Makalah Penjualan Konsinyasi - JL FIX [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH “PENJUALAN KONSINYASI”



Dosen Pengajar Johanes Herbert Tene, SE., MSA., Ak., CA



Disusun Oleh Junitalia Lumi – 17 043 011



POLITEKNIK NEGERI MANADO JURUSAN AKUNTANSI PRODI AKUNTANSI KEUANGAN 2020



BAB I PENDAHULUAN Di Indonesia perdagangan konsinyasi dikenal sebagai suatu bentuk perdagangan komisi. Di sini ada dua pihak yang terlibat yaitu pemilik barang sebagai konsinyor atau faktor dan penerima barang sebagai konsinyi atau pedagang komisi. Selama barang konsinyasi belum terjual, hak milik tetap ditangan pemilik. Persediaan barang konsinyasi di gudang konsinyi adalah persediaan milik konsinyor sampai barang terjual kepihak lain. Penjualan yang dilakukan secara konsinyasi merupakan alternatif lain selain penjualan reguler, karena keberadaan penjualan konsinyasi yang berbeda dengan penjualan reguler, maka diperlukan akuntansi yang berbeda untuk penjualan konsinyasi dengan penjualan reguler, sehingga informasi yang disajikan dapat menggambarkan keadaan yang sebernarnya dan tidak menimbulkan informasi yang menyesatkan. Didalam penjualan konsinyasi hubungan antara pihak konsinyor dan pihak konsinyi menyangkut hubungan antara pihak pemilik dan agen penjual. Dari segi pengamanat transaksi pengiriman barang-barang kepada konsinyi, biasa disebut“barang-barang konsinyasi”. Sedangkan dari pihak komisioner untuk mencatat transaksi yang behubungan dengan barang-barang milik pengamanat yang dititipkan kepadanya biasa disebut “barang-barang komisi”. Terhadap penyerahan barang atas transaksi konsinyasi, pada umumnya disusun suatu kontrak atau perjanjian tertulis yang menunjukkan sifat hubungan pihak yang menerima barang-barang. Transaksi dengan cara penjualan konsinyasi mempunyai keuntungan- keuntungan tertentu dibandingkan dengan penjualan secara langsung barang- barang kepada perusahaan pengecer atau kepada pedagang.



BAB II AKUNTANSI KONSINYASI A. Pengertian Konsinyasi Konsinyasi (consignment) adalah pemindahan/penitipan barang dari pemilik kepada pihak lain untuk dijualkan dengan harga dan syarat yang telah diatur di dalam perjanjian. Pemilik barang atau pihak yang menitipkan barang dinamakan pengamanat (consignor). Pihak yang dititipi barang dinamakan komisioner atau pedagang komisi (consignee) (Suparwoto, 1992:201). Bagi consignor, barang yang dititipkan kepada pihak lain untuk dijualkan dengan harga dan persyaratan tertentu dinamakan barang konsinyasi (consignment out). Barang konsinyasi tidak berada di perusahaan akan tetapi masih tetap milik perusahaan. Oleh karena itu barang konsinyasi harus tetap dimasukan sebagai elemen persediaan. Bagi komisioner barang dari pihak lain dinamakan barang komisi atau barang titipan (consignment in). Walaupun ada di perusahaan tapi barang komisi bukan milik perusahaan. Oleh karena itu barang komisi tidak boleh dimasukan sebagai elemen persediaan bagi komisioner (Suparwoto, 1992:201). B. Perjanjian Konsinyasi Kegiatan konsinyasi didahului dengan dibuatnya perjanjian konsinyasi. Perjanjian ini dibuat dengan tujuan untuk menjamin dan melindungi kepentingan kedua belah pihak. Perjanjian ini berisi hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh masing-masing pihak. Alasan masing-masing pihak mengadakan perjanjian konsinyasi adalah: a. Alasan Pengamanat (Consignor), adalah: 1. Barang akan lebih cepat dikenal oleh konsumen. 2. Daerah pemasaran akan semakin luas. 3. Harga jual dan syarat penjualan dapat dikendalikan. 4. Jaminan akan kembalinya barang tetap terjamin. Jika barang konsinyasi tidak terjual/komisioner bangkrut. Maka barang konsinyasi dapat diterima kembali oleh consignor.



b. Alasan Komisioner (Consignee), adalah: 1. Terhindar dari kerugian barang tidak laku, barang rusak, atau fluktuasi harga. 2. Menghemat kebutuhan modal kerja. 3. Menghemat biaya, karena sebagian ditanggung pengamanat (consignor). C. Akuntansi oleh Pengamanat Akuntansi oleh pengamanat dapat diselenggarakan dengan 2 metode yaitu: metode terpisah dan metode tidak terpisah. Kedua metode akan menghasilkan laba/rugi dalam jumlah yang sama. a. Metode Terpisah Pada metode ini, laba/rugi yang diperoleh dari kegiatan konsinyasi akan dipisahkan dari laba/rugi yang biasa. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan pendapatan dan biaya tersebut adalah rekening “barang konsinyasi”. Pencatatan yang dilakukan oleh pengamanat (consignor) mencakup 4 transaksi: 1. Pengiriman barang konsinyasi 2. Pembayaran biaya angkut barang konsinyasi 3. Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner 4. Menerima pembayaran dari komisioner. Pencatatan terhadap transaksi oleh Pengamanat dengan menggunakan metode terpisah adalah: 1 2 3



4



Pengiriman barang konsinyasi Barang konsinyasi xxx Persediaan Pembayaran biaya angkut barang konsinyasi Barang konsinyasi xxx Kas Menerima laporan pertanggungjawaban komisioner Piutang-Komisioner xxx Barang konsinyasi xxx Barang konsinyasi Menerima pembayaran dari komisioner Kas xxx Piutang-Komisioner b. Metode Tidak Terpisah



xxx xxx



xxx xxx



Pada metode ini laba/rugi dari kegiatan konsinyasi tidak dipisahkan dengan laba (rugi) dari kegiatan yang reguler. Oleh karena itu biaya dan pendapatan yang berhubungan dengan kegiatan konsinyasi dicampur dengan pendapatan dan biaya yang reguler. Pencatatan yang dilakukan oleh pengamanat mencangkup 3 transaksi: 1. Pembayaran biaya angkut 2. Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner 3. Menerima pembayaran dari komisoner Pencatatan terhadap transaksi tersebut oleh Pengamanat dengan metode tidak terpisah adalah: 1



Pembayaran biaya angkut Biaya transpot xxx Kas Menerima Laporan pertanggungjawaban dari komisioner Piutang-komisioner xxx Biaya xxx Penjualan Menerima pembayaran dari komisoner Kas xxx Piutang-komisoner



2



3



xxx



xxx xxx



D. Akuntansi oleh Komisioner Akuntansi oleh komisioner dapat diselenggarakan dengan dua metode yaitu metode terpisah dan metode tidak terpisah. Kedua metode akan menghasilkan laba/rugi sama.



a. Metode Terpisah Pada metode ini, laba/rugi yang diperoleh dari kegiatan konsinyasi akan disajikan secara terpisah dari laba/rugi yang biasa. Untuk memisahkan, maka pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kegiatan komisioner harus dipisahkan. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan pendapatan dan biaya tersebut adalah rekening “barang komisi”. Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh komisoner hanya mencangkup 4 transaski:



1. Membayar biaya angkut/perakitan 2. Menjual barang komisi 3. Mengirim laporan pertanggungjawaban kepada pengamanat 4. Mengirim pembayaran kepada pengamanat Pencatatan terhadap transaksi oleh Komisioner dengan metode terpisah tersebut adalah: 1 Barang komisi Kas



Membayar biaya angkut/perakitan xxx



2



xxx Menjual barang komisi



Kas xxx Barang Komisi Mengirim laporan pertanggungjawaban kepada pengamanat Barang komisi xxx Utang-Pengamanat Mengirim pembayaran kepada pengamanat Utang-Pengamanat Kas



3 4







xxx xxx



Consignee tidak membuat ayat jurnal untuk penerimaan persediaan, tetapi dicatat dalam jurnal memorandum untuk kepentingan pengendalian



b. Metode Tidak Terpisah Pada metode ini semua laba/rugi yang diperoleh dari kegiatan komisioner, tidak dipisahkan dengan laba/rugi dari kegiatan reguler. Oleh karena itu pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kegiatan komisioner dicatat seperti halnya pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kegiatan reguler. Pada umumnya pencatatan yang dilakukan oleh komisioner mencakup 3 transaksi, yaitu: 1.



Membayar biaya angkut/perakitan



2.



Menjual barang komisi



3.



Mengirim pembayaran kepada pengamanat



Pencatatan terhadap transaksi oleh Komisioner menggunakan metode tidak terpisah tersebut adalah: 1 Utang-Pengamanat Kas 2



3



Membayar biaya angkut/perakitan xxxx



Menjual barang komisi Kas xxxx Penjualan Harga Pokok Penjualan xxxx Utang-Pengamanat Mengirim pembayaran kepada pengamanat Utang-Pengamanat xxxx Kas



xxxx xxxx xxxx xxxx



E. Contoh Soal Perhitungan Penjualan Konsinyasi: Akuntansi Konsinyasi untuk Pengamanat dan Komisioner dengan Metode Terpisah dan Akuntansi Konsinyasi untuk Pengamanat dan Komisioner dengan Metode Tidak Terpisah. Pada tahun 2015, PT Mawar mengadakan perjanjian konsinyasi dengan Toko Melati. Isi perjanjian tersebut adalah:  PT Mawar menitipkan barang kepada Toko Melati  Toko Melati berhak atas komisi sebesar 10% dari hasil penjualan  Semua biaya ditanggung oleh PT Mawar  Toko Melati harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.



Transaksi yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi untuk bulan januari 2015 adalah: 1. PT Mawar mengirim 50 unit barang ke Toko Melati. Harga pokok barang tersebut per unit adalah Rp 750.000 sedangkan harga jual ditentukan Rp 1.100.000 2. PT Mawar membayar biaya angkut Rp 700.000 3. Toko Melati menerima kiriman barang dari PT Mawar dan membayar biaya perakitan sebesar Rp 800.000 4. Toko Melati berhasil menjual seluruh barang dagang secara tunai 5. Toko Melati mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT Mawar Toko melati mengirimkan kas yang menjadi hak PT Mawar, yaitu: Penjualan = 50 x Rp 1.100.000 Komisi 10%x Rp 55.000.000 Biaya perakitan Kas yang dikirim



= Rp 55.000.000 =Rp 5.500.000 =Rp 800.000



= Rp 6.300.000 = Rp 48.700.000



Diminta: a. Buatlah jurnal untuk Pengamanat dan Komisioner dengan metode terpisah b. Buatlah jurnal untuk Pengamanat dan Komisioner dengan metode tidak terpisah



a. Jurnal Metode Terpisah No PT Mawar Transaksi (Pengamanat) 1 Barang konsinyasi 37.500.000 Persediaan 37.500.000 2 Barang konsinyasi 700.000 Kas 700.000 3 Tidak ada 4 5



6



Tidak ada Piutang-Komisioner 48.700.000 Barang Konsinyasi 6.300.000 Barang Konsinyasi 55.000.000 Kas 48.700.000



Toko Melati (komisioner) Tidak ada Tidak ada Barang komisi 800.0000 Kas 800.000 Kas 55.000.000 Barang komisi 55.000.000 Barang komisi 48.700.000 Utang pengamanat 48.700.000 Utang-Pengamanat 48.700.000



Piutang Komisioner 48.700.000



Kas



48.700.000



b. Jurnal Metode Tidak Terpisah No PT Mawar Transaksi (Pengamanat) 1 Tidak ada 2 Biaya Transport 700.000 Kas 700.000 3 Tidak ada 4 Tidak ada



5



Toko Melati (komisioner) Tidak ada Tidak ada Utang Pengamanat 800.000 Kas 800.000 Kas 55.000.000 Penjualan 55.000.000 HPP 49.500.000 Utang Pengamanat 49.500.000 (sales 55.000.000-komisi 5.500.000)



Piutang-Komisioner 48.700.000 Biaya 6.300.000 Tidak ada Penjualan 55.000.000 HPP 37.500.000 Persediaan 37.500.000 Kas 48.700.000 Utang-Pengamanat 48.700.000 Piutang Komisioner 48.700.000 Kas 48.700.000



6



BAB III KESIMPULAN Kesimpulan 



Konsinyasi merupakan suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki barang (consignor atau pengamanat) menyerahkan sejumlah barang kepada pihak tertentu (consignee, factor, commission merchant atau komisioner) untuk dijualkan dengan memberikan komisi.







Dalam pembahasan penjualan konsinyasi ini, terdapat beberapa isitilah yang berkaitan dengan penjualan konsinyasi yaitu : Pengamanat (Consignor), yaitu pihak yang memiliki barang yang dititipkan kepada pihak lain untuk dijual.



Komisioner (Consignee), yaitu pihak yang menerima titipan barang dari pengamanat untuk dijual. Konsinyasi keluar (Consignment-Out), yaitu rekening yang digunakan oleh pengamanat untuk mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan barang-barang yang dititipkan kepada komisioner. Konsinyasi masuk (Consignment-In), yaitu rekening yang digunakan oleh komisioner untuk mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan barang-barang milik pengamanat yang dititipkan kepadanya. 



Pihak consignor dan consignee dapat melakukan akuntansi konsinyasi dengan menggunkan metode terpisah dan metode tidak terpisah.







Terpisah artinya laba/rugi kegiatan konsinyasi dipisahkan dari laba/rugi kegiatan penjualan reguler.







Tidak terpisah artinya laba/rugi kegiatan konsinyasi tidak dipisahkan dengan laba/rugi dari kegiatan reguler