) Hal 173-186 F, Ahmad. (2019). Pola Pengembangan Pendidikan Anak Berbakat. Jurnal Al-Taujih Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami . Vol. 5 (2)



Hal 133-146. Diakses dari



https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/attaujih/ S, Dwi. (t.t). Kreativitas Guru Dalam Pengimplementasian Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Seni Budaya Dan Prakarya SD/MI. Jurnal UPBJJ UT Surabaya. Diakses dari [email protected] Budiarti, Y. (2015). PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KREATIVITAS DALAM PEMBELAJARAN IPS. Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro, Vol.3.No.1 61-72. Churnia, E., Ifdil, & Erwinda, L. (2017). Guidance and Counseling Service for Gifted Children. International Counseling and Education Seminar, 292-299. Firosad, A. M. (2019). POLA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT. Jurnal Al-Taujih, 133-146.