Makalah Penyembuhan Tulang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A.



Latar Belakang Perawatan merupakan salah satu usaha yang dapat menunjang dalam proses penyembuhan suatu penyakit dan dalam rangka memberikan pelayanan yang optimal pada pasien. Hal ini sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan yaitu tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan dan tujuan Nasional. Pelayanan perawatan berupa bantuan yang diberikan karena kelemahan fisik, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemampuan untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri, pelayanan berupa usaha preventif, promotif, dan rehabilitatif dengan menekankan setiap individu mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif. Perawat harus mengetahui tentang ”Proses Penyembuhan Tulang”, Seperti halnya dibuatnya makalah ini yang mengenai tentang Proses Penyembuhan Tulang. Dalam makalah ini banyak membahas tentang Pengertian Tulang, Jenis tulang, Kelainan Tulang, serta Proses Penyembuhan Tulang.



C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu memahami proses penyembuhan tulang.



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



1



2. Tujuan Khusus  Mahasiswa



mampu



memahami



tahap-tahap



dalam



proses



penyembuhan tulang  Mahasiswa mampu memahami antomi dari tulang manusia  Mahasiswa



mampu



mengaplikasikan



pengetahuannya



dalam



menghadapi klien di rumah sakit C. Ruang Lingkup Bahasan Dalam pembahasan makalah ini penyusun memberikan bahasan ruang lingkup yang mencakup beberapa hal yakni sebagai berikut : 1. Pengertian Tulang. 2. Jenis Tulang. 3. Fungsi Rangka 4. Persendian 5. Kelainan-Kelainan pada Tulang 6. Etiologi dan Gejala pada Patah Tulang 7. Proses Penyembuhan Tulang Secara Normal dan Tidak Normal 8. Fase-fase dalam Penyembuhan Tulang 9. Proses Pertumbuhan Tulang dan Komposisi Pembentuk Tulang



1



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



BAB II PEMBAHASAN I. Tulang A.



Pengertian Tulang Tulang atau kerangka adalah penopang tubuh manusia. Tanpa tulang, pasti tubuh kita tidak bisa tegak berdiri. Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan, berlangsung terus sampai dekade kedua dalam susunan yang teratur. Pertumbuhan tulang.Tulang merupakan alat gerak pasif, karena hanya dapat bergerak apabila digerakkan oleh otot. Tulang manusia tersusun atas 206 tulang yang membentuk rangka yang menopang tubuh. Selain berfungsi sebagai alat gerak, tulang juga berfungsi melindungi organ dalam dan sebagai pabrik pembuat sel-sel darah.



B.



Jenis Tulang Menurut jenisnya tulang pada manusia dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Tulang Rawan Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



1



Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan, ruang antar sel tulang rawan banyak mengandung zat perekat dan sedikit zat kapur, bersifat lentur. Tulang rawan banyak terdapat pada tulang anak kecil dan pada orang dewasa banyak terdapat pada ujung tulang rusuk, laring, trakea, bronkus, hidung, telinga, antara ruas-ruas tulang belakang. Mengapa



bila



anak-anak



mengalami



patah



tulang,



cepat



menyambung kembali? Hal ini dikarenakan pada anak-anak masih banyak memiliki tulang rawan, sehingga bila patah mudah menyambung kembali. Proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras, disebut osifikasi.



Gb. Tulang rusuk 2. Tulang Keras Tulang keras dibentuk oleh sel pembentuk tulang (osteoblas)ruang antar sel tulang keras banyak mengandung zat kapur, sedikit zat perekat, bersifat keras. Zat kapur tersebut dalam bentuk kalsium karbonat (CaCO3)   dan kalsium fosfat ( Ca( PO4 )2) yang diperoleh atau dibawa oleh darah. Dalam tulang keras terdapat saluran havers yang didalamnya



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



1



terdapat pembuluh darah yang berfungsi mengatur kehidupan sel tulang. Tulang keras berfungsi untuk menyusun sistem rangka. Contoh tulang keras:



C.







tulang paha







tulang lengan







tulang betis







tulang selangka



Bentuk Tulang Menurut bentuknya tulang terbagi 3 macam, yaitu: 1. Tulang pipa Bentuknya bulat, panjang dan tengahnya berongga, contohnya :  tulang paha  tulang lengan atas  tulang jari tangan Berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah



1



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



2. Tulang pipih Bentuknya pipih ( gepeng ), contohnya:  tulang belikat  tulang dada  tulang rusuk Berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih



3. Tulang pendek Bentuknya pendek dan bulat, contohnya:  ruas-ruas tulang belakang  tulang pergelangan tangan  tulang pergelangan kaki Berfungsi



sebagai



tempat



pembentukan sel darah merah dan sel darah putih



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



1



D.



Persendian Pada kerangka tubuh manusia terdapat kurang lebih 200 tulang yang saling berhubungan. Hubungan antar tulang disebut sendi atau artikulasi. Pada sistem gerak manusia, persendian mempunyai peranan penting dalam proses terjadinya gerak. Menurut sifat gerakannya persendian (sendi) dapat dibedakan menjadi tiga ( 3 macam) yaitu: 1. Sendi Mati yaitu persendian yang tidak memiliki celah sendi sehingga tidak memungkinkan terjadinya pergerakan, misalnya persendian antar tulang tengkorak.



2. Sendi Kaku yaitu persendian yang terdiri dari ujung-ujung tulang rawan, sehingga masih memungkinkan terjadinya gerak yang sifatnya kaku, misalnya persendian antara ruas- ruas tulang.



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



1



3. Sendi Gerak Yaitu persendian yang terjadi



pada



tulang



satu



dengan tulang yang lain tidak dihubungkan dengan jaringan sehingga terjadi gerakan yang bebas. Sedangkan sendi gerak dapat dibedakan menjadi 6 macam, tetapi pada saat ini hanya akan dibahas 4 macam sendi, diantaranya:



a. Sendi Engsel yaitu persendian yang dapat digerakan kesatu arah, contohnya: - persendian antara tulang paha dengan tulang betis - persendian antara tulang lengan dengan tulang hasta



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



1



b. Sendi Putar yaitu persendian yang dapat digerakan secara berputar, contohnya:  persendian antara tulang leher dengan tulang atlas  persendian antara hasta dengan tulang pengumpil



1



c. Sendi Peluru



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



yaitu persendian yang dapat digerakan kesegala arah, contohnya:  persendian antara gelang bahu dengan tulang lengan atas  persendian antara gelang panggul dengan tulang paha



d. Sendi Pelana yaitu persendian yang dapat digerakan kedua arah, contohnya:  persendian pada ibu jari tangan  persendian antara tulang pergelangan tangan dengan Tulang tapak tangan



1



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



Untuk memperkuat sendi dan memudahkan pergerakan, dubutuhkan beberapa komponen seperti : a. Ligamen Merupakan jaringan ikat yang berfungsi mengikat bagian luar ujung tulang yang membentuk persendian san mencegah berubahnya posisi tulang (dislokasi). b. Kapsul sendi Merupakan lapisan serabut yang berfungsi melapisi sendi dan menghubunbgkan dua tulang yang membentuk persendian.



c.



Cairan Sinovial Merupakan cairan pelumas pada ujung-ujung tulang yang terdapat pada bagian kapsul sendi.



d. Tulang rawan hialin Merupakan jaringan tulang rawan yang menutupi kedua ujung tulang yang membentuk persendian. Perlindungan ini penting untuk menjaga benturan yang keras. Berdasarkankemungkinan



gerak



yang



ditimbulkan,



persendian



dibedakan menjadi diartrosis, amfiartrosis, dan sinartrosis. Pertumbuhan tulang selengkapnya terbentuk pada umur lebih kurang 30 tahun. Setelah itu ada juga perubahan yang disebut remodelling. Tulang merupakan reservoir terbesar dari kalsium dan phosphate. 99% kalsium



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



1



terdapat di tulang (1000 gram) dari jumlah kalsium tubuh, sedangkan phosphate dalam tulang mencapai 90% dari phosphate dalam tubuh.



E.



Fungsi Rangka Adapun fungsi rangka tubuh manusia adalah sebagai berikut :  Sebagai kerangka tubuh yang menyokong dan memberi bentuk tubuh.  Sebagai alat gerak pasif  Penyimpanan kalsium  Hemopoesis, yaitu sebagai tempat penghasil sel-sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit dalam sumsum merah tulang.  Melindungi alat-alat tubuh dalam yang lemah.  Imunologis



1 F. Jenis Patah Tulang



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



1. Patah tulang tertutup (patah tulang simplek). Tulang yang patah tidak tampak dari luar. 2. Patah tulang terbuka (patah tulang majemuk). Tulang yang patah tampak dari luar karena tulang telah menembus kulit atau kulit mengalami robekan.Patah tulang terbuka lebih mudah terinfeksi. 3. Patah tulang kompresi (patah tulang karena penekanan). Merupakan akibat dari tenaga yang menggerakkan sebuah tulang melawan tulang lainnya atau tenaga yang menekan melawan panjangnya tulang. Sering terjadi pada wanita lanjut usia yang tulang belakangnya menjadi rapuh karena osteoporosis.



4. Patah tulang karena tergilas. Tenaga yang sangat hebat menyebabkan beberapa retakan sehingga terjadi beberapa pecahan tulang. Jika aliran darah ke bagian tulang yang terkena mengalami gangguan, maka penyembuhannya akan berjalan sangat lambat. 5. Patah tulang avulsi. disebabkan oleh kontraksi otot yang kuat, sehingga menarik bagian tulang tempat tendon otot tersebut melekat. Paling sering terjadi pada bahu dan lutut, tetapi bisa juga terjadi pada tungkai dan tumit. 6. Patah tulang patologis.



1



Terjadi jika sebuah tumor (biasanya kanker) telah tumbuh ke dalam tulang dan menyebabkan tulang menjadi rapuh.



Tulang yang rapuh bisa



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



mengalami patah tulang meskipun dengan cedera ringan atau bahkan tanpa cedera sama sekali. Berikut ini terdapat beberapa klasifikasi fraktur sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli a.



Menurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis traktur meliputi: 1. Fraktur komplit Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya menyeberang dari satu sisi ke sisi lain serta mengenai seluruh kerteks.



2. Fraktur inkomplit Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan garis patah tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai korteks (masih ada korteks yang utuh).



1



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



b.



Menurut Black dan Matassarin (1993) yaitu fraktur berdasarkan hubungan dengan dunia luar, meliputi: 1. Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak menonjol malalui kulit.



2. Fraktur terbuka 1



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi infeksi.



Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 grade yaitu: a) Grade I : Robekan kulit dengan kerusakan kulit otot b) Grade II : Seperti grade I dengan memar kulit dan otot c) Grade III : Luka sebesar 6-8 cm dengan kerusakan pembuluh darah, syaraf otot dan kulit. c.



Long (1996) membagi fraktur berdasarkan garis patah tulang, yaitu: 1. Green Stick yaitu pada sebelah sisi dari tulang, sering terjadi pada anak-anak dengan tulang lembek 2. Transverse yaitu patah melintang 3. Longitudinal yaitu patah memanjang 4. Oblique yaitu garis patah miring 5. Spiral yaitu patah melingkar



1



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



d.



Black dan Matassarin (1993) mengklasifikasi lagi fraktur berdasarkan kedudukan fragmen yaitu: 1. Tidak ada dislokasi 2. Adanya dislokasi, yang dibedakan menjadi: a) Disklokasi at axim yaitu membentuk sudut b) Dislokasi at lotus yaitu fragmen tulang menjauh c) Dislokasi at longitudinal yaitu berjauhan memanjang d) Dislokasi at lotuscum controltinicum yaitu fragmen tulang berjauhan dan memendek.



1



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



G. Etiologi



Sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cedera, seperti kecelakan mobil, olah raga atau karena jatuh. Patah tulang terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besar daripada kekuatan tulang. Jenis dan beratnya patah tulang dipengaruhi oleh:  Arah, kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang  Usia penderita



1



 Kelenturan tulang



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



 Jenis tulang. Dengan tenaga yang sangat ringan, tulang yang rapuh karena osteoporosis. H. Gejala Nyeri biasanya merupakan gejala yang sangat nyata. Nyeri bisa sangat hebat dan biasanya makin lama makin memburuk, apalagi jika tulang yang terkena digerakkan. Menyentuh daerah di sekitar patah tulang juga bisa menimbulkan nyeri. Alat gerak tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga penderita tidak dapat menggerakkan lengannya, berdiri diatas satu tungkai atau menggenggam dengan tangannya. Darah bisa merembes dari tulang yang patah (kadang dalam jumlah yang cukup banyak) dan masuk kedalam jaringan di sekitarnya atau keluar dari luka akibat cedera.



I. Pengobatan Tujuan dari pengobatan adalah untuk menempatkan ujung-ujung dari patah tulang supaya satu sama lain saling berdekatan dan untuk menjaga agar mereka tetap menempel sebagaimana mestinya. Proses penyembuhan



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



1



memerlukan waktu minimal 4 minggu, tetapi pada usia lanjut biasanya memerlukan waktu yang lebih lama. Setelah sembuh, tulang biasanya kuat dan kembali berfungsi. Pada beberapa patah tulang, dilakukan pembidaian untuk membatasi pergerakan. Dengan pengobatan ini biasanya patah tulang selangka (terutama pada anak-anak), tulang bahu, tulang iga, jari kaki dan jari tangan, akan sembuh sempurna. Patah tulang lainnya harus benar-benar tidak boleh digerakkan (imobilisasi). Imobilisasi bisa dilakukan melalui: 



Pembidaian : benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang.







Pemasangan gips : merupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar tulang yang patah







Penarikan (traksi) : menggunakan beban untuk menahan sebuah anggota gerak pada tempatnya. Sekarang sudah jarang digunakan, tetapi dulu pernah menjadi pengobatan utama untuk patah tulang pinggul.







Fiksasi internal : dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan atau batang logam pada pecahan-pecahan tulang. Merupakan pengobatan terbaik untuk patah tulang pinggul dan patah tulang disertai komplikasi.



1



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



Imobilisasi lengan atau tungkai menyebabkan otot menjadi lemah dan menciut. Karena itu sebagian besar penderita perlu menjalani terapi fisik. Terapi dimulai pada saat imobilisasi dilakukan dan dilanjutkan sampai pembidaian, gips atau traksi telah dilepaskan. Pada patah tulang tertentu (terutama patah tulang pinggul), untuk mencapai penyembuhan total, penderita perlu menjalani terapi fisik selama 6-8 minggu atau kadang lebih lama lagi.



1



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



II. PROSES PENYEMBUHAN TULANG



A. Kaidah Penyembuhan Tulang Secara praktis penyambungan tulang melewati beberapa fase yang menyebabkan tulang kita kembali menyambung, namun terdapat beberapa kaidah yang dibutuhan tulang untuk sembuh. kaidah tersebut antara lain : 1. Tulang yang patah harus dikembalikan ke posisi seanatomis mungkin, karena kita ingin tulang sembuh pada posisi yang mendekati posisi awal. 2. Setelah kita kembalikan tulang seanatomis mungkin, lalu kita harus mengfiksasi tulang sestabil mungkin. Untuk memberikan kesempatan kepada tulang melewati fase fase penyembuhannya. 3. Pada patah tulang terbuka dibutuhkan tindakan khusus untuk pencegaha infeksi dan penyembukan jaringan lunak di sekitar tulang yang patah. 4. Mecegah segala komplikasi yang dapat terjadi, yang membahayakan tungkai. 5. Program rehabilitasi yang benar selama proses penyembuhan sangat penting untuk mengembalikan fungsi tulang yang patah. Kalau semua itu telah tercapai diharapkan tulang akan sembuh dengan fungsi yang optimal. Ilmu medis merupakan ilmu yang empirik, mengobati segala sesuatu berdasarkan bukti, dan mengobati dengan patofisiologi yang bisa dipertanggung jawabkan. Contohnya ; jika ada pasien yang diduga Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



1



patah tulang, akan dilakukan pemeriksaan radiologi untuk melihat tulang mana yang patah, lokasinya, bentuk patahannya dan arah pergeserannya. Dengan panduan itu dapat ditentukan rencana tindakannya, apakah konservatif atau operatif. Dan dari hasil radiologi itu juga bisa diprediksikan hasil tindakan kita. Jadi tidak ada tindakan berdasarkan dasar yang tidak jelas, semuanya bisa dijelaskan dengan bukti empirik.



B. Proses Penyembuhan Tulang Secara Normal Penyembuhan tulang normal merupakan suatu proses biologis yang luar biasa karena tulang dapat sembuh tanpa “bekas” atau “jaringan parut”. Artinya tulang yang patah akan disambung dengan tulang yang baru. Berbeda dengan ligamen yang proses penyembuhannya akan digantikan dengan jaringan parut. Berikut akan dijelaskan secara singkat proses penyembuhan tulang secara normal : 1. Fase awal penyembuhan dari jaringan lunak Pada patah tulang, akan terjadi robekan pembuluh darah kecil di sekitar tempat cedera. Setelah terjadi pendarahan maka tubuh akan merespon dan terbentuklah bekuan darah (clot/hematoma). Hematoma di tempat patah tulang ini merupakan tempat dimana proses penyembuhan patah tulang pertama kali terjadi. Akan terjadi ledakan populasi sel-sel pembentuk tulang baru (osteogenic cells) untuk membentuk callus yang berfungsi sebagai ”lem” untuk menjaga agar tulang yang patah tidak mudah bergerak. Pada fase ini callus yang terbentuk masih lunak dan sebagian besar mengandung cairan. Menurut Dandy (1993) yang dikutip oleh Hanssenkam (1999), bahwa pada dasarnya penyembuhan pada cidera jaringan lunak ada 3 tahap yaitu injury, inflamation, dan repair. Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



1



a. Injury Pada tahap ini, jaringan lunak yang disayat pada proses operasi menyebabkan luka dan perdarahan serta kematian beberapa jaringan tersebut.Pada ruang incisi akan terjadi perdarahan yang kemudian akan diikuti penggumpalan .Setelah itu tubuh akan mengeluarkan leukosit untuk fagositosis jaringan yang mati. b. Inflamasi Pada tahap ini karena terjadi kerusakan pada jaringan lunak akan menstimulus pengeluaran zat-zat kimiawi dari dalam tubuh yang membuat nyeri seperti histamin dan bradykinin.Pada masa ini juga terdapat tanda-tanda peradangan seperti bengkak, nyeri, teraba panas,dan kemerah-merahan, dan kehilangan fungsi.Bengkak terjadi karena peimbunan exudat dibawah kulit.Teraba panas dan kemeraahmerahan terjadi karena perubahan vaskulerberupa vasodilatasi pembuluh darah, sehingga darah banyak terkonsentrasi pada luka tersebut,(Lachmann,1988). c. Repair Pada tahap ini penyembuhan terjadi dengan mengganti jaringan yang rusak atau hilang dengan jaringan subtitusi (jaringan pengganti).Jaringan subtitusi yang mengganti jaringan asal yang rusak atau hilang adalah jaringan kolagen (collagen),sehingga akan timbul fibrosis yang akhirnya akan berwujud serbagai jaringan parut (cicatrix). Pada fraktur yang terjadi akan segera diikuti proses penyambungan yang dibedakan menjadi 5 fase, yaitu : 1) Fase Hematoma



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



1



Pada saat terjadi fraktur pembuluh darah robek dan terbentuk hematoma disekitar dan di dalam fraktur.Tulang pada permukaan fraktur, yang tidak mendapat persediaan darah akan mati. 2) Fase Proliferasi Setelah fraktur terdapat reaksi radang akut yang disertai proliferasi sel dibawah periosteum dan di dalam saluran medula akan tertembus.Sel-sel ini merupakan awal dari osteoblast, yang akan



melepaskan



substansi



interseluler.



Jaringan



seluler



mengelilingi masing-masing fragmen yang akan menghubungkan tempat fraktur. Hematoma membeku perlahan-lahan diabsorbsi dan kapiler baru yang halus berkembang kedalam daerah itu. 3) Fase pembentukan kalus Jaringan seluler berubah menjadi osteoblast dan osteoklast. Osteoblast melepaskan matrik interseluler dan polisakarida yang akan menjadi garam kalsium dan mengendap disitu sehingga terjadi jarinagan kalus. Tulang yang dirangkai (woven bone) muncul pada kalus. Tulang yang mati di bersihkan. 4) Fase konsolidasi Aktivitas osteoklast berlanjut, tulang yag dirangkai digantikan oleh tulang lamelar dan fraktur dipersatukan secara kuat.



1



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



5) Fase remodelling Fraktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang padat. Tulang yang baru berbentuk sehingga mirip dengan struktur normal. 2. Fase Penyambungan Tulang secara Klinis (Clinical Union)



Callus semakin lama akan semakin mengeras dan sebagian akan digantikan oleh tulang immatur/belum dewasa. Pada saat callus ini telah mengeras sehingga tidak lagi terjadi pergerakan di sekitar tulang yang patah, maka dikatakan telah memasuki fase penyambungan tulang secara klinis (Clinical Union), namun garis patah tulang masih akan terlihat. Saat fase ini pasien tidak merasakan nyeri apabila bagian yang patah digerakkan.



1



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



3. Fase



Konsolidasi



atau



Penyambungan



secara



Radiologis



(Radiographic Union) Saat semua tulang muda (immatur) dalam callus telah tergantikan oleh tulang yang dewasa (matur) maka dikatakan telah memasuki fase Radiographic Union. Garis patah tulang tidak akan terlihat lagi.



Setelah memahami proses penyembuhan tulang secara normal, kita dapat memahami bahwa tulang yang patah, secara alami akan dapat menyambung sendiri tanpa harus dimanipulasi. Hal ini pula yang dijadikan patokan oleh oknum dukun patah tulang yang kurang kompeten. Oknum dukun patah tulang paham bahwa penyambungan tulang merupakan proses alami tubuh, oleh karenanya mereka melakukan manipulasi untuk menyambung tulang dengan hanya berdasar trial and error serta pengalaman tanpa adanya pelatihan khusus. Saat pasien patah tulang datang untuk berobat, baik ke dokter maupun ke pengobatan alternatif, pasien akan mengharapkan kesembuhan dalam artian: a. tulang yang patah dapat menyambung b. bagian tubuh yang cedera dapat berfungsi secara normal. 1 c. terhindar dari komplikasi



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



Seperti penjelasan di atas, penyambungan tulang patah merupakan proses alami tubuh yang akan terjadi meskipun tanpa manipulasi tertentu. Tetapi,



penyambungan



tulang



(union) yang bagaimana



yang



diharapkan pasien? Pasien tentu mengharapkan tulang menyambung seperti sedia kala, dengan posisi normal sesuai posisi asli sebelum patah (posisi anatomis), dan hal ini hanya dapat dicapai/dilakukan oleh orang yang telah memiliki kompetensi setelah menjalani proses pembelajaran dan pelatihan dalam waktu yang cukup lama, bukan berdasarkan trial and error. Manipulasi



yang



tidak



tepat



memang



pada



akhirnya



akan



menyebabkan tulang yang patah menyambung, namun tidak dalam posisi normal atau posisi anatomis, akibatnya akan terjadi deformitas/kelainan bentuk pada anggota tubuh yang terkena, misalnya tangan jadi terlihat bengkok. Masalah fungsi normal, jelas bahwa dengan tercapainya posisi anatomis maka diharapkan pasien dapat kembali menggunakan bagian tubuh yang cedera seperti sebelum sakit. Saat ini banyak sekali kasus dimana setelah



berobat



ke



pengobatan



alternatif,



tulang



patah



memang



menyambung, tapi pasien harus menanggung komplikasi misalnya jalan menjadi pincang, rentang gerakan sendi menurun (misal tangan tidak bisa lurus dengan maksimal), dan tidak jarang kecacatan ini harus ditanggung seumur hidup.



C. Proses Penyembuhan Patah Tulang yang Tidak Normal Ada tiga proses penyembuhan patah tulang yang tidak normal akibat tidak ditangani sama sekali atau ditangani oleh orang yang tidak kompeten. 1. Malunion



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



1



patah tulang dapat sembuh sesuai waktu yang diperkirakan/normal namun posisinya tidak seperti awal/tidak sesuai posisi anatomis, sehingga menyebabkan kelainan bentuk tulang.



2. Delayed union patah tulang pada akhirnya akan sembuh namun membutuhkan waktu lebih lama daripada waktu penyembuhan normal. 3. Pseudoarthrosis patah tulang gagal sembuh/menyambung dan akan disertai pembentukan jaringan fibrosa atau false joint, artinya bagian yang patah tidak akan berfungsi dengan normal seperti sebelum sakit. Komplikasi yang lebih buruk dan mengancam jiwa terjadi apabila pasien menderita patah tulang terbuka (ada hubungan antara tulang dengan lingkungan luar). Kasus patah tulang terbuka merupakan kasus gawat darurat yang harus ditangani secepatnya di meja operasi karena adanya resiko infeksi yang sangat besar. Infeksi ini apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan kematian. Jelas bahwa untuk kasus patah tulang terbuka, pengobatan alternatif tidak memiliki kompetensi. 1



D. Diagnosa Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



Foto rontgen biasanya bisa menunjukkan adanya patah tulang. Kadang perlu dilakukan CT scan atau MRI untuk bisa melihat dengan lebih jelas daerah yang mengalami kerusakan. Jika tulang mulai membaik, foto rontgen juga digunakan untuk memantau penyembuhan.



Secara umum, dokter maupun perawat dapat melakukan diagnosa patah tulang melalui tahapan-tahapan berikut: 1. wawancara, untuk mengetahui kemungkinan mekanisme cedera, sehingga dapat diperkirakan seberapa parah cedera yang terjadi 2. pemeriksaan fisik, untuk mendapatkan tanda-tanda obyektif patah tulang melalui tahapan inspeksi (melihat) dan palpasi (meraba) 3. pemeriksaan radiologis, atau b. Dengan rontgen dapat diketahui dengan pasti adanya patah tulang



E. Gangguan Penyembuhan Tulang Berbagai faktor dapat menghambat, atau bahkan menghentikan penyembuhan tulang, yaitu : 1.



Pergerakan



1



Pergerakan antara kedua ujung tulang, selain menimbulkan nyeri, juga berakibat terjadinya kalus yang berlebihan dan menghalangi atau Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



memperlambat proses penyatuan jaringan. Apabila berlanjut, pergerakan ini akan menghalangi pembentukan tulang dan diganti dengan jaringan ikat kolagen, sehingga akan terbentuk sendi palsu pada tempat fraktur. Pergerakan yang lebih ringan akan menyebabkan pembentukan kalus yang berlebihan sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk diresorpsi dan menekan bangunan-bangunan disekitarnya. 2. Jaringan lunak yang ada di antara kedua ujung tulang Jaringan lunak yang terselip di antara kedua ujung-ujung tulang yang patah, selama belum dapat disingkirkan akan menghambat penyembuhan dan menimbulkan risiko tidak terjadi penyatuan. 3. Ketidaklurusan letak tulang Kedudukan kedua ujung tulang yang tidak tepat akan menghambat kecepatan penyembuhan dan mengganggu fungsi tulang, sehingga meningkatkan risiko timbulnya penyakit degenerative pada sendi didekatnya (osteoarthrosis). 4. Infeksi Infeksi yang terjadi di tempat fraktur akan menghambat kecepatan penyembuhan dan memudahkan timbulnya osteomielitis kronis. Infeksi ini mudah terjadi apabila kulit penutup tempat fraktur itu ikut sobek. Kondisi ini disebut compound fraktur. 5. Penyakit tulang yang sudah ada sebelumnya. Apabila tulang yang patah itu tidak normal, patah tulang itu disebut fraktur patologis. Tulang seperti ini dapat mengalami fraktur oleh daya tekan ringan yang tidak cukup untuk menimbulkan fraktur pada tulang normal, atau patah secara spontan. Patah tulang patologis ini dapat terjadi akibat kelainan primer tulang, atau kelainan sekunder tulang akibat Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



1



penyakit lain, misalnya metastasis karsinoma. Pada umumnya fraktur patologis ini akan sembuh secara memuaskan, tetapi kadang-kadang diperlukan dulu pengobatan terhadap kelainan yang melatarbelakanginya.



F. Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Tulang 1. Umur Penyembuhan luka berlangsung cepat pada anak-anak sehat dan fraktur akan menyambung lebih cepat dibandingkan dengan orang dewasa. Fisiologik usia lanjut belum dimengerti dengan jelas, tetapi setidaktidaknya diketahui terdapatnya satu sifat yaitu berkurangnya kemampuan untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Dalam hal tulang, maka tulang gagal mempertahankan kekuatannya.



2. Gangguan nutrisi Penyembuhan luka sangat dipengaruhi oleh kemampuan untuk mensintesis protein dan kolagen. Hal yang kedua tergantung pada vitamin C untuk hidroksilasi proline sebagai suatu tahap dalam sintesis kolagen. Skorbut (defisiensi vitamin C) menyebabkan kemampuan penyembuhan luka sangat berkurang, kapiler juga menjadi rapuh sehingga mudah timbul peradangan.



1



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



3. Gangguan neoplasia Fraktur patologis akibat deposit hasil metastasis tumor sulit sembuhnya, kecuali tumornya diobati lebih dahulu. Dalam prakteknya, pengelolaan sering berupa radiasi pada tumornya serta fiksasi interna dari tulang panjangnya.



4. Pengobatan steroid Steroid mengganggu penyembuhan dengan cara mempengaruhi pembentukan jaringan granulasi dan karenanya terjadi pengerutan luka. 5. Diabetes mellitus dan imunosupresi



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



1



Baik diabetes mellitus maupun imunosupresi meningkatkan kemampuan terhadap infeksi oleh organisme yang virulensinya rendah, dan menyebabkan penderita mendapatkan risiko lebih untuk menderita kerusakan jaringan. Diabetes mellitus juga dapat mempengaruhi fungsi polimorf, dan dapat pula terjadi penutupan pembuluh darah kecil dan menyebabkan neuropati. 6. Gangguan vaskuler Berkurangnya



pasokan



vaskuler



berakibat



pada



hambatan



penyembuhan. Ini terjadi karena adanya hipoksia dan berkurangnya makanan local yang berakibat penyambuhan dan pertumbuhan kembali jaringan yang lebih buruk. 7. Denervasi Pasokan saraf yang baik akan mendukung integritas struktural dan fungsional suatu jaringan. Disamping itu saraf berperan dalam memperantarai respons radang, yang merupakan sebagian mekanisme tubuh untuk membatasi pengaruh cedera. Jaringan yang mengalami denervasi akan menjadi rusak berat, mungkin akibat dari gabungan abtara kekurangan respons terhadap trauma ringan yang berulang, dan kekurangwaspadaan terhadap infeksi yang berulang atau peradangan.



III. PROSES PERTUMBUHAN TULANG



A. Gambaran Pembentukan Tulang



1



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



Pembentukan tulang manusia dimulai pada saat masih janin dan umumnya akan bertumbuh dan berkembang terus sampai umur 30 sampai 35 tahun. Berikut adalah gambaran pembentukan tulang Dari grafik massa tulang mulai bertumbuh sejak usia 0. Sampai usia 30 atau 35 tahun (tergantung individual) pertumbuhan tulang berhenti, dan tercapai puncak massa tulang. Puncak massa tulang belum tentu bagus, tapi diumur itulah tercapai puncak massa tulang manusia. Bila dari awal proses pertumbuhan, asupan kalsium selalu terjaga, maka tercapailah puncak massa tulang yang maksimal, tapi bila dari awal pertumbuhan tidak terjaga asupan kalsium serta giji yang seimbang, maka puncak massa tulang tidak maksimal.



Pada usia 0 – 30/35 tahun, disebut modeling tulang karena pada masa ini tercipta atau terbentuk MODEL tulang seseorang. Sehingga lain orang, lain pula bentuk tulangnya. Pada usia 30 – 35 tahun, pertumbuhan tulang sudah selesai, disebut remodeling dimana modeling sudah selesai tinggal proses pergantian tulang yang sudah tua diganti dengan tulang yang baru yang masih muda. Secara alami setelah pembentukan tulang selesai, maka akan terjadi penurunan massa tulang. Hal ini bisa dicegah dengan menjaga asupan kalsium setelah tercapainya puncak massa tulang. Dengan assupan kalsium 800 – 1200 mg perhari, puncak massa tulang ini bisa dipertahankan. Di pasaran sudah beredar asupan kalsium dan vit.D3 yang dilengkapi EPO mengandung kalsium 400 mg, Vit D3 50 iu dan EPO 400 mg, dengan mengkonsumsi produk tersebut 2 x sehari,bisa mempertahankan puncak massa tulang.



B. Tujuan untuk mempertahankan puncak massa tulang



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



1



Tujuannya adalah untuk mencegah penurunan massa tulang, dimana penurunan massa tulang ini akan mengakibatkan berkurangnya kepadatan tulang, dan tulang akan mengalami osteoporosis. Osteoporosis lebih baik dicegah dengan cara asupan kalsium yang cukup setelah usia 30 atau 35 tahun.



C. Komposisi Tulang Tulang terdiri dari 2 bahan: 1. Matrik yang kaya mineral (70%) = Bone (Tulang yang sudah matang) 2. Bahan-bahan organik (30%) yang terdiri dari: o Sel (2%) : 1) Sel Osteoblast : yang membuat matrik (bahan) tulang / sel pembentuk tulang.  2) Sel Osteocyte : mempertahankan matrik tulang. 3) Sel Osteoclast : yang menyerap osteoid (95%) (resorbsi) bahan tulang (matrik) / sel yang menyerap tulang. o Osteoid (98%) : Matrik (bahan) tulang yang mengandung sedikit mineral (osteoid=tulang muda).



1 BAB III PENUTUP



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



A.



Kesimpulan Tulang merupakan alat gerak pasif, karena hanya dapat bergerak apabila digerakkan oleh otot. Tulang manusia tersusun atas 206 tulang yang membentuk rangka yang menopang tubuh. Selain berfungsi sebagai alat gerak, tulang juga berfungsi melindungi organ dalam dan sebagai pabrik pembuat sel-sel darah. Dan kita dapat mengetahui berbagai macam penyakir atau kelainan-kelainan pada tulang. Proses Penyembuhan Tulang juga melalui beberapa Fase. Dalam proses pembentukan tulang, tulang mengalami regenerasi yaitu pergantian tulang-tulang yang sudah tua diganti dengan tulang yang baru yang masih muda, proses ini berjalan seimbang sehingga terbentuk puncak massa tulang. Setelah terbentuk puncak massa tulang, tulang masih mengalami pergantian tulang yang sudah tua dengan tulang yamg masih muda, tapi proses ini tidak berjalan seimbang dimana tulang yang diserap untuk diganti lebih banyak dari tulang yang akan menggantikan, maka terjadi penurunan massa tulang, dan bila keadaan ini berjalan terus menerus, akan terjadi osteoporosis



B. Saran Adapun saran guna perkembangan Ilmu Patologi yaitu mahasiswa diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai khususnya Proses penyembuhan Tulang. Selain itu mahasiswa juga diharapkan dapat mengetahui penanganan yang baik bagi penderita patah tulang yaitu dengan memberikan



perawatan



yang



nyaman



demi



mempercepat



proses



penyembuhan tulang itu sendiri. DAFTAR PUSTAKA 1



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang



Koval Kenneth J, Zuckerman Joseph D. 2006. Handbook of Fractures 3rd Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Media Informasi Obat-Penyakit. 2009, Patah Tulang (fraktur). Di ambil tanggal 25 Mei 2009, dari www. http// medicastore. com



1



Patologi | Proses Penyembuhan Tulang