Makalah Pengaruh Objek Wisata Candi Borobudur Terhadap Pedagang Di Kawasan Candi Borobudur [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGARUH OBJEK WISATA CANDI BOROBUDUR TERHADAP PEDAGANG DI KAWASAN CANDI BOROBUDUR



Karya Tulis



Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Persyaratan dalam Mengikuti Praktik Ujian Bahasa dan Sastra Indonesia Disusun Oleh: Kelompok 11 Kelas XII.IPS 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Candra (S3) Fitri Nurliyani (S3) Hotibul Umam (S3) Nefi (S3) Rina Sri Hastuti (S7) Ruli Susilawati (S7) Yusna (S3)



SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BANTARUJEG Alamat: Jln. Siliwangi No. 119 Bantarujeg, Majalengka 45464 2019



LEMBAR PENGESAHAN



Makalah ini disahkan dan disetujuai oleh:



Pembimbing I,



Pembimbing II,



Drs. Uyu Wahyudin, MM. NIP 19610210 198803 1 008



Muhammad Ulil Albab, S.Pd NIP



Disetujui Oleh:



Kepala Sekolah,



Wali Kelas,



Drs. Ridwanullah, M.Pd.I. Pembina Tingkat I NIP 19620316 198412 1 001



Pepen Supendi, S.Pd., M.M NIP 19670514 2007001 1 001



i



LEMBAR PERSEMBAHAN



Hidup membawa kita pada dunia Hidup membawa kita kepada kesengsaraan ataupun Kebahagian Hidup mengajarkan kita untuk mencintai Hidup mengajarkan kita segalanya Hidup pun yang akan mengantarkan kita pada Keabadian setelah kematian



Karya sederhana ini kami Persembahkan kepada Hidup kami yang tersisa ini



ii



KATA PENGANTAR



Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita, yakni Habibana Wanabinaya Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, dan kita selaku umatnya, semoga dilindungi Allah SWT. Dalam karya tulis hasil observasi ke Yogyakarta ini, penulis menguraikan tentang objek-objek wisata yang ada di Yogyakarta, yang dikunjungi penulis pada waktu liburan semester ganjil. Sehingga dari hasil observasi tersebut penulis dapat menyusun karya tulis dengan judul "Pengaruh Objek wisata Candi Borobudur terhadap Pedagang di Kawasan Candi Borobudur". Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas kekurangannya dan menerima saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Dalam pembuatan karya tulis ini penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat: 1. Bapak Drs. Ridwanullah, M.Pd.I, selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Bantarujeg. 2. Bapak Drs. Uyu Wahyudin, M.M. selaku pembimbing I. 3. Bapak Muhammad Ulil Albab, S.Pd. selaku pembimbing II



iii



4. Bapak Pepen Supendi, S.Pd, M.M. selaku wali kelas XII IPS 3 5. Semua pihak yang telah memberikan masukan pada dalam pembuatan karya tulis ini. Dengan adanya karya tulis ini, penulis mengharapkan agar karya tulis ini dapat berguna dan bermanfaat ataupun bagi yang memerlukannya.



Bantarujeg, Februari 2019



Penulis,



iv



DAFTAR ISI



LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i LEMBAR PERSEMBAHAN................................................................................ii KATA PENGANTAR............................................................................................iii DAFTAR ISI...........................................................................................................v BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A. Latar Belakang..............................................................................................1 B. Rumusan Masalah.........................................................................................3 C. Tujuan...........................................................................................................4 D. Sistematika Penulisan...................................................................................4 BAB II KAJIAN TEORETIS................................................................................6 A. Candi Borobudur...........................................................................................6 1.



Pengertian Candi Borobudur.....................................................................6



2.



Arsitektur candi Borobudur.....................................................................10



3.



Tahapan Pembangunan Candi Borobudur...............................................21



B. Perekomomiam...........................................................................................22 1.



Pengertian Perekonomian........................................................................22



2.



Sistem perekonomian..............................................................................26



BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................29 A. Sejarah Berdirinya Candi Borobudur..........................................................29 B. Situasi Perekonomian Masyarakat Sekitar Candi Borobudur.....................32 C. Pengaruh Obyek Wisata Candi Borobudur.................................................33



v



BAB IV PENUTUP..............................................................................................35 A. Simpulan.....................................................................................................35 B. Saran............................................................................................................35 DAFTAR RIWAYAT HIDUP..............................................................................37 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................40



vi



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki keseragaman suku bangsa yang berbeda, sehingga dari keseragamannya banyak mempunyai nilai-nilai historis yang patut kita hargai karena memiliki daya tarik tersendiri. Banyaknya bangunanbangunan bersejarah merupakan aset yang dapat menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Contohnya saja Candi borobudur. Candi Borobudur merupakan sebuah Candi Buddha yang terletak di Borobudur Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi borobudur merupakan warisan budaya. Candi borobudur berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800 Masehi pada masa Wangsa Syailendra Menurut Drs. Soedirman dalam bukunya " Borobudur Salah Satu Keajaiban Dunia " Meskipun belum menulis hal yang pasti tentang arti nama Borobudur tapi ia menjelaskan pula dalam bukunya, Borobudur berasal dari kata " Bara" Dan " Buru" Bara berasal dari bahasa sanskerta "Vihara" Yang berarti komplek candi dan " Bahira" Adalah asrama " Budur" dalam bahasa bali "Beduhur" mengandung arti di atas. Jadi borobudur ialah asrama atau vihara dan kelompok candi yang terletak di atas tanah yang tinggi. Tujuan dibangunnya Candi Borobudur oleh Raja Smaratangga dan Syailendra yaitu antara mengenang dan sebagai tempat peradaban umat



1



2



Budha pada masa itu. Sehingga pada masa itu Candi Borobudur hanya dijadikan tempat peribadahan umat Budha bukan sebagai wisata. Manfaat dan adanya Candi Borobudur dilihat dari segi ekonomi yaitu terlihat dari meningkatnya pendapatan masyarakat sekitar yang bekerja di kawasan Borobudur bisa menambah perekonomian dan devisa negara karena banyak wisatawan asing datang. Sebagaimana yang diketahui bahwa Candi Borobudur merupakan salah satu keajaiban dunia. Jadi, tidak heran lagi banyak warga lokal maupun mancanegara yang datang ke tempat ini. Tidak salah jika wisatawan ingin mengabadikan momen tersebut dengan berfoto selfi, namun sangat disayangkan masih juga ada orang yang naik atau duduk dibangunan candi Borobudur padahal banyak papan pemberitahuan yang harus dipatuhi oleh para wisatawan. Dengan banyaknya para pedagang dikawasan candi Borobudur para pedagang pun saling berebut pengunjung untuk memperebutkan konsumen dan cara ini menyebabkan pengunjung tidak nyaman karena mereka seolah olah dipaksa untuk membeli dagangan mereka. Dan seharusnya pedagang menawarkan dagangannya lebih sopan lagi. Semakin banyaknya pedagang yang menjual aneka macam cendera mata menyebabkan persaingan mereka menjadi ketat. Dan dari persaingan tersebut maka banyak yang tidak memperoleh pelanggan atau kalah dalam bersaing, sehingga disisi lain ada pedagang yang mempunyai keuntungan yang besar dan sedikit. Dan dari persaingan tersebut muncul pedagang yang



3



sukses dan kenyataannya banyak juga pedagang yang tidak sukses karena ketatnya persaingan tersebut. Untuk menghindari permasalahan di atas pemerintah harus bisa mengontrol dan mengatur para pedagang yang semakin hari semakin banyak yang



berjualan di sekitar Candi Borodudur. Contohnya meminta pajak



kepada para pedagang dan jika tidak membayar pajak tersebut tidak boleh diijinnkan untuk berjualan di sekitar candi Borobudur. Dari pernyataan tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dengan membuat karya tulis yang berjudul "Pengaruh Obyek Wisata Candi Borobudur Terhadap Perekonomian Masyarakat Candi Borobudur".



B. Rumusan Masalah Adapaun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah yang berjudul "Pengaruh Obyek Wisata Candi Borobudur Terhadap Perekonomian Masyarakat Candi Borobudur" Sebagai berikut. 1. Bagaimana sejarah Candi borobudur ? 2. Bagaimana situasi perekonomian masyarakat sekitar Candi Borobudur ? 3. Bagaimana



pengaruh



obyek



wisata



Candi



Borobudur



perekonomian masyarakat sekitar Candi Borobudur?



terhadap



4



C. Tujuan Adapun tujuan karya tulis yang berjudul "Pengaruh Obyek Wisata Candi



Borobudur



Terhadap



Perekonomian



Masyarakat



Candi



Borobudur" sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui sejarah Candi Borobudur 2. Untuk mengetahui situasi perekonomian masyarakat sekitar Candi Borobudur 3. Untuk mengetahui Pengaruh Obyek Wisata Candi Borobudur Terhadap Perekonomian Masyarakat sekitar Candi Borobudur



D. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut. HALAMAN SAMPUL LEMBAR PERSEMBAHAN LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Rumusan masalah C. Tujuan D. Sistemantika penulisan



5



BAB II KAJIAN TEORETIS A. Candi Borobudur 1. Pengertian Candi Borobudur 2. Arsitektur Candi Borobudur 3. Tahapan Pembangunan Borobudur B. Perekonomian 1. Pengertian Perekonomian 2. Sistem Perekonomian BAB III PEMBAHASAN A. Sejarah Candi Borobudur B. Situasi Perekonomian Masyarakat Sekitar Candi Borobudur C. Pengaruh Obyek Wisata Candi Borobudur BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP



BAB II KAJIAN TEORETIS



A. Candi Borobudur 1. Pengertian Candi Borobudur Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi ini terletak kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra. Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia, sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia. Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang di atasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha. Borobudur memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia. Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca Buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).



6



7



Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. Para peziarah masuk melalui sisi timur dan memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam perjalanannya para peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding dan pagar langkan. Menurut bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke14 seiring melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam. Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa. Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran (perbaikan kembali). Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun waktu 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO, kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.



8



Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap tahun umat Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia pariwisata, Borobudur adalah objek wisata tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan. (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Borobudur[16-02-2019, 17:05]) Adapun pengertian candi Borobudur menurut para ahli yaitu sebagai berikut. a. Kitab Negara Kertagama Kitab Negara Kertagama adalah sebuah naskah pada 1365 masehi yang di karang oleh Mpu Prapanca, didalamnya dikatakan bahwa “Budur” adalah sebuah bangunan untuk agama Budha dari aliran Wajradha. b. Sir Thomas Stamford Raffles Penafsiran Borobudur pun dilakukan Raffles berdasarkan keterangan masyrakat. Budur ialah bentuk lain dari “Budo” dalam bahasa jawa berarti “Kuno”. tetapi jika dikaitkan dengan Borobudur berarti “Boro jaman Kuno” tapi itu tidak bisa di kaitkan dengan Candi Borobudur. karena terkait dengan Budha. Dengan demikian Borobudur Sang Budha yang Agung. Namun karena “Bhara” dalam bahasa jawa kuno mengandung arti Banyak, maka borobudr bisa di artikan “Budha Yang Banyak”. Tapi jika di teliti kembaki penafsiran yang di kemukakan oleh Raffles



9



tidak ada yg memuaskan sampai perubahan kata “Budha menjadi budur” karena perubhan demikian tidak dapat diterangkan dari segi ilmu bahasa, karena sukar dapat diterima. c. Poerbatjakara “Boro” berarti “Biara” berarti Borobudur ialah “Biara Budur. penafsiran yang sangat menarik dari yang lainnya karena sangat mengarah pada kebenaran dan bukti-bukti yang ada. Mulai dari penggalian yang di lakukan pada 1952 dengan menemukan fondasi batu dan genta perunggu dengan seperti itu maka memperkuat hal tersebuat adalah sisa dari sebuah biara. Dan jika di hubungkan dengan Kitab Negara Kertagama mengenai “Budur” maka kemungjinan besar penafsiran Poerbatjakara tepat meski biara disini sebagai pengganti penamaan candi padahal candi lebih penting daripada biaranya. d. De Casparis Casparis menemukan kata Borobudr dalam sebuah prasasti yang di berinama prasastu Sri Kahulunan, prasasti ini berangka 842 masehi, didalamnya ditemui kata “Bhumi Shambhara budhara” yaitu sebutan bangunan yang suci untuk pemujaan nenek moyang atau disebut kuil. Dengan seperti itu dalam prasasti itu berkaitan sangat kental tentang keagaaman dan teliti terhadap geografi terjadinya peristuwa, dan casparis menyimpulkan bahwa bhumi sambhara budhara adalah Borobudur.



10



e. Drs. Soediman Dalam sebuah bukunya “Borobudur Salah Satu Keajaiban Dunia” meskipun dirinya sudah menuliskan belum ada hal yang pasti tentang arti nama Borobudur tapi ia menjelaskan pula dalam bukunya, Borobudur berasal dari kata “Bara” dan “Budur”. Bara berasal dari bahasa sanskerta “Vihara” yang berarti komplek candi dan “Bihara” adalah asrama. “ Budur” dalam bahasa Bali “Beduhur” mengandung arti di atas. Jadi, Borobudur ialah asrama atau vihara dan kelompok candi yang terletak di atas tanah yang tinggu atau bukit. (http://iputrastory.blogspot.com/2016/07/penafsiran-para-ahli-tentangnama-candi.html=1[16-02-2019, 17:38] Bangunan candi Borobudur digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewi atau memuliakan Budha. Akan tetapi, istilah "candi" tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk tempat ibadah saja, banyak situssitus purbakala non religius dari masa Hindu-Budha Indonesia kekasih. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa candi Borobudur merupakan istilah dalam bahasa Indonesia yang merujuk kepada sebuah bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan yang berasal dari peradaban Hindu-Budha. 2. Arsitektur candi Borobudur Pada tahun 1885, secara tidak disengaja ditemukan struktur tersembunyi di kaki Borobudur. Kaki tersembunyi ini terdapat relief yang 160 diantaranya adalah berkisah tentang Karmawibhangga. Pada relief



11



panel ini terdapat ukiran aksara yang merupakan petunjuk bagi pengukir untuk membuat adegan dalam gambar relief. Kaki asli ini tertutup oleh penambahan struktur batu yang membentuk pelataran yang cukup luas, fungsi sesungguhnya masih menjadi misteri. Awalnya diduga bahwa penambahan kaki ini untuk mencegah kelongsoran monumen. Teori lain mengajukan



bahwa



penambahan



kaki



ini



disebabkan



kesalahan



perancangan kaki asli, dan tidak sesuai dengan Wastu sastra, kitab India mengenai arsitektur dan tata kota.Apapun alasan penambahan kaki ini, penambahan dan pembuatan kaki tambahan ini dilakukan dengan teliti dengan mempertimbangkan alasan keagamaan, estetik, dan teknis. a.



Kamadhatu Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai oleh kama atau "nafsu rendah". Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. Pada bagian kaki asli yang tertutup struktur tambahan ini terdapat 160 panel ceritaKarmawibhangga yang kini tersembunyi. Sebagian kecil struktur tambahan di sudut tenggara disisihkan sehingga orang masih dapat melihat beberapa relief pada bagian ini. Struktur batu andesit kaki tambahan yang menutupi kaki asli ini memiliki volume 13.000 meter kubik.



b.



Rupadhatu Empat undak teras yang membentuk lorong keliling yang pada dindingnya dihiasi galeri relief oleh para ahli dinamakan Rupadhatu.



12



Lantainya berbentuk persegi. Rupadhatu terdiri dari empat lorong dengan 1.300 gambar relief. Panjang relief seluruhnya 2,5 km dengan 1.212 panel berukir dekoratif. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas. Pada bagian Rupadhatu ini patung-patung Buddha terdapat pada ceruk atau relung dinding di atas pagar langkan atau selasar. Aslinya terdapat 432 arca Buddha di dalam relung-relung terbuka di sepanjang sisi luar di pagar langkan. Pada pagar langkan terdapat sedikit perbedaan rancangan yang melambangkan peralihan dari ranah Kamadhatu menuju ranah Rupadhatu; pagar langkan paling rendah dimahkotai ratna, sedangkan empat tingkat pagar langkan diatasnya dimahkotai stupika (stupa kecil). Bagian teras-teras bujursangkar ini kaya akan hiasan dan ukiran relief. c.



Arupadhatu Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Pada pelataran lingkaran terdapat 72 dua stupa kecil berterawang yang tersusun dalam tiga barisan yang mengelilingi satu stupa besar sebagai stupa induk. Stupa kecil berbentuk lonceng ini disusun dalam 3 teras lingkaran yang masing-masing berjumlah 32, 24, dan 16 (total 72 stupa). Dua teras terbawah stupanya lebih besar dengan lubang berbentuk belah ketupat, satu teras teratas



13



stupanya sedikit lebih kecil dan lubangnya berbentuk kotak bujur sangkar. Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patungpatung itu masih tampak samar-samar. Rancang bangun ini dengan cerdas menjelaskan konsep peralihan menuju keadaan tanpa wujud, yakni arca Buddha itu ada tetapi tak terlihat. Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud yang sempurna dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang. Di dalam stupa terbesar ini pernah ditemukan patung Buddha yang tidak sempurna atau disebut juga Buddha yang tidak rampung, yang disalahsangkakan sebagai patung 'Adibuddha', padahal melalui penelitian lebih lanjut tidak pernah ada patung di dalam stupa utama, patung yang tidak selesai itu merupakan kesalahan pemahatnya pada zaman dahulu. Monumen ini dilengkapi dengan sistem drainase yang cukup baik untuk wilayah dengan curah hujan yang tinggi. Untuk mencegah genangan dan kebanjiran, 100 pancuran dipasang disetiap sudut, masing-masing dengan rancangan yang unik berbentuk kepala raksasa makara.Sekitar 55.000 meter kubik batu andesit diangkut dari tambang batu dan tempat penatahan untuk membangun monumen ini. Batu ini dipotong dalam ukuran tertentu, diangkut menuju situs dan disatukan tanpa menggunakan semen. Struktur Borobudur tidak memakai semen sama sekali, melainkan sistem interlock (saling



14



kunci) yaitu seperti balok-balok lego yang bisa menempel tanpa perekat. Batu-batu ini disatukan dengan tonjolan dan lubang yang tepat dan muat satu sama lain, serta bentuk "ekor merpati" yang mengunci dua blok batu. Relief dibuat di lokasi setelah struktur bangunan dan dinding rampung. Borobudur amat berbeda dengan rancangan candi lainnya, candi ini tidak dibangun di atas permukaan datar, tetapi di atas bukit alami. Akan tetapi teknik pembangunannya serupa dengan candi-candi lain di Jawa. Borobudur tidak memiliki ruang-ruang pemujaan seperti candi-candi lain. Yang ada ialah lorong-lorong panjang yang merupakan jalan sempit. Lorong-lorong dibatasi dinding mengelilingi candi tingkat demi tingkat. Secara umum rancang bangun Borobudur mirip dengan piramida berundak. Di lorong-lorong inilah umat Buddha diperkirakan melakukan upacara berjalan kaki mengelilingi candi ke arah kanan. Borobudur mungkin pada awalnya berfungsi lebih sebagai sebuah stupa, daripada kuil atau candi. Stupa memang dimaksudkan sebagai bangunan suci untuk memuliakan Buddha. Terkadang stupa dibangun sebagai lambang penghormatan dan pemuliaan kepada Buddha. Sementara kuil atau candi lebih berfungsi sebagai rumah ibadah. Rancangannya yang rumit dari monumen ini menunjukkan bahwa bangunan ini memang sebuah bangunan tempat peribadatan. Bentuk bangunan tanpa ruangan dan struktur teras bertingkat-tingkat ini diduga merupakan perkembangan dari bentuk



15



punden berundak, yang merupakan bentuk arsitektur asli dari masa prasejarah Indonesia. Menurut legenda setempat arsitek perancang Borobudur bernama Gunadharma, sedikit yang diketahui tentang arsitek misterius ini. Namanya lebih berdasarkan dongeng dan legenda Jawa dan bukan berdasarkan prasasti bersejarah. Legenda Gunadharma terkait dengan cerita rakyat mengenai perbukitan Menoreh yang bentuknya menyerupai tubuh orang berbaring. Dongeng lokal ini menceritakan bahwa tubuh Gunadharma yang berbaring berubah menjadi jajaran perbukitan Menoreh, tentu saja legenda ini hanya fiksi dan dongeng belaka. Perancangan Borobudur menggunakan satuan ukur tala, yaitu panjang wajah manusia antara ujung garis rambut di dahi hingga ujung dagu, atau jarak jengkal antara ujung ibu jari dengan ujung jari kelingking ketika telapak tangan dikembangkan sepenuhnya. Tentu saja satuan ini bersifat relatif dan sedikit berbeda antar individu, akan tetapi satuan ini tetap pada monumen ini. Penelitian pada 1977 mengungkapkan rasio perbandingan 4:6:9 yang ditemukan di monumen ini. Arsitek menggunakan formula ini untuk menentukan dimensi yang tepat dari suatu fraktal geometri perulangan swa-serupa dalam rancangan Borobudur. Rasio matematis ini juga ditemukan dalam rancang bangun Candi Mendut dan Pawon di dekatnya.



16



Arkeolog yakin bahwa rasio 4:6:9 dan satuan tala memiliki fungsi dan makna penanggalan, astronomi, dan kosmologi. d.



Relief Seni pahat Borobudur memiliki kehalusan gaya dan citarasa estetik yang anggun. Relief-relief ini dibaca sesuai arah jarum jam atau disebut mapradaksina dalam bahasa Jawa Kuno yang berasal dari bahasa Sanskerta daksina yang artinya ialah timur. Relief-relief ini bermacam-macam isi ceritanya, antara lain relief-relief cerita jataka. Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai, dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya, mulainya di sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbang itu. Maka secara nyata bahwa sebelah timur adalah tangga naik yang sesungguhnya (utama) dan menuju puncak candi, artinya bahwa candi menghadap ke timur meskipun sisi-sisi lainnya serupa benar. Borobudur tak ubahnya bagaikan kitab yang merekam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa kuno. Banyak arkeolog meneliti kehidupan masa lampau di Jawa kuno dan Nusantara abad ke-8 dan ke-9 dengan mencermati dan merujuk ukiran relief Borobudur. Bentuk rumah panggung, lumbung, istana dan candi, bentuk perhiasan, busana serta persenjataan, aneka tumbuhan dan margasatwa, serta alat transportasi, dicermati oleh para peneliti. Salah satunya adalah relief terkenal yang menggambarkan Kapal Borobusur. Kapal kayu bercadik khas Nusantara ini menunjukkan kebudayaan bahari purbakala. Replika bahtera yang



17



dibuat berdasarkan relief Borobudur tersimpan di Museum Samudra Raksa yang terletak di sebelah utara Borobudur. Salah satu ukiran Karmawibhangga di dinding candi Borobudur (lantai 0 sudut tenggara). Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi dinding batur yang terselubung tersebut menggambarkan hukum karma. Karmawibhangga adalah naskah yang menggambarkan



ajaran



mengenai



karma,



yakni



sebab-akibat



perbuatan baik dan jahat. Deretan relief tersebut bukan merupakan cerita seri (serial), tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang mempunyai hubungan sebab akibat. Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, tetapi juga perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan merupakan penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir - hidup - mati yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan. Kini hanya bagian tenggara yang terbuka dan dapat dilihat oleh pengujung. Foto lengkap relief Karmawibhangga dapat disaksikan di Museum Karmawibhangga di sisi utara candi Borobudur. e. Lalitawistara Pangeran Siddhartha Gautama mencukur rambutnya dan menjadi pertapa merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief (tetapi bukan merupakan riwayat yang



18



lengkap) yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari surga Tushita, dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief ini berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan, setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura yang dimulai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura tersebut menggambarkan kesibukan, baik di sorga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon Buddha. Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang berakhir dengan wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha disebut dharma yang juga berarti "hukum", sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda. f. Jataka dan Awadana Jataka adalah berbagai cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan-perbuatan baik, seperti sikap rela berkorban dan suka menolong yang membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain manapun juga. Beberapa kisah Jataka menampilkan kisah fabel yakni kisah yang melibatkan tokoh satwa yang bersikap dan berpikir seperti manusia. Sesungguhnya, pengumpulan jasa atau perbuatan



19



baik merupakan tahapan persiapan dalam usaha menuju ketingkat keBuddha-an. Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi pelakunya bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau seratus cerita Awadana. Pada relief candi Borobudur Jataka dan Awadana, diperlakukan sama, artinya keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura yang hidup dalam abad ke-4 Masehi. g. Gandawyuha Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke-2,adalah cerita Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati oleh Sudhana. Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari. h. Arca Buddha Sebuah arca Buddha di dalam stupa berterawang. Selain wujud buddha dalam kosmologi buddhis yang terukir di dinding, di Borobudur terdapat banyak arca buddha duduk bersila dalam posisi teratai serta menampilkan mudra atau sikap tangan simbolis tertentu.



20



Patung buddha dengan tinggi 1,5 meter ini dipahat dari bahan batu andesit. Patung buddha dalam relung-relung di tingkat Rupadhatu, diatur berdasarkan barisan di sisi luar pagar langkan. Jumlahnya semakin berkurang pada sisi atasnya. Barisan pagar langkan pertama terdiri dari 104 relung, baris kedua 104 relung, baris ketiga 88 relung, baris keempat 72 relung, dan baris kelima 64 relung. Jumlah total terdapat 432 arca Buddha di tingkat Rupadhatu.Pada bagian Arupadhatu (tiga pelataran melingkar), arca Buddha diletakkan di dalam stupa-stupa berterawang (berlubang). Pada pelataran melingkar pertama terdapat 32 stupa, pelataran kedua 24 stupa, dan pelataran ketiga terdapat 16 stupa, semuanya total 72 stupa. Dari jumlah asli sebanyak 504 arca Buddha, lebih dari 300 telah rusak (kebanyakan tanpa kepala) dan 43 hilang (sejak penemuan monumen ini, kepala buddha sering dicuri sebagai barang koleksi, kebanyakan oleh museum luar negeri). Secara sepintas semua arca buddha ini terlihat serupa, akan tetapi terdapat perbedaan halus diantaranya, yaitu pada mudra atau posisi sikap tangan. Terdapat lima golongan mudra: Utara, Timur, Selatan, Barat, dan Tengah, kesemuanya berdasarkan lima arah utama kompas menurut ajaran Mahayana. Keempat pagar langkan memiliki empat mudra: Utara, Timur, Selatan, dan Barat, dimana masingmasing arca buddha yang menghadap arah tersebut menampilkan mudra yang khas. Arca Buddha pada pagar langkan kelima dan arca



21



buddha di dalam 72 stupa berterawang di pelataran atas menampilkan mudra: Tengah atau Pusat. Masing-masing mudramelambangkan lima Dhyani



Buddha;



masing-masing



dengan



makna



simbolisnya



tersendiri. (http://madara-ku.blogspot.com/2012/03/arsitektur-candiborobudur.html?m=1[Sabtu 16-02-2019,20:30]) 3. Tahapan Pembangunan Candi Borobudur a. Tahap pertama Masa



pembangunan



Borobudur



tidak



diketahui



pasti



(diperkirakan antara 750 dan 850 M). Pada awalnya dibangun tata susun bertingkat. Sepertinya dirancang sebagai piramida berundak. tetapi kemudian diubah. Sebagai bukti ada tata susun yang dibongkar. b. Tahap kedua Pondasi Borobudur diperlebar, ditambah dengan dua undak persegi dan satu undak lingkaran yang langsung diberikan stupa induk besar. c. Tahap ketiga Undak atas lingkaran dengan stupa induk besar dibongkar dan dihilangkan dan diganti tiga undak lingkaran. Stupa-stupa dibangun pada puncak undak-undak ini dengan satu stupa besar di tengahnya. d. Tahap keempat Ada perubahan kecil seperti pembuatan relief perubahan tangga dan lengkung atas pintu.



22



B. Perekomomiam Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu Oikonomia. Kata oikonomia berasal dari kata "Oikos" berarti "Rumah Tangga" dan "Nomos" berarti "Aturan". Jadi ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tindakan tindakan manusia dalam mengatur rumah tangga (Konsumen, Produsen, Negara)



untuk



memenuhi



kebutuhan



yang



tidak



terbatas



dengan



menggunakan sumber daya (alat pemuas kebutuhan yang terbatas guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan). (https://id.m.wikipedia.org/Wiki/ekonomi [Sabtu 15-02-2019,23:00]) 1. Pengertian Perekonomian Adapun pengertian ekonomi menurut para ahli adalah sebagai berikut. a. Pengertian Ekonomi menurut Abraham Maslow Seorang psikolog humanis, teoritikus, pemikir, dan inspirato dalam teori-teori kepribadian yang telah menyelesaikan studinya di Cornell University, Abraham Maslow, mengemukakan pengertian ekonomi secara umum. Menurutnya, ekonomi adalah suatu bidang ilmu yang berfungsi untuk menyelesaikan masalah di kehidupan manusia dengan cara meningkatkan sumber-sumber ekonomi berdasarkan teori dan prinsip ekonomi secara efektif dan efisien. b. Pengertian Ekonomi menurut Adam Smith Seorang tokoh filsuf politik dan ekonomi juga berusaha menyusun definisi ekonomi. Tokoh filsuf ini bernama Adam Smith,



23



seorang tokoh yang beraliran ekonomi klasik ini menyatakan gagasannya tentang ekonomi klasik dan pasar bebas di era modern sehingga membuka mata masyarakat tentang dunia perekonomian. Adam Smith yang terkenal dengan teori keunggulan mutlak mengemukakan bahwa ekonomi adalah suatu kegiatan berupa penyelidikan dan penelitian tentang kondisi, sebab, maupun asal muasal kekayaan suatu negara. c. Pengertian Ekonomi menurut Hermawan Kartajaya Hermawan Kartajaya, seorang pakar dibidang pemasaran juga mengemukakan pendapatnya tentang ekonomi. Beliau merupakan seorang dengan gelar Honoris Causa atas keilmuannya di bidang ekonomi dan pemasaran tingkat internasional. Hermawan juga seorang presiden MarkPlus & CO. Menurut Hermawan Kartajaya, ekonomi erat kaitannya dengan industri. Ekonomi inilah yang merupakan tempat melekatnya sektor industri sehingga industri berkembang dan tersebar di dunia. d. Pengertian Ekonomi menurut Paul Anthony Samuelkon Seorang ekonom bergelar doktor dari Universitas Harvard yang bernama Paul Anthony Samuelson, berhasil mendapatkan nobel karena jasanya dibidang ekonomi atas teori yang telah disusunnya yaitu teori ekonomi statis dan dinamis. Tokoh ekonomi yang berasal dari Gary, Indiana ini mengemukakan pengertian ekonomi yang dijadikan teoriteori di perguruan tinggi. Menurut Paul Anthony Samuelkon, ekonomi



24



adalah suatu metode yang digunakan oleh seseorang maupun kelompok untuk memanfaatkan sumber agar memperoleh berbagai komoditi dan produk sehingga dapat dinikmati masyarakat. e. Pengertian Ekonomi menurut Aristoteles Aristoteles merupakan tokoh yang sangat terkenal berkat jasanya dalam berbagai macam bidang seperti filsafat, hukum, sains, maupun ekonomi. Pada zamannya, Aristoteles mengemukakan sebuah teori ekonomi yang terkenal. Menurut Aristoteles, ekonomi adalah sebuah cabang yang dapat digunakan dalam dua cara yang berbeda yaitu dengan dipakai atau ditukar. Oleh karena itu, ekonomi mempunyai dua nilai utama yaitu nilai penggunaan dan nilai pertukaran. f. Pengertian Ekonomi menurut Von Neumann dan Mogenstern Von Neumann dan Mogenstern merupakan tokoh yang tekenal berkat jasanya dalam bidang ekonomi. Von Neumann dan Mogenstern mengemukakan teori besarnya tentang ekonomi. Menurut keduanya, ekonomi merupakan cabang ilmu yang wajib diperlakukan atau digunakan secara ilmiah. Ekonomi telah banyak dibahas dan diselidiki oleh para ahli terutama tentang solusi-solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi yang terjadi pada suatu masa yang berhubungan dengan ekonomi itu sendiri. g. Pengertian Ekonomi menurut Khursid Ahmad Khursid Ahmad merupakan tokoh terkenal yang lahir pada tahun 1932. Beliau adalah seorang ekonom yang juga seorang penulis dan



25



aktivis



islam.



Khursid



Ahmad



berjasa



dalam



pengembangan



Yurisprudensi Ekonomi Islam sebagai sebuah disiplin di bidang akademis. Menurut Khursid Ahmad, ekonomi adalah sebuah usaha nyata yang memahami permasalahan di bidang perekonomian dan semua



perilaku



manusia



dalam



masalah



tersebut



berdasarkan



pandangan islam. Dengan cara ini masalah-masalah tersebut menjadi lebih tersistematis. h. Pengertian Ekonomi menurut Laurence A. Manullang Laurence A. Manullang merupakan seorang ekonom yang berasal dari Porsea, Sumatera Utara. Beliau adalah doktor ekonomi di bidang manajemen akutansi dan seorang pakar brilian dalam keuangan dunia. Menurut Laurence A. Manullang, ekonomi adalah studi yang membahas segala aktivitas yang dilakukan masyarakat sebagai usaha untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran inilah yang merupakan tujuan dari kegiatan ekonomi dengan cara pemenuhan kebutuhan dalam bentu barang maupun jasa. i. Pengertian Ekonomi menurut Alfred Marshall Alfred Mashall adalah seorang ahli ekonomi berkebangsaan Inggris. Ia adalah seorang profesor di bidang ekonomi politik pada tahun 1868. Alfred Marshall telah menulis beberapa traktat mengenai perdagangan internasional dan masalah proteksionisme. Menurut Alfred Marshall, ekonomi adalah suatu cabang keilmuan yang berfungsi untuk



26



mempelajari segala kehidupan manusia sehari-hari yang berhubungan dengan bidang tersebut. (http://jagad.id/pengertian-ekonomi-menurut-para-ahli/[Sabtu



16-03-



2019,23:11]) 2. Sistem perekonomian Adapun sistem perekonomian adalah sebagai berikut. a. Perekonomian terencana Ada dua bentuk utama perekonomian terencana, yaitu komunisme dan sosialisme. Sebagai wujud pemikiran Karl Marx, komunisme adalah sistem yang mengharuskan pemerintah memiliki dan menggunakan seluruh faktor produksi. Namun, lanjutnya, kepemilikan pemerintah atas faktor-faktor produksi tersebut hanyalah sementara; Ketika perekonomian masyarakat dianggap telah matang, pemerintah harus memberikan hak atas faktor-faktor produksi itu kepada para buruh. Uni Soviet dan banyak negara Eropa Timur lainnya menggunakan sistem ekonomi ini hingga akhir abad ke-20. Namun saat ini, hanya Kuba, Korea Utara, Vietnam, dan RRC yang menggunakan sistem ini. Negara-negara itu pun tidak sepenuhnya mengatur faktor produksi. China, misalnya, mulai melonggarkan peraturan dan memperbolehkan perusahaan swasta mengontrol faktor produksinya sendiri.



27



b. Sistem ekonomi tradisional Pada kehidupan masyarakat tradisional berkembang suatu sistem ekonomi tradisional. Dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan bergantung pada sumber daya alam. masyarakat juga memproduksi barang pemenuh kebutuhan yang di produksi hanya untuk kebutuhan tiap-tiap rumah tangga. dengan demikian rumah tangga dapat bertindak sebagai konsumen, produsen, dan keduanya. c. Perekonomian pasar Perekonomian



pasar



bergantung



pada



kapitalisme



dan



liberalisme untuk menciptakan sebuah lingkungan di mana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang yang mereka inginkan (dalam batas-batas tertentu). Sebagai akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran-permintaan. d. Perekonomian pasar campuran Perekonomian pasar campuran atau mixed market economies adalah gabungan antara sistem perekonomian pasar dan terencana. Menurut Griffin, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang benarbenar melaksanakan perekonomian pasar atau pun terencana, bahkan negara seperti Amerika Serikat. Meskipun dikenal sangat bebas, pemerintah Amerika Serikat tetap mengeluarkan beberapa peraturan yang membatasi kegiatan ekonomi. Misalnya larangan untuk menjual barang-barang tertentu untuk anak di bawah umur, pengontrolan iklan



28



(advertising), dan lain-lain. Begitu pula dengan negara-negara perekonomian terencana. Saat ini, banyak negara-negara Blok Timur yang telah melakukan privatisasi—pengubahan status perusahaaan pemerintah menjadi perusahaan swasta. (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem_perekonomian[Sabtu 2019,23:20])



16-03-



BAB III PEMBAHASAN



A. Sejarah Berdirinya Candi Borobudur Candi Borobudur merupakan candi Buddha yang terletak di Desa Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Di bangun oleh raja Samaratungga, salah satu Raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Nama Borobudur merupakan gabungan dari kata Bara dan Budur. Bara dari bahasa sanskerta berarti komplek candi atau Biara. Sedangkan Budur berasal dari kata Beduhur yang berarti di atas, dengan demikian Borobudur berarti di atas bukit. Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkatan, berukuran 123 kali 123 meter. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter stelah di renovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Candi Buddha ini memiliki 1460 relief dan 504 serupa Buddha di kompleksnya. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Buddha menghadapa ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahanan kehidupan manusia. Sesuai Mahzab Buddha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Buddha harus melai setiap tingkatan kehidupan tersebut. 1. Kamadhatu, bagian dasar Borobudur, melambangkan manusia yang masih terikat napsu.



29



30



2. Rapadhatu, empat tingkat diatasnya melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari dari napsu, namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut patung Buddha di letakkan terbuka. 3. Arupadhatu, tiga tingkat diatasnya Buddha diletakkan didalam serupa yang berlubang - lubang. Melambangkan manusia yang telah terbebas dari napsu, rupa dan bentuk. 4. Arupa, bagian paling atas yang melambangkan Nirwana, tempat Buddha bersemayam. Setiap tingkat memiliki relief - relief yang akan tetbaca secara runtuk berjalan searah jarum jam ( arah kiri dari pintu masuk candi ). Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Buddha. Seorang Buddhis asal India bernama Atisa, pada abad ke 10, pernah berkunjung ke candi yang dibangun tiga abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan empat abad sebelum Katedral Agung di Eropa ini. Berkat mengunjungi Borobudur dan berbekal naskah ajaran Buddha dari Selingpa (salah satu kerajaan Sriwijaya), Atisha mampu mengembangkan ajaran Buddha. Ia menjadi kepala Biara Vikramasila dan mengajari orang Tibet tentang cara mempraktekkan Dhorma. Enam naskah dari Selingpa pun diringkas menjadi sebuah inti ajaran disebut “The lamp for the path to Englighten ment “ atau yang lebih dikenal dengan nama Bodhi Pathapradipa salah satu pertanyaaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah bagaimana kondisi sekitar candi Borobudur ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan dalam terkubur.



31



Awalnya Borobudur berdiri dikelilingi rawa kemudian terpendam karena letusan merapi. Hal tersebut berdasarkan prasasti Kalkuta bertulisan “ Amawa “ berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar merapi, kemungkinan Borobudur tertimbun lahar dingin merapi. Desa _ desa sekitar seperti Karangnyar dan Wanurejo terdapat bativitas warga membuat kerajinan. Selain itu, puncak waktu Kendil merupakan tempat ideal untuk memandang panorama Borobudur di atas. Sejarah Borobudur 300 tahun lalu, tempat candi ini berada masih berupa hutan belukar yang oleh penduduk sekitarnya disebut Redi Borobudur. Untuk pertama kalinya, nama Borobudur diketahui dari naskah Negara Kertagama karya Mpu Prapanca pada tahun 1365 Masehi, disebutkan tentang Biara di Budur. Pada tahun 1814, Thomas Stampored Raffles mendapat berita dari bawahannya tentang adanya bukit yang dipenuhi dengan batu batu berukir. Berdasarkan berita ini Raffles mengutus Cornelius, seorang pengagum seni dan sejarah untuk membersihkan bukit tersebut. Setelah dibersihkan bangunan candi semakin jelas dan pemugaran dilanjutkan pada tahun 1825. Menurut Prof. Dr. Poerbotjoroko menerangkan bahwa kata Borobudur berasal dari dua kata Bhoro dan Budur. Bhoro berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti Bihara atau asrama, sedangkan kata Budur merujuk pada kata yang berasal dari Bali, Beduhur yang berarti yang di atas. Pendapat ini dikuatkan oleh Prof. Dr. Stutterheim yang berpendapat bahwa Borobudur berarti Bihara diatas sebuah bukit.



32



Candi Borobudur merupakan Candi yang dibangun oleh penganut agama Budha pada Wangsa Syailendra. Candi Borobudur merupakan candi budha terbesar didunia karna kemegahannya dan banyaknya Relief. Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa nama candi brobudur merupakan gabungan dari kata Bara dan Budur. Bara dari bahasa Sansekerta yang berarti Biara. Sedangkan Budur berasal dari kata Bduhur yang berarti diatas, dengan demikian Borobudur berarti Biara diatas bukit.



B. Situasi Perekonomian Masyarakat Sekitar Candi Borobudur Setelah Candi Brobudur di resmikan menjadi tempat pariwisata, kawasan candi Borobudur mulai banyak para pedagang yang berdagang di kawasan tersebut. Dengan banyaknya pedagang yang berada dikawasan pariwisata



Borobudur,



pedagang



saling



berebut



pengunjung



untuk



merebutkan konsumen, dan ingin membuat ketidak nyamanan pengunjung. Pihak Candi Borobudur mencatat 3272 pedagang yang bergabung dalam sekelompok aneka Cinderamata, makanan dan minuman yang berjalan di komplek Taman Wisata Candi Borobudur. Meskipun kartu anggota dan pembagian shift diberlakukan tetap saja masih terjadi ketidak seimbangan prilaku para pedagang terhadap wisatawan dan berdampak konflik antar pedagang. Pihak Candi Borobudur pun memberi uji coba giliran berdagang terhadap beberapa kelompok pedagang supaya tidak menyulitkan pedagang lain, setiap kelompok membagi anggotanya untuk berjualan setiap hari.



33



Semakin luasnya kesempatan usaha, adanga kesempatan usaha tumbuh untuk menyediakan keperluan wisatawan. Hal ini mendorong para pedagang dan masyarakat sekitar untuk membuka usaha dengan berbagai macam kerajinan yang unik. Membuka lapangan pekerjaa untuk usaha yang ada dibutuhkan tenaga kerja. Makin banyak wisatawan makin banyak pula jenis usaha yang tumbuh, maka makin luas juga lapangan kerja yang tercipta. Adanya obyek wisata candi Borobudur dimanfaatkan pedagang untuk menciptakan lapangan kerja yang menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran. Pendapatan pedagang berasal dari banyaknya wisatawan yang membeli barang - barang dagangannya. Dari pendapatan yang meningkat dapat



membantu



memperbaiki



perekonomian,



yang



berarti



akan



meningkatkan juga kesejahteraan dan kemakmuran pedagang. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa situasi perekonomian masyarakat sekitar candi Borobudur memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar candi Borobudur seperti semakin luas kesempatan usaha dan mengurangi pengangguran.



C. Pengaruh Obyek Wisata Candi Borobudur Candi Borobudur merupakan obyek wisata andalan Kabupaten Magelang yang telah banyak memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kontribusi pariwisata Borobudur yang besar terhadap PAD



34



pemerintahan Kabupaten Magelang tenyata belum diikuti pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakatnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara makro kegiatan pariwisata di lingkungan obyek wisata candi Borobudur memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Borobudur yaitu 12,77% dan pendapatan bagi Kabupaten Magelang rata - rata 15 milyar setahun, namun secara mikro belum diikuti oleh tingkat kesejahteraan masyarakatnya, angka kemiskinan di Kecamatan Borobudur mencapai 61,78%. Pengaruh lingkungan obyek wisata candi Borobudur terhadap pendapatan para pelaku ekonomi pada zona 1 lebih baik jika dibandingkan dengan pelaku zona 2 maupun 3. Pelaku ekonomi di zona 1 sebanyak 58,9 % berpenghasilan di atas UMR untuk zona 2 dan 3 sebesar 47,3 % dan 54 %. Kontribusi pariwisata Borobudur sangatlah besar untuk pemerintah Magelang, namun hal tersebut masih belum diikuti dan masalah angka kemiskinan masih tinggi. Berdasarakan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh perekonomian terhadap masyarakat sekitar candi Borobudur adalah telah banyak memberikan kontribusi yang besar bagi Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) Pemerintah Kabupaten Magelang ternyata belum diikuti pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakatnya.



BAB IV PENUTUP



A. Simpulan Berdasarkan dari hasil uraian dan penjelasan mengenai" Pengaruh Obyek Wisata Candi Borobudur terhadap pedagang di kawasan Candi Borobudur dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Candi Borobudur adalah sebuah bangunan kuno yang dibangun di daerah yang tinggi fan dapat berpungsi sebagai vihara atau Biara Buddha. 2. Objek wisata Candi Borobudur memberikan pengaruh positif bagi perekonomian masyarakat, yaitu semakin luasnya kesempatan usaha dan meningkatnya pola pikir pedagang dalam pengembangan usaha dagang.



B. Saran Adapun saran yang dapat penulis kemukakan pada kesempatan ini yaitu sebagai berikut. 1. Meskipun Candi Borobudur sebagai vihara atau Biara Buddha saat ini, tetapi fungsinya sudah berubah sebagai obyek wisata,



karena itu



pemerintah setempat harus bisa mengantisifasi supaya tidak bentrok antara kepentingan sebagai tempat peribadahan dan obyek wisata. 2. Meskipun obyek wisata candi Borobudur meningkatlan pola pikir pedagang dalam pengembangan usaha dagang tetapi kenyataannya, banyak juga pedagang yang tidak memperoleh pelanggan atau kalah dalam



35



36



bersaing sehingga banyak pedagang yang tidak memperoleh keuntungan, oleh karena itu pemerintah harus bisa mengontrol dan mengatur para pedagang.



DAFTAR RIWAYAT HIDUP



1. Candra, lahir di Majalengka 05 Juli 2000. Merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, dari pasangan Bapak Wowo dan Ibu Cucu. Penulis bertempat tinggal di Desa Kalapadua, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka. Pada tahun 2007, penulis menempuh pendidikan di SDN Kalapadua 2. Tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikannya di SMPN 3 Lemahsugih. Dan pada tahun 2015 - 2016 penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Bantarujeg. 2. Fitri Nurliyani, lahir di Majalengka 16 April 2001. Merupakan anak pertama dari 2 bersaudara,



dari pasangan Bapak Ending Solehudin dan Ibu Siti



Khadijah. Penulis bertempat tinggal di Desa Mekarmulya, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka. Pada tahun 2007, penulis menempuh pendidikan di SDN Mekarmulya 1. Tahun 2013, penulis melanjutkan pendidikannya di MTS Assalam Lemahsugih. Dan pada tahun 2016, penulis melanjutkan pendidikannya di SMAN 1 Bantarujeg. 3. Hotibul Umam, lahir di Majalengka 26 Juli 2001. Merupakan anak pertama dari 2 bersaudara, dari pasangan Bapak Ijen dan Ibu Dedeh. Penulis bertempat tinggal di Desa Lebakwangi, Kecamatan Malausma, Kabupaten Majalengka. Tahun 2007, penulis menempuh pendidikan di SDN Lebakwangi 3. Tahun 2013, penulis melanjutkan pendidikannya di SMPN 1 Malausma.Dan pada tahun 2016, penulis melanjutkan pendidikannya di SMAN 1 Bantarujeg. 4. Nefi, lahir di Majalengka 04 September 2000. Merupakan anak ketiga dari 4 bersaudara, dari pasangan Bapak Sudirman dan Ibu Juju. Penulis bertempat



37



38



tinggal di Desa Cigaleuh, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka. Tahun 2007, penulis menempuh pendidikan di SDN Cigaleuh 1.Tahun 2013, Penulis melanjutkan pendidikannya SMPN 3 Lemahsugih. Dan pada Tahun2016, penulis melanjutkan pendidikannya di SMAN 1 Bantarujeg. 5. Rina Sri Hastuti, lahir di Majalengka 11 Maret 2000. Merupakan anak pertama dari 2 bersaudara, dari pasangan Bapak Karsono dan Ibu Mamah. Penulis bertempat tinggal di Desa Sukamaju, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka. Tahun 2007, penulis menempuh pendidikan di SDN Kalapadua 3.Tahun 2013, penulis melanjutkan pendidikannya di SMP 3 Lemahsugih. Dan pada Tahun 2016, penulis melanjutkan pendidikannya di SMAN 1 Bantarujeg. 6. Ruli Susilawati, lahir di Majalengka 7 Februari 2002. Merupakan anak pertama dari 2 bersaudara, dari pasangan Bapak Suherman dan Ibu Uun Unyati. Penulis bertempat tinggal di Desa Gunung Larang, Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka. Tahun 2007, Penulis menempuh pendidikan di MI PUI Gunung Larang. Tahun 2013, penulis melanjutkan pendidikannya di SMPN 3 Bantarujeg. Dan pada tahun 2016, penulis melanjutkan pendidikannya di SMAN 1 Bantarujeg. 7. Yusna, lahir di Majalengka 14 juli 2001. Merupakan anak keenam dari 7 bersaudara, dari pasangan Bapak Abdul dan Ibu Ehop. Penulis bertempat tinggal di Desa Sinargalih, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka. Tahun 2007, penulis menempuh pendidikannya di SDN 3 Sinargalih. Tahun



39



2013, penulis melanjutkan pendidikannya di SMPN 5 Lemahsugih. Dan pada tahun 2016, penulis melanjutkan pendidikannya di SMPN 1 Bantarujeg.



DAFTAR PUSTAKA



http://id.m.wikipedia.org.wiki/Borobudur http://iputrastory.blogspot.com/2016/07/penafsiran-para-ahli-tentang-namacandi.html?m=1 http://madara - ku.blogspot.com/2012/03/arsitekturcandi-borobudur.html?=1 http://nusantarawisata-wordpress-com. https://id.m.wikipedia.org/wiki/ekonomi http://jagad.id/pengertian-ekonomi-menurut-para-ahli/ https://id.m.wikipedia org/wiki/Sistem-perekonomian



40