Makalah Penulisan Kata Bahasa Indonesia - Kel 6 - Tk2Reg2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah Bahasa Indonesia Penulisan Kata



Disusun Oleh: Kelompok 6 Tingkat 2 Reguler 2 Norita Maroba



1948401081



Muthia Rizky Anbia



1948401083



Afrita Anggraini



1948401084



Zahratu Putri



1948401085



JURUSAN FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG 2020/2021



i



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya kamiBdapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah ” Penulisan Kata ”. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini. Makalah Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.



Bandar Lampung, 20 Maret 2021



Kelompok 6 2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..........................................................................................2 DAFTAR ISI........................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4 1.1 Latar Belakang.............................................................................................4 1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................6 1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................6 BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3 2.1. Kata Dasar………………………………………………………………7 2.2. Kata Depan………………………………………………………………8 2.3. Kata Ulang……………………………………………………………..13 2.4. Pemenggalan SukuKata………………………………………………..21 2.5. Kata Ganti………………………………………………………………28 2.6. Kata Imbuhan………………………………………………………..…28 2.7. Gabungan Kata…………………………………………………………31 2.8. Partikel………………………………………………………………….34 BAB III PENUTUP..............................................................................………..37 3.1.Kesimpulan………………………………………………...……………39



BAB I 3



PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa tidak akan pernah ada terjadinya komunikasi. Pemakaian bahasa sebagai sarana komunikasi sering dianggep remeh oleh para pengguna bahasa.Mereka berfikir bahwa menggunakan bahasa yang terpenting adalah komunikasi bisa berlangsung.Untuk menjadi pengguna bahasa yang benar harus mempunyai empat ketrampilan dalam bahasa. Empat ketrampilan tersebut adalah menyimak, membaca, berbicara dan menulis.Keempat ketrampilan dalam bahasa, salah satu yang seringkali dianggap sebagai ketrampilan yang sulit yaitu ketrampilan menulis.Menulis dianggap hal yang sulit karena menulis merupakan ketrampilan bahasa yang memproduksi tulisan dan mempunyai aturan penulisan yang sudah ditetapkan oleh para ahli bahasa. Aturan penulisan yang mempunyai kaidah pada saat memproduksi tulisan, contoh kaidah penggunaan tanda baca, penggunaan huruf capital, penggunaan kata depan, awalan dan masih banyak lagi kaidah penulisan. Para ahli bahasa menetapkan kaidah penulisan dengan baik dan benar dengan harapan hasil tulisan yang dibuat oleh para penulis agar sempurna dan mudah dipahami oleh para pembaca. Penelitian yang akan saya lakukan ini memfokuskan pada salah satu ketrampilan, yaitu ketrampilan menulis. Keterampilan menulis ialah keterampilan berbahasa selain berbicara, membaca, mendengarkan dan menyimak, merupakan wujud cara berkomunikasi dengan mengguanakan media (Sri Pamungkas 2012: 57). Macam-macam ketrampilan menulis sangatlah banyak, misalnya ada ketrampilan menulis cerpen, menulis novel, menulis cerita pengalaman dan masih banyak ketrampilan menulis yang lainnya. Pada saat menulis cerita pengalaman penulis harus mengalami terlebih dahulu pengalaman yang akan ditulis sehingga menjadi sebuah cerita pengalaman yang mengesankan. Tak kalah pentingnya penulis cerita harus tahu tentang cara menulis cerita yang baik sesuai dengan aturan yang saudah ditetepkan. 4



Keterampilan menulis harus diikuti dengan kemahiran untuk menggunakan tata bahasa yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia. Salah satu kemahiran dalam menggunakan EYD adalah menggunakan kata depan dan awalan secara tepat. Kata depan dan kata awalan memiliki berbagai jenis macam penggunan dalam EYD. Kata depan dan awalan mempunyai fungsi masing-masing dalam setiap penulisan pada kalimat. Pembelajaran di sekolah seringkali menggunakan kaidah EYD tentang kata depan dan awalan untuk materi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Penulisan adalah proses, cara, perbuatan menulis atau menulis, sedangkan kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. (Kamus Besar Bahasa Indonesia:edisi 3). Dari pengertian perkata diatas, dapat disimpulkan bahwa penulisan kata adalah proses atau cara menulis yang mepertimbangkan unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan sebagai wujud kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa sesuai ejaan yang disempurnakan. Menurut buku pedoman mata kuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia,Sistem penulisan kata terbagi atas kata dasar,kata turunan, bentuk ulang , gabungan kata, suku kata ,kata depan, partikel,singkatan dan akronim, kata bilangan,dan kata ganti.



2. Rumusan Masalah 2.1. Apapengertian kata dasar Bagaimana penulisan dari kata dasar? 5



2.2. . Apa pengertian dari kata depan dan Bagaimana penulisan dari kata depan? 2.3. Apa pengertian dari kata ulang dan Bagaimana penulisan dari kata ulang? 2.4. Apa pengertian pemenggalan suku kata dan Bagaimana penulisan dari Pemenggalan suku kata? 2.5. Apa pengertian dari kata ganti dan Bagaimana penulisan dari kata ganti? 2.6. Apa pengertian dari kata imbuhandan Bagaimana penulisan dari kata imbuhan? 2.7. Apa pengertian dari gabungan kata dan Bagaimana penulisan dari gabungan kata ? 2.8. Apa pengertian dari partikel dan Bagaimana penulisan dari partikel?



1.3.



Tujuan Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut: 1.3.1.Untuk mengetahui pengertian penulisan kata 1.3.2.Untuk mengetahui cara-cara penulisan kata



BAB II PEMBAHASAN 2.1.



Kata Dasar 6



Kata dasar merupakan satuan bahasa terkecil yang memiliki makna, kata tersebut belum mengalami penambahan atau perubahan bentuk yang mengakibatkan perubahan makna. Dengan pengertian lain bahawa kata dasar ialah kata yang belum di beri imbuhan dan kata yang menjadi dasar awal pembentukan kata yang lebih besar. Kata dasar ialah kata yang paling sederhana yang belum memiliki imbuhan, juga dapat dikelompokkan sebagai bentuk asal “tunggal” dan bentuk dasar “kompleks”. Pengertian Kata Dasar Berikut merupakan pengertian kata dasar berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang mana menyebutkan, 1. Kata dasar adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. 2. Kata dasar merupakan kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. 3. Kata dasar merupakan satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terdiri dari morfem tunggal atau morfem gabungan. Contoh : Minum : satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri Pergi : satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri Lari : satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri Mahakuasa : gabungan dari morfem maha dan kuasa Pancasila : gabungan dari morfem panca dan sila Selain pengertian berdasarkan KBBI seperti diatas, kata dasar juga diartikan dan memiliki ciri ciri sebagai berikut : 1. Kata dasar merupakan satuan terkecil dalam bahasa yang mempunyai arti. 2. Kata dasar dapat dibagi menjadi kelompok dalam bentuk asal/tunggal atau bentuk dasar/kompleks. Contoh kata : pikir, buka, tutup, ambil. 3. Merupakan pembentukan kata berimbuhan atau kata turunan. 7



4. Kata dasar yang mendapat tambahan atau imbuhan mengakibatkan terjadinya perbedaan makna. 5. Gabungan kata dasar dapat membentuk kalimat tanpa membutuhkan adanya imbuhan.



Fungsi Kata Dasar Fungsi kata dasar sendiri ialah sebagai penunjang pemaknaan dan kegunaan dari imbuhan termasuk fungsi gramatikal. Kata dasar makan termasuk golongan kata kerja, setelah mendapat afiks -an menjadi makanan, kata tersebut golongan kata benda. Jelas bawah disini fungsi kata dasar sendiri ialah penunjang pembentukan fungsi dari afiks -an yaitu sebagai pembentuk kata benda. Contoh Kata daras Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya: Kantor pajak penuh sesak. Saya pergi ke sekolah. Buku itu sangat tebal. 2.2. Kata Depan Kata depan atau yang juga bisa disebut dengan preporsisi adalah kata secara sintaksis atau susunan kalimat yang letaknya berada di depan kata benda, kata sifat dan juga keterangan. Sementara itu jika semantic atau makna bisa menandakan segala hubunga makna antar konstituen yang letaknya tepat di depan mau pun di belakang. Aturan Penulisan



8



Untuk penulisan sendiri kata depan seperti di, ke dan dari jika menyatakan tempat maka penulisannya harus di pisah dengan kata yang ada di belakang. Contoh : 1.) Mina sejak lahir sudah tinggal di Lampung. 2.) Kakak dari tadi menunggu Rudi di lapangan. Kata depan di, ke, dari jika merupakan suatu imbuhan dari kata maka penulisannya harus digabung. Contoh : 1) Rani menangis karena dipukul Kakaknya. 2) Kiki marah saat bolanya diambil oleh Lala. Jika digunakan di dalam sebuah kalimat yang merupakan judul maka harus menggunakan huruf kecil. “99 Cahaya di Langit Eropa”



Fungsi Kata Depan Kata depan ini pun memiliki beberapa fungsi khusus. Dan berikut ini adalah fungsi kata depan: 1) Digunakan untuk menyatakan suatu tempat dimana berada atau berlangsung. 2) Digunakan untuk menyatakan suatu arah asal. 3) Digunakan untuk menyatakan suatu arah tujuan. 9



4) Digunakan untuk menyatakan suatu pelaku. 5) Digunakan untuk menyatakan suatu alat. 6) Digunakan untuk menyatakan suatu perbandingan. 7) Digunakan untuk menyatakan suatu hal atau masalah. 8) Digunakan untuk menyatakn sebab – akibat. 9) Digunakan untuk menyatakan suatu maksud atau tujuannya Contoh Kata Depan Di 1) Dimana Angga tinggal sekarang setelah pindah dari Surabaya? 2) Sejak tadi Ayah duduk termangu di depan rumah. 3) Di tempat ini aku bisa mendapatkan inspirasi yang tak terhingga. 4) Di rumah makan itu menjadi saksi saat kita berdua bertemu dulu. 5) Di sana aku biasa bertemu dengan pria bertopi hitam itu. 6) Aku sempat bertemu dan menyapa mantan kekasih ku di acara ulang tahun sahabat. 7) Riki tengah melakukan kerja kelompok di rumah Ana. 8) Awan mending sedang menutupi langin di pagi ini. 9) Di Jakarta aku berjuang sendiri mengubah nasib. 10) Tahun ini aku telah ditetapkan menjadi pria paling tampan di sebuah majalah terkenal Ibu Kota. 10



Contoh Kata Depan Ke 1) Tahun ini setelah menabung dua tahun akhirnya bisa berlibur ke Jepang. 2) Sudah lama aku tak mendengar kabar Dani sejak dia merantau ke Jakarta tahun lalu. 3) Andi berangkat sekolah pada jam enam pagi secara rutin setiap hari. 4) Pada lusa nanti, kita akan segera melakukan karya wisata ke Bali. 5) Dia sangat dermawan, setiap gajian selalu menyumbangkan penghasilannya ke panti asuhan. 6) Ketika berangkat ke sekolah, tak disadari aku bertemu dengan kawan lama yang telah menghilang. 7) Tahun ini keluarga ku akan pindah ke Riau. 8) Untuk pendaftaran bisa menghubungi ke narahubung yang ada di bawah ini. 9) Kakak suka berlari dari rumah ke lapangan. 10) Rio mengejar adiknya hingga ke rumah Lia.



Contoh Kata Depan Dari



11



1) Kakak membeli makanan dari rumah makan padang kesukaan keluarganya. 2) Paman memberikan Kiki sejumlah buah tangan yang dibawa dari Pontianak. 3) Andi adalah anak ke lima dari sembilan bersaudara. 4) Dari sekian banyak wanita cantik di desa hanya Sari yang mampu mencuri hati. 5) Dari kemarin aku tidak melihat wanita yang biasanya duduk di halte bis ini. 6) Ibu membeli sejumlah sayuran dari supermarket untuk acara syukuran. 7) Ayah bekerja tanpa henti dari hari senin hingga minggu. 8) Sepulan dari sekolah Tiara selalu tidur siang karena lelah. 9) Kakak sering bersepeda dari rumah hingga Bundaran HI. 10) Dari angka 100 aku beri nilai 89 untuk masakannya



2.3.



Kata Ulang Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata artinya unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan dari kesatuan perasaan dan pikiran yang bisa digunakan dalam 12



berbahasa.dan arti dari kata “ulang” yaitu kata yang terjadi sebagai hasil reduplikasi, misalnya; sehari-hari, dedaunan dan lain sebagainya. Berdasarkan itu bisa diambil kesimpulan bahwa, Kata ulang ialah kata yang terjadi pengulangan pada kata dasarnya. Kata ulang adalah bentuk kata yang diperoleh melalui proses reduplikasi atau pengulangan, baik secara keseluruhan, sebagian, maupun perubahan. Kata berulang atau reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak.Pengulangan dapat dilakukan terhadap kata dasar, kata berimbuhan, maupun kata gabung. Kata ulang adalah kata yang telah mengalami proses reduplikasi. Untuk membedakannya dengan bentuk ulang yang bukan kata ulang adalah bahwa kata ulang sebagai ciri utamanya adalah pasti memiliki kata dasar. Kata ulang mempunyai banyak macam jenis nya.seperti yang ada dibawah berikut ini : Kata Ulang Berdasarkan Bentuk 1. Dwipurwa (Sebagian) Dwipurwa ialah kata ulang sebagian.Kata – kata jenis ini mengalami suatu perulangan pada sebagian katanya saja, misalnya yaitu leluasa, sesaji, dedaunan, leluhur, pepohonan dan lain sebagainya. Contoh: 1. Dedaunan itu gugur setiap musim semi. 2. Mereka menaruh sesaji di depan patung untuk acara adat 3. Pepohonan disekitar bandar lampung tumbang akibat angin topan. 2. Dwilingga Dwilingga ialah kata ulang menyeluruh.Kata ulang jenis yang satu ini ialah kata yang mengalami suatu pengulangan secara keseluruhan.misalnya yaitu bapak – bapak, anak – anak, laki-laki, buku – buku, dan lain sebagainya. Contoh Kalimat: 1. Semua anak-anak kelas 1 SD senang ketika berenang 2. Pasangan suami istri itu mempunyai anak laki-laki 13



3. Kata ulang berubah bunyi Jenis kata ulang yang satu ini mengalami suatu perulangan disertai dengan suatu perubahan bunyi pada sebagian kata.Misalnya yaitu teka – teki, mondar – mandir, gotong – royong, sayur – mayur, dan lain sebagainya. Contoh kalimat : 1. Desa bangun rejo melakukan gotong royong untuk membersihkan desanya. 2. Ibu ke pasar membeli sayur mayur dan lauk pauk. 4. Kata ulang berimbuhan Jenis kata ulang yang satu ini terjadi akibat suatu penambahan imbuhan pada sebagian kata. Misalnya pada Tarik – menarik, maaf – memaafkan, pukul – memukul, putar – memutar, dan lain sebagainya. Contoh Kalimat : 1. Antar sesama manusia wajib untuk saling tolong menolong. 2. Dihari yang suci ini kita wajib saling maaf-memaafkan. 5. Kata ulang semu Jenis kata ulang yang satu ini ialah kata yang mengalami suatu proses pengulangan seluruhnya tetapi tidak bisa dipisahkan, misalnya pada kupu – kupu, laba – laba, umang – umang, pura – pura, lain sebagainya. Contoh Kalimat : 1. Andi pura-pura pingsan ketika upacara bendera 2. Pada hari libur Ani berlibur ke taman kupu-kupu Kata Ulang Merubah Makna Kata 14



1. Menyatakan kesamaan Jenis kata ulang yang satu ini ialah Kata ulang yang mengalami suatu pembentukan makna .misalnya : keibu – ibuan, kemuda – mudaan, kebiru – biruan, kemerah – merahan, dan lain sebagainya. Contoh : a. Ani mempunyai sifat yang ke ibu-ibuan b. wajah Andi kebiru-biruan akibat terkena bola



2. Menyatakan saling Jenis Kata ulang yang satu ini mengalami suatu pembentukan makna. Misalnya pukul – memukul, salam – salaman, rangkul – merangkul, maaf – memaafkan, tolong – menolong, tukar – menukar dan lain sebagainya. Contoh kalimat : a. Saling maaf-memaafkan adalah perbuatan terpuji b. Antar sesama manusia wajib saling tolong-menolong



3. Menyatakan jamak dan beragam Jenis Kata ulang yang satu ini mengalami suatu pembentukan makna. Misalnya sayur – mayur, buah – buahan, – tumbuh – tumbuhan, mobil – mobil, bapak – bapak, dan lain sebagainya.



Contoh Kalimat: a. Ibu membeli buah-buahan di supermarket. b. Ibu membeli sayur mayur dipasar tradisional



4. Menyatakan intensitas 15



Jenis Kata ulang yang satu ini mengalami suatu pembentukan makna misalnya : bolak – balik, mondar-mandir, jalan-jalan, makan-makan, berjam-jam, bertahun – tahun dan lain sebagainya. Contoh Kalimat: a. Andi berulang tahun pada hari ini dan membuat acara makan-makan dirumahnya. b. Saya dan keluarga jalan-jalan ke pantai kute 5. Menyatakan bilangan Kata ulang jenis yang satu ini mengalami suatu pembentukan makna.Misalnya satu-satu, dua-dua, tiga-tiga, empat-empat, dan lain sebagainya. Contoh kalimat : Dika membagikan membutuhkannya.



sembako



satu



persatu



kepada



orang



yang



6. Menyatakan keadaan atau situasi Jenis akata ulang yang satu ini mengalami suatu pembentukan makna.misalnya: mentah – mentah, hidup-hidup, merah-merah, dan lain sebagainya. Contoh Kalimat : a. Singa itu memakan mangsa nya hidup-hidup b. Buah mangga itu dipanen masih pada mentah-mentah. 7. Menyatakan suatu bentuk kegiatan Jenis Kata ulang yang satu ini mengalami suatu pembentukan makna.Misalnya : masak – memasak, jahit – menjahit, dan lain sebagainya. 16



Contoh Kalimat: a. Ibu diundang untuk masak memasak di acara pernikahan tetangga. b. Warga disekitar rumah saya ahli dalam jahit menjahit pakaian



Makna Dan Fungsi Kata Ulang 1. Perulangan Kata Benda Makna yang terkandung dalam perulangan dengan bentuk dasar kata benda, yaitu: a. Menyatakan benda itu bermacam-macam. Misalnya: buah-buahan, sayur-sayuran, buku-bukuan. b. Menyatakan benda yang menyerupai bentuk dasar itu. Misalnya: anakanakan, orang-orangan. 2. Perulangan Kata Kerja Makna yang terkandung dalam perulangan dengan bentuk dasar kata kerja, yaitu: a.



Menyatakan bahwa pekerjaan itu dilakukan berulang-ulang atau beberapa kali. Misalnya: meloncat-loncat, menyebut-nyebut, menari-nari, melayanglayang. b. Menyatakan aspek duratif, yaitu proses pekerjaan, pembuatan, atau keadaan yang berlangsung lama. Misalnya: berenang-renang, duduk-duduk. c. Menyatakan bermacam-macam pekerjaan. Misalnya: cetak-mencetak, karang-mengarang. d. Menyatakan pekerjaan yang dilakukan oleh dua belah pikak atau berbalasan. Misalnya: tembak-menembak, tuduh-menuduh, cubit-mencubit.



17



3. Perulangan Kata Sifat Makna yang terkandung dalam perulangan dengan bentuk dasar kata sifat, yaitu: a) Menyatakan makna lebih (intensitas). Misalnya: Berjalan cepatcepat! Kerjakan baik-baik! b) Menyatakan makna sampai atau pernah. Misalnya: Tak sembuhsembuh sakitnya walaupun ia sudah berobat ke luar negeri (tak pernah sembuh). Habis-habisan ia berbelanja (sampai habis). c) Digabungkan dengan awalan se- dan akhiran -nya mengandung makna superlatif (paling). Misalnya: Kerjakan sebaik-baiknya agar hasilnya memuaskan. Terbangkan layang-layangmu setinggitingginya. d) Berlawanan dengan makna nomor satu atau melemahkan arti kata sifat itu. Misalnya: Badanku sakit-sakit saja rasanya. (sakit di sana-sini, tapi tidak terlalu sakit) Kalau kepalamu pening-pening, bawalah tidur. (agak pening; pening sedikit). e) Bentuk yang seolah-olah sudah mejadi ungkapan dalam bahasa Indonesia, makna perulangannya kurang jelas. Misalnya: Jangan menakut-nakuti anak-anak karena akan memengaruhi jiwanya kelak. 4. Perulangan Kata Bilangan Makna perulangan kata bilangan yaitu: a. Perulangan kata satu menjadi satu-satu memberi makna “satu demi satu”. Misalnya: Peserta ujian masuk ruangan itu satu-satu. b. Perulangan kata satu dengan tambahan akhiran -nya memberi makna “hanya satu itu”. Misalnya: Ini anak saya satu-satunya. c. Perulangan kata dua-dua, tiga-tiga, dst. memberi pengertian “sekaligus dua, tiga, dst.”. Misalnya: Jangan masuk dua-dua karena pintu itu tidak lebar. d. Bentuk perulangan berpuluh-puluh, beratus-ratus, beribu-ribu, dst. 18



menyatakan makna “kelipatan sepuluh, seratus, seribu, dst. Misalnya: Beribu-ribu orang yang mati dalam peperangan itu. Bentuk perulangan kata bilangan dengan awalan ber-, saat ini sering diganti dengan bentukan dengan akhiran -an. Misalnya: berpuluh-puluh menjadi puluhan.



Prinsip – Prinsip Pengulangan 1.Pengulangan tidak mengubah golongan (kelas) kata, dari bentuk dasar kata ulang, seperti kata benda, kata kerja, dan kata sifat. Contoh : a. Kata benda : sepatu-sepatu ( sepatu), bungkusan-bungkusan ( bungkusan ), buah-buahan ( buah), dan pakaian-pakaian ( pakaian ) b. Kata kerja : berkejar-kejar ( berkejaran), mencabut-cabuti ( mencabuti), tertegun-tegun ( tertegun) c. Kata sifat : bagus-bagus (bagus), nakal-nakal (nakal), seburukburuknya (buruk), dan keputih-putihan (putih). 2. Bentuk dasar selalu berupa bentuk yang terdapat dalam penggunaan bahasa sehari-hari. Contoh : a. Memperbincang-bincangkan : bentuk dasarnya memperbincangkan, bukan memperbincang b. bersalam-salaman : bentuk dasarnya bersalaman, bukan bersalam c. rumah-rumahan : bentuk dasarnya rumah, bukan rumahan. Bentuk Kata Ulang Menurut bentuknya, kata ulang dapat dibagi sebagai berikut. 19



1. Kata ulang penuh atau kata ulang murni yaitu semua kata ulang yang dihasilkan oleh perulangan unsur-unsurnya secara penuh. Misalnya: rumah-rumah, sakit-sakit. 2. Kata ulang berimbuhan atau kata ulang bersambungan yaitu semua kata ulang yang salah satu unsurnya berimbuan: awalan, sisipan, atau akhiran. Misalnya: berjalan-jalan, turun-temurun, tanamtanaman. 3. Kata ulang berubah bunyi yaitu kata ulang yang mengalami perubahan bunyi pada unsur pertama atau unsur kedua kata ulang. Misalnya: bolak-balik, serba-serbi. 4. Kata ulang semu yaitu kata yang hanya dijumpai dalam bentuk ulang itu. Jika tidak diulang, komponennya tidak memunyai makna atau bisa juga memunyai makna lain yang tidak ada hubungannya dengan kata ulang tersebut. Misalnya: hati-hati, tiba-tiba, kunang-kunang. 5. Kata ulang dwipurwa yang berarti “dahulu dua” atau kata ulang yang berasal dari komponen yang semula diulang kemudian berubah menjadi sepatah kata dengan bentuk seperti itu. Kata ulang ini disebut juga reduplikasi, yang berasal dari bahasa Inggris “reduplication” yang berarti perulangan.Sebenarnya semua kata ulang juga dapat disebut reduplikasi. Contoh Pemakaian Kata Ulang Dalam Kalimat 1. Negara-negara itu telah berperan serta dalam menegakkan hak azasi manusia. 2. Mereka-merekalah yang akan mewarisi masa depan bangsa ini. 3. Pada saat Idul Fitri, kami bersalam-salaman untuk bermaaf-maafan. 4. Ketiga-ketiganya telah berhasil masuk final. 5. Bentuklah kelompok dua-dua ! 6. Mengapa engkau bolak-balik saja dari tadi ? 20



7. Ayo, berteriaklah kuat-kuat untuk melawan suara ombak itu ! 8. Benarkah orang yang suka tidur-tiduran itu pemalas ? 9. Ayah membelikan mobil-mobilan untuk adik, tapi ia ingin robotrobotan. 10. Berapa banyakkah buah-buahan yang kau makan dalam seminggu ?



2.4.



Pemenggalan Suku Kata Pemenggalan Kata adalah pemisahan huruf kelompok dari kata. Sebelum menguraikan kata-kata, orang harus mengerti untuk membedakan huruf tunggal dari konsonan. Vokal terdiri dari a, i, u, e, o. Sedangkan huruf konsonan adalah huruf selain vokal seperti k, j, l, m, n, j, dsb. II.E.1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut. a. Jika di tengah kata terdapat uruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. Misalnya: • bu-ah • ma-in • ni-at • sa-at



Contoh : • bi-ar • bu-at • vi-al • na-ik b. Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal. Misalnya: • pan-dai 21



• au-la • sau-da-ra • sur-vei • am-boi Contoh: • tau-bat • per-mai • cer-mai • au-di-si c. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu. Misalnya: • ba-pak • la-wan • de-ngan • ke-nyang • mu-ta-khir • mu-sya-wa-rah contoh : • su-ka • le-bih • ta-wa • te-man • apo-tek d. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Misalnya: • Ap-ril • cap-lok • makh-luk • man-di 22



• • •



sang-gup som-bong swas-ta



contoh : • ang-gap • sis-wa • lan-jut e. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing- masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya: • ul-tra • in-fra • ben-trok • in-stru-men contoh : • an-tri • man-tra Catatan: Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak dipenggal. Misalnya: • bang-krut • bang-sa • ba-nyak • ikh-las • kong-res • makh-luk • masy-hur • sang-gup contoh: • ang-gap 23



• •



eks-tra kong-krit



II.E.2. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara bentuk dasar dan unsur pembentuknya. Misalnya: • ber-jalan • mem-pertanggungjawabkan • mem-bantu • memper-tanggungjawabkan • di-ambil • mempertanggung-jawabkan • ter-bawa • mempertanggungjawab-kan • per-buat • me-rasakan • makan-an • merasa-kan • letak-kan • per-buatan • pergi-lah • perbuat-an • apa-kah • ke-kuatan • kekuat-an contoh: • mem-beli • meng-gambar • main-an • ber-jalan 24



Catatan: (1) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami perubahan dilakukan seperti pada kata dasar. Misalnya: • me-nu-tup • me-ma-kai • me-nya-pu • me-nge-cat • pe-mi-kir • pe-no-long • pe-nga-rang • pe-nge-tik • pe-nye-but contoh: • pe-nye-la-mat • me-nyam-but • me-nyon-tek • mengu-pas • me-natap (2) Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata dasar. Misalnya: • ge-lem-bung • ge-mu-ruh • ge-ri-gi • si-nam-bung • te-lun-juk contoh: • ge-le-gar : gegar • pe-la-tuk : patuk • te-la-pak : tapak • se-ru-ling: suling • temali : tali (3) Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di awal atau akhir baris tidak dilakukan. 25



Misalnya: • Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan .... • Walaupun cuma-cuma, mereka tidak mau mengambil makanan itu. Contoh: • Walaupun dibeli dengan harga mahal, ia membuang barang itu dengan mudahnya. • Pada seminar itu pembicara menyampaikan...... II.E.3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu. Tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar. Misalnya: • biografi, bio-grafi, bi-o-gra-fi • biodata, bio-data, bi-o-da-ta • fotografi, foto-grafi, fo-to-gra-fi • fotokopi, foto-kopi, fo-to-ko-pi • introspeksi, intro-speksi, in-tro-spek-si • introjeksi, intro-jeksi, in-tro-jek-si • kilogram, kilo-gram, ki-lo-gram • kilometer, kilo-meter, ki-lo-me-ter • pascapanen, pasca-panen, pas-ca-pa-nen • pascasarjana, pasca-sarjana, pas-ca-sar-ja-na contoh: • biologi, bio-logi, bio-lo-gi • sentimeter, senti-meter, sen-ti-me-ter • swalayan, swa-layan, swa-la-yan • swafoto, swa-foto, swa-fo-to • psikologi, psiko-logi, psi-ko-lo-gi II.E.4. Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris dipenggal di antara unsur-unsurnya. Misalnya: 26



• Lagu "Indonesia Raya" digubah oleh Wage Rudolf Supratman. • Buku Layar Terkembang dikarang oleh Sutan Takdir Alisjahbana. Contoh: “ Aku Ingin Mencintaimu Dengan Sederhana” merupakan puisi ciptaan Supardi Djoko Damono II.E.5. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak dipenggal. Misalnya: Ia bekerja di DLLAJR. Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga Warsita. Catatan: Penulisan berikut dihindari. • Ia bekerja di DLL-AJR. • Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R. Ng. Rangga Warsita. Contoh: Ia bekerja sebagai PNS di sebuah instansi Negara



2.5.



Kata Ganti Kata ganti adalah salah satu jenis kata yang yang fungsinya untuk menggantikan kata benda atau orang tertentu yang tidak disebut secara langsung. Penggunaan kata ganti dimaksudkan agar suatu kalimat disampaikan secara lebih efektif dan tidak bertele-tele. Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: • Rumah itu telah kujual. • Majalah ini boleh kaubaca. • Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan. • Rumahnya sedang diperbaiki. Contoh : 27



• • • • •



2.6.



Suara itu selalu kudengar. Masalah itu selalu kau bahas. Bakso itu rasanya sangat enak. Masa lalumu adalah milikmu. Perasaanku tidak enak sejak kemarin.



Kata Imbuhan Dalam KBBI (2001: 426) menjelaskan bahwa “ imbuhan ialah bubuhan yang berupa awalan, sisipan, akhiran, pada kata dasar untuk membentuk kata baru”. Sementara itu, Effendi (1998: 127) mengemukakan bahwa “Pengimbuhan ialah proses penggunaan imbuhan dalam pembentukan kata. Proses itu terjadi karena pemakai bahasa ingin menyatakan konsep atau arti tertentu yang sudah dikenal atau masih baru. Misalnya pemakai bahasa menggunakan persatuan, untuk menyatkaan arti proses menyatukan”. Sitindoan ( 1987: 67) mengemukakan bahwa” afiks dalam bahasa indonesia terdiri dari frefiks (awalan), infiks (sisipan), dan sufiks (akhiran), konfiks (awalan – akhiran). II.B.1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. Misalnya: • berjalan • berkelanjutan • mempermudah • gemetar • lukisan • kemauan • perbaikan Catatan: Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man, -wan, atau -wi, ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. 28



Misalnya: sukuisme seniman kamerawan gerejawi II.B.2. Bentuk mengikutinya.



terikat



ditulis



serangkai



dengan



kata



yang



Misalnya:  adibusana  aerodinamika  antarkota  antibiotik  awahama  bikarbonat  biokimia  dekameter  demoralisasi  dwiwarna  ekabahasa  ekstrakurikuler  infrastruktur  inkonvensional  kontraindikasi  kosponsor  mancanegara  multilateral  narapidana  nonkolaborasi  paripurna  pascasarjana 29



             



pramusaji prasejarah proaktif purnawirawan saptakrida semiprofesional subbagian swadaya telewicara transmigrasi tunakarya tritunggal tansuara ultramodern



Catatan: (1) Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau singkatan yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda hubung (-).      



Misalnya: non-Indonesia pan-Afrikanisme pro-Barat non-ASEAN anti-PKI



(2) Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital. Misalnya: 30



Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun. (3) Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai. Misalnya: Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.



2.7.



Gabungan Kata Gabungan kata adalah suatu penggabungan antara satu kata dengan kata lainnya.Untuk menulis suatu penggabungan kata harus sesuai dengan peraturan yang telah diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Cara penukisan kata menurut PUEBI, sebagai berikut: 1.Apabila gabungan kata tersebut adalah kata majemuk atau istilah khusus, maka gabungan kata harus ditulis terpisah. Cara pertama ini hanyalah untuk kata gabungan berupa kata majemuk atau istilah khusus. Contohnya: · Anak kambing · Orang tua · Mata acara · Nikah siri 2.Apabila gabungan kata berpotensi menimbulkan salah persepsi, maka harus ditulis menggunakan tanda penghubung (-). Misalnya: 31



· · ·



anak – istri itu tengah diperiksa oleh pihak kepolisian (anak-istri: anak dan istri) anak istri-lurah itu parasnya cantic (anak istri-lurah: anak dari istri lurah) ibu-bapak kami sedang tidak ada di rumah (ibu-bapak kami: ibu dan bapak kami)



3.Meskipun diberi sebuah imbuhan, penulisan gabungan kata yang terpisah harus tetap ditulis terpisah. Imbuhan yang dimaksud pada cara ini adalah imbuhhan awalan (prefix) dan imbuhan akhiran (sufiks) yang dibubuhkan ke dalam suatu gabungan kata. Misalnya; · Para penonton bertepuk tangan atas penampilan Andini di atas panggung tersebut. Gabungan kata berimbuhan: bertepuk tangan, imbuhan: ber-, gabungan kata: tepuk tangan. Gabungan kata berimbuhan: garis bawahi, imbuhan: –i, gabungan kata: garis bawah. 4. Gabungan kata harus ditulis secara serangkai jika imbuhan yang dibubuhkan adalah awalan-akhiran (konfiks) Tata cara ini merupakan kebalikan dari cara nomor 3, yang mana gabungan katanya mesti ditulis serangkai karena di depan dan dibelakangnya telah dibubuhi dua imbuhan sekaligus. Misalnya: · Kau harus mempertanggungjawabkan semua perbuatanmu di hadapan pengadilan nanti! Gabungan kata berimbuhan awalan-akhiran: mempertanggungjawabkan, imbuhan: memper-kan, gabungan kata: tanggung jawab. · Berita itu telah disebarluaskan oleh para warga desa sekitar. 32



Gabungan kata berimbuhan awalan-akhiran: disebarluaskan, imbuhan: di-kan, gabungan kata: sebar luas. 5. Gabungan Kata yang Sudah Padu Harus Ditulis Secara Serangkai Tata cara penulisan gabungan kata yang terakhir inj dilakukan jika gabungan kata terbentuk oleh kata dasar dan kata bentuk terikat seperti adi-, multi- atau yang seenisnya. Tata cara ini juga berlaku untuk gabungan kata yang kedua kata dasar yang padu dan mesti digabung saat penulisannya. Misalnya: · adikuasa: terdiri dari kata bentuk terikat adi + kata dasar kuasa. · olahraga: kata dasar olah yang berpadu dengan kata raga.



2.8.



Partikel Pengertian Partikel merupakan kata yg biasanya tidak dapat diderivasikan atau diinfleksikan, mengandung makna gramatikal dan tidak mengandung makna leksikal, termasuk di dalamnya artikel, preposisi, konjungsi, dan interjeksi Partikel atau Kata tugas dikelompokkan menjadi enam, yaitu: 1. Preposisi (kata depan); nomina, misalnya dari, dengan, di, ke Contohnya: "Saya pergi ke pasar malam." “Saya berada di kamar” 2. Konjungsi (kata sambung); kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat (antarkata, antarfrasa, antarklausa, antarkalimat), misalnya dan, atau, serta Contohnya: Aku suka bermain musik dan menari



33



3. Interjeksi (kata seru); kata yang mengungkapkan seruan perasaan, misalnya ah, aduh Contohnya: "Ah, sakit sekali kakiku!" “Aduh, kepalaku pusing!” 4. Artikel (kata sandang); kata yang tidak memiliki arti tapi menjelaskan nomina, misalnya si, sang, kaum Contohnya: "Buaya hendak menggigit kaki si kancil." “Seseorang melukai tubuh sang raja” 5. Penegas yaitu -kah, -lah, -tah, pun Contohnya: "Buanglah sampah pada tempatnya!" “Simpanlah uangmu di dompet!” “Diamlah!” 6. Fatis yaitu kategori kata yang hanya memiliki fungsi sosial dan tidak memiliki fungsi penyampaian informasi. Cara Penulisan Partikel II.G.1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh : -Siapakah namanya? -Apakah kandungan obat tersebut? -Bacalah bukumu! -Apatah gunanya bersedih hati?



II.G.2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh: 34



-Aku pun tertawa terbahak-bahak melihat tingkah adik yang lucu. -Kami pun belum makan dari pagi



Catatan: Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai. Contoh : -Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. -Dia tetap bersemangat walaupun lelah. -Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui. -Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu depan.



II.G.3. Partikel per yang berarti 'demi', 'tiap', atau 'mulai' ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh : -Mereka masuk ke dalam ruang ujian satu per satu. -Harga baju itu Rp.50.000 per satuan -Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 bulan



35



BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan a. Penulisan kata digunakan untuk membentuk suatu kata atau kalimat yang benar, sehingga penggunaannya jika digunakan dalam penulisan kata/kalimat polanya akan sesuai dengan unsur-unsur penulisan kata/kalimat.Berdasarkan yang telah dipaparkan dalam pembahasan di atas bahwa dalam pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan yang termasuk dalam penulisan kata yaitu: kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, gabungan kata,kata depan, partikel, pemenggalan kata, . Semuanya memiliki fungsi dan cara-cara untuk menjadikan penulisan kata yang benar dan baik. Untuk penulisan kata yang benar, kita dapat berpedoman pada PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) dalam berbahasa Indonesia. b. Pemenggalan Kata adalah pemisahan huruf kelompok dari kata. Sebelum menguraikan kata-kata, orang harus mengerti untuk membedakan huruf tunggal dari konsonan. Vokal terdiri dari a, i, u, e, o. Sedangkan huruf konsonan adalah huruf selain vokal seperti k, j, l, m, n, j, dsb. 36



c. Kata ganti adalah salah satu jenis kata yang yang fungsinya untuk menggantikan kata benda atau orang tertentu yang tidak disebut secara langsung. Penggunaan kata ganti dimaksudkan agar suatu kalimat disampaikan secara lebih efektif dan tidak bertele-tele. d. Kata dasar (bahasa Inggris: word stem, root word) adalah kata yang menjadi dasar bentukan kata yang lebih besar. Dalam bahasa Indonesia, jual adalah kata dasar dari jualan, sedangkan jualan selanjutnya dapat menjadi bentuk dasar dari berjualan.[1] Dalam bahasa Inggris, tie dan untie adalah kata dasar yang masing-masing dapat membentuk kata turunan ties dan unties dengan menambahkan sufiks -s. e. Kata berimbuhan adalah kata dasar yang sudah mendapat imbuhan. Oleh karena itu, kata ini akan mengalami perubahan bentuk, fungsi dan juga makna. f. Partikel merupakan kata yg biasanya tidak dapat diderivasikan atau diinfleksikan, mengandung makna gramatikal dan tidak mengandung makna leksikal, termasuk di dalamnya artikel, preposisi, konjungsi, dan interjeks . Partikel atau Kata tugas dikelompokkan menjadi enam, yaitu: Preposisi,Konjungsi (kata sambung),Interjeksi (kata seru),Artikel (kata sandang),dan Penegas g. Kata dasar merupakan satuan bahasa terkecil yang memiliki makna, kata tersebut belum mengalami penambahan atau perubahan bentuk yang mengakibatkan perubahan makna. Dengan pengertian lain bahawa kata dasar ialah kata yang belum di beri imbuhan dan kata yang menjadi dasar awal pembentukan kata yang lebih besar. Kata dasar ialah kata yang paling sederhana yang belum memiliki imbuhan, juga dapat dikelompokkan sebagai bentuk asal “tunggal” dan bentuk dasar “kompleks”. h. Kata depan atau yang juga bisa disebut dengan preporsisi adalah kata secara sintaksis atau susunan kalimat yang letaknya berada di depan kata benda, kata sifat dan juga keterangan. Sementara itu jika semantic atau makna bisa menandakan 37



segala hubunga makna antar konstituen yang letaknya tepat di depan mau pun di belakang. i. Kata imbuhan ialah bubuhan yang berupa awalan, sisipan, akhiran, pada kata dasar untuk membentuk kata baru”. “Pengimbuhan ialah proses penggunaan imbuhan dalam pembentukan kata. Proses itu terjadi karena pemakai bahasa ingin menyatakan konsep atau arti tertentu yang sudah dikenal atau masih baru.



DAFTAR PUSTAKA  Anonim.2015.Penulisan Kata.https://puebi.readthedocs.io/en/latest/kata/ (diakses tanggal 19 Maret 2021).  Masitoh,Tuti.2018. ANALISIS KETEPATAN PENGGUNAAN IMBUHAN KE.AN DAN IMBUHAN DI- PADA KARANGAN EKSPOSISI. http://jurnal.stitnualhikmah.ac.id/index.php/modeling/article/download/207/ 188/.(diakses pada tanggal 20 Maret 2021)



38