Topografi Dasar Laut [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH OSEANOGRAFI FISIS “Topografi Dasar Laut” MINGGU KE-3



DISUSUN OLEH: KELOMPOK 14 1. Afnan Ainun Na'im



(19/443657/TK/48853)



2. Bakhtiar Wahyu A.



(19/446541/TK/49646)



3. Khairul Amiruddin



(19/439646/TK/48376)



4. Mahfud Amin



(19/443489/TK/48885)



PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK GEODESI DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2020



A. Tujuan 1. Mahasiswa mampu memahami materi mengenai topografi dasar laut. 2. Mahasiswa mampu mengolah data topografi dasar laut dengan memvisualisaikan dalam bentuk peta kontur topografi dan profil melintang bawah laut.



B. Latar Belakang Bumi kita terdiri dari berbagai lapisan: litosfer yang bersifat padat, astenosfer yang bersifat liquid, dan inti bumi yang bersifat padat. Meskipun Lapisan litosfer pada bumi kita bersifat padat, namun lapisan ini tidak hanya diam saja, melainkan terus bergerak setiap harinya. pergerakan ini dikenal dengan pergerakan lempeng tektonik secara tranform, divergen, dan konvergen. Penyebab dari pergerakan lempeng tektonik tersebut, dikarenakan adanya pergerakan lapisan astenosfer yang bersifat liquid. Melalui pergerakan lempeng tektonik itulah berbagai jenis topografi dasar laut mulai terbentuk. Pengetahuan mengenai topografi dasar laut bermula dari pemetaan yang telah ada sejak dulu kala. Pada mulanya, pengukuran kedalaman laut hanya menggunakan teknik yang sangat sederhana, yakni dengan mengulurkan tali atau kabel yang diberi bandul pemberat ke dalam laut hingga menyentuh dasar (wiresounder). Semakin berkembangnya zaman, teknik pengukuran kedalaman laut pun juga berkembang, dan sekarang menggunakan metode gelombang. Perbedaan kedalaman laut di berbagai posisi di bumi, melatarbelakangi di lakukannya pemetaan kontur topografi dasar laut. Dan dari pemetaan tersebut, telah ditemukan berbagai macam kontur laut yang dikenal dengan basin, rise, slope, sea mount, trench, island arc, mid ocean ridge, dan lainnya. Pada dasarnya, tujuan pemetetaan ini dilakukan agar informasi kontur topografi dasar laut, dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan, contohnya dalam penentuan alur pelayaran, perencanaan bangunan pantai, pencarian kerangka kapal, pembangunan jaringan pipa bawah laut dan sebagainya.



C. Waktu Pelaksanaan Waktu



: 25 September – 8 Oktober 2020



Tempat



: Rumah Masing-masing



D. Alat dan Bahan 1. Web Gebco 2. Software Surfer



3. Mygeodata.cloud/converter/geotiff-to-xyz. 4. Data GeoTIFF Wilayah Laut Banda



E. Langkah Kerja 1. Membuka web https://download.gebco.net/ dan mengunduh data Grid GeoTIFF. 2. Meng-convert



hasil



data



yang



telah



didownload



dengan



mygeodata.cloud/converter/geotiff-to-xyz. 3. Mengunduh software pada web berikut ini https://www.filehorse.com/downloadsurfer/. 4. Membuka Sufer Software tersebut lalu memilih menu Grid > Data. 5. Memasukkan file *txt yang sudah dibuat tadi pada kotak dialog data import. 6. Memasukkan GeoTIFF, kemudian memilih Map > Contour Map. Ubah warna ukuran dan lain-lain di properties. 7. Membuat cross section dengan memilih Maps Tools > Profile, lalu buatlah garis. 8. Warna ukuran satuan front dan lain-lain dari kontur dan cross section dapat diubah di bagain properties. Lalu diberi keterangan profil laut.



F. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan langkah yang telah dilakukan untuk membuat kontur dan profil melintang topografi dasar laut menggunakan data yang didownload dari Bebco yang kemudian diolah menggunakan Surfer Software, didapatkan hasil hasil sebagai berikut.



Pada gambar terlihat adanya kontur yang terjadi di dasar laut. Hal ini membuktikan bahwa pada dasar laut juga terdapat topografi sama halnya dengan yang ada di daratan. Hal ini sungguh tidak aneh mengingat bahwa permukaan bumi sekitar 70% seluruhnya merupakan wilayah perairan, sedangkan daratan hanya 30%. Bahkan puncak dari titik tertinggi daratan masih kalah dengan titik terendah dari lautan. Selain wilayahnya yang luas, topografi atau kontur pada dasar laut tampak lebih bervariasi dibandingkan pada kontur daratan. Lokasi yang dijadikan bahan untuk pola topografi dasar laut adalah Laut Banda. Laut Banda sendiri merupakan sebuah laut yang terletak di Kepulauan Maluku Indonesia. Pada proses pengolahan data kontur bawah laut, lokasi pemetaan dilakukan dengan batas



koordinat 3,9001o LS - 8,3386o LS dan 126,2000o BT - 132,1106o BT. Pada pengolahan topografi perairan Laut Banda dibuat interval kontur sebesar 500 m dengan dengan rentang dari ketinggian 1000 m sampai ke kedalaman 7500 m yang setiap batas konturnya diberi skala keabuan berwarna biru. Semakin cerah warnanya, maka titik konturnya semakin tinggi. Sedangkan jika semakin gelap warnanya, maka semakin dalam titik atau lokasi tersebut berada. Bedasarkan posisi atau kondisi geografisnya, letak Laut Banda terletak di antara dua lempeng, yaitu lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia atau lebih tepatnya lempeng benua Australia. Pada kedua lempeng tersebut terjadi subduksi di bagian utara lempeng benua Australia dengan bagian selatan lempeng Eurasia dikarenakan adanya pergerakan lempeng yang saling mendekat atau konvergen. Dari adanya gerakan konvergen tersebut terjadi penunjaman pada lempeng Indo-Australia yang menuju ke bawah lempeng Eurasia. Dan dampak dari akibat adanya subduksi tersebut, terbentuk kumpulan gunung apai bawah laut di bagian timur Laut Banda. Gunung api ini terbentuk adanya penunjaman lempeng benua Australia ke bawah lempeng



Eurasia.



Hal



ini



menyebabkan kerak pada lempeng benua



Australia



terbakar



dan



meleleh oleh astenosfer yang berada di bawahnya. Dan dari subduksi tersebut



terjadi



gesekan



Ilustrasi Subduksi



antarlempeng yang membuat celah antarlempeng sehingga dari lelehan litosfer beserta astenosfer masuk dan membobol lapisan di atasnya. Dikarenakan gaya yang kuat dari pertemuan lempeng tersebut menyebabkan kerak di atasnya tidak kuat menahan yang menyebabkan terbentuknya gunung api bawah laut. Pada hasil pengolahan data topografi Laut Banda, posisi gunung api ini terletak pada jarak 4 sampai 5. Dan dapat dilihat pada gambar di bawah, bahwa lempeng benua Australia yang mengarah ke lempeng Eurasia terjadi subduksi ditandai dengan adanya garis palung di antara kedua lempeng.



Kenampakan Geografis Laut Banda Sumber gambar: https://earth.google.com/web/ Kemudian tidak jauh dari gunung api bawah laut terdapat adanya kontur yang cukup rapat di bagian timur dari deretan gunung api. Jika dibandingkan dengan palung, zona ini tidak cukup dalam dengan cekungan yang memanjang dan kemiringan yang ada relatif lebih datar dibandingkan palung (trench). Dengan kondisi umum zona tersebut dinamakan dengan trough. Namun, pada zona subduksi Laut Banda tersebut dinamakan dengan zona Weber Deep. Weber Deep merupakan cekungan raksasa pada busur muka atau fore arc basin dalam sistem Subduksi Banda dengan kedalaman mencapai sekitar 7,2 km yang melengkung di Laut Banda. Secara tektonik zona ini merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks. Dengan adanya aktifitas gunung dan seismik tersebut menunjukkan bukti bahwa gerakan konvergen lempeng masih tetap berlangsung dan itulah yang menyebabkan kontur pada zona subduksi cenderung lebih bervariasi. Pada hasil pengolahan topografinya, zona ini terletak pada jarak 5. Beralih ke sebelah barat dari gunung api bawah laut terdapat adanya basin atau lubuk laut. Hal ini bisa ditandai dengan konturnya yang relatif mendatar, dalam, dan luas. Pada Laut Banda, basin memiliki kedalaman sekitar 4000 m dan merupakan basin terdalam untuk wilayah Indonesia. Dengan kondisi kontur tersebut dapat diketahui bahwa basin ini terjadi karena adanya gerakan endogen berupa tektonisme dan kejadian lainnya yang berhubungan dengan fenomena terbentuknya palung. Sehingga menyebabkan kerak samudra atau lapisan pada dasar laut mengalami penurunan atau bisa disebut dengan



ingresi. Biasanya ingresi ini berlangsung dalam kurun waktu yang lama dan terjadi secara berangsur-angsur. Maka dapat dikatakan bahwa pada zona basin ini akan membuat titik rendah laut semakin dalam seiring berjalannya waktu. Pada hasil pengolahan topografi Laut Banda, basin terletak pada jarak 2 sampai 4. Pada beberapa lokasi pada Laut Banda terdapat adanya mid-ocean ridge atau punggung laut. Punggung laut merupakan zona dasar laut dengan kontur yang berbukitbukit. Adanya tenaga endogen seperti tektonisme atau tekanan sesar lempeng menyebabkan terjadinya penebalan kerak bumi. Sehingga akan timbul tekanan ke arah vertikal karena himpitan yang terjadi dan menimbulkan adanya lipatan atau patahan pada kerak. Kerak bumi yang bergerak mengarah dan menjulang ke atas inilah yang disebut dengan punggung laut. Punggung laut umumnya tidak mencapai pada permukaan laut dan ketinggiannya jika dihitung dari dasar laut juga bervariasi tergantung dari di mana dan bagaimana punggung laut itu terbentuk. Seperti pada hasil pengolahan topografi Laut Banda, punggung laut tampak terlihat seperti benjolan- benjolan ke atas. Dan pada croos sectionnya dapat dilihat pada jarak sekitaran 1 dan 2.



Perhatikan struktur dasar laut pada tabel berikut Topografi Continental Shelf (Landasan Benua) Continental Slope (Lereng Benua) Continental Rise (Tanjakan Benua) Trench (Palung) Deep Sea Basin Mid-Ocean Ridge (Punggung Laut) Central Rift Vallaey Seamount



Lebar (km) ~ 300



Kedalaman (m) 150 - 200



20 - 100



200 - 2000



~ 100



2000 - 5000



Karateristik



Ada canyon, slopes 1:40 Slopes 1:700- 1:1000



600 - 11000 ± 5000 ~ 400



Rise 3000 – 10000



20 - 50



Cut 1000 – 3000 deep into ridge sys. Isolated, Rise 1000, Small summt



Berdasarkan tabel tersebut, beberapa kondisi topografi bisa dikatakan sama sesuai dengan topografi yang ada pada Laut Banda, seperti basin, punggung laut. Meskipun pada Laut Banda tidak terdapat palung dalam, titik terendah yang ada adalah trought yang merupakan versi lain dari palung trench. Selain itu juga ada gunung api bawah laut akibat adanya subduksi antara lempeng benua Australia dengan lempeng Eurasia.



G. Kesimpulan Sama halnya dengan kondisi yang ada di daratan, di wilayah perairan juga terdapat topografi. Pada topografi dasar laut ini memiliki berbagai macam jenis beserta karakteristik masing-masing topografi yang ada. Variasi dari topograsi dasar laut sangat beragam, bisa dikatakan lebih beragam dari pada topografi yang berada di daratan karena faktanya wilayah perairan lebih luas dibandingkan wilayah daratan. Penyebab terbentuknya topografi dasar laut juga beragam, tetapi umumnya disebabkan adanya tenaga endogen pada bumi seperti tektonisme, yaitu pergerakan lempeng. Untuk dapat mengetahui relief atau kontur pada perairan dapat digunakan beberapa aplikasi atau software yang mendukung untuk keperluan pengolahan data kontur, khususnya perairan. Dari software tersebut dapat diperoleh suatu data berupa koordinat dari topografi. Yang kemudian dari data tersebut diproses dan diolah agar dapat divisualisasikan bagaimana kenampakan kontur pada suatu topografi dasar laut. Dan dari data itu juga, dapat diperoleh kenampakan profil melintang bawah laut.



Daftar Pustaka Bishop, J.M. 1984. Applied Oceanography. New York: John Willey and Sons. Barale V., JWR Gower, dan L alberotanza. 2010. Oceanographic Form the Space. New York: Springer. Eka, Resa. (2019). Gempa Hari Ini: M 6,4 Guncang Zona “Deep Weber” di Laut Banda. Diakses 8 Oktober 2020, dari https://sains.kompas.com/read/ Kurniawan, Taufiq. (2019). Rawan Tsunami, BMKG: Masyarakat Maluku Harus Evakuasi Mandiri. Diakses 8 Oktober 2020, dari https://www.bmkg.go.id/berita/ Tomzak, 2000, An Introduction to Physical Oceanography, Flinders https://earth.google.com/web/