Makalah Pencegahan Kecelakaan Kel 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENCEGAHAN KECELAKAAN PADA ANAK



Disusun Oleh : AFIF ZULIYANTO NOR ACHRIS HIDAYATI RIVVI ARIYANTI YUSUF HERIYANTO



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN S-1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS Jln. Ganesha I, Purwosari, Kudus 59316, Telp/Fax. +62 291 437 218 Website: www.umkudus.ac.id Email: [email protected]



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Setiap tahun hampir 1 juta anak meninggal karena kecelakaan dan lebih dari puluhan juta anak-anak lainnya memerlukan perawatan rumah sakit karena mengalami luka berat. Di antara yang luka berat banyak yang menjadi cacat permanen dan mendapat gangguan fungsi otak. Di Indonesia angka kematian anak akibat kecelakaan, keracunan dan trauma tercatat 7,3 % pada 1992 dan merupakan salah satu dari lima penyebab kematian anak tertinggi. Kecelakaan darat pada anak – sesuai data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Departemen Kesehatan tahun 2007 – sebesar 19,2% sedangkan kecelakaan lalu lintas jalan raya yang terjadi pada anak sesuai data dari Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes POLRI) tahun 2009 adalah sebesar 8.601 anak (8,8%). Kecelakaan menjadi penyebab utama kematian dan kecacatan pada anak-anak. Sebagai bagian dari tenaga professional perawatan kesehatan, perawat mempunyai peran yang cukup penting dalam membantu memberikan bimbingan dan pengarahan pada orang tua, sehingga setiap fase dari kehidupan anak yang kemungkinan mengalami trauma. Bimbingan ini dapat berupa suatu bentuk antisipasi orang tua dalam mencegah terjadinya kecelakaan pada anak, makanan dan minuman yang berguna dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak serta pemenuhan kebutuhan istirahat tidur anak. Bentuk antisipasi ini secara keseluruhan berguna dan sangat penting dalam menyeimbangkan kebutuhan anak dan untuk menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan anak. B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian pencegahan kecelakaan pada anak? 2. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan? 3. Bagaimanakah resiko kecelakaan dan pencegahan terhadap kecelakaan? C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian kecelakaan. 2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan. 3. Mengetahui resiko kecelakaan dan pencegahan terhadap kecelakaan.



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian kecelakaan adalah suatu kejadian yang (tidak direncanakan) dan tidak diharapkan yang dapat mengganggu proses produksi/operasi, merusak harta benda/aset, mencederai manusia, atau merusak lingkungan (Gunawan dan Waluyo, 2015). Pengertian kecelakaan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kejadian (peristiwa) yang menyebabkan orang celaka. Lembaga Pusat untuk Pengendalian Penyakit memperkirakan bahwa setiap tahun, lebih dari 30.000 anak menderita cacat yang menetap dari kecelakaan. Cacat ini memiliki dampak buruk yang luar biasa pada perkembangan anak serta produktivitasnya di masa depannya, juga pada keuangan, dan emosi keluarga. Cedera yang tidak disengaja sering disebut sebagai kecelakaan karena mereka terjadi tanpa diharapkan dan sepertinya tidak terkendalikan. Kecelakaan merupakan kejadian yang dapat menyebabkan kematian pada anak. Kepribadian



adalah



faktor



pendukung



terjadinya



kecelakaan.



Orang



tua



bertanggungjawab terhadap kebutuhan anak, menyadari karakteristik perilaku yang menimbulkan kecelakaan waspada terhadap faktor-faktor lingkungan yang mengancam keamanan anak. B. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kecelakaan 1. Faktor Internal. a. Usia dan tingkat perkembangan anak. Seiring dengan pertumbuhan anak banyak keahlian-keahlian baru yang dimilikinya, kemampuan untuk meraih dan memegang sesuatu, kemampuan berguling dan merangkak menuju ke perabot rumah, berjalan, dll. Bayi berkembang pada kurun yang berbeda, mungkin ia belajar berguling pada usia tiga tahun atau paling lambat enam bulan. Dengan demikian, setiap tahap perkembangan bayi satu dengan yang lain berbeda. Oleh sebab itu, cedera yang sering kali terjadi berhubungan dengan usia dan jenis perkembangannya. b. Jenis kelamin. Kematian lebih banyak terjadi pada masa-masa awal kehidupan dan lebih banyak pada anak laki-laki di semua umur, yaitu 1,3 kali lebih banyak pada usia satu



bulan pertama dan 1,6 kali lebih banyak pada anak-anak di usia sekolah. Banyak kajian yang menunjukkan bahwa anak laki-laki lebih rawan terhadap kecelakaan daripada perempuan, mungkin hal ini disebabkan karena anak laki-laki lebih aktif dan berani mengambil resiko daripada anak perempuan. c. Keadaan psikologis anak Kecelakaan pada anak kebanyakan terjadi dikarenakan anak dalam kondisi kelelahan, lapar, tidak enak badan atau frustasi ketika mereka dalam keadaan stress (Espeland, 2005). Temperamen dan motivasi juga berperan terjadinya kecelakaan. Anak yang bertemperamen persisten akan selalu kembali kepada sesuatu yang dilarang. Anak yang aktivitasnya tinggi akan sering terbentur atau lecet dibandingkan anak yang kurang aktif. Sedangkan motivasi mencerminkan anak untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan dengan baik. Keinginan untuk mandiri mendorong anak ingin melakukan sesuatu walaupun secara fisik belum mampu, seperti memanjat pohon atau bersepeda jauh-jauh dari rumah. 2. Faktor  Eksternal. a. Lingkungan Lingkungan merupakan faktor penyebab kecelakaan tersering. Cedera pada anak dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Sampai umur empat tahun anak belum memiliki kemampuan mendeteksi bahaya. Setiap saat bahaya dapat mengintai si kecil, mulai dari tempat bermain, tempat tidur, mainan di sekitar rumah, cuaca, serangga, dan hewan lain, serta tumbuhan. b. Keadaan psikologis orang yang mengasuh. Penelitian telah menunjukkan bahwa kecelakaan pada anak dikarenakan ibu yang sedang hamil, pada hari menjelang menstruasi atau ketika mereka sedang capek. Keadaan stress yang terjadi pada keluarga seperti menanti kelahiran sang bayi, sakit dan lain sebagainya juga bisa menjadikan kecelakaan beresiko tinggi. c. Keadaan sosial Resiko kecelakaan dapat juga dipengaruhi oleh keadaan sosial. Anak dari keluarga besar dengan perumahan buruk, yang sebagaian besar waktunya dihabiskan di jalan, dan hanya diawasi oleh anak yang sedikit lebih besar, berada dalam bahaya besar; dan ibu yang merawat anak kecil pada blok menara tanpa halaman atau tempat bermain tertutup memiliki masalah yang pelik.



C. Resiko Kecelakaan Dan Pencegahan Kecelakaan Berdasarkan Usia 1. Masa Bayi  a. Usia : Lahir - 4 bulan. Jenis kecelakaan dan Pencegahan cedera : 1) Aspirasi. Jangan menaburkan bedak langsung pada bayi. 2) Jatuh : a) Pasang selalu pagar keranjang bayi. b) Jangan pernah meninggalkan bayi pada permukaan yang tinggi tanpa pelindung. c) Bila ragu tentang dimana anda akan menempatkan bayi,gunakan lantai. d) Pengaman (restraint) anak dalam kursi bayi dan jangan pernah meninggalkannya tanpa pengawasan ketika ia dapat duduk dengan baik dengan ditopang. 3) Keracunan. Simpan bahan toxic dilemari. 4) Luka bakar : a) Cek air mandi sebelum dipakai. b) Jangan menuangkan air panas bila berada di dekat bayi. c) Perhatikan abu rokok yang dapat menjatuhi bayi. 5) Cedera tubuh : a) Hindari objek tajam dan bergerigi. b) Jaga agar peniti popok tetap tertutup dan jauh dari bayi b. Usia : 4 - 7 bulan. Jenis kecelakaan dan pencegahan cedera : 1) Aspirasi : a) Simpan kancing,biji-bjian,penutup jarum dan objek kecil lainnya di luar jangkauan bayi. b) Pertahankan lantai bebas dari objek kecil. c) Jangan memberi makan bayi ketika bayi berbaring.Periksa mainan anak akan adanya bagian-bagian yang dapat dilepas. d) Simpan bedak di luar jangkauan.



2) Jatuh : a) Lakukan restrein jika duduk di kursi yang tinggi. b) Pertahankan pagar keranjang tempat tidur pada ketinggian penuh. 3) Keracunan : a) Pastikan bahwa cat untuk perabot atau mainan tidak mengandung tembaga. b) Tempatkan zat-zat beracun di rak yang tinggi atau di lemari yang terkunci. 4) Luka bakar : a) Tempatkan objek-objek panas (rokok,lilin,dupa) di permukaan tinggi dan atau jauh dari jangkauan bayi. b) Batasi terpapar sinar matahari. 5) Cedera Tubuh : a) Hindari objek lancip sebagai mainan. b) Hindari mainan yang berbunyi keras. c) Simpan objek tajam di luar jangkauan bayi. c. Usia : 8 - 12 bulan. Jenis kecelakaan dan Pencegahan cedera. 1) Aspirasi. a) Jaga agar benda-benda kecil tidak berada di lantai dan perabot jauh dari jangkauan anak-anak. b) Perhatikan dalam memberikan table food yang padat untuk memastikan bahwa yang diberikan adalah potongan-potongan yang sangat kecil. 2) Sufokasi/Tenggelam. a) Pagari kolam renang. b) Awasi anak bila berada di dekat sumber air. c) Jaga agar pintu kamar mandi selalu tertutup. d) Kosongkan kolam-kolam yang tidak diperlukan. e) Pegang selalu satu tangan anak saat berafda di kamar mandi / awasi saat anak mandi. 3) Jatuh.



a) Pagari tangga di bagian atas dan bawah jika anak dapat menjangkau bagian tersebut. b) Pakaikan bayi dengan sepatu dan pakaian yang aman (sol yang tidak “lengket” di lantai, tali sepatu terikat, celana panjang yang tidak menyentuh lantai ). c) Pastikan bahwa perabot cukup berat untuk anak untuk didorong sendiri pada posisi berdiri dan meluncur. 4) Keracunan. a) Jangan sembarang memberikan obat-obatan kecuali jika diresepkan oleh dokter. b) Simpan obat-obatan dan zat beracun pada tempat yang aman. 5) Luka bakar. a) Tempatkan pelindung di depan dan mengintari alat panas, tempat api, atau tungku pemanas. b) Simpan kawat listrik secara tersembunyi atau di luar jangkauan anak.



2. Masa Toddler. a. Jenis kecelakaan : 1) Jatuh/luka akibat mengendarai sepeda. 2) Tenggelam. 3) Keracunan atau terbakar. 4) Tertabrak karena lari mengejar bola/balon. 5) Aspirasi dan asfiksia. b. Pencegahan : 1) Awasi jika dekat sumber air. 2) Ajarkan berenang. 3) Simpan korek api, hati-hati terhadap kompor masak dan strika. 4) Tempatkan bahan kimia/toxic di lemari. 5) Jangan biarkan anak main tanpa pengawasan. 6) Cek air mandi sebelum dipakai. 7) Tempatkan barang-barang berbahaya ditempat yang aman. 8) Jangan biarkan kabel listrik menggantung  & mudah ditarik. 9) Hindari makan ikan yang ada tulang dan makan permen yang keras.



10) Awasi pada saat memanjat, lari, lompat karena sense of balance.



3. Pra Sekolah. Kecelakaan terjadi karena anak kurang menyadari potensial bahaya : obyek panas, benda tajam, akibat naik sepeda misalnya main di jalan, lari mengambil bola/layangan, menyeberang jalan. Pencegahan ada 2 cara : a. Mengontrol lingkungan. 1) Jauhkan korek api dari jangkauan. 2) Mengamankan tempat-tempat yang secara potensial dapat membahayakan anak. b. Mendidik anak terhadap keamanan dan potensial bahaya. 1) Cara menyeberang jalan. 2) Arti rambu-rambu lalulintas. 3) Cara mengendarai sepeda yang aman dan peran orang tua perlu belajar mengontrol lingkungan. 4. Usia Sekolah. Anak sudah berpikir sebelum bertindak. Aktif dalam kegiatan : mengendarai sepeda, mendaki gunung, berenang. Pencegahan : a. Aturan lalu-lintas bagi pengendara sepeda. b. Aturan yang aman dalam berenang. c. Mengawasi pada saat anak menggunakan alat berbahaya : gergaji, alat listrik. d. Mengajarkan agar tidak menggunakan alat yang bisa meledak/terbakar. e. Ajari anak tentang bahaya menggunakan obta-obatan dan bahan kimia yang tidak diresepkan. f. Anjurkan untuk bermain di tempat yang aman. g. Ajarkan anak agar tidak mengusik atau mengganggu anjing. 5. Remaja. a. Jenis kecelakaan : 1) Penggunaan kendaraan bermotor bila jatuh dapat : fraktur, cidera pada kepala. 2) Kecelakaan karena olah raga.



b. Pencegahan : 1) Perlu petunjuk dalam penggunaan kendaraan bermotor sebelumnya ada negosiasi antara   orang tua dengan remaja. 2) Menggunakan alat pengaman yang sesuai. 3) Melakukan latihan fisik yang sesuai sebelum melakukan olah raga. 4) Berenang dengan teman. 5) Tekankan prilaku yang tepat di area dengan bahaya terbakar (bensin, kawat listrik, api). 6) Hindari hal-hal yang dapat mengganggu kesehatan (merokok,dll). 7) Ajarkan bahaya penggunaan obat, termasuk alkohol. 8) Ajarkan tindakan keamanan umum di semua aktivitas. 9) Waspada terhadap tanda depresi (potensial bunuh diri).



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Bantuan perawat terhadap orang tua dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan melalui upaya orang tua dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan melalui upaya pencegahan kecelakaan dan supervise kesehatan. Kecelakaan merupakan kejadian yang dapat menyebabkan kematian pada anak. Kepribadian adalah faktor pendukung terjadinya kecelakaan. Orang tua bertanggungjawab terhadap kebutuhan anak, menyadari karakteristik perilaku yang menimbulkan kecelakaan waspada terhadap faktor - faktor lingkungan yang mengancam keamanan anak. B. Saran Sebagai bagian dari tenaga professional dibidang kesehatan, perawat hendaknya memberikan bimbingan dan pengarahan pada orang tua, sebagai suatu bentuk antisipasi orang tua dalam mencegah terjadinya kecelakaan pada anak.



Daftar Pustaka Gunawan dan Waluyo. 2015. Risk Based Behavioral Safety. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Kemkes. 2010. Buku penuntun hidup sehat. Di akses dari https://pusdatin.kemkes.go.id/ resources/download/promosi-kesehatan/buku-penuntun-hidup-sehat.pdf (di akses 24 Maret 2021). Ningsih, Hastuti. 2012. Kecelakaan pada anak. Di akses dari Referensi Kesehatan: Kecelakaan Pada Anak, Resiko Dan Pencegahan (wwwmidewifehomes-mine.blogspot.com) (di akses 24 maret 2021).