Makalah Pembelajaran Yang Berpijak Pada Humanisme [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMBELAJARAN YANG BERPIJAK PADA TEORI BELAJAR HUMANISME



Disusun oleh : Reiyasa Deci



(180710036)



Wirdaturrahmah



(180710037)



Gadih Raftaini Sambo



(180710038)



Nurul Hayati



(180710063)



JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH 2019/2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan



hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan



makalah ini tepat waktu dengan judul “Pembelajaran yang Berpijak pada Teori Belajar



Humanisme”.



Guna



dapat



di



perjelaskan



kepada



rekan



Mahasiswa/Mahasiswi serta Bapak/Ibu Dosen sekalian. Kami telah melakukan berbagai kegiatan untuk mencari informasi dan pengumpulan data dalam penyusunan makalah ini, agar isi dari makalah ini dapat disesuaikan dengan aplikasi serta informasi yang sebenarnya. Disisi lain kami juga menyadari masih banyak kekurangan dari makalah ini. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca terkhususnya dosen maupun rekan-rekan civitas akademika, untuk menambah penyempurnaan dalam isi makalah ini. Terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga menjadi amal dan mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin



Reulet, 22 April 2019



Penyusun,kelompok 3



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..............................................................................................i DAFTAR ISI............................................................................................................ii BAB I.......................................................................................................................1 PENDAHULUAN...................................................................................................1 1.1



Latar belakang.......................................................................................1



1.2



Rumusan masalah..................................................................................2



1.3



Tujuan masalah.....................................................................................2



BAB II......................................................................................................................3 PEMBAHASAN......................................................................................................3 2.1



Teori Belajar menurut Pandangan Humanisme....................................3



2.2



Tokoh-Tokoh Teori Belajar Humanistik...............................................3



2.3



Aplikasi Teori Belajar Humanisme terhadap Peserta Didik.................6



2.4



Kelebihan dan Kelemahan Teori Belajar Humanisme dalam



Pembelajaran........................................................................................................7 BAB III....................................................................................................................9 PENUTUP................................................................................................................9 3.1



Kesimpulan...........................................................................................9



3.2



Saran......................................................................................................9



DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar belakang Aliran humanisme  muncul pada tahun 90-an sebagai reaksi ketidakpuasan



terhadap pendekatan psikoanalisa dan behavioristik. Sebagai sebuah aliran dalam psikologi, aliran ini boleh dikatakan relative masih muda, bahkan beberapa ahlinya masih hidup dan terus-menerus mengeluarkan konsep yag relevan dengan bidang pengkajian psikologi, yang sangat menekankan pentingnya kesadaran, aktualisasi diri, dan ha-hal yang bersifat positif tentang manusia. Pengertian humanisik yang beragam membuat batasan-batasan aplikasinya dalam dunia pendidikan yang beragam pula. Teori humanisme menyatakan bahwa bagian terpenting dalam proses pembelajaran adalah unsure manusianya. Humanisme lebih melihat sisi perkembangan kepribadian manusia dibandingkan berfokus



pada



“ketidaknormala”atau



“sakit”.manusia



akan



mempunyai



kemampuan positif untuk menyembuhkan diri dari “sakit” tersebut, sehingga sisi positif inilah yang ingin dikembangka oleh teori humanisme. Teori



belajar



humanisme



bertujuan



bahwa



belajar



adalah



untuk



memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika telah memhami lingkungan dan dirinya sendiri. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar



dari



sudut



pandang



pelakunya



bukan



dati



sudut



pandang



pengamatnya.Teori belajar ini sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang ilmu filsafat, teori kepribadian dan psikoterapi dibanding tentang psikologi belajar. Teori humanisme lebih mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan unttuk membentuk manusia yang dicita-citakan serta tentang proses belajar dalam bentuk yang paling ideal. Selain teori behavioristik dan teori kognitif, teori belajar humanisme juga perlu untuk dipahami.Menurut teori humanisme, proses belajar harus dimulai dan ditunjukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri.Oleh sebab itu, teori humanisme sifatnya lebih abstrak dan mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi dari pada bidang kajian psikologi belajar. Teori



1



humanisme sangat mementingkan isi yang dipelajari daripada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada pemahaman tentang proses belajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini dikaji oleh teori-teori belajar lainnya. 1.2



Rumusan masalah



1.



Apa itu pembelajaran yang berpijak pada teori belajar humanisme?



2.



Siapakah tokoh-tokoh dalam pembelajaran yang berpijak pada teori belajarhumanism?



3.



Bagaimana aplikasi pembelajaran yang berpijak pada teori belajar humanisme terhadap peserta didik ?



4.



Apakah kelebihan dan kelemahan pembelajaran yang berpijak pada teori belajar humanisme ?



1.3



Tujuan masalah



1.



Untuk mengetahui teori belajar menurut pandangan humanisme.



2.



Untuk



mengetahui



tokoh-tokoh yang



berperan dalam



teori



belajar



humanisme. 3.



Untuk mengetahui aplikasi pembelajarn yang berpijak pada teori belajar humanisme terhadap peserta didik.



4.



Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan teori belajar humanisme dalam pembelajaran.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1



Teori Belajar menurut Pandangan Humanisme Teori humanistik menjelaskan bahwa poses belajar harus dimulai dan



ditunjukan untuk kepentingan memanusiakan manusia (proses humanisasi). Teori humanistik sifatnya lebih menekankan bagaimana memahami persoalan manusia dari berbagai dimensi yang dimilki, baik dimensi kognitif, afektif, dan psikomotor. Teori humanistik tidak bisa serta merta mampu menciptakan peserta didik menjadi sosok manusia yang ideal, dalam proses pembelajaran harus mampu menciptakan situasi dan kondisi yang menyebabkan manusia memilki kebebasan untuk beraktualisasi, kebebasan untuk berpikir alternatif, dan kebebasan untuk menemukan konsep dan prinsip. Teori belajar humanistik menganggap bahwa keberhasilan belajar terjadi jika peserta didik memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatannya. Peran pendidik adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya. yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu mereka dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Tujuan



utama



para



pendidik



adalah



membantu



si



siswa



untuk



mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Pembelajaran humanistik menempatkan guru sebagai pembimbing dengan memberi pengarahan pada peserta didik agar dapat mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai manusia yang unik untuk mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Guru perlu memberikan motivasi dan kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan peserta didik. Peserta didik berperan sebagai pelaku utama yag memaknai pengalaman belajarnya sendiri. Proses belajar seperti itu memungkinkan peserta didik untuk memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif, dan minimalkan potensi diri yang bersifat negatif.



3



2.2



Tokoh-Tokoh Teori Belajar Humanistik Tokoh penting dalam teori belajar humanistik secara teoritik antara lain adalah: 1. Arthur Combs (1912-1999) Arthur Combs bersama dengan Donald Syngg menyatakan bahwa belajar



terjadi apabila mempunyai arti bagi individu tersebut. Artinya bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru tidak boleh memaksakan materi yang tidak disukai oleh siswa. Sehingga siswa belajar sesuai dengan apa yang diinginkan tanpa adanya paksaan sedikit pun. Sebenarnya hal tersebut terjadi tak lain hanyalah dari ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesautu yang tidak akan memberikan kepuasan bagi dirinya. Sehingga guru harus lebih memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain. Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Menurut Arthur Combs, yang penting adalah bagaimana membawa peserta didik untuk memperoleh arti



bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan



menghubungkannya dengan kehidupannya. 2. Maslow  Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya. Individu juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, berfungsinya semua kemampuan, kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri. Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi lima hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti



4



kebutuhan fisik, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan ras aman, kemudian pangakuan, harga diri dan aktualisasi diri.. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang harus diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi. Proses pembelajaran perlu memperhatikan pentingnya kesadaran akan perbedaan individu dengan memperhatikan aspek-aspek kemanusiaan. Peserta didik seharusnya menggali dan menemukan sisi-sisi kemanusiaan, pada taraf tertentu akan sampai pada penemuaan diri. Proses belajar yang ada pada diri manusia adalah proses untuk sampai pada aktualisasi diri. Belajar adalah mengerti dan memahami diri sendiri, bagaimana menjadi diri sendiri, apa potensi yang dimiliki, gaya apa yang dimiliki, apa langkah-langkah yang diambil, apa yang dimiliki dan diyakini, dan kearah mana perkembangan yang dituju. Belajar disatu sisi adalah bagaimana peserta didik memahami perbedaannya dengan yang lain, dan di sisi lain memahami persamaaannya dengan orang lain. 3. Carl Ransom Rogers Seorang psikolog humanisme yang menekankan perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu mengatasi masalahmasalah kehidupannya. Menurut Carl Ransom Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran. Calr R. Rogers merupakan ahli psikologi humanisme yang gagasangagasnnya berpebgaruh terhadap pukiran dan praktek psikologi di semua bidang, baik klinis, pedidikan, dan lain-lain. Lebih khusus dalam bidang pendidikan , Rogers mengutarakan pendapat tentang prinsis-prinsip belajar humanisme.Dalam buku Freedom to Learn, Rogers mengemukakan prinsip-prinsip belajar humanisme yang penting adalah sebagia berikut : 



  Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.







  Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri.



5







  Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri dianggap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.







  Tugas-tugas belajar yang mengancam diri mudah dirasakan dan diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.







  Apabila ancaman terhadap diri peserta didik rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.







  Belajar yang bermakna diperoleh peserta didik dengan melakukannya.







  Belajar diperlancar jika peserta didiknya dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggung jawab terhadap proses belajar.







  Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi peserta didik seutuhnya, baik perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari.







  Keprcayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan,kreativitas, lebih mudah dicapai terutama jika peserta didiknya dibiasakan untuk mawas diri dan mengkritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting.







  Belajar yang paling berguna secara social di dalam dunia modern ini adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan penyatuan kedalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu. Ada beberapa Asumsi dasar teori Rogers adalah: Kecenderungan



formatif; Segala hal di dunia baik organik maupun non-organik tersusun dari halhal yang lebih kecil; Kecenderungan aktualisasi; Kecenderungan setiap makhluk hidup untuk bergerak menuju ke kesempurnaan atau pemenuhan potensial dirinya. Tiap individual mempunyai kekuatan yang kreatif untuk menyelesaikan masalahnya. 2.3 1.



Aplikasi Teori Belajar Humanisme terhadap Peserta Didik Peserta Didik



6



Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif. Dalam teori pembelajaran humanisme, peserta didik akan ditempatkan sebagai pusat atau bahan perhatian dalam aktifitas belajar. Kemudian peserta didik juga menjadi pelaku dalam memaknai pengalaman belajarnya sendiri.Dengan demikian, peserta didik dituntut untuk berperan aktif, kreatif dan inisiatif. Karena siswa akandiberikan kebebasan untuk mengepresikan kemampuan yang dimilikinya dan bukan merupakan sekedarmenerima informasi dari guru/pendidik. 2.



Guru Dalam pembelajaran humanisme, peran guru adalah menjadi fasilitator bagi



peserta didiknya dengan cara member motifasi dan memfasilitasi pengalaman belajar, dengan menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai  terhadap kebutuhan peserta didik sehingga akan tercipta suasana yang aktif, yang tentu diikuti dengan penyampaian yang sistematis. Psikologi humanisme memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator. Berikut ini adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai kualitas fasilitator. Ini merupakan ikhtisar yang sangat singkat dari beberapa (petunjuk): a. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas b. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum. c. Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam      belajar yang bermakna tadi. d. Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka.



7



e. Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok. f. Menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok. g. Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-angsur dapat berperan sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang individu, seperti siswa yang lain. h. Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa. i. Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya perasaan yang dalam dan kuat selama belajar. j. Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk menganali dan menerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri. 2.4



Kelebihan



dan



Kelemahan



Teori



Belajar



Humanisme



dalam



Pembelajaran Kelebihan Teori Belajar Humanisme dalam Pembelajaran 1.



Dalam pembelajaran teori ini, siswa dituntut untuk berusaha agar lambat laun mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.



2.



Belajar akan lebih cepat di pahami dan dimengerti peserta didik karena bahan yang dipelajari relevan dengan kebutuhan atau kemampuan yang dimiliki oleh siswa.



3.



Kondisi belajar akan lebih partisipatif dan efektif, karena dalam teori belajar ini siswa diberikan kebebasan untuk menggali kemampuan pada dirinya. Dan kebebasan, kreativitas, dan kepercayaan diri dalam belajar dapat ditingkatkan dengan evaluasi diri sendiri dan evaluasi dari orang lain tidak begitu penting karena pada dasarnya merupakan pemantapan kemampuan pada dirinya.



8



Kelemahan Teori Belajar Humanisme dalam Pembelajaran 1.



Dalam pembelajaran teori ini, peserta didik kesulitan dalam mengenal diri dan potensi-potensi yang ada pada diri mereka.



9



BAB III PENUTUP 3.1



Kesimpulan Menurut Teori humanisme, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan



manusia.



Proses



belajar



dianggap



berhasil



jika si pelajar



memahami



lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tokoh penting dalam teori belajar humanisme secara teoritik antara lain adalah: Arthur W. Combs, Abraham Maslow dan Carl Rogers. 3.2



Saran Dari



makalah



kami



ini,



kami



berharap



para



pembaca



mampu



memanfaatkannya sebagai sumber belajar untuk menambah wawasan dan pengetahuan.Dan tak lupa kritik, masukan, saran, dalam bentuk apapun sangat kami hargai agar kedepannya penulisan makalah kami menjadi lebih baik.



10



DAFTAR PUSTAKA Sani, Ridwan A. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksaras Rahmahana, Ratna Syifa’a. 2008. Psikologi Humanisme dan Aplikasinya dalam Pendidikan. Jurnal Pendidikan Islam, 1-1-2008 : 99-114



11