Makalah Perawatan Bayi Dalam Incubator [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PERAWATAN BAYI DALAM INCUBATOR Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah : Keperawatan Anak Dosen pengampu : Agustina Boru Gultom S.Kep, Ns, M. Kes



Nama : ISABENNA ALVIERA TAMU INA NIM : P07520219062 Kelas : IIB D-IV Keperawatan



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN D-IV KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2020/2021



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Incubator merupakan suatu tempat yang dirancang untuk mempertahankan keadaan temperatur tertentu. Inkubator banyak dijumpai pada rumah sakit dan peternakan. Pada rumah sakit, incubator berfungsi untuk menghangatkan bayi yang baru lahir, atau bayi yang lahir prematur. Incubator biasanya berbentuk ruangan atau box (kotak) dengan ukuran tertentu. Incubator yang ada saat ini, biasanya sudah tertentu temperaturnya, tidak dapat di ubah. Sehingga ketika pengguna membutuhkan ruangan atau box dengan temperatur lain, maka pengguna harus menggunakan incubator yang lain. Saat ini perkembangan teknologi sudah demikian pesat, dilihat dari bermunculan aplikasi-aplikasi alat yang membantu mempermudah manusia. Demikian pula dengan peralatan di rumah sakit. Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian maupun perawatan bagi pasien. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan inkubator ? 2. Apa saja klasifikasi dari inkubator ? 3. Bagaimana anatomi dari inkubator ? 4. Apa aja tujuan dari pemberian ikubator ? 5. Bagaimana cara perawatan bayi dalam inkubator ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan inkubator. 2. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi dari inkubator. 3. Untuk mengetahui bagaimana anatomi dari inkubator. 4. Untuk mengetahui apa saja tujuan dari pemberian ikubator. 5. Untuk mengetahui bagaimana cara perawatan bayi dalam inkubator.



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Inkubator



Inkubator bayi merupakan alat yang memiliki fungsi untuk mencegak hipotermi atau kondisi dimana tubuh kesulitan dalam mengatur tekanan suhu dingin pada bayi yang baru lahir terutama bayi premature atau memiliki berat



badan lahir rendah (BBLR) dengan cara



menghangatkan suhu ruangan agar dapat mempertahankan suhu badan bayi normal. Beberapa nama lain dari infant incubator diantaranya baby incubator dan pemanas bayi. Inkubator adalah suatu alat untuk membantu terciptanya suatu lingkungan yang optimal. Incubator merupakan suatu tempat yang dirancang untuk mempertahankan keadaan temperatur tertentu. Inkubator bayi merupakan salah satu alat medis yang berfungsi untuk menjaga suhu sebuah ruangan supaya suhu tetap konstan atau stabil pada suhu yang dikehendaki. B. Klasifikasi Inkubator 1. Infant Warmer Alat yang berguna untuk menjaga temperatur tubuh bayi dengan panas dengan bantuan energi infa merah. Namun membutuhkan pengawasan ekstra karena efek dari energi infra merah tersebut dapat berdampak hipertemia ekstrim, kulit terbakar, maupun kerusakan otak permanen. Biasanya terdapat satu paket beserta alat bilirubin phototheraphy. 2. Transport incubator



Alat medis yang berfungsi untuk menghangatkan bayi dengan berfokus mudah untuk dibawa dan dipindahkan dari lokasi satu ke lokasi lainya. Transport incubator ini penggunaan pada umumnya terdapat di sebuah mobil ambulant untuk efisiensi keadaan darurat. 3. Infant incubator Alat medis yang berfungsi untuk menghangatkan dan menjaga suhu kelembapan sang bayi dengan peralatan yang lebih memadai. Fungsinya fokus terhadap tempat tertutup untuk meletakkan bayi pada lingkungan terkontrol dalam pabntauan perawatan medis guna menghangatkan bayi dan menjaga bayi dari lingkungan luar ruangan. Perbedaan yang mencolok dari inkubator bayi ini lebih cocok ditempatkan pada rumah sakit atau klinik bersalin karena membutuhkan daya yang cukup banyak agar pemanfaatannya maksimal. C. Anatomi Inkubator Bayi 1. Tiang pengait yang berfungsi untuk menggantungkan kantong darah, obat maupun vitamin yang dibutuhkan bayi yang disalurkan melalui jarum suntikan ke dalam tubuh. 2. Kamera & layar external layar sebagai penampil keadaan bayi beserta suhu ruangan, kadar oksigen, kelembapan dan disertai kamera pengawas. 3. Tray sebagai tempat menaruh berbagai peralatan dokter maupun bayi yang benda tersebut memiliki ukuran kecil. 4. Matras bayi kasur bayi berfungsi sebagai tempat tidur bayi dengan disertai sensor suhu dan sensor kelembapan. 5. Pintu akses tangan pintu akses untuk tangan guna memudahkan pengontrolan bayi tanpa harus membuka seluruh pintu akses untuk bayi. 6. Pintu akses tangan samping pintu akses untuk tangan samping guna memudahkan pengontrolan bayi tanpa harus membuka seluruh pintu akses untuk bayi. 7. Standar operasional prosedur (SOP) data yang berisi tentang prosedur yang berkaitan dengan fungsi inkubator bayi 8. Panel kontro panel yang berfungsi sebagai tempat kontrol. Terdapat layar tombol dan power switch guna mengatur keadaan dalam sebuah inkubator bayi. 9. Body inkubator bayi bagian terpenting dari inkubator bayi yang didalamnya merupakan alat dan sistem yang mengatur keadaan suhu ruangan dalam inkubator bayi tersebut.



10. Mobile stand meja yang terdapat roda pada bagian bawah yang berfungsi agar memudahkan dalam memindahkan inkubator bayi dari ruang satu ke ruang lainnya. 11. Lubang infus / oksigen lubang yang berfungsi sebagai sarana menyalurkan transfusi selang infus maupun selang oksigen untuk bayi. 12. Pegangan inkubator bayi berfunsi untuk pegangan yang digunakan ketika akan mengangkat maupun memindahkan inkubator bayi tersebut. D. Tujuan Pemberian Inkubator 1. Penghangatan berkelanjutan bayi 2. Dengan berat badan < 1500 gr yang tidak dapat dilakukan kangaroo mothercare/KMC Untuk bayi sakit berat : sepsis, gangguan nafas berat 3. Terciptanya suhu lingkungan yang normal dimana panas yang di hasilkan dapat mempertahankan suhu tetap E. Cara Kerja Inkubator Inkubator Bayi merupakan salah satu alat medis yang berfungsi untuk menjaga suhu sebuah ruangan supaya suhu tetap konstan atau stabil. Pada modifikasi manual-otomatis inkubator bayi , terdapat sebuah boks kontrol yang dibagi menjadi 2 bagian (bagian atas dan bagian bawah). Boks bagian atas digunakan untuk meletakkan sensor, display sensor, kontroler, rangkaian elektronik. Sedangkan pada boks bagian bawah dibagi menjadi 3 ruangan yang dibatasi dengan sekat , yang digunakan untuk meletakkan heater, tempat atau wadah air dan kipas. Sensor yang digunakan adalah sensor suhu (PT100) dan sensor kelembapan, dimana sensor suhu PT100 dan sensor kelembapan diletakkan di dalam boks tidur bayi (di luar boks kontrol). Pada sensor suhu PT100 dan sensor kelembapan terdapat display yang sekaligus sebagai driver sensor yang digunakan untuk mengetahui serta memberikan setting suhu dan kelembapan dalam ruangan boks tidur bayi sesuai yang dikehendaki. Yang menjadi actuator dari alat ini adalah heater dan kipas. Heater berfungsi sebagai pemanas ruangan, sedangkan kipas berfungsi untuk menyalurkan udara panas yang dipancarkan heater menuju ruangan tempat air dan menuju boks tidur bayi melalui selang. Sebagai kontrolernya, digunakan sebuah PIC Microchip 16F877A. Dimana PIC tersebut juga berfungsi untuk menghubungkan boks kontrol



dengan komputer (CPU) secara serial supaya dapat memberikan tampilan serta dapat memberikan setting suhu sesuai dengan yang dikehendaki melalui komputer. Inkubator berfungsi untuk menjaga stabilitas suhu tubuh bayi. Suhu inkubator diatur sehingga cukup hangat baginya, disesuaikan dengan berat lahir, atau usia kehamilan. Soal lamanya diinkubator, tergantung pada kondisi bayi. “Semakin cepat lahir, dia harus diinkubator kira-kira sampai cukup bulan dan bisa beradaptasi dengan dunia luar. Jika saat dirawat ternyata terkena infeksi, bisa lebih lama lagi. Lahir prematur bisa diperkirakan, hal ini terlihat antara lain dari kontraksi sang ibu. Jika kontraksi terjadi sebelum waktunya, bukan tak mungkin bayi akan lahir prematur. Perdarahan yang disebabkan oleh plasenta yang tak bagus atau posisinya tak normal, membuat dokter akan melakukan tindakan operasi untuk mengeluarkan bayi, demi keselamatan bayi. Kelahiran secara prematur,



bisa menimbulkan masalah baru pada bayi. Selain kondisinya lebih rentan,



dibandingkan bayi yang lahir cukup bulan, bayi prematur juga biasanya mengidap penyakit kuning. Sebab, sel darah merah pada bayi prematur jumlahnya lebih banyak, daripada bayi yang lahir pada kondisi normal, dan lebih gampang pecah. Sementara, fungsi hatinya belum bekerja sempurna. Sel pecah inilah yang menjadi bilirubin (hasil



pemecahan hemoglobin yang



terkandung di dalam sel darah merah) tinggi, dan menyebabkan bayi lahir kuning. Kondisi ibu yang juga berpengaruh pada bayi adalah suhu badan yang panas tinggi dan adanya infeksi menjelang persalinan.Oleh sebab itu, menjaga kondisi, lingkungan, serta peduli dengan segala masalah yang mungkin akan timbul selama masa kehamilan dan persalinan, sangat perlu dilakukan oleh para calon ibu. Sehingga, berbagai masalah serta penyakit yang akan terwarisi kepada sang bayi, dapat dicegah dan diobati sedini mungkin. F. Cara Menggunakan Inkubator a. Bersihkan inkubator dengan desinfektan setiap hari, dan bersihkan secara keseluruhan setiap minggu atau setiap akan digunakan b. Tutup matras dengan kain bersih c. Kosongkan air reservoir, dapat tumbuh bakte-ria yang berbahaya dalam air dan meyerang bayi d. Atur suhu sesuai dengan umur dan BB bayi e. Hangatkan inkubator sebelum digunakan



f. Bila diperluksan lakukan pengamatan seluruh tubuh bayi atau terapi sinar, lepas semua pakaian bayi dan segera diberikan pakaian kembali setelah selesai g. Tutup indikator secepat mungkin, jaga lubang selalu tertutup agar inkubator tetap hangat h. Gunakan satu inkubator untuk satu bayi G. Alasan Bayi Prematur Dimasukkan ke Dalam Incubator



Persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan genap 37 minggu atau 9 bulan disebut kelahiran preterm. Bayi yang dilahirkan juga disebut bayi preterm atau kurang bulan. Walaupun sebenarnya berbagai sistem di dalam tubuhnya belum berkembang sempurna, kebanyakan bayi ini tampil normal secara fisik. Beberapa kemungkinan penyebab terjadinya kelahiran preterm adalah kehamilan kembar, preeklampsi, kelainan plasenta, dan ketuban pecah sebelum waktunya. Ada 3 masalah utama bayi kurang bulan, yaitu kemampuan bernapasnya



belum



sempurna, serta belum optimalnya kemampuan isap untuk mendapatkan ASI, dan kemampuan mengontrol suhu tubuh. Oleh karena itu, kita sering melihat bayi kurang bulan yang dirawat di inkubator, diberi O2 agar kebutuhan oksigennya terpenuhi, serta dijamin suhu lingkungannya tetap hangat. Selain itu, bayi dalam inkubator juga diberi makanan lewat selang cairan yang kecil dan terpasang lewat hidung menuju lambungnya. Karena bayi ini masih terlalu muda, masalah utama yang harus dicegah adalah terjadinya infeksi. Inkubator harus selalu berada dalam keadaan steril dan semua tenaga kesehatan yang menyentuhnya perlu melakukan persiapan- persiapan, seperti mencuci tangan yang baik dan benar serta memakai jubah khusus yang disediakan rumah sakit. Bila keadaannya telah stabil, bayi ini dapat dirawat oleh ibu dengan cara perawatan bayi lekat atau perawatan metode ‘kanguru’. Dengan metode ini, bayi yang membutuhkan sentuhan kasih sayang ini akan mendapatkan kehangatan dari tubuh ibu atau ayahnya seperti saat dalam kandungan. Cara



perawatan yang sekarang telah diakui keberhasilannya ini akan sangat menguntungkan karena kebutuhan fisik, psikis, dan ASI untuk bayi terpenuhi secara optimal. H. Efek Negatif dari Inkubator Medan elektromagnet dari sebuah inkubator dikhawatirkan dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan seorang bayi. Meski selama ini inkubator bisa memberi kenyamanan bagi si bayi, namun alat ini disinyalir juga dapat mempengaruhi detak jantung bayi. Seperti dilansir BBC News dalam The Archives of Disease in Childhood. Para ahli dari Italia menemukan adanya indikasi medan elektromagnet dari inkubator dapat mempengaruhi detak jantung bayi. Hasil penelitian menunjukkan, perubahan normal rata-rata detak



jantung bayi mengalami



penurunan ketika mesin inkubator dinyalakan. Namun demikian, para peneliti tidak menemukan bukti yang kuat adanya dampak nyata terhadap kesehatan yang diakibatkan inkubator. Pihak Otoritas Pengawas Produk Medis dan Alat Kesehatan juga belum mendapatkan laporan akan adanya kasus yang diakibatkan penggunaan inkubator. Ribuan bahkan jutaan anak yang baru lahir memerlukan inkubator untuk menjaga kondisi kesehatan dalam beberapa pekan setelah dilahirkan. Fungsi utama alat ini adalah menjaga supaya udara hangat tetap menyelimuti tubuh bayi. Namun, penggunaan mesin penggerak atau motor telah menimbulkan medan magnet di sekitar alat dan tempat bayi. Dalam risetnya, peneliti melibatkan 27 bayi yang sebenarnya tidak membutuhkan perawatan di inkubator. Para bayi dipantau dalam tiga periode, yang masingmasing



berlangsung selama lima menit. Periode pertama inkubator dinyalakan, kemudian



periode berikutnya dimatikan, dan terakhir dinyalakan lagi. Selama periode nyala-mati, perubahan rata-rata jantung terasa signifikan. Para peneliti mengecek dan memastikan apakah kebisingan motor inkubator memberikan pengaruh karena pada saat bersamaan dinyalakan alat perekam suara. Namun, pengaruh itu tidak ditemukan. Untuk melihat sejauh mana pengaruh medan magnet ini pada bayi, peneliti dari Universitas Siena, Italia, menganalisis perubahan ratarata detak jantung yang secara alami terjadi saat naik dan turunnya rata-rata jantung. Perubahan ini diyakini para ahli adalah hal yang baik. Pada pasien dewasa pengidap jantung, perubahan rata-rata detak jantung yang menurun digunakan untuk memprediksi kondisi paling buruk. Namun, dari riset ini tidak ada bukti bahwa mekanisme sama dapat berlaku pada bayi. Para peneliti dari Italia itu mengambil kesimpulan, belum ada bukti sangat kuat bahwa



medan elektromagnet inkubator dapat mempengaruhi kesehatan bayi. Namun demikian, hal yang perlu dipertimbangkan adalah modifikasi desain inkubator agar tidak menimbulkan kekhawatiran bagi kesehatan bayi. I. Cara Perawatan Bayi Dalam Inkubator



Merupakan cara memberikan perawatan pada bayi dengan dimasukkan ke dalam alat yang berfungsi membantu terciptanya suatu lingkungan yang cukup dengan suhu yang normal. Dalam pelaksanaan perawatan di dalam inkubator terdapat dua cara yaitu dengan cara tertutup dan terbuka. 1. Inkubator tertutup: a) Inkubator harus selalu tertutup dan hanya dibuka dalam keadaan tertentu seperti apnea, dan apabila membuka incubator usahakan suhu bayi tetap hangat dan oksigen harus selalu disediakan. b) Tindakan perawatan dan pengobatan diberikan melalui hidung. c) Bayi harus keadaan telanjang (tidak memakai pakaian) untuk memudahkan observasi d) Pengaturan panas disesuaikan dengan berat badan dan kondisi tubuh. e) Pengaturan oksigen selalu diobservasi. f) Inkubator harus ditempatkan pada ruangan yang hangat kira-kira dengan suhu 27 derajat celcius. 2. Inkubator terbuka: a) Pemberian inkubator dilakukan dalam keadaan terbuka saat pemberian perawatan pada bayi. b) Menggunakan lampu pemanas untuk memberikan keseimbangan suhu normal dan kehangatan. c) Membungkus dengan selimut hangat.



d) Dinding keranjang ditutup dengan kain atau yang lain untuk mencegah aliran udara. e) Kepala bayi harus ditutup karena banyak panas yang hilang melalui kepala. f) Pengaturan suhu inkubator disesuaikan dengan berat badan sesuai dengan ketentuan di bawah ini. Kedekatan tetap bisa terjalin kendati bayi musti dirawat di inkubator di



Neonatal



Intensive Cara Unite (NICU). Beberapa studi membuktikan, kedekatan atau bonding ibu dan anak akan mempercepat penambahan berat badan dan mengurangi stres bayi. Lakukan ini selama bayi berada di ruang NICU 1. Pastikan berapa lama Anda bisa tinggal di NICU. Setiap rumah sakit menerapkan peraturan yang berbeda. Ketahui keadaan dan fasilitas ruang NICU yang tersedia bagi orangtua, agar Anda nyaman berada di sana. 2. Kumpulkan informasi tentang kondisi bayi dengan bertanya kepada dokter atau perawat, misalnya, obat apa yang akan diberikan, tes apa yang akan dilakukan, jenis makanan apa yang akan diberikan dan bagaimana memberikannya, bisakah Anda memberi ASI, bagaimana caranya dan kapan, serta kapan dan bagaimana Anda bisa menyentuh bayi. 3. Catat rutintas yang dilakukan petugas, seperti kapan ganti popok, cek peralatan dan mengukur suhu tubuh bayi. Saat itu Anda bisa berada didekatnya, dan menceritakan apa yang sedang berlangsung. Misal, “Kamu pipis, ya. Ibu akan bantu suster ganti popokmu.” 4. Pompa ASI karena umumnya bayi prematur belum memiliki reflek mengisap. Kondisi fisiknya yang lemah membuat Anda belum bisa menggendong dan menyusuinya langsung. Katakan pada perawat jika Anda sudah menyiapkan ASI jika bayi siap menerimanya. ASI mengandung antibodi yang akan melindungi bayi dari infeksi. 5. Penuhi kebutuhan bayi dengan memahami isyarat yang ia berikan. Jika dia menangis, coba letakan satu jari ke keningnya, usap perlahan sambil bertanya, “Kamu lapar, lelah, atau mengantuk?” Jika masih menangis, geser jari ke jemarinya atau bagian tubuh yang lain, dengan tetap mengelusnya perlahan. Perhatikan reaksi apa yang ia sukai dan yang membuatnya tenang. 6. Bicara dengannya agar ia mengenal suara Anda yang lembut dan penuh rindu. Ini akan menenangkannya. Ceritakan sesuatu yang menyenangkan.



7. Segera lakukan kangoroo care jika dokter sudah membolehkan. Ini adalah cara orangtua melakukan skin-to- skin contact dengan bayi, yang menurut hasil penelitian, bisa meningkatkan suhu tubuh, berat berat, membuatnya tidur pulas dan tidak gelisah. Untuk ayah, peluk bayi di dada yang terbuka. Untuk ibu letakkan di antara dua payudara. 8. Bacakan buku dengan intonasi suara sesuai dengan jalan cerita. Sebuah penelitian membuktikan, dari 120 keluarga yang membacakan buku bagi bayi di NICU, 70% mengaku merasa dekat dengan bayi. Kegiatan membaca juga mengkondisikan bayi ke lingkungan keluarga normal di rumah. 9. Hiasi ‘ruangan’ bayi dengan foto Anda dan suami. Juga mainan seperti boneka yang lembut. Hal ini akan mendekatkan bayi pada suasana rumah, yang akan meningkatkan rasa amannya. 10. Tinggalkan jejak Anda dan suami berupa bau atau suara. Salah satu caranya dengan merekam suara Anda dan suami, misalnya, sedang membaca buku. Rekaman itu bisa diputar jika Anda atau suami berhalangan mengunjungi bayi. 11. Jelaskan pada petugas rencana Anda selama mendampingi bayi di NICU. Ini penting untuk mengetahui apakah rencana itu bisa dilakukan atau ada yang perlu dihindari karena alasan kesehatan bayi dan penghuni NICU lainnya. 12. Cari dukungan dari saudara dan teman-teman. Jika Anda yakin kondisi bayi terus membaik, sempatkan untuk menikmati me time; baca buku, nonton DVD atau undang teman dekat ke rumah sakit untuk makan siang bersama. Membagi perasaan ke orang lain akan membantu mengurangi tekanan dan kembali segar ketika mengunjungi bayi.



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian maupun perawatan bagi pasien. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Incubator merupakan suatu tempat yang dirancang untuk mempertahankan keadaan temperatur tertentu. Inkubator banyak dijumpai pada rumah sakit dan peternakan. Pada rumah sakit, incubator berfungsi untuk menghangatkan bayi yang baru lahir, atau bayi yang lahir prematur. Pada peternakan, inkubator ini biasanya digunakan untuk penetas telur dan sebagai tempat dari anak ayam yang baru menetas. Incubator biasanya berbentuk ruangan atau box (kotak) dengan ukuran tertentu. Inkubator berfungsi untuk menjaga stabilitas suhu tubuh bayi. B. SARAN Penulis mengharapkan dari makalah ini untuk para pembaca agar lebih mengetahui lagi apa itu inkubator bayi dan cara perawatan bayi dalam inkubator, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca.