Api Di Dasar Laut [PDF]

  • Author / Uploaded
  • fahmi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Fakta Al-Qur’an: Api di dasar laut Al Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan langsung oleh Pencipta Alam Semesta. Di dalam Al-Qur'an juga menyebutkan fakta-fakta sains secara tersirat. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, hampir semua penemuan ilmiah abad terahir sudah disebutkan dalam Al-Qur'an. Salah satu penemuan yang menarik adalah fenomena api di dasar lautan. Dalam Alquran Surat At-Tur ayat 1-6 Allah SWT berfirman: "Demi bukit. Dan Kitab yang ditulis. Pada lembaran yang terbuka. Dan Demi Baitul Makmur (Ka'bah). Dan demi surga langit yang ditinggikan. Dan Demi laut, yang di dalam tanahnya ada api." Dulu, ketika Alquran diturunkan, bangsa Arab belum bisa memahami isyarat sumpah Allah SWT demi lautan yang di dalam tanahnya ada api ini. Ketika itu, mereka hanya mengetahui makna “sajara” sebagai menyalakan tungku pembakaran hingga membuatnya panas atau mendidih. Dalam persepsi mereka, air dan panas merupakan dua hal yang bertentangan. Air mematikan panas sedangkan panas itu menguapkan air. Tidak mungkin kedua hal ini dapat berdampingan dalam sebuah ikatan yang kuat tanpa ada yang rusak salah satunya. Penafsiran QS. At-Tur ayat 6 dalam kitab Tafsîr al-Âyât al- Kauniyyah fî alQur’ân al-Karîm Zaghlul An-Najjar ketika membahas QS. At-Tur ayat 6 dalam kitab tafsirnya, terlebih dahulu Zaghlul menjelaskan terkait dengan isyaratisyarat kauniyyah yang terdapat dalam Surat At-Tur. Zaghlul menjelaskan bahwa: 



Makna Qasam yang ada di dalam surat At-Tur menunjukkan sesuatu yang menakjubkan dan pentingnya sesuatu yang dipakai untuk bersumpah. Sesungguhnya itu menunjukkan kekuasaan Allah yang tidak terbatas.







Isyarat yang menunjukkan kepada tingginya derajat panas api di dasar lautan dan samudra, yang sampai pada derajat mendidih, karena adanya aktivitas gunung berapi yang berada di air laut dan samudra.



Selanjutnya, Zaghlul menjelaskan terlebih dahulu dari segi bahasa terkait al-Bahr al-Masjûr, Zaghlul menjelaskan bahwa kata al-Masjûr sebagai kata sifat yang berasal dari kata kerja (sajara) dan (as-sajara), ketika dikatakan sajara al-tannûr maksudnya adalah menyalakan tumpu hingga panas atau mendidih, dan (assujûr) adalah apa saja yang membakar dari macam-macam tumpu. Zaghlul juga menjelaskan bahwa kata sajara dalam arti lain adalah penuh. Sehingga makna wa al-Bahr al-Masjûr adalah laut yang penuh dengan air, atau menahannya dari daratan. Sehingga wa al- Bahr al-Masjûr dapat diartikan dengan dua makna, yaitu demi laut yang menyala atau laut yang di dalam tanahnya ada api, dan demi laut yang penuh dengan air. Fenomena api di dasar lautan ini pun mulai terbukti secara ilmiah ketika dua ahli geologi berkebangsaan Rusia, Anatol Sbagovich dan Yuri Bagdanov bersama rekannya ilmuwan Amerika Serikat (AS), Rona Clint meneliti tentang kerak bumi dan patahannya di dasar laut pada pertengahan tahun 1990-an. Mereka menyelam ke dasar laut sedalam 1.750 kilometer di lepas pantai Miami. Sbagovich bersama kedua rekannya menggunakan kapal selam canggih yang kemudian beristirahat di batu karang dasar laut. Di dasar laut itulah, mereka dikejutkan dengan fenomena aliran air yang sangat panas mengalir ke arah retakan batu. Kemudian aliran air itu disertai dengan semburan lava cair panas menyembur layaknya api didaratan, dan disertai dengan debu vulkanik layaknya asap kebakaran di daratan. Tidak tanggungtanggung panasnya suhu api vulkanis didalam air tersebut ternyata mencapai 231 derajat celcius. Salah satu fenomena yang mencengangkan para ilmuwan saat ini adalah bahwa meskipun sebegitu banyak, air laut atau samudera tetap tidak mampu memadamkan bara api magma tersebut. Dan magma yang sangat panas pun tidak mampu memanaskan air laut dan samudera. Keseimbangan dua hal yang berlawanan: air dan api di atas dasar samudera bumi, termasuk di dalamnya Samudera Antartika Utara dan Selatan, dan dasar sejumlah lautan seperti Laut Merah.



Sesungguhnya, Alquran telah menyebutkan fakta itu sejak 1.400 tahun lalu. Alquran menjelaskan api di dalam lautan itu dengan istilah “Masjur.” Dalam bahasa Arab, “Masjur,” dimaknai dengan sesuatu yang berada di atas, dipanaskan dari oleh panas dibawahnya. Nabi SAW pun pernah bersabda: “Tidak ada yang mengarungi lautan kecuali orang yang berhaji, berumrah atau orang yang berperang di jalan Allah. Sesungguhnya di bawah lautan terdapat api dan di bawah api terdapat lautan,” (HR Abu Daud). Dari sini, kita dapat memahami bahwa Alquran dan Hadits selalu terhubung dan datang dari Allah Sang maha Pencipta langit dan bumi. "Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli, sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hambaNya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan” (QS. An-Najm 3-10) Sumber:



Pembuktian Sains dalam Sunnah buku 1, karya Dr. Zaghlul An-Najjar. Al-Najjâr, Zaghlul. 2007. Tafsîr Al-Âyât Al-Kauniyyah Fî Al-Qur’ân Al-Karîm. Al- Qâhirah: Maktabah As-Syarqiyyah Ad-Dauliyyah. Muthi’ah, Farhatul. 2019. TELAAH PENAFSIRAN ZAGHLUL AL-NAJJÂR TENTANG LAUT YANG MENDIDIH DALAM KITAB TAFSÎR AL-ÂYÂT ALKAUNIYYAH FÎ AL-QUR’ÂN AL-KARÎM (Kajian Tafsir Tematik dan Sains). Skripsi. Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Usijuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.