Makalah Pembuatan Sabun [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PEMBUATAN SABUN



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Disusun Oleh : Aditya Wahyu P Dyah Ayu K.W Indah Noor R Maya Nur R Rinda Tri S Rika Setyowati



XI IPS 2



SMA NEGERI 1 WERU Tahun Pelajaran 2016/2017 Kata Pengantar



Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas petunjuknya kami dapat menyelesaikan makalah sesuai dengan tugas yang diamanahkan kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan secara tuntas. Dan tentunya dengan karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan penulisan Makalah ini pada waktunya. Shalawat beriring salam tak puas-puasnya kita kirimkan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, karena hanya dengan petunjuknya dan segala usaha upaya beliau, kita dapat rasakan kehidupan yang berbudaya, beraturan dan menjadikan kita makhluk yang lebih mulia dihadapan Tuhan. Harapan saya semoga makalah dengan judul “PEMBUATAN SABUN PADAT” ini membantu saya dalam panunjang penilaian dalam mata pelajaran Kimia Terapan ini, agar menjadi lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para guru, dan teman sekalian untuk memberikan masukanmasukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini, sehingga kedepannya dapat lebih baik. Wassalamualaikum Wr.Wb Weru,



Oktober 2016



Penulis



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL ..........................................................................................



i



KATA PENGANTAR .........................................................................................



ii



DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii BAB. I PENDAHULUAN ................................................................................



1



A. Latar Belakang .................................................................................



1



B. Rumusan Masalah ............................................................................



1



C. Tujuan.................................................................................................



1



BAB. II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................



2



BAB. III METODOLOGI ...............................................................................



7



A. Bahan dan Alat ..................................................................................



7



B. Cara Kerja ..........................................................................................



8



BAB. IV PENUTUP .........................................................................................



9



A. Kesimpulan ........................................................................................



9



B. Saran .................................................................................................. 10 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 11



BAB I



PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Diawali dengan zaman modern penawaran produk sabun mandi cair sangat banyak dan menggiurkan dengan berbagai macam merek dan harga yang cukup bervariasi. Namun pemakaian produk sabun mandi cair harganya cukup tinggi sehingga tidak bisa di jangkau oleh semua lapisan masyarakat, walaupun memiliki nilai manfaat yang cukup praktis untuk bisa di bawa kemana-mana, tetapi hal ini hanya di manfaatkan untuk kalangan tertentu saja. Lain halnya dengan pemakaian sabun padat yang sudah ada sejak dahulu bahkan sampai sekarang yang masih dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat bahkan semua lapisan dan golongan, walaupun kurang praktis tetapi cukup ekonomis. Ini artinya sabun mandi padat masih menjadi pilihan masyarakat pada umumnya, dan semakin bervariasinya aroma yang membuat konsumen tertarik. Oleh karena itu dalam makalah ini penulis akan mencoba mengamati bagaimana proses pembuatan sabun padat, sebagaimana yang kita ketahui sabun padat ini masih digunakan secara turun-temurun hingga zaman modern saat ini. B. RUMUSAN MASALAH Makalah ini akan merumuskan dua permasalahan tentang pembuatan sabun padat. Masalah - masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana reaksi kimia pada proses pembuatan sabun padat ? 2. Bagaimana proses pembuatan sabun padat ? 3. Apa keunggulan sabun padat dibanding jenis sabun lain ? C. TUJUAN Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. 2. 3.



Untuk mengetahui reaksi kimia pada proses pembuatan sabun padat Untuk mengetahui cara pembuatan sabun padat Untuk mengetahui keunggulan sabun padat di banding sabun jenis lain BAB II TINJAUAN PUSTAKA



Molekul sabun berbentuk rantai panjang panjang dan satu gugus ionik yang besifat sangat polar. Pada seluruh rantai panjangnya, strukturnya tepat sama dengan molekul minyak sehingga memiliki keakraban dengan molekul minyak (bersifat hidrofilik). Sementara pada bagian kepala, ada sepasang atom yang bermuatan listrik yang hanya senang bergabung dengan molekul air (bersifat hidrofobik). Kepala inilah yang membuat seluruh molekul sabun menyatu dengan air. Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara senyawa alkali dan lemak/minyak.Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna Sabun dibuat dengan cara mencampurkan larutan NaOH / KOH dengan minyak atau lemak. Melalui reaksi kimia, NaOH / KOH mengubah Minyak / Lemak menjadi Sabun. Proses ini disebut Saponifikasi. Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut : C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH → C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion. Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan



dalam



reaksi



pembuatan



sabun.



Sabun



padat



menggunakan



natrium



hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun. Adapun keunggulan sabun padat di banding sabun jenis lain adalah sabun padat memiliki kandungan gliserin yang bagus untuk mereka yang punya masalah kulit eksim. Tapi sabun padat memiliki kadar pH yang lebih tinggi. Karena itu, sabun padat lebih mudah membuat kulit kering. Kulit kering ini menjadikan penyembuhan lambat ketika kulit terluka. Meski begitu, belakangan ini ada sabun padat pun mulai diproduksi yang mengandung pH netral sehingga tak mengeringkan kulit lagi. Dan juga sabun padat memiliki tingkat pencemaran yang lebih rendah sehingga tidak akan terlalu membahayakan hewan lain yang berada di selokan. Sebenarnya air-air di selokan ini sebagian besar akan mengalr ke satu tempat kemudian airnya dipakai oleh pdam untuk dijernihkan kemudian digunakan untuk dijual kembali ke konsumen. Hal ini lah sebenarnya yang menyebabkan pdam mengalami kesulitan untuk menjernihkan air sehingga pada akhirnya banyak air di banyak kota sekarang menjadi tidak layak untuk diminum. 



Berdasarkan tulisan karya Neo ALFIANNOER tentang proses pembuatan sabun padat sebagai berikut : Sabun dibuat dari lemak (hewan), minyak (nabati) atau asam lemak (fatty acid) yang direaksikan dengan basa anorganik yang bersifat water soluble. Biasanya digunakan caustic soda/soda api (NaOH) atau KOH (kalium hidroksida) juga alternative yang sering juga dipakai, tergantung spesifik sabun yang diinginkan. Sabun hasil reaksi dengan sodium hidroksida (NaOH) biasanya lebih keras dibandingkan dengan penggunaan Potasium Hidroksida (KOH). Reaksi ini biasa disebut reaksi penyabunan (saponifikasi) / (saponification reaction). Oil + 3 NaOH —> 3 Soap + Glycerol



Selain dari reaksi diatas sabun juga bisa dihasilkan dari reaksi netralisasi Fatty Acid (FA), namun disini hanya didapat sabun tanpa adanya Gliserin (Glycerol), karena saat proses pembuatan Fatty Acid, glycerol sudah dipisahkan tersendiri. FA + NaOH —> Soap + Water Pada awalnya, proses saponifikasi ini masih dilakukan dengan metoda pemasakan/pendidihan per batch ketel (tidak berkesinambungan), namun setelah perang dunia II pengembangan proses secara kontinyu terus dilakukan. Dan proses kontinyu ini sekarang lebih banyak digunakan, karena selain lebih fleksibel, dan cepat juga lebih ekonomis. Kedua proses diatas masih menghasilkan sabun masih mentah berbentuk cair (panas), biasa disebut neat soap, disamping menghasilkan produk samping lain berupa glycerol dalam bentuk spent lye yang kemudian diolah lebih lanjut di unit glycerol. Glycerol adalah material utama dalam industri makanan, kosmetik, obat-obatan dll. Nah neat soap ini kemudian dikeringkan di drier unit sampai mencapai bentuk pellet (butiran padat), dimana besarnya kandungan air dalam bentuk pellet ini diatur sesuai kebutuhan spesifikasi sabun yang di inginkan. Butiran ini kemudian di campur di mixer (amalgamator) dengan bahan tambahan lainnya seperti pewarna, perfume, softener, dll. Campuran kemudian di extrude (ditekan) melalui plodder menghasilkan batangan sabun yang kemudian di potong di mesin pemotong dan menuju proses pencetakan di mesin stamping/press menjadi bentuk-bentuk tertentu, baru kemudian di bungkus di unit packaging. Proses tersebut biasanya untuk jenis sabun toilet soap, namun untuk laundry soap tahapnya lebih singkat, hanya sampai mesin pemotong, dimana di cutter unit ini biasanya dilengkapi dengan cetakan untuk membuat brand sabun dan kemudian di pack. 



Lain halnya dengan Sherly Ambarwati yang juga memaparkan tentang pembuatan sabun. Menurut nya membuat sabun mandi itu mudah asal tahu caranya. Pada prinsipnya ada 3 cara dalam membuat sabun mandi. 1. Membuat Sabun Mandi dengan “Hot Proses”



Pembuatan sabun dengan proses pemanasan membutuhkan ketepatan dalam mempersiapkan semua hal. Begitu anda mulai membuat sabun dengan proses pemanasan, maka pastikan bahwa semua hal telah siap, antara lain peralatan seperti wadah, sendok, cetakan, timbangan, pisau dan lain-lain. Demikian juga dengan perlengkapan keselamatan seperti sarung tangan, masker, alas meja dan bahan-bahan lainnya. Bahan-bahan sabun harus diukur sesuai dengan resepnya. Mungkin sebagai pemula, anda dapat menggunakan sedikit bahan tambahan, tetapi setelah anda menguasai teknik ini, maka anda dapat menambahkan bahan tambahan lebih banyak lagi. Kenakan perlengkapan keselamatan yaitu masker, sarung tangan dan kacamata, anda dapat menggunakan baju lengan panjang untuk melindungi tubuh anda. Kemudian anda dapat menimbang kaustik soda kemudian menuangkannya ke air dan mengaduknya hingga benar-benar larut. Ingat, selalu masukkan kaustik sodanya ke dalam air dan bukan sebaliknya. Masukkan minyak yang telah ditimbang ke dalam panci dan lelehkan. Setelah meleleh, tuangkan larutan kaustik soda ke dalam panci minyak dan aduk terus. Pengadukannyapun harus stabil. Campuran yang terus diaduk ini akan berubah warna menjadi krem dan keruh. Campuran ini harus terus diaduk hingga mengental atau trace. Jika sudah mengental, tutup pancinya dan kemudian panaskan sebentar. Sabun akan berubah warna menjadi bening seperti vaselin. Dengan demikian tiba waktunya untuk melihat apakah campuran ini siap diolah. Tambahkan warna dan pewangi ke dalam larutan sabun. Kemudian tambahkan minyak esensial sesuai selera anda. Untuk tahap ini anda perlu melakukannya secepat mungkin sebelum larutan sabun mengeras dan sulit untuk dituangkan ke dalam cetakan. Jika sudah masuk dalam cetakan, ketuk cetakan beberapa kali sehingga udara yang terperangkap didalamnya bisa keluar. Dinginkan dan kemudian keluarkan dari cetakan, potong sesuai dengan ukuran dan bentuk yang anda inginkan. Proses ini membutuhkan kecermatan dan kecepatan sehingga tidaklah mungkin mengajarkannya pada anak-anak. Akan tetapi



jika anda menggunakan cara ini, maka anda akan mendapatkan sabun yang siap pakai karena kelebihan airnya akan diuapkan dengan cepat. 2.



Membuat Sabun Mandi dengan “Cold Proses” Untuk membuat sabun mandi dengan cara “cold Proses” anda tidak memerlukan kompor untuk membuat sabun mandi dengan cara ini. Karena proses



pembuatan



sabun



mandi



dapat



dilakukan



dengan



cara



mencampurkan semua bahan dalam suhu ruangan. Panduannya seperti dibawah ini :  Takar semua bahan sesuai dengan resep sabun yang akan dibuat  Siapkan wadah cetakan sabun, jika bentuknya kotak anda bisa gunakan alat yang bisa anda buat sendiri, jika bentuk sabun bulat bisa menggunakan pipa PVC (ukuran 2 dim), pipa disemprot dulu dengan minyak atau alkohol.  Masukkan kaustik soda ke dalam air secara bertahap sambil diaduk. Ukur suhunya dengan termometer.  Masukkan pula beberapa minyak yang akan digunakan kedalam satu wadah  Setelah larutan kaustik soda suhunya berkisar 50 derajat masukkan kedalam wadah yang berisi minyak sambil diaduk.  Selama proses pengadukan sampai kondisi trace masukkan bahan tambahan (seperti susu, coklat, strawberry, dsb-sesuai dengan keinginan) kedalam larutan sambil terus diaduk  Kemudian masukkan pewangi yang dikehendaki secara bertahap kedalam larutan, jika sudah mulai mengental tuangkan kedalam cetakan.  Tutup cetakan dengan handuk atau kain lainnya dan diamkan selama 24-28 jam.  Jika sudah lebih dari 24 jam keluarkan dari cetakan dan potong-potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan  Simpan sabun yang telah dipotong dan baru gunakan setelah 2 minggu setelah pembuatan.



3.



Membuat Sabun Mandi dengan "Melt and Pour" (Lelehkan dan Tuangkan) Secara teknis, semua sabun adalah “Sabun Gliserin”. Dalam sabun produksi pabrik, gliserin yang berlebihan pada sabun akan dibuang. Sehingga pada sabun buatan sendiri kaya akan gliserin karena tidak ada pembuangan gliserin. Di pasaran, istilah Sabun Gliserin menunjuk pada sabun bening. Biasanya, sabun yang bening mempunyai ekstra gliserin yang ditambahkan untuk menghasilkan sabun yang berkhasiat melembabkan kulit. Gliserin adalah “pelembab”. Senyawa ini membawa kelembaban sendiri; berdasarkan teorinya, jika anda membasuh tangan dengan sabun gliserin, maka akan tersisa lapisan tipis gliserin yang memberi kelembaban di kulit. Sabun dasar yang bening dapat dibeli dalam bentuk balok besar dan dapat dilelehkan, diwarnai dan diberi pewangi dan kemudian dicetak. Jenis sabun ini diberi nama “Lelehkan dan Tuangkan” sedangkan seni melelehkan dan menuangkan sabun ini disebut “Penuangan Sabun”. Cara ini sangat popular karena mudah dilakukan, karena tidak memerlukan perlengkapan keselematan, bahkan anak-anakpun dapat mengerjakannya. Andapun dapat membuat sabun dari parutan sabun dasar. Cara ini dilakukan melalui proses dingin terlebih dahulu kemudian baru ditambahi alcohol untuk menjernihkan dan gliserin serta gula untuk melarutkan dan meningkatkan kejernihannya. Proses ini sangat berbahaya karena adanya uap alkohol.



BAB III METODELOGI A. BAHAN DAN ALAT



Adapun bahan yang dibutuhkan : 1. Minyak atau Lemak Hampir semua minyak / lemak alami bisa dibuat menjadi sabun. Cari yang mudah saja seperti: Minyak Kelapa, Minyak Sawit, Minyak Zaitun, Minyak Jagung, Minyak Kedelai 2. NaOH / KOH Untuk mengubah minyak / lemak menjadi sabun. Bisa beli di toko bahan kimia, ambil yang teknis saja. 3. Air Sebagai katalis/pelarut. Pilih air sulingan atau air minum kemasan. Air dari pam tidak bagus, banyak mengandung mineral. 4. Essential dan Fragrance Oils Sebagai pengharum. Beli di toko bahan kimia atau lainnya. 5.



Pewarna Untuk mewarnai sabun. Bisa juga memakai pewarna makanan.



6. Zat Aditif Rempah, herbal, talk, tepung kanji/maizena dapat ditambahkan pada saat “trace”. Alat-alat yang dibutuhkan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.



Sebuah masker sederhana Dipakai selama pembuatan larutan NaOH / KOH saja. Kacamata Dipakai selama pembuatan larutan NaOH / KOH saja. Sepasang sarung tangan karet Dipakai selama pembuatan sabun. Botol plastic Untuk wadah air. Timbangan dapur (dengan skala terkecil 1 atau 5 gram). Kantong plastik kecil Untuk menimbang NaOH/KOH. Sendok stainless steel atau plastik-polipropilen Untuk menuangkan NaOH / KOH dan mengaduknya. Wadah dari gelas atau plastik-polipropilene Untuk tempat larutan NaOH/KOH dengan air. Wadah dari plastic Untuk menimbang serta tempat air dan minyak. Kain



11.



Untuk menutup cetakan setelah diisi sabun. Plastik tipis Untuk melapisi cetakan.



B. CARA PEMBUATAN SABUN PADAT : 1.



Timbang air dan NaOH / KOH, sesuai dengan Resep. Larutkan NaOH / KOH ke dalam air sejuk / dingin (Jangan menggunakan wadah aluminium. Gunakan



stainless



steel,



gelas



pyrex



atau



plastik-poliproplen).



Jangan



menuangkan air ke NaOH / KOH. Tuangkan NaOH / KOH ke dalam air sedikit demi sedikit. Aduk higga larut. Pertama-tama larutan akan panas dan berwarna keputihan. Setelah larut semuanya, simpan di tempat aman untuk didinginkan sampai suhu ruangan. Akan didapatkan larutan yang jernih. 2.



Timbang minyak (Minyak Kelapa, Minyak Sawit, Minyak Zaitun, Minyak Jagung, Minyak Kedelai...) sesuai dengan Resep.



3.



Tuangkan minyak yang sudah ditimbang ke dalam blender.



4.



Hati hati tuangkan larutan NaOH / KOH ke dalam minyak.



5.



Pasang cover blender, taruh kain di atas cover tadi untuk menghindari cipratan dan proses pada putaran terendah. Hindari jangan sampai menciprat ke muka atau badan anda. Hentikan blender dan periksa sabun untuk melihat tahap “trace”. “Trace” adalah kondisi dimana sabun sudah terbentuk dan merupakan akhir dari proses pengadukan. Tandanya adalah ketika campuran sabun mulai mengental. Apabila disentuh dengan sendok, maka beberapa detik bekas sendok tadi masih membekas, itulah mengapa dinamakan “trace”.



6.



Pada saat “trace” tadi anda bisa menambahkan pengharum, pewarna atau aditif. Aduk beberapa detik kemudian hentikan putaran blender.



7.



Tuang hasil sabun ini ke dalam cetakan. Tutup dengan kain untuk insulasi. Simpan sabun dalam cetakan tadi selama satu hingga dua hari. Kemudian keluarkan dari cetakan, potong sesuai selera. Simpan sekurang-kurangnya 3 minggu sebelum dipakai.



BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil dari makalah ini adalah reaksi kimia yang terjadi pada reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut : C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH → C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR Di samping itu keunggulan sabun padat di banding sabun jenis lain adalahsabun padat memiliki kandungan gliserin yang bagus untuk mereka yang punya masalah kulit eksim. Tapi sabun padat memiliki kadar pH yang



lebih tinggi. Karena itu, sabun padat lebih mudah membuat kulit kering. Kulit kering ini menjadikan penyembuhan lambat ketika kulit terluka. Meski begitu, belakangan ini ada sabun padat pun mulai diproduksi yang mengandung pH netral sehingga tak mengeringkan kulit lagi. Dan juga sabun padat memiliki tingkat pencemaran yang lebih rendah sehingga tidak akan terlalu membahayakan hewan lain yang berada di selokan. Sebenarnya air-air di selokan ini sebagian besar akan mengalr ke satu tempat kemudian airnya dipakai oleh pdam untuk dijernihkan kemudian digunakan untuk dijual kembali ke konsumen. Hal ini lah sebenarnya yang menyebabkan pdam mengalami kesulitan untuk menjernihkan air sehingga pada akhirnya banyak air di banyak kota sekarang menjadi tidak layak untuk diminum. Dengan makalah ini pula dapat kita ketahui cara-cara pembuatan sabun padat,



yang



sebagaimana



telah



dipaparkan



pada



halaman-halaman



sebelumnya. B. SARAN Adapun sedikit saran dari penulis dalam hal pembuatan sabun ini, agar membuat sabun yang lebih variatif lagi dengan penambahan pewarna alami, essential alami, dan scrub alami (dari biji-biji buah yang dikeringkan atau beras yang dihaluskan). Dan juga disamping itu penulis mengharapkan tentunya hal ini menjadi satu hal yang bermanfaat bagi pembaca. Kemudian keterampilan dan keahlian yang telah diperoleh dari makalah ini dapat berdaya guna bagi kita semua. Terakhir penulis mengharapkan kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya, dan tidak lupa penulis juga mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun untuk lebih menyempurnakan isi daripada makalah ini. Mudah - mudahan Tuhan selalu melimpahkan ridho dan kasih sayang-Nya kepada kita semua. Amin.



DAFTAR PUSTAKA http://www.riset.com http://www.4shared.com/file/KEendcwj/laporan_sabun.html?) http://investokompaspertamina.blogspot.com/2012/02/sabun-batang-vs-sabuncair.html http://www.sehatnews.com/mobile/beauty-spa/20943-pilih-sabun-cair-ataupadat.html http://alfiannoer2.wordpress.com/about-me/ http://wisencare.blogspot.com/2011/09/cara-membuat-deterjen-cair-untuk.html http://wisencare.blogspot.com/2011/09/cara-membuat-sabun-mandi-padat.html http://www.scribd.com/doc/11329777/Sabun-Mandi-Padat



http://www.mataharicourse.com/membuat-sabun-padat.html http://sedotwcjakarta.net/blog/tips/cara-membuat-sabun-mandi-padat-natural/