Makalah Penyusunan Anggaran Kas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENYUSUNAN ANGGARAN KAS



Jurusan Akuntansi Disusun oleh :  Dwi Rahmi Hidayati  Naufal Wisnu Kuncoro Pratama  Antania Mei Robina



43218210031 43218210035 43218210037



UNIVERSITAS MERCUBUANA BEKASI



i



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Penganggaran Perusahaan dengan judul “Penyusunan Anggaran Kas”. Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen Penganggaran Perusahaan kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.



Bekasi, 5 Desember 2019



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii BAB I..........................................................................................................................................................1 PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1 1.1



Latar Belakang..........................................................................................................................1



1.2



Rumusan Masalah.....................................................................................................................1



1.3



Tujuan Penulisan.......................................................................................................................1



BAB II.........................................................................................................................................................2 PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2 2.1



Definisi Anggaran Kas...............................................................................................................2



2.2



Tujuan Penyusunan Anggaran Kas.........................................................................................3



2.3



Kegunaan Anggaran Kas..........................................................................................................4



2.4



Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Kas............................................................................4



2.5



Pendekatan Dalam Penyusunan Anggaran Kas......................................................................5



2.6



Penyusunan Anggaran Kas.......................................................................................................6



BAB III......................................................................................................................................................23 PENUTUP.................................................................................................................................................23 Kesimpulan..........................................................................................................................................23 Daftar Pustaka...........................................................................................................................................24



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran kas disebut juga dengan anggaran perubahan kas dan ada juga yang menyebut dengan anggaran sumber dan penggunaan kas, tetapi sebaiknya disebut anggaran sumber dan belanja kas atau anggaran masuk dan keluar kas daripada anggaran sumber dan penggunaan kas. Anggaran kas itu sendiri adalah anggaran yang memerinci taksiran penerimaan dan pengeluaran uang tunai dalam suatu kurun masa yang akan datang sebagai alat untuk memelihara likuiditas. Kas merupakan asset yang paling likuid, semakin besar kas yang dimiliki perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya, dan semakin tinggi pula tingkat kemampuan membayar kewajiban jangka pendek (utang lancer). Penyusunan anggaran kas merupakan cara yang efektif untuk merencanakan dan mengendalikan arus kas, memperkirakan keperluan kas, dan secara efektif menggunakan kas yang berlebih (surplus) maupun kas yang kurang (defisit). Anggaran kas berguna bagi manajemen sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai keperluan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.



1.2 Rumusan Masalah a) b) c) d) e) f)



Apa yang dimaksud Anggaran Kas? Apa tujuan penyusunan Anggaran Kas? Apa kegunaan Anggaran Kas? Apa yang mempengaruhi Anggaran Kas? Apa saja pendekatan dalam penyususnan Anggaran Kas? Bagaimana penyusunan Anggaran Kas?



1.3 Tujuan Penulisan Tujuan utama dari penulisan ini adalah untuk mengerjakan tugas mata kuliah Penganggaran Perusahaan. Dan juga tujuan lain dari penulisan ini adalah untuk memberitahukan kepada pembaca sebagian tentang penyusunan anggaran kas, dengan pendekatan kas masuk dan kas keluar, pendekatan akunting keuangan.



1



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Anggaran Kas Anggaran Kas disebut juga dengan anggaran perubahan kas dan ada juga yang menyebut dengan anggaran sumber dan penggunaan kas, tetapi sebaiknya disebut anggaran sumber dan belanja kas atau anggaran masuk dan keluar kas daripada anggaran sumber dan penggunaan kas. Dengan demikian, menggunakan kata penggunaan tidaklah tepat, penggunaan artinya proses/cara menggunakan sesuatu (kas), padahal kas tersebut sudah digunakan, sudah selesai diproses (M. Nafarin:308). Anggaran kas itu sendiri adalah anggaran yang memerinci taksiran penerimaan dan pengeluaran uang tunai dalam suatu kurun masa yang akan datang sebagai alat untuk memelihara likuiditas (Wikipedia). Kas merupakan asset yang paling likuid, semakin besar kas yang dimiliki perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya, dan semakin tinggi pula tingkat kemampuan membayar kewajiban jangka pendek (utang lancer). Namun perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah besar berarti tingkat putaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya kelebihan investasi dalam kas dan berarti pula bahwa perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas. Jumlah kas relatif kecil akan mempertinggi putaran kas dan meningkatkan rentabilitas (meningkatkan kemampuan memperoleh laba), tetapi dengan kas yang terlalu kecil dapat mengganggu kemampuan membayar sewaktu ada tagihan, yang pada akhirnya juga akan menganggu rentabilitas. Dengan demikian kas mempunyai peranan penting dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan. Oleh karena itu, kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik, baik arus kas masuk maupun arus kas keluar. Kas adalah uang yang siap dan bebas digunakan. Kas meliputi uang kartal, uang giral, dan simpanan giro di bank. Uang kartal adalah uang yang berlaku resmi di wilayah suatu negara, misalnya mata uang rupiah yang diedarkan oleh Bank Indonesia berlaku resmi di wilayah negara Indonesia. Uang giral adalah uang yang berasal dari simpanan giro, seperti cek yang siap diuangkan dan bilyet giro yang siap dipindahbukukan. Anggaran kas bukan hanya menunjukkan jumlah keseluruhan pembelanjaan yang diperlukan, tetapi juga kapan kas tersebut diperlukan. Anggaran kas ini menunjukkan jumlah kas yang diperlukan setiap bulan, setiap minggu, bahkan setiap hari, merupakan alat manajer keuangan yang paling penting. Anggaran kas adalah anggaran yang menunjukkan perubahan kas dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan arus kas masuk sebagai sumber kas dan arus kas keluar sebagai arus kas dibelanjakan sehingga tampak kelebihan atau kekurangan kas, dan saldo kas selama periode tersebut dari suatu organisasi. Anggaran kas yang dibandingkan dengan laporan arus kas disebut laporan realisasi anggaran kas. Laporan arus kas adalah realisasi dari anggaran kas. 2



Penyusunan anggaran kas merupakan cara yang efektif untuk merencanakan dan mengendalikan arus kas, memperkirakan keperluan kas, dan secara efektif menggunakan kas yang berlebih (surplus) maupun kas yang kurang (defisit). Pada saat surplus kas dapat digunakan membayar utang dan dapat diinvestasikan pada surat berharga jangka pendek untuk mendapatkan laba. Pada saat defisit kas dapat segera diupayakan untuk menutupinya, misalnya dengan cara meminjam, menambah modal pemilik, menjual asset yang menganggur, dan sebagainya (M. Nafarin:308).



2.2



Tujuan Penyusunan Anggaran Kas Tujuan utama penyusunan anggaran kas adalah merencanakan posisi likuiditas sebagai dasar untuk menentukan pinjaman di masa datang dan investasi yang akan dilakukan. Tujuan penyusunan anggaran kas antara lain untuk: a. Menentukan saldo (posisi) kas akhir setiap periode sebagai hasil dari operasi yang dijalankan. Saldo kas akhir diperoleh dari saldo kas awal ditambah kas masuk dikurang kas keluar pada periode yang sama. b. Mengetahui kelebihan (surplus) atau kekurangan (defisit) kas pada waktunya. Kelebihan kas terjadi bila kas masuk lebih besar daripada kas keluar, sebaliknya defisit terjadi apabila kas masuk lebih kecil daripada kas keluar. Dalam keadaan kelebihan kas dapat digunakan untuk membayar utang agar beban bunga dapat diperkecil, dan atau diinvestasikan pada surat berharga jangka pendek untuk emndapatkan laba dari investasi tersebut. Dalam keadaan kekurangan kas, manajemen harus segera menutupi kekurangan kas tersebut dengan cara mencari sumber dana pinjaman, menambah modal pemilik, dan menjual asset yang menganggur. c. Menyelaraskan kas dengan asset lancer, asset tak lancer, utang, modal, dapatan, dan beban. d. Mengetahui sumber kas masuk yang diperoleh selama satu periode dan digunakan untuk apa sumber kas masuk tersebut, hal ini tampak pada arus kas keluar. Mengetahui arus kas masuk dan arus kas keluar penting bagi kreditor jangka pendek, karena dapat diketahui kebijakan manajemen dalam mengelola kas, e. Mengetahui kapan utang dibayar kembali. f. Menilai realisasi kas masuk dan kas keluar agar dapat diketahui selisih realisasi dengan anggaran, selisih menguntungkan atau selisih merugikan. g. Memperkirakan sumber kas masa akan datang dari arus kas masuk dan ke mana kas tersebut digunakan dari arus kas keluar. h. Menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan. Biasanya laba bersih bergerak bersama. Tingginya tingkat laba menyebabkan peningkatan kas.



3



2.3



Kegunaan Anggaran Kas Anggaran kas berguna bagi manajemen sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai keperluan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, manajemen perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan kas serta kepastian memperolehnya, dan secara rinci kegunaan anggaran kas antara lain sebagai berikut: a. Menggunakannya sebagai dasar yang sehat untuk pemantauan posisi kas secara terus menerus. b. Menggunakannya sebagai dasar pengambilan keputusan pinjaman jangka pendek atau pinjaman jangka panjang; atau dengan tambahan modal sendiri untuk menutupi defisit kas. Dicari sumber dana yang paling menguntungkan. c. Menggunakannya sebagai dasar kebijakan pemberian kredit. Dengan anggaran kas dapat diketahui kemampuan perusahaan mengangsur/membayar kredit. d. Menggunakannya dalam menentukan kemampuan perusahaan membayar dividen kepada pemegang saham. e. Menggunakannya dalam meningkatakan kemampuan membayar kewajiban jangka pendek. f. Menggunakannya dalam memperkuat posisi dalam penawaran. Beberapa analisis menggunakan analisis anggaran kas untuk mengidentifikasi tanda bahaya mengenai situasi keuangan perusahaan. Informasi terpenting yang disediakan anggaran kas adalah ikhtisar kas keluar. Perusahaan dapat saja membelanjakan kasnya untuk membeli asset yang dapat menghasilkan pada masa yang akan datang, tetapi jika perusahaan tidak menggunakannya dengan bijak, kas sedikit demi sedikit akan habis.



2.4



Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Kas Anggaran kas masuk dan anggaran kas keluar besar kecilnya dipengaruhi oleh faktor kegiatan perusahaan, yaitu kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan. Kegiatan Operasi Kegiatan operasi adalah kegiatan perusahaan yang bersifat rutin dan terus menerus dilakukan. Kegiatan operasi utama dari perusahaan adalah membeli dan menjual produk/jasa. Semakin banyak kegiatan membeli produk/jasa semakin besar jumlah kas keluar yang diperlukan, sebaliknya semakin sedikit kegiatan membeli produk/jasa semakin kecil jumlah kas keluar yang diperlukan. Pada sisi lain, semakin banyak menjual produk/jasa semakin besar kas masuk yang diterima, sebaliknya semakin sedikit kegiatan menjual produk/jasa semakin kecil kas yang masuk diterima 4



Kegiatan Investasi Kegiatan investasi adalah kegiatan yang dapat meningkatkan dan menurunkan asset tak lancer yang digunakan perusahaan. Kegiatan investasi seperti menjual dan membeli surat berharga jangka panjang. Menjual dan membeli asset tetap (tanah, bangunan, kendaraan dan lain-lain) Kegiatan Pendanaan Kegiatan pendanaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan utang dan modal sendiri. Kegiatan pendanaan seperti; menerima uang dalam bentuk utang yang berasal dari kreditor dan membayar pokok utang kepada kreditor, menerima uang dari pemodal atas saham yang dijual (setoran modal), dan membayar kepada pemodal atas saham bendahara yang dibeli (prive untuk badan usaha yang bukan perseroan terbatas). Semakin banyak modal yang disetor (saham dijual) dan semakin banyak utang yang diterima semakin besar kas masuk dan sebaliknya. Pada sisi lain, semakin banyak saham bendahara yang di beli (prive dibayar) dan semakin banyak pokok utang dibayar semakin besar kas keluar, sebaliknya semakin sedikit saham bendahara yang di beli (prive dibayar) dan semakin banyak pokok utang dibayar semakin kecil kas keluar.



2.5



Pendekatan Dalam Penyusunan Anggaran Kas Dalam menyusun anggaran kas ada dua pendekatan yang dapat digunakan, yaitu (1) pendekatan kas masuk dan kas keluar, (2) pendekatan akunting keuangan. Pendekatan kas masuk dan kas keluar kadang-kadang disebut juga dengan metode langsung. Pendekatan akunting keuangan kadang-kadang disebut juga dengan metode ikhtisar laba rugi atau metode tak langsung. 1. Pendekatan kas masuk dan kas keluar Metode ini didasarkan pada analisis naik dan turun kas yang dianggarkan yang mencerminkan semua arus kas masuk dan kas keluar dari anggaran jualan, anggaran biaya/beban, dan anggaran tambahan produk modal. Metode ini sering digunakan untuk anggaran kas jangka pendek sebagai bagian dari rencana laba tahunan. Oleh karena itu metode ini disebut juga dengan pendekatan anggaran kas jangka pendek. Disebut anggaran kas jangka pendek karena biasanya anggaran dengan metode ini dibuat paling lama periodenya setahun. Selama setahun tersebut periode anggaran dibagi dalam tiap triwulan, bulan, minggu, atau hari. Disebut pendekatan kas masuk dan kas keluar karena dalam menyusun anggaran kas terlebih dahulu ditaksir sumber kas masuk, kemudian ditaksir belanja kas keluar. Setelah itu ditentukan apakah terjadi kelebihan kas atau kekurangan kas. Dikatakan



5



metode langsung karena metode ini langsung secara rinci mengidentifikasi dari transaksi sumber kas atau arus kas masuk dan belanja kas atau arus kas keluar.



2. Pendekatan akunting keuangan Titik tolak dalam pendekatan ini adalah laba bersih diubah dari dasar akrual menjadi dasar kas, artinya disesuaikan dengan perubahan rekening penundaan rekening bukan kas, seperti: beban/biaya terutang, beban/biaya bayar di muka, depresiasi/penyusutan/penghapusan/amortisasi. Pendekatan ini tidak membutuhkan data yang rinci dan lebih sedikit rinciannya tentang arus kas masuk dan arus kas keluar. Metode ini lebih cocok untuk anggaran kas jangka panjang. Oleh karena itu metode ini disebut juga dengan pendekatan anggaran kas jangka panjang. Metode ini dikatakan pendekatan akunting keuangan, karena cara penyusunan anggaran kas berdasarkan ikhtisar laba rugi dan neraca yang dihasilkan akuntansi keuangan. Oleh karena penyusunan anggaran kas didasarkan ikhtisar laba rugi dan neraca maka disebut metode tidak langsung. Menurut  Ellen Christina et al (2001:188) ada dua pendekatan dalam menyusun anggaran kas, yaitu : 1) Anggaran Kas Jangka Pendek Anggaran ini merupakan alat operasional pengendalian kas sehari-hari. Jangka waktunya disesuaikan dengan anggaran tahunan. Anggaran kas jangka pendek sesuai dengan rencana laba taktis jangka pendek dan memerlukan rencana atau estimasi aliran kas masuk dan keluar yang rinci, yang secara langsung berkaitan dengan rencana laba tahunan. Sebagai contoh estimasi penerimaan kas dari penjualan dan estimasi pengeluaran kas untuk pembelian mesin-mesin dan peralatan baru. Anggaran kas seperti ini terutama berfungsi sebagai alat pemberian otorisasi kas keluar yang secara terusmenerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi keuangan pada umumnya. 2) Anggaran Kas Jangka Panjang Anggaran ini meliputi jangka waktu lima sampai sepuluh tahun yang disesuaikan dengan perencanaan perusahaan yang telah disusun. maka jangka waktu anggaran kas jenis ini disesuaikan dengan waktu yang tercakup di dalam corporate plan tersebut. Kegunaannya yang terutama adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan menambah dana dari sumber-sumber intern dan sekaligus memperkirakan saldo kas pada akhir setiap tahun anggaran.



6



2.6



Penyusunan Anggaran Kas Anggaran kas dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu (1) bentuk tunggal, dan (2) bentuk campuran. Anggaran kas bentuk tunggal disusun dengan cara mengelompokkan satu kelompok kas masuk dan satu kelompok lagi kas keluar. Anggaran kas bentuk campuran disusun dengan cara tiap kegiatan kas masuk dikurangkan dengan kas keluarnya sehingga dapat diketahui kas masuk bersih atau kas keluar bersih dari masing-masing kegiatan perusahaan. LANGKAH PENYUSUNAN ANGGARAN KAS Cara yang baik untuk menilai suatu perusahaan adalah dengan mendasarkan pada tiga jenis kegiatan perusahaan utama. Setelah perusahaan berdiri dan berjalan, kegiatan operasi merupakan kegiatan penting (utama), diikuti oleh kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan. Kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan terdapat dalam penyusunan anggaran kas masuk dan kas keluar. Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar Langkah dalam menyusun anggaran kas bergantung pada pendekatan penyusunan anggaran kas yang digunakan. Seperti baru saja dikemukakan pendekatan penyusunan anggaran kas ada dua, yaitu (1) pendekatan kas masuk dan kas keluar, (2) pendekatan akunting keuangan. Dengan demikian langkah penyususnan anggaran kas juga ada dua pendekatan.



7



Langkah pertama, penyususnan anggaran kas menggunakan pendekatan kas masuk dan kas keluar dimulai dari anggaran masuk. Pada gambar anggaran diatas tampak arus kas masuk terdapat pada kegiatan operasi, kegiatan investasi dan kegiatan pendanaan. Kas masuk dari kegiatan operasi bersumber dari pembeli rutin (pelanggan) berupa hasil menjual produk/jasa tunai dan hasil tahihan dari menjual produk/jasa secara kredit. Anggaran kas masuk bersumber dari bunga, jasa giro atas pinjaman yang diberikan, dan dividen atas investasi saham yang diterima, serta hasil menjual surat berharga yang diperdagangkan juga merupakan arus kas masuk dari kegiatan operasi. Kas masuk dari kegiatan operasi bersumber dari pembeli rutin (pelanggan) berupa hasil menjual produk/jasa tunai dan hasil tagihan dari menjual produk/jasa secara kredit. Anggaran kas masuk bersumber dari bunga, jasa giro atas pinjaman yang diberikan, dan dividen atas investasi saham yang diterima, serta hasil menjual surat berharga yang diperdagangkan juga merupakan arus kas masuk dari kegiatan operasi. Kas masuk dari hasil menjual surat berharga yang diperdagangkan, pendapatan bunga, jasa giro, dividen, logikanya dapat diklasifikasikan sebagai kas masuk dari kegiatan investasi dan atau kegiatan pendanaan, tetapi standar atau prinsip akunting yang lazim dalam hal arus kas menghendaki diklasifikasikan sebagai arus kas yang berasal dari kegiatan operasi. Hal ini disebabkan karena hasil menjual surat berharga yang diperdagangkan, pendapatan bunga, dan dividen meningkatkan laba bersih, dan beban bunga menurunkan pendapatan. Ada punlaba bersih dari dasar akrual yang diubah menjadi dasar kas merupakan arus kas dari kegiatan operasi. Oleh karena itu, hasil menjual surat berharga yang diperdagangkan, pendapatan bbunga dan pendapatan dividen, dan beban bunga dilaporkan sebagai arus kas dalam kegiatan operasi. Kas masuk dari kegiatan operasi (1) dari pelanggan adalah pendapatan penjualan ditambah piutang usaha awal dikurang piutang usaha akhir atau pendapatan jualan ditambah piutang usaha yang turun atau pendapatan jualan dikurang piutang usaha yang naik, (2) dari bunga piutang adalah pendapatan yang ditambah piutang bunga yang turun atau pendapatan bunga dikurang piutang bunga yang naik, (3) dari dividen atas investasi saham adalah pendapatan dividen ditambah piutang dividen yang turun atau pendapatan dividen dikurang piutang dividewn yang naik.             Kas masuk dari kegiatan investasi, seperti kas diterima dari hasil menjual aset tak lancar, seperti aset tetap berwujud dan aset tetap tak berwujud, surat berharga jangka panjang, kas yang diterima dari angsuran pokok pinjamin yang diberikan, dan hasil menjual segmen (pangsa) perusahaan juga termasuk arus kas masuk dari kegiatan investasi. Kas masuk dari kegiatan pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari pemodal (investor) dan kreditor, seperti saham disetor (modal disetor), jual saham bendahara, oinjam uang dengan mengeluarkan surat wesel/promes, obligasi, dan hipotek (utang jangka panjang). Langkah kedua adalah menusun anggaran kas keluar. Kas keluar untuk kegiatan operasi, seperti membayar kepada pemasok untuk produk/jasa yang dibeli secara rutin, membayar surat berharga yang dibeli untuk diperdagangkan, bayar gaji/upah/bonus dan 8



sejenisnya ke pegawai, bayar bunga utang, bayar pajak, bayar berlangganan kistrik, ait-telepon, dan eban rutin lainnya. Kas keluar dari kegiatan operasi : (1) untuk bayar kepada pemasok adalah harga pokok produk terjual ditambah sediaan yang naik (dikurang sediaan yang turun) ditambah utang yang turun (dikurang utang usaha yang naik), (2) untuk bayar beban usaha (diluar gaji dan upah) adalah beban usaha ditambah beban dibayar dimuka yang naik (dikurang beban bayar dmuka yang turun) dikurang beban yang terutang yang naik (ditambah beban terutang yang turun), (3) untuk bayar beban gaji dan upah adalah beban gaji dan upah ditambah Utang gaji dan upah yang turun (dikurang utang gaji dan upah yang naik), (4) utang bayar beban adalah beban bunga ditambah utang bunga yang turun (dikurung utang bunga yang naik), (5) untuk bayar pajak adalah beban pajak ditambah utang pajak yang turun (dikurang utang pajak yang naik). Kas keluar untuk kegiatan investasi, contohnya antara lain membayar pinjaman diberikan, membeli asset tak lancar (surat berharga jangka panjang, asset tetap), dan lain-lain. Kas keluar untuk kegiatan pendanaan, seperti : beli saham bendahara dari pemodal, bayar pokok utag jangka panjang pada kreditor, dan bayar dividen. Bayar dividen diklasifikasikan sebagai harus kas kegiatan pendanaan karena merupakan biaya sumber daya keuangan. Langkah ketiga adalah mengurangkan arus kas masuk dengan arus kas keluar. Bila arus kas masuk lebih besar dari arus kas keluar, berarti terjadi kelebihan (surplus) kas, sebaliknya bila jumlah kas masuk lebih kecil daripada jumlah kas keluar, berarti terjadi kekurangan (defisit) kas. Bila kekurangan kas tersebut lebih besar daripada saldo kas awal dan/atau dibawah saldo minimal maka kekurngan kas tersebut harus segera ditutupi, misalnya dengan menambahkan pinjaman (utang). Langkah keempat dalam penyusunan anggaran kas, yaitu menghitung saldo kas akhir dengan cara saldo kas awal ditambahkan dengan kelebihan kas atau saldo kas awal dikurangi dengan kekurangan kas, ditambah dengan tambahan pinjaman, dikurang dengan angsuran (pembayaran) pinjaman dan bunga. Pendekatan Akunting Keuangan Penyusunan anggaran kas menggunakan pendekatan akunting keuangan atau metode tak langsung dapat dilakukan dengan cara menganalisis perubahan yang terjadi dalam anggaran neraca dan anggaran laba rugi yang diperbandingkan antara dua metode serta informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut. Transaksi yang tidak mempengaruhi kas antara lain: a. Beban penyusutan (depresiasi, penghapusan, amortisasi, dan deplesi). b. Dividen dalam bentuk saham atau bonus dalam bentuk saham. c. Asset dinilai kembali.



9



Pada gambar diatas tampak laba bersih yang diperoleh perusahaan karena pendapatan lebih besar daripada beban. Laba bersih yang diperoleh dari ikhtisar laba rugi  yang dihasilkan akunting keuangan yang biasanya menggunakan dasar akural diubah menjadi dasar kas. Kas masuk dimulai dari laba bersih ditambah beban depresiasi, ditambah beban amortisasi ditambah beban deplesi, ditambah beban penghapusan piutang, ditambah rugi menjual asset tak lancer, ditambah piutang dan sedian (asset lancer di luar kas) yang turun, ditambah utang jangka pendek yang naik. Kas keluar dimuali rugi bersih ditambah laba dari jual asset tak lancer, ditambah asset lancer diluar kas (piutang dan sediaan) yang naik, ditambah utang jangka pendek yang turun. Pada dasarnya dalam metode ini arus kas mulai dari laba bersih,penyesuaiaan terhadap laba bersih dibuat untuk transaksi yang tidak mempengaruhi kas. Laba bersih dari dasar akural diubah menjadi dasar kas sehingga diperoleh arus kas dari kegiatan operasi. Arus kas dari kegiatan investasi dan kegiatan pendanaan seperti hasil menjual kegiatan investasi dan kegiatan pendanaan seperti hasil menjual aset tetap, menambah aset tak lancar, melunasi hutang,membayar dividen, dihitung sama seperti pendekatan kas masuk dan kas dasar akrual diubah menjadi dasar kas keluar (metode langsung).



10



Contoh laba bersih dari dasar akural diubah menjadi dasar,terlihat seperti Tabel dibawah ini. Keterangan Jualan Harga pokok produk terjual Laba kotor Beban usaha tidak termasuk penyusutan Laba usaha sebelum penyusutan Penyusutan Laba sebelum pajak Pajak 10% Laba bersih Penyusutan Arus kas masuk bersih Atau Laba usaha sebelum penyusutan Penyusutan Laba sebelum pajak Pajak 10% Laba bersih



Dasar Akrual Rp. 1.100.000 Rp. 600.000 Rp. 500.000 Rp. 150.000 Rp. 350.000 Rp. 100.000 Rp. 250.000 Rp. 25.000 Rp. 225.000



Dasar Kas -



Rp. Rp.



225.000 100.000



Rp.



325.000



Rp. Rp.



350.000 100.000



Rp.



350.000



Rp. Rp. Rp.



250.000 25.000 225.000



Rp.



25.000



Rp.



325.000



Arus kas masuk bersih



Pada tabel diatas tampak arus kas bersih dari kegiatan operasional adalah laba bersih Rp.225.000 ditambah Penyusutan Rp100.000, yaitu berjumlah Rp.325.000, atau laba usaha sebelum penyusutan Rp.350.000 dikurang pajak Rp.25.000, sehingga arus kas masuk bersih berjumlah Rp.325.000.



Ilustrasi Penyusunan Anggaran Kas Sebagai ilustrasi dalam contoh penyusunan anggan kas berikut ini transaksi dari PT Purnasari selama tahun 2017 yang dianggarkan: Kegiatan Operasi: 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Terima tagihan dari pelanggan Rp 27.000 Terima dari bunga oiutang Rp 1.000 Terima divideb dari investasi saham Rp 900 Bayar utang kepada pemasok Rp 13.000 Bayar gaji dan upah Rp 5.600 Bayar bunga dan utang Rp 1.600 11



7. Bayar Pajak Rp 1.500 Keigiatan Investasi: 8. Bayar beli aset tetap Rp 30.600 9. Bayar pinjaman diberikan untuk perusahaan lain Rp 1.100 10. Terima dari hasil jual aset tetap Rp 6.200 Kegitaan Pendanaan: 11. Terima dari hasil jual saham biasa Rp 15.000 12. Terima dari hasil jual obligasi(Utang jangka panjang) Rp 9.500 13. Bayar dividen Rp 1.700 14. Bayar utang jangka panjang Rp 9.000 Adapun data dari anggaran laba rugi tahun 2017 berupa dapatan dan beban sebagai berikut : Dapatan: Dapatan jualan Dapatan bunga Dapatan dividen Laba jual aset tetap



Rp 28.500 Rp 1.100 Rp 900 Rp 700 Rp 31.200



Beban: Harga pokok produk terjual Beban gaji dan upah Beban Penyusutan Beban usaha lainnya Beban pajak Beban bunga



Rp 15.100 Rp 5.400 Rp 1.800 Rp 1.700 Rp 1.500 Rp 1.600 Rp 27.100 Rp 4.100



Laba bersih



Tabel 12-2 Anggaran Neraca Komparatif PT Purnasari Anggaran Neraca Kompratif 12



31 Desember 2016 dan 2017 (dalam Rp) Keterangan Kas..................................................... Piutang usaha..................................... Piutang bunga.................................... Sediaan............................................... Beban bayar di muka......................... Aset lancar.................................. Aset tak lancar............................ ASET..........................................



2016 12.700 8.000 150 12.600 600 34.050 21.900 55.950



2017 Naik (Turun) 8.200 (4.500) 9.500 1.500 250 100 12.500 (100) 650 50 31.100 (2.950) 46.300 24.400 77.400 21.450



Utang usaha....................................... Utang gaji & upah.............................. Beban terutang................................... Utang jangka pendek.................. Utang jangka panjang................. Utang.......................................... Saham biasa....................................... Laba ditahan...................................... Modal sendiri.............................. UTANG & MODAL..................



5.700 700 150



9.500 500 100



3.800 (200) (50)



6.550 10.100 3.550 7.700 8.200 500 14.250 18.300 4.050 41.700 56.700 15.000 1.000 12.400 2.400 42.700 69.100 17.400 56.950 87.400 21.450 Berdasarkan data tersebut kegiatan operasi, kegiatan investasi, kegiataan pendanaan, anggaran laba rugi tahun 2017, dan Tabel diatas dapat disusun anggan kas dalam dua pendekatan, (1) pendekatan kas masuk dan kas keluar, (2) pendekatan akunting keuangan. Tiap pendekatan dapat dibuat dua macam anggaran kas, yaitu (1) bentuk tunggal, dan (2) bentuk campuran. Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar Berdasarkan data transaksi PT Purnasari selama tahun 2017 dapat disusun anggaran kas pendekatan kas masuk & kas keluar (Metode langsung)dalam bentuk tunggal seperti tabel 12-3 dan anggaran kas dalam bentuk campuran seperti Tabel 12-4. Anggaran kas pada Tabel 12-3 dibuat ringasannya: Kas masuk Kas keluar Kekurangan kas Kas awal Kas akhir



Rp 59.600 Rp 64.100 Rp 4.000 Rp 12.700 Rp 8.200



Tabel 12-3 Laporan Arus Kas Bentuk Tunggal Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar PT. Purnasari 13



Anggaran Kas Tahun Berakhir 31 Desember 2017 1. Kas Masuk Kas masuk dari kegiatan operasi Terima tagihan dari pelanggan Terima dari bunga piutang Terima dividen dari Investasi saham



Rp 27.000 1.000 900 Rp 28.900



Kas masuk dari kegiatan investasi Terima dari hasil jual harta tetap Kas masuk dari kegiatan pendanaan Terima dari hasil jual saham Terima dari utang jangka Panjang Jumlah Kas masuk 2. Kas Keluar Kas keluar untuk kegiatan operasi Bayar utang usaha kepada pemasok Bayar gaji dan upah Bayar bunga uang Bayar Pajak



Rp



6.200



Rp 15.000 9.500 Rp 24.500 + Rp 59.600



Rp 13.000 5.600 1.600 1.500 Rp 21.700



Kas keluar untuk kegiatan investasi Bayar beli harta tetap Bayar pinjaman diberikan



Rp 30.600 1.100 Rp 31.700



Kas keluar untuk kegiatan pendanaan Bayar dividen Bayar utang jangka Panjang



Rp 1.700 9.000 Rp 10.700 + Rp 64.100 (Rp 4.500) Rp 12.700 + Rp 8.200



Jumlah kas keluar 3. Defisit (Kekurangan) kas 1-2 4. Kas awal 1 Januari 2017 5. Kas akhir 31 Desember 2017



Anggaran kas pada Tabel 12-4 ringkasannya: Kas masuk bersih dari kegiatan operasi Kas keluar bersih untuk kegiatan investasi Kas masuk bersih dari kegiatan pendanaan



Rp 7.200 (25.500) 13.800 14



Kekurangan kas Kas awal Kas akhir



(Rp 4.500) 12.700 Rp 8.200



Terima tagihan dari pelanggan sebesar Rp 27.000 Tbael 12-3 dan Tabel 12-4 dihitung: Dapatan jualan (dari anggaran laba rugi) Piutang usaha awal 1 Januarin 2017 (Tabel 12-2)



Rp 28.500 8.000 + 36.500 9.500 27.000



Piutang usaha akhir 31 Desember 2017 (Tabel 12-2) Terima tagihan dari Pelanggan



Tabel 12-4 Anggaran Kas Bentuk Campuran Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar (Metode Langsung) PT Purnasari Anggaran Kas Tahun Berakhir 31 Desember 2017 1. Kegiatan Operasi Kas masuk dari kegiatan operasi Terima tagihan dari pelanggan Terima dari bunga piutang Terima dividen dari investasi saham



Rp 27.000 1.000 900 Rp 28.900



Kas Keluar untuk kegiatan operasi Bayar utang usaha kepada pemasok Bayar gaji dan upah Bayar bunga uang Bayar pajak Kas masuk untuk kegiatan operasi 2. Kegiatan Investasi Kas masuk dari kegiatan investasi Terima dari hasil jual aset tetap Kas keluar untuk kegiatan investasi Bayar beli aset tetap Bayar pinjaman diberikan Kas keluar bersih untuk kegiatan investasi 15



Rp 13.000 5.600 1.600 1.500 Rp 21.700 – Rp 7.200



Rp 6.200 Rp 30.600 Rp 1.100 Rp 31.700 – (Rp25.500)



3. Kegiatan Pendanaan Kas masuk dari kegiatan pendanaan Terima hasil jual saham biasa Terima dari utang jangka Panjang



Rp 15.000 Rp 9.500 Rp 24.500



Kas keluar untuk kegiatan pendanaan Bayar dividen Bayar utang jangka Panjang Kas masuk bersih dari kegiatan pendanaan 4. Defisit (kekurangan) kas (1 + 2 + 3) 5. Kas awal 1 januari 2017 6. Kas akhir 31 desember 2017



Rp



1.700 9.000 Rp 10.700 – Rp 13.800 (Rp 4.500) Rp 12.700 + Rp 8.200



Terima tagihan dari pelanggan sebesar Rp 27.000 secara ringkas dapat dihitung sebagai berikut: Dapatkan jualan Rp 28.500 Piutang usaha naik (Table 12-2) 1.500 Terima tagihan dari pelanggan Rp 27.000 Bayar bunga utang sebesar Rp 1.600 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-4 dapat dihutang sebagai berikut: Beban bunga (anggaran laba rugi) Rp 1.600 Utang bunga naik 0Bayar beban bunga Rp 1.600 Bayar utang usaha kepada pemasok sebesar Rp 13.000 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-4 dapat dihitung sebagai berikut: Harga pokok produk terjual (dari anggaran laba rugi) Rp 15.100 Sediaan awal 1 januari 2017 (Tabel 12-2) 112.600 – 1.500 Sediaan akhir 31 Desember 2017 (Tabel 12-2) 112.500 + 15.000 Utang usaha awal 1 januari 2017 (Tabel 12-2) 5.700 + 20.700 Utang usaha akhir 31 Desember 2017 (Tabel 12-2) 9.500 – Rp 11.200 Beban bayar di muka akhir (Tabel 12-2) Rp 650 Beban terutang awal (Tabel 12-2) Rp 150 Beban usaha lainya Rp 1.700 Beban bayar dimuka awal Rp 600 16



Beban terutang terakhir



Rp 100 + Rp



700 – Rp 1.000 +



Beban usaha lainnya yang dibayar Bayar utang usaha kepada pemasok



Rp 1.800 + Rp 13.000



Bayar utang usaha kepada pemasok sebesar Rp 13.000 secara ringkas dapat dihitung sebagai berikut: Harga pokok produk terjual Rp 15.100 Sediaan turun (Tabel 12-2) 100 – Rp 15.000 Utang usaha naik (Tabel 12-2) 3.800 – Rp 11.200 Beban usaha lainnya Rp 1.700 Beban bayar Dimuka naik (Tabel 12-2) 50 Beban terutang turun (Tabel 12-2) 50 + Beban usaha lainnya yang dibayar Rp 1.800 + Beban utang usaha kepada permasok Rp 13.000 Bayar pajak sebesar Rp 1.500 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-4 dapat dihitung sebagai berikut: Beban pajak (anggaran laba rugi) Rp 1.500 Utang pajak turun 0– Bayar beban pajak Rp 1.500 Bayar beli aset tetap sebesar Rp 30.600 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-4 dapat dihitung sebagai berikut: Aset tetap bersih akhir (Tabel 12-2) Rp 46.300 Beban penyusutan (anggaran laba rugi) 1.800 Nilai buku aset tetap yang dijual 5.500 Bayar pinjaman diberikan (piutang jangka panjang) (1.100) Aset tetap bersih awal (Tabel 12-2) (21.900) + Bayar beli aset tetap Rp 30.600 Nilai buku aset tetap yang dijual dihutang sebagai berikut: Terima hasil jual aset tetap (Tabel 12-3 dan 12-4) Laba jual aset tetap (anggaran laba rugi) Nilai buku aset tetap yang dijual



Rp. 6.200 700 – Rp. 5.500



Terima dari bunga piutang sebesar Rp 1.000 seperti di Tabel 12-3 dan Tabel 12-4 dihitung sebagai berikut: 17



Dapatkan bunga (anggaran laba rugi) Piutang bunga (Tabel 12-2) naik Terima dari bunga Piutang



Rp Rp



1.100 100 – 1.000



Terima dividen dari investasi saham Rp 900 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-4 dapat dihitung sebagai berikut: Dapatkan dividen (anggaran laba rugi) Rp 900 Piutang dividen (Tabel 12-2) 0– Terima dividen dari investasi saham Rp 900 Bayar gaji dan upah sebesar Rp 5.600 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-4 dapat dihitung sebagai berikut: Beban gaji & upah (anggaran laba rugi) Rp 5.400 Utang gaji & upah awal (Tabel 12-2) 700 + 6.100 Utang gaji & upah akhir (Tabel 12-2) 500 – Bayar gaji dan upah Rp 5.600 Bayar gaji dan upah Rp 5.600 dapat juga dihitung sebagai berikut: Beban gaji dan upah Utang gaji dan upah turun (Tabel 12-1) Bayar gaji dan upah



Rp Rp



5.400 200 + 5.600



Bayar utang jangka panjang sebesar Rp 9.000 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-4 dapat dihitung sebagai berikut: Utang jangka panjang awal (Tabel 12-2) Rp 7.700 Tambahan utang jangka panjang (Tabel 12-3) 9.500 + 17.200 Utang jangka panjang akhir (Tabel 12-2) 8.200 – Bayar utang jangka panjang Rp 9.000



Bayar dividen sebesar Rp 1.700 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-4 dapat dihitung sebagai berikut: Laba ditahan awal (Tabel 12-2) Rp 1.000 Laba bersih (anggaran laba rugi) 4.100 + 5.100 Laba ditahan akhir (Tabel 12-2) 12.400 – Terima hasil dari jual saham biasa 1.700



18



Terima hasil dari jual saham biasa sebesar Rp 15.000 seperti tampak pada Tabel 12-3 dan Tabel 12-4 dapat dihitung sebagai berikut: Modal saham biasa akhir (Tabel 12-2) Rp 56.700 Modal saham biasa awal (Tabel 12-2) 41.700 – Terima hasil jual saham biasa Rp 15.000 Pendekatan Akunting Keuangan Berdasarkan data anggaran laba rugi tahun 2017 dari PT Purnasari dan data anggaran neraca komperatif tahun 2016 dan tahun 2017 (Tabel 12-2) serta data lainnya dapat disusun anggaran kas tahun 2017 dengan pendektan akunting keuangan (metode tak langsung). Tabel 12-5 Anggaran Kas Bentuk Tunggal Pendekatan Akunting Keuangan (Metode Tak Langsung). PT Purnasari Anggaran Kas Tahun Berakhir 31 Desember 2017 1. Kas Masuk Kas masuk dari kegiatan operasi Laba bersih Penyusutan Sediaan turun Utang usaha naik Jumlah kas masuk dari kegiatan operasi Kas masuk dari kegiatan investasi Terima dari hasil jual harta tetap Kas masuk dari kegiatan pendanaan Terima dari hasil jual saham biasa Terima dari utang jangka panjang



Rp 4.100 1.800 100 3.800 + Rp 9.800 Rp 6.200 Rp 15.000 9.500 + Rp 24.500 + Rp 40.500



Jumlah kas masuk 2. Kas Keluar Kas keluar untuk kegiatan operasi Laba menjual harta tetap Piutang usaha naik Piutang bunga naik Beban bayar dimuka naik Beban terutang turun Gaji dan upah terutang turun Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Kas keluar untuk kegiatan investasi Bayar beli harta tetap 19



Rp



700 1.500 100 50 50 200 + Rp 2.600



Rp 30.600



Bayar pinjaman diberikan Jumlah kas keluar untuk kegiatan investasi Kas keluar untuk kegiatan pendanaan Bayar dividen Bayar utang jangka panjang



1.100 + Rp 31.700 Rp 1.700 9.000 + Rp 10.700 + Rp 45.000 (Rp 4.500) Rp 12.700 + Rp 8.200



Jumlah kas keluar 3. Defisit (kekurangan) kas (1-2) 4. Kas awal 1 Januari 2017 5. Kas akhir 31 Desember 2017



Anggaran kas tahun 2017 dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu (1) bentuk tunggal, dan (2) bentuk campuran. Seperti Tabel 12-5 dan Tabel 12-6. Kas masuk dari kegiatan operasi sebesar Rp 9.800 dan kas keluar dari kegiatan operasi sebesar Rp 2.600 dalam anggaran kas metode tak langsung seperti pada Tabel 12-5 dan Tabel 12-6 bukan menggambarkan jumlah kas masuk dan jumlah kas keluar semestinya. Oleh karena itu jumlah kas masuk kegiatan operasi sebesar Rp 28.900 dan jumlah kas keluar kegiatan operasi sebesar Rp 21.700 pada anggaran kas metode langsung (Tabel 12-3 dan Tabel 12-4) jumlahnya tidak sama dengan metode tak langsung Tabel 12-5 dan Tabel 12-6. Jumlah kas masuk dari jumlah kas keluar dari kegiatan operasi semestinya adalah seperti pada anggaran kas yang menggunakan metode langsung. Kas masuk dari kegiatan



Tabel 12-6 Anggaran Kas Bentuk Campuran Pendekatan Akunting Keuangan (Metode Tak Langsung) PT Purnasari Anggaran Kas Tahun Berakhir 31 Desember 2017 1. Kegiatan Operasi Kas masuk dari kegiatan operasi Laba bersih Penyusutan Sediaan turun Utang usaha naik Jumlah kas masuk dari kegiatan operasi Kas keluar untuk kegiatan operasi Laba menjual harta tetap 20



Rp 4.100 1.800 100 3.800 + Rp 9.800 Rp



700



Piutang usaha naik Piutang bunga naik Beban bayar dimuka naik Beban terutang turun Gaji dan upah terutang turun Jumlah kas keluar untuk kegiatan operasi Kas masuk bersih dari kegiatan operasi 2. Kegiatan investasi Kas masuk dari kegiatan investasi Terima dari hasil jual harta tetap Kas keluar untuk kegiatan investasi Bayar beli harta tetap Bayar pinjaman diberikan Kas keluar bersih untuk kegiatan investasi 3. Kegiatan Pendanaan Kas masuk dari kegiatan pendanaan Terima dari hasil jual saham biasa Terima dari utang jangka panjang



1.500 100 50 50 200 + Rp 2.600 – Rp 7.200 Rp 6.200 Rp 30.600 1.100 + Rp 31.700 – (Rp25.500) Rp 15.000 9.500 + Rp 24.500



Kas keluar untuk kegiatan pendanaan Bayar dividen Bayar utang jangka panjang



Rp



Kas masuk bersih dari kegiatan pendanaan 4. Defisit (kekurangan) kas (1+2+3) 5. Kas awal 1 januari 2017 6. Kas akhir 31 Desember 2017



1.700 9.000 + Rp 10.700 – Rp 13.800 (Rp 4.500) Rp 12.700 + Rp 8.200



Operasi pada metode tak langsung lebih menggambarkan laba tunai daripada kas masuk. Anggaran kas metode tak langsung disusun berdasarkan data yang terdapat pada anggaran laba rugi dan neraca komparatif Tabel 12-2. Anggaran kas pada Tabel 12-5 dapat dibuat ringkasannyasebagai berikut: Kas masuk Rp 40.500 Kas keluar 45.000 Kekurangan kas (Rp 4.500) Kas awal 12.700 Kas akhir Rp 8.200 Anggaran kas pada Tabel 12-6 dapat dibuat ringkasannya sebagai berikut: Kas masuk bersih dari kegiatan operasi Rp 7.200 Kas keluar bersih untuk kegiatan investasi (25.500) 21



Kas masuk bersih dari kegiatan pendanaan Kekurangan kas Kas awal Kas akhir



13.800 (Rp 4.500) 12.700 Rp 8.200



BAB III PENUTUP Kesimpulan Kas merupakan asset yang paling likuid, semakin besar kas yang dimiliki perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya, dan semakin tinggi pula tingkat kemampuan membayar kewajiban jangka pendek (utang lancer). Anggaran kas bukan hanya menunjukkan jumlah keseluruhan pembelanjaan yang diperlukan, tetapi juga kapan kas tersebut diperlukan. Anggaran kas ini menunjukkan jumlah kas yang diperlukan setiap bulan, setiap minggu, bahkan setiap hari, merupakan alat manajer keuangan yang paling penting. Anggaran kas berguna bagi manajemen sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai keperluan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.



22



Daftar Pustaka Nafarin, M. (2007), Penganggaran Perusahan. Jakarta: Salemba Empat. https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/anggaran-kas/pendekatan-penyusunananggaran-kas Ellen Christina. 2001. Anggaran Perusahaan, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka. https://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_kas



23