Makalah Perencanaan Evaluasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH Evaluasi Remidiasi Hasil Belajar Matematika (Perencanaan Evaluasi)



Oleh : Naning Muhtarromah



1710251003



Yukhlita Khaulida



1710251009



Dosen Pembimbing Hana Puspita Eka Firdaus, M.Pd



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2020 1



KATA PENGANTAR Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Makalah ini di susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya penyusun mendapat bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada Ibu Hana Puspita Eka Firdaus, M.Pd, selaku dosen mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Matematika dan Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan bagi pembaca, semoga apa yang kami bahas disini dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan teman – teman semua. Terima kasih.



Jember, 09 Januari 2020



Penyusun,



2



DAFTAR ISI Cover ........................................................................................................................



1



Kata Pengantar ........................................................................................................



2



Daftar Isi ..................................................................................................................



3



BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................



4



1.1 Latar Belakang ..............................................................................................



4



1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................



4



1.3 Tujuan ............................................................................................................



4



BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................



5



2.1 Perencanaan Evaluasi ...................................................................................



5



2.2 Pentingnya Analisis Kebutuhan ...................................................................



6



2.3 Langkah-langkah Perencanaan Evaluasi ......................................................



8



BAB III PENUTUP .................................................................................................



12



3.1 Kesimpulan ..................................................................................................



12



3.2 Saran .............................................................................................................



12



Daftar Pustaka .........................................................................................................



13



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan suatu kegiatan evaluasi akan dipengaruhi oleh keberhasilan evaluator dalam melaksanakan prosedur evaluasi. Prosedur yang dimaksud ialah langkah-langkah pokok yang harus ditempuh dalam kegiatan evaluasi. Dalam makalah ini, prosedur pengembangan evaluasi belajar terdiri atas: (1) perencanaan evaluasi, yang meliputi anaisis kebutuhan, tujuan evaluasi, menyusun kisi-kisi, mengembangkan draf instrumen, uji coba dan analisis, merevisi dan menyusun instrumen final, (2) pelaksanaan evaluasi, (3) monitoring, (4) pengolahan data, (5) pelaporan hasil evaluasi, (6) pemanfaatan atau penggunaan hasil evaluasi.  Baik buruknya evaluasi berada ditangan evaluator, yaitu guru yang melaksanakan proses pembelajaran dalam suatu bidang studi/mata pelajaran atau tim khusus yang dibentuk untuk melakukan evaluasi program pembelajaran secara keseluruhan. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1



Jelaskan perencanaan evaluasi !



1.2.2



Bagaimana pentingnya analisis kebutuhan ?



1.2.3



Bagaimana langkah-langkah perencanaan evaluasi ?



1.3 Tujuan 1.3.1



Mengetahui perencanaan evaluasi



1.3.2



Mnegetahui pentingnya analisis kebutuhan



1.3.3



Mengetahui langkah-langkah perencanaan evaluasi



4



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Perencanaan Evaluasi Mengacu pada konsep manajemen, proses evaluasi pendidikan dapat dibagi menjadi tiga bagian utama: Perencanaan (Planning), Implementasi (Implementing), dan Evaluasi (Evaluating). Jadi dalam proses ini kita mulai dengan merencanakan evaluasi, mengimplementasikan evaluasi, dan mengevaluasi evaluasi. Kita perlu merencanakan dan melaksanakan evaluasi secara sistematis dengan cara (a) mengidentifikasi kebutuhan, (b) memilih strategi yang tepat dari berbagai alternatif, (c) memonitor perubahan yang muncul, dan (d) mengukur dampak dari perubahan tersebut.



Mengevaluasi evaluasi berarti bahwa evaluasi itu hendaknya



memang harus dievaluasi (meta-evaluation). Jelas bahwa proses perencanaan evaluasi merupakan bagian yang paling penting dalam proses evaluasi secara keseluruhan. Kita harus memiliki perencanaan evaluasi yang baik sebelum hal tersebut diimplementasikan. Dengan perencanaan yang baik, diharapkan bahwa implementasi evaluasi akan berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sebelum kita berbicara mengenai perencanaan evaluasi, kita perdalam lebih dahulu istilah ‗rencana‘ dan ‗perencanaan‘. Kita pahami bahwa rencana adalah ―a detailed proposal for doing or achieving something‖, artinya suatu rancangan rinci untuk melakukan sesuatu atau mencapai sesuatu. Dalam hal ini, perencanaan berarti ―proses merencanakan sesuatu‖. Harus kita sadari bahwa perencanaan merupakan suatu cara untuk memproyeksi maksud dan tujuan.



Seperti yang telah kita tahu, perencanaan



berkaitan dengan konsep masa depan, masalah-masalah yang memerlukan imajinasi dan pilihan (choice), pemikiran yang ditujukan ke masa depan, dan proses mencapai suatu tujuan.



Oleh karena itu, perencanaan mencerminkan upaya yang penuh



pertimbangan. Perencanaan diakui sebagai cara yang paling andal (reliable) untuk mewujudkan



tujuan



dan



sasaran.



Perencanaan merupakan suatu cara untuk



menentukan serangkaian tindakan untuk mengarahkan tindakan tersebut agar sesuai dengan visi. Ackoff menyatakan bahwa walaupun perencanaan itu merupakan suatu proses pembuatan-keputusan, perencanaan adalah jenis pembuatan keputusan khusus: (a) perencanaan merupakan sesuatu yang kita lakukan sebelum bertindak, artinya adalah 5



pembuatan keputusan yang sifatnya antisipatif; (b) perencanaan diperlukan bila keadaan masa depan yang kita inginkan tersebut melibatkan sejumlah putusan yang saling berkaitan, artinya suatu sistem keputusan; dan (c) perencanaan merupakan suatu proses yang diarahkan untuk menghasilkan keadaan di masa depan yang diinginkan, dan tidak diharapkan muncul kecuali ada suatu tindakan yang dilakukan. Jelaslah bahwa dengan perencanaan yang matang, tindakan yang kita lakukan biasanya akan mulus dan lancar, kecuali ada hal-hal lain yang tidak kita perhitungkan sebelumnya atau yang memang tidak bisa kita antisipasi (dalam batas-batas kemampuan kita sebagai manusia). Sebagai contoh, Anda mungkin pernah mendengar bahwa dengan perencanaan yang matang, berarti 50% dari pekerjaan kita sudah selesai, sisanya tinggal implementasi dan evaluasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa maksud dari perencanaan evaluasi adalah menguraikan strategi mengenai cara mendapatkan dan menganalisis data yang akan membantu meningkatkan efektivitas dari suatu evaluasi program pendidikan.



Termasuk ke



dalam perencanaan evaluasi ini adalah: (1) penjelasan mengenai perlunya evaluasi dan tanggung jawab melakukan evaluasi; (2) penentuan batasan evaluasi dan analisis konteks evaluasi; (3) identifikasi pertanyaan, kriteria, dan masalah evaluatif; (4) perencanaan pengumpulan, analisis dan interpretasi informasi; dan (5) mengembangkan team manajemen perencanaan evaluasi, termasuk penentuan waktu, anggaran dan biaya, personel, serta menentukan penilaian, monitoring, dan perbaikan perencanaan evaluasi sampai mendapatkan suatu kesepakatan mengenai prosedur evaluasi yang akan dilakukan. 2.2 Pentingnya Analisis Kebutuhan Pada dasarnya, analisis kebutuhan merupakan bagian integral dari system pembelajaran secara keseluruhan. Analisis kebutuhan dapat digunakan untuk menyelessaikan masalah-masalah pembelajaran. Melalui analisis kebutuhan, evaluator akan memperoleh kejelasan masalah dalam pembelajaran sehingga dapat memberikan rekomendasi kepada pembuat atau penentu kebijakan. Jadi analisis kebutuhan adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mengidentifikasi kebutuan dan menentukan skala prioritas pemecahannya. Hal penting yang harus dipahami oleh evaluator adalah ketika melakukan analisis kebutuhan dalam pembelajaran hendaknya dimulai dari peserta didik, kemudian komponen-komponen yang terkait. Perencanaan evaluasi dapat dibagi 6



dalam tiga pendekatan, yaitu: (1) goal-based evaluation, (2) process-based evaluation, dan (3) outcome-based evaluation. Dalam hal ini Anda tidak hanya sekedar mengambil salah satu jenis pendekatan yang ada, tetapi Anda harus mengaitkannya dengan tujuan dilakukannya suatu evaluasi. Berikut ini akan dibahas satu per satu jenis pendekatan evaluasi yang memungkinkan untuk menyempurnakan perencanaan evaluasi. a.



Goal-based Evaluation. Pendekatan ini berkaitan dengan pencapaian seluruh tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Beberapa pertanyaan yang diajukan saat Anda merencanakan suatu evaluasi bila akan menggunakan pendekatan ini adalah: 1. Bagaimana cara menentukan tujuan dan sasaran program? Apakah proses ini akan efektif? 2. Apa kriteria dari kemajuan program dalam mencapai tujuan tersebut? 3. Akankah tujuan tersebut dicapai sesuai dengan batas waktu yang ditentukan dalam implementasi program? Jika tidak, mengapa? 4. Apakah



evaluator



memiliki



cukup



sumberdaya



(dana,



peralatan,



fasilitas, pelatihan, dsb.) untuk mencapai tujuan tersebut? 5. Bagaimana mengubah prioritas agar program bisa lebih fokus dalam mencapai tujuan tersebut? (pertanyaan ini bisa dianggap sebagai putusan manajemen ketimbang suatu pertanyaan evaluasi.) 6. Apakah batas waktu bisa diubah (hati-hati dalam membuat perubahan ini karena hal ini berkaitan dengan penjadwalan)? 7. Bagaimana mungkin bisa



mengubah



tujuan



mempengaruhi



tersebut



(ketahui



pencapaian



memutuskan untuk mengubah tujuan)?



upaya-upaya



tujuan



sebelum



yang Anda



Apakah ada tujuan yang bisa



ditambahkan atau dikurangkan? Apa alasannya? b. Process-based Evaluation. Process-based evaluations digunakan untuk memahami secara mendalam bagaimana suatu program berjalan.



Evaluasi ini akan berguna jika suatu



program bersifat sangat lama dan telah berubah selama bertahun-tahun. Sebagai contoh,



Anda



mungkin



merencanakan



evaluasi



berbasis proses untuk



mengetahui implementasi kurikulum berbasis kompetensi di suatu sekolah menengah selama 3 tahun.



Di sini Anda bisa mengevaluasi sejauh mana



kompetensi para guru untuk melaksanakan kurikulum berbasis kompetensi ini, 7



bagaimana dampak dari pelaksanaan kurikulum itu terhadap siswa, atau apa alasan guru untuk tidak melaksanakan KBK. Sebelum Anda melakukan evaluasi jenis ini, Anda hendaknya menguji pendekatan ini dalam satu atau dua program sebelum Anda menerapkannya pada seluruh program. 2.3 Langkah-langkah Perencanaan Evaluasi Dalam perencanaan penilaian hasil belajar, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, seperti merumuskan tujuan penilaian, mengidentifikasi kompetensi dan hasil belajar, menyusun kisi-kisi atau blueprint, mengembangkan draft instrument, uji coba dan analisis instrument, revisi dan merakit instrument baru. 1) Menentukan Tujuan Penilaian Tujuan penilaian ini harus dilaksanakan secara jelas dan tegas serta ditentukan sejak awal, karena menjadi dasar untuk menentukan arah, ruang lingkup materi, jenis/model, dan karakter alat penilaian. Tujuan penilaian jangan terlalu umum sehingga tidak menuntun guru dalam menyusun soal. Dalam penilaian hasil belajar, ada empat kemungkinan tujuan penilaian, yaitu: a)



Untuk memperbaiki kinerja atau proses pembelajaran (formatif),



b) Untuk menentukan keberhasilan peserta didik (sumatif), c)



Untuk mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran (diagnostic),



d) Atau untuk menempatkan posisi peserta didik sesuai dengan kemampuannya (penempatan). Rumusan tujuan penilaian harus memperhatikan domain hasil belajar, seperti domain kognitif, afektif dan psikomotorik. 2) Mengidentifikasi Kompetensi dan Hasil Belajar Kompetensi guru adalah penguasaan terhadap pengethauan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru. Dalam kurikulum berbasis kompetensi, semua jenis  kompetensi dan hasil belajar sudah dirumuskan oleh tim pengembang kurikulum, seperti standar kompetensi, kompetensi disarm hasil belajar dan indicator. Guru tinggal mengidentifikasi kompetensi mana yang akan dinilai. Mengenai hasil belajar, Benyamin S. Bloom, dkk. Dalam buku Zainal Arifin mengelompokkan tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. 3) Menyusun Kisi-Kisi 8



Penyusunan kisi-kisi dimaksudkan agar materi penilaian betul-betul representative dan relevan dengan materi pelajaran yang sudah diberikan oleh guru kepada peserta didik. Jika materi penilaian tidak relevan dengan materi pelajaran yang telah diberikan, maka akan berakibat hasil penilaian itu kurang baik. Begitu juga jika materi penilaian terlalu banyak dibandingkan dengan materi pelajaran, maka akan berakibat sama. Untuk melihat apakah materi penilaian relevan dengan materu pelajaran atau apakah materi penilaian terlalu banyak atau kurang, guru harus menyusun kisi-kisi (lay-out ataublue-print atau table of specifications). Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topic atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu. Fungsi kisi-kisi adalah sebagai pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi perangkat tes. Kisi-kisi yang baik akan memperoleh perangkat soal yang related sama sekalipun penulis soalnya berbeda. Dalam konteks penilaian hasil belajar, kisi-kisi soal disusun berdasarkan silabus setiap mata pelajaran. Jadi, guru harus melakukan analisis silabus terlebih dahulu sebelum menyusun kisi-kisi soal. Langkah-langkah menyusun kisi-kisi soal adalah : a)



Analisis silabus,



b) Menyusun kisi-kisi, c)



Membuat soal,



d) Menyusun lembar jawaban, e)



Membuat kunci jawaban,



f)



Menyusun pedoman penskoran. Dalam praktiknya, seringkali guru di sekolah membuat soal langsung dari



buku sumber. Hal ini jelas sangat keliru, karena buku sumber belum tentu sesuai dengan silabus. Kisi-kisi ini menjadi penting dalam perencanaan penilaian hasil belajar, karena di dalamnya terdapat sejumlah indikator  sebagai acuan dalam mengembangkan instrument (soal). Kisi-kisi soal yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu, antara lain : a)



Representative



b) Komponennya harus terurai/terperinci, jelas dan mudah dipahami, c)



Soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan. 9



Format kisi-kisi dapat dibagi menjadi dua komponen, yaitu komponen identitas dan komponen matriks. Komponen identitas ditulis di bagian atas matriks dibuat dalam bentuk kolom ysng sesuai. Komponen identitas meliputi jenis/jenjang sekolah, jurusan/program studi, bidang studi/mata pelajaran, tahun ajaran dan semester, kurikulum acuan. Alokasi waktu, jumlah soal keseluruhan, dan bentuk soal. Kumpulan matriks terdiri atas kompetensi dasar, materi, jumlah soal, jenjang kemampuan, indikator dan nomor urut soal. 4) Mengembangkan Draf Instrumen Mengembangkan draf instrument penilaian merupakan salah satu langkah penting dalam prosedur penilaian. Instrument penilaian dapat disusun dalam bentuk tes maupun non tes. Dalam bentuk tes, berarti guru harus membuat soal. Penulisan soal adalah penjabaran indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan pedoman kisi-kisi. Setiap pertanyaan harus jelas dan terfokus, serta menggunakan bahasa yang efektif, baik bentuk pertanyaan maupun bentuk jawabannya. Kualitas butir soal akan menentukan kualitas tes secara keseluruhan. Setelah semua soal ditulis, sebaiknya soal tersebut dibaca lagi, jika perlu didiskusikan lagi dengan tim penelaah soal, baik dari ahli bahasa, ahli bidang studi, ahli kurikulum dan ahli evaluasi. Dalam bentuk non-tes, guru dapat membuat angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, studi dokumentasi, skala sikap, penilaian bakat, minat, dan sebagainya. 5) Uji Coba dan Analisis Soal Jika semua soal sudah disusun dengan baik, maka perlu diujicobakan terlebih dahulu di lapangan. Tujuannya untuk mengetahui soal-soal mana yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali, serta soal-soal mana yang baik untuk dipergunakan selanjutnya. Soal yang baik adalah soal yang sudah beberapa kali mengalami beberapa uji soal dan revisi, yang didasarkan atas analisis empiris dan rasional. Analisis empiris dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan setiap soal yang digunakan. Informasi empiris umumnya menyangkut segala hal yang dapat mempengaruhi validitas soal, seperti aspekaspek keterbacaan soal, tingkat kesukaran soal, bentuk jawaban, daya pembeda soal, pengaruh kultur, dan sebagainya, sedangkan analisis rasional dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan setiap soal. Hal yang sama dilakukan pula terhadap instrument evaluasi dalam bentuk nontes. 10



6) Revisi dan Merakit Soal Setelah soal diuji coba dan analisis, kemudian direvisi sesuai dengan proporsi tingkat kesukaran soal dan daya pembeda. Dengan demikian, ada soal yang dapat diperbaiki dari segi bahasa, ada juga soal yang harus direvisi total, baik yang menyangkut pokok soal maupun alternative jawaban, bahkan ada soal yang harus dibuang atau disisihkan. Berdasarkan hasil revisi soal ini, barulah dilakukan perakitan soal menjadi suatu insrumen yang terpadu. Untuk itu, semua hal yang dapat memengaruhi validitas skor tes, seperti nomor urut soal, pengelompokkan bentuk soal, penataan soal, dan sebagainya haruslah diperhatikan.



11



BAB III PENUTUP 2.1 Kesimpulan Perencanaan evaluasi sangat diperlukan dalam melaksanakan suatu kegiatan evaluasi agar mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai dengan apa yang akan direncanakan. Maksud dan tujuan dari pelaksanaan evaluasi adalah mengumpulkan data dan informasi mengenai keseluruhan aspek kepribadian dan prestasi belajar peserta didik yang meliputi data pribadi (personal), data tentang kesehatan peserta didik, data tentang prestasi belajar (achievement) peserta didik, data tentang sikap (attitude) peserta didik, data tentang bakat (aptitude) peserta didik, personal penyesuaian (adjustment), data tentang minat (interest) peserta didik, data tentang rencana masa depan peserta didik yang dibantu oleh guru dan orang tuan sesuai dengan kesanggupan anak, data tentang latar belakang keluarga peserta didik. Maksud dan tujuan monitoring ini dilakukan guna untuk mengetahui apakah pelaksanaan evaluasi tersebut berjalan dengan apa yang telah ditetapkan atau belum terlaksana sesuai dengan yang ditetapkan. Monitoring mempunyai dua fungsi pokok pertama yaitu untuk melihat relevansi pelaksanaan evaluasi dengan perencanaan evaluas, kedua untuk melihat  hal-hal apa yang terjadi selama pelaksanaan evaluasi. Dalam pengolahan data biasanya sering digunakan analisis statistik, analisis statistik digunakan jika ada data kuantitatif, yaitu data-data yang berbentuk angka angka sedangkan untuk data kualitatif yaitu data yang berbentuk kata-kata tidak dapat di olah dengan statistik. 2.2 Saran Sebagai pendidik sebaiknya terlebih dahulu melakukan atau menyusun suatu perencanaan sebelum melakukan kegiatan evaluasi agar mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai dengan apa yang direncanakan, selain itu ketika perencanaan tersebut telah berjalan hendaknya untuk memonitoring apa yang sedang dilakukan agar bisa diketahui apakah yang dilakukan tersebut sesuai dengan yang direncanakan atau tidak sehingga jika tidak sesuai masih dapat di perbaiki. Setelah itu jangan lupa untuk mengolah data yang telah ada dan memberikan hasil laporan dari data yang telah benar-benar tepat sehingga laporan dari data tersebut digunakan sebagaimana mestinya.



12



DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, (1988), Penilaian Program Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara. Depdikbud, (1983). Penilaian Program Pendidikan, Modul 12 Program Akta V-B, Jakarta. Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya  Offset.



13