Makalah Peran Perawat Dalam Pemberian Obat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT



Disusun Oleh: 1. Sisilia



(20022040)



2. Siti Hartinny Efendi



(20022041)



3. Siti Meilia Maharani



(20022042)



4. Tri Adhista Putri



(20022043)



5. Tria Nadiah



(20022044)



. Tingkat /semester: 1(Satu) / II ( Dua)



DOSEN PENGAMPU: Maya Fadililah, S.Kep, Ners, M.Kes PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN AKADEMIK 2022/2023



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sebab atas segala rahmat, karunia, serta taufik hidayahnya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi dengan judul Peran Perawat dalam Pemberian Obat. Dalam penyusunan materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan dan dorongan orang tua dan referensi-referensi sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca khusunya para mahasiswa IKesT Muhammadiyah Palembang. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan kekuranganya. Oleh sebab itu, kepada dosen pengampu kami meminta kritik dan saran yang membangun dan kami berharap hal tersebut mampu menjadikan cambuk untuk kami lebih mengutamakan kualitas makalah di masa yang akan datang.



Palembang, 28 April 2023



Penulis



1



DAFTAR ISI



Contents



KATA PENGANTAR............................................................................................................1 DAFTAR ISI..........................................................................................................................2 BAB I......................................................................................................................................2 PENDAHULUAN..................................................................................................................2 1.1.



Latar Belakang.....................................................................................................2



1.2.



Rumusan Masalah................................................................................................3



1.3.



Tujuan...................................................................................................................3



BAB II.....................................................................................................................................4 TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................4 2.1



Pengertian Perawat..............................................................................................4



2.2



Definisi Obat.........................................................................................................4



2.3



Prinsip Pemberian Obat kepada Pasien.............................................................5



2.4



2.3.1



BENAR PASIEN....................................................................................5



2.3.2



OBAT YANG BENAR...........................................................................5



2.3.3



DOSIS BENAR.......................................................................................6



2.3.4



RUTE YANG BENAR...........................................................................7



2.3.5



BENAR WAKTU....................................................................................9



2.3.6



BENAR DOKUMENTASI...................................................................10



2.3.7



INFORMASI YANG BENAR.............................................................11



Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian Obat.....................................11



BAB III.................................................................................................................................15 PENUTUP............................................................................................................................15 3.1.



Kesimpulan.........................................................................................................15



3.2.



Saran...................................................................................................................15



DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................16



2



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Perawat berperan penting dalam memberikan obat-obatan sebagai hasil



kolaborasi



dengan dokter kepada pasien. Mereka bertanggung jawab dalam



pemberian obat – obatan yang aman. Untuk itu, perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas yang direkomendasikan. Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan kontraindikasi bagi status kesehatan klien. Sekali obat telah diberikan, perawat bertanggung jawab pada efek obat yang diduga bakal terjadi. Keselamatan pasien berdasarkan JCI berkaitan dengan pemberian obat merupakan salah satu bentuk pelayanan yang bertujuan agar obat yang diperlukan tersedia setiap saat dibutuhkan, dalam jumlah yang cukup, mutu terjamin dan harga yang terjangkau untuk mendukung pelayanan. yang bermutu serta memenuhi kebutuhan rumah sakit dalam meningkatkan kualitas keselamatan pasien. (Siswani Mariana,2019). Penggunaan yang salah terhadap obat dapat menimbulkan kecacatan bahkan kematian pada manusia. Kesalahan dalam pemberian obat sering ditemukan meliputi kekeliruan dalam mengidentifikasi pasien, menetapkan jenis obat, order



3



dosis yang salah, rute yang tidak tepat, waktu pemberian yang tidak tepat, obat yang menimbulkan alergi atau kombinasi yang bertentangan sehingga menimbulkan akibat berupa kematian. Kualitas pelayanan rumah sakit dapat dilihat dari kecepatan pelayanan, keramahan, efektifitas tindakan, serta kondisi yang dapat menciptakan kenyamanan bagi pasien dan pengunjung. Salah satu bentuk kualitas ini diukur dari ketepatan dalam tindakan pemberian obat. (Pipit Feriani,2020).



1.2.



Rumusan Masalah 1. Pengertian Perawat ? 2. Peran Perawat ? 3. Definisi Obat ? 4. Prinsip Pemberian Obat kepada Pasien ? 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian Obat ? 6. Resiko Yang Salah Dalam Pemberian Obat?



1.3.



Tujuan



1. Mengetahui pengertian perawat 2. Mengetahui peran perawat 3. Mengetahui definisi obat 4. Mengetahui prinsip pemberian obat kepada pasien 5. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi pemberian obat 6. Mengetahui resiko yang salah dalam pemberian obat



4



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perawat Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun luar negeri yang diakui pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Pelayanan keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan kepada individu, kelompok, atau masyarakat dalam keadaan sehat maupun sakit (UU Nomor 38, 2014). Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. 2.2 PERAN PERAWAT Peran merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaaan sosial baik dari profesi yang bersifat konstan. Peran perawat secara umum diantaranya: a. Care Provider (pemberi asuhan) yaitu dalam memberikan pelayanan berupa asuhan keperawatan perawat dituntut menerapkan keterampilan berpikir kritis dan pendekatan sistem untuk penyelesaian masalah serta pembuatan keputusan keperawatan dalam konteks pemberian asuhan keperawatan komprehensif dan holistik berlandaskan aspek etik dan legal. b.



Manager dan community leader (pemimpin komunitas) yaitu



dalam



menjalankan



peran



sebagai



perawat



dalam



suatu



komunitas/kelompok masyarakat, perawat terkadang dapat menjalankan peran kepemimpinan, baik komunitas profesi maupun komunitas sosial dan juga 5



dapat menerapkan kepemimpinan dan manajemen keperawatan dalam asuhan klien. c. Educator yaitu dalam menjalankan perannya



sebagai perawat klinis, perawat



komunitas, maupun individu, perawat harus mampu berperan sebagai pendidik klien dan keluarga yang menjadi tanggung jawabnya d.



Advocate (pembela) yaitu dalam menjalankan perannya perawat diharapkan dapat mengadvokasi atau memberikan pembelaan dan komunitas sesuai dengan pengetahuan dan kewenangannya.



e. Researcher yaitu dengan berbagai kompetensi dan kemampuan intelektualnya perawat diharapkan juga mampu melakukan penelitian sederhana di bidang keperawatan dengan cara menumbuhkan ide dan rasa ingin tahu serta mencari jawaban terhadap fenomena yang terjadi pada klien di komunitas maupun klinis.



2.3 Definisi Obat obat merupakan semua zat,baik kimiawi, hewani maupun nabati yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan,meringankan atau mencegah penyakit Meskipun obat dapat menyembuhkan tapi banyak kejadian bahwa seseorang telah menderita akibat keracunan obat. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa obat dapat bersifat sebagai obat dan juga dapat bersifat sebagai racun. Obat itu akan bersifat sebagai obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat. Jadi bila digunakan salah dalam pengobatan atau dengan keliwat dosis akan menimbulkan keracunan. Bila dosisnya lebih kecil kita



6



tidak memperoleh penyembuhan.Oleh karena itu dalam menggunakan obat perlu diketahui efek obat tersebut. penyakit apa yang diderita, berapa dosisnya serta kapan dan di mana obat itu digunakan. Batas jarak sebagai obat dan racun adalah pendek. hal ini tergantung dari cara dan dosis. Yang mengherankan bahwa aksi dan efek setiap obat pada badan adalah berbeda. 2.4 Prinsip Pemberian Obat kepada Pasien Perawat bertanggungjawab terhadap keamanan pasien dalam pemberian terapi, oleh karena itu dalam memberikan obat, seorang perawat harus melakukan tujuh hal yang benar : klien yang benar, obat yang benar, dosis yang benar, waktu yang benar, rute yang benar, dan dokumentasi yang benar serta informasi yang benar. 2.3.1



BENAR PASIEN Klien yang benar dapat dipastikan dengan memeriksa identitas klien dan



meminta klien menyebutkan namanya sendiri. Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara identifikasiyang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya. Jadi terkait dengan klien yang benar, memiliki implikasi keperawatan diantaranya mencakup memastikan klien dengan memeriksa gelang identifikasi dan membedakan dua klien dengan nama yang sama.



7



2.3.2



OBAT YANG BENAR Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama



dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Untuk menghindari kesalahan,sebelum memberi obat kepada pasien, label obat harus dibaca tiga kali : (1) pada saat melihat botol atau kemasan obat, (2) sebelum menuang/ mengisap obat dan (3) setelah menuang/mengisap obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi. Perawat harus ingat bahwa obat-obat tertentu mempunyai nama yang bunyinya hampir sama dan ejaannya mirip, misalnya digoksin dan digitoksin, quinidin dan quinine, Demerol dan dikumarol, dst. Bagaimana implikasi keperawatannya? Dapatkah saudara menyebutkannya? Benar, implikasi keperawatannya adalah pertama, periksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah. Jika perintah tidak lengkap atau tidak sah, beritahu perawat atau dokter yang bertangung jawab. Kedua, ketahui alasan mengapa pasien mendapat terapi tersebut dan terakhir lihat label minimal 3 kali. 2.3.3



DOSIS BENAR Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu,



perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker, sebelum dilanjutkan ke pasien.Sebelum menghitung dosis obat, perawat harus mempunyai dasar pengetahuan mengenai rasio dan proporsi. Jika ragu-ragu, dosis obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain. Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya. Misalnya dapat dilihat pada gambar dibawah, Diazepam Tablet,



8



dosisnya berapa? Ini penting !! karena 1 tablet amplodipin dosisnya ada 5 mg, ada juga 10 mg. Jadi anda harus tetap hati tetap hati-hati dan teliti! Implikasi dalam keperawatan adalah perawat harus menghitung dosis dengan benar.



9



2.3.4



RUTE YANG BENAR Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang



menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan melalui oral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi. 1. Oral Oral adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN. Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan iritasi lambung dan menyebabkan muntah (misalnya garam besi dan salisilat). Untuk mencegah hal ini, obat dipersiapkan dalam bentuk kapsul yang diharapkan tetap utuh dalam suasana asam di lambung, tetapi menjadi hancur pada suasana netral atau basa di usus. Dalam memberikan obat jenis ini, bungkus kapsul tidak boleh dibuka, obat tidak boleh dikunyah dan pasien diberitahu untuk tidak minum antasida atau susu sekurangkurangnya satu jam setelah minum obat. 2. Parenteral



Kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus atau tidak melalui saluran cerna. Obat dapat diberikan melalui intracutan, subcutan, intramusculer dan intravena. Perawat harus memberikan perhatian pendekatan khusus pada anak-anak yang akan mendapat terapi injeksi dikarenakan adanya rasa takut.



10



3. Topikal Yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata. 4. Rektal Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulcolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar/kejang (stesolid supp). 5. Inhalasi Yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya, misalnya salbotamol (ventolin), combivent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen. Implikasi dalam keperawatan termasuk : a. Nilai kemampuan klien untuk menelan obat sebelum memberikan obat-obat per oral. b. Pergunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat. Teknik steril dibutuhkan dalam rute parenteral. c. Berikan obat-obat pada tempat yang sesuai. d. Tetaplah bersama klien sampai obat oral telah ditelan.



11



2.3.5



BENAR WAKTU



Waktu yang benar adalah saat dimana obat yang diresepkan harus diberikan. Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari, seperti b.i.d (dua kali sehari), t.i.d (tiga kali sehari), q.i.d (empat kali sehari), atau q6h (setiap 6 jam), sehingga kadar obat dalam plasma dapat dipertahankan. Jika obat mempunyai waktu paruh (t ½) yang panjang, maka obat diberikan sekali sehari. Obat-obat dengan waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu yang tertentu. Beberapa obat diberikan sebelum makan dan yang lainnya diberikan pada saat makan atau bersama makanan. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberikan satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu/produk susu karena kandungan kalsium dalam susu/produk susu dapat membentuk senyawa kompleks dengan molekul obat sebelum obat tersebut diserap. Ada obat yang harus diminum



setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat. Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan, karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat. 1. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. 2. Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari. Misalnya seperti dua kali sehari, tiga kali sehari, empat kali sehari dan 6 kali sehari sehingga kadar obat dalam plasma tubuh dapat diperkirakan. 3. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ½ ). Obat yang mempunyai waktu paruh panjang diberikan sekali sehari dan untuk obat yang memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu tertentu. 4. Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah makan atau bersama makanan.



12



5. Memberikanobat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi mukosa lambung sehingga diberikan bersama-sama dengan makanan. 6. Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat. Implikasi dalam keperawatan mencakup : 1. Berikan obat pada saat yang khusus. Obat-obat dapat diberikan ½ jam sebelum atausesudah waktu yang tertulis dalam resep. 2. Berikan obat-obat yang terpengaruh oleh makanan seperti captopril, diberikan sebelum makan 3. Berikan obat-obat, seperti kalium dan aspirin, yang dapat mengiritasi mukosa lambung, diberikan bersama-sama dengan makanan. 4. Tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan untuk pemeriksaan diagnostik, seperti endoskopi, tes darah puasa, yang merupakan kontraindikasi pemberian obat. 5. Periksa tanggal kadaluarsa. Jika telah melewati tanggalnya, buang atau kembalikan ke apotik (tergantung peraturan). 6. Antibiotika harus diberikan dalam selang waktu yang sama sepanjang 24 jam (misalnya setiap 8 jam bila di resep tertulis t.i.d) untuk menjaga kadar terapeutik dalam darah. 2.3.6



BENAR DOKUMENTASI



Sebagai suatu informasi yang tertulis, dokumentasi keperawatan merupakan media komunikasi yang efektif antar profesi dalam suatu tim pelayanan kesehatan pasien. Disamping itu dokumentasi keperawatan bertujuan untuk perencanaan perawatan pasien sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan, sumber data untuk



13



penelitian bagi pengembangan ilmu keperawatan, sebagai bahan bukti pertanggung jawaban dan pertanggunggugatan pelaksanaan asuhan. Dokumentasi merupakan suatu metode untuk mengkomunikasikan suatu informasi yang berhubungan dengan manajemen pemeliharaan kesehatan, termasuk pemberian obat-obatan. Dokumentasi merupakan tulisan dan pencatatan suatu kegiatan/aktivitas tertentu secara sah/legal. Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan penulisan dan pencatatan yang dilakukan oleh perawat tentang informasi kesehatan klien termasuk data pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan. Dalam hal terapi,setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya atau obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan. 2.3.7



INFORMASI YANG BENAR



Pasien harus mendapatkan informasi yang benar tentang obat yang akan diberikan sehingga tidak ada lagi kesalahan dalam pemberian obat. Perawat mempunyai tanggungjawab dalam melakukan pendidikan kesehatan pada pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan obat seperti manfaat obat secara umum, penggunaan obat yang baik dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pembeian obat, efek samping dan reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan, perubahan-perubahan yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit, dsb. 2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian Obat 1. Tingkat pengetahuan



14



Penelitian oleh Darmawan menyatakan bahwa ada dua hal yang mempengaruhi pengetahuan perawat tentang enam benar pemberian obat, yaitu tingkat pendidikan informasi, budaya dan pengalaman Pengetahuan yang baik tentang enam benar pemberian obat dapat mengurangi kesalahan perawat dalam melakukan tugas memberikan obat. 2. Sikap Perawat memiliki kewajiban menunjukan sikap positif dengan mendukung keselamatan pasien dengan melaksanakan praktik perawatan yang aman salah satunya dengan pelaksanakan prinsip enam benar pemberian obat. 3. Ketersediaan SOP/Kebijakan Menurut Kuntarti dalam studinya turut menyebutkan pentingnya SOP dalam penerapan prinsip enam benar. SOP dapat memberikan keterangan serta informasi yang semestinya dilakukan dan tidak dilakukan saat pemberian obat. Bentuk SOP yang dapat diterapkan yaitu dengan adanya sistem pelaporan dimana dengan adanya sistem pelaporan dapat meminimalisir terjadinya masalah dalam pemberian obat yang berkelanjutan (Vrbnjak et al., 2016) 4. Beban kerja Beban kerja perawat memiliki hubungan yang bermakna dengan benar waktu pemberian obat. Beban kerja yang berlebihan menimbulkan berbagai hal yang tidak diinginkan seperti meningkatnya kasus KTD dan KNC (Virawan, 2012). Beban kerja yang berlebihan meningkatkan resiko stress pada perawat sehingga mempengaruhi kepatuhan pemberian obat. Beban kerja yang tinggi juga mengakibatkan perawat tergesa dalam melakukan pekerjaan sehingga meningkatkan kesalahan karena berkurangnya ketelitian. 5. Lama Kerja 15



Faktor lama kerja dengan penerapan prinsip enam benar pemberian obat. Pengalaman kerja seseorang yang berkaitan erat dengan pengalaman yang didapat selama menjalankan tugas dimana semakin banyak pengalaman maka seseorang akan cenderung memiliki persepsi yang baik tentang pekerjaannya (Haryani, 2018). Semakin lama masa kerja perawat akan berpengaruh dalam perilaku ketepatan pemberian obat karena perawat akan semakin terlatih dan memiliki pembelajaran serta pengalaman yang luas terkait penerapan pemberian obat (Setianingsih & Septiyana, 2019). Hak Klien dalam Pemberian Obat Hak merupakan kekuasaan/kewenangan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu badan hukum untuk mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu. Terkait dengan pemberian obat-obatan, pasien memiliki hak sebagai berikut a. Hak klien mengetahui alasan pemberian obat Hak ini adalah prinsip dari memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi (informed concent), yang berdasarkan pengetahuan individu yang diperlukan untuk membuat suatu keputusan. b. Hak klien untuk menolak pengobatan Klien dapat menolak pemberian pengobatan. Adalah tanggung jawab perawat untuk menentukan, jika memungkinkan, alasan penolakan dan mengambil langkah-langkah yang perlu untuk mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan. Jika suatu pengobatan ditolak, penolakan ini harus segera didokumentasikan. Perawat yang bertanggung jawab, perawat primer, atau dokter harus diberitahu jika pembatalan pemberian obat ini dapat membahayakan klien, seperti dalam pemberian insulin. Tindak lanjut juga diperlukan jika terjadi perubahan pada hasil pemeriksaan laboratorium, misalnya pada pemberian insulin atau warfarin



16



Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa pemberian obat pada klien merupakan fungsi dasar keperawatan yang membutuhkan ketrampilan teknik dan pertimbangan terhadap perkembangan klien. Perawat yang memberikan obat-obatan pada klien diharapkan mempunyai pengetahuan dasar mengenai obat dan prinsipprinsip dalam pemberian obat.



17



BAB III PENUTUP 3.1.



Kesimpulan Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelaskan bahwa pemberian obat pada klien merupakan fungsi dasar keperawatan yang membutuhkan keterampilan teknik dan pertimbangan terhadap perkembangan klien. Perawat yang memberikan obat-obatan pada klien diharapkan mempunyai pengetahuan dasar mengenai dan prinsip-prinsip dalam pemberian obat.



3.2.



Saran Perawat harus mengetahui enam hal yang benar dalam pemberian obat kepada pasien. Karena hal berperan penting dalam kesuksesan perawat dalam pemberian obat.



18



DAFTAR PUSTAKA Feriani, P. (2020). ketepatan pemberian obat oleh perawat dipengaruhi budaya organisasi di ruang rawat inap RSUD konujoso balikpapan. Marianna, S. (n.d.). hubungan tingkat pengetahuan perawat terhadap manajemen keselamatan pasien dalam pemberiann obat kewaspadaan tinggi di rumah sakit menteng mitra afia, jakarta. 2019.



19