Makalah Pengemasan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas Individu



Hari



: Selasa



MK. Ilmu Teknologi Pangan



Tanggal : 13 Februari 2018



PENGEMASAN PANGAN Disusun Oleh:



Abigail Tirza



P 03 16 13411 001



Dosen Pembimbing : Esthy Rahman Asih, STP,M.SC Lily Restusari, M.Farm, Apt Sri Mulyani, STP, M.Si



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU JURUSAN GIZI 2018



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan YME, karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa penulis ucapkan kepada dosen yang membimbing penulis dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini,akan membahas beberapa hal tentang pengemasan pangan. Dengan membaca makalah ini



semoga teman- teman dapat lebih



memahami beberapa hal tentang pengertian,tujuan,jenis,dan metode pengemasan. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Pada kesempatan ini pula, penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak, khususnya teman-teman yang memberikan saran-sarannya yang berharga. Akhir kata,penulis mengucapkan terima kasih.



Pekanbaru,10 Februari 2018



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2 1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3 2.1 Pengertian Pengemasan ................................................................................. 3 2.2 Tujuan Pengemasan ....................................................................................... 4 2.3 Penggolongan Kemasan ................................................................................ 4 2.4 Jenis dan Funsi Kemasan .............................................................................. 6 2.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Bahan Pengemas .............. 9 2.6 Metode Pengemasan ...................................................................................... 9 BAB III KESIMPULAN ....................................................................................... 11 3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 11 3.2 Saran ............................................................................................................ 11 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. Pangan yang siap di konsumsi oleh masyarakat tentunya harus dilakukan pengemasan. Pengemasan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk melindungi bahan pangan dari penyebab-penyebab kerusakan baik fisik, kimia, biologis, maupun mekanis , sehingga dapat sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik dan menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari kertas, plastik, gelas, logam, fiber, hingga bahan-bahan yang di laminasi. Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan botol, kaleng, tetraptak, corrugated box, kemasan vakum, kemasan aseptik, kaleng bertekanan, kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar (active and intelligent packaging) yang dapat menyesuaikan kondisi lingkungan di dalam kemasan dengan kebutuhan produk yang dikemas. Teknologi pengemasan terus berkembang dari waktu ke waktu dari mulai proses pengemasan yang sederhana atau tradisional dengan menggunakan bahanbahan alami seperti dedaunan atau anyaman bamboo sampai teknologi modern sepertisaat ini. Teknologi pengemasan yang semakin maju dan modern telah hamper meniadakan penggunaan bahan pengemas tradisional. Diantara contohcontoh



pengemasan



modern



diantaranya



menggunakan



bahan



plastik,



kaleng/logam, kertas komposit dan lain sebagainya. Pengemasan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan mutlak diperlukan dalam persaingan dunia usaha seperti saat ini. Karena fungsi dan kegunaanya dalam meningkatkan mutu produk dan daya jual dari produk. Kemasan produk dan labelnya selain berfungsi sebagai pengaman produk yang terdapat di dalamnya juga berfungsi sebagai media promosi dan informasi dari produk yang bersangkutan. Kemasan produk yang baik dan menarik akan



1



memberikan nilai tersendiri sebagai daya tarik bagi konsumen. Namun demikian, sampai saat ini kemasan produk masih merupakan masalah bagi para pengelola usaha, khususnya usaha mikro dan menengah. Kemajuan teknologi memiliki andil yang besar dalam menciptakan kemasan yang baik. Manusia dengan bantuan teknologi berhasil membuat bahan kemas sintetik yang dapat memenuhi sebagian besar dari persyaratan minimal yang diperlukan. Pemilihan kemasan yang benar sangat menentukan food safety suatu produk untuk memilih suatu kemasan, terlebih dahulu harus mengetahui karakteristik bahan dari produk tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pengemasan? 2. Apa tujuan dari pengemasan? 3. Bagaimana jenis dan fungsi pengemasan? 4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bahan pengemas? 5. Bagaimana metode pengemasan? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui pengertian pengemasan 2. Mengetahui tujuan pengemasan 3. Mengetahui jenis dan fungsi pengemasan 4. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bahan pengemas 5. Mengetahui metode pengemasan



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Pengemasan Pengertian umum dari kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah atau tempat dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. Adanya kemasan dapat membantu mencegah/mengurangi kerusakkan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan atau getaran. Dari segi promosi kemasan dapat berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli (Esti, 2007). Kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah atau tempat yang dikemas dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. Adanya kemasan yang dapat membantu mencegah/mengurangi kerusakan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan getaran. Dari segi promosi kemasan berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Bahan kemasan yang umum untuk pengemasan produk hasil pertanian untuk tujuan pengangkutan atau distribusi adalah kayu, serat goni, plastik, kertas dan gelombang karton (Nurminah, 2002). Dengan perkembangan teknologi seperti sekarang, bahan kemasan sudah berkembang begitu pesat. Berbagai penelitian telah menemukan bahan – bahan kemasan baru. Dan kini ada ribuan macam bahan kemasan. Pengemasan dapat diartikan sebagai mekanisme perlindungan produk dimana pengemas bertindak menghambat oksigen , uap air, komponen kimia dan mikroorganisme yang dapat menurunkan kualitas produk. Kemasan juga menginformasikan deskripsi produk, berat atau volume, nama pabrik, cara preparasi produk, nilai gizi dan cara menghidangkan. Pengemasan adalah cara yang efektif dalam memasarkan dan mempromosikan produk ( Wirya, 1999 ). Pengemasan hasil pertanian ditujukan untuk membantu mencegah atau mengurangi kerusakan selama penanganan, pengangkutan, dan penyimpanan. Disamping itu dapat pula untuk mencegah atau mengurangi serangan mikroba dan serangga dengan menjaga tetap bersih. Kemasan juga dimaksudkan untuk untuk melindungi bahan / barang dari kemungkinan kerusakan fisik dan mekanis (memar, lecet, pecah belah, penyok, rusak oleh cahaya, dll ). Bahan atau barang



3



yang akan dikemas hendaklah bersih dan bebas dari kotoran, cacat atau rusak agar setelah dikemas benar – benar tahan lama dan tidak cepat rusak ( Sumitra,2003). 2.2 Tujuan Pengemasan Tujuan pengemasan yaitu : 1.



Membuat umur simpan bahan pangan menjadi panjang



2.



Menyelamatkan produksi bahan pangan yang berlimpah



3.



Mencegah rusaknya nutrisi/gizi bahan pangan



4.



Menjaga dan menjamin tingkat kesehatan bahan pangan



5.



Memudahkan distribusi/pengangkutan bahan pangan



6.



Mendukung perkembangan makanan siap saji



7.



Menambah estetika dan nilai jual bahan pangan



2.3 Penggolongan Kemasan Menurut Julianti dan Nurminah (2006), Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal atau beberapa cara yaitu sebagai berikut : 1. Klasifikasi kemasan berdasarkan frekuensi pemakaian : a. Kemasan sekali pakai (disposable) , yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah dipakai, seperti kemasan produk instant, permen, dll. b. Kemasan yang dapat dipakai berulangkali (multitrip) dan biasanya dikembalikan ke produsen, contoh : botol minuman, botol kecap, botol sirup. c. Kemasan atau wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh konsumen (semi disposable), tapi digunakan untuk kepentingan lain oleh konsumen, misalnya botol untuk tempatair minum dirumah, kaleng susu untuk tempat gula, kaleng biskuit untuk tempat kerupuk, wadah jam untuk merica dan lain-lain. 2. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk dengan kemasan) : a. Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung bersentuhan dengan produk yang di bungkusnya.



4



b. Kemasan sekunder, yang tidak bersentuhan langsung dengan produknya akan tetapi membungkus produk yang telah dikemas dengan kemasan primer c. Kemasar tersier dan kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah kemasan primer atau sekunder. 3. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekauan bahan kemasan : a. Kemasan fleksibel yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan tanpa adanya retak atau patah. Misalnya plastik, kertas dan foil. b. Kemasan kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari kemasan fleksibel. Misalnya kayu, gelas dan logam. c. Kemasan semi kaku/semi fleksibel yaitu bahan kemas yan memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku. Misalnya botol plastik (susu, kecap, saus), dan wadah bahan yang berbentuk pasta. 4. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan : a. Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga selama masih hermetis wadah ini tidak dapat dilalui oleh bakteri, kapang, ragi dan debu. Misalnya kaleng, botol gelas yang ditutup secara hermetis. b. Kemasan tahan cahaya yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan hasil fermentasi. c. Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk bahan yang memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi. Umumnya terbuat dari logam dan gelas. 5. Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai (perakitan) : a. Wadah siap pakai yaitu bahan kemasan yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna. Contoh : botol, wadah kaleng dan sebagainya.



5



b. Wadah siap dirakit / wadah lipatan yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum diisi. Misalnya kaleng dalam bentuk lembaran (flat) dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik. 2.4 Jenis dan Funsi Kemasan 1. Kain Blacu a. Digunakan untuk mengemas bahan pangan tepung, seperti tepung terigu atau tepung tapioka. Dibuat dalam bentuk kantung-kantung yang berkapasitas 10 – 50 kg. b. Kelebihannya adalah tidak mudah sobek/ kuat kainnya, flesibel, mudah dicetak dan murah harganya. c. Kelemahannya : memiliki permiabilitas udara yang jelek dan tidak kedap air. 2.



Kertas a. Kertas “greaseproof” : dapat digunakan sebagai pengemas utama mentega, margarin, daging, kopi, dan gula-gula. Mirip kertas karton namun memiliki kekedapan terhadap perembesan lemak. b. Kertas “glassine” : dibuat 80% dari kertas greaseproof namun memiliki ketahanan terhadap udara dan lemak yang kuat, permukaanya halus, serta mengkilat. Sering digunakan untuk mengemas roti yang berkadar lemak tinggi. c. Kertas “kraft” : kertas yang dibuat dari bubur sulfat dan kayu kraft (yang berasal dari Swedia dan Jerman). Memiliki sifat yang lebih kuat dari kertas Glassine, sehingga bahan pangan yang dibungkus dengan kertas ini akan tetap kering lebih-lebih bila permukaannya dilem dengan resin. Kertas ini biasanya digunakan untuk mengemas keju di Negara-negara eropa.



3.



Gelas a. Terbuat dari campuran pasir C2O, soda abu, dan alumina. b. Bersifat inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan) c. Kuat (tahan terhadap kerusakan akibat pengaruh waktu) d. Transparan (bentuk dan warna bahan pangan dapat dilihat).



6



e. Kelemahannya adalah mudah pecah, tidak dapat digunakan untuk bahan pangan yang peka terhadap sinar. f. Agar tidak mudah pecah sebaiknya bagian permukaan gelas dilapisi dengan lilin (wax) dan silika yang halus. 4.



Metal / Logam a. Bahan yang sering dipakai : Kaleng (tin plate) dan almunium. b. Tin plate adalah wadah yang terbuat dari baja yang dilapisi timah putih yang tipis, bagian dalamnya juga dilapisi dengan lapisan email. c. Lapisan email tersusun atas senyawa oleoresin, fenolik, vinil, dan lilin. Fungsi email adalah untuk mencegah korosi dan mencegah kontak antara metal dengan bahan pangan. Misal email fenolik digunakan untuk melapisi kaleng pengemas bahan ikan dan daging.



5.



Aluminium a. Aluminium memiliki keuntungan sebagai bahan pengemas, yaitu memiliki berat yang lebih ringan dibanding baja. b. Aluminium juga mudah dibentuk sesuai keinginan. c. Aluminium lebih tahan korosi karena bisa membentuk aluminium oksida. d. Kelemahan aluminium adalah mudah berlubang dibanding baja dan lebih sukar disolder sehingga sambungan kemasan tidak benarbenar rapat.



6.



Plastik Penggunaan plastik dalam pengemasan sebenarnya sangat terbatas



tergantung dari jenis makanannya. Kelemahan plastik adalah tidak tahan panas, tidak hermetis (plastik masih bisa ditembus udara melalui pori-pori plastik), dan mudah terjadi pengembunan uap air didalam kemasan ketika suhu turun. Jenis plastik yang digunakan dalam pengemasan antara lain : polietilen, cellophan, polivinilklorida (PVC), polivinil dienaklorida (PVDC), polipropilen, poliester, poliamida, dan polietilentereptalat (PET). a. Polietilen : adalah jenis plastik yang harganya paling murah dan memiliki beberapa varian antara lain : Low Density Polyetilene



7



(LDPE),



High



Polietelentereptalat



Density (PET).



Polyetilene Polietilen



(HDPE),



memiliki



sifat



dan kuat



bergantung variannya, transparan, dan dapat direkatkan dengan panas sehingga mudah dibuat kantong plastik. b. Cellophan : sebenarnya terbuat dari serat selulosa yang disulfatasi. Cellophan dapat dipergunakan untuk membungkus sayuran, daging, dan beberapa jenis roti. Cellophan yang dilapisi nitroselulosa mempunyai sifat yang tahan terhadap uap air, fleksibel, dan mudah direkatkan dengan pemanasan. Cellophan yang dilapisi PVDC tahan terhadap uap air dan kedap oksigen sehingga baik untuk mengemas makanan yang mengandung minyak atau lemak. c. Polivinilklorida (PVC) : jenis plastik yang kuat, namun memiliki kelemahan yaitu dapat berkerut (Shrinkable) dan sering digunakan untuk mengemas daging atau keju. d. Polivinildienaklorida (PVDC) : jenis plastik yang kuat, tahan terhadap uap air dan transmisi udara. Sering dugunakan dalam pengemasan keju dan buah-buahan yang dikeringkan. 7.



Edible film Edible film adalah bahan pengemas organik yang dapat dimakan sekaligus



dengan bahan pangan yang dikemasnya, biasa terbuat dari senyawa polisakarida dan turunan lemak. ahan yang digunakan antara lain polisakarida yang berasal dari rumput laut (agarose, karaginan, dan alginat), polisakarida pati, amilosa film, gelatin, gum arabik, dan turunan monogliserida. Contoh pengemasan edible film adalah pada sosis, permen, kapsul minyak ikan, sari buah dan lain-lain. 8.



Karton Karton sebenarnya merupakan bagian dari kertas namun lebih sering



berfungsi sebagai wadah luar atau sebagai penyokong wadah utama dalam pengemasan bahan pangan agar lebih kuat, dan rigid. arton memiliki kelebihan antara lain elastisitas lebih baik dibanding kayu, dapat dicetak pada permukaannya, dapat dikerjakan secara masinal, pemakaiannya mudah, dan dapat dilipat sehingga tidak memerlukan ruang luas.



8



9.



Bahan Pengemas Tradisional: a. Daun Digunakan secara luas, bersifat aman dan bio-degradable, yang biasanya berupa daun pisang, daun jati, daun bambu, daun jagung dan daun palem. Lebih aman digunakan dalam proses pemanasan dibanding plastik. b. Gerabah Digunakan sejak zaman dahulu, aman bagi bahan pangan asal tidak mengandung timbal. Gerabah yang diglasir bersifat kedap air, kedap udara, mampu menghambat mikrobia, dan bersifat dingin sehingga cocok untuk mengemas bahan pangan seperti saus, madu, anggur, minyak, curd/dadih dll.



2.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Bahan Pengemas Pengemasan bahan pangan harus memenuhi beberapa kondisi atau aspek untuk dapat mencapai tujuan pengemasan itu, yaitu : 1.



Bahan pengemasnya harus memenuhi persyaratan tertentu



2.



Metode atau teknik pengemasan bahan pangan harus tepat



3.



Pola ditribusi dan penyimpanan produk hasil pengemasan harus baik Persyaratan Bahan Pengemas :



1.



Memiliki permeabilitas (kemampuan melewatkan) udara yang sesuai dengan jenis bahan pangan yang akan dikemas.



2.



Harus bersifat tidak beracun dan inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan).



3.



Harus kedap air.



4.



Tahan panas.



5.



Mudah dikerjakan secara masinal dan harganya relatif murah.



2.6 Metode Pengemasan Metode pengemaasan produk pangan yang telah banyak diterapkan adalah pengemasan



sealer,



pengemasan



vakum,



pengemasan



dengan



atmosfir



termodifikasi (MAP), pengemasan dengan atmosfir terkendali (CAP).



9



Pengemasan vakum adalah pengemasan dengan tekanan udara hampa. Pengemasan vakum diperlukan untuk mengeluarkan oksigen. Plastik yang digunakan dalam pengemasan vakum adalah yang mempunyai permiabilitas uap air dan oksigen yang rendah dan tahan terhadap produk pangan yang dikemas. Penggunaan gas sebagai bahan perintang pada pengemasan vakum adalah cara untuk melindungi produk pangan dari kerusakan yang diakibatkan oleh kapang yang masih dapat tumbuh dalam kondisi vakum. Kelemahan dari kemasan vakum adalah menyebabkan kerusakan bentuk, warna dan bau. Pengemasan dengan atmosfir termodifikasi adalah penyimpanan produk dalam kemasan dengan memodifikasi udara di dalamnya dengan menggunakan gas O2, CO2, N2, uap air dan gas-gas lainnya. Kemasan dengan system ini merupakan alternatif kelemahan yang ada pada kemasan vakum. Pengaturan komposisi gas dalam ruang kemasan dilakukan pada tahap awal pengemasan dengan pemilihan bahan kemasan yang dapat menghasilkan konsentrasi tertentu. Jenis gas dan konsentrasinya harus disesuaikan dengan produk pangan yang akan dikemas. Controlled Atmosfer Packaging merupakan suatu sistem pengemasan yang hampir serupa dengan MAP. Namun, dalam CAP tidak hanya dilakukan modifikasi komposisi gas saja melainkan juga terdapat proses pengendalian. Pengendalian ini dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Pengendalian secara eksternal, dapat dilakukan seperti pada CAS yaitu memanfaatkan generator gas untuk menginjeksi gas sekaligus mengontrolnya. Pengendalian internal dilakukan dengan memanfaatkan reaksi kimia yang terjadi, misal: penempatan oksigen absorber dalam kemasan CAP. Oksigen Absorber akan mengendalikan jumlah oksigen yang dapat masuk melalui pori-pori dinding kemasan.



10



BAB III KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dalam makalah ini yaitu: 1. Kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah atau tempat dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. 2. Adanya kemasan dapat membantu mencegah/mengurangi kerusakkan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan atau getaran. 3. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari kertas, plastik, gelas, logam, fiber, hingga bahan-bahan yang di laminasi. 4. Faktor yang mempengaruhi pemilihan bahan pengemas yaitu memiliki permeabilitas udara, harus bersifat tidak beracun dan inert, harus kedap air, tahan panas, mudah dikerjakan secara masinal dan harganya relatif murah. 5. Metode pengemaasan produk pangan yang telah banyak diterapkan adalah pengemasan sealer, pengemasan vakum, pengemasan dengan atmosfir termodifikasi (MAP), pengemasan dengan atmosfir terkendali (CAP). 3.2 Saran Setelah membaca ini sebaiknya kita harus memahami dan mengetahui karakteristik dan sifat bahan kemasan, mempertimbangkan kerusakan yang dapat terjadi dan menyesuaikannya dengan sifat, karakteristik bahan produk sehingga mutu dan umur produk tetap terjaga.



11



DAFTAR PUSTAKA



Esti Rahayu1, Eny Widajati2*. 2007. Pengaruh Kemasan, Kondisi Ruang Simpan dan Periode Simpan terhadap Viabilitas Benih Caisin. Jurnal Penelitian Pertanian. Bul. Agron. (35) (3) 191 – 196 (2007) http://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-fungsi-tujuan-dan-jeniskemasan.html Julianti, E. dan Nurminah, M. 2006. Teknologi Pengemasan. Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas pertanian, Universitas sumatera utara. Nurminah,M.2002.Sifat Kemasan Plastik dan Kertas,Serta Pengaruh Terhadap Makanan.Fakultas Pertanian.Universitas Sumatra Utara Sumitra, onit.2003. Mengidentifikasi Bahan Kemasan Alami. Direktorat pendidikan menengah kejuruan direktorat jendral pendidikan dan dan menengah depertemen pendidikan nasional. Wirya, Iwan.1999. kemasan yang menjual. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.



12