Makalah Pendekatan Konseling Psikoanalisis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TEORI PSIKOANALISIS



MAKALAH INI DISUSUN KEPADA FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH TEORITEORI KONSELING 1



DOSEN PENGAMPU: HASTIN BUDISIWI, M.Pd



DISUSUN OLEH 1. 2. 3. 4.



NURDIN SULAEMAN A (1115500062) DIAN RIZKI AMALIA (1115500021) SUKMAWAN DWI S(11155000 ) MIFTA Q A (11155000 ) SEMESTER 2A



PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2016



1



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Teori Psikoanalisis Perkembangan pemikiran dan kajian empirik di kalangan para ahli tentang kepribadian manusia telah melahirkan berbagai teori yang beragam sesuai dengan perspektif pemikiran dan pengalaman pribadi para ahli yang membangun teori tersebut. Teori-teori kepribadian yang dikenal dewasa ini oleh masyarakat diantaranya adalah teori psikoanalisa, behavioristic, humanistic dan biologic. Berikut ini disajikan teori kepribadian psikoanalisis dari Sigmund freud. Ada dua asumsi yang mendasari teori psikoanalisis Freud, yaitu (1) asumsi determinisme psikis dan (2) asumsi motivasi tak sadar. Asumsi determinisme psikis (psychic determinism) meyakini bahwa segala sesuatu yang dilakukan, dipikirkan, atau dirasakan individu mempunyai arti dan maksud, dan itu semuanya secara alami sudah ditentukan. Adapun asumsi motiasi tak sadar (unconscious motivation) meyakini bahwa sebagian besar tingkah laku individu (seperti perbuatan, berfikir dan merasa) ditentukan oleh motif tak sadar. Freud membagi struktur kepribadian ke dalam tiga komponen, yaitu id, ego dan superego. Perilaku seseorang merupakan hasil interaksi antara ketiga komponen tersebut. Id merupakan komponen kepribadian yang primitive. Ego merupakan eksekutif atau manajer dari kepribadian. Super ego merupakan komponen moral kepribadian yang terkait dengan standar atau norma masyarakat mengenai baik dan buruk, benar dan salah.



B. Rumusan Masalah 1) Bagaimana teori psikoanalisis menurut Sigmund Freud ? 2) Apa saja yang dibahas mengenai psikoanalisis yang diungkap oleh Sigmund Freud ?



2



C. Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui lebih mengenai teori psikoanalisis sigmund freud, biografi sigmund freud, struktur kepribadian, dinamika kepribadian serta perkembangan kepribadian menurut sigmund freud. Selain itu penulis juga mengharapkan dengan adanya makalah ini maka pembaca akan lebih memahami tentang apa yang ditulis dalam makalah ini.



A.



3



BAB II Pembahasan Teori Psikoanalisis



1. Pengertian Psikoanalisis Prespektif dasar dari psikoanalisis adalah bahwa tingkah laku orang dewasa merupakan refleksi (penjelmaan) pengalaman masa kecilnya. Teori ini menekankan bahwa orang bergerak melalui suatu tahapan (stage) yang pasti silam tahun-tahun awal perkembangannya yang berhubungan dengan sumber-sumber kesenangan seksual (seksual pleasure). Tahapan ini ditandai dengan tahap oral, anal, phalik dan genital. Teori psikoanalisis juga memperkenalkan konsep ketidaksadaran sebagai bagian kepribadian, dimana terletak keinginan-keinginan, impulsimpuls dan konflik-konflik yang dapat mempunyai pengaruh langsung pada tingkah laku. Pada dasarnya tingkah laku individu dipengaruhi atau dimotivasi oleh determinan kesadaran maupun ketidak sadaran. Teori psikoanalisis ini telah mengarahkan kerja para ahli psikologi sosial pada sejumlah topik tentang tingkah laku sosial yang diselidiki dalam arti proses-proses ketidaksadaran. Sebagai contoh, tingkah laku agresi dipandang sebagai suatu manifestasi pembawaan sejak lahir yaitu yang disebut sebagai instink mati dalam ketidaksadaran. Contoh lainnya, prasangka dalam kelompok minoritas dipandang sebagai konflik individu pada masa kecil dengan orang tuanya yang kaku (otoriter) yang kemudian dicerminkan dalam ketidaksukaannya pada orang-orang dewasa yang tidak mirip dengan dirinya. Dalam kenyataannya para ahli psikologi sosial mengakui pengaruh yang relatif sedikit dari teori psikoanalisis. Disamping itu, teori psikoanalisis hanya dapat menggambarkan fakta tetapi tidak dapat dipakai sebagai predictor tingkah laku. Psikoanalisis yang pertama kali dikemukakan oleh Sigmund Freud memang merupakan teori yang kontroversial. Selain itu, orientasinya juga sangat individual. Oleh sebab itu, tidak semua teorinya relevan dengan yang dibicarakan tentang teori-teori psikologi sosial.



4



Tapi tidak dapat disangkal bahwa ada bagian-bagian dari teori Freud yang erat kaitannya dengan psikologi sosial, bisa menerangkan beberapa gejala psikologi sosial, bahkan disana sini ada beberapa pandangan Freud yang didasari pada hal-hal yang bersifat sosial budaya. Teori Freud memang sulit dipahami. Alasan yang pertama adalah konsepnya berubah-ubah (berkembang) terus. Alasan kedua adalah psikoanalisis bukan hanya berfungsi sebagai teori, tapi sekaligus juga teknik terapi dan teknik analisis kepribadian manusia. Alasan ketiga khususnya dalam psikologi sosial, Freud sendiri tidak banyak menulis tentang psikologi kelompok. Untuk memahami teori Freud tentang psikologi kelompok.



2. Tokoh dan Teori Dasar Psikoanalisis Teori ini dikembangkan oleh Sigmund Freud. Dia dilahirkan pada tanggal 6 mei 1856 dikota Morivia dan meninggal dunia pada tanggal 23 September 1939, di London. Dia lahir dari keluarga kelas menengah Yahudi. Ayahnya, Jacob Freud, bekerja sebagai pedagang wol yang kurang sukses. Pada tahun 1873, Freud masuk fakultas kedokteran universitas Wina, dan pada tahun 1881 dia lulus sebagai dokter neurologi, dia memulai berfirktik medis di Wina sampai akhir abad 19. Seperti halnya para ahli neurologi lainnya pada masa itu, dia sering membantu orag-orang yang mengalamimasalah-masalah nervous seperti rasa takut yang irasional, obsesi dan rasa cemas. Dalam membantu penyembuhan masalah-masalah gangguan mental (mental disorders) tersebut, dia mengembangkan prosedur yang inovatif yang dinamai psikoanalisis. 3. Komponen Dasar Psikoanalisa Freud memandang sifat manusia pada dasarnya pesimistik, deterministik, mekanistik, dan reduksionistik. Di mana manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasimotivasi tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah, dan oleh peristiwa-pristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama dari kehidupan. Freud menekankan peran naluri-naluri yang bersifat bawaan dan biologis, ia juga menekankan pada naluri seksual dan impuls-impuls agresif. Menurutnya tujuan segenap kehidupan adalah kematian, kehidupan ini adalah tidak lain jalan melingkar ke arah kematian.



5



Sumbangan



terbesar



Freud



adalah



konsep-konsepnya



tentang



kesadaran



dan



ketidaksadaran yang merupakan dasar atau kunci untuk memahami tingkah laku dan masalah kepribadian. Dengan kepercayaannya bahwa sebagian besar fungsi psikologis terletak di luar kawasan kesadaran, maka sasaran terapi psikoanalitik adalah membuat motif-motif tidak sadar menjadi disadari. Dari perspektif ini, terapi adalah upaya menyingkap makna gejala-gejala, sebab-sebab tingkah laku, dan bagian-bagian yang direpresi yang menghalangi fungsi psikologis yang sehat. Selain kesadaran, kecemasan juga menjadi hal yang esensial untuk menggambarkan tentang sifat manusia. Apabila tidak dapat mengendalikan kecemasan melalui cara-cara yang rasional dan langsung maka ego akan mengandalkan cara-cara yang tidak relistis yaitu tingkah laku yang berorientasi pada pertahanan ego. Freud menyakini bahwa individu yang hati nuraninya berkembang baik cenderung merasa berdosa apabila dia melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kode moral yang dimilikinya. Beberapa konsep dasar dari psikoanalisa diantaranya: 1. Manusia secara esensial bersifat biologis, terlahir dengan dorongan-dorongan instingtif, sehingga perilaku merupakan fungsi yang di dalam ke arah dorongan itu. 2. Manusia bersifat tidak rasional, tidak sosial dan destruktif terhadap dirinyadan orang lain. Libido mendorong manusia ke arah pencarian kesenangan. 3. Di mana manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasi-motivasi tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah, dan oleh peristiwa-peristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama dari kehidupan. 4. Alam sadar adalah bagian kesadaran yang memiliki fungsi mengingat, menyadari dan merasakan sesuatu secara sadar. Alam sadar ini memiliki ruang yang terbatas dan saat individu menyadari berbagai rangsangan yang ada di sekitar kita. 5. Alam prasadar yaitu bagian dasar yang menyimpan ide, ingatan dan perasaan yang berfungsi mengantarkan ide, ingatan dan perasaan tersebut ke alam sadar jika kita berusaha mengingatnya kembali. 6. Alam bawah sadar adalah bagian dari dunia kesadaran yang terbesar dan sebagian besar yang terpenting dari struktur psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hidupnya yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan didalamnya. 7. Ketidakmampuan menaruh kepercayaan pada diri sendiri dan pada orang lain.



6



8. Ketidakmampuan mengakui dan mengungkapkan perasaan-perasaan benci dan marah, penyangkalan terhadap kekuatan sendiri sebagai pribadi, dan kekurangan perasaanperasaan otonom. 9. Ketidakmampuan menerima sepenuhnya seksualitas dan perasaan seksual diri sendiri.



4. Tujuan Konseling Tujuan utama psikoanalisa adalah untuk mengurangi symptom psikopathologi dengan memunculkan pikiran dan perasaan-perasaan yang tertekan atau direpresi ke dalam alam kedasarannya. Untuk itu, dalam prosesnya rintangan-rintangan harus dapat diatasi, walaupun memerlukan waktu yang cukup lama, sulit, dan mungkin menyakitkan. Sedangkan agar berhasil, penting untuk melibatkan emosi sebagai bagian dari proses konseling serta menjadikan pemahamannya sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran dirinya dengan mengkoreksi terhadap pengalaman-pengalaman emosionalnya. Sumber konflik adalah materi-materi yang tertekan pada alam ketidaksadaran, terutama yang terjadi pada awal kehidupannya. Untuk itu, konselor harus dapat membantu dan memotivasi klien agar mampu menghayati dan mengekspresikan pengalaman-pangalaman masa lampaunya secara terbuka, untuk selanjutnya ditata, didiskusikan, dianalisa, dan ditafsirkan dengan tujuan utama untuk merekontruksikan kepribadiannya. Dengan demikian, anak berkebutuhan khusus sebagai klien dapat secara sadar mampu membuat pilihan-pilihan dan memperoleh kebebasan yang lebih besar dalam menyatakan perasaan maupun dalam bertindak sebagai wujud pemahaman baru terhadap kepribadiannya.



5. Teknik-Teknik Konseling a. Asosiasi Bebas Asosiasi bertujuan untuk meninggalkan cara berpikir yang biasa menyensor pikiran. b. Analisis Mimpi 7



Mengungkapkan tentang berbagai kejadian dalam mimpinya dan konselor berusaha untuk menganalisisnya. c. Analisis Kepribadian (Case Historis) Diniamika penyembuhan gangguan kepribadian dilakukan dengan melihat dinamika dari dorongan libido terhadap ego dan bagaimana superego menahan dorongan tersebut. d. Hipnotis Hipnotis bertujuan untuk mengeksplorasi dan memahami faktor ketidaksadaran (unconsciousness) yang menjadi penyebab masalah. e. Analisis Resistensi (Analysis of Resistance) Resistensi berati penolakan, analisis resistensi ditujukan untuk menyadarkan klien terhadap alasan-alasan terjadinya penolakannya (resistensi). Konselor meminta perhatian klien untuk menafsirkan resistensi f. Analisis Transferensi (Analysis of Transference) Transferensi adalah mengalihkan, bisa berupa perasaan dan harapan masa lalu. Dalam hal ini, klien diupayakan untuk menghidupkan kembali pengalaman dan konflik masa lalu terkait dengan cinta, seksualitas, kebencian, kecemasan yang oleh klien dibawa ke masa sekarang dan dilemparkan ke konselor. Biasanya klien bisa membenci atau mencintai konselor. Konselor menggunakan sifat-sifat netral, objektif, anonim, dan pasif agar bisa terungkap tranferensi tersebut.



g. Interpretasi (Interpretation) Mengungkap apa yang terkandung di balik apa yang dikatakan klien, baik dalam asosiasi bebas, mimpi, resistensi, dan transferensi klien. Konselor menetapkan, menjelaskan dan bahkan mengajar klien tentang makna perilaku yang termanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resitensi dan transferensi.



8



6. Kelebihan dan Kekurangan 1.



Kelebihan 



Konselor bisa mengetahui masalah pada diri konseli, karena prosesnya dimulai dari



 



mencari tahu pengalaman masa lalu konseli. Mampu membantu konseli mengetahui masalah yang selama ini tidak disadarinya. Menolong konseli mendapatkan pengertian yang terus menerus pada mekanisme







penyesuaian diri mereka sendiri. Membentuk kembali kepribadian konseli dengan jalan mengabaikan hal yang tidak disadari menjadi sadar kembali dengan menitik beratkan pada pemahaman dan pengenalan pengalaman masa anak, untuk ditata, didiskusikan, dianalisis, dan ditafsirkan







sehingga kepribadian konseli bisa direkonstruksi kembali. Meningkatkan kesadaran dan kontrol ego terhadap impuls-impuls dan berbagai bentuk dorongan naluriah yang tidak rasional.



2.



Kelemahan     



Waktu yang dibutuhkan dalam terapi terlalu panjang. Diperlukan konselor yang benar-benar terlatih untuk melakukan teknik psikoanalisis. Pandangan yang terlalu diterministik di nilai terlalu merendahkan martabat manusia. Terlalu menekankan pada libido, padahal tidak semua hal dapat dijelaskan dengan libido Pengalaman masa kecil sangat menentukan atau berpengaruh terhadap kepribadian masa dewasa.



7. Contoh Penerapan Psikoanalisis memiliki tiga penerapan :   



suatu metoda penelitian dari pikiran. suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia. suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.



Dalam cakupan yang luas dari psikoanalisis ada setidaknya 20 orientasi teoretis yang mendasari teori tentang pemahaman aktivitas mental manusia dan perkembangan manusia.



9



Berbagai pendekatan dalam perlakuan yang disebut "psikoanalitis" berbeda-beda sebagaimana berbagai teori yang juga beragam. Psikoanalisis Freudian, baik teori maupun terapi berdasarkan ide-ide Freud telah menjadi basis bagi terapi-terapi moderen dan menjadi salah satu aliran terbesar dalam psikologi. Sebagai tambahan, istilah psikoanalisis juga merujuk pada metoda penelitian terhadap perkembangan anak.



8. Asumsi Tingkah Laku Bermasalah Tingkah laku bermasalah disebabkan oleh kekacuan dalam berfungsinya individu yang bersumber pada :  Dinamika yang efektif antara id, ego dan super ego  Proses belajar yang tidak benar pada masa kanan-kanak 9. Deskripsi Proses Konseling - Proses konseling difokuskan pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalama -



masa kanak-kanak Pengalaman masa lampau ditata, dianalisis dan ditafsirkan dengan untuk



-



merekontruksi kepribadian Menekankan dimensi afektif dalam membuat pemahaman ketidaksadaran Pemahaman intelektual penting, tetapi yang lebih penting mengasosiasikan antara



-



perasaan dan ingatan dengan pemahaman diri. Dalam konseling psikoanalisis terdapat dua bagian hubungan konselor dengan klien, yaitu aliansi dan transferensi. . Aliansi : Sikap klien kepada konselor yang relative rasional, realistik dan tidak neurosis .



. .



(merupakan prakondisi untuk terwujudnya keberhasilan konseling). Transferensi : Pengalihan segenap pengalaman klien di masa lalunya terhadap orang-orang yang menguasainya yang ditunjukan kepada konselor Merupakan bagian dari hubungan yang sangat penting untuk dianalisis Membantu klien untuk mencapai pemahaman tentang bagaimana dirinya telah salah dalam menerima, menginterprestasikan, dan merespon pengalamannya pada



-



saat ini dalam kaitannya dengan masa lalunya. Peran utama konselor dalam konseling ini adalah membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, ketulusan hati dan hubungan pribadi yang lebih efektif dalam menghadapi kecemasan melalui cara-cara yang realistis. 10



-



Konselor membangun hubungan kerja sama dengan klien dan kemudian melakukan



-



serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan. Konselor memberikan perhatian kepadar esistensi klien Fungsinya adalah mempercepat proses penyadaran hal-hal yang tersimpan dalam ketidak sadaran.



10. Peranan Konselor Dalam mengimplementasikan teori psikoanalisis, fungsi utama konselor adalah memberikan kemudahan kepada klien untuk memantulkan perasaan-perasaannya yang tertekan serta menafsirkan dan menganalisanya. Terutama terhadap bentuk-bentuk resistensi yang dihadapinya, yaitu suatu keadaan dimana anak berusaha untuk melindungi, menolak, mengingkari, atau mempertahankan diri dari suatu perasaan, trauma, atau interprestasi yang tidak mengenakkan dari konselor. Agar fungsi tersebut dapat berlajan baik, penting bagi konselor untuk sejak awal mendorong klien agar dapat menyatakan dirinya secara bebas, sehingga secara berangsur-angsur klien dapat menemukan faktor-faktor penentu yang tidak disadari dari perilakunya pada masa kini. Disamping itu konselor hendaknya bersikap anonym (tidak dikenal) serta berupaya untuk sedikit menunjukkan perasaan dan pengalamannya.



11



BAB III Penutup A. Simpulan - Sifat manusia pada dasarnya pesimistik, deterministik, mekanistik, dan reduksionistik. Dalam teori psikoanalisis, kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang terdiri



• • •



dari tiga unsur atau sistem yakni: Id Ego Superego



B. Saran Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari masih terdapat kelemahankelemahan. Untuk itu, saya sangat mengharapkan saran dan masukan dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini dikemudian hari. Atas saran dan masukannya, saya selaku penulis makalah mengucapkan terimakasih.



12



DAFTAR PUSTAKA LN Syamsu & Nurihsan A. 2008. Teori Kepribadian. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Surya Muhammad. 2003. Teori-Teori Konseling. Bandung. Pustaka Bani Quraisy https://id.wikipedia.org/wiki/Psikoanalisis http://www.slideshare.net/langgengprayogo/pendekatan-psikoanalisa-49837489 http://akhmad-sugianto.blogspot.co.id/2013/09/teori-konseling-psikoanalisis.html http://080222.blogspot.co.id/2013/05/makalah-pendekatan-psikoanalisa.html https://khuldy.wordpress.com/psikoanalisis/



13