MAKALAH PENYIAR & REPORTER TV DAN RADIO Final [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENYIAR DAN REPORTER RADIO DAN TV Makalah ini disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Broadcasting Radio



Dosen Pengampu : Dr. Fatmawati, M. Ag. Di susun Oleh: Kelompok 5 KPI 4 F BC Adinda Amalia Sholihah Putri Salsabila M. Fadl Fadlullah Evans Hemi Aulia Rahmah Adillah Olive. A Allendro Ghauti Najwan



11190510000290 11190510000267 11190510000250 11190510000246 11190510000285 11190510000260



PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2021



BAB II PEMBAHASAN



A. PENYIAR Dalam bahasa inggris, penyiar disebut announcer (arti harafiah: orang yang mengumumkan). Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), penyiar adalah orang yang menyiarkan atau menyeru pada radio. Menurut M. Habib sebagaimana dikutip oleh Harley Prayudha dalam bukunya yang berjudul Radio (Penyiar It’s Not Just A Talk) memberikan pengertian bahwa penyiar adalah, “ seseorang yang bertugas menyebarkan (syair) suatu atau lebih informasi yang terjamin akurasinya dengan menggunakan radio dengan tujuan untuk diketahui oleh pendengarnya,dilakasanakan,dituruti,dan dipahami. 1 Selain melakukan siaran, penyiar juga disebut DJ (Disk Jockey), yakni perangkai lagu, karena ia menyajikan lagu-lagu dan “bersuara” sebagai “lirik” atau perangkai antar lagu. Suara dan pembicaraan penyiar jika “pas” dengan lagu-lagu yang diputar akan menambah kenikmatan pendengar dalam mendengarkan lagu 2. Pada umumnya penyiar adalah juru bicara stasiun radio siaran. Bahkan, penyiar adalah “ujung tombak” stasiun radio, sukses tidaknya sebuah acara ditentukan oleh penyiarnya. Penyiar adalah seorang penampil yang melakukan pekerjaan penyiaran, menyajikan produk komersial, menyiarkan berita/informasi, akting sebagai pembawa acara atau pelawak, menangani olahraga, pewawancara, diskusi, kuis dan narasi .3 Seorang penyiar profesional dituntut untuk mengetahui banyak hal, sebagai tolak ukur kualitas dan daya tarik dirinya, tetapi bukan untuk menggurui. Apalagi untuk hal yang sedang hangat dibicarakan orang (hot issues) mulai dari infotainment (informasi tentang selebritis, musik, film, dan lain-lain), olahraga, ekonomi (kenaikan BBM, kurs mata uang), sampai hal yang terjadi disekitar kita (lokal).Kelebihan media radio dibandingkan dengan media lainnya adalah informasi yang disampaikan secara cepat dan 1



Prayudha, Harley. (2006). Penyiar it’s Not Just a Talk.( Malang : Bayu Media Publishin) Hlm 9 Irawanti Said, Fungsi Sosial Siaran Radio (Cet. I ; Alauddin University Press, 2012), h. 140. 3 Irawanti Said, Fungsi Sosial Siaran Radio (Cet. I ; Alauddin University Press, 2012), h. 141-142. 2



sifat lokalnya (local content) yang menjadi kekuatan media radio. Seorang penyiar atau siapa saja yang berkomunikasi melalui radio siaran perlu memperhatikan sifat-sifat pendengar radio yakni selain bersifat pribadi (personal), anonim, heterogen, selektif,dan aktif. Sasaran komunikasi seorang penyiar bejumlah jutaan orang,tetapi jumlah orang yang demikian banyak itu terdiri dari unit-unit kecil,seseorang atau sebuah keluarga yang terdiri dari suami istri tanpa atau dengan anak. Seseorang yang berkomunikasi dengan pendengarnya adalah bagaikan sedang bertamu kepada sebuah rumah. Baginya penghuni rumah tersebut anonim. Ia tidak kenal kepadanya. Sebagai seorang tamu yang berkunjung kepada orang yang tidak dikenalnya, jelas ia harus ramah. Dan karena orang-orang yang didatangi itu heterogenada jendral, direktur jendral, pegawai negri, petani, nelayan, mahasiswa, anak-anak, kakek-kakaek, yang berpendidikan SD sampai universitas, dan lain sebagainya maka informasi yang disampaikan kepada tuan rumah harus dapat diterima, dimengerti, dan menarik perhatian, dan selanjutnya semuanya berminat untuk melakukan apa yang diserukan si penyiar. Tetapi “kedatangan” penyiar itu kerumah pendengar akan diterima dengan senang hati apabila sang penyiar bersikap ramah dan simpatik. Pendengar sifatnya selektif ; ia akan mencari memutar-mutar jaurm gelombang pesawat radionya mencari stasiun lain. Ini dapat diartikan,pendengar akan “mempesilahkan seorang penyiar pergi”, dan akan mencari penyiar lain dengan acaranya yang lebih menarik. Berdasarkan hal diatas,ditinjau dari seni berbicara (speech), pekerjaan penyiar merupakan suatu pekerjaan yang benar-benar khas (Highly Specialized). Pekerjaan tersebut memang dapat dipelajari seperti pekerjaan lainnya, tetapi untuk menjadi penyiar seseorang harus memiliki kwalifikasi yang tepat dan keinginan untuk memahirkan dirinya dalam lapangan penyiar radio. 1. Karakteristik Penyiar (Annoncer) Menjadi seorang penyiar radio dimasa sekarang ini paling tidak dapat memenuhi 4 kriteria, yaitu: a. DJ As Sales Person Penyiar mempunyai peranan untuk membuat pendengar tertarik, antusias, dan ingin kembali mendengarkan lagu-lagu yang diputar. Selain lagu, penyiar juga



harus bisa membuat pendengar berminat untuk men dengarkan spot iklan yang diputar, mengikuti pesan-pesan didalam spot iklan tersebut dengan rasa ingin tahu bahkan mempercayai semua pesanpesan yang disampaikan. Penyiar adalah sales personyang mampu mengemas seluruh komponen“barang dagangannya” yang berupa lagu, iklan dan informasi. b. Penyiar Sebagai Sahabat Pendengar Televisi biasanya diletakkan disuatu ruang yang cukup lega agar dapat ditonton secara bersama-sama, berbeda dengan radio yang memiliki sifat lebih pribadi dan lebih intim. Pakar komunikasi bahkan mengatakan “Radio is a portable friend”, sahabat yang bisa dibawa kemana-mana bahkan ditempat pribadi sekalipun yaitu tempat tidur atau kamar mandi. Karena sifat radio yang pribadi itulah maka seorang penyiar harus berusaha menjadi sahabat yang baik bagi pendengarnya. Sebagai sahabat yang punya derajat yang setara, pendengar biasanya tidak suka penyiar yang terlalu monoton, kasar, sombong, suka melecehkan, merendahkan bahkan menghina pendengar. Jadi pendengar suka penyiar yang bisa dijadikan sahabat yang hangat, wajar dan tidak dibuat-buat. c. Pendengar: Orang Kedua Tunggal Penyiar menyapa pendengarnya harus akrab, dilandasi suasana intim, sangat personal, direndahkan volumenya tetapi tetap memiliki power sehingga terdengar seperti sedang bercakap-cakap dengan sahabatnya, dan menyapa pendengarnya dengan “anda” atau “kamu” bentuk kata ganti orang kedua tunggal dengan menggunakan idiom-idiom. Bahasa percakapan layaknya sedang berbicara dengan temannya. d.



Personality Lebih Penting daripada Suara yang bagus Bukan hanya karakteristik suara atau kemampuan vokal tetapi juga karakteristik kepribadian bahwa menjadi seorang penyiar dituntut untuk lebih terbuka, lebih bisa familiar dengan orang-orang. Pada umumnya pendengar lebih tertarik pada apa yang dibicarakan penyiar dan bagaimana penyiar itu menyampaikannya daripada bagus tidaknya suara penyiar tersebut. Seorang penyiar adalah salah satu sumber kepercayaan dan sumber informasi bagi pendengar, sehingga penyiar harus jujur dalam menyampaikan informasi, jika informasi belum pasti jangan



disampaikan karena akan mericuhkan pendengarnya jika informasi yang disampaikan ternyata tidak benar, selain itu penyiar juga haru hangat, bersahabat, berpengetahuan luas, serta kritis, sehingga informasi yang diberikan bermutu dan dapat dipercaya. 2. Syarat menjadi Penyiar (Announcer) Untuk menjadi seorang penyiar radio dibutuhkan kedisiplinan dalam membangun karakter dan kemampuan. Namun terdapat beberapa syarat umum untuk menjadi seorang penyiar radio : 1) Mempunyai kualitas vokal yang memadai Dalam melakukan penilaian kualitas suara yang memadai atau tidak, sangat bergantung pada penilaian pendengarnya. Oleh karena itu, merekrut penyiar harus berhati-hati apakah suara penyiar tersebut apakah suara penyiar tersebut diaggap cocok dengan segmen radionya atau tidak. Ketika jenis vokal yang diinginkan tidak dapat biasanya stasiun penyiaran radio akan melatih penyiar yang bersangkutan untuk menggoptimalkan penyesuaian karakter program yang sudah direncanakan oleh progam director. Yang paling penting, bagaimana seorang penyiar mampu mengoptimalkan jenis suaranya sehingga sesuai perencanaan program dan harapan pendengar. 2) Memahami format radionya dan format clock Dalam menjalankan tugasnya, seorang penyiar harus memahami format radionya, baik format kata maupun format musik, serta aturanaturan lain yang berlaku pada stasiun radionya. Yang jelas, format disini lebih merupakan ramuan pokok atau rencan program yang diarahkan pada pendengar tertentu. Sedangkan format clock tersebut adalah perintah kerja mulai dari playlist, sistem rotasi musik, iklan, radio ekspose, penempatan stasiun ID/jingle, atau toleransi waktu bicara penyiar. 3) Memahami secara mendalam segmen radionya Dengan memahami secara mendalam segmen radionya, berarti penyiar radio akan sangat paham tentang target pendengarnya. Penyiar juga harus mengetahui



karakteristik pendengarnya mauoun program apa yang mereka butuhkan dan mereka sukai. 4) Memperlihatkan simpati dan empati terhadap pendengarnya Penyiar harus bisa berempati, maksudnya dalam upaya melayani secara optimal sebaiknya bisa mewujudkan rasa kedekatan dengan para pendengar, sekaligus harus bisa berpikir dari sudut pandang pendengar atau berempati. 5) Mampu menghasilkan gagasan-gagasan segar dan kreatif dalam siaranya Seorang penyiar perlu menjadi kreator, karena tugasnya menhibur pendengar dengan kata-katanya. Agar pendengar tertarik dalam setiap siarannya selalu menghasilkan gagasan atau ide-ide segar dan selalu kreatif memunculkan hal-hal baru sesuai kondisi atau tren yang berkembang. 6) Mampu bekerja sama dalam tim Karena bekerja di radio merupakan kerja terintegrasi antara masing-masing bagian yang terlibat dalam produksi siaran, maka seluruh praktisi penyiaran termasuk penyiar wajib memiliki kemampuan bekerja sama dan saling pengertian, menghargai, dan saling mengingatkan untuk menghasilkan output siaran yang berkualitas. 4 Menurut Harley Prayudha, penyiar terkadang dideskripsikan sebagai seorang yang ideal. Sifat ideal tersebut meliputi kehangatan dan kasih sayang, memiliki rasa humor dan cerdas, jujur, rasa saling berbagi sekaligus teman yang selalu menemani dengan baik, dapat dipercaya, memiliki rasa percaya diri, bersemangat, dan optimis. Bukan hanya itu saja, penyiar juga harus bisa memainkan peran. Peran harus dilihat dengan sesuatu yang objektif, karena memainkan emosi yang berlebihan akan menyebabkan penyiar menjadi monoton dan berdampak pada minat Pendengar. 5 Secara umum ada tiga keterampilan yang harus dikuasai penyiar yaitu: a. Announcing Skill, yaitu keterampilan menuturkan segala sesuatu yang menyangkut musik, kata, atau lirik lagu yang disajikan b. Operating Skill, yaitu keterampilan mengoperasikan peralatan siaran 4 5



Prayudha, Harley. (2006). Penyiar it’s Not Just a Talk.( Malang : Bayu Media Publishin) Hlm 87-90 Prayudha, Harley. Ibid, Hlm 91



c. Musical Touch, yaitu keterampilan merangkai musik dalam tatanan yang menyentuh emosi pendengar. Bercita rasa dalam seleksi, harmonis dalam rangkaian. 6 3. Keterampilan Penyiar Suksesnya tugas dan pekerjaan penyiar bukan saja kareana kecakapannya, tetapi juga keterampilannya. Berikut ini adalah beberapa hal yang termasuk keterampilah penyiar7: 1) Menyediakan waktu sebelum mengudara, sebelum mengudarakan suaranya, penyiar perlu cukup waktu untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Paling sedikit 15 menit sebelum sairan dimulai,ia sudah harus berada di kamar penyiar. Bilamana ia datang tepat pada saat siaran akan dimulai apalagi kalau ia datang terlambat ia akan menghadapi mikrofon dengan terburu-buru. Situasi seperti itu akan menyebabkan ia membuat berbagai kesalahan : salah mengambil naskah, salah baca, salah ucap, dan lain sebagainya. 2) Mempelajari acara siaran Acara siaran yang sedang dihadapinya harus dipelajari benar-benar apakah acara tersebut benar-benar untuk hari itu, apakah tanggal dan harinya cocok, apakah ada siaran hidup (life broadcast) dan kalau ada jam berapakah dimulainya, apakah siaran mekanik dari piringan hitam atau pita suara atau kaset,apakah ada siaran luar studio (remote broadcast), apakah ada perubahan acara,dan lain sebagainya. 3) Menghubungi operator. Mengadakan hubungan terlebih dulu dengan operator sebelum siaran dimulai, merupakan salah satu keterampilan seorang penyiar. Kerja sama yang erat antara kedua petugas ini adalah keharusan. Bagaimana pun sebaiknya usaha seorang penyiar unutk mengudarakan sebuah acara, tanpa bantuan operator, tidak akan berhasil sebagaimana diharapkan. Penyiar perlu berbuat sesuatu agar terdapat kegairahan pada operator, umpamanya saja memberikan pujian ketika operator memutar piringan hitam secara baik atau pada suatu acara santai seperti acara pilihan pendengar, sesekali menyebut nama opertator 6 7



Masduki. ( 2006). Jurnalistik Radio. (Yogyakarta: LkiS) Hlm 112 Effendy. (1978). Radio Siaran Teori dan Praktek. Bandung : Alumni. Hlm 130-135



4) Bertindak cepat dan bijaksana. Dari seorang penyiar diharapkan tindakan yang cepat dan bijaksana apabila ia menjumpai suatu problema secara tiba-tiba. Setiap prakarsa akan dibenarkan sejauh tidak menyimpang dari policy stasiun radio yang diwakilinya. Sebagai contoh dapat dikemukakan,andai kata pada waktu ia bertugas diberitakan seorang mentri atau seorang tokoh masyarakat meninggal dunia yang tentunya merupakan peristiwa nasional ia segera mengganti acara lagu-lagu gembira dengan lagulagu yang sesuai dengan suasana berduka cita seperti itu. Demikianlah pokok-pokok kegiatan yang termasuk keterampilan seorang penyiar. Dikatakan pokok-pokok karena banyak kegiatan yang dapat dilakukan olehnya, dan ini tergantung dari keadaan pada waktu ia bertugas. Hal-hal seperti yang disebutkan diatas akan menyebabkan pada pendengar menaruh simpati kepada penyiar, sebab mereka merasakan adanya orang yang menaruh perhatian kepadanya. Hubungan akrab seperti itu akan menyebabkan pula stasion radio yang diwakili penyiar simpatik tersebut, selalu mendapat perhatian utama. Satu hal lain yang tidak kurang pentingnya ialah kondisi badan yang selalu harus dijaga oleh penyiar agar tetap sehat. 4. Teknik Penyiar Sebelum mengudarakan suaranya, seorang penyiar perlu melakukan persiapan yang seksama agar dalam pengutaraannya nantitidak terbata-bata. Ia pun dituntut harus mampu memelihara kualitas gayadalam menyampaikan pesan secara lazim dari pada cara membawakanyang agresif. Penyiar harus pula dapat menggunakan beberapa variasi dalam teknik membacanya termasuk variasi dalam kecepatan bicaranya,menekankan kata-kata kunci ke dalam sub idea yang bermakna. Penyiar yang baik menggunakan kata atau kalimat dan pengucapannya yang tepat, jelas dan selalu mengupayakan hal itu bukan merupakan sesuatu yang sulit dilakukan.8



8



Tommy Surapto. 2013. Radio Penyiaran. (Yogyakarta : Media Pressindo) hlm 102



Hal apa saja yang akan diudarakan sebaiknya dipelajari dahulu. Pada umumnya ada dua teknik yang biasa digunakan oleh penyiar dan initergantung dari jenis bahan yang harus diudarakan. a. Teknik ad libitum Ad libitum berarti berbicara santai sebagaimana seseorangmenghendakinya. Penyiar yang berbicara secara ad libitummelakukannya bebas tanpa naskah. Memang penyiar yang berbicarabebas dan fasih yang disenangi pendengar, tetapi bebas dan fasih dengan bahasa yang benar tata bahasanya, jelas dan tegas pengutaraannya.



9



Penyiar yang menggunakan teknik ini harus melakukan hal-hal sebagai berikut : 1) Menggunakan bahasa sederhana, yaitu bahasa sehari-hari yang biasa digunakan dalam percakapan antarpribadi (bahasa tutur). 2) Mencatat terlebih dahulu pokok-pokok penting yang akan disampaikan selama siaran agar sistematis dan sesuai waktu yang tersedia. Penyiar berbicara dengan bantuan catatan tersebut (using note) 3) Menguasai



information



behind



information,



yakni



memahami



keseluruhan informasi yang disajikan dan hal-hal lain yang ada kaitannya dengan informasi yang disampaikan. Dengan begitu, penyiar bisa berimprovisasi dalam siaran secaran proposional dan tidak melantur (out of context). 4) Menguasai istilah-istilah khusus (jargon) dalam bidang-bidang tertentu, sehingga pembicaraan tampak berkualitas dan meyakinkan. Dalam siaran berita sepakbola misalnya, penyiar harus menguasai istilah-istilah seperti corner, tendangan first time, striker, ball posession, dan sebagainya. 5) Menguasai standarisasi kata, antara lain standar pengucapan slogan atau motto stasiun radio, sapaan pendengar (station call, listener call), terminologi musik atau lagu, frekuensi, dan line telepon yang bisa dihubungi pendengar untuk minta lagu, berkomentar, atau berinteraksi dengan penyiar atau narasumber. 9



Effendy. (1978). Radio Siaran Teori dan Praktek. Bandung : Alumni. Hlm 131



6) Mencegah atau menghindari pengucapan kata-kata yang tidak wajar atau melanggar rasa susila, misalnya kata-kata cabul, menyinggung perasaan, atau melecehkan suku dan pemeluk agam tertentu (melanggar SARA). 10 b. Teknik Membaca Naskah (Script Reading) Teknik lain yang biasanya digunakan oleh penyiar ialah teknik membaca naskah (script reading). Naskah yang akan dibawakan olehnya kepada para pendengar tergantung dari jenis acara yang akandiudarakan. Ada naskah yang bikin sendiri, dalam arti kata hal-hal yang seharusnya dilakukan secara ad libitum, atas prakasa sendiri iasusun di atas kertas. Ada juga naskah yang dibuat oleh orang lain yang harus dibacakan oleh penyiar. Dalam hubungan ini, naskah apapun yang ia hadapi, ia harus mengutarakan kepada para pendengar dengangaya sedemikian rupa, sehingga seolaholah diucapkan secara ad libitum ; tidak terdapat nada dibaca. 11 Untuk mencapai hasil optimal, seorang penyiar harus mampu mengutarakan kata demi kata seolah-olah diucapkan tanpa bantuan naskah (spoken reading). Untuk itu, penyiar harus memperhatikan hal hal berikut ini: a) Memahami dan menghayati isi naskah secara keseluruhan. b) Jika perlu, menggunakan tanda-tanda khusus dalam naskah untuk membantu kelancaran penyampaian, misalnya harus miring satu (/) sebagai pengganti koma, garis miring dua (//) sebagai pengganti titik, dan strip bawah ( _ ) sebagai tanda pengucapan satu kesatuan. c) Contoh: Tentara yang datang itu / tinggal menunggu perintah tembak // Ribuan demonstran menggelar unjuk rasa anti-Israel // d) Mengeluarkan suara (bicara) seakan sedang “ngobrol” atau bercerita kepada seorang teman. Naskah dianggap hanya sebagai contekan data. e) Menggunakan gerakan tubuh (gesture) dan senyuman untuk menambah bobot bicara. f) Sebelum mengudara, berlatih dengan mengeluarkan suara (bukan dalam hati), sekaligus melatih intonasi, aksentuasi, artikulasi, dan speed. 10 11



Romli Asep S.M. (2009) Jurnalistik Praktis. Bandung : Remaja Rosdakarya . Hlm. 47 Effendy. (1978). Radio Siaran Teori dan Praktek. Bandung : Alumni. Hlm 134



g) Meletakkan naskah ditempat yang mudah dijangkau. h) Jangan sampai terpaksa membalik halaman naskah sambil berbicara-naskah tidak boleh bersambung. i) Membayangkan lawan bicara ada di depan meja siaran, seolah-olah sedang menerangkan sesuatu via telepon, atau sedang berbicara kepada satu orang ditengah banyak orang.12 c. Teknik Budaya Lisan (Linguistik) Dalam penelitian ini, penulis juga menambahkan pendapat George A. Miller mengenai teori budaya lisan. George A. Miller mengatakan ada seperangkat perilaku yang dapat mengendalikan pikiran dan tindakan orang lain secara perkasa. Teknik ini dapat mengubah pendapat dan keyakinan, dapat membuat seseorang gembira dan sedih, dan dapat memasukan gagasan-gagasan baru. Teknik pengendalian perilaku orang ini lazim disebut bahasa. Definisi fungsional melihat bahasa dari segi fungsinya, sehingga bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan, karena bahasa hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan diantara anggota-anggota kelompok sosial untuk menggunakannya. Definisi formal menyatakan bahasa sebagai semua kalimat yang terbayangkan yang dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa. George A. Miller mengatakan, untuk mampu menggunakan bahasa tertentu kita harus memiliki pengetahuan konseptual tentang dunia tempat kita tinggal (Rakhmat, 2007 : 269). Dalam hal ini, karena radio bersifat lokal dan khalayaknya ada yang heterogen dan homogen, radio kini menjaring pendengarnya secara segmentatif, maka kebakuan bahasa radio menjadi luwes sifatnya (Fanani, 2013 : 114). Kemampuan berbahasa seorang penyiar dapat dipelajari dengan selalu membaca untuk menambah kosakata yang dimiliki. Dengan mempunyai jumlah kosakata yang cukup banyak, seorang penyiar tidak akan pernah berhenti di tengah jalandalam menyampaikan suatu informasi kepada pendengar. Dalam menyampaikan informasi pendengar, seorang penyiar akan memadukan objek bahasa dengan improvisasi secara refleks (spontan) 12



Romli Asep S.M. (2009) Jurnalistik Praktis. Bandung : Remaja Rosdakarya . Hlm. 48



yang akan membentuk nuansa alami (tidak dibuat-buat). Ini akan menjadi sebuah daya pikat yang luar biasa untuk menarik pendengar.Bertutur luwes akan terwakili oleh gaya individu karena tema (materi) yang sederhana sekalipun akan menjadi lebih menarik setelah diolah dengan kemampuan berbahasa dan air personality yang baik dari seorang penyiar (Wardana, 2009 : 90).



B. REPORTER TELEVISI Reporter televisi adalah seorang yang membuat suatu karya jurnalistik yang akan ditayangkan dimedia televisi, dimana reporter berita ialah seorang yang bertugas mengumpulkan berita, menentukan lead berita, menulis dan menyusunnya menjadi sebuah laporan, lalu melaporkan hasil liputannya untuk disiarkan melalui media televisi. Perkembangan teknologi masa kini dalam pengiriman gambar dan suara (electonics news-gathering techniques) mengharuskan seorang reporter berita lebih cepat dan segera dalam meliput beritanya, ia harus cepat berangkat ke lokasi liputan, mengumpulkan informasi dan fakta di lapangan, serta melaporkannya di kamera.



13



Disamping memahami ilmu jurnalistik, reporter yang baik harus kreatif dalam mengolah peristiwa-peristiwa yang memiliki nilai jurnalistik. Reporter televisi yang baik, juga harus bisa menjadi penyaji berita yang baik, dalam hal ini ia tak hanya dituntut bisa menulis berita secara baik dan benar, namun ia pun dituntut untuk bisa menyampaikan berita dengan ucapan kata-kata yang baik didepan kamera, memiliki mimik serta ekspresi yang menunjang (Body language), yang menjadikan beritanya bisa tersampaikan secara baik kepada khalayak. Hal lain yang tidak bisa ditinggalkan oleh seorang reporter adalah ia harus mengikuti setiap perkembangan berita yang ia laporkan sebelumnya, hal ini guna melaporkan perkembangan peristiwa tersebut serta menambahkan laporan dari berita sebelumnya. 14 Seorang reporter TV bertanggung jawab memperkaya gambar dengan menyuplai informasi atau bagian berita yang tidak mampu disediakan gambar, serta ia mampu 13 14



Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Bogor. Ghalia Indonesia. 2004 Hlm 275 Morissan Ibid Hlm. 51



merangkai cerita agar berita terstruktur dan komunikatif. Kelengkapan bahan yang dikumpulkan dari peristiwa, wawancara, serta informasi yang menunjangnya berita, dapat mengungkapkan peristiwa secara mendalam dan memberikan kekayaan nuansa peristiwa dalam berita yang ia sampaikan kepada khalayak, oleh karena itu, dalam menyusun naskah berita, kepiawaian dalam pemilihan kata serta susunan kalimat yang benar dan tepat sesuai kejadian, akan mengesankan audien yang menyaksikan laporan peristiwa tersebut. Para penyiar di televisi, secara generic, biasa dikenal dengan sebutan presenter. Di Indonesia, pada sekitar era 1980-an, mereka disebut sebagai TV Announcer, atau penyiar televisi. Kemudian sesuai dengan perkembangan zaman, sebutannya berubah menjadi tv presenter.15 Presenter berita atau yang sering disebut dengan newsanchor adalah orang yang membawakan, mengantarkan atau memandu acara berita di televisi.16 Seorang penyiar berita harus memiliki kredibilitas, otoritas, berkepribadian kuat, komunikatif, profesionalitas yang tinggi, penampilan kejelasan dan kejernihan suara dan volume suara yang prima. Tugas penyiar berita tidak hanya sekedar membaca naskah berita yang telah disajikan redaktur, tetapi ia juga harus bisa menuturkan, menyampaikan atau menyajikan sehingga harus mampu meyakinkan pemirsa. 1. Karakteristik Reporter Menurut Ben G. Henneke dalam bukunya The Radio Announcer’s Handbook (1954), kecakapan yang harus dimiliki penyiar meliputi:17 a. Komunikasi gagasan (communications of ideas). b. Seorang penyiar harus mampu menyampaikan gagasan, pemikiran, atau informasi dengan baik dan mudah dipahami pendengar. c. Komunikasi kepribadian (communications of personality). d. Proyeksi kepribadian. Penyiar harus memproyeksikan dirinya sebagai pribadi yang memiliki hal-hal berikut: 15



Anita Rahman, Teknik & Etik Profesi TV Presenter, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia 2016), h 15 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional, ( Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA 2005), h 172 . 17 Asep Syamsul M. Romli, Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter & Script Writer, (Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, 2004), h. 34. 16



1) Keaslian (naturalness) 2) Kelincahan(vitality) 3) Keramahtamahan(friendliness) 4) Kesanggupan menyesuaikan diri (adaptability) 5) Pengucapan (pronouncation) yang jelas dan benar atas setiap kata atau istilah yang dikemukakan. e. Kontrol suara (voice control), meliputi pola titinada (pitch), kerasnya suara (loudness), tempo (time), kadar suara (quality). Menjadi seorang presenter didepan layar kaca dapat mempengaruhi persepsi dan penerimaan pemirsa televisi. Seorang presenter yang tampak memiliki itegritas dan kecerdasan mampu menghipnotis pemirsa untuk menyaksikan tayangan berita atau tayangan talk show. Berikut karakteristik yang harus dimiliki oleh presenter, diantaranya adalah:18 a. Penampilan yang baik Sebagai presenter di televisi, sudah seharusnya memiliki penampilan yang baik, rapi dan bersih. Secara tidak langsung, penampilan seorang presenter adalah cerminan dari program yang dibawakan di suatu media televisi. Jika penampilannya baik akan menimbulkan kesan yang baik pula dimata pemirsa televisi. Untuk menyuguhkan penampilan yang baik, dibutuhkan watak dan pengalaman pribadi seseorang. Yang dimaksud disini adalah kepribadian seseorang akan menentukan bagaimana dia berpenampilan. Selain itu pengalaman juga sangatlah penting untuk menentukan bagaimana cara berpenampilan yang baik. b. Kecerdasan pemikiran Salah satu karakteristik yang harus dimiliki oleh presenter adalah memiliki kecerdasan pemikiran yang meliputi pengetahuan umum, penguasaan bahasa, daya penyesuaian, serta daya ingatan yang kuat. Hal ini memang diperlukan karena seorang presenter harus memiliki kecerdasan pemikiran, hal tersebut akan meningkatkan



18



Baraya TV, “Menjadi Presenter Televisi yang Baik”, http://kiatmandiri.wordpress.com/2012/10/04/menjadipresenter-televisi -yang-baik/, Diakses tanggal 8 April 2021.



kepercayaan khalayak audien terhadap program berita tersebut sehingga nantinya akan meningkatkan kualitas program tersebut. c. Kontrol suara Selain yang tersebut diatas, presenter juga harus dapat menguasai kontrol suara. Penyampaian vokal yang baik kita bisa dapat melalui penguasaan sebagai berikut: 1) Pernafasan Untuk berbicara didepan khalayak audien, diperlukan ruang suara yang solid agar dapat menyampaikan kalimat yang lebih panjang dari biasanya. 2) Ekspresi Suara yang baik tidak akan berarti tanpa adanya ekspresi yang baik. Tiga elemen penting yang harus diperhatikan dalam ekspresi adalah : a) Pitch (tinggi rendah suara) b) Pace (kecepatan berbicara) c) Phrasing (pemenggalan kalimat) d. Berwibawa Menjadi seorang presenter hendaknya memiliki wibawa yang mantap. Dengan wibawa yang mantap dapat menimbulkan kepercayaan penonton untuk melihat program acara tersebut. e. Bahasa Tubuh Penggunaan bahasa tubuh yang baik dan benar dapat mempermudah seorang presenter dalam menyampaikan sesuatu. Dalam beberapa kasus, bahasa tubuh ternyata lebih komprehensif daripada kata-kata. Bahasa tubuh dalam konteks presenter terbagi menjadi: 1) Pakaian 2) Gerakan tubuh atau postur 3) Kontak Mata 4) Gerakan Tangan 5) Ekspresi Wajah



2. Tugas Reporter



di Indonesia, seorang wartawan identik dengan mereka yang bekerja dimedia massa cetak, dan istilah reporter cenderung digunakan untuk mereka yang bekerja di televisi atau radio. Padahal mereka memiliki tugas yang sama, yaitu memiliki keahlian serta



kewenangan



khusus



untuk



mencari,



mengumpulkan,



menyeleksi,



dan



menyebarluaskan informasi melalui media massa atau elektronik.19 Bisa dikatakan tugas reporter secara umum adalah memberikan laporan pandangan mata dari fakta dan informasi yang ia temukan dilapangan. Ia memilki tugas yang jauh lebih penting jika dibandingkan petugas lainnya di lapangan. Seorang reporter bisa bertugas sebagai seorang wartawan serta penyiar. Yang dimaksud dari hal ini adalah:20 1. Reporter sebagai wartawan Sebagai seorang wartawan ia bisa mengetahui segala aspek seluk-beluk peristiwa yang dilaporkannya. Bukan saja hal yang tidak terlihat, tetapi juga harus melaporkan dibelakang berita (the news behind the news), bagaimana ia bisa peka menyelidiki latar belakang peristiwa tersebut serta prospek yang akan terjadi jika peristiwa tersebut menjadi suatu peristiwa, hingga menulis menjadi naskah dan melaporkannya. 2.



Reporter sebagai penyiar Sebagai penyiar, reporter mampu secara fasih dan spontan berbicara didepan kamera, suaranya harus enak didengar disertai artikulasi dan intonasi yang benar dan jelas. Karena saat dilapangan dan melaporkan berita secara langsung, seorang reporter akan menemukan gangguan secara teknis maupun non teknis. Meskipun memiliki kesempatan dan kekuatan besar untuk mengungkapkan suatu kasus, namun seorang wartawan pun memahami dan menaati norma yang ada, kode etik jurnalistik dan peraturan yang berlaku dalam menjalankan tugas kejurnalistikannya.



19



Jani Yosep. To Be a Journalist, Menjadi Jurnalis TV, Radio dan Surat kabar yang Profesional. Yogyakarta. Graha Ilmu. 2009. Hlm. 44 20 Morissan. Op.Cit,, Hlm. 51



3.



Peran Reporter Untuk menjalankan tugas mencari berita yang kemudian dilanjutkan dengan menulis dan menyebarkan luaskan berita melalui media massa atau elektronik, diperlukan orang yang mampu dan memiliki wewenang untuk melakukan kegiatan jurnalistik. Meski banyak orang bisa melakukan kegiatan jurnalistik namuntak semua orang boleh dan tak semua orang mampu melakukan tugas kejurnalistikan, Tugas kewartawanan adalah profesi yang memerlukan keahlian dan kewenangan sendiri.21 Peranan penting reporter berita di sini adalah memberikan informasi kepada khalayak atau melaporkan mengenai seluk beluk suatu peristiwa yang tengah, sedang, atau akan terjadi. Informasi tentunya memiliki daya pengaruh yang besar terhadap khalayak, apakah hal tersebut berpengaruh positif atau negatif kepada khalayak, diserahkan 1kepada khalayak, namun tetap stasiun televisi memberikan unsur mendidik kepada masyarakat.22



4. Proses Kerja Reporter Dalam mengolah berita hingga menjadikan berita suatu laporan yang akan diketahui oleh seluruh khalayak, seorang reporter melalui tahapan-tahapan dimana ia akan melakukan tugas serta perannya, yaitu: 



Tahap observasi Dalam mencari data / berita seorang reporter biasanya telah menampati pos-pos



tertentu, dimana biasanya ditempat tersebut sering ditemukan informasi yang penting untuk diinformasikan, namun terkadang seorang reporter juga mendapatkan berita dari undangan sebuah instansi atau peusahaan yang berniat melaksanakan konferensi pers. Ada beberapa langkah yang dilakukan reporter dalam memperoleh data 21



Jani Yosep. Op.cit, hlm. 83 Ashadi Siregar,dkk. Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa. Yogyakarta . LPTP Kanisius. 1998. Hlm. 20 22



dilapangan: 23 1. Sebaiknya mempersiapkan pertanyaan terlebih dahulu dan datang ditempat lebih awal, sehingga mendapat tempat serta posisi kamera yang bagus 2. Mengamati jalannya suatu peristiwa dan mencatat orang yang terikat didalam peristiwa tersebut, siapa pembicara serta jabatannya 3. Menyimak pertanyaan dari reporter lain, serta Mencatat serta menganalisa pendapat yang disampaikan oleh nara sumber berita yang berhubungan dengan peristiwa. 4. Melakukan wawancara dengan orang-orang tertentu guna mendapat keterangan tetang latar belakang peristiwa atau pandangan-pandangan mengenai peristiwa tersebut. 5. Mencari dan mengumpulkan fakta sebanyak-banyaknya dari beberapa sumber yang terpercaya. 6. Fakta yang diperolehny haruslah diteliti kebenaraan serta keakuratannya, check and re check. 7. Menyusun laporan dari observasi lapangan dengan baik dan teliti 8. Sebaiknya tidak meninggalkan ruangan konferensi pes sebelum selesai. 9. Beberapa reporter biasanya akan melakukan wawancara tambahan guna mendapatkan soundbyte yang tidak dimiliki reporter lain. 



Meliput dan melakukan Wawancara Setelah melalui proses observasi, reporter akan melakukan tahapan berikutnya,



yaitu meliput dan melakukan wawancara. Wawancara televisi adalah Tanya jawab antara reporter televisi dengan nara sumber tujuan guna mendapatkan fakta, penjelasan atau keterangaan dari nara sumber tersebut. Narasumber perlu diwawancarai karena alasan: 1. Nara sumber dianggap menguasai permasalahan. 2. Nara sumber terlibat langsung atau tidak langsung (Hanya menyaksikan) kejadian atau peristiwa yang dijadikan topik pembicaraan. 24



23 24



Morissan, Op.Cit, Hlm. 58 Dedy Iskandar Muda. Jurnalistik Media Televisi “Menjadi Reporter Profesional . Bandung. Rosda. 2003. Hlm 86



Hal yang perlu diperhatikan dalam suatu wawancara yaitu posisi narasumber dalam wawancara. Pertama kali seorang reporter harus memperkenalkan dirinya kepada sang nara sumber sebelum berlangsungnya wawancara. Reporter harus mampu bernegosiasi dengan nara sumber agar kesepakan antara dua belah pihak saling menguntungkan dan memuaskan tanpa berlangsung dibawah tekanan oleh pihak – pihak tertentu. 25 Ada beberapa jenis wawancara yang biasanya digunakan:



26



1. Live interview Adalah wawancara yang dilakukan secara langsung distudio, dengan mengundang orang yang diwawancarai.kegiatan juga bisa dilakukan dilapangan. Pada “live interview” yang bertindak sebagai pewawancara adalah penyiar atau reporter yang lokasinya berada disatu ruang studio berita yang sama. 2. Interview by appointment Suatu wawancara dimana seorang reporter meminta kesediaan nara sumber untuk diwawancarai, biasanya dilakukan seorang reporter dengan terlebih dahulu melakukan janji yang disepakati secara bersama. hal tersebut dilakukan karena reporter bertemu dengan nara sumber yang dianggap punya informasi yang snagat perlu untuk dilaporkan kepada khalayak. Wawancara jenis ini adalah rekaman sehingga akan melalui proses tahapan penyuntingan baik durasi ataupun isinya. 3. Press conference Wawancara yang dilakukan pada saat berlangsungnya konferensi pers. Peristiwa ini biasanya terdapat banyak wartawan media ataupun elektronik. 4. On the spot interview Wawancara yang dilakukan ditempat kejadian peristiwa tersebut berlangsung, wawancara dilakukan terhadap orang-orang biasa yang menjdi saksi mata peristiwa tersebut. 5. Telephone interview 25 26



Mursito.BM. Penulisan Jurnalistik Konsep dan Teknik Penulisan Berita. Solo. SPIKOM. 1999. Hlm. 47 Dedy Iskandar Muda, Loc.Cit. Hlm. 94



Wawancara yang dilakukan via telepon, wawancara dilakukan dengan orang lain sebagai sumber berita atau bisa juga dilakukan dengan reporter lapangan. Pemilihan wawancara jenis hanya dilakukan dalam suatu kedaaan yang darurat demi mnegejar aktualitas berita. 6. Vox pops Vox pops yang juga berarti suara rakyat, merupakan wawancara yang biasanya dilakukan ditempat serta waktu yang bersamaan kepada beberapa orang khalayak biasa guna meminta pendapat mereka mengenai suatu permasalahan. Semua bentuk wawancara diatas bisa bejalan dengan baik, bila reporter mengetahui teknik memformulasikan pertanyaan sebagai berikut: a) Menyusun daftar pertanyaan informasi apa ytang ingin diperoleh b) Menyusun kalimat yang singkat serta padat, hingga menjadi kalimat yang pas c) Mengajukan pertanyaan dengan klafisikasi penting tidaknya d) Agar dianalisa agar melalui rehearsal tipe orang yang diwawancarai dan sesuaikan ritme dan strategi wawancara dengan orang-orang tersebut ada 3 macam oranng yang diwawancarai yaitu: friendly or cooperative subject, cautions, unpredictable subjects, dan hostile subjects27. e) Menyusun hasil liputan dan wawancara menjadi laporan berita Setelah melalui proses liputan dan wawancara, reporter berita kemudian menyusun laporannya tersebut menjadi naskah berita, kemudian dilakukannya proses editing gambar dan suara hasil liputan, hingga berita tersebut siap siar kepada khalayak luas. Demikianlah tugas serta peran seorang reporter dalam meliput dan memberikan informasi kepada khalayak atau melaporkan mengenai seluk beluk suatu peristiwa yang tengah, sedang, atau akan terjadi.banyak proses yang perlu seorang reporter lakukan mulai dari melakukan observasi, meliput dan mewawancarai nara sumber, hingga mengelola seluruh peristiwa menjadi naskah berita yang sebelumnya



27



Drs.Ishadi SK,MSc. Dunia Penyiaran Prospek dan Tantangannya. Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama. 1999. Hlm. 16



bersama team work divisi pemberitaan menjadi suatu informasi yang siap untuk diketahui oleh khalayak dari media televisi.



KESIMPULAN Dalam makalah di jelaskan penyiar menurut bahasa inggris, penyiar disebut announcer (arti harafiah: orang yang mengumumkan). Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), penyiar adalah orang yang menyiarkan atau menyeru pada radio. Menurut M. Habib sebagaimana dikutip oleh Harley Prayudha dalam bukunya yang berjudul Radio (Penyiar It’s Not Just A Talk) memberikan pengertian bahwa penyiar adalah, “ seseorang yang bertugas menyebarkan (syair) suatu atau lebih informasi yang terjamin akurasinya dengan menggunakan radio dengan tujuan untuk diketahui oleh pendengarnya,dilakasanakan,dituruti,dan dipaham. Karakteristik penyiara ialah DJ As Sales Person Penyiar Sebagai Sahabat Pendengar, Pendengar: Orang Kedua Tunggal, Personality Lebih Penting daripada Suara yang bagus Teknik dalam penyiar ialah Sebelum mengudarakan suaranya, seorang penyiar perlu melakukan persiapan yang seksama agar dalam pengutaraannya nantitidak terbatabata. Ia pun dituntut harus mampu memelihara kualitas gayadalam menyampaikan pesan secara lazim dari pada cara membawakanyang agresif. Penyiar harus pula dapat menggunakan beberapa variasi dalam teknik membacanya termasuk variasi dalam kecepatan bicaranya,menekankan kata-kata kunci ke dalam sub idea yang bermakna. Penyiar yang baik menggunakan kata atau kalimat dan pengucapannya yang tepat, jelas dan selalu mengupayakan hal itu bukan merupakan sesuatu yang sulit dilakukan.



Reporter televisi adalah seorang yang membuat suatu karya jurnalistik yang akan ditayangkan dimedia televisi, dimana reporter berita ialah seorang yang bertugas mengumpulkan berita, menentukan lead berita, menulis dan menyusunnya menjadi sebuah laporan, lalu melaporkan hasil liputannya untuk disiarkan melalui media televisi.



DAFTAR PUSTAKA



Ashadi Siregar,dkk. (1999)



Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa.



Yogyakarta . LPTP Kanisius. Effendy. (1978). Radio Siaran Teori dan Praktek. Bandung : Alumni Iskandar Muda, Deddy. 2005. Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Jani Yosep. (2009) To Be a Journalist, Menjadi Jurnalis TV, Radio dan Surat kabar yang Profesional. Yogyakarta. Graha Ilmu Masduki. ( 2006). Jurnalistik Radio. Yogyakarta: LkiS. Morissan. (2004) Jurnalistik Televisi Mutakhir. Bogor. Ghalia Indonesia. Prayudha, Harley. (2006). Penyiar it’s Not Just a Talk. Malang : Bayu Media Publishing. Rahman, Annisa. 2016. Teknik & Etik Profesi TV Presenter, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Romli Asep S.M. (2009) Jurnalistik Praktis. Bandung : Remaja Rosdakarya



Syamsul, Asep. M. Romli, 2004. Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter & Script Writer, Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia Said, Irawanti. 2012. Fungsi Sosial Siaran Radio. Cet. I ; Alauddin University Press



Tommy Surapto. 2013. Radio Penyiaran. Yogyakarta : Media Pressindo