Makalah Pemecahan Masalah Dan Pengambilan Keputusan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Tugas ini dikerjakan untuk memenuhi mata kuliah Pengantar Manajemen



Kelas : Pengantar Manajemen Dosen Pengampu : Dr. Diah Yulisetiarini, M.Si.



Disusun Oleh: Dewi Fatiatur Rohmah



(200810201174)



Dimas Fahrur Rozi



(200810201161)



Fifin Nur Aida



(200810201154)



Mochammad Ari Darmawan Syahputra (200810201150) Muhammad Iqbal Arisepta Sugianto



(200810201167)



Ratna Ayu Silviana



(200810201166)



PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JEMBER 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan“. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari Dr. Diah Yulisetiarini, M.Si., selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Manajemen di Universitas Jember. Tujuan dari penulisan makalah ini agar dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang tepat saat menghadapi suatu permasalahan. Penulis meminta maaf untuk segala kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan untuk tugas makalah berikutnya.



Jember, 24 Februari 2021



Tim Penyusun



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...............................................................................................i KATA PENGANTAR............................................................................................ii DAFTAR ISI.........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4 1.1. 1.2. 1.3. 1.4.



Latar Belakang............................................................................................4 Rumusan Masalah.......................................................................................5 Tujuan.........................................................................................................5 Manfaat.......................................................................................................5



BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Macam Keputusan Manajemen..............................................................6 Keputusan dan Jenjang Manajemen.......................................................9 Tahap-tahap Pengambilan Keputusan..................................................12 Tipe-tipe Masalah dan Pemecahannya.................................................13 Gaya Pengambilan Keputusan.............................................................15 Model Pengambilan Keputusan...........................................................16 Pengambilan Keputusan bagi Individu dan Kelompok........................19



BAB III PENUTUP..............................................................................................24 1. Kesimpulan..........................................................................................24 2. Saran.....................................................................................................24 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Masalah adalah hal yang lumrah bagi manusia. Tanpa masalah, kehidupan akan menjadi hambar dan kurang berwarna. Manusia akan selalu menemui masalah, bahkan penyelesaian masalah tertentu justru kadang memunculkan masalah baru, yang perlu dicari pemecahannya. Demikian seterusnya hidup individu senantiasa berhadapan dengan masalah. Apapun bentuk masalah yang dihadapi, setiap masalah perlu diselesaikan agar tidak menghambat roda perjalanan hidup individu dan roda perjalanan hidup organisasi. Masalah yang tidak ditangani dengan semestinya akan menjadi duri bagi perjalanan hidup pribadi dan organisasi di hari-hari selanjutnya. Dalam hal menyelesaikan masalah yang memiliki kemungkinan memunculkan masalah baru, maka masalah perlu dianggap sebagai tantangan dan peluang yang memungkinkan organisasi menemukan pelajaran baru, yang membuat anggota organisasi dapat belajar sesuatu yang belum ditemui sebelumnya. Pengambilan keputusan adalah tugas penting seorang manajer. Pembuatan keputusan menggambarkan proses bagaimana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian dari suatu masalah yang ada. Kualitas keputusan-keputusan manajer akan menentukan efektifitas rencana yang disusun. Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian vital dari manajemen yang baik karena setiap keputusan yang diambil akan menentukan bagaimana sebuah organisasi dapat mencapai tujuan-tujuannya.  Seorang manajer harus bisa menentukan dan memutuskan keputusan yang harus diambil yaitu keputusan terbaik dan mempertimbangkan hal-hal yang menyangkut perusahaan secara menyeluruh. Manajemen suatu organisasi ataupun perusahaan membutuhkan individu yang kompeten dan dapat mempertimbangkan resiko dan keuntungan yang tejadi



4



jika memilih suatu keputusan. Materi ini mempunyai peranan yang penting untuk orang-orang yang sedang belajar manajemen agar dapat mengambil keputusan yang tepat terutama pada saat perusahaan atau suatu organisasi menghadapi masalah. Dengan mempelajari hal ini, seorang yang belajar tentang manajemen akan dapat berpikir lebih kritis dalam mengambil keputusan yang ada. 1.2. Rumusan Masalah 1. Apa saja macam-macam keputusan yang dapat diambil? 2. Apa saja keputusan dan jenjang yang ada dalam manajemen? 3. Bagaimana tahapan pengambilan keputusan yang baik? 4. Apa saja tipe-tipe masalah dan bagaimana cara memecahkannya? 5. Seperti apa gaya pengambilan keputusan? 6. Seperti apa model pengambilan keputusan? 7. Seperti apa pengambilan keputusan bagi individu dan kelompok? 1.3. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan mengerti tentang bagaimana cara pemecahan masalah yang baik serta mengetahui pengambilan keputusan yang ada. 1.4. Manfaat 1. Manfaat pembuatan makalah ini adalah agar pembaca dapat memahami pengambilan keputusan dalam manajemen dan mendalami tentang pemecahan masalah berserta cara pengambilan keputusan. 2. Dengan mempelajari materi ini, seseorang dapat mengambil keputusan yang tepat dan memecahkan masalah yang sedang dihadapi.



5



BAB II PEMBAHASAN 1.



Macam Keputusan Manajemen Oleh Herbert Simon secara umum membedakan antara dua jenis keputusan, yaitu: 1. Keputusan yang terstruktur (structured decision) Keputusan yang terstruktur adalah keputusan yang terstruktur atau yang muncul berulang – ulang dan rutin, dibuat menurut kebiasaan, aturan, serta prosedur tertulis maupun tidak. 



Sifat Keputusan Terstruktur 1.  Berulang-ulang 2.  Rutin 3.  Mudah dipahami 4.  Memiliki



pemecahan



yang



standar



berdasarkan



analisa



kuantitatif Contoh: Strategi pemasaran untuk produk baru, pemberian cuti, pengambilan tugas terakhir, dll. 2. Keputusan yang tidak terstruktur (unstructured decision) Keputusan yang tidak terprogram apabila keputusan baru pertama kali muncul dan tidak tersusun (unstructured). Keputusan semacam itu memerlukan penanganan khusus, untuk memecahkan masalah, karena belum ada pedoman khusus dalam menangani masalah tersebut. Keputusan tidak terstruktur tidak mempunyai suatu aturan yang baku, tergantung pada jenis masalahnya. 



Sifat Keputusan Tidak Terstruktur: 1.  Tidak berulang dan rutin 2.  Tidak ada model untuk memecahkan masalah ini 3.  Butuh intuisi 4.  Tidak ada solusi langsung yang bisa dipakai untuk problem yang masih kabur dan cukup kompleks



6



5.  Kebijakan yang ada belum menjawab



Pengambilan keputusan adalah proses dalam mengenali masalah-masalah dan peluang-peluang untuk kemudian di pecahkan. Berdasarkan lingkungannya perbedaan utama antara keputusan terstruktur dan keputusan tidak terstruktur ada dalam kaitannya dengan tingkat kejelasan yang harus ditangani manajer dalam mengambil keputusan. Terdapat empat posisi dalam skala tersebut adalah: 1. Dalam kondisi pasti atau kejelasan Kejelasan artinya semua informasi yang diperlukan oleh pihak pengambil keputusan telah tersedia secara menyeluruh. Kepastian adalah kondisi tentang adanya informasi yang akurat, dapat diukur, dan dapat diandalkan tentan hasildari berbagai alternatif yang sedang dipertimbangkan. Hal-hal yang terjadi dalam pengambilan keputusan: a. Alternatif



yang



harus



dipilih



hanya



memiliki



satu



konsekuensi/jawaban/hasil yang dapat ditentukan dengan pasti. b.   Keputusan yang diambil didukung oleh informasi/data yang lengkap, sehingga dapat diramalkan secara akurat hasil dari setiap tindakan yang dilakukan. c. Pengambil keputusan secara pasti mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan dating. d. Biasanya



selalu



dihubungkan



dengan



keputusan



yang



menyangkut masalah rutin, karena kejadian tertentu di masa yang akan datang dijamin terjadi. e. Pengambilan keputusan seperti ini dapat ditemui dalam kasus/model yang bersifat deterministik. f.  Menggunakan teknik penyelesaian/pemecahan melalui program linear, model transportasi, model penugasan, model inventori, model antrian, model network. 2. Dalam kondisi berisiko



7



Resiko artinya adalah bahwa sebuah keputusan harus memiliki tujuantujuan yang jelas dan informasi yang baik selalu tersedia, tetapi hasilnya di masa depan yang berhubungan dengan setiap alternatif belumlah pasti. Konsekuensi-konsekuensi dari berbagai alternatif yang tidak pasti adalah sebagai berikut: a. Aternatif yang dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil. b. Pengambilan keputusan memiliki lebih dari satu alternatif tindakan. c.  Diasumsikan bahwa pengambilan keputusan mengetahui peluang yang akan terjadi terhadap berbagai tindakan dan hasil. d. Resiko terjadi karena hasil pengumpulan keputusan tidak dapat diketahui dengan pasti. e.  Pada kondisi ini ada informasi atau data yang akan mendukung dalam membuat keputusan, berupa besar atau nilai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan. f.   Menggunakan teknik pemecahan konsep probabilitas, seperti model keputusan probabilistik, model inventori probabilistik, model antrian probabilistik. 3. Dalam kondisi tidak pasti atau ketidakjelasan Ketidakjelasan/ketidakpastian adalah saat dimana manajer mengetahui tujuan mana yang ingin dicapai, tetapi informasi tentang alternatif dan peristiwa-peristiwa di masa depan tidak lengkap. Faktor-faktor yang mungkin akan mempengaruhi sebuah keputusan, seperti masalah harga, biaya produksi, volume, dan suku bangsa di masa depan yang akan datang. Pengambilan keputusan dalam kondisi ini adalah pengambilan keputusan dimana: a. Tidak diketahui sama sekali hal jumlah kondisi yang mungkin timbul serta kemungkinan-kemungkinan munculnya kondisikondisi tersebut.



8



b. Pengambilan keputusan tidak dapat menentukan probabilitas terjadinya berbagai kondisi atau hasil yang keluar. c. Pengambil



keputusan



tidak



mempunyai



pengetahuan



atau



informasi lengkap mengenai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan tsb. d. Hal yang akan diputuskan biasaya relatif belum pernah terjadi. e. Tingkat ketidakpastian dapat dikurangi dengan cara mencari informasi lebih banyak melalui riet atau penelitian penggunaan probabilitas subjektif. f.  Teknik pemecahannya menggunakan metode maximin, metode maximax, metode laplace, metode minimax regret, metode relaisme dan dibantu dengan tabel hasil (pay off tabel) 4. Dalam kondisi konflik/ambiguitas Ambiguitas sekitarnya adalah situasi paling sulit dalam pengambilan keputusan dimana tujuan-tujuan yang akan dicapai atau permasalahanpermasalahan yang hendak dipecahkan tidak jelas, alternatif sulit ditentukan dan informasi mengenai hasilnya nanti tidaklah tersedia. Pengambilan



keputusan dalam



kondisi



konflik/ambiguitas



adalah



pengambilan keputusan dimana: a. Kepentingan dua atau lebih pengambilan keputusan saling bertentangan dalam situasi persaingan. b. Pengambil keputusan saling bersaing dengan pengambil keputusan lainnya yang rasional, tanggap dan bertujuan untuk memenangkan persaingan tersebut. c.  Pengambil keputusan bertindak sebagai pemain dalam suatu permainan. 2.2 Keputusan dan Jenjang Manajemen 1. Keputusan Manajemen Keputusan (decision) merupakan pilihan yang dibuat dari beberapa alternative    yang tersedia. Pengambilan keputusan (decision making) adalah



proses



identifikasi



masalah



dan



kesempatan



kemudian



memecahkannya. 9



Keputusan Berdasarkan Tipe Persoalan : a. Keputusan Internal Jangka Pendek Berkaitan dengan kegiatan rutin atau operasional. Contohnya : pembelian bahan baku, penentuan jadwal produksi yang eh manajer operasional. b. Keputusan Internal Jangka Panjang Keputusan yang berkaitan dengan permasalahan organisasi. Contohnya



:



perombakan



struktur



organisasi,



perubahan



departemen yang dilakukan oleh manajer puncak dan manajer menengah. c. Keputusan Eksternal Jangka Pendek Keputusan yang berkaitan dengan semua persoalan yang berdampak dengan lingkungan dalam rentang waktu yang relative pendek. Contohnya : mencari subkontrak untuk suatu permintaan khusus yang dilakukan oleh manajer menengah. d. Keputusan Eksternal Jangka Panjang Keputusan yang berkaitan dengan semua persoalan dengan lingkungan dalam rentang waktu yang relative panjang. Contohnya : merger dengan perusahaan lain dan ini bersifat strategis yang dilakukan oleh manajer puncak. 2. Jenjang Manajemen Secara klasik, hierarki atau tingkatan manajemen terbagi menjadi tiga, yaitu:  A. Manajer Puncak (Top Manager) Disebut juga manajer senior, eksekutif kunci. Manajer puncak bertugas untuk kelangsungan



memutuskan hidup



hal-hal



perusahaan,



yang



menyusun



penting rencana



bagi umum



perusahaan dan mengambil keputusan-keputusan penting tentang merger, produk baru dan pengeluaran saham yang berkaitan dengan masalah perencanaan dan keputusan yang bersifat strategis(strategic planning). Jenjang ini meliputi:



10



a. Dewan Direktur(Board of Directors) Jenjang BOD bertugas: 1) bertanggung jawab terhadap kebijakan perusahaan secara menyeluruh 2)  bertanggung jawab kepada pemegang saham, hak dan kewajiban BOD dituangkan dalam company’s articles of association atau written partnership agreement. 3) Legal responbility meliputi beitikad baik dan jujur, bertindak hati-hati, teliti dan didasarkan keahlian yang dimiliki. 4) Mengawasi



pembuatan



dan



distribusi



laporan



keuangan perusahaan. 5) Memastikan perusahaan mematuhi peraturan hukum yang berlaku. 6) Untuk keputusan yang tidak terprogram, biasanya lebih banyak diambil oleh manajer pada tingkat tinggi (top manajer). b. Direktur Utama (CEO) Jenjang Direktur Utama bertugas: 1) Sebagai eksekutor kebijakan BOD dan pihak yang memiliki managerial dan memiliki wewenang paling tinggi dalam operasional perusahaan. 2)  Menentukkan strategi dan kebijakan yang diambil, penggunaan sumber daya perusahaan, berhubungan dengan karyawan, pemegang saham dan investor potensial. B. Manajer Madya (Middle Manajer) Disebut juga sebagai manajer menengah, manajer administrasi yang meliputi pimpinan pabrik atau manajer divisi. Mereka bertanggung jawab menyusun rencana operasi dan melaksanakan rencanarencana umum dari manajer puncak. Antara lain menangani permasalahan kontrol atau  pengawasan yang sifat pekerjaannya lebih



banyak



pada



masalah



administrasi:



keputusan 11



administrasi/taktis, yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya. C.  Manajer Operasional (Manajer Lini) Merupakan jenjang manajemen terendah,  yang tugas utamanya menyangkut pelaksanaan rencana yang dibuat oleh manajer madya, mengawasi pelaksanaan kegiatan operasional yang telah dilakukan oleh karyawan sehari-hari, sebagai supervisor garis pertama yang bertanggung jawab melakukan supervisi kepada para karyawan yang melakukan pekerjaan hariannya yaitu berkaitan dengan kegiatan operasional (operasi harian) yang disebut keputusan operasional.



2.3 Tahap-tahap Pengambilan Keputusan Menurut Herbert A. Simon, tahapan dalam pengambilan keputusan sebagai berikut : 1. Tahap Pemahaman ( Inteligence Phace ) Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah. 2. Tahap Perancangan ( Design Phace ) Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada. 3. Tahap Pemilihan ( Choice Phace ) Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap diantara berbagai alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria – kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai. 4. Tahap Impelementasi ( Implementation Phace )



12



Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan. Keputusan – keputusan yang dibuat pada dasarnya dikelompokkan dalam 2 jenis, antara lain (Herbert A. Simon) : 1. Keputusan Terprogram Keputusan ini bersifat berulang dan rutin, sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah dibuat menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru) tiap kali terjadi. 2. Keputusan Tak Terprogram Keputusan ini bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum ada sebelumnya atau karena sifat dan struktur persisnya tak terlihat atau rumit atau karena begitu pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus. 2.4 Tipe-tipe Masalah dan Pemecahannya Masalah merupakan kesenjangan antara teori dengan fakta empiris, antara yang ditetapkan sebagi kuajiban dengan kenyataan implimentasian kenyataan. Dalam masalah terdiri dari beberapa masalah, yaitu : 1. Berdasarkan resikonya : masalah ringan/sederhana dan masalah berat/rumit. 2.  Berdasarkan sifatnya : masalah pribadi dan juga kelompok. 3.  Berdasar penyababnya : masalah umum dan masalah social. 4.  Berdasarkan bidangnya : masalah tehnis dan masalh non tehnis. Nilai ambang untuk mengenali masalah 1.  Seberapa besar kesenjangan antara keadaan sebenarnya dan yang diinginkan? 2.  Bagaimana kesenjangan ini mempengaruhi peluang kita untuk mencapai atau melampaui sasaran organisasi. 3.  Bila kesenjangan ini merupakan masalah, seberapa sulit untuk membetulkannya? Seberapa cepat kita untuk bertindak membetulkannya atau mengambil keuntungan dari peluang?



13



Ini adalah jenis pertanyaan yang harus dipertimbangkan oleh para manajer saat mendefisinikan situasi apakah sebagai masalah ataun suatu kesempatan.



Untuk menjawab pertanyaan seperti ini manajer harus menggunakan a.   Penilaian mereka berdasarkan pada pengetahuan lingkungan untuk organisasi mereka. b.  Nilai – nilai dan latar belakang c.   Memikirkan mengenai lingkungan alam d.  Latar belakang dan keahlian e.   Eksekutif individualis Manajer keuangan sebaliknya, memandang situasi sedian dalam jumlah banyak sebagai suatu masalah.



Masalah biasanya bersifat informal dan intutif. Empat macam situasi biasanya memberikan peringatan pada manajer tentang kemungkinan adanya masalah yaitu: 1.  Deviasi dari pengalaman masa lalu 2.  Deviasi dari rencana yang ditetapkan 3.  Orang lain 4.  Prestasi pesaing



Pengakuan adanya masalh tidak dapat dipisahkan dari sejarah ketika manajer membuat keputusan.Ada beberapa jenis pendekatan sisitematis untuk pemecahan masalah yaitu :



14



1.  Persiapan, manajer memandangperusahaan sebagai suatu system dengan memahami lingkungan perusahaan. 2.  Devisi manajer bergerak dari tingkat system ke subsistem 3.  Solusi yaitu manajer mengidentifikasi solusi alternative, menerapkan dan menentukan tindak lanjut.



Cara – Cara Pendefisinisian Masalah yang Baik      Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi      Data objektif dipisahkan dari persepsi      Pihak yang terlibat dijadikan sumber informasi      Masalah dinyatakan secara eksplisit      Devinisi yang dibuat harus jelas



Selanjutnya manajer perlu menetapkan prioritas. Manajer pun tidak dapat menangani setiap masalah yang muncul dalam kegiatan sehari – hari. Prioritas ini dapat membantu manajer menentukan seberapa cepat dan sejauh mkana dia harus terlibat dengan masalah tadi. Secara prinsip, masalah yang dialami dapat dkelompokan sebagai berikut : 1.  Masalah dalam kendali langsung yaitu masalah manajer dapat berbuat, bertindak dan memperbaiki secaa langsung karna terkait dengan diri sendiri. 2.  Masalah pada kendali tidak langsung yaitu masalah dimana manajer tidak dapat berbuat sendiri tanpa bantuan orang lain. 3.  Masalah tanpa kendali yaitu masalah yang timbul dan kita rasakan tetapi kita tidak kuasa dan tidak bias berbuat banyak terhadap hal itu.



15



Berikut adalah sistematis cara mengatasi masalah: a.   Buat daftar masalah apasaja yang anda anggap sebagai masalah. b.  Kelompokkan kedalam tiga kategori yaitu masalh langsung, tidak langsung dan tanpa kendali. c.   Buat matriks metode penyelesaian. d.  Ambil tindakan kongkrit. e.   Bertekunlah dan bersabarlah. f.   Kenali hasil dan perbaiki metodenya.



2.5 Gaya Pengambilan Keputusan Secara teoritis ada 4 gaya pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan oleh seorang pemimpin. Keempat gaya tersebut adalah: 1. Gaya Direktif -Cenderung bersifat efisien, logis, pragmatis, dan sistematis dalam memecahkan masalah -Berfokus pada fakta dan penyelesaian masalah secara lebih cepat -Cenderung berfokus jangka pendek -Gemar menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, secara umum menggambarkan kekeuasaan yang otokratik 2. Gaya Analitik -Hasil keputusan didasarkan atas inputan hasil analisis -Lebih banyak mempertimbangkan beragam informasi dan alternetif dibandingkan gaya direktif -Pengambilan keputusan diambil dalam jangka waktu agak lama -Menggambarkan pemimpin yang otokratik 3. Gaya Konseptual -Memecahkan masalah dengan pandangan yang luas



16



-Suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa depan -Melibatkan banyak orang untuk memperoleh beragam informasi dan banyak menggunakan intuisi dalam peng keputusan -Berani mengambil resiko dan seringkali menemukan solusi yang kreatif -Ketidakpastian dalam pengambilan keputusan 4. Gaya Perilaku -Cenderung bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam pertukaran pendapat -Cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat -Suka informasi yang verbal dan menghindari konflik serta peduli pada kebahagiaan org lain -Terkadang, keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak jika keputusan tersebut akan berdampak kerugian pada orang lain. 2.6 Model Pengambilan Keputusan Model adalah percontohan yang mengandung unsure yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan  suatu proses berurutan yang memerlukan penggunaan model secara cepat dan benar. Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut: 1.  Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan diselesaikan itu. 2.  Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan diantara unsur-unsur itu. 3.  Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika. 4.  Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan. Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi atau system yang kompleks. Jadi dengan model, situasi atau sistem yang kompleks itu dapat disederhanakan tanpa menghilangkan hal-hal yang esensial dengan tujuan memudahkan pemahaman. Pembuatan dan penggunaan model dapat memberikan kerangka pengelolaan dalam pengambilan keputusan.



17



Berdasarkan pendekatan ilmu manajemen untuk memecahkan masalah digunakan model matematika dalam menyajikan system menjadi lebih sederhana dan lebih mudah dipahaminya. Pada umumnya model itu memberikan sarana abstrak untuk membantu komunikasi. Bahasa itu sendiri merupakan proses abstraksi, sedangkan matematika merupakan bahasa simbolik khusus.



Model pengambilan keputusan diantaranya: 1.  Rasional, model perilaku manusia berdasarkan keyakinan bahwa orangorang, organisasi, dan bangsa menjalankan kalkulasi pemaksimalan nilai, yang secara mendasar konsisten. Pengambialan keputusan yang rasional merukan proses yang komplek. Tahapan rasional decision making proses: a.   Mengenal permasalahan. b.  Definisikan tujuan. c.   Kumpulkan data yang relevan. d.  Identifikasi alternative yang memungkinkan (feasible). e.   Seleksi kriteria untuk pertimbangan alternative terbaik. f.   Modelkan hubungan antara kriteria, data, dan alternative. g.  Prediksi hasil dari semua alternative. h.  Pilih alternative terbaik. 2.  Organisasional, model-model



pengambilan



keputusan



yang



memperhitungkan karakteristik politik dan structural dari organisasi. 3.  Birokrasi, apapun yang dilakukan organisasi adalah hasil dari rutinitas dan proses bisnis yang terasah oleh penggunaan aktif selama bertahun-tahun. 4.  Keputusan klasik



(classical



dision), berpandangan



bahwa manager



bertindak dalam kepastian. Merupakan model yang sangat rasional untuk pembuatan keputusan manajerial. 5.  Keputusan administrasi, menurut Herbert Simon, pengambilan keputusan menghadapi 3 kondisi:



manager



dalam



a.  Informasi tidak sempurna, dan tidak lengkap.



18



b.  Rasionalitas yang terbatas (bounded rasionality). c.  Cepat puas (satisfice)



Klasifikasi model pengambilan keputusan : Mengingat begitu banyaknya cara untuk mengadakan klasifikasi model, dibawah ini disampaikan beberapa klasifikasi saja. 1.  Tujuannya : model latihan, model penelitian, model keputusan, model perencanaan, dan lain sebagainya. Pengertian tujuan disini adalah dalam arti purpose. 2.  Bidang penerapannya (field of application) : model tentang transportasi, model tentang persediaan barang, model tentang pendidikan, model tentang kesehatan, dan sebagainya. 3.  Tingkatannya (level) : model tingkat manajemen kantor, tingkat kebijakan nasional, kebijakan regional, kebijakan local, dan sebagainya. 4.  Ciri waktunya (time character) : model statis dan model dinamis. 5.  Bentuknya (form) : model dua sisi, satu sisi, tiga dimensi, model konflik, model non konflik, dan sebagainya. 6.  Pengembangan analitik (analytic matematika perlu digunakan; lain-lain.



development) :



tingkat



dimana



7.  Kompleksitas (complexity) : model sangat terinci, model sederhana, model global, model keseluruhan, dan lain-lain. 8.  Formalisasi (formalization) : model mengenai tingkat dimana interaksi itu telah direncanakan dan hasilnya sudah dapat diramalkan, namun secara formal perlu dibicarakan juga.



Quade membedakan model ke dalam dua tipe



19



1. Model kuantitatif adalah serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti. Ini dapat berupa persamaan, atau analisis lainnya, atau merupakan instruksi bagi computer, yang berupa programprogram untuk computer. Adapun ciri-ciri pokok model ini ditetapkan secara lengkap melalui asumsi-asumsi, dan kesimpulan berupa konsekuensi logis dari asumsi-asumsi tanpa menggunakan pertimbangan atau intuisi mengenai proses dunia nyata (praktik) atau permasalahan yang dibuat model untuk pemecahannya 2. Model kualitatif didasarkan atas asumsi-asumsi yang ketepatannya agak kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif dan ciri-cirinya digambarkan melalui kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi-asumsi tersebut dan dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model.



Robert D.Spech mengelompokkan model dalam rangka analisis kebijakan pengambilan keputusan ke dalam 5 kategori yakni sebagai berikut. 1. Model Matematika menggunakan teknik seperti misalnya linear programming, teori jaringan kerja, dsb. komputer dapat digunakan begitu pula dengan kalkulator yang dapat digunakan sebagai alat perhitungan saja bukan sebagai simulator. 2. Model Simulasi Komputer merupakan tiruan dari kasus yang sesungguhnya. Ada yang dibuat dengan peralatan dan ukuran yang sama persis dengan yang sesungguhnya 3. Model Permainan Operasional Dalam model ini manusia dijadikan objek yang harus mengambil keputusan. Informasi diperoleh dari komputer atau video game yang menyajikan masalahnya. Misalnya seperti pada permainan perang-perangan (war games),video memberikan informasi dan menyajikan masalah yang berupa datangnya musuh yang akan menyerang kita dengan macam-macam cara penyerangan. Kita diminta mempertahankan diri dan menghancurkan musuh dengan peralatan yang telah disediakan pada video games tersebut. 4. Model verbal



20



Model verbal adalah model pengambilan keputusan berdasarkan analogi yang lebih bersifat bukan kuantitatif. Dari analog itu kemudian dibuat dalilnya yang kemudian diterapkan untuk menyimpulkan dan mengambil keputusan yang nonkuantitatif.   2.7 Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan A. Pengambilan Keputusan Individu Robin (1991) mengemukakan model-model pengambilan keputusan individual,



dengan



pendekatan



contongency



(model



pengambilan



keputusan yang dipilih dan diguanakan sesuai dengan situasi tertentu, antara lain sebagai berikut : (1).The Satisficing Model Esensi dari the satisficing model, pada saat dihadapkan pada masalah kompleks, pengambil keputusan berusaha menyederhanakan masalahmasalah pelik sampai pada tingkat dimana dia siap untuk memahaminya. Dalam model ini pembatasan proses pemikiran diarahkan pada pengambilan keputusan dengan bounded rationality (rasionalitas terbatas), yaitu proses penyederhanaan model dengan mengambil inti masalah yang paling esensial tanpa melibatkan seluruh permasalahan yang konkrit Rasionalitas terbatas adalah batas-batas pemikiran yang memaksa orang membatasi pandangan mereka atas masalah dan situasi. Pemikiran itu terbatas, karena pikiran manusia tidak memiliki kemampuan untuk memisahkan dan mengolah informasi yang bertumpuk. Bagi para pengambil keputusan, daripada mempertimbangkan enam atau delapan alternatif, lebih baik cukup bekerja dengan dua atau tiga alternatif untuk mencegah kekacauan. Pada dasarnya, manusia sudah berpikir logis dan rasional, tetapi dalam batas-batas yang sempit. Langkah-langkah model pengambilan keputusan ini (the satisficing model) adalah sebagai berikut : ·Penetapan tujuan pengambilan keputusan berkaitan dengan adanya masalah tertentu. ·Menyederhanakan masalah



21



·Penetapan standar minimum dari serangkaian kriteria keputusan ·Mengidentifikasi serangkaian alternatif yang dibatasi ·Menganalisis dan membandingkan setiap alternatif, apakah memenuhi kendala, lebih besar atau sama dengan standar minimum dari serangkaian keputusan ·Apakah alternatif yang memenuhi syarat itu ada ? ·Jika ya, pilih salah satu alternatif yang dianggap terbaik ·Jika tidak, dilakukan kembali pencarian alternatif seperti pada langkah kelima (2).The Optimizing Decision Making Model Dalam model ini, decesion maker yang penuh keyakinan berusaha menyusun alternatif-alternatif, memperhitungkan untung rugi dari setiap alternatif itu terhadap tujuan organisasi. Setelah itu, diperkirakan kemungkinan timbulnya bermacam-macam kerjadian di kemudian hari, mempertimbangkan dampak dari kejadian-kejadian itu terhadap alternatifalternatif yang telah dirumuskan, dan menyusun urut-urutannya secara sistematis sesuai prioritas. Barulah dibuat keputusan yang dianggap sudah optimal karena telah memperhitungkan semua faktor yang berkaitan dengan keputusan tersebut.



Model ini menggambarkan bagaimana individu harus memaksimalkan hasil dari keputusan yang diambilnya. Lima tahap/langkah yang harus diikuti, baik secara implisit maupun eksplisit dalam proses keputusan menurut model ini, yaitu : ·         Tegaskan kebutuhan untuk suatu keputusan ·         Identifikasi kriteria keputusan ·         Alokasi bobot nilai pada kriteria ·         Kembangkan berbagai alternatif



22



·         Evaluasi alternatif-alternatif tersebut di atas ·         Pilih alternatif terbaik (3).The Implicit Favorite Model Model ini dirancang dalam kaitan dengan keputusan kompleks dan tidak rutin. Model ini menyangkut proses penyederhanaan masalah yang kompleks oleh individu pembuat keputusan. Bedanya dengan satisficing model, bahwa model ini tidak memasuki tahap pengambilan keputusan melalui pengevaluasian alternatif yang cukup sulit karena perlu rasional dan obyektif.



Langkah-langkah dari model ini, yaitu sebagai berikut : ·Menentukan kebutuhan untuk mengambil keputusan karena ada masalah ·Mengidentifikasi alternatif dan langsung menetapkan pilihan satu alternatif menurut preferensinya ·Mengidentifikasi alternatif lain, kemudian dipilih lagi satu alternatif lain sebagai pembanding untuk mengukuhkan alternatif favorit. ·Memilih alternatif yang menjadi idaman pengambil keputusan. (4).The Intuitive Model The intuitive decesion making didefinisikan sebagai suatu proses bawah sadar/tidak sadar yang timbul atau tercipta akibat pengalaman yang terseleksi. Model ini tidak berarti sama sekali dilaksanakan tanpa analisis rasional. Irasional dan rasional saling melengkapi dalam proses keputusan. Terdapat dua pendekatan dalam menggunakan model ini, yaitu : ·         A front end approach



23



Pengambil keputusan mencoba untuk menghindari menganalisis masalah secara sistematis. Di sini intuisi diberi kekuasaan penuh untuk mengembangkan suatu gagasan yang mencoba untuk memunculkan kemungkinan-kemungkinan yang luar biasa. Jadi keputusan tidak dibangun dari data yang lalu. ·         A back end approach Pengambilan keputusan menggunakan intuisi dengan bersandar pad analisis, rasional, untuk mengidentifikan dan mengalikasi bobot nilai kriteria. Seperti halnya untuk mengambang dan mengevalusi berbagai alterantif. Pada saat tahap ini sudah dilaksanakan, si pengambil keputusan beristirahat



satu atau dua hari dari kegiatan keputusan ini, sebelum



menentukan pilihan keputusan akhir (final).



B. Pengambilan Keputusan Kelompok Menurut Bodily (1985) model pengambilan keputusan kelompok dimulai dari bentuk metode yang sederhana berlanjut ke bentuk lebih canggih, yang paling baik dilaksanakan adalah dengan bantuan komputer. Bodily ingin menggambarkan bahwa apapun metodenya, pada dasarnya harus dapat



memasukkan



preferensi



individu



dan



selanjutnya



dapat



mengakomodasikan berbagai kepentingan kelompok. Beberapa metode pengambilan keputusan kelompok yang dikemukakan oleh Bodily, anatara lain sebagai berikut : (1).Pareto Optimality Perangkat optimal pareto memilih satu alternatif yang tidak didominasi oleh alternatif lainnya. Kekurangan dari Pareto adalah adanya peringkat alternatif-alternatif yang lengkap yang belum diidentifikasi sehingga setiap individu memperoleh keuntungan dengan beralih dari alternatif non-Pareto ke alternatif optimal pareto, karena pilihan kelompok dimulai jika perangkat pareto telah diidentifikasi. Pendekatan yang lebih baik adalah 24



terlebih dahulu mengidentifikasi alternatif optimal pareto. Jika ada beberapa alternatif pareto, dibutuhkan metode lain untuk memilih satu alternatif. (2).The Nash Bargaining Solution Salah satu cara memandang masalah keputusan kelompok adalah tawar menawar (bargaining). Nash merumuskan masalah tawar menawar ini sampai kepada solusinya. Hasilnya adalah para pelaku harus meningkatkan produk yang bermanfaat bagi mereka masing-masing (product individual utilities). Peranan solusi Nash tersebut adalah menghitung sejauh mana keuntungan relatif dari suatu tawar menawar dengan nilai dasar yang akan berlaku, bila tidak ada kesepakatan. Pendekatan Nash didasarkan pada pengertian bersaing dari pembuat keputusan kelompok dan solusi equilibrium terhadap masalah tawar menawar. Dampak ancaman dari masing-masing pelaku ikut dipertimbangkan. Masing-masing individu mencari kebaikan untuk kepentingan diri sendiri dan atau kelompoknya.



25



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku, mencerminkan karakter bagi seorang pemimpin. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah keputusan yang diambil baik atau buruk tidak hanya dinilai setelah konsekuensinya terjadi, melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya. Kegiatan pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk kepemimpinan, sehingga Teori keputusan adalah merupakan metodologi untuk menstrukturkan dan menganalisis situasi yang tidak pasti atau berisiko.Pengambilan keputusan adalah proses mental di mana seorang manajer memperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya, menggeser jawaban untuk menemukan informasi yang relevan dan menganalisis data; manajer secara individual dan dalam tim, mengatur dan mengawasi informasi. Pengambilan keputusan adalah proses memilih di antara alternatifalternatif tindakan untuk mengatasi masalah.Seorang manajer harus mempunyai keberanian untuk mengambil keputusan dan memikul tanggung jawab atas akibat dari resiko yang timbul sebagai konsekuensi dari keputusan yang telah diambilnya. Pada hakekatnya, pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat suatu masalah yang difokuskan untuk memecahkan masalah secepatnya dimana individu harus memiliki kemampuan berfikir kritis dengan menggunakan pendidikan dan pengalaman yang berharga yang cukup efektif dalam pemecahan masalah.



26



Dengan demikian, fokus pengambilan keputusan adalah pada kemampuan menganalisis situasi dengan memperoleh informasi seakurat mungking sehingga permasalahan dapat dituntaskan.



3.2 Saran Makalah ini sangat perlu dan dibutuhkan oleh semua orang khususnya mahasiswa yang masih memerlukan ilmu dan pengetahuan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan kehidupan dimasa yang akan datang agar menjadi manusia yang lebih baik.



27



DAFTAR PUSTAKA



28



1. Amirullah dan Rindyah Hanafi, Pengantar Manajemen, Edisi pertama, Cetakan pertama, Graha llmu, Yogyakarta, 2002 2. James AF Stoner dan R. Edward Freeman, Manajemen, Jilid 1 dan 2, Intermedia, Jakarta 3. Stephen P. Robins dan Mery coulter, Manajemen, Edisi Indonesia, Jilid 1 dan 2, PT. Prehellindo, Jakarta, 1999 4. MA Mukhyi, Pengantar Manajemen Umum, Gunadarma, Jakarta, 1995 5. Soedjadi, Fx., Analisis Manajemen Modern, Kerangka pikir dan beberapa pokok aplikasi, Gunung Agung, Jakarta, 1997 6. Sondang P. Siagian MPA , Fungsi-fungsi manajemen, Bumi aksara, Jakarta, 1996 7. Sukanto reksohadiprodjo M. Com. Ph. D, Dasar-dasar manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1996 8. http://noormutia.blogspot.com/2013/07/model-pengambilan-keputusan.html 9. http://belajars1akuntansi.blogspot.com/2016/08/pengantar-manajemen.html



29