Makalah Perencanaan Dan Evaluasi Kesling [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PERENCANAAN DAN EVALUASI KESEHATAN LINGKUNGAN



OLEH : KELOMPOK 1



MAYA MAGFIRA



: K201801046



WA ODE ASRA WATI



: K201801031



RESTI SANJAYA



: K201801037



AFRINDA YUGITA PUTRI : K201801016 HASNAWATI



:



PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MANDALA WALUYA KENDARI 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas perencanaan dan evaluasi kesehatan. Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas Ilmu perencanaan dan evaluasi kesehatan, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh kami dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri kami maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya tugas  ini dapat terselesaikan. Semoga tugas kami dapat bermanfaat bagi para mahasiswa, umum khususnya pada diri kami sendiri dan semua yang membaca tugas kami ini, dan  mudah-mudahan juga  dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca . Walaupun tugas ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.



Penyusun



Kendari, 29 Maret 2021



DAFTAR ISI Kata Pengantar.............................................................................................................. Daftar Isi....................................................................................................................... BAB I Pendahuluan...................................................................................................... A. Latar Belakang...................................................................................................... B. Rumusan Masalah................................................................................................. C. Tujuan.................................................................................................................... BAB II Pembahasan...................................................................................................... A. Prinsip-prinsip Perencanaan.................................................................................. B. Komponen Dasar Kesehatan Lingkungan............................................................. BAB III Penutup........................................................................................................... A. Kesimpulan............................................................................................................ B. Saran...................................................................................................................... Daftar Pustaka



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan). Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya angka kematian bayi pada suatu daerah disebabkan karena faktor perilaku (perilaku perawatan pada saat hamil dan perawatan bayi, serta perilaku kesehatan lingkungan ) dan faktor kesehatan lingkungan Di samping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan adanya teknologi kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upayanya pada metodologi mengukur dampak kesehatan dari pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan, Indikator ini harus mudah, murah untuk diukur juga sensitif menunjukkan adanya perubahan kualitas lingkungan. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian perencanaan? 2. Apa pengertian perencanaan menurut para ahli? 3. Apa saja prinsip-prinsip perencanaan? 4. Pengertian kesehatan lingkungan?



5. Komponen dasar kesehatan lingkungan C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian perencanaan 2. Untuk mengetahui perencanaan menurut para ahli 3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip perencanaan 4. Untuk mengetahui kesehatan lingkungan 5. Untuk mengetahui komponen dasar kesehatan lingkungan



BAB II PEMBAHASAN A. PRINSIP DASAR PERENCANAAN 1. Pengertian Perencanaan Perencanaan telah beranjak dari kegiatan yang bersifat naluriah, spontan, dan bersifat subyektif berdasar pengalaman masa lalu menjadi suatu proses yang sistematik, dan obyektif. Perencanaan yang telah dilakukan dengan baik sering menjadi gagal karena kurangnya perhatian terhadap pelaksanaannya. Perencana



kesehatan



merasa



tugasnya



telah



selesai



ketika



mereka



menghasilkan dokumen perencanaan. Perencanaan harus dikenali sebagai satu bagian suatu proses menyeluruh yang melibatkan analisis kebijakan, persiapan perencanaan, pengelola perencanaan, evaluasi dan penelitian. Perencanaan merupakan inti kegiatan manajemen, karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan itu memungkinkan para pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan sumber daya mereka secara berhasil guna dan berdaya guna. Banyak batasan perencanaan yang telah dibuat oleh para ahli. Dari batasan-batasan yang telah ada dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perencanaan adalah suatu kegiatan atau proses penganalisaan dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan demi masa depan yang baik. Dari batasan ini dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan antara lain : a. Perencanaan harus didasarkan kepada analisis dan pemahaman sistem dengan baik. b. Perencanaan pada hakekatnya menyusun konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan misi organisasi. c. Perencanaan secara implisit mengemban misi organisasi untuk mencapai hari depan yang lebih baik. Secara sederhana dan awam dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses yang menghasilkan suatu uraian yang terinci dan lengkap tentang suatu



program atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Oleh sebab itu, hasil proses perencanaan adalah "rencana" (plan). 2. Pengertian Perencanaan Menurut Para Ahli Pengertian perencanaan memiliki banyak makna sesuai dengan pandangan masing-masing ahli dan belum terdapat batasan yang dapat diterima secara umum. Beberapa batasaan perencanaan menurut para ahli disajikan sebagai berikut : a. Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta dan atau perkiraan



yang



mendekat



(estimate)



sebagai



persiapan



untuk



melaksanakan tindakan-tindakan kemudian (Abdulrachman, 1973). b. Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penetuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan dating dalam rangka pencapaian yang telah ditentukan (Siagian, 1994). c. Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa dating dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu (Terry, 1975 dalam Kusmiadi, 1995). d.



Perencanaan adalah proses dasar yang kita gunakan untuk memilih tujuantujuan dan menguraikan bagaimana cara pencapainnya (Stoner and Wankel, 1986 dalam Kusmiadi, 1995).



e. Menurut Soekartawi (2000), perencanaan adalah pemilihan alternatif atau pengalokasian berbagai sumberdaya yang tersedia. f. Harold Koontz dan Cyril O’Donnel Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijakankebijakan, prosedur-prosedur, programprogram dari alternatif-alternatif yang ada. g. G.R.Terry Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.



h. Louis A.Allen Perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diiginkan i. Billy E.Goetz Perencanaan adalah pemilihan yang fundamental dan masalah perencanaan timbul, jika terdapat alternatif-alternatif. j. Drs. H. Malayu S.P Hasibuan Rencana adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan dan berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu. Jadi, setiap rencana mengandung dua unsur, yaitu:”tujuan dan pedoman”. 3. Tujuan Perencanaan a. Perencanaan bertujuan untuk menentukan tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur, dan program serta memberikan pedoman cara-cara pelaksanaan yang efektif dalam mencapai tujuan b. Perencanaan bertujuan untuk menjadikan tindakan ekonomis, karena semua potensi yang dimiliki terarah dengan baik pada tujuan. c. Perencanaan adalah satu usaha untuk memperkecil risiko yang dihadapi pada masa yang akan datang. d. Perencanaan menyebabkan kegiatan-kegiatan dilakukan secara teratur dan bertujuan. e. Perencanaan memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang seluruh pekerjaan f. Perencanaan membantu penggunaan suatu alat pengukuran hasil kerja. g. Perencanaan menjadi suatu landasan untuk pengendalian. h.



Perencanaan merupakan usaha untuk menghindari mismanagement dalam penempatan karyawan.



i. Perencanaan membantu peningkatan daya guna dan hasil guna organisasi. 4. Prinsip-prinsip Perencanaan Menurut Reinke (1994), suatu perencanaan harus memiliki prinsip-prinsip (asas-asas) sebagai berikut : a. Principle of contribution to objective. Setiap perencanaan dan segala perubahannya harus ditujukan kepada capaian tujuan.



b. Principle of efficiency of plans. Suatu perencanaan adalah efisien jika perencanaan itu dalam pelaksanaannya dapat mencapai tujuan dengan biaya yang sekecil-kecilnya. c. Principle of primacy of planning (asas pengutamaan perencanaan). Perencanaan adalah keperluan utama para pemimpin dan fungsi-fungsi lainnya, “organizing, staffing, directing dan controlling”. Seorang pemimpin tidak akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen lainnya tanpa mengetahui tujuan dna pedoman dalam melaksanakan kebijaksanaan. d. Principle of pervasiveness of planning (asas pemerataan perencanaan). Asas pemerataan perencanaan memegang peranan penting, mengingat pemimpin pada tingkat tinggi banyak mengerjakan perencanaan dan bertanggung jawab atas berhasilnya rencana itu. Tidak seorang manajer pun yang tidak mengerjakan perencanaan. e. Principle of planning premise (asas patokan perencanaan). Patokanpatokan perencanaan sangat berguna bagi ramalan-ramaln, sebab premispemis perencanaan dapat menunjukkan kejadian-kejadian yang akan datang. f. Principle of policy frame work (asas kebijaksanaan pola kerja). Kebijaksanaan ini mewujudkan pola kerja prosedur kerja dan program tersusun. g. Principle of timing (asas waktu). Perencanaan waktu yang relative singkat dan tepat. h.



Principle of planning communication (asas tata hubungan perencanaan). Peremcanaan dapat disusun dan dikoordinasi dengan baik, jika setiap orang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan memperoleh penjelasan yang memadai mengenai bidang yang akan dilaksanakannya.



i. Principle of alternatives. Alternative pada setiap wangkaian kerja dan perencanaan meliputi pemilihan rangkaian alternative dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan.



j.



Principle of limiting factor (asas pembatasan factor). Dalam pemilihan alternative-alternatif, pertama-tama harus ditujukan pada factor-faktor yang strategis dan dapat membantu pemecahan masalah. Asas alternative dan dapat membantu pemecahan masalah. Asas alternative dan asas pembatasan factor merupakan syarat mutlak dalam penetapan keputusan.



k. The commitment principle (asas keterikatan). Perencanaan harus memperhitungkan jangka waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. l. The principle of flexibility. Perencanaan yang efektif memerlukan fleksibilitas, tetapi tidak berarti mengubah tujuan. m. The principle of navigation change (asas ketetapan arah). Perencanaan yang efektif memerlukan pengamatan yang terus-menerus terhadap kejadiankejadian



yang



timbul



dalam



pelaksanaannya



untuk



mempertahankan tujuan. n. The Principle of strategic planning (asas perencanaan strategis). Dalam kondisi tertentu manajer harus memilihtindakan-tindakan yang diperlukan utnuk menjamin pelaksanaan perencanaan agar tujuan tercapai dengan efektif B. KOMPONEN DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN 1. Pengertian Kesehatan Lingkungan Kesehatan lingkungan merupakan suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dengan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. (HAKLI). Menurut



(WHO, 2005)



Kesehatan



lingkungan



merupakan



suatu



keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dengan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Kesehatan lingkungan adalah upaya untuk melindungi kesehatan manusia melalui pengelolaan, pengawasan dan pencegahan faktor-faktor lingkungan yang



dapat



mengganggu



kesehatan



manusia.



(Sumengen



Sutomo,



1991) Kesehatan



lingkungan



adalah



ilmu



&



seni



dalam



mencapai



keseimbangan, keselarasan dan keserasian lingkungan hidup melalui upaya pengembangan budaya perilaku sehat dan pengelolaan lingkungan sehingga dicapai kondisi yang bersih, aman, nyaman, sehat dan sejahtera terhindar dari gangguan penyakit, pencemaran dan kecelakaan, sesuai dengan harkat dan martabat manusia. (Sudjono Soenhadji, 1994). Kesehatan lingkungan adalah ilmu dan seni untuk mencegah pengganggu, menanggulangi kerusakan dan meningkatkan/memulihkan fungsi lingkungan melalui pengelolaan unsur-unsur atau faktor-faktor lingkungan yang berisiko terhadap



kesehatan



manusia



dengan



cara



identifikasi,



analisis,



intervensi/rekayasa lingkungan, sehingga tersedianya lingkungan yang menjamin bagi derajat kesehatan manusia secara optimal. (Tri Cahyono, 2000). Ruang lingkup kesehatan lingkungan ada 17 (WHO) adalah: a.       Penyediaan Air Minum b.      Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran c.       Pembuangan Sampah Padat d.      Pengendalian Vektor e.       Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia f.       Higiene makanan, termasuk higiene susu g.      Pengendalian pencemaran udara h.      Pengendalian radiasi i.        Kesehatan kerja j.        Pengendalian kebisingan k.      Perumahan dan pemukiman



l.        Aspek kesling dan transportasi udara m.    Perencanaan daerah dan perkotaan n.      Pencegahan kecelakaan o.      Rekreasi umum dan pariwisata p.      Tindakan-tindakan



sanitasi



yang



berhubungan



dengan



keadaan



epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk. q.      Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan. Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu : 1.      Penyehatan Air dan Udara 2.      Pengamanan Limbah padat/sampah 3.      Pengamanan Limbah cair 4.      Pengamanan limbah gas 5.      Pengamanan radiasi 6.      Pengamanan kebisingan 7.      Pengamanan vektor penyakit 8.      Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca bencana Secara umum, unsur lingkungan dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. a.



Lingkungan Biotik Lingkungan biotik (lingkungan organik) merupakan komponen makhluk hidup yang menghuni planet bumi, terdiri atas mikroorganisme,



seperti bakteri dan virus, tumbuhan, hewan, dan manusia. Secara khusus, lingkungan biotik diklasifikasikan menjadi: 



Produsen, dalam hal ini tumbuhan yang memproduksi sumber bahan makanan bagi makhluk hidup lainnya;







Konsumen, yaitu hewan serta manusia; dan







Pengurai, yang merupakan mikroorganisme yang merombak dan menghancurkan sisa-sisa organisme yang telah mati. Termasuk ke dalam kelompok pengurai adalah jamur, bakteri, dan cacing tanah.  



b. Lingkungan Abiotik Lingkungan abiotik merupakan kondisi yang terdapat di sekeliling makhluk hidup berupa benda mati (unsur anorganik), seperti batuan, tanah, mineral, dan udara. Lingkungan abiotik dinamakan juga lingkungan anorganik. Dalam sudut pandang ekologi manusia, yaitu ilmu yang mempelajari dan menganalisis hubungan timbal balik (interaksi dan interelasi) antara manusia dan lingkungannya, unsur lingkungan hidup itu dibedakan atas tiga kelompok utama, yaitu lingkungan alam (lingkungan fisik), sosial, dan budaya. 



Lingkungan alam merupakan kondisi alamiah suatu wilayah yang meliputi kondisi iklim, tanah, fisiografi, dan batuan.







Lingkungan sosial adalah manusia dengan semua aktivitas dan karakternya, baik sebagai individu atau pribadi maupun makhluk sosial.







Lingkungan budaya adalah benda-benda hasil daya cipta manusia, seperti bangunan, karya seni, sistem kepercayaan, dan tatanan kelembagaan sosial.



2. Komponen Dasar Kesling Lingkungan adalah seluruh faktor luar yang mempengaruhi suatu organisme. Faktor-faktor ini dapat berupa organisme hidup (biotik) atau variabel-variabel yang tidak hidup (abiotik). Misalnya, suhu, curah hujan, panjangnya siang, angin serta arus laut. Interaksi- interaksi antara organisme-



organisme dengan kedua faktor biotik dan abiotik membentuk suatu ekosistem. Bahkan perubahan kecil suatu factor dalam suatu ekosistem dapat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu jenis binatang atau tumbuhan dalam lingkungannya. Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pasal 1, menjelaskan bahwa lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya dengan mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Adapun komponen kesehatan lingkungan dari Leopard yang dikutip oleh F.Gunarwan Soeratmo (1988) adalah : a. Komponen Fisika dan Kimia Komponen fisika dan kimia mencakup beberapa hal berikut : a) Iklim Kondisi iklim global, penipisan ozon, efek polusi zat-zat toksik terhadap ekosistem global, mengakibatkan limbah semakin banyak. Hal ini merupakan akibat dari perubahan iklim termasuk degradasi lingkungan perairan dan laut serta peningkatan populasi manusia. Perubahan iklim merupakan fenomena yang mulai dirasakan oleh masyarakat global, termasuk Indonesia. Menurut WHO, perubahan iklim mempengaruhi determinan sosial dan kesehatan. Suhu yang semakin meningkat menyebabkan semakin meluasnya tempat perindukan vektor dan hewan pembawa penyakit, yang pada akhirnya semakin meluasnya masyarakat yang rentan terhadap penyakit akibat vektor dan hewan pembawa penyakit. Iklim dunia secara menyeluruh sedang mengalami kerusakan sebagai konsekuensi dari aktivitas manusia. Hal ini disebabkan oleh peningkatan konsentrasi gas-gas yang menghalangi pantulan energi sinar matahari dari bumi yang menyebabkan peningkatan efek rumah kaca dan mengakibatkan bumi, planet yang kita huni menjadi lebih panas. Hubungan antara perubahan iklim dengan kesehatan manusia



adalah sangat kompleks. Terdapat dampak langsung seperti penyakit atau kematian yang berhubungan dengan suhu yang ekstrim dan efek pencemaran udara oleh spora dan jamur. Selebihnya adalah dampak yang tidak langsung dan mengakibatkan penyakit yang ditularkan melalui air atau makanan, penyakit yang ditularkan melalui vektor dan rodent, atau penyakit karena kekurangan air dan makanan. Perubahan iklim mengancam stabilitas ekosistem dan keanekaragaman mahluk hidup (biodiversity). Kerusakan sistem fisik dan ekologi bumi ini juga dapat dibuktikan dengan adanya penipisan lapisan ozon di stratosfer, penurunan keanekaragaman mahluk hidup, degradasi tanah, dan perubahan sistem atau siklus air. Perubahan iklim mempengaruhi tingkah laku manusia, yang pada gilirannya berakibat pada pola penyebaran penyakit (Slamet, 2000). Di Eropa pada musim dingin orang lebih suka tinggal di dalam rumah, sebaliknya pada musim panas banyak kegiatan di luar rumah. Tingkah laku manusia sangat menentukan penyebaran penyakit. Iklim berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap bibit penyakit. Bakteri, virus dan parasit hanya dapat tumbuh pada suhu lingkungan tertentu. Peningkatan suhu akan memperpendek waktu yang diperlukan bibit penyakit untuk berkembang biak. Peningkatan suhu lingkungan menyebabkan nyamuk memproduksi telur lebih banyak dan membutuhkan darah manusia lebih banyak. Curah hujan juga mempengaruhi populasi nyamuk. Beberapa contoh sistem peringatan dini dengan menggunakan perubahan iklim untuk meramalkan epidemi penyakit telah dimulai sejak lama. Pada tahun 1923, Gill (dikutip dalam WHO, 2005) mengembangkan system peringatan dini untuk malaria di India berdasarkan curah hujan. Rogers (dikutip dalam WHO, 2005) juga di India pada tahun yang sama menggunakan variable iklim seperti suhu, curah hujan, kelembaban, dan angina untuk meramalkan penyakit radang paru-paru, cacar, lepra dan TBC (tuberculosis). Data yang



mereka kumpulkan dapat dipakai untuk meramalkan epidemi di masa mendatang, dan untuk membuat suatu system peringatan dini (early warning system). b) Kualitas Udara Indeks kualitas udara atau air quality index (AQI) adalah indeks untuk melaporkan kualitas udara yang kita hirup. Indeks ini melaporkan seberapa bersih atau terpolusi udara yang kita hirup dan apa gangguan kesehatan yang menjadi perhatian kita. Indeks kualitas udara dihitung dari lima polutan utama udara yaitu ozon di permukaan, bahan partikulat, karbon monoksida, sulfur dioksida dan nitrogen dioksida. Indeks kualitas udara diukur dari 0 sampai dengan 500. Semakin tinggi AQI maka semakin besar polusi udara yang terjadi. Sebagai contoh AQI 50 menunjukkan kualitas udara yang baik dengan potensi yang kecil untuk menyebabkan gangguan kesehatan, sementara AQI >300 menunjukkan kualitas udara yang berbahaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas udara adalah sebagai berikut: 1.



Sumber Emisi Menurut Soedomo (2001), jenis sumber-sumber pencemar dibedakan berdasarkan perilakunya di atmosfer dalam dua kelompok yaitu: -



Pencemar udara primer, komposisinya tidak akan mengalami perubahan di atmosfer baik secara kimia maupun fisis dalam jangka waktu yang relatif lama (harian sampai tahunan dan akan tetap seperti komposisinya seperti waktu diemisikan oleh sumber). Pencemar ini misalnya CO, CO2, NO2 , N2O, TSP, SO2, metana, senyawa halogen, partikel logam dan lain -lain. Pencemar ini memiliki waktu tinggal yang lama di atmosfer karena sifatnya yang stabil terhadap rekasi- reaksi kimia fisik atmosfir.



-



Pencemar udara sekunder, terbentuk di atmosfer sebagai hasil rekasi –rekasi atmosfir seperti hidrolisis, oksidasi dan reaksi fotokimia.



2.



Arah dan Kecepatan Angin Kecepatan angin pada dasarnya ditentukan oleh perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan arah angin sebagai faktor pendorong. Secara umum polutan-polutan di atmosfer terdispersi dalam 2 cara yaitu melalui kecepatan angin dan turbulensi atmosfer. Turbulensi menyebabkan terjadinya aliran udara melalui 2 cara yaitu pusaran termal dan pusaran mekanis (Zendrako, 2010).



3.



Kelembaban dan Suhu Udara Sastrawijaya (2009) menyatakan bahwa konsentrasi pencemar di udara bergantung kepada kondisi cuaca. Kecepatan dan arah angin berhembus, distribusi suhu vertikal, dan kelembaban adalah unsur-unsur yang berperan dalam perubahan cuaca ini. Perubahan suhu juga merupakan faktor pengubah yang besar. Pergolakan ke atas akan membawa pencemar ke daerah yang suhunya lebih rendah. Pada kelembaban udara yang tinggi maka kadar uap di udara dapat bereaksi dengan pencemar udara, menjadi zat lain yang tidak berbahaya atau menjadi zat pencemar sekunder (Departemen Kesehatan dalam Faudzi, 2012).



4.



Intensitas Cahaya Tingkat stabilitas atmosfer harus diketahui untuk memperkirakan kemampuan atmosfer untuk mendispersikan polutan. Kecepatan angin dan intensitas radiasi matahari merupakan faktor yang digunakan dalam penentuan kelas stabilitas. (Rahmawati, 1999)



c) Fisiografi Fisiografi salah satu cabang ilmu Geografi yang mempelajari suatu wilayah daerah atau negara berdasarkan segi fisiknya, seperti dari segi



garis lintang dan garis bujur, posisi dengan daerah lain, batuan yang ada dalam bumi, relief permukaan bumi, serta kaitannya dengan laut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi fisiografis adalah salah satu cabang ilmu Geografi yang mempelajari suatu wilayah daerah atau negara berdasarkan segi fisiknya, seperti dari segi garis lintang dan garis bujur, posisi dengan daerah lain, batuan yang ada dalam bumi, relief permukaan bumi, serta kaitannya dengan laut. Fisiografi lingkungan adalah uraian tentang aspek fisik dari lingkungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya mencakup aspek udara, tanah/ batuan, air, dan lahan. Glasson (1974), Budi Harsono (1996), dan Huesmen (1986) mengatakan bahwa wilayah dapat dibedakan menjadi 2, yaitu wilayah formal adalah wilayah yang dipandang dari satu aspek tertentu yang mempunyai sifat – sifat dan ciri – ciri yang relatif sama. Kriteria tersebut dapat berupa aspek fisik seperti; ketinggian, bentuk lahan, dan curah hujan, kegiatan ekonomi (daerah pertanian), peternakan, industri dan sebagainya. Serta wilayah fungsional adalah suatu wilayah yang mempunyai ketergantungan antara daerah pusat dengan daerah belakangnya atau suatu wilayah yang dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling dihubungkan dengan garis melingkar (daerah belakangnya). d) Hidrologi yang terdiri dari air permukaan dan air tanah dangkal Hidrologi yaitu suatu Cabang ilmu geografi yang mempelajari seputar pergerakan, distribusi, dan kualitas air yang ada dibumi. Ilmu hidrologi dikenal sejak zaman 1608 M. Hidrologi adalah ilmu yang mengkaji suatu kehadiran dan pergerakan air dibumi. Dalam



kajian



hidrologi



ini



meliputih



potamalog



(aliran



permukaan), geohidroligi (air tanah), hidrometeorologi (air yang ada di udara dan berwujud gas), limnologi (air permukaan yang relatif tenang seperti danau, dan waduk), kriologi (air berwujud padat seperti es dan



salju). Orang yang mempelajari ini hidrologi disebut dengan hidrologist. Geohidrologi adalah ilmu yang mempelajari air yang berada di dalam tanah (ground water/ air tanah). Air Tanah adalah air (yang berasal dari air hujan) yang tersimpan pada rongga-rongga (porosity/ intencities) batuan atau tanah pada rongga jenuh yang bergerak. Rongga jenuh disebut juga saturated zone. Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah di sini berfungsi sebagai saringan. Disamping penyaringan, pengotoran juga masih terus berlangsung, terutama pada muka air yang dekat dengan muka tanah, setelah menemui lapisanrapat air, air yang akan terkumpul merupakan air tanah dangkal dimana air tanahini dimanfaatkan untuk sumber air minum melaui sumur-sumur dangkal (Parulian, 2009). Menurut (Effendi, 2003) selain persyaratan kualitas fisik air, kimia air, biologi dan radiologi, ada pula persyaratan kandungan ion dalam air baik ion utama yang banyak terdapat di perairan, ion minor yang terdapat sedikit diperairan maupun ion renik. Berikut beberapa kualitas fisik air : 1)



Cahaya Cahaya yang mencapai perairan akan diubah menjadi energy panas. Air memiliki sifat pemanasan yang khas karena memiliki kapasitas panas spesifikyang tinggi. Hail ini berarti bahwa energy yang diutuhkan untuk meningkatkan suhu air sebesar 10 C lebih besar dari energy yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu materi lain sebesar 10C. Demikian pula halnya dengan proses penurunan suhu. Oleh karena itu, perairan membutuhkan waktu



yang lebih lama untuk menaikan dan menurunkan suhu, jika dibandigkan dengan daratan. Cahaya merupakan sumber energi utama dalam ekosistem perairan. 2)



Suhu Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang ketinggian dari permukaan laut, aktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air. Peubahan suhu dan berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi badan air. Suhu juga sangat berperan mengendalikan kondisi ekosistem perairan. Organisme akuatik memiliki kisaran suhu (batas atas dan bawah) yang disukai pertumbuhannya. Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi, dan volatilisasi. Peningkatan suhu juga menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air, misalnya gas O2, CO2, N2,CH4, dan sebagainya. Selain itu, peningkatan suhu yang menyebabkan peningkatan kecepatan metabolism dan respirasi organisme air, dan selanjutnya mengakibatkan peningkatan konsumsi oksigen (Effendi, 2003).



3)



Kecerahan dan Kekeruhan Kecerahan air tergantung paad warna kekeruhan. Kecerahan merupakan



ukuran



transparansi perairan.



Nilai



kecerahan



dinyatakan dengan satuan meter. Nilai ini sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukran, kekeruhan dan padatan tersuspensi, serta ketelitian orang yang melakukan pengukuran. Pengukuran sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah. Kekeruhan menggambarkan sifat otik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat didalam air. Kekeruhan disebankan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut. Kekeruhan dinyatakan dalam satuan unit tubiditas, yang setara dengan 1 mg/L SiO2 (Effendi, 2003).



4)



Warna Warna perairan biasanya dikelompokan menjadi dua yaitu warna sesunggunya dan warna tampak. Warna sesunggunya adalah warna yang hanya disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut. Pada penentuan warna sesungguhnya, bahan-bahan tersuspensi yang dapat menyebabkan kekeruhan dipisahkan terlebih dahulu. Warna tampak adalah warna yang tidak hanya disebabkan oleh bahan terlarut, tetapi juga oleh bahan tersuspensi. Warna perairan ditimbulkan karena adanya bahan organic dan bahan anorganik karena keberadaan planton, humus, dan ion-ion logam (Effendi, 2003). Berdasarkan



Permenkes



No.416/Menkes/Per/IX/1990,



yang



membedakan antara kualitas air bersih dan air minum adalah standar kualitas setiap parameter fisik, kimia, biologis dan radiologis maksimum yang diperbolehkan. b. Komponen Hubungan Ekologi Kata ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernst Haeckel seorang ahli biologi Jerman pada tahun 1866. Menurut Ernst Haeckel ekologi adalah ilmu yang komprehensif yang memperlajari hubungan antar organisme dengan lingkungannya. Burdon-Sanderson



menyatakan



ekologi



adalah



ilmu



yang



memperlajari hubungan/relasi eksternal antara tanaman dan hewan satu sama lain, serta keberadaannya pda masa lampau dan masa kini. Relasi eksternal tersebut untuk membedakan dengan fisiologi (relasi internal) dan morfologi



(struktur).



Krebs



memperjelas



definisi



ekologi



yaitu



pengetahuan ilmiah mengenai interaksi yang menentukan distribusi dan kelimpahan suatu organisme (ekologi adalah mengenai dimana organisme ditemukan, berapa jumlahnya, dan mengapa). Sedangkan Ricklefs mendefinisikan ekologi sebagai ilmu lingkungan alam, terutama mempelajari hubungan mendalam antara organisme dengan lingkungan sekitarnya.



Berdasarkan definisi-definisi di atas makan dapatdisimpulkan bahwah ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antar organisme atau organisme dengan lingkungannya. Berdasarkan perkembangannya ekologi bisa disebut sebagai ilmu dasar lingkungan, ilmu yang mempelajari makhluk hidup dalam rumah tangganya atau ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup sesamanya dengan komponen di sekitarnya. Ekologi menganut prinsip keseimbangan dan keharmonisan semua komponen



alam.



Terjadinya



bencana



alam



merupakan



contoh



keseimbangan dan keharmonisan alam terganggu. Ekologi memandang makhluk hidup sesuai dengan perannya masing-masing. Semua makhluk hidup di alam memiliki peran yang berbeda dalam menciptakan keharmonisan dan keseimbangan alam. Ruang Lingkup Ekologi Ruang lingkup ekologi dapat digambarkan melalui spektrum biologi, yang menggambarkan arasaras organisasi kehidupan sebagai berikut : Makromolekul ——> protoplasma ——> sel — —> jaringan ——> organ tubuh ——> sistem organ — —> organisme ——> populasi ——> komunitas ——> ekosistem ——> biosfer. 1) Individu ialah unit terkecil dari suatu makhluk hidup, merupaka unit tunggal. Contohnya seorang manusia, seekor domba, atau sebuah pohon manga. 2) Populasi adalah kelompok individu-individu yang memiliki kesamaan genetic atau anggota-anggota dari spesies yang sama,dan berada bersama-sama dalam tempat dan waktu yang sama.. Contohnya populasi rusa di pulau Jawa, populasi banteng di Ujung Kulon, populasi badak di Ujung Kulon, dan populasi ayam kampung di Jawa Barat. 3)



Komunitas adalah kelompok populasi yang berada bersama-sama dalam tempat dan waktu tertentu. Contohnya komunitas lautan, komunitas hutan hujan tropik.



4) Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. 5) Biosfer adalah ekosistem global--jumlah seluruh ekosistem planet, atau seluruh makhluk hidup dan tempatnya hidup. Biosfer merupakan tingkatan yang paling kompleks dalam ekologi. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan



lingkungannya



dan



yang



lainnya.



Berasal



dari



kata



Yunani oikos (”habitat”) dan logos (”ilmu”). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatantingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik. c. Komponen Sosial Komponen sosial biasanya terdiri dari aspek-aspek sosial masyarakat desa seperti budaya, kearifan lokal, aparatur desa, lembaga sosial, dan nilai-nilai sosial yang diterapkan oleh masyarakat desa.



Komponen sosial merupakan segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat membentuk suatu unsur unsur kemasyarakatan hingga terjadinya suatu interaksi antara yang satu dengan yang lain Manusia sebagai salah satu makhluk hidup memiliki peranan penting dalam mengelola lingkungan hidup, apabila terjadi kerusakan lingkungan



hidup



maka



akan



sangat



berpengaruh



terhadap



keberlangsungan kehidupan manusia itu sendiri. Kerusakan lingkungan hidup dapat terjadi di darat, udara, maupun air. Faktor penyebabnya yaitu bisa dari faktor alam dan juga faktor manusia itu sendiri. Salah satu kerusakan lingkungan hidup akibat alam yaitu terjadinya letusan gunung berapi, yang dapat menyebabkan hujan abu vulkanik, lava dan awan yang panas, menghasilkan gas beracun, serta material padat yang dapat menimpa perumahan. Sedangkan kerusakan lingkungan hidup akibat ulah manusia itu sendiri dapat menyebabkan pencemaran limbah industri, banjir, tanah longsor, dll. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan lingkungan hidup yaitu dengan menanam pohon atau penghijauan kembali terhadap tanah yang gundul, mengurangi emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon, melarang pemakaian bahan peledak untuk mencari ikan, dan tidak melakukan perburuan liar. d. Komponen Biologis  



Lingkungan biologis adalah semua hal di sekitar kita yang bersifat



hidup atau biotik. Adapun komponen dari lingkungan biologis adalah mikroorganisme baik itu virus, jamur, bakteri, parasit, metazoa dan lain lain. Komponen selanjutnya adalah hewan dan juga tumbuhan. Komponen Biotik Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, komponen biotik adalah semua mahkluk hidup yang berada di dalam sebuah ekosistem. Contoh anggota komponen biotik antara lain manusia, hewan, tumbuhan,



bahkan jasad renik. Ternyata, komponen biotik ini bisa dikelompokan lagi menjadi beberapa kelompok. Komponen biotik dibagi menjadi 3, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai. Produsen merupakan organisme yang bisa membuat makanan sendiri. Contohnya apa, hayo? Yapi, betul banget! Contohnya adalah tumbuhan. Karena kemampuannya untuk membuat makanan sendiri itu, produsen juga digolongkan sebagai autotrof. Setelah produsen, ada juga yang disebut dengan konsumen. Berbeda dengan produsen yang merupakan autotrof, konsumen ini disebut sebagai heterotrof karena mereka tidak bisa membuat makanan sendiri. Konsumen



dibagi



menjadi



3



jenis,



yaitu herbivora (pemakan



tumbuhan), karnivora (pemakan hewan), dan omnivora (pemakan hewan dan tumbuhan). Selain itu, berdasarkan urutan makanannya, konsumen dibagi ke dalam 3 jenjang, yaitu Konsumen I, Konsumen II, dan Konsumen III. Ketiga jenjang konsumen ini bisa dijelaskan lebih jauh dalam skema piramida makanan dan jaring-jaring makanan.  Kelompok komponen biotik yang terakhir adalah pengurai. Pengurai adalah organisme yang berfungsi sebagai pengurai organisme yang sudah mati. Pengurai ini juga dibagi lebih lanjut ke dalam 2 kelompok,



yaitu



detritivor



dan



dekomposer. Detritivor bertugas



menguraikan bahan organik besar dari organisme yang sudah mati menjadi



bahan



organik



Sedangkan dekomposer merupakan



yang pengurai



kemudian diproses menjadi bahan anorganik. 



lebih bahan



organik



kecil. untuk



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Perencanaan telah beranjak dari kegiatan yang bersifat naluriah, spontan, dan bersifat subyektif berdasar pengalaman masa lalu menjadi suatu proses yang sistematik, dan obyektif. Perencanaan yang telah dilakukan dengan baik sering menjadi gagal karena kurangnya perhatian terhadap pelaksanaannya. Perencana kesehatan merasa tugasnya telah selesai ketika mereka menghasilkan dokumen perencanaan. Perencanaan harus dikenali sebagai satu bagian suatu proses menyeluruh yang melibatkan analisis kebijakan, persiapan perencanaan, pengelola perencanaan, evaluasi dan penelitian. Perencanaan merupakan inti kegiatan manajemen, karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan itu memungkinkan para pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan sumber daya mereka secara berhasil guna dan berdaya guna. Banyak batasan perencanaan yang telah dibuat oleh para ahli. Dari batasan-batasan yang telah ada dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perencanaan adalah suatu kegiatan atau proses penganalisaan dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuantujuan demi masa depan yang baik. Dari batasan ini dapat ditarik kesimpulankesimpulan antara lain : 1.



Perencanaan harus didasarkan kepada analisis dan pemahaman sistem dengan baik.



2.



Perencanaan pada hakekatnya menyusun konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan misi organisasi.



3. Perencanaan secara implisit mengemban misi organisasi untuk mencapai hari depan yang lebih baik. Secara sederhana dan awam dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses yang menghasilkan suatu uraian yang terinci dan lengkap tentang suatu program atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Oleh sebab itu, hasil proses perencanaan adalah "rencana" (plan).



Lingkungan adalah seluruh faktor luar yang mempengaruhi suatu organisme. Faktor-faktor ini dapat berupa organisme hidup (biotik) atau variabel-variabel yang tidak hidup (abiotik). Misalnya, suhu, curah hujan, panjangnya siang, angin serta arus laut. Interaksi- interaksi antara organisme-organisme dengan kedua faktor biotik dan abiotik membentuk suatu ekosistem. Bahkan perubahan kecil suatu factor dalam suatu ekosistem dapat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu jenis binatang atau tumbuhan dalam lingkungannya. Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pasal 1, menjelaskan bahwa lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya dengan mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Daftar komponen kesehatan lingkungan dari Leopard yang dikutip oleh F.Gunarwan Soeratmo (1988) adalah : a. Komponen fisik dan kimia b. Komponen hubungan ekologi c. Komponen sosial d. Komponen biologis B. Saran Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca untuk menambah referensi. Bila ada kesalahan dalam penulisan atau isi makalah saya selaku pembuat makalah minta maaf sebesar –besarnya.



DAFTAR PUSTAKA Amsyari, F. 2003. Dasar-Dasar dan Metode Perencanaan Lingkungan Dalam Pembangunan Nasional. Jakarta : Widya Medika. Kusmiadi, H. R. 1995. Teori dan Teknik Perencanaan Edisi Pertama. Bandung : Penerbit Ilham Jaya. Mukono, H.J. 2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan Edisi Kedua. Surabaya : Airlangga University Press. Mulyanto, R. 2007. Ilmu Lingkungan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Notoatmodjo, S. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2 Mei. Jakarta : Rineka Cipta. Reinke, W. 1994. Perencanaan Kesehatan Untuk Meningkatkan Efektifitas Manajemen. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.