Makalah Pengaruh Kebudayaan Hindu Budha Di Indonesia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas Makalah



SEJARAH KEBUDAYAAN “PENGARUH AGAMA HINDU-BUDHA DALAM KEBUDAYAAN INDONESIA”



Disusun Oleh: Dirmanto (17-211-001) Kasman (17-211-030) Gufran (17-211-009)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FKUALTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAUBAU 2019



KATA PENGANTAR



Rasa Puji dan syukur senantiasa kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih dan hikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PENGARUH AGAMA HINDU-BUDHA DALAM KEBUDAYAAN INDONESIA” sebagai salah satu persyararat dalam mata kuliah Sejarah kebudayaan. Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Hasbullah, S.Pd.,M.Pd , selaku dosen dalam mata kuliah sejarah kebudayaan yang telah mendidik dan membimbing kami dalam penyusunan makalah ini, begitu juga kepada teman-teman yang telah mendukung dalam proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini



tidak sempurna seperti yang



diharapkan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari bapak Hasbullah, S.Pd.,M.Pd



dan para teman-teman sekalian untuk



penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata, kiranya makalah ini dapat bermanfaat baik bagi kalangan internal kampus maupun luar kampus serta teman-teman sekalian, dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dalam proses penyusunan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, semoga Allah swt memberkati, Amin.



ii



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR ......................................................................................



ii



DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...............................................................................



1



B. Rumusan Masalah .........................................................................



2



C. Tujuan Penulisan ...........................................................................



3



BAB II PEMBAHASAN A. Teori-Teori Masuknya Agama Hindu-Budha di Indonesia ...........



4



B. Pengaruh Hindu-Buddha dalam Bidang Seni Bangunan dan Budaya ...........................................................



6



C. Pengaruh Hindu-Buddha Terhadap Seni Rupa .............................



8



D. Pengaruh Hindu-Buddha dalam Bidang Seni Sastra ....................



9



E. Pengaruh Hindu-Buddha Terhadap Sistem Pemerintahan ............ 10 F. Pengaruh Hindu-Buddha Terhadap Sistem Kepercayaan ............ 10 G. Pengaruh Hindu-Budha dalam Bidang Perdagangan dan Transportasi .................................................................................... 11 H. Pengaruh Hindu Budha Terhadap Sistem Penguasaan Tanah ....... 12 I. Pengaruh Hindu Budha Terhadap Bidang Sistem Pajak ................ 12 J. Pengaruh Hindu-Budha Terhadap Bidang Pendidikan .................. 13 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 15 B. Saran .............................................................................................. 15 DAFTAR PUSTAKA



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia pada masa lampau telah banyak mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat nusantara. Kendati demikian, kisah tentang bagaimana proses masuknya agama dan kebudayaan ini di masa lampau masih menjadi misteri. Dugaan-dugaan yang diutarakan para ahli tentang teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia berdasarkan bukti-bukti yang ditemukannya masingmasing juga ada banyak sekali. Van leur menegaskan pada abad-abad permulaan terjadilah hubungan perdagangan antara orang-orang Hindu-Budha dari India dengan orang-orang Indonesia. Untuk menjadi pedagang pada masa itu sukar sekali, karena banyak rintangannya, misalnya; bajak laut dan banyak lagi resiko lainnya. Oleh karena itulah hanya Ketua Adat yang dapat menjadi pedagang, karena dialah yang bermodal besar. Kalau waktu itu orang berdagang, maka pedagang itu mempunyai sifat-sifat diplomatik. Ia mencari hubungan diplomatik dengan luar negeri. Hubungan itu penting sekali artinya bagi kelancaran perdagangan Orang India memperkenalkan kebudayaan, bahasa, tulisan, dan agama mereka kepada nenek moyang kita. Setelah itu mulailah bermunculan pendatang yang antara lain bermaksud menetap. Mereka mulai memperkenalkan system pemerintahan yang sesuai dengan agama mereka. Maka berdirilah kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia



1



B. Rumusan Masalah Berdarsarkan latar belakang diperoleh rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana teori-teori masuknya Agama Hindu-Budha di Indonesia? 2. Bagaiman pengaruh Hindu-Buddha dalam bidang seni bangunan dan budaya? 3. Bagaimana pengaruh Hindu-Buddha terhadap seni rupa? 4. Bagaimana pengaruh Hindu-Buddha dalam bidang seni sastra? 5. Bagaimana pengaruh Hindu-Buddha terhadap sistem pemerintahan? 6. Bagaimana pengaruh Hindu-Buddha terhadap sistem kepercayaan? 7. Bagaimana pengaruh Hindu-Budha dalam bidang perdagangan dan transportasi? 8. Bagaimana pengaruh Hindu Budha terhadap sistem penguasaan tanah? 9. Bagaimana pengaruh Hindu Budha dalam bidang sistem pajak? 10. Bagaimana pengaruh Hindu-Budha terhadap bidang pendidikan?



2



C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui teori-teori masuknya Agama Hindu-Budha di Indonesia. 2. Untuk mengetahui pengaruh Hindu-Buddha dalam bidang seni bangunan dan budaya. 3. Untuk mengetahui pengaruh Hindu-Buddha terhadap seni rupa. 4. Untuk mengetahui pengaruh Hindu-Buddha dalam bidang seni sastra. 5. Untuk



mengetahui



pengaruh



Hindu-Buddha



terhadap



sistem



pemerintahan. 6. Untuk mengetahui pengaruh Hindu-Buddha terhadap sistem kepercayaan. 7. Untuk mengetahui pengaruh Hindu-Budha dalam bidang perdagangan dan transportasi. 8. Untuk mengetahui pengaruh Hindu Budha terhadap sistem penguasaan tanah. 9. Untuk mengetahui pengaruh Hindu Budha dalam bidang sistem pajak. 10. Untuk mengetahui pengaruh Hindu-Budha terhadap bidang pendidikan. 11. Untuk memenuhi tugas dalam bidang studi IPS.



3



BAB II PEMBAHASAN



A. Teori-Teori Masuknya Agama Hindu-Budha di Indonesia Masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia pada masa lampau telah banyak mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat nusantara. Kendati demikian, kisah tentang bagaimana proses masuknya agama dan kebudayaan ini di masa lampau masih menjadi misteri. Dugaan-dugaan yang diutarakan para ahli tentang teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia berdasarkan bukti-bukti yang ditemukannya masingmasing juga ada banyak sekali. Berikut ini dugaan dan teori-teori tersebut seperti kami kutip dari buku Pengetahuan Sosial Sejarah terbitan PT Tiga Serangkai tahun 2011. Teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Teori Brahmana Teori Brahmana oleh Jc.Van Leur Teori Brahmana adalah teori yang menyatakan bahwa masuknya Hindu Budha ke Indonesia dibawa oleh para Brahmana atau golongan pemuka agama di India. Teori ini dilandaskan pada prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu Budha di Indonesia pada masa lampau yang hampir semuanya menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Saksekerta. Di India, aksara dan bahasa ini hanya dikuasai oleh golongan Brahmana. Selain itu, teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia karena peran serta golongan Brahmana juga didukung oleh kebiasaan ajaran Hindu. Seperti diketahui bahwa ajaran Hindu yang utuh dan benar hanya boleh dipahami oleh para Brahmana. Pada masa itu, hanya orang-orang golongan Brahmana-lah yang dianggap berhak menyebarkan ajaran Hindu. Para Brahmana diundang ke Nusantara oleh para kepala suku untuk menyebarkan ajarannya pada masyarakatnya yang masih memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme.



4



2. Teori Waisya Teori Waisya oleh NJ. Krom Teori Waisya menyatakan bahwa terjadinya penyebaran agama Hindu Budha di Indonesia adalah berkat peran serta golongan Waisya (pedagang) yang merupakan golongan terbesar masyarakat India yang berinteraksi dengan masyarakat nusantara. Dalam teori ini, para pedagang India dianggap telah memperkenalkan kebudayaan Hindu dan Budha pada masyarakat lokal ketika mereka melakukan aktivitas perdagangan. Karena pada saat itu pelayaran sangat bergantung pada musim angin, maka dalam beberapa waktu mereka akan menetap di kepulauan Nusantara hingga angin laut yang akan membawa mereka kembali ke India berhembus. Selama menetap, para pedagang India ini juga melakukan dakwahnya pada masyarakat lokal Indonesia. 3. Teori Ksatria Teori Ksatria oleh C.C. Berg, Mookerji, dan J.L. Moens Dalam teori Ksatria, penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada masa lalu dilakukan oleh golongan ksatria. Menurut teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia satu ini, sejarah penyebaran Hindu Budha di kepulauan nusantara tidak bisa dilepaskan dari sejarah kebudayaan India pada periode yang sama. Seperti diketahui bahwa di awal abad ke 2 Masehi, kerajaan-kerajaan di India mengalami keruntuhan karena perebutan kekuasaan. Penguasa-penguasa dari golongan ksatria di kerajaan-kerajaan yang kalah perang pada masa itu dianggap melarikan diri ke Nusantara. Di Indonesia mereka kemudian mendirikan koloni dan kerajaan-kerajaan barunya yang bercorak Hindu dan Budha. Dalam perkembangannya, mereka pun kemudian menyebarkan ajaran dan kebudayaan kedua agama tersebut pada masyarakat lokal di nusantara. 4. Teori Arus Balik Teori Arus Balik (Nasional) oleh F.D.K Bosch Teori arus balik menjelaskan bahwa penyebaran Hindu Budha di Indonesia terjadi karena peran aktif masyarakat Indonesia di masa silam. Menurut Bosch, pengenalan Hindu Budha pertama kali memang dibawa oleh orang-orang



5



India. Mereka menyebarkan ajaran ini pada segelintir orang, hingga pada akhirnya orang-orang tersebut tertarik untuk mempelajari kedua agama ini secara langsung dari negeri asalnya, India. Mereka berangkat dan menimba ilmu di sana dan sekembalinya ke Indonesia, mereka kemudian mengajarkan apa yang diperolehnya pada masyarakat Nusantara lainnya. 5. Teori Sudra Teori Sudra oleh van Faber Teori Sudra menjelaskan bahwa penyebaran agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia diawali oleh para kaum sudra atau budak yang bermigrasi ke wilayah Nusantara. Mereka menetap dan menyebarkan ajaran agama mereka pada masyarakat pribumi hingga terjadilah perkembangan yang signifikan terhadap arah kepercayaan mereka yang awalnya animisme dan dinamisme menjadi percaya pada ajaran Hindu dan Budha. Nah, demikianlah beberapa teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia beserta bukti-bukti sejarahnya. Dari kelima teori tersebut, teori Brahmana yang dikemukakan oleh Jc.Van Leur dianggap sebagai teori terkuat karena ditunjang oleh bukti-bukti yang nyata.



B. Pengaruh Hindu-Buddha dalam Bidang Seni Bangunan dan Budaya Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam bidang arsitektur atau seni bangunan dapat kita lihat dengan jelas pada candi-candi.Ada beberapa perbedaan fungsi antara candi dalam agama Hindu dan candi dalam agama Buddha. Dalama gama Hindu, candi difungsikan sebagai makam.Adapun dalam agama Buddha, candi berfungsi sebagai tempat pemujaan atau peribadatan. Meski difungsikan sebagai makam, namun tidak berarti bahwa mayat atau abu jenazah dikuburkan dalam candi. Benda yang dikuburkan atau dicandikan adalah macam-macam benda yang disebut pripih. Pripih ini dianggap sebagai lambang zat jasmaniah yang rohnya sudah bersatu dengan dewa penitisnya. Pripih ini diletakkan dalam peti batu di dasar bangunan, kemudian di atasnya dibuatkan patung dewa sebagai perwujudan sang raja.



6



Arca perwujudan raja itu umumnya adalah Syiwa ataulambang Syiwa, yaitu lingga. Pada candi Buddha, tidak terdapat pripih dan arca perwujudanraja. Abu jenazah raja ditanam di sekitar candi dalam bangunan stupa.Bangunan candi terdiri atas tiga bagian, yaitu kaki, tubuh, dan atap. 1. Kaki candi berbentuk persegi (bujur sangkar). Di tengah-tengah kaki candi inilah ditanam pripih. 2. Tubuh candi terdiri atas sebuah bilik yang berisi arca perwujudan. Dinding luar sisi bilik diberi relung (ceruk) yang berisi arca. Dinding relung sisi selatan berisi arca Guru, relung utara berisi arca Durga, dan relung belakang berisi arca Ganesha. Relung-relung untuk candi yang besar biasanya diubah. 3. Atap candi terdiri atas tiga tingkat. Bagian atasnya lebih kecil dan pada puncaknya terdapat lingga atau stupa. Bagian dalam atap (puncak bilik) ada sebuah rongga kecil yang dasarnya berupa batu segi empat dengan gambar teratai merah, melambangkan takhta dewa. Pada upacara pemujaan, jasad dari pripih dinaikkan rohnya dari rongga atau diturunkan ke dalam arca perwujudan. Hiduplah arca itu menjadi perwujudan almarhum



sebagai



dewa.



Bangunan



candi



di



Indonesia



yang



bercorak Hindu, antara lain, candi Prambanan, candi Sambisari, candi Ratu Boko, candi Gedongsongo, candi Sukuh, candi Dieng, candi Jago, candi Singasari, candi Kidal, candi Panataran, candi Surawana, dan gapura Bajang Ratu. Bangunan candi yang bercorak Buddha, antara lain, candi Borobudur, candi Mendut, candi Pawon, candi Kalasan, candi Sewu, candi Sari, dan candi Muara Takus. Beberapa peninggalan bangunan lain yang menyerupai candi sebagai berikut: a. Patirtan atau pemandian, misalnya, patirtan di Jalatunda dan Belahan (lereng Gunung Penanggungan), di candi Tikus (Trowulan), dan di Gona Gajah (Gianyar, Bali). b. Candi Padas di Gunung Kawi, Tampaksiring. Di tempat ini terdapat sepuluh candi yang dipahatkan seperti relief pada tebing-tebing di Pakerisan.



7



c. Gapura yang berbentuk candi dan memiliki pintu keluar masuk. Contoh candi semacam ini adalah candi Plumbangan, candi Bajang Ratu, dan candi Jedong. d. Jenis gapura lainnya yang berbentuk seperti candi yang dibelah dua untuk jalan keluar masuk. Contoh candi semacam ini adalah candi Bentar dan candi Wringin Lawang.



C. Pengaruh Hindu-Buddha Terhadap Seni Rupa Seni rupa Indonesia banyak dipengaruhi oleh kebudayaan HinduBuddha dari India adalah seni pahat atau ukur dan seni patung. Seni pahat atau ukir umumnya berupa hiasan-hiasan dinding yang diukir di tembok-tembok candi yang menceritakan kehidupan di gunung mahameru. Gunung mahameru merupakan gunung tempat tinggal para dewa seperti gunung olympus di Yunani yang merupakan tempat tinggal dewa Zeus dan putranya Hercules. Hiasan yang terdapat pada ambang pintu atau relung adalah kepala kala yang disebut Banaspati (raja hutan). Jika ingin melihat contohnya secara utuh maka bisa dilihat pada gunungan wayang kulit. Di Jawa Tengah selalu dirangkai dengan makara, yaitu sejenis hewan melata mirip buaya yang menghiasi bagian bawah kanan kiri pintu atau relung. Pola hiasan lainnya berupa daun-daunan yang dirangkai dengan sulursulur melingkar menjadi sulur gelung. Pola ini menghiasi bidang naik horizontal maupun vertikal. Ada juga bentuk bentuk hiasan berupa bunga teratai biru (utpala), merah (padam), dan putih (kumala). Pola-pola teratai ini tidak dibedakan berdasarkan warna, melainkan detail bentuknya yang berbeda-beda. Khususnyapada dinding candi di Jawa Tengah, terdapat hiasan pohon kalpataru (semacam beringin) yang diapit oleh dua ekor hewan atau sepasang kenari. Beberapa candi memiliki relief yang melukiskan suatu cerita. Cerita tersebut diambil dari kitab kesusastraan ataupun keagamaan. Gaya relief tiap-tiap daerah memiliki keunikan. Relief di Jawa Timur bergaya mayang dengan objek-objeknya berbentuk gepeng (dua dimensi).



8



Adapun relief di Jawa Tengah bergaya naturalis dengan lekukan-lekukan yangdalam sehingga memberi kesan tiga dimensi. Pada masa Kerajaan Majapahit, relief di JawaTimur meniru gaya Jawa Tengah dengan memberikan latar belakang pemandangan sehingga tercipta kesan tiga dimensi. Relief-relief yang penting sebagai berikut: 1. Relief candi Borobudur menceritakan Kormanib hangga, menggambarkan perbuatan manusia serta hukum-hukumnya sesuai dengan Gandawyuha (Sudhana mencari ilmu). 2. Relief candi Roro Jonggrang menceritakan kisah Ramayana dan Kresnayana. Seni patung yang berkembang umumnya berupa patung atau arca raja pada sebuah candi. Raja yang sudah meninggal dimuliakan dalam wujud arca dewa. Contoh seni patung hasil kebudayaan Hindu-Buddha kini dapat kita saksikan di candi Prambanan adalah Roro Jonggrang dan di Museum Mojokerto (Jawa Timur). Salah satu koleksi museum tersebut yang terindah adalah patung Airlangga (perwujudan Wisnu) dan patung Ken Dedes.



D. Pengaruh Hindu-Buddha dalam Bidang Seni Sastra Perkembangnya pengaruh Hindu Budha di Indonesia juga membawa kemajuan besar pada bidang sastra. Karya sastra yang mereka bawa, yakni kitab Ramayana dan Mahabarata telah memperkaya khasanah epos dalam pewayangan Indonesia. Adanya kedua kitab itu juga memacu beberapa pujangga nusantara untuk menghasilkan karyanya sendiri. Beberapa karya sastra yang muncul setelah adanya pengaruh Hindu Budha di Indonesia misalnya Kitab Arjunawiwaha karya Mpu Kanwa, Kitab Sotasoma karya Mpu Tantular, dan Kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca.



9



E. Pengaruh Hindu-Buddha Terhadap Sistem Pemerintahan Salah satu contoh nyata dari pengaruh kebudayaan agama HinduBuddha di kepulauan nusantara adalah perubahan sistem pemerintahan dalam mengelola suatau wilayah kekuasaan. Sebelum pengaruh Hindu-Buddha masuk ke kepulauan Indonesia, struktur sosial asli masyarakat Indonesia berbentuk suku-suku dengan pimpinannya ditunjuk atas prinsip primus inter pares. Setelah pengaruh Hindu-Buddha masuk, sistem pemerintahan ini berubah yang awalnya kepala suku menjadi sebuah kerajaan dengan pemimpinnya adalah Sang Raja. Kepemimpinan lalu diturunkan kepada keturunan raja yang berarti menganut sistem putra mahkota. Raja dan keluarganya kemudian membentuk kalangan yang disebut bangsawan. Contohnya adalah kerajaan Jogjakarta. Di luar negeri yang paling terkenal adalah kerajaan Inggris dengan putra mahkotanya pangeran Charles. Dalam perkembangannya selanjutnya di Kepulauan nusantara, ada dua corak kerajaan berdasarkan budaya Hindu-Buddha. Yang pertama adalah kerajaan-kerajaan bercorak Hindu, antara lain, Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Mataram Hindu atau Mataram Kuno, Kerajaan Kahuripan dengan rajanya Airlangga, Serta kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit dikenal sebagai kerajaan Hindu terbesar di nusantara. Adapun kerajaan-kerajaan bercorak Buddha, antara lain, Kerajaan Holing atau Kalingga, Kerajaan Melayu, kerajaan Sriwijaya, dan kerajaan Mataram Buddha. Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan Buddha terbesar di Indonesia yang terletak di pulau sumatra sekarang masuk wilayah palembang.



F. Pengaruh Hindu-Buddha Terhadap Sistem Kepercayaan Pada saat kebudayaan agama Hindu-Buddha masuk ke nusantara, masyarakat masih menganut sistem kepercayaan asli dari nenek moyang mereka, yaitu kepercayaan animisme dan dinamisme. Akibat adanya proses akulturasi, agama Hindu dan Buddha lalu diterima penduduk asli nusantara. Dibandingkan agama Hindu, agam Buddha lebih mudah diterima oleh masyarakat kebanyakan sehingga dapat berkembang pesat dan menyebar ke



10



berbagai wilayah di kepulauan Indonesia. Salah satu sebabnya adalah agama Buddha tidak mengenal sistem kasta. Agama Hindu-budha sendiri masuk ke wilayah Indonesia di bawa oleh para pedagang india yang mengadakan kontak perdagangan ke Nusantara muali tahun 500 masehi. Ada juga teori teori masuknya Hindu-Budha ke Indonesia selain teori Waisya. Tidak membedakan manusia menganggap Seluruh umat manusia itu sama derajatnya di hadapan Tuhan Yang Maha Esa. Menurut agama Buddha, setiap manusia dapat mencapai nirwana asalkan baik budi pekertinya dan berjasa terhadap masyarakat luas.



G. Pengaruh Hindu-Budha dalam Bidang Perdagangan dan Transportasi Kekayaan bumi Indonesia telah dikenal luas sejak dahulu. Kemenyan, kayu cendana, dan kapur barus dari nusantara telah dikenal di Cina menyaingi bahan wangi-wangian lainnya dari Asia Barat. Begitu pula berbagai jenis rempah-rempah, seperti lada dan cengkih serta hasil-hasil kerajinan dan berbagai jenis binatang khas yang unik. Awalnya, pedagang-pedagang dari India yang singgah di kepulauan Indonesia membawa barang barang tersebut ke negeri Cina seiring dengan perkembangan perdagangan internasional maka hubungan dagang antara kerajaan kerajaan di nusantara, Cina dan India pun terbentuk dan berkembang dengan pesat Dalam berbagai prasasti yang ditemukan, disebutkan bahwa pada tahun 500 Masehi, bangsa di nusantara telah mampu turut serta dalam perdagangan maritim internasional Asia. Perkembangan ini dipicu pula oleh perkembangan teknologi transportasi pelayaran. I-Tsing, musafir dan pendeta Buddha dari Cina yang mampir ke kepulauan nusantara pada abad ke-7 dalam perjalanannya ke India dengan menumpang kapal milik Sriwijaya, mengatakan bahwa pada awalnya bangsa nusantara memang telah akrab dengan dunia pelayaran, meski baru terbatas pada pulau-pulau yang berdekatan.



11



Alat transportasi yang digunakan adalah kapal cadik berukuran kecil bersamaan dengan munculnya kerajaan-kerajaan besar, seperti Sriwijaya, Singasari, dan Majapahit, mulailah dikenal teknologi pembuatan kapal-kapal yang lebih besar dan pelayaran yang dilakukan dapat menjangkau jarak yang lebih jauh. Bangsa Indonesia jadi dapat berperan lebih aktif dalam perdagangan internasional dengan berlayar sendiri ke negara-negara yang biasanya berdagang dengan Indonesia. Hal ini tergambar dalam relief candi Borobudur. Tiga jenis kapal yang digambarkan dalam relief tersebut adalah perahu lesung, kapal besar tidak bercadik, dan kapal bercadik.



H. Pengaruh Hindu Budha Terhadap Sistem Penguasaan Tanah Tanah dalam lingkungan sebuah kerajaan secara umum menjadi milik kerajaan. Namun, pengolahan atau pemanfaatan diserahkan kepada rakyat yang hidup dalam lingkup kerajaan tersebut. Hak pemanfaatan lahan ini disebut hak anggaduh, artinya rakyat hanya dipinjami tanah oleh raja. Tanah garapan itu dapat dipindahtangankan kepada rakyat lainnya dalam lingkup kerajaan yang sama dan hak anggaduh tersebut dapat digunakan secara turun temurun. Akan tetapi, jika sewaktu-waktu raja memintanya kembali, misalnya, untuk keperluan pendirian candi atau bangunan milik kerajaan atau suatu kepentingan umum lainnya, rakyat tidak dapat menolak.



I. Pengaruh Hindu Budha dalam Bidang Sistem Pajak Biaya kerajaan sepenuhnya di bebankan kepada rakyat dengan cara membayar pajak atau upeti kepada raja. Pajak ini diperhitungkan dan diambil dari hasil perdagangan, pertanian, dan pungutan pajak lainnya kepada rakyat. Pajak dipungut oleh pejabat di tingkat daerah dari desa-desa yang ada di wilayah kerajaan tersebut . Setiap habis panen, pajak tersebut wajib diserahkan pada kerajaan. Di tingkat pusat, ada petugas khusus yang bertugas mencatat luas tanah di



12



wilayah kerajaan untuk dijadikan dasar perhitungan penetapan pajak yang wajib dipungut. Rakyat diwajibkan untuk membayar pajak tepat waktu.



J. Pengaruh Hindu-Budha Terhadap Bidang Pendidikan Bidang pendidikan membawa pengaruh bagi munculnya lembagalembaga pendidikan. Meskipun lembaga pendidikan tersebut masih sangat sederhana dan mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan. Akan tetapi lembaga pendidikan yang berkembang pada masa Hindu-Buddha ini menjadi cikal bakal bagi lahirnya lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia. Bukti yang menunjukkan telah berkembangnya pendidikan pada masa kerajaankerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, antara lain adalah: 1. Dalam catatan perjalanan I-Tsing, seorang pendeta yang berasal dari Cina, menuju India, dia terlebih dahulu singgah di Sriwijaya. Ia melihat begitu pesatnya pendidikan agama Buddha, sehingga dia memutuskan untuk menetap selama beberapa bulan di Sriwijaya dan menerjemahkan salah satu kitab agama Buddha bersama pendeta Buddha yang ternama di Sriwijaya, yaitu Satyakirti. 2. Prasasti Nalanda yang dibuat pada sekitar pertengahan abad ke-9, dan ditemukan di India. Pada prasasti ini disebutkan bahwa raja Balaputradewa dari Suwarnabhumi (Sriwijaya) meminta pada raja Dewapaladewa agar memberikan sebidang tanah untuk pembangunan asrama yang digunakan sebagai tempat bagi para pelajar agama Buddha yang berasal dari Sriwijaya. 3. Catatan perjalanan I-Tsing menyebutkan bahwa pendeta Hui-Ning dari Cina pernah berangkat ke Ho-Ling (salah satu kerajaan Buddha di Jawa). Tujuannya



untuk



bekerja



sama



dengan



pendeta



Ho-Ling



yaitu



Jnanabhadra untuk menerjemahkan bagian terakhir kitab Nirwanasutra. Dari berita ini menunjukkan bahwa di Jawa pun telah dikenal pendidikan agama Buddha. 4. Pada prasasti Turun Hyang, yaitu prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Airlangga menyebutkan tentang pembuatan Sriwijaya Asrama oleh Raja



13



Airlangga. Sriwijaya Asrama merupakan suatu tempat yang dibangun sebagai pusat pendidikan dan pengajaran keagamaan. 5. Istilah surau yang digunakan oleh orang Islam untuk menunjuk lembaga pendidikan Islam tradisional di Minangkabau sebenarnya berasal dari pengaruh Hindu-Buddha. Surau merupakan tempat yang dibangun sebagai tempat beribadah orang Hindu-Buddha pada masa Raja Adityawarman. Pada masa itu, surau digunakan sebagai tempat berkumpul para pemuda untuk belajar ilmu agama. Pada masa Islam kebiasaan ini terus dilajutkan dengan mengganti fokus kajian dari Hindu-Buddha pada ajaran Islam.



14



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Pendapat mengenai proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia, yaitu teori Waisya, teori Ksatria, teori Brahmana, teori Sudra dan teori Arus Balik. Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha membawa pengaruh besar di berbagai bidang. Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha merupakan salah satu bukti adanya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Setiap kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan mutlak dan turun-temurun. Kerajaan-kerajaan itu antara lain : Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, Mataram Kuno, Kerajaan Singhasari, Kerajaan Majapahit. Masuknya kebudayaan India ke Indonesia telah membawa pengaruh terhadap perkembangan kebudayaaan di Indonesia. Namun kebudayaan asli Indonesia tidak begitu luntur. Kebudayaan yang datang dari India mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan, maka terjadilah proses akulturasi kebudayaan.



B. Saran Dalam penyusunan makalah ini tentunya kami sangat menyadari bahwasannya masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, kami menyarakan dan merekomendasikan penyusunan makalah lanjutan tentang Pengaruh Hindu-Budha di Indonesia terhadap aspek-aspek yang belum kami bahas, sehingga para pembaca mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan lebih jelas akan pengaruh Hindu-Budha di Indonesia.



15



DAFTAR PUSTAKA



http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/pengaruh-hindu-budha-di-indonesiadalam.html http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/5-teori-masuknya-hindu-budha-keindonesia.html http://lestariyunita10.blogspot.co.id/2013/09/pengaruh-kebudayaan-hindu-danbuddha-di.html http://www.donisetyawan.com/pengaruh-masuknya-hindu-budha-di-indonesia/ https://tugassma1purworejo.blogspot.co.id/2015/10/makalah-sejarah-interaksipengaruh.html http://rachmatpancaputera.blogspot.co.id/2015/11/normal-0-false-false-false-in-xnone-x.html http://reeseppcerdas.blogspot.co.id/2014/02/makalah-sejarah-perkembanganhindu_23.html