Makalah Perang Hunain2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perang Hunain terjadi pada bulan Syawal tahun kedelapan Hijriah, tidak lama setelah Makkah berhasil dibuka oleh kaum Muslim. Jatuhnya kota Makkah ke tangan kaum Muslim menunjukkan telah berakhirnya dominasi kaum kafir Quraisy atas wilayah itu selama berabad-abad. Meskipun demikian, posisi kota Makkah belum dikatakan aman secara geografis, karena beberapa kabilah yang memusuhi Rasulullah saw. masih bercokol di kawasan selatan Makkah. Itulah kabilah-kabilah yang pernah menolak ajakan Rasulullah saw. (dalam thalab an-nushrah ) ketika beliau masih berdakwah di kota Makkah. Kabilah-kabilah tersebut pernah menolak seruan Nabi saw. dan mengusir beliau dengan cara yang amat keji. Berita kemenangan yang diperoleh Rasulullah saw. dan kaum Muslim tampaknya tidak menyenangkan para pemuka kabilah yang berada di sekitar Makkah, yang masih musyrik. Kekhawatarian mereka terhadap pertumbuhan kekuatan kaum Muslim bukan lagi sekadar ilusi, melainkan kenyataan yang harus mereka hadapi. Salah seorang tokoh Hawazin, yakni Malik bin Auf an-Nashri, behasil memprovokasi beberapa kabilah lainnya, dan bersiap-siap menghadapi pasukan kaum Muslim dengan mengumpulkan kekuatan yang sangat besar di daerah Authas (terletak antara Makkah dan Thaif). Dalam kesempatan itu ia menyertakan juga anak-anak, kaum wanita, bahkan seluruh harta kekayaan mereka. Hal itu dilakukannya guna mencegah anggota-anggota kabilah melarikan diri dari peperangan, sekaligus untuk menyemangati mereka, karena harta kekayaannya, anak-anak, dan kaum wanitanya terdapat di tengah-tengah mereka. Selain kabilah Hawazin yang bergabung dengan Malik bin Auf, juga turut serta seluruh penduduk Tsaqif. Begitu pula seluruh penduduk kabilah Nashr, kabilah Jusyam, Saad bin Bakr, dan beberapa orang dari Bani Hilal. Suku Hawazin dan para sekutunya dari suku Tsaqif mulai menyiapkan pasukan mereka ketika mengetahui bahwa Nabi Muhammad Salallahu 'Alaihi Wasallam dan tentaranya berangkat dari Madinah menuju Mekah, yang ketika itu masih dikuasai kaum kafir Quraisy. Persekutuan kaum Badui dari suku Hawazin dan Tsaqif berniat akan menyerang pasukan Nabi Muhammad Salallahu 'Alaihi Wasallam ketika sedang mengepung 1



Mekkah. Namun, penaklukan Mekkah berjalan cepat dan damai. Nabi Muhammad Salallahu 'Alaihi Wasallam pun mengetahui maksud suku Hawazin dan Tsaqif, dan memerintahkan pasukan dia bergerak menuju Hawazin dengan kekuatan 12.000 orang, terdiri dari 10.000 Muslim



yang



turut



serta



dalam



penaklukan



Mekkah,



ditambah



2.000



orang Quraisy Mekkah yang baru masuk Islam. 1 Hal ini terjadi sekitar dua minggu setelah penaklukan Mekkah, atau empat minggu setelah Nabi Muhammad Salallahu 'Alaihi Wasallam meninggalkan Madinah. Pasukan kaum Badui terdiri dari suku Hawazin, Tsaqif, bani Hilal, bani Nashr, dan bani Jasyam. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah Perang Hunain? 2. Bagaimana Sejarah Pengepungan Thaif?



1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui sejarah perang Hunain 2. Untuk mengetahui sejarah pengepungan Thaif



1



Lammens, H. and Abd al-Hafez Kamal. "Hunayn". Dalam P.J. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel and W.P. Heinrichs. Encyclopaedia of Islam Online Edition. Brill Academic Publishers. ISSN 1573-3912



2



BAB II ISI



1.3 Sejarah Perang Hunain Sebab terjadinya perang tersebut adalah para pemuka suku Hawazin dan Tsaqif merasa takut bahwa Rasulullah saw akan memerangi mereka setelah Pembebasan Mekah, lantas mereka cepat-cepat mengambil langkah dan mempercepat perang.



2



Dalam sebuah



riwayat juga ketika Rasulullah saw bergerak dari Madinah untuk Pembebasan Mekah, suku Hawazin dan Tsaqif berkumpul dan beranggapan bahwa Nabi hendak memerangi mereka dan setelah Pembebasan Mekah mereka mendirikan kemah di Hunain dan berencana memerangi beliau. 3 Mayoritas suku Hawazin seperti Bani Nashr, Jusyam, Sa'ad bin Bakr dan kelompok dari Bani Hilal berkumpul dengan dipimpin oleh Malik bin 'Auf al-Nashri, namun sebagian suku lainnya yang memiliki nama seperti Ka'ab, Kilab dan Bani Numair tidak ikut serta dalam pertemuan tersebut. Semua suku sekutu Tsaqif dengan dipimpin oleh Qarib bin Aswad dan Dzul Khimar Subai' bin Harits dan saudaranya Ahmar bin Harits (dari Bani Malik) juga ikut bergabung dengan mereka. 4 Ketika Malik bin 'Auf berencana memerangi Rasulullah saw, ia membawa serta harta benda, istri dan anak-anaknya supaya mendorong laki-laki dalam membela mereka. Saat tiba di lembah Authas – tanah yang sulit dan datar serta medan yang tepat untuk parade kuda – Duraid bin ash-Shimmah, laki-laki lanjut usia dari suku Jusyam yang ahli strategi dan ahli perang mengatakan, jika perang ini merupakan sumber kemuliaan, para jawara Ka'ab dan Kilab akan ikut berpartisipasi. Karenanya ia menganjurkan Malik bin 'Auf supaya pergi berperang bersama para lelaki saja, dimana jika menang maka yang lainnya juga akan ikut bergabung dengannya dan jika kalah, maka tidak akan menciderai para wanita dan anak-anak;



Waqidi, Muhammad bin Umar, Kitab al-Maghāzi, jld. 3, hlm. 885; Baladzuri, Ahmad bin Yahya, Ansāb al-Asyraf, jld. 1, hlm. 438. 3 Thabari, Tārikh Thabari, jld. 3, hlm. 70. 4 Waqidi, Muhammad bin Umar, Kitāb al-Maghāzi, jld. 3, hlm. 885; Ibn Hisyam, al-Sirah al-Nabawiyyah, jld. 4, hlm. 80; Mas'udi, al-Tanbih wa al-Isyrāf, hlm. 270. 2



3



namun Malik bin 'Auf karena kecongkakannya tidak mempedulikan ucapannya dan menghinanya. 5 Di lembah Authas, banyak sekali bala bantuan dari segala penjuru kepada mereka. Saat Rasulullah saw mendengar berita tersebut, lantas beliau mengutus Abdullah bin Abi Hadrad al-Aslami supaya pergi secara diam-diam ke tengah-tengah mereka dan mencari informasi. Ia pun membawa berita bahwa kaum musyrik ikut bergabung untuk memerangi kaum muslim. 6 Aksi-aksi Rasulullah saw sebelum Perang Dalam riwayat Ibnu Ishaq dari Imam Baqir as, saat Rasulullah saw memutuskan untuk memerangi suku Hawazin, beliau mengutus seseorang menemui Shafwan bin Umayyah (salah



seorang



pemimpin Quraisy yang



masih



musyrik)



dan



memintanya



supaya



meminjamkan baju besi dan senjata-senjatanya kepada beliau dan kaum muslim. Shafwan menerimanya dan memberikan seratus baju besi. 7 Rasulullah saw bersama sepuluh ribu pasukannya yang ikut serta dalam Fathu Mekah dan dua ribu orang orang Mekah yang baru memeluk Islam keluar dari Mekah untuk memerangi suku Hawazin. Sebagian masyarakat Mekah hanya ingin melihat kemenangan diraih oleh pihak mana, guna mendapatkan rampasan perang dan bahkan sebagian mereka tidak menginginkan Rasulullah saw dan kaum muslim mengalami kekalahan dalam perang tersebut. Rasulullah, kaum muslim dan laki-laki Quraisy yang sebagian dari mereka masih musyrik, tiba di Hunain menjelang malam hari Selasa, tanggal 10 Syawal. 8 Barisan Dua Pasukan Malik bin 'Auf mengirim tiga orang untuk mencari informasi tentang kaum muslim. Mereka kembali dengan sangat tercengang saat melihat pasukan muslim. Kendati demikian, Malik bin 'Auf di malam hari menempatkan pasukannya di lembah Hunain guna menyergap kaum muslim. Menjelang fajar Rasulullah saw juga merapikan pasukannya dan menyerahkan panji kepada para pemegangnya. Pemegang Panji Kaum Muslim Panji kaum Muhajirin dipegang oleh Imam Ali as, panji Khazraj dipegang oleh Hubab bin Mundzir (dan pendapat lain dipegang oleh Sa'ad bin Ubadah) dan panji Aus dipegang oleh 5



Ibn Hisyam, al-Sirah al-Nabawiyyah, jld. 4, hlm. 80-82 Ibn Hisyam, al-Sirah al-Nabawiyyah, jld. 4, hlm. 82-83 7 Thabari, Tārikh Thabari, jld. 3, hlm. 73; bandingkan al-Shalihi al-Syami, Muhammad bin Yusuf, Subul al-Huda wa alRasyād fi Sirah Khair al-Ibād, jld. 5, hlm. 312. 8 Waqidi, Muhammad bin Umar, Kitāb al-Maghāzi, jld. 3, hlm. 892; Ibn Sa'ad, al-Thabaqāt al-Kubrā, jld. 2, hlm. 150 6



4



Usaid bin Hudhair. Suku-suku kabilah Aus dan Khazraj serta kabilah-kabilah Arab juga memiliki panji-panji tersendiri. Peristiwa Perang Dimulainya Perang Rasulullah saw dengan memakai baju perang mengontrol barisan-barisan pasukannya dan mendorong mereka untuk bertempur dan bersabar serta memberikan kabar gembira akan kemenangan mereka. Kemudian di kegelapan subuh, beliau bersama kaum muslimin turun dari lembah Hunain.9 Kaum musyrik Hawazin dan Tsaqif yang berlindung di celah-celah tebing dan sekitarnya tiba-tiba menyerang kaum muslim. Pertama-tama para penunggang kuda Bani Sulaim dan kemudian masyarakat Mekah dan lainnya tercerai berai dan mereka melarikan diri. Sampaisampai tidak ada seorangpun dari mereka yang melihat ke arah belakang mereka. Rasulullah saw berkali-kali berkata kepada pasukannya supaya datang ke arah beliau, saya adalah Rasulullah, Muhammad putra Abdullah, namun masyarakat tetap tercerai berai dan hanya sedikit sekali dari mereka tetap yang tinggal bersama beliau. Para Pembela Rasulullah dan Orang-orang yang Melarikan Diri dari Perang Referensi yang ada berselisih tentang jumlah orang yang tetap komitmen di samping Rasulullah saw. Sebagian riwayat hanya menuturkan empat orang saja: Imam Ali as, Abbas bin Abdul Mutthalib dan Abu Sufyan bin Haris bin Abdul Mutthalib dari Bani Hasyim dan Ibnu Mas'ud. Menurut riwayat lain, hanya sepuluh atau sembilan orang dari Bani Hasyim bersama Rasulullah saw, termasuk 3 orang yang sudah disebutkan di atas dan ditambah satu orang dari selain Bani Hasyim, yakni Aiman bin Ummu Aiman. 10 Sejarawan menulis jumlah orang-orang yang melarikan diri dari perang adalah seratus sampai tiga ratus orang. Sebagian masyarakat Mekah Thulaqa yang kabur seperti Abu Sufyan bin Harb dan Kaladah bin al-Hanbal menampakkan kebenciannya terhadap Islam dan kaum muslim dan bahkan Syaibah bin Utsman bin Abi Thalhah yang ayahnya tewas dalam Perang Uhud berusaha mengincar nyawa Rasulullah namun gagal. 11 Solusi Rasulullah untuk Mengembalikan Orang-orang yang Melarikan Diri Waqidi, Muhammad bin Umar, Kitab al-Maghāzi, jld. 3, hlm. 895-897; Ibn Sa'ad, al-Thabaqāt al-Kubrā, jld. 2, hlm. 150151 10 An-Nuwairi, Ahmad bin Abdul Wahab, Nihāyah al-Arab fi Funun al-Adab, jld. 17, hlm. 328 11 Ibn Hisyam, al-Sirah al-Nabawiyyah, jld. 4, hlm. 86-87 9



5



Saat melihat demikian, lantas Rasulullah saw berkata kepada Abbas bin Abdul Mutthalib, yang memegang kekang tunggangan beliau dan memiliki suara lantang dan tegas supaya berteriak: Wahai Anshar, wahai regu Samurah, wahai masyarakat surah Al-Baqarah. Setelah itu, orang-orang yang kabur di setiap penjuru kembali menemui Rasulullah , sampai-sampai di situ berkumpul seratus orang di sampingnya dan Nabi secara kesatria bertempur melawan kaum musyrik dibantu dengan mereka. Dan lambat laun para sahabat memenuhi seruan dan bergegas kembali dari setiap pejuru.12 Keberanian Imam Ali as Dalam perang tersebut juga, seperti dalam semua perang-perang era permulaan Islam lainnya, dalam perang Ali as lebih kuat dan lebih berani ketimbang selainnya. Beliau menyerbu pemegang panji musuh dan berhasil membunuhnya dan setelah itu kaum musyrik kabur dan tercerai berai. Menurut riwayat, Ali as berhasil membinasakan empat puluh musuh. Bantuan-bantuan Ghaib dalam Perang Menurut riwayat, Rasulullah saw mengambil segenggam tanah dan meniupkannya ke arah musuh dan bekata, "Demi Rabb Muhammad, kalian telah kalah…!" dan hal ini menyebabkan kekalahan dan kaburnya mereka. Demikian juga berdasarkan penegasan Alquran dan riwayat-riwayat Islam pada hari Hunain para malaikat Allah swt turun untuk membantu kaum muslim dan ikut bertempur bersama mereka. Orang-orang yang Tewas dan Para Tawanan Musuh Saat kaum musyrik kabur, tujuh puluh orang Bani Malik dari suku Tsaqif tewas. Dalam sebagian riwayat ditulis jumlah orang yang tewas dari suku Hawazin sejumlah orang Quraisy yang tewas dalam Perang Badar, yakni tujuh puluh orang , namun Ma'sudi menulis sekitar 150 orang. Dalam perang ini, kaum muslim menawan enam ribu wanita dan anak-anak kaum musyrik, dan mendapatkan rampasan perang 24 ribu onta, lebih dari empat puluh ribu kambing dan empat ribu ons perak. 13 Peristiwa Pasca Perang Suratan Kaum Musyrik Pasca Perang Kaum musyrik bersama Malik bin Auf kembali ke Thaif. Sebagian dari mereka juga mendirikan kemah di lembah Authas dan sebagian yang lainnya pergi ke Nakhlah. Rasulullah 12 13



Waqidi, Muhammad bin Umar, kitāb al-Maghāzi, jld. 3, hlm. 900-901; Thabari, Tārikh Thabari, jld. 3, hlm. 75-76. Ibn Sa'ad, al-Thabaqāt al-Kubrā, jld, 2, hlm. 155.



6



saw mengirim sekelompok pasukan untuk mengejar kaum musyrik yang kambali ke Nakhlah dan mengutus Abu Amir al-Asy'ari supaya mengejar kaum musyrik yang kembali ke Authas. Abu Amir gugur dalam pengejaran tersebut dan anak pamannya, Abu Musa alAsy'ari bertempur melawan kaum musyrik dan mengalahkan mereka.14 Dalam perang ini, Syaima putri Haris bin Abdul Uzza, saudari sesusu Rasulullah jatuh ke tangah kaum muslim. Karena ia dibawa ke hadapannya, maka Nabipun menghormatinya dan dengan permintaan dia sendiri, ia pun dikembalikan ke kaumnya. Dinukilkan bahwa dialog Syaima dengan Rasulullah dan mediasinya tentang para tawanan Hawazin termasuk salah satu dalil pembebasan para tawanan. Aksi-aksi Kaum Muslim pasca Perang Seusai perang, Rasulullah saw mengizinkan kepada setiap kaum muslimin untuk membunuh seorang musyrik dan mengambil baju besinya untuk dirinya. Kemudian mereka mengumpulkan para tawanan dan rampasan perang di hadapan beliau. Rasulullah saw berkata supaya para tawanan dan harta benda yang ada dibawa ke Ji'rana di barat daya tebing Hunain dan disimpan di situ. Pasca perang, Rasulullah pergi ke Ji'rana pada hari Kamis malam (5 Dzulkaidah) tahun delapan.15 Pembebasan Para Tawanan Di situ utusan Hawazin menemui Rasulullah dan dengan perantara sanak sesusu beliau meminta kebebasan mereka. Karena beliau memberikan saham para tawanannya sendiri dan saham Bani Abdul Muththalib kepada mereka, lantas kaum Muhajirin dan Anshar juga merelakan sahamnya dan menyerahkannya kepada Nabi. Beberapa orang yang tidak menerima, setelah itu juga memerdekakan para tawanannya. Pembagian Harta Rampasan Perang Rasulullah saw saat membagikan harta rampasan perang, pertama-tama Nabi membagi kepada para pemuka Quraisy dan kabilah Arab supaya hati dan kabilah mereka condong terhadap Islam. Kemudian ia memberi sebagian mereka 100 unta seperti Abu Sufyan dan memberi 50 atau 40 unta kepada selainnya. Lantas beliau berkata supaya menjumlah orangorang dan harta rampasan serta memberi saham kepada setiap orang. Sekelompok Anshar melakukan protes karena Nabi memberi saham besar kepada para pemuka Quraisy dan Arab.



14 15



Baladzuri, Ahmad bin Yahya, Ansāb al-Asyraf, jld. 1, hlm. 439-440 Ibn Sa'ad, Thabaqāt al-Kubrā, jld. 2, hlm. 154



7



Ia berkhotbah di tengah-tengah Anshar dan membuat mereka menjadi malu serta memuji dan mendoakan hak mereka. 16 Berangkat Menuju Madinah Akhirnya



Rasulullah



setelah



menetap



di



Ji'ranah



selama



13



malam,



beliau



melakukan umrah pada hari Rabu malam (18 Dzulkaidah) dan hari Kamis beliau berangkat menuju Madinah.



PERANG THAIF Thaif juga tercatat dalam sejarah Islam karena kaum Muslim di era Rasulullah SAW pernah mengalami Perang Thaif. Setelah pasukan kaum Muslim berhasil memukul mundur pasukan tentara Hawazin dan Tsaqif dalam Perang Hunain, pasukan tentara Muslim terus mengejar mereka hingga ke Thaif. Upaya itu dilakukan untuk mematikan kekuatan kaum kafir yang selalu memerangi umat Islam. Pengepungan



Taif berlaku pada tahun 630 M, semasa orang Islam mengepung



kota Taif, Semenanjung



Arab,



selepas



kemenangan



mereka



dalam Pertempuran



Hunain dan Pertempuran Autas. Walau bagaimanapun, kota Taif tidak jatuh ke tangan Muslim. Nabi Muhammad (SAW) membawa tarbil untuk digunakan terhadap kota tersebut akan tetapi tidak dapat memecah masuk ke dalam kota itu dengan senjata tersebut.17 Sebelum melarikan diri ke Thaif, pasukan Hawazin dan Tasif sempat dikejar hingga Nakhlah dab Autas. Namun, tentara kafir masih bisa melarikan diri hingga ke Kota Thaif. Di kota itulah, orang-orang Tsaqif melarikan diri. Bahkan, di kota itu pula panglima tentara Hawazin, Malik bin Auf an-Nasri, bersembunyi. Menurut Dr Akram, Kota Thaif sangat strategis digunakan untuk melarikan diri bagi tentara musuh. Betapa tidak, wilayah itu dikelilingi perbukitan dengan pagar-pagar serta bentengbenteng pertahanan yang kokoh. Tak ada jalan yang bisa menembus ke sana, kecuali beberapa pintu yang sudah ditutup oleh orang-orang Tsaqif, tuturnya. Nabi Muhammad mencuba beberapa kali untuk memecahkan pintu-pintu kota Taif akan tetapi



gagal.



Didakwa



bahawa



Nabi



Muhammad



menggunakan



formasi



perang Testudo Romawi dalam pengepungan ini akan tetapi para penduduk Taif dapat menangani serangan dengan mencurah besi panas dari atas tembok kota ke atas tentera Muslim. Akhirnya Nabi Muhammad mengugut akan membakar dan memusnahkan pohon 16 17



Ibn Hisyam, al-Sirah al-Nabawiyyah, jld. 4, hlm. 154 The life of Mahomet and history of Islam, Volume 4, By Sir William Muir, Pg 145



8



anggur kerana baginda tidak nampak jalan lain untuk memujuk penduduk Taif untuk menyerah diri. Baginda menawarkan keampunan kepada penduduk yang menyerah diri dan hanya 20 orang yang berbuat demikian.18 Pengepungan berlanjutan selama sebulan. Nabi Muhammad mahu mendapat ketua Bani Hawazan, bernama Malik, ke sebelah Islam dan berjanji untuk melepaskan keluarnya daripada tahanan dan memulangkan harta bendanya. Malik bersetuju dan memluk Islam dan terus berperang dengan penduduk Taif. Malik juga merampas binatang ternakan orang Taif dan dengan cara ini menyulitkan keadaan buat penduduk Taif. Pengepungan benteng Thaif dihentikan. Berhubung dengan gagalnya usaha menyerang dan menyerbu benteng Thaif, maka Nabi SAW mengambil tindakan lain. Nabi SAW memerintahkan supaya pengepungan terhadap benteng Thaif dihentikan. Kemudian beliau memerintahkan kepada tentara muslimin supaya menebang dan memotong pohon-pohon kurma orang-orang Tsaqif dan membakarnya, demikian pula pohon-pohon anggur mereka, agar mereka mau keluar menyerang kaum muslimin. Perintah Nabi SAW ini lalu segera dilaksanakan, sehingga banyak kebun-kebun anggur dan pohon-pohon kurma kaum Tsaqif yang ditebang dan dibakar. Karena kebun-kebun anggur dan kurma mereka itu sebagai sumber penghasilan penduduk Thaif, maka setelah banyak yang ditebang dan dibakar, barulah sebagian dari mereka mulai insyaf, bahwa jika permusuhan itu diterus-teruskan, tentu kebun-kebun yang menjadi sumber penghasilan mereka itu akan punah. Kemudian dari benteng ada yang menyerukan, “Atas nama Allah dan untuk menjaga persaudaraan, maka penebangan dan pembakaran kebunkebun kurma dan kebun-kebun anggur itu supaya dihentikan”. Kemudian Nabi SAW memerintahkan kepada seorang penyeru supaya menyerukan, “Siapasaja yang mau meninggalkan benteng dan turun, maka ia aman”. Maka pada waktu itu turunlah dua puluh orang lebih dari benteng tersebut datang kepada Nabi SAW. Tentara Islam meninggalkan Thaif. Sesudah lebih kurang 18 hari lamanya Nabi SAW dan tentaranya mengepung benteng Thaif tersebut, usaha untuk menggempur dan menyerbu benteng itu selalu gagal, padahal bulan Haram sudah hampir tiba, maka Nabi SAW berpendapat, bahwa untuk membuka dan menaklukkan kaum Tsaqif itu memang belum diijinkan oleh Allah SWT. Maka akhirnya Nabi SAW memerintahkan kepada ‘Umar bin Khaththab agar mengumumkan kepada segenap tentara muslimin untuk berkemas, bersiap meninggalkan Thaif. Pengumumam ini



18



Muir, William (August 1878), The Life of Mahomet



9



diprotes oleh sebagian tentara kaum muslimin, mereka berkata, “Apakah kita akan kembali, padahal kota Thaif belum ditaklukkan ?”. Mendengar yang demikain itu Nabi SAW lalu bersabda, “Ya, baiklah kamu bersiap untuk berperang lagi”. Lalu mereka berperang lagi, menyerbu benteng yang begitu kuat, besar dan tinggi itu. Namun angkatan perang muslimin terus-menerus dihujani panah, hingga banyak yang terluka. Kemudian Nabi SAW meminta pendapat kepada Naufal bin Muáwiyah Ad-Dailiy (seorang ‘Arab yang paham thabiat kaum Tsaqif), tentang cara yang sebaiknya, yakni “Tetap mengepungnya, atau meninggalkannya”. Lalu Naufal menyampaikan pendapatnya : 211 :‫ نور اليقين‬. َ‫ ا ِْن اَقَ ْمتَ ا َ َخذْتَهُ َو ا ِْن ت ََر ْكتَهُ لَ ْم يَضُرك‬،‫س ْو َل هللاِ ث َ ْعلَبٌ فِى جُحْ ٍر‬ ُ ‫يَا َر‬ Ya Rasulullah, kaum banu Tsaqif itu seperti binatang tsa’lab (musang), di dalam lubangnya. Jika engkau menunggunya, berarti engkau menangkapnya. Dan jika engkau tinggalkan, mereka tidak akan membahayakan engkau.19 Akhirnya Nabi SAW mengambil keputusan untuk meninggalkan mereka dan memerintahkan kaum muslimin supaya meninggalkan Thaif. Maka perintah Nabi SAW yang kedua ini mereka thaati, mereka lalu bersiap meninggalkan Thaif dengan riang-gembira. Setelah Nabi SAW melihat keadaan tentaranya yang demikian itu, beliau lalu tersenyum. Bukhari meriwayatkan sebagai berikut : ‫ فَثَقُ َل َعلَ ْي ِه ْم َو‬،ُ‫ اِنا َقافِلُ ْونَ ا ِْن شَا َء هللا‬:َ‫ َقال‬.‫ش ْيئًا‬ َ ‫ف َف َل ْم يَن َْل ِم ْن ُه ْم‬ ُ ‫ص َر َر‬ َ ‫َع ْن َع ْب ِد هللاِ ب ِْن َع ْم ٍرو َقا َل َلما َحا‬ َ ِ‫س ْو ُل هللاِ ص الطائ‬ .ُ‫شا َء هللا‬ َ ‫ اِنا َقا ِفلُ ْونَ َغدًا ا ِْن‬:َ‫ فَقَال‬.ٌ‫صا َب ُه ْم ِج َراح‬ َ َ ‫ فَغَدَ ْوا فَا‬،‫ ا ُ ْغد ُْوا َعلَى اْل ِقت َا ِل‬:َ‫ فَقَال‬.ُ‫ نَ ْقفُل‬:ً‫ َو قَا َل َمرة‬.ُ‫ نَذْهَبُ َو الَ نَ ْفت َ ُحه‬:‫قَالُ ْوا‬ 102 :5 ‫ البخارى‬.‫ي ص‬ َ َ‫فَا َ ْع َجبَ ُه ْم ف‬ ُّ ِ‫ض ِحكَ النب‬ Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata : Ketika Rasulullah SAW mengepung Thaif, beliau tidak memperoleh sesuatupun dari mereka. Beliau bersabda, “Insya Allah kita akan pulang”. Lalu kaum muslimin merasa keberatan dan mereka berkata, “Kita akan pergi, padahal belum dapat menaklukkannya”. (Dan pada lain kali beliau bersabda, “Kita akan pulang”). Lalu beliau bersabda, “Kalau begitu berperanglah lagi besok pagi”. Maka pada pagi harinya mereka berperang lagi, namun mereka mendapat luka-luka. Beliau bersabda, “Insya Allah



19



Nurul Yaqiin, 211



10



kita akan pulang besok pagi”. Maka hal itu menggembirakan mereka, lalu Nabi SAW tersenyum. 20 Sesudah itu, diantara tentara Islam ada yang mengemukakan kepada Nabi SAW, bahwa sudilah kiranya beliau mendoakan kepada kaum Tsaqif dan Thaif, kemudian beliau berdoa : 211 :‫ نور اليقين‬. َ‫ت ِب ِه ْم ُم ْس ِل ِميْن‬ ِ ْ‫اَللّ ُهم ا ْه ِد ث َ ِق ْيفًا َو ائ‬ Ya Allah, tunjukilah kaum Tsaqif dan datangkanlah mereka itu sebagai orang-orang Islam. 21 Selanjutnya Nabi SAW bersama tentara muslimin meninggalkan Thaif dan kembali ke dusun Ji’raanah. Di Ji’raanah tersebut beliau bersama tentara muslimin lalu mengurus dan menyelesaikan urusan harta jarahan dan para tawanan yang didapatkan dari peperangan Hunain. Harta jarahan itu oleh beliau dibagi-bagikan kepada orang-orang yang berhaq menerimanya, dengan cara yang adil dan seksama. Kepada orang-orang yang baru saja memeluk Islam (muallaf) diberi bagian lebih banyak. Bukhari meriwayatkan sebagai berikut : َ ‫عيَ ْينَةَ ِمثْ َل ٰذلِكَ َو اَ ْع‬ َ ‫ع ِمائَةً ِمنَ اْ ِالبِ ِل َو اَ ْع‬ َ ‫سا اَ ْع‬ ‫طى‬ ُ ‫طى‬ ً ‫ي ص نَا‬ َ ‫طى اْالَ ْق َر‬ ُّ ِ‫ لَما َكانَ يَ ْو ُم ُحنَي ٍْن ٰاث َ َر النب‬:َ‫َع ْن َع ْب ِد هللاِ رض قَال‬ ‫ِي بِا َ ْكثَ َر ِم ْن ٰهذَا‬ ً ‫نَا‬ َ ‫ َر ِح َم هللاُ ُم ْو‬:َ‫ قَال‬.‫ َالُ ْخبِ َرن النبِي ص‬: ُ‫ فَقُ ْلت‬.ِ‫ َما ا ُ ِر ْيدَ بِهٰ ِذ ِه اْل ِق ْس َم ِة َوجْ هُ هللا‬:ٌ‫ فَقَا َل َر ُجل‬.‫سا‬ َ ‫ قَدْ ا ُ ْوذ‬،‫سى‬ 106 :5 ‫ البخارى‬.‫صبَ َر‬ َ َ‫ف‬ Dari ‘Abdullah (bin Mas’ud) RA, ia berkata : Ketika perang Hunain, Nabi SAW mengutamakan beberapa orang. Beliau memberi kepada Aqra’ seratus unta, beliau memberi ‘Uyainah sebanyak itu juga dan beliau memberi beberapa orang. Lalu ada seorang laki-laki berkata, “Pembagian ini tidak dikehendaki untuk mencari keridlaan Allah”. Lalu saya berkata, “Sungguh saya akan memberitahukan kepada Nabi SAW”. Beliau bersabda, “Semoga Allah memberikan rahmat kepada Musa, sungguh ia telah disakiti lebih banyak daripada ini, tetapi ia bershabar”.22 َ َ‫س ْو ِل ِه ص َما اَفَا َء ِم ْن ا َ ْم َوا ِل ه ََو ِازنَ ف‬ ‫يص‬ ُ ‫ار ِحيْنَ اَفَا َء هللاُ َعلَى َر‬ ٌ ‫ َقا َل ن‬:َ‫َع ْن اَن َِس ب ِْن َمالِكٍ رض َقال‬ َ ‫َاس ِمنَ اْالَ ْن‬ ِ ‫ص‬ ُّ ‫طفِقَ الن ِب‬ ُ ‫سي ُْوفُ ْنا تَ ْق‬ ً ‫ يُ ْع ِطى قُ َر ْي‬.‫س ْو ِل هللاِ ص‬ ‫َس‬ ُ ‫شا َو َيتْ ُر ُكنَا َو‬ ُ ‫ يَ ْغ ِف ُر هللاُ ِل َر‬:‫ فَقَالُ ْوا‬,‫يُ ْع ِطى ِر َجاالً اْ ِلمائَةَ ِمنَ اْ ِال ِب ِل‬ ٌ ‫ َقا َل اَن‬.‫ط ُر ِم ْن ِد َمائِ ِه ْم‬ 20



HR. Bukhari juz 5, hal. 102



21



Nuurul Yaqiin, 211 Hr. Bukhari Juz 5. Hal 106



22



11



َ ‫فَ ُحد‬ ‫ي‬ ُ ْ‫ فَ َج َم َع ُه ْم فِى قُب ٍة ِم ْن اَدَ ٍم َو لَ ْم َيد‬،‫ار‬ ُ ‫ّث َر‬ َ ‫ فَا َ ْر‬.‫س ْو ُل هللاِ ص ِب َمقَالَتِ ِه ْم‬ َ ‫س َل اِلَى اْالَ ْن‬ ِ ‫ص‬ ُّ ‫ام الن ِب‬ َ َ‫ فَلَما اجْ ت َ َمعُ ْوا ق‬.‫ع َم َع ُه ْم َغي َْر ُه ْم‬ ٌ‫َاس ِمنا َح ِد ْيثَة‬ ٌ ‫ َما َح ِدي‬:َ‫ص َف َقال‬ ُ ‫سا ُؤنَا َيا َر‬ ٌ ‫ َو اَما ن‬.‫س ْو َل هللاِ َف َل ْم َيقُ ْولُ ْوا َش ْيئًا‬ َ ‫ اَما ُر َؤ‬:‫ار‬ َ ‫ َف َقا َل فُ َق َها ُء اْالَ ْن‬.‫ْث َب َل َغ ِنى َع ْن ُك ْم؟‬ ِ ‫ص‬ ً‫ْطى ِر َجاال‬ ً ‫س ْو ِل هللاِ ص يُ ْع ِطى قُ َر ْي‬ ِ ‫ فَ ِانّى اُع‬:‫ي ص‬ ِ ‫سي ُْوفُنَا ت َ ْقت ُ ُر ِم ْن ِد َم‬ ُ ‫شا َو يَتْ ُر ُكنَا َو‬ ُ ‫ َي ْغ ِف ُر هللاُ ِل َر‬:‫ا َ ْسنَانُ ُه ْم فَقَالُ ْوا‬ ُّ ‫ فَقَا َل الن ِب‬.‫اء ِه ْم‬ ‫ فَ َو هللاِ لَ َما تَ ْنقَ ِلب ُْونَ بِ ِه َخي ٌْر‬،‫ِلى ِر َحا ِل ُك ْم‬ ُ ‫َب الن‬ َ ‫ض ْونَ ا َ ْن يَذْه‬ َ ‫ ا َ َما ت َْر‬.‫َح ِد ْيثِى َع ْه ٍد بِ ُك ْف ٍر اَتَاَلفُ ُه ْم‬ ّ ِ‫اس بِاْالَ ْم َوا ِل َو تَذْ َهب ُْونَ بِالنب‬ َ ‫يصا‬ ُ‫س ْولَه‬ َ ً‫ست َِجد ُْونَ اُثْ َرة‬ ُ ‫صبِ ُر ْوا َحتى ت َْل َق ُوا هللاَ َو َر‬ ُ ‫ يَا َر‬:‫ قَالُ ْوا‬.‫ِمما يَ ْنقَ ِلب ُْونَ بِ ِه‬ ْ ‫ش ِد ْيدَةً فَا‬ َ :‫ي ص‬ ِ ‫ قَدْ َر‬،ِ‫س ْو َل هللا‬ ُّ ِ‫ فَقَا َل لَ ُه ُم النب‬.‫ض ْينَا‬ 104 :5 ‫ البخارى‬.‫ض‬ ِ ‫ فَ ِانّى َعلَى اْل َح ْو‬.‫ص‬ Dari Anas bin Malik RA, ia berkata : Ketika Allah memberikan harta rampasan kepada rasul-Nya yaitu harta rampasan dari qabilah Hawazin, lalu Nabi SAW memberikan seratus unta kepada beberapa orang laki-laki, maka orang-orang Anshar berkata, “Semoga Allah mengampuni Rasulullah SAW, beliau memberi kepada orang-orang Quraisy, dan tidak memberi kepada kami, padahal pedang-pedang kami meneteskan darah mereka”. Anas berkata, “Lalu Rasulullah SAW diberi tahu tentang perkataan mereka itu. Kemudian beliau mengirim utusan kepada orang-orang Anshar, lalu beliau mengumpulkan mereka dalam sebuah tenda dari kulit, dan beliau tidak mengundang selain mereka”. Setelah mereka berkumpul, lalu Nabi SAW berdiri dan bertanya, “Perkataan apakah yang sampai kepadaku tentang kalian ?”. Orang-orang pandai dari orang-orang Anshar menjawab, “Wahai Rasulullah, adapun para pemimpin kami, maka mereka tidak mengatakan apapun. Tetapi sebagian orang-orang diantara kami yang masih berusia muda, mereka berkata : Semoga Allah mengampuni Rasulullah SAW, beliau memberi kepada orang-orang Quraisy, sedangkan beliau tidak memberi kepada kami, padahal pedang-pedang kami meneteskan darah mereka”. Lalu Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya aku memberikan kepada beberapa orang laki-laki yang baru saja meninggalkan kekafiran untuk menjinakkan hati mereka. Apakah kalian tidak ridla, orang-orang pergi dengan membawa harta benda, sedangkan kalian pergi dengan membawa Nabi SAW ke rumah kalian ?. Demi Allah, sesungguhnya yang kalian bawa pulang adalah lebih baik daripada sesuatu yang mereka bawa pulang”. Mereka berkata, “Ya Rasulullah, kami ridla”. Lalu Nabi SAW bersabda kepada mereka, “Kalian akan menemui (suatu masa) orang-orang sangat mementingkan diri sendiri terhadap harta, maka bershabarlah hingga kalian bertemu dengan Allah dan rasulNya, sesungguhnya aku di atas telaga”. 23 Menurut riwayat bahwa tentara Islam yang syahid dalam perang Thaif ini ada dua belas orang : 1. Said bin Said, 2. Urfuthah bin Jannab, 3. ‘Abdullah bin Abu Bakar Ash-Shiddiq



23



HR. Bukhari Juz 5, Hal 104



12



(dia terkena panah dalam perang Thaif, namun meninggal pada masa Khalifah Abu Bakar), 4. ‘Abdullah bin Abu Umayyah, 5. ‘Abdullah bin ‘Amir, 6. Saib bin Harits dan 7. ‘Abdullah bin Harits, mereka ini dari kaum Quraisy. Lalu 8. Tsabit bin Al-Jadza’i, 9. Harits bin Sahal, 10. Mundzir bin ‘Abdullah dan 11. Ruqaim bin Tsabit, mereka ini dari kaum Anshar. Dan seorang lagi : 12. Juhailah bin ‘Abdullah dari banu Sa’ad bin Laits.24



24



Ibnu Hisyam juz 5, hal. 159



13



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pertempuran Hunain Pertempuran



Hunain



adalah pertempuran antara Muhammad dan



pengikutnya



melawan kaum Badui dari suku Hawazindan Tsaqif pada tahun 630 M atau 8 H, di sebuah pada salah satu jalan dari Mekkah ke Thaif. Pertempuran ini berakhir dengan kemenangan telak bagi kaum Muslimin, yang juga berhasil memperoleh rampasan perang yang banyak. Pertempuran Hunain merupakan salah satu pertempuran yang disebutkan dalam Al-Qur'an, yaitu surat At-Taubah 25-26. Pengepungan Benteng Thaif Pengepungan Taif berlaku pada tahun 630 M, semasa orang Islam mengepung kota Taif, Semenanjung



Arab,



selepas



kemenangan



mereka



dalam Pertempuran



Hunain dan Pertempuran Autas. Walau bagaimanapun, kota Taif tidak jatuh ke tangan Muslim. Nabi Muhammad (SAW) membawa tarbil untuk digunakan terhadap kota tersebut akan tetapi tidak dapat memecah masuk ke dalam kota itu dengan senjata tersebut. Sebelum melarikan diri ke Thaif, pasukan Hawazin dan Tasif sempat dikejar hingga Nakhlah dab Autas. Namun, tentara kafir masih bisa melarikan diri hingga ke Kota Thaif. Di kota itulah, orang-orang Tsaqif melarikan diri. Bahkan, di kota itu pula panglima tentara Hawazin, Malik bin Auf an-Nasri, bersembunyi.



14



DAFTAR PUSTAKA Moenawar Chalil, K.H. Kelengkapan Tarikh (Edisi Lux Jilid 3) Saif-ur-Rahman Mubarakpuri, ar-Raheeq al-Makhtoom, "The Sealed Nectar", Islamic University of Medina Muhammad Husayn Haykal, The Life of Muhammad (Allah's peace and blessing be upon him), Diterjemahkan oleh Isma'il Razi A. al-Faruqi, 1976 https://estiwulandari961.wordpress.com/2014/06/20/paper-sejarah-islam-perang-hunain/ http://sule-epol.blogspot.co.id/2015/05/makalah-dakwah-rasulullah-periode.html http://mahronishippuden.blogspot.co.id/2013/02/sejarah-dakwah-rasulullah-saw-periode.html http://yahyabansobo.blogspot.co.id/2014/01/strategi-dakwah-rosulullah-periode.html http://cici-merda.blogspot.co.id/



15