Makalah Pendidikan Anak Prasekolah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDIDIKAN ANAK PRASEKOLAH Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dosen Mata Kuliah Drs. Muklis,M.Si



Disusun Oleh Kelompok 6 : 1. Soraya Hasyim Hasibuan



: 20030030



2. Sopia Wulandari



: 20030044



3. Halimatussa'diah



: 20030010



JURUSAN PIAUD II A SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MANDAILING NATAL (STAIN MADINA) TAHUN 2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul PENDIDIKAN ANAK PRASEKOLAHtepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Metodologi Studi Islamini. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen, selaku dosen pada mata kuliah ini yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang Penulis tekuni. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari, makalah yang Penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan Penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Panyabungan, Penulis Kelompok 6



i



Juni 2021



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.......................................................................................



i



DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii BAB I



BAB II



PENDAHULUAN ............................................................................



1



A. Latar Belakang...............................................................................



1



B. Rumusan Masalah..........................................................................



2



C. Tujuan............................................................................................



2



PEMBAHASAN ...............................................................................



2



A. Pengertian Pendidikan Prasekolah................................................



3



B. Tujuan Pendidikan Prasekolah.....................................................



4



C. Program Pendidikan Prasekolah...................................................



5



D. Ruang Lingkup Pendidikan Prasekolah........................................



5



E. Peranan Guru dan orangtua dalam Pendidikan prasekolah..........



7



F. Manfaat Pendidikan Prasekolah...................................................



9



BAB III PENUTUP ........................................................................................ 10 A. Kesimpulan ................................................................................... 10 B. Saran ............................................................................................. 10 DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Republik Indonesia mulai sangat peduli akan arti masa prasekolah (3-6 tahun) yang merupakan pengalaman awal yang akan memberikan kualitas bangsa di masa yang akan datang. Seperti diketahui, dalam masyarakat Indonesia telah berkembang berbagai pelayanan pendidikan prasekolah baik yang diselenggarakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak), Departemen Sosial (Tempat Penitipan Anak), Kantor Menteri Negara Urusan Peranan Wanita dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana (bina Keluarga Balita). Sebagai perwujudan dari usaha-usaha pemerintah dalam bidang sekolah, oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan telah dilakukan penyusunan dan revisi kurikulum Taman Kanak-Kanak yang melibatkan ahli di bidang pendidikan, psikolog, guru, pengelola, serta penyelenggara pendidikan formal maupun dari luar sekolah khususnya yang berhubungan dengan prasekolah. Perlunya keselarasan pendidikan di lembaga PAUD dan dirumah. Orang tua yang mendidik anak dirumah, dan pendidik melakukan tugasnya mendidik anak dilembaga pendidikan agar proses pendidikan yang dilakukan di lembaga pendidikan sejalan dengan pendidikan yang ada dirumah, maka perlu adanya kerjasama antara orang tua dengan lembaga pendidikan. Oleh karena itu, mereka harus berada pada satu rel agar dapat seiring sejalan dan seirama dalam memperlakukan anak sehari-hari sesuai kesepakatan bersama. Serta dengan mengetahui tentang pengaruh tidak terpenuhinya kebutuhan anak usia dini dan kekuatan yang dimiliki guru dan orang tua dalam kolaborasi. Agar anak dapat mengembangkan potensinya secara optimal yang dibantu atau di stimulus oleh guru dan orang tuanya.



1



B. Rumusan Masalah 1. Pengertian Pendidikan Prasekolah ? 2. Tujuan Pendidikan Prasekolah ? 3. Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan Anak prasekolah ? 4. Program Pendidikan Prasekolah ? 5. Ruang Lingkup Pendidikan Prasekolah ? 6. Karakteristik Fase Perkembangan pada Prasekolah ? 7. Kelebihan dan kekurangan Metode Pembelajaran Prasekolah ? 8. Peranan Guru dan orangtua dalam Pendidikan prasekolah ? 9. Manfaat Pendidikan Prasekolah ? C. Tujuan Masalah 1. Menjelaskan Pengertian Pendidikan Prasekolah 2. Mengetahui Tujuan Pendidikan Prasekolah 3. Menyebutkan Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan Anak prasekolah 4. Menjelaskan Program Pendidikan Prasekolah 5. Mengetahui Ruang Lingkup Pendidikan Prasekolah 6. Mengetahui Karakteristik Fase Perkembangan pada Prasekolah 7. Menjelaskan Kelebihan dan kekurangan Metode Pembelajaran Prasekolah 8. Menjelaskan Peranan Guru dan orangtua dalam Pendidikan prasekolah 9. Mengetahui Manfaat Pendidikan Prasekolah



2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pendidikan Prasekolah Pendidikan prasekolah merupakan dasar bagi perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, daya cipta dan penyesuaiannya dengan lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, perlu diusahakan agar pendidikan ini dapat dinikmati oleh segenap lapisan masyarakat. Bantuan dari semua pihak sangat diperlukan, terutama dari media massa, seperti radio, televisi, surat kabar, majalah, dan bukubuku bagi anak balita.1 Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar dilingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah. Pendidikan prasekolah antara lain meliputi pendidikan Taman Kanak-kanak, terdapat di jalur sekolah, dan Kelompok Bermain, serta Penitipan Anak di jalur luar sekolah. Taman Kanakkanak diperuntukan anak usia 5 dan 6 tahun untuk satu atau dua tahun pendidikan, sementara kelompok bermain atau penitipan anak diperuntukan anak paling sedikit berusia tiga tahun Pendidikan prasekolah pada tahun 1990-an tidak banyak berbeda dari pendidikan prasekolah pada tahun 60-an bahkan sebelumnya, yaitu selalu menarik perhatian orang tua, masyarakat maupun pemerintahsebagai pengambil keputusan, Mereka menyadari bahwa kualitas masa awal anak (early childhood) termasuk masa prasekolah merupakan cermin kualitas bangsa di masa yang akan datang. Khususnya para orang tua makin lama makin menyadari betapa pentingnya hubungan orang tua-anak yang kelak akan mewarnai hubungan anak dengan lingkungannya, teman sebaya, guru maupun atasannya.



Anggini Sudono. 1991. Pedoman Pendidikan Prasekolah (Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia), hlm. 19. 1



3



Seringkali apa yang dimaksudkan dengan pendidikan prasekolah sangat simpang siur. Masing-masing orang mempunyai pengertian yang tidak sama sehingga akan mengaburkan arah pembicaraanya. Batasan yang dipergunakan oleh The National Association for The Education of Young Children (NAEYC), dan para ahli pada umumnya sebagai berikut :2 -



Yang dimaksudkan dengan “Early Chilhood” (anak masa awal) adalah anak sejak lahir sampai dengan usia delapan tahun. Hal tersebut merupakan pengertian yang baku yang dipergunakan oleh NAEYC. Batasan ini seringkali dipergunakan untuk merujuk anak yang belum mencapai usia sekolah dan masyarakat menggunakannya bagi berbagai tipe prasekolah (preschool).



-



Early Chilhood Setting (tatanan anak masa awal) menunjukkan pelayanan untuk anak sejak lahir sampai dengan delapan tahun di suatu pusat penyelenggaraan, rumah, atau institusi, seperti Kinder-garten, Sekolah Dasar dan program rekreasi yang menggunakan sebagian waktu atau penuh waktu. Istilah lain yang sering digunakan untuk diskusi tentang pendidikan anak



usia dini adalah “nursey school” atau “preschool” (prasekolah). Nursey school adalah program untuk pendidikan anak usia dua, tiga, dan empat tahun. Anak pra-sekolah adalah mereka yang berusia 3-6 tahun menurut Biechler dan Snowman. Sedangkan di Indonesia, umumnya mereka mengikuti program Tempat Penitipan Anak (3 bulan-5 tahun) dan Kelompok Bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada usia 4-6 tahun biasanya mengikuti program taman kanak-kanak. Dari teori Piaget, ia membicarakan perkembangan kognitif, maka perkembangan kognitif anak masa pra sekolah berada pada tahap pra-operasional (2-7 tahun). B. Tujuan Pendidikan Prasekolah a) Membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Pasal 1.14 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003)



2



Soemiarti Patmonodewo. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah (Jakarta : Rineka Cipta), hlm. 22



4



b) Mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik (Penjelasan Pasal 28 ayat 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003); c) Membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya (Pasal 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1990). C. Program Pendidikan Prasekolah Pencapaian kompetensi yang diharapkan dari tamatan TK/RA difokuskan pada peletakan dasar-dasar pengembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya.3 Adapun pelaksanaannya diintegrasikan dalam 3 bidang pengembangan, yaitu : 1)



Pengembangan moral dan nilai-nilai agama yang meliputi agama, kewarganegaraan dan budi pekerti



2)



pengembangan social dan emosi meliputi ilmu social dan kematangan emosi



3)



Pengembangan kemapuan dasar meliputi perkembangan bahasa, kognitif dan fisik



4)



Tiga bidang pengembangan tersebut, bila dikaitkan dengan program nilai kecakapan hidup.



D. Ruang Lingkup Pendidikan Prasekolah Ruang lingkup kurikulum meliputi aspek perkembangan : 1. Moral dan Nilai-nilai Agama 2. Sosial, Emosional dan Kemandirian 3. Kemampuan Berbahasa 4. Kognitif 3



Soemiarti Patmonodewo. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah (Jakarta : Rineka Cipta), hlm. 7



5



5. Fisik / Motorik 6. Seni Untuk menyederhanakan lingkup kurikulum dan menghindari tumpang tindih, erta untuk memudahkan guru menyusun program pembelajaran yang sesuai dengan pengalaman, maka aspek-aspek perkembangan tersebut dipadukan dalam bidang pengembangan yang utuh mencakup : 1. Bidang Pengembangan Pembentukan Perilaku Melalui Pembiasaan Pembentukan perilaku melalui pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga menjadi kebiasaan yang baik. Bidang pengembangan pembentukan perilaku melalui pembiasaan meliputi pengembangan moral dan nilai-nilai agama serta pengembangan sosial, emosional dan kemandirian. Ari program pengembangan moral dan nilai-nilai agama diharapkan akan meningkatkan ketaqwaan anak terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan membina sikap anak dalam rangka meletakkan dasar agar anak menjadi warga negara yang baik. Program pengembangan sosial dan kemandirian dimaksudkan untuk membina anak agar dapat mengenali emosinya secara wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun dengan orang dewasa dengan baik serta dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup.4 2. Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar. Pengembangan



kemampuan



dasar



merupakan



kegiatan



yang



dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreatifitas sesuai dengan tahap perkembangan anak. Pengembangan kemampuan dasar tersebut meliputi : a. Kemampuan Berbahasa Pengembangan ini bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat anak untuk dapat berbahasa Indonesia. Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. (Jakarta: PT Indeks), hlm.10 4



6



b. Kognitif Pengembangan ini bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir anak untuk



dapat mengolah



perolehan



belajarnya,



dapat



menemukan



bermacammacam alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika matematiknya dan pengetahuan akan ruang & waktu serta mempunyai kemampuan untuk memilah-milah, mengelompokkan serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir secara teliti. c. Fisik / Motorik Pengembangan ini bertujuan untuk memperkenalkan da melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat danterampil. d. Seni Pengembangan ini bertujuan agar anak dapat dan mampu menciptakan sesuatu berdasarkan hasil imajinasinya, mengembangkan kepekaan dan dapat menghargai karya yang kreatif. E. Peranan Guru dan orangtua dalam Pendidikan prasekolah 1) Peran Guru  Guru berperan sebagai pengajar Dalam hal ini guru harus mengajar sesuai dengan kurikulum tanpa melihat minat anak. Semua anak dianggap botol kosong yang harus diisi oleh berbagai informasi tanpa melihat perbedaan bahkan meski anak tidak berminat pun guru harus tetap menyampaikan apa yang sudah dugariskan dalam kurikulum tersebut.5  Guru berperan membelajarkan anak Pada pendekatan ini guru berpegang pada panduan kemampuan yang akan dicapai anak dengan cara memahami minat, perasaan dan pengalaman anak. Guru hanya 5



Masitoh dkk. 2005. Strategi Pembelajaran TK. (Jakarta : Rineka Cipta), hlm. 31



7



berperan sebagai fasilitator dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan pengalaman, perasaannya melalui berbagai interaksi kepada guru maupun teman sebaya. Dalam hal ini anak dapat dengan leluasa mengekspresikan apa saja yanga ada dalam pikirannya Pendekatan semacam ini merupakan pendekatan yang efektif dan terbaik karena anak dapat berkembang secara utuh (Tini Sumartini, 2005 :47) 2) Peran Orangtua Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini Orang tua sebagai guru alamiah akan mampu melihat dan mengerti serta menanggapi kemauan anak. Melalui berbagai komunikasi serta interaksi dengan orang tua akan terbentuk sikap, kebiasaan dan kepribadian seorang anak, selain itu ada pula faktor lingkungan yang secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan anak, seperti halnya dengan kebudayan. Kebudayaan (culture) secara tidak langsung ikut mewarnai situasi, kondisi ataupun corak interaksi di mana anak itu berada. Selain faktor-faktor di atas, faktor agama juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi dan kebiasaan anak. Salah satunya adalah anak mulai tahu tentang kebersihan, yakni dengan melakukan buang air di tempat yang biasa dilakukan oleh orang tuanya. Pendidikan anak usia dini, suatu pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalm memasuki pendidikan lebih lanjut. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang kedua setelah pendidikan keluarga. Maka dari itu sekolah mempunyai peranan penting untuk meneruskan dasar-dasar pendidikan keluarga.6



Anggini Sudono. 1991 Pedoman Pendidikan Prasekolah (Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia), hlm. 23 6



8



F. Manfaat Pendidikan Prasekolah 1) Membantu pembentukan struktur otak anak Anda tentunya pernah mendengar bahwa saat berumur 5 tahun pertumbuhan otak mencapai 90 persen. Sehingga besar sekali pengaruhnya untuk masa depannya jika pendidikan yang diberikan salah. Nah, untuk itu memberikan pendidikan pra-sekolah pada anak sangatlah penting. Mengapa? Karena bisa membantu struktur otak anak untuk masa depannya. 2) Memiliki pencapaian akademis lebih baik Usia pra-sekolah pada anak rasa ingin tahunya tinggi, sehingga anak berusaha untuk mencari jawaban dari yang rasa penasarannya. Dengan anda memberikan si kecil ini pendidikan pra-sekolah maka rasa ingin tahunya akan terpenuhi. Sehingga akan membuahkan hasil yang positif bagi akademisnya. Pernyataan ini sudah dikuatkan oleh beberapa peneliti sehingga tidak bisa diragukan lagi. Bahwasannya pendidikan pra-sekolah memberikan efek positif, buktinya sebagian besar anak-anak yang mendapat pendidikan diusia dini jarang mengulang pelajaran. 3) Sebagai tambahan aktivitas harian anak yang lebih berstruktur Saat si kecil bermail di rumah, tentunya mainan yang bisa dimainkan hanya itu-itu saja, seperti bonek, robot dan mobil. Berbeda saat si kecil berada di sekolah ia akan mendapat permainan yang berbeda. Dunia pendidikan pra-sekolah olahraga juga disertakan untuk aktivitas anak. Adapun olahraga dipendidikan pra-sekolah yang sering diterapkan, yaitu olahraga ringan seperti berayun, keseimbangan dan lari.



9



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pergi ke prasekolah merupakan langkah penting, memperluas lingkungan fisik, kognitif, dan sosial anak. Saat ini, dengan jumlah belum yang pernah ada sebelumnya, anak usia 4 tahun bahkan yang berusia 3 tahun telah didaftarkan ke pendidikan masa kanak-kanak awal. Transisi ke taman kanak-kanak, dan awal “sekolah yang sebenarnya” merupakan langkah penting lainnya. Di sebagian negara, prasekolah diharapkan memberikan persiapan akademis untuk bersekolah. Sebagai bagian dari perdebatan seputar cara meningkatkan pendidikan, tumbuh tekanan untuk menawarkan instruksi dengan basis keterampilan akademis. Diperkirakan dua pertiga anak di daerah urban kumuh memasuki sekolah dengan persiapan belajar yang buruk (Zigler, 1998). Sejak tahun 1960-an, program berskala besar telah dikembangkan untuk membantu anak-anak semacam itu untuk mengganti apa yang terlewatkan oleh mereka dan untuk mempersiapkan mereka bersekolah. Anak-anak menghabiskan lebih sedikit waktu untuk aktivitas yang mereka pilih sendiri dan lebih banyak untuk mengerjakan lembar tugas dan persiapan untuk membaca. Banyak taman kanak-kanak saat ini menghabiskan waktu sehari penuh dibanding taman kanak-kanak tradisional yang setengah hari. Dan seiring dengan semakin memuncaknya tekanan akademis dan emosional, banyak orang tua yang menahan anaknya setahun lebih lama sehingga anak-anak tersebut saat ini mulai masuk taman kanak-kanak pada saat berusia 6 tahun. B. Saran Bertolak dari kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut, yaitu orang tua sangat berperan penting dalam tumbuh kembang anakanaknya. Apabila perkembangan yang terjadi pada anak terhambat atau tidak sesuai dengan seharusnya, maka anak tersebut akan mengalami masalah pada perkembangannya kedepan. Oleh karena itu, peran orang tua sangat amat penting.



10



DAFTAR PUSTAKA Anggini



Sudono, Pedoman



Pendidikan



Prasekolah,



Jakarta:Gramedia



Widiasarana Indonesia, 1991. Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta : Rineka Cipta, 2003. Patmonodewo, Soemiarti. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : Rineka Cipta,2003. Sujiono, Yuliani Nurani. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. (Jakarta: PT Indeks, 2009. Masitoh dkk. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: 2005. Sudono, Anggini. Pedoman Pendidikan Prasekolah. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia, 1991.