Makalah Pemuliaan Tomat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, hal ini dikarena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Masyarakat menggeluti bidang pertanian, baik sekedar untuk memenuhi kebutuhan komsumsi maupun sebagai kebutuhan ekonomi. Pertanian juga telah menjadi mata pencaharian bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Dalam pertanian tentunya tidak lepas dari sayur dan buah, baik itu untuk dikomsumsi maupun dijadikan sebagai lahan ekonomi. Setiap jenis dan varietas sayur maupun buah mempunyai warna, rasa, aroma dan kekerasan yang berbedabeda sehingga sebagai bahan pangan buah dapat menambah variasi makanan. Ditinjau dari nilai gizinya, sayur dan buah mempunyai arti penting sebagai sumber mineral dan beraneka macam vitamin. Salah satu tanaman yang sangat dikenal oleh masyarakat baik dari kalangan bawah sampai pada kalangan atas, tanaman tersebut adalah tomat. Tomat merupakan salah satu jenis sayuran buah yang sangat dikenal masyarakat. Tomat dapat dibudidayakan hampir pada seluruh provinsi di negara Indonesia. Namun perlu diketahui bahwa tidak seluruh provinsi mampu memproduksi tomat dengan jumlah yang besar. Setidaknya ada empat provinsi yang mampu memproduksi tomat dengan nilai yang cukup besar dibandingkan dengan provinsi lainnya yaitu Provinsi Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Selama periode tahun 2007 sampai 2011, Jawa Barat selalu menjadi produsen tomat terbesar di Indonesia. Tabel 5 menunjukkan nilai produksi tomat di Provinsi Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur selama tahun 2007 sampai 2011 (Lesmana, 2013). Tomat adalah tanaman hortikultura yang sudah banyak dibudidayakan secara intensif di Indonesia. Tomat merupakan salah satu spesies dari famili Solanaceae dengan nama latin Lycopersicon esculentum Mill. Tomat merupakan jenis buah1



buahan yang tergolong dalam sayuran. Kebiasaan penggunannya menjadiakan tomat termasuk dalam jenis ini. Dari segi ekonomis tomat merupakan buah yang terjangkau dan mudah diperoleh dipasaran. Di Indonesia tanaman tomat dibudidayakan secara komersial pada tahun 1988 setelah adanya introduksi varietas hibrida dari Taiwan yakni Precious 375. Namun, sebelum itu beberapa kultivar lokal seperti Gondol hijau, Gondol putih, Mutiara, Ratna, Intan, Berlian, Rampai/Cung, dan NTR juga sudah dibudidayakan untuk penggunaan khusus sebagai tomat sayur karena rasanya kecut dan aromanya juga kuat (Dermawan dan Hidayat, ). Sentral produksi tanaman tomat di Indonesia adalah pulau Jawa, akan tetapi juga dikembangkan di luar pulau Jawa hampir di seluruh Indonesia. Di Sulawesi Selatan



potensi



lahan



untuk



tanaman



tomat



cukup



baik.



Sasaran



pengembangannya diarahkan pada optimalisasi pemanfaatan lahan berdasarkan potensi yang dimiliki dan kesesuaian agroekologi. Tomat merupakan jenis tanaman sayur yang bersifat multiguna dan banyak diminati oleh masyarakat, khususnya Indonesia. Bahkan saat ini tomat bukan lagi sekedar sayuran, melainkan sudah menjadi komoditi buah – buahan. Tak heran, bila permintaan konsumen akan tomat meningkat (Dermawan dan Hidayat, ). Keberadaannya menjadikan tomat banyak dikonsumsi masyarakat, akan tetapi masyarakat terutama yang awam tidak mengetahui fakta-fakta tentang tomat, maka dari itu dalam makalah ini dibahas informasi mengenai kegunaan-kegunaan tomat terutama untuk kesehatan. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dibahas tomat secara lebih meluas agar kita dapat lebih memahami mengenai pentingnya tomat untuk dibudidayakan karena mempunyai manfaat yang sangat beraneka ragam. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1.



Bagaimana sejarah dari tanaman tomat?



2.



Bagaimana klasifikasi tanaman tomat?



3.



Bagaimana morfologi tanaman tomat? 2



4.



Bagaimana syarat tumbuh tanaman tomat?



5.



Apa saja jenis – jenis tanaman tomat?



6.



Bagaimana cara bertanam tanaman tomat?



7.



Bagaimana cara pemeliharaan tanaman tomat?



8.



Apa saja hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman tomat?



9.



Apa kandungan nilai gizi dari tomat?



10. Apa manfaat dari tanaman tomat? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah, juga agar dapat mengetahui tomat secara lebih meluas, mulai dari sejarah sampai dengan manfaat dari tanaman tomat.



3



BAB II ISI 2.1 Sejarah Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin yang dibawa oleh orang Spanyol dan Portugis pada abad ke-16. Saat ini, budidaya tomat modern dan tomat hibrida dapat tumbuh dengan baik pada iklim yang berbeda dari daerah asalnya (Dimyati, 2012). Kalau dirunut sejarahnya, tomat atau Lyopercisum esculentum pada mulanya ditemukan di sekitar Peru, Ekuador, dan Bolivia. Di Prancis, tomat dinamakan “apel cinta‘” atau pomme d’amour juga banyak digunakan untuk masakan, seperti sup, jus, pasta, dan sebagainya. Rasanya yang sedikit asam membuat selera makan meningkat. Menurut penelitian DR. John Cook Bennet dari Wiloughby University of Ohio, sebagai orang pertama yang meneliti manfaat tomat pada November 1834, menunjukkan bahwa tomat dapat mengobati diare, serangan empedu, gangguan pencernaan, dan memulihkan fungsi hati (Rizqi, 2011). Menurut Tugiyono (2007), di Amerika saat dahulu, tomat dianggap sebagai “cendawan beracun”. Karenanya mereka sangat takut untuk memakannya. Meskipun demikian, pada tahun 1820 ada juga orang yang nekad untuk memakan buah tomat. Orang itu adalah Robertgibon Johnson dari kota Salem, New Jersey. Ia melakukan “adegan bunuh diri” dihadapan orang – orang salem. Robert melahap tomat itu satu per satu. Setelah makan beberapa buah tomat, tak ada reaksi apa – apa. Ia masih berdiri tegak, orang – orang yang menyaksikan terkejut. Lalu orang – orang mulai percaya bahwa tomat tidak berbahaya bagi tubuh. Sejak itu, tomat tidak dianggap sebagai cendawan bercaun lagi, melainkan telah menjadi makanan yang lezat dan menjadi kegemaran banyak orang, baik di kebun maupun di meja makan. Sebenarnya tanaman tomat memang bersifat racun karena mengandung lycopersicin. Akan tetapi, kadar racunnya rendah dan akan hilang dengan sendirinya apabila buah telah tua atau matang. Barangkali karena racun ini pulalah tomat yang masih muda terasa getir dan berbau tidak enak (Tugiyono, 2007 ). 4



Tomat memiliki sejarah yang menarik, pertama kali tomat ditempatkan pada genus Solanum, bersama dengan kentang, dan diidentifikasikan sebagai Solanum lycopersicon. Walaupun telah diubah menjadi Lycopersicum esculentum, hal ini memiliki arti sederhana “dapat dimakan”. Walau terdapat persamaan karakteristik antara kentang dengan tomat, warna bunga terutama pada bentuk dan struktur tepung sari yang membedakan kedua tanaman tersebut (Dimyati, 2012). Di Indonesia tanaman tomat dibudidayakan secara komersial pada tahun 1988 setelah adanya introduksi varietas hibrida dari Taiwan yakni Precious 375. Namun, sebelum itu beberapa kultivar lokal seperti Gondol hijau, Gondol putih, Mutiara, Ratna, Intan, Berlian, Rampai/Cung, dan NTR juga sudah dibudidayakan untuk penggunaan khusus sebagai tomat sayur karena rasanya kecut dan aromanya juga kuat (Dermawan dan Hidayat, ). 2.2 Klasifikasi Tanaman Tomat Menurut Tugiyono (2007), dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk kelas Dicotyledonneae (berkeping dua). Secara lengkap ahli – ahli botani mengklasifikasikan tanaman tomat secara sistematik sebagai berikut: Kelas (classis)



: Dicotyledonneae (berkeping dua)



Bangsa (ordo)



: Tubiflorae



Suku (famili)



: Solanaceae (berbunga seperti terompet)



Marga (genus)



: Solanum (yang kini dipisahkan dengan nama Lycopersicum)



Jenis (species)



: Lycopersicum esculentum Mill yang dulu disebut Solanum licopersicum L. (tomat yang enak dimakan dan banyak dijual di pasar sebagai tomat komersial).



2.3 Morfologi Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim (berumur pendek). Artinya tanaman hanya satu kali berproduksi dan setelah itu mati. Tanaman tomat berbentuk perdu yang tingginya dapat mencapai ± 2 meter. Oleh karena itu tanaman tomat perlu diberi penopang atau ajir agar tidak roboh di tanah tetapi tumbuh secara vertikal (Cahyono, 2008).



5



Menurut Cahyono (2008), tanaman tomat memiliki akar tunggang yang tumbuh menembus ke dalam tanah dan akar serabut yang tumbuh menyebar ke arah samping. Berdasarkan sifat perakaran ini, tanaman tomat akan dapat tumbuh baik jika ditanam pada lahan yang gembur dan porous. Namun, kemampuanya menembus lapisan tanah terbatas, yakni pada kedalaman 30-70 cm. Hal ini juga sama dengan yang dituturkan Harjadi (1989), bahwa akar tanaman tomat berupa akar tunggang yang tumbuh menembus tanah, dan adapula akar serabut yang tumbuh menyebar ke arah samping secara horizontal tetapi tidak cukup dalam menembus tanah. Berdasarkan sifat perakarannya yang seperti inilah, tanaman ini sangat baik jika ditanam pada lahan yang gembur dan porous. Menurut Alim (2006), batang tomat pada waktu masih muda berbentuk bulat dan teksturnya lunak, sedangkan setelah tua batangnya menjadi bersudut dan bertekstur keras berkayu sehingga mudah patah. Warna batang hijau dan permukaannya ditutupi bulu-bulu halus. Daun tomat berbentuk segitiga dan hampir oval, dengan bagian tepi yang bergerigi dan membentuk celah-celah minyirip agak melengkung ke dalam. Daun berwarna hijau, ukuran daun sekitar (15 – 30 cm) x (10 – 25 cm) dan panjang tangkai sekitar 3 – 6 cm. Di antara daun yang berukuran besar, biasanya tumbuh 1 – 2 daun yang berukuran kecil. Daun majemuk ganjil pada tanaman tomat biasanya berjumlah 5 – 7 daun, tumbuh secara berselang-seling atau tersusun spiral mengelilingi batang tanaman (Cahyono 2008). Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan oleh Cahyono (2008), bunga dari tanaman tomat yakni berwarna kuning, berukuran kecil dengan diameter sekitar 2 cm. Kelopak bunganya berjumlah 5 buah. Bunga tomat merupakan bunga sempurna, karena putik dan benang sarinya terdapat pada satu bunga yang sama (berumah satu). Bunga tomat ini biasanya tumbuh pada batang ataupun cabang yang masih muda. Umumnya bentuk buah tomat adalah bulat, bulat pipih dan oval. Selama proses pematangan warna dari buah tomat tersebut berubah dari warna hijau menjadi warna kuning pada buah tersebut. Apabila sudah matang benar, warnanya menjadi merah. Pada beberapa varietas, warna tomat juga ada yang kuning. Warna



6



kuning disebabkan oleh karotenoid sedangkan warna merah disebabkan oleh pigmentasi likopen. Ukuran buah bervariasi, dari yang berdiameter 2 cm sampai dengan 15 cm (Alim, 2006).



Gambar buah tomat dengan berbagai bentuk ukuran, bentuk dan warna Menurut Anwar (2011), tomat berbiji banyak, berbentuk bulat pipih, putih atau krem, kulit biji berbulu. Perbanyakan dengan biji, kadang-kadang dengan stek batang cabang yang telah tua. 2.4 Syarat Tumbuh Tanaman Tomat Menurut Alim (2006), tanaman tomat dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah yang dengan kondisi drainase baik, tanah yang banyak mengandung humus dan juga gembur. Sifat tanah yang cocok untuk tomat adalah tanah yang memiliki nilai pH 5.5-6.5. Kemudian suhu yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat dan pembungaan tanaman tomat adalah 20-30°C pada siang hari dan 10-20° C pada malam hari. Sedangkan suhu untuk pembentukan buah yang baik pada tanaman tomat adalah antara suhu 18-24° C. Pada suhu di bawah 15° C dan di atas 30°C pembentukan buah pada tanaman tomat akan berlangsung buruk. Untuk pertumbuhannya tomat memerlukan sinar matahari yang cukup. Bila sinar



7



matahari kurang tanaman akan tumbuh memanjang (etiolasi) dan lemah. Tetapi bila



sinar



matahari



terlalu



terik



dapat



meningkatkan



transpirasi



dan



memperbanyak buah dan bunga yang gugur. Menurut Alim (2006), tomat termasuk tanaman tahunan (perenial) yang berumur pendek. Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dan tingginya dapat mencapai 2 meter. Pola pertumbuhan dapat bervariasi dari tegak hingga merayap, pada spesies tertentu memiliki batang menjalar. Daerah perakaran tomat dapat mencapai 1.5 meter sedang ujung akarnya dapat mencapai kedalaman 0.5 meter pada kondisi lingkungan optimum. Menurut Desmarina (2009), tanaman tomat tumbuh baik pada iklim yang sejuk dan kering, serta pH tanah 5 sampai 6. Tanaman ini tidak tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah yang gembur dan subur. Temperatur yang tinggi dan hujan berlebih menyebabkan penurunan kualitas tomat dan hasilnya. Tanaman tomat tidak sensitif terhadap panjang hari dan tandan buahnya mampu tahan terhadap panjang hari selama 7 sampai 19 jam. Menurut Sunarjono, musim tanam terjadi pada musim kemarau. Tomat lebih memuaskan ditanam didaerah kering dan sejuk di pegunungan dari pada di dataran rendah, sehingga ukuran buah jadi lebih baik. 2.5 Jenis – Jenis Tanaman Tomat Menurut Anonim (2009), varietas tomat ada beberapa macam. Penamaan varietas yang beredar di masyarakat ada dua, yaitu penamaan yang tidak resmi diberikan berdasarkan penampakan sosok tanaman dan buah secara sekilas. Sedangkan penamaan yang resmi merupakan penamaan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Berikut varietas dari masing – masing penamaan tomat tersebut: 1. Penggolongan varietas yang tidak resmi Beberapa dasar yang dipakai untuk membedakan varietas tomat di antaranya adalah bentuk, tandan, ketebalan daging, dan kandungan airnya. Bentuk buah tomat bervariasi, ada yang seperti bola lampu, bulat, bulat seperti apel, dan bulat pipih. Berdasarkan bentuk atau penampilannya, buah tomat digolongkan sebagai berikut:



8



a. Tomat Ceri Bentuk buahnya kecil sebesar kelereng. Buahnya merah dan rasanya cukup manis. Sekarang sering ditanam secara hidroponik. Para ahli botani memperkirakan varietas ini merupakan “nenek moyang” varietas yang ada sekarang. b. Tomat Biasa Bentuk buahnya bulat pipih dan mempunyai alur yang jelas di dekat tangkainya serta lebih lunak. Jenis tomat ini lebih cocok ditanam di dataran rendah. c. Tomat Apel Bentuknya bulat, kokoh, dan aga keras seperti buah apel atau pir. Jenis ini lebih cocok ditanam di dataran tinggi. d. Tomat Kentang Bentuknya bulat, besar, dan agak padat. e. Tomat Keriting Varietas ini disebut toat keriting karena daunnya keriting seperti terserang penyakit virus keriting. Tomat ini sering juga disebut tomat gondol atau tipe roma. Bentuk buah umumnya agak lonjong, keras, dan memiliki kulit yang tebal, sehingga tahan dengan pengangkutan jarak jauh. 2. Penggolongan varietas secara resmi Penggolongan varietas seperti yang telah dijelaskan mempunyai kekurangan, yaitu masih ada kesalahan dalam menggolongkan tomat. Hal ini karena belum adanya kriteria yang jelas antargolongan. Akan tetapi, pemberian nama tersebut masih diperlukan karena lebih akrab di telinga masyarakat. Akan tetapi, nama varietas yang resmi juga diperlukan karena varietas hasil persilangan antar varietas semakin banyak. Dalam penggolongan ini terdapat istilah varietas determinite dan indeterminite. Determinit mempunyai pertumbuhan yang terhenti setelah memasuki fase pembungaan. Sedangkan indeterminit tidak mengalami pertumbuhan yang terhenti sehingga varietas ini lebih tinggi dibandingkan determinit. Oleh karena itu, bila tidak disangga batangnya akan terkulai seperti menjalar. Berbeda dengan tanaman determinit yang pendek,



9



tanaman ini dapat berdiri tegak tanpa menggunakan suatu penyangga. Penggolongan varietas yang banyak ditanam oleh petani adalah sebagai berikut: a. Varietas Intan Varietas ini merupakan introduksi dari Taiwan dan berumur genjah. Tanamannya pendek. Buahnya berbentuk apel, berwarna putih kehijauan pada waktu muda dan merah jingga pada waktu masak, serta berukuran sedang (rata-rata 45g/buah). Tanaman ini dapat tumbuh baik di dataran rendah atau medium, tahan terhadap penyakit busuk daun. Potensi hasilnya 5 – 24 ton/ha. b. Verietas Ratna Varietas ratna merupakan introduksi dari Filipina dan berumur genjah. Tanamannya pendek dan bersifat determinit. Buahnya berbentuk apel, berwarna putih kehijauan pada waktu muda dan jingga sampai merah pada waktu tua, serta permukaannya halus atau sedikit bergelombang. Buah berukuran sedang (40g). Tanamannya tumbuh baik di dataran rendah atau medium, tahan terhadap layu bakteri, dan peka terhadap busuk daun. Potensi hasilnya 5 – 20 ton/ha. c. Varietas Berlian Varietas ini merupakan introduksi dari Taiwan dan berumur genjah. Tanamannya pendek dan bersifat determinit. Buahnya berbentuk bulat oval, pada waktu muda berwarna hijau muda merata dan setelah masak berwarna merah sampai oranye. Buah berukuran sedang (43g). Tanamannya tumbuh baik di dataran tinggi atau medium. Potensi hasilnya 11 – 23 ton/ha. d. Varietas Mutiara Varietas ini merupakan hasil persilangan atau pemuliaan dalam negeri dan berumur genjah. Tanamannya berukuran sedang sampai sedikit tinggi serta bersifat determinit. Buahnya berbentuk oval dengan permukaan yang licin. Buah muda berwarna putih kehijauaan, sedangkan buah tua berwarna merah dan berukuran besar (75g). Tanamannya tumbuh baik di dataran



10



rendah dan tinggi serta tahan terhadap bakteri layu dan busuk daun. Potensi hasilnya mencapai 40 ton/ha. e. Varietas Moneymaker Varietas ini merupakan introduksi dari Belanda. Tanamannya sedikit tinggi (110cm), bersifat indeterminit, dan berumur sedang. Buah muda berwarna putih polos dan bila sudah masak berwarna merah jingga, halus, bentuknya bulat, dan berukuran sedang (50g/buah). Potensi hasil per pohon adalah 1kg dan per hektar 27 ton. Tanamannya toleran terhadap penyakit layu bakteri dan tahan terhadap nematoda parasit. f. Varietas Precious FI Hybryd (TW-375) Varietas ini berasal dari Taiwan. Tanamannya berumur sedang sampai dalam (101 hari panen pertama, 124 hari panen terakhir), bertipe determinit dan tidak terbatas, tahan terhadap penyakit layu cendawan Fusarium oxysporum, serta toleran terhadap TMV dan cuaca panas. Bentuk buahnya lonjong agak persegi, warna buah muda putih kehijauan dengan punggung berwarna hijau dan buah tua berwarna merah. Buahnya tahan disimpan dalam pengangkutan. Produksi pe tanaman sekitar 3 kg. Produksi varietas ini bisa ditingkatkan sampai 5 kg/tanaman dengan sistem penanaman yang lebih intensif. Bahkan jumlah buahnya bisa mencapai 100 buah/tanaman dengan berat ideal buahnya sekitar 90 g/buah. Kelebihan tersebut mungkin membuat varietas ini sekaran paling banyak disenangi oleh petani. g. Varietas Farmers 209 FI Hybrid (TW-369) Varietas tomat ini masih “saudara dekat” TW-375, karakteristiknya hampir sama, yaitu mempunyai produksi yang cukup tinggi serta tahan terhadap penyakit Fusarium dan Verticilium. Varietas ini berbedan dengan varietas TW-375 karena bentuknya yang lebih lonjong dan beratnya lebih ringan, antara 75 – 80 g. Varietas tomat ini lebih cocok untuk industri pengolahan makanan. h. Varietas Sugar Pearl FI hibrid (TW-373) Satu lagi varietas dari Taiwan yang mulai banyak digemari oleh masyarakat Indonesia adalah varietas sugar pearl. Varietas ini mempunyai keunggulan



11



yang hampir sama dengan TW-375 dan TW-369. Tomat ini tahan terhadap serangan penyakit Fusarium dan produktivitasnya cukup tinggi. Bisa dibayangkan dalam satu tanaman bisa bergelantungan sampai 200 buah tomat. Namun, ukuran buahnya jauh lebih kecil dari tomat lainnya (kirakira 20g/buah). Oleh karena itu, tomat ini sering disebut timat ceri. Banyak orang tertarik karena penampilannya yang kecil mungil. Buahnya pun cukup manis, “semanis penampilannya”. Karena itu, tidak salah kalau varietas tomat ini diberi nama sugar yang artinya kurang lebih pelabuhan gula. 2.6 Cara Bertanam Tanaman Tomat Menurut Wiryanta (2002), tomat dikembangkan dengan bijinya. Sebelum ditanam, biji tomat disemai terlebih dulu. Tanah untuk persamaian tanaman tomat dicangkul dan diberi pupuk kandang yang telah jadi dan steril. Untuk melindungi semaian dari tanaman tomat, maka dibuatkan atap yang menghadap ke timur dan iring ke barat setinggi 1 m. Atap ini berguna untuk menjaga kelembapan, mmperoleh suhu yang tetap, dan mengatur banyaknya sinar matahari yang masuk. Biji tomat ditaburkan berbaris dengan jarak antarbaris 5 cm. Penaburan dilakukan dengan hati-hati dan tipis-tipis di atas tanah persemaian. Untuk lahan seluas 1 ha diperlukan sebanyak 300-400 g biji tomat. Menurut teori, penanaman 1 ha lahan hanya diperlukan 150 g biji yang berdaya kecambah 75 persen. Biji tomat akan tumbuh setelah 5-7 hari disemaikan, Setelah 2 minggu, bibit dipindahkan ke dalam kantong plastic atau bumbung (pot) daun pisang. Lahan yang digunakan dicangkul sedalam 40 cm dan dibuat bedeangan dengan lebar 1,40-1,60 m. Di atas bedengan dibuat lubang dengan jarak 50-60 cm. Jarak antarbaris lubang 70-80 cm sehingga tiap bedengan terdiri dari 2 baris lubang (Wiryanta, 2002). Menurut Cahyono (2008), bahwa ada beberapa tahapan saat akan melakukan penanaman tomat, tahapan tersebut adalah sebagai berikut: 1.



Pengolahan Lahan Pengolahan lahan dilakukan dengan cara dicangkul atau dibajak secara



merata kemudian lahan dibiarkan selama satu minggu untuk mematangkan tanah, 12



satu minggu setelah pengolahan lahan, dibuatlah bedengan-bedengan untuk media tanam dengan ukuran lebar bedeng antara 120-130 cm sedangkan panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan. Untuk penggunaan ukuran lebar bedengan tersebut digunakan oleh seluruh petani yang ada di lokasi penelitian. 2.



Penyemaian Untuk memudahkan perawatan, biji yang sudah mendapat perlakuan



fungisida, disemaikan dalam wadah yang terbuat dari kotak kayu, polibag, pot bunga dan sebagainya. Biji disebar merata diatas pesemaian berupa tanah yang bersih yang sudah diayak dan dicampur dengan pasir bersih serta pupuk kandang (perbandingan 1:1:1). Kemudian ditutup dengan tanah yang dilewatkan melalui sebuah ayakan, tidak tebal tetapi asal dapat menutup media. Media untuk pesemaian ini dipilih yang mempunyai aerasi baik, subur dan gembur, maka akar akan tumbuh lurus dan memudahkasn pemindahan bibit ke polibag pembesaran. 3.



Pemupukan Dasar Pemupukan dasar dilakukan setelah bedengan telah siap. Pupuk dasar yang



digunakan antara lain, kapur, pupuk kandang, ponska, dan KCL. Pupuk diberikan secara bersamaan sebelum dilakukan pemasangan rnulsa, untuk luas lahan 0,4 ha kapur, pupuk kandang, ponska, dan KCL. Pemupukan dilakukan dengan cara ditabur secara merata di atas bedengan yang kemudian dicangkul kembali dengan halus agar pupuk yang ditabur dapat tercampur dengan sempurna. Semua responden di lokasi penelitian menggunakan pupuk kandang, KCl, kapur dan Mutiara, sedangkan pada pupuk Ponska hanya digunakan 11 responden dan pada pupuk Tensil Organik hanya digunakan 8 responden. Cara pemupukan di lokasi penelitian dilakukan secara terus menerus dan takaran pupuk disesuaikan dengan usia tanamannya. Sebelum menabur pupuk terlebih dahulu dibuat tanaman itu dengan batang tanaman sebagai pusat lingkaran. Garis tengah lingkaran selalu berubah-ubah mengikuti pertumbuhan tajuk tanaman. Dengan demikian, makin bertambahnya usia tanaman maka makin lebar tajuknya, maka makin besar pula lingkaran yang mengelilingi tanaman itu untuk menabur pupuk. Sesudah pupuk ditabur merata di dalam rorakan selanjutnya ditutup kembali dengan tanah.



13



Mengenai dosis/takaran pemupukan belum ada ketentuannya. Kebanykan petani scukup melakukan pemupukan secara umum saja, yaitu sekedar memberi pupuk organik (pupuk kandang) atau pupuk hijau (yang kebetulan tumbuh di sekitar kebun). Sampai kini, berapa banyak takaran pupuk dan apa yang dibutuhkan belum ada kepastiannya. 4.



Pemasangan Mulsa Sejalan dengan semakin berkembangnya teknologi budidaya tanaman, telah



diperkenalkan dengan teknik kultur sistem mulsa plastik, terutama MPHP. Berdasarkan hasil-hasil penelitian di lapangan, sistem pemulsaan ini berpengaruh baik terhadap peningkatan kuantitas dan kualitas hasil tomat. Penggunaan mulsa plastik hitam perak sebagai mulsa lebih praktis dibanding dengan penggunaan sisa-sisa tanaman yang telah mati atau jerami. Penggunaan mulsa plastik dibanding lebih praktis, karena mudah didapat, mudah penggunaannya sehingga lebih menghemat biaya pada musim tanam berikutnya. Pemasangan mulsa dilakukan pada saat bedengan benar-benar sempurna, mulsa yang digunakan adalah jenis mulsa plastik hitam perak, pemasangan mulsa bertujuan untuk menjaga tingkat kelembaban media tanam, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi tingkat serangan hama dari penyakit tanaman. Semua responden yang ada di lokasi penelitian melakukan pemasangan mulsa. 5.



Pembuatan lubang tanam Setelah persiapan lahan pertanaman rampung/selesai pekerjaan selanjutnya



pada areal pertanaman adalah mempersiapkan lubang tanam. Pembuatan lubang tanam dilakukan satu minggu sebelum penanaman bibit. Lubang tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam yang telah ditentukan yaitu 60 cm X 80 cm dan alat yang digunakan untuk membuat lubang tanam ada berbagai jenis. Misalnya kaleng silinder, ataupun alat yng dibuat secara khusus untuk membut lubang tanam. Jarak tanam harus diatur dengan baik dan jangan terlalu rapat, karena dapat mengurangi penerimaan sinar matahari. Tanaman tomat yang kurang menerima sinar matahari akan mengakibatkan proses fotosintesis tidak dapat berlangsung dengan baik. Jarak yang terlalu rapat dapat mengakibatkan tingkat kelembaban menjadi tinggi dan persaingan dalam



14



penyerapan air dan unsur hara pun terjadi. Ukuran ini juga digunakan oleh seluruh responden di lokasi penelitian. 6.



Penanaman Bibit seharusnya sudah diseleksi pada temat pembibitan sebelumnya diangkut



ke lahan pertanaman. Bibit tomat adapat dipindahkan ke lahan pertanaman apabila telah berumur antara 30 – 45 hari di pesemaian. Bibit yang terpilih sebaiknya yang berpenampilan sehat, tumbuh subur dan tegak serta daunnya tidak ada yang rusak. Bibit dirawat agar terhindar dari serangan hama dan penyakit. Kesehatan bibit yang sudah terjamin baik dapat diperhastikan dari petumbuhannya yang normal dan tanaman tampak subur. Bibit tanaman tomat di tempat pembibitan itu biasanya dinaungi atau tidak mendapat sinar matahari secara langsung. Jadi sebelum ditanam di areal pertanaman, bibit itu harus cukup terbiasa mendapat sinar matahari langsung karena pada areal pertanaman tidak ada lagi yang dapat menaunginya. Saat yang terbaik untuk menanam sayuran tomat adalah tiga hari sesudah lubang tanam dipersiapkan dan diusahakan pada pagi atau sore hari. Pada saat pagid an sore hari, keadaan cuaca belum panas sehingga tanaman dapat terhindar dari kelayuan. Kelayuan dapat terjadi karena tidak adanya keseimbangan antara jumlah air yang diserap oleh akar tanaman adengan proses transpirasi (penguapan) yang terjadi pada tanaman itu sendiri. Penanaman tomat pada umumnya ditanam dengan jarak 60 cm X 80 cm dengan jumlah rumpun satu rumpun setiap lubang tanam. Penanaman dengan jarak ini digunakan oleh seluruh responden yang ada di lokasi penelitian. 2.7 Cara Pemeliharaan Tanaman Tomat Menurut Cahyono (2008), tanaman tomat perlu dirawat agar tumbuh optimum, berikut adalah beberapa tahapan pemeliharaan tanaman tomat: 1.



Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari



15



2.



Untuk merangsang pembungaan pada umur 32 HST lakukan perempelan tunas-tunas tidak produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-3 cabang utama / tanaman



3.



Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara; ujung tunas dipegang dengan tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas putus. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting, sedangkan tanaman yang tingginya terbatas perempelan harus hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman tidak terlalu pendek



4.



Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah



5.



Semprotkan POC NASA dan HORMONIK setiap 7-10 hari sekali dengan dosis 3-4 tutup POC NASA dan 1-2 tutup HORMONIK/tangki. - Agar tidak mudah hilang oleh air hujan dan merata tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki. Tanaman tomat yang telah berumur 1,5 bulan diberi pupuk buatan berupa



campuran urea, TSP, dan KCl dengan perbandingan 2:3:1 sebanyak 12 g tiap tanaman. Pupuk ini diletakkan dalam alur yang melingkari batang tanaman, kurang lebih 5 cm dari batang tanaman (Alim, 2006). Menurut Kiswondo (2011), pemupukan sebagai salah satu bagian usaha intensifikasi pertanian merupakan usaha yang bertujuan menambah persediaan unsur hara dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan produksi dan mutu hasil tanaman. Seiring perkembangan pertanian saat ini untuk menuju pertanian berkelanjutan maka salah satu alternatif adalah penggunaan bahan organik dan anorganik sebagai sumber hara untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tomat. Alur ini selanjutnya ditutup dengan tanah. Pemberian pupuk buatan ini diulangi sekali lagi setelah 2-3 minggu kemudian. Dengan demikian untuk tiap hektar tanaman dibutuhkan 200 kg urea, 300 kg TSP, dan 100 kg KCl. Pada tanah tandus, pupuk urea diberikan sampai 300 kg per ha. Pupuk buatan sebaiknya waktunya diberikan bersamaan dengan pendangiran tanah (Cahyono, 2008).



16



Pada saat tanaman tomat telah berumur 1,5 bulan cabang samping dipangkas hingga tersisa 1-2 cabang utama tiap tanaman. Tunas yang tumbuh pada ketiak daun dan berbungga sedikit (tunas liar) harus dibuang karena tunas tersebut mengurangi hasil buah (Cahyono, 2008). 2.8 Hama dan Penyakit pada Tanaman Tomat Menurut Alim (2006), hama dan penyakit merupakan faktor penting yang mempengaruhi jumlah dan kualitas produksi tanaman. Hama dan penyakit tanaman tomat menyerang mulai dari pembibitan sampai pasca panen. Hama dan penyakit yang termasuk penting pada tomat karena kerugian yang ditimbulkannya antara lain: 1. Hama -



Lalat buah semangka (Dacus cucurbitae) Lalat ini menyebabkan buah menjadi kecil dan berwana kuning. Di dalam buah terdapat terowongan-terowongan yang dibuat oleh larva karena larva memakan daging buah. Kadang-kadang lalat ini sampai menyerang batang. Batang yang terserang menjadi bisul.



-



Tungau merah (Tetranychus cinnabarinus) Gejala tanaman yang diserang tungau merah yaitu daun tua berbercak kuning, kemudian bercak meluas dan seluruh daunmenjadi kuning, lalu warnanya berubah menjadi merah karat. Pada akhirnya daun mengering dan gugur.



-



Thrips Thrips menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan tanaman. Hama ini dapat menebarkan virus yang menyebabkan bercak pada daun. Daun yang terserang berubah warna menjadi kuning, lalu coklat, mengerut, mengeriting dan akhirnya menjadi layu.



2. Penyakit -



Layu Fusarium Penyakit Layu Fusarium disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum. Tanaman yang diserang mulai dari yang masih muda sampai yang telah



17



dewasa. Tanaman yang terserang kelihatan layu dan kemudian mati. Serangan pada tanaman yang masih muda menyebabkan tanaman kerdil. -



Bercak daun (early blight) Penyakit ini disebabkan oleh jamur Altenaria solani (E dan M) Jones dan Grout. Serangan biasanya dimulai dari daun bagian bawah kemudian bergeser makin ke atas. Pada daun tampak bercak-bercak cokelat tua sampai hampir hitam dan bentuknya bulat dengan lingkaran-lingkaran yang konsentris. Daun yang terserang, tepinya jadi bergerigi dan pecah tidak teratur. Ketika bercak mengering daun pun gugur. Pada kondisi lain daun bisa menggulung atau mengeriting.



-



Busuk basah Penyebab penyakit busuk basah yaitu bakteri Erwinia carotovora (L.R.Jones) Hollander atau disebut juga Bacillus caratovorus. Penyakit ini menyerang daun, batang dan buah, menimbulkan bercak berwarna cokelat tua kehitaman dan kelihatan basah. Apabila yang diserang batang tomat, maka tanaman akan roboh. Bila keadaan memungkinkan, penyakit akan cepat menjalar ke seluruh tubuh tanaman.



2.9 Kandungan Nilai Gizi Tomat Tomat merupakan salah satu tanaman hortikultura yang begitu sering kita jumpai hampir pada setiap hari. Dibalik warna merah yang dimiliki oleh buah tomat tersebut, terkandung kandungan yang memiliki manfaat dan khasiat yang sangat besar. Buah tomat dapat menjadi salah satu sumber antioksidan yang alami. Daya antioksidan yang begitu kuat yang ada dalam buah tomat tersebut ternyata dapat mencegah atau meredam aktivitas radikal bebas. Daya antioksidan kuat dalam buah tomat ini berasal dari senyawa-senyawa yang terkandung dalam buah tomat, seperti likopen dan ß-karoten yang termasuk kedalam golongan karotenoid, serta beberapa senyawa alami lainnya seperti vitamin C dan vitamin E yang dapat bertindak sebagai antioksidan. Diantara semua



senyawa-senyawa antioksidan



yang terkandung dalam buah tomat, yang memiliki daya antioksidan paling tinggi adalah likopen (Budiman, 2008).



18



Dalam buah tomat banyak terkandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia. Zat-zat yang terkandung di dalamnya adalah vitamin C, vitamin A (karoten), dan mineral. Tomat banyak mengandung vitamin C yang akan memelihara kesehatan gigi dan gusi, mempercepat sembuhnya luka – luka, menghindarkan penyakit yang dikenal dengan nama skorbut, serta melawan kecenderungan pendarahan pembuluh darah yang halus. Vitamin A yang dikandung dalam buah tomat dapat membantu penyembuhan penyakit buta malam. Selain itu tomat juga dapat membangun sel darah merah. Bagi mereka yang ingin langsing, tomat dapat dijadikan sahabat sebab zat-zat yang diandung di dalamnya cukup bergizi tetapi tidak menggemukkan (Tugiyono, 2007) Tomat begitu banyak mengandung vitamin C dan vitamin A yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Tomat yang baik untuk dikonsumsi adalah tomat yang berwarna merah. Tomat yang berwarna merah mengandung vitamin C dan vitamin A lima kali lebih banyak dibandingkan dengan tomat hijau. Semakin matang tomat, semakin kaya kandungan vitaminnya. Oleh karena itu, anak kecil sebaiknya dibiasakan banyak makan tomat merah untuk kesehatan matanya (Rizqi, 2011). Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak digemari orang karena kandungan gizi yang baik untuk kesehatan. Dalam buah tomat terkandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia antara lain 1 g protein, 4,2 g karbohidrat, 0,3 g lemak, 5 mg kalsium, 27 mg fosfor, 0,5 mg zat besi, 1500 SI vitamin A, 60 mg vitamin B dan 40 mg vitamin C (Anggreani, 2017).



Karbohidrat yang terkandung pada buah tomat apabila dikonsumsi secara teratur dapat menjadi tambahan sumber energi bagi tubuh yang diperlukan untuk kinerja berbagai fungsi tubuh, seperti memacu otak dan otot-otot tubuh. Karbohidrat dari buah lebih mudah dicerna dan lebih baik daripada karbohidrat dari roti atau mie (Rizqi, 2011). Tomat mengandung asam lemak essensial yang memberi manfaat bagi kulit dan bagian tubuh lain. Selain itu berfungsi juga untuk melarutkan vitamin A, D, E, dan K yang baik untuk mata dan peredaran darah. Tomat mengandung protein



19



yang menjadi sumber asam amino bagi tubuh yang berfungsi untuk membangun dan mengganti sel-sel yang rusak (Rizqi, 2011). Salah satu kandungan gizi pada tomat adalah asam amino. Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus –NH2 pada atom karbon α dari posisi gugus –COOH. Sebagai fungsi biologis dalam tubuh, asam amino berfungsi sebagai penyusun protein, termasuk enzim. Selain itu, asam amino menyusun kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama vitamin, hormon, dan asam nukleat), serta sebagai pengikat ion logam penting yang diperlukan dalam reaksi enzimatik (kofaktor) (Rizqi, 2011). Berikut pemaparan kandungan yang ada dalam buah tomat:



Sumber: - Direktorat Gizi Depkes RI (1981)



20



2.10 Manfaat Tanaman Tomat Tomat memiliki banyak manfaat diantaranya adalah untuk mencegah penyakit sariawan, menghilangkan jerawat, mencegah penyakit kanker, mencegah gangguan pencernaan, dan sebagainya. Peneliti dari Rowett Research Institute di Aberdeen, Skotlandia, berhasil menemukan manfaat tomat lainnya. Menurutnya, gel berwarna kuning yang menyelubungi biji tomat dapat mencegah penggumpalan dan pembekuan darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke (Fitriani, 2012).



Bagian tanaman tomatyang dapat dimanfaatkan adalah bagian buahnya. Buah tomat dapat dimakan mentah atau dengan dimasak terlebih dahulu. Sering dimanfaatkan sebagai sari tomat, pasta, saus tomat, saus sambal, minuman jus, bahan campuran masakan, pewarna makanan, dan pengobatan karena kandungan likopennya. Tomat merupakan buah yang memiliki kandungan likopen tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan (Kailaku, dkk., 2007). Seiring dengan perkembangan dan peningkatan kesehatan masyarakat maka konsumsi tomat sebagai sumber vitamin semakin banyak diminati bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sehingga kebutuhan tomat terus meningkat, baik sebagai makanan segar, sayuran, maupun sebagai bahan industri makanan (Tugiyono, 2007). Di Indonesia tomat merupakan komponen penting dalam susunan menu sehari-hari antara lain digunakan sebagai buah meja, campuran bahan sayuran, sambal dan sebagainya (Rismunandar, 1993).



Beragamnya manfaat tomat ini tentu saja memberikan peluang kepada petani untuk membudidayakan tanaman tomat sebagai sumber penghasilan yang tidak hanya dikonsumsi sendiri bersama keluarga tetapi juga dapat dikomersialkan sebagai sumber penghasilan (Anggreani, 2017). Menurut Tugiyono (2007), buah tomat rasa nya memang manis asam sifat nya sedikit dingin hampir semua orang mengenal tomat. Selain banyak di gunakan untuk terapi kecantikan, sangat berguna menunjang gaya hidup sehat secara alami. Berbagai konsumsi makanan dan minuman yang banyak beredar di pasaran belum tentu berdampak fositif bagi tubuh kita mengonsumsi tomat adalah pilihan bijak. Berikut beberapa manfaat tomat sebagai anti oksidan:



21



1.



Tomat mengandung berbagai macam vitamin dan mineral yang berguna untuk keseimbangan kesehatan tubuh dan me obati berbagai macam penyakit di antaranya mencegah pengumpalan darah, mengatasi kelelahan, dan meningkatkan kuantitas sperma pria



2.



Sebagian masyarakat menjuluki tomat sebagai apel cinta. Karena mampu mengatasi lemah syahwat.



3.



Dr. John cook bennet dari Willoughby university di ohio pada November 1834, menyimpulkan tomat berfungsi untuk menyembuhkan gangguan pencernaan, diare, penyakit empedu memulihkan fungsi liver dan mencegah penyakit kolera.



4.



Pusat penelitian pertaniaan di Jepang, telah berhasil mengembangkan tomat dengan kandungan antioksidan lycopen 3 kali lebih banyak dari tomat normal.



5.



Mengonsumsi tomat selama dua kali dalam seminggu membantu meminimalisir resiko kanker dengan persentase 21-43%



6.



Kandungan tomatine dalam tomat memiliki khasiat anti radang, karotine dan vitamin c berguna sebagai anti oksidan dan pada tomat mampu mengangkat lemak dan kotoran pada wajah.



7.



Mengkonsumsi tomat dengan teratur mampu merawat kulit dari dalam tubuh, khususnya mengatasi kerutan halus pada wajah akibat bertambah usia.



8.



Kandungan antioksidan lycopen pada tomat mampu mengurangi kerutan wajah, bintik hitam akibat sinar matahari mengatasi penyakit kanker. selain sebagai senjajata ampuh atasi radikal bebas



9.



Tomat kaya garam mineral yang merangsang aliran air liur. mineral ini berguna untuk merangsang nafsu makan sekaligus membuat mudah di cerna tubuh.



10.



Ramuan tomat bias mengatasi keseleo .hancurkan tomat dengan belender lalu campur dengan wijen. panaskan hingga berminyak dan gunakan itu untuk memijat sendi keseleo.



22



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kesimpulan dari makalah ini bahwa tomat sebagai salah satu komoditas sayuran mempunyai prospek pemasaran yang cerah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya buah tomat yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat diantaranya adalah sebagai sumber vitamin. Buah tomat memiliki bentuk, ukuran dan warna yang sangat bervariasi. Dalam penanaman tanaman tomat diperlukan tata cara yang baik dan perawatan agar tidak terjangkit hama dan penyakit tanaman. 3.2 Saran Saran dari saya, sebaiknya kita lebih mengenal sayur – sayuran lain, bukan hanya tomat, karena sayur – sayuran dan buah – buahan memiliki beraneka macam kandungan yang sangat bermanfaat bagi tubuh.



23



DAFTAR PUSTAKA Alim, M. K. 2006. Uji Dan Aplikasi Komputasi Paralel Pada Jaringan Syaraf Probabilistik (PNN) Untuk Proses Klasifikasi Mutu Buah Tomat Segar. Skripsi. IPB. Bogor. Anggraeni, R., Hadid, A., Laude, S. 2017. Pemanfaatan Mulsa Dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Tomat. Jurnal Agroland. ISSN : 0854 – 641X. Anonim. 2009. Budidaya Tomat Secara Komersial. Jakarta: Penebar Swadaya. Anwar, J. T. 2011. Aplikasi Formulasi Insektisida Nabati Campuran Ekstrak Piper Retrofractum Vahl. Dan Annona Squamosa L. Pada Pertanaman Tomat Organik. Skripsi. IPB. Bogor. Budiman, M.H. 2008. Uji Stabilitas Fisik dan Aktivitas Antioksidan Sediaan Krim yang Mengandung Ekstrak Kering Tomat. Skripsi. Universitas Indonesia. Jakarta. Cahyono, B. 2008. Tomat Usaha Tani Dan Penanganan Pascapanen. Yogyakarta: Kanisius. Dermawan, R. Dan Hidayat, N. 2012. Tomat Unggul. Jakarta: Penerbit Swadaya. Desmarina, R. 2009. Respon Tanaman Tomat Terhadap Frekuensi Dan Taraf Pemberian Air. Skripsi. IPB. Bogor. Dimyati, A. 2012. Uji Daya Hasil 9 Genotipe Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill.) Pada Budidaya Dataran Rendah (Tajur, Bogor). Skripsi. IPB. Bogor. Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1990. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta: Bharata. Fitriani, E., 2012. Untung Berlipat Budidaya Tomat di Berbagai Media Tanam. Yogyakarta: PustakaBaru Press. Kailaku, S.I., Dewandari, K.T., Sunamarni. 2007. Potensi Likopen dalam Tomat untuk Kesehatan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Vol. 3. Kiswondo, S. 2011. Penggunaan Abu Sekam dan Pupuk ZA terhadap Petumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat. Universitas Moch Sroedji. Jember. Vol. 8 No. 1. Lesmana, T. 2013. Analisis Faktor-Faktor Produksi Yang Mempengaruhi Risiko Produksi Dan Analisis Risiko Harga Tomat Di Desa Gekbrong Kabupaten Cianjur. Skripsi. IPB. Bogor. 24



Rismunandar, 1993. Tanaman Tomat Yang Serba Guna. Bandung: Tarate. Rizqi, A.N. 2011. Analisa Kadar Likopen Pada Tomat Dengan Menggunakan Spektrofotometer. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Tugiyono, H. 2007. Bertanam Tomat. Jakarta: Penebar Swadaya. Wiryanta, B.T.W. 2002. BertanamTomat. Jakarta: AgroMediaPustaka.



25