Makalah Penyelamatan Diri Di Laut [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENYELAMATAN DIRI DI LAUT



DI SUSUN OLEH: PRAMESTI NUR CAHYANI E1E014040 PSP



PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017



1



KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim. Rasa syukur yang dalam saya sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan. Saya menyadari bahwa proses penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya saya dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usulan guna penyempurnaan makalah ini dikemudian hari. Saya sadari pula, bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, saya dengan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.



Jambi,



April 2017



Penulis,



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .....................................................................................i DAFTAR ISI ..................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2 1.3 Tujuan dan Manfaat.........................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Penyelamatan Diri.........................................................3 2.2 Prosedur yang di Lakukan Saat Penyelamatan Diri .......................3 2.3 Bahaya yang Dapat Terjadi Saat Penyelamatan Diri.......................4 2.4 Hal yang Harus di Lakukan Ketika Kecelakaan.............................5 2.5 Peralatan Keselamatan di Kapal......................................................8 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan....................................................................................10 3.2 Saran..............................................................................................10 DAFTAR PUSTAKA



3



4



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kapal laut sebagai bangunan terapung yang bergerak dengan daya dorong pada kecepatan bervariasi melintasi berbagai daerah pelayaran dalam kurun waktu tertentu, akan mengalami berbagai problematika yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti cuaca, keadaan alur pelayaran, manusia, kapal dan lain-lain yang belum dapat diduga oleh kemampuan manusia dan pada akhirnya menimbulkan gangguan pelayaran dari kapal. Gangguan pelayaran pada dasarnya dapat berupa gangguan yang dapat langsung diatasi, bahkan perlu mendapat bantuan langsung dari pihak tertentu, atau gangguan yang mengakibatkan Nakhoda dan seluruh anak buah kapal harus terlibat baik untuk mengatasi gangguan tersebut atau untuk hares meninggalkan kapal. Kapal adalah sebagai sarana angkutan laut dan tempat banyak orang mendambakan hidupnya. Setiap saat keselamatan jiwa manusia di laut terancam, baik para pelaut maupun yang ikut berlayar. Kecelakaan laut bisa terjadi di mana saja di daerah perairan laut dan kapan saja. Kecelakaan dapat terjadi pada kapalkapal baik dalam pelayaran, sedang berlabuh atau sedang melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan/terminal meskipun sudah dilakukan upaya yang kuat untuk menghindarinya. Penyelamatan jiwa manusia di laut merupakan suatu pengetahuan



praktis



bagi



pelaut



yang



menyangkut



bagaimana



cara



menyelamatkan diri maupun orang lain dalam keadaan darurat di laut. Untuk para awak kapal dan para penumpang harus mengetahui cara-cara penyelamatan diri sewaktu ada kecelakaan di kapal. Khusus para awak kapal perlu pelatihan, terutama di bidang keselamatan agar para awak kapal terampil dalam teknikteknik penyelamatan, sebagaimana yang disyaratkan oleh IMO Convention dan pemerintah negara bersangkutan. Banyak korban kecelakaan yang terjadi di laut justru karena kurangnya pengetahuan dasar penyelamatan dan pengamanan di laut, sesuai dengan evaluasi IMO bahwa adanya peningkatan yang drastis korban jiwa yang terjadi di laut terutama disebabkan oleh kesalahan manusia sendiri, yaitu Human Error Factor. Untuk itu diperlukan pengetahuan serta ketrampilan praktis tentang tindakan yang harus dilakukan atas kecelakaan yang terjadi.



1



Manajemen harus memperhatikan ketentuan yang diatur dalam Health and Safety work Act, 1974 untuk melindungi pelaut pelayar dan mencegah resikoresiko dalam melakukan suatu aktivitas di atas kapal terutama menyangkut kesehatan dan keselamatan kerja, baik dalam keadaan normal maupun darurat. Suatu keadaan darurat biasanya terjadi sebagai akibat tidak bekerja normalnya suatu sistem secara prosedural ataupun karena gangguan alam. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa Arti Penyelamatan Diri di Kapal dan Hal Apa Saja yang Dapat Terjadi 2. 3. 4. 5.



Saat Kapal Berada di Laut? Prosedur apa saja yang dilakukan saat akan menyelamatkan diri di laut? Bahaya apa saja yang akan di hadapi pada saaat penyelamatan diri di laut? Hal Apa yang Harus di Lakukan Ketika Terjadi Kecelakaan di Laut Apa Saja Peralatan Keselamatan di Kapal?



1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui cara ataupun prosedur penyelamatan diri pada saat terjadi kecelakaan kapal.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Penyelamatan Diri dan Hal yang Dapat Terjadi Saat Kapal Berada di Laut Penyelamatan diri adalah usaha yang dilakukan untuk menghindari atau membebaskan diri dari bahaya yang sedang terjadi agar dapat selamat. Penyelamatan diri di laut adalah usaha yang dilakukan untuk menghindari atau membebaskan diri dari bahaya yang sedang terjadi pada saat berada di laut. Hal yang dapat terjadi pada saat kapal berada di laut yaitu berupa: 1. Terbakarnya sebagian kapal atau seluruhnya dan kemungkinan kapal meledak. 2. Terjadinya tabrakan dengan kapal lain ataupun dengan dermaganya. 3. Kandas, baik yang bersifat sementara maupun permanen. 4. Terjadinya kebocoran yang kemungkinan kapal tenggelam akibat kemasukan air dalam jumlah yang besar. 5. Terjadinya pencemaran laut akibat dari kecelakaan-kecelakaan di atas. Jenis-jenis kecelakaan tersebut di atas sangat membahayakan. Kecelakaan yang terjadi di laut dapat disebabkan oleh kesalahan manusia sendiri. Untuk itu



perlu diperlukan pengetahuan serta keterampilan praktis tentang



tindakan yang harus dilakkukan atas kecelakaan yang terjadi. 2.2 Prosedur yang di Lakukan Saat Melakukan Penyelamatan Diri di Laut Dalam mempertahankan hidup selama berada di laut pada saat terjadi kecelakaan, beberapa tindakan yang sangat penting untuk diketahui serta dipahami adalah sebagai berikut: 1. Sebagai modal utama adalah suatu kemauan dan kekuatan untuk hidup. 2. Menghemat energi atau tenaga sewaktu mengapung di air. 3. Menggunakan semua peralatan penolong/penyelamat yang ada di kapal dan yang mungkin ditemukan selama berada/mengapung di laut. 4. Menggunakan peralatan penolong/penyelamat sesuai petunjuk. 5. Melakukan penghematan dalam penggunaan air minum yang ada dan tidak minum air laut. 6. Tidak makan yang berprotein karena akan menambah kebutuhan akan air. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam proses penyelamatan jiwa manusia di laut, selain perlunya suatu peraturan terhadap peralatan penyelamat atau penolong 3



Juga dibutuhkan kesiapan personil awak kapal dalam keadaan darurat. Untuk itu diperlukan pelatihan seperti yang tertera pada peraturan internasional STCW 78 Amandemen 95 Peraturan VI-1. dalam STCW 78/95, selain diperlukan latihan darat perlu latihan secara periodik dan sungguh-sungguh tentang teknik penyelamatan manusia di laut. Dalam keadaan darurat setelah mendengar isyarat meninggalkan kapal (abandon ship) yang terdiri 7 atau lebih peluit pendek yang diikuti 1 peluit panjang menggunakan suling kapal dan berbagai tambahannya, maka semua orang di atas kapal harus menggunakan pakaian hangat atau baju cebur dan baju renang. Kemudian menuju ke stasiun sekoci penolong masingmasing. Anak buah kapal melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan sijil keadaan darurat, awak kapal menyiapkan sekoci penolong dan perlengkapan radio sesuai dengan prosedur yang berlaku. Salah satu kegiatan utama adalah menghidupkan mesin sekoci dan memasang perlengkapan radio darurat . 2.3 Bahaya yang Dapat Terjadi Saat Penyelamatan Diri di Laut Ada beberapa bahaya yang berpengaruh pada manusia apabila mengatasi situasi dan kondisi darurat antara lain:  Kepanasan, pada dasarnya panas badan manusia adalah 97,86º F. Perubahan tempratur +20ºF yang disebabkan oleh sengatan matahari dapat mempengaruhi daya pikir manusia. Penambahan tempratur 60-80ºF dari suhu normal dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan hal-hal fatal bagi tubuh manusia. Lemah adalah gejala yang jelas dari kepanasan. Biasanya tubuh manusia dapat menyesuaikan diri dari cuaca panas antara 2-7 hari. Cara menetralkan tubuh dari sengatan matahari adalah usahakan berteduh dengan membuat perlindungan sehingga dapat mengurangi pengaruh panas sinar matahari.  Kedinginan Pada umumnya



kedinginan



menyebabkan



kehilangan



kepekaan syaraf, rasa ngantuk dan kehilangan gairah kerja. Cara mengurangi rasa dingin dengan mengeringkan pakaian yang basah kemudian baru kenakan kembali.  Mabuk Laut Mabuk laut adalah kondisi seseorang merasa pening, dikarenakan ketidaknyamanan atau terbiasa berada di laut. Pencegahan



4



mabuk laut : meminum pil anti mabuk, jangan takut akan tidur karena pil dan harus diberi sugesti.  Kehilangan Cairan Tubuh Dehidrasi merupakan problema utama dalam mempertahankan tetap hidup. Pengaruh dehidrasi pada tubuh adalah rasa ngantuk, kehilangan gairah kerja dan kontrol diri. Dehidrasi dapat juga disebabkan oleh mabuk laut, terlebih lagi bila mabuk disertai muntah.  Jangan minum air laut karena dapat menyebabkan : badan lemah, kesadaran berkurang, gila/ mati.  Ikan Hiu Ikan hiu serta ikan buas lainnya biasanya terdapat di laut tropis. Pada umumnya ikan hiu tidak akan mengganggu apabila tidak diganggu, tetapi ada kalanya mereka menyerang manusia tanpa sebab yang pasti. Petunjuk-petunjuk untuk menghindari ikan hiu dan ikan buas lainnya: Berpakaian, selalu waspada dan perhatikan sekeliling rakit, jangan memasukkan anggota badan ke dalam air bila terdapat ikan buas, jangan memancing jika terdapat ikan buas di sekitar rakit, jangan bersuara. 2.4 Hal yang Harus di Lakukan Ketika Terjadi Kecelakaan di Laut  Perintah “Meninggalkan kapal atau Abandon Ship” adalah suatu perintah Nakhoda yang diambil bilamana keadaan darurat yang terjadi diatas kapal seperti: terbakar, bocor yang diakibatkan oleh tubrukan, lain-lain tidak dapat diatasi dan akhirnya mengancam keselamatan pelayar di atas kapal. Perintah meninggalkan kapal merupakan keputusan terakhir yang diambil oleh seorang Nakhoda. Apabila ada perintah/order meninggalkan kapal maka seluruh awak kapal harus menuju ke stasiun pesawat luput maut untuk melaksanakan tugas sesuai sijil meninggalkan kapal. Bagi para penumpang ikutilah petunjuk petugas : 1. Berbarislah dengan tertib untuk naik ke sekoci penolong maupun rakit penolong kembung. 2. Dahulukan anak-anak,



perempuan



dan



orang



tua.



Prosedur



meninggalkan kapal bagi ABK adalah sebagai berikut:  Seluruh ABK menggunakan jaket penolong (life jacket), selanjutnya berkumpul di tempat yang ditentukan oleh perwira 



kapal. ABK yang akan terjun ke laut berdiri tegak di sisi kapal. Yakinkan tinggi tempat terjun tidak lebih dari 4,5 meter dari atas kapal dan 5



perhatikan bahwa tidak ada benda atau pusaran air di tempat terjun. Sebelum terjun, tutup hidung dan mulut dengan tangan kiri untuk 



mencegah masuknya air laut. Pegang life jacket dengan tangan kanan keras-keras untuk



menahannya agar tidak terlepas.  Ketika terjun ke laut arahkan pandangan mata lurus ke depan.  Persiapan Tindakan pertama mendengarkan isyarat tanda bahaya adalah gunakan



seluruh



pakaian



sebagai



pelindung,



bila



anda



harus



meninggalkan kapal pakailah seluruh pakaian sebagai pelindung. Pakaian akan melindungi diri anda dari dinginnya air laut, teriknya sinar matahari dan ikan-ikan buas di laut. Pakaian sebagai pelindung memperpanjang waktu hidup anda, pakailah pakaian hangat sebanyak mungkin, kenakan baju penolong (life jacket) anda, pergilah segera ketempat berkumpul yang telah ditentukan.  Terjun Ke Laut 1. Berdiri tegak di sisi kapal, lihat ke permukaan laut, kemungkinan ada pusaran laut atau benda-benda yang menghalangi. 2. Tutup hidung dan mulut dengan sebelah tangan untuk mencegah air masuk ketika terjun. 3. Pegang bagian atas life jacket disatu sisi . Sebaiknya silangkan kedua sisi tangan anda. Life jacket harus ditekan karena ketika terjun akan terdorong ke atas karena tekanan air. 4. Sekali lagi perhatikan / lihat permukaan laut. 5. Loncat dengan kaki tertutup rapat dan lurus, pandangan ke depan. 6. Jangan loncat langsung ke life boat atau life raft, dan ingat jangan terjun lebih dari ketinggian 4,5 m  Cara Bertahan Dengan Menggunakan Baju Renang. 1. Bila telah meloncat dari kapal usahakan terapung dengan posisi terlentang. 2. Diam terapung-apung sebelum pertolongan tiba. 3. Bila dekat dengan kapal penolong atau pesawat luput maut, berenanglah dengan posisi terlentang dan gunakan kedua tangan sebagai pengayuh. 4. Ingat, harus berhemat tenaga agar dapat bertahan hidup sampai pertolongan tiba.



6



5. Ingat, energi dalam tubuh diperlukan untuk menjaga panas tubuh. Kematian dapat terjadi karena hilangnya panas tubuh secara tidak disadari. Mengupayakan agar tetap berkelompok.  Kendala-Kendala Saat Meninggalkan Kapal. 1. Sekoci penolong tidak dapat diturunkan. Prinsip-prinsip umum berkenaan dengan ketentuan-ketentuan dari sekoci penolong adalah: peralatan tersebut harus siap untuk digunakan dalam keadaan darurat. Agar siap digunakan maka sekoci-sekoci penolong harus memenuhi kondisi- kondisi sebagai berikut : dapat diturunkan ke air secara cepat dan aman,bahkan dalam kondisi trim yang tidak menguntungkan dan kemiringan tidak lebih dari 20º ke salah satu sisi. 2. Kurang/tidak ada penerangan Jika terdapat kemungkinan bahwa penerangan pada stasiun berkumpul mati, maka harus ada penerangan yang memadai dengan lampu yang dipasok dari sumber tenaga listrik darurat untuk jangka waktu 3 jam. 3. Tidak lengkapnya personil untuk melaksanakan tugas sesuai sijil. Untuk menghindari akibat tidak lengkapnya personil untuk melaksanakan tugas sesuai sijil maka diharapkan semua personil disamping mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan sesuai dengan sijil, maka harus juga mampu melaksanakan tugas-tugas lain diluar ketentuan sijil. Setiap anggota awak kapal harus berpartisipasi dalam latihan meninggalkan kapal, dan latihan kebakaran paling sedikit satu kali latihan setiap bulan. Kalau lebih dari 25 % dari jumlah awak kapal belum berpartisipasi dalam latihan meninggalkan kapal dan latihan kebakaran yang berlangsung dalam bulan yang lalu, maka latihan dilakukan lagi dalam waktu 24 jam setelah kapal meninggalkan pelabuhan. 2.5 Peralatan Keselamatan di Kapal Alat-alat keselamatan yang wajib dimiliki dan disediakan di atas kapal sesuai Safety Of Life At Sea (SOLAS) ’74 adalah terdiri dari :



7



1. Pelampung Penolong (life buoy) Pelampung penolong terbuat dari bahan apung berwarna orange dengan berat tidak lebih 2,5 kg. Pelampung harus dapat dilemparkan dari ketinggian 30 meter dari atas kapal, dan dapat digunakan untuk mengapungkan orang di laut. 2. Rompi Penolong (life jacket) Rompi penolong terbuat dari bahan tahan air dengan warna orange dan berguna untuk mengapungkan orang yang menggunakannya di atas air. 3. Pakaian Cebur (immersion suit) Pakaian cebur terbuat dari bahan tahan air dan berfungsi sebagai pelindung suhu tubuh yang hilang akibat dinginnya air laut. 4. Sarana Pelindung Panas (thermal protective aid) Sarana pelindung panas berfungsi sebagai pelindung tubuh dan untuk mengurangi hilangnya panas tubuh. 5. Pesawat Luput Maut (life raft) Pesawat luput maut adalah suatu alat penyelamat yang dapat digunakan untuk mengevakuasi ABK (crew) pada saat meninggalkan kapal yang dalam keadaan darurat. Isi life raft terdiri dari: Minuman mineral, makanan, alat pancing, cermin, lampu senter, dayung dan alat-alat isyarat bahaya. Di dalam life raft atau rakit penolong harus diupayakan tersedia alat komunikasi darurat untuk minta bantuan ke kapal lain atau ke tim rescue. Alat-alat komunikasi darurat yang digunakan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Radio darurat (emergency radio) Radio darurat adalah suatu pesawat yang berfungsi untuk komunikasi antara kapal dalam keadaan darurat. Untuk meminta bantuan search and rescue dapat melalui frekuensi 2182 kHz atau radio VHF pada channel 16. 2. Radio Petunjuk Posisi Darurat atau Estimating Position Indicator Radio Beacon (EPIRB) Radio petunjuk posisi darurat (EPIRB) merupakan pesawat yang berfungsi untuk memancarkan signal marabahaya secara teruas menerus dalam jangka waktu 10 menit. Diharapkan kapal lain dapat menerima signal darurat yang dipancarkan sehingga akan membantu atau menginformasi-kan ke tim SAR.



8



9



BAB III PENUTUP 1.1 Kesimpulan Setiap saat keselamatan jiwa manusia di laut terancam, baik para pelaut maupun yang ikut berlayar. Kecelakaan laut bisa terjadi di mana saja di daerah perairan laut dan kapan saja. Kecelakaan dapat terjadi pada kapal-kapal baik dalam pelayaran, sedang berlabuh atau sedang melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan/terminal meskipun sudah dilakukan upaya yang kuat untuk menghindarinya. Penyelamatan diri di laut adalah usaha yang dilakukan untuk menghindari atau membebaskan diri dari bahaya yang sedang terjadi pada saat berada di laut. Bahaya yang dapat terjadi saat melakukan penyelamatan diri salah satunya adalah kepanasan, kedinginan dan mabuk laut. Salah satu hal yang harus dilakukan ketika terjadinya kecelakaan kapal yaitu perintah meninggalkan kapal. Peralatan yang dapat membantu keselamatan di kapal berupa pelampung penolong, rompi penolong, pakaian cebur, sarana pelindung panas dan life raft. 1.2 Saran Diharapkan pembaca dapat memahami isi dari makalah ini dan mau memberikan kritik dan saran guna untuk memperbaiki makalah selanjutnya.



10



DAFTAR PUSTAKA http://bahari7.blogspot.co.id/2009/04/penyelamatan-diri-di-laut-personal.html http://blognautika.blogspot.co.id/2015/01/dkl-2-dasar-dasar-keselamatan-dilaut.html



11



12