Makalah Perencanaan Pembel. Bhs Indo k.3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

"KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA"



Disusun Oleh: Kelompok III 1. Lira Nopriana



(2018112079)



2. Mirza Nuriah



(2018112078)



3. Rani Sukriyani



(2018112077)



Dosen Pembimbing



: Aby Fatwa Negara, M.Pd.



Semester/Kelas



: 5C



Mata Kuliah



: Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia



Program Studi



: Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA PALEMBANG TAHUN AKADEMIK 2020/2021 1



KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia”. Dan kami berterima kasih kepada Aby Fatwa Negara, M.Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang membangun.



Palembang, 19 Oktober 2020



Kelompok 3



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................................................ DAFTAR ISI....................................................................................................................................... BAB



I



PENDAHULUAN................................................................................................................... 1.1



Latar



Belakang........................................................................................................................... 1.2



Rumsan Masalah.....................................................................................................................



1.3



Tujuan



Makalah........................................................................................................................ BAB



II



PEMBAHASAN.................................................................................................................... 2.1



Pengertian



Perencanaan



Pembelajaran...................................................................................... 2.2



Fungsi



Perencanaan



Pembelajaran............................................................................................. 2.3



Ruang



Lingkup



Perencanaan



Pembelajaran................................................................................ 2.4



Manfaat



Perencanaan



Pengajaran............................................................................................... 2.5



Pengertian



Perencanaan



Secara



Umum.....................................................................................



3



2.6



Pengertian



Perencanaan



Pembelajaran



Bahasa



Indonesia......................................................... 2.7



Jenis-Jenis



Perencanaan



Pembelajaran



Bahasa



Indonesia......................................................... 2.8



Tujuan Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia..........................................



BAB



III



PENUTUP............................................................................................................................ 3.1 Kesimpulan................................................................................................................................. 3.2 Saran........................................................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Pengembangan



kualitas



sumberdaya



manusia



sebagai



rangkaian



upaya untuk



mewujudkan manusia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya serta untuk kesejahteraan bangsa mencakup pengembangan manusia, baik sebagai insan maupun sebagai sumberdaya pembangunan. Manusia sebagai insan menjadi perhatian karena dalam peningkatan sumberdaya, manusia menjadi dasar dari kehidupan dirinya. Tentunya keberhasilan membangun manusia sebagai insan seutuhnya akan menentukan keberhasilan membangun manusia pada sisi lainnya, yaitu pelaku dalam membangun diri dan lingkungannya. Dari berbagai bentuk pengembangan kualitas sumber daya manusia, pendidikan dapat dikatakan sebagai katalisator utama pengembangan sumber daya manusia. Berkenaan perbincangan pendidikan, dalam konteks ke 4



Indonesiaan, maka hal tersebut identik dengan pendidikan formal di sekolah yang paradigma, pendekatan, bentuk, pengelolaan, kurikulum dan manajemennya dari pemerintah. Meskipun telah dilakukan upaya peningkatan pendidikan oleh pemerintah dengan melakukan perubahan paradigma dan kurikulum, namun perubahan tersebut dari masa ke masa masih belum memberikan hasil yang memuaskan. Dalam sebuah kutipan Adang Rukhiyat tentang survey mutu pendidikan Internasional, Indonesia setia menempati peringkat bawah. Human Development Index (HDI) memposisikan Indonesia di peringkat 102 dari 106 negara yang disurvey. Sementara PERC (The Political Economic Risk Consultation) menempatkan sistem pendidikan Indonesia pada peringkat ke-12 dari 12 negara yang disurvey, satu peringkat di bawah Vietnam. Dengan melihat data tersebut, maka diperlukan upaya keras untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Upaya terkecil yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan adalah dengan membuat perencanaan pendidikan atau pembelajaran. Dengan adanya perencanaan yang strategis akan dengan mudah mengukur dan mencapai tujuan yang diimpikan. Tentunya dalam membuat perencanaan pembelajaran tersebut harus melihat dan melibatkan komponenkomponen yang ada dalam lingkungan pendidikan. 1.2.



Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian perencanaan pembelajaran? 2. Apa fungsi perencanaan pembelajaran? 3. Bagaimana ruang lingkup perencanaan pembelajaran? 4. Apa manfaat perencanaan pengajaran? 5. Apakah pengertian perencanaan secara umum? 6. Apakah pengertian perencanaan pembelajaran bahasa indonesia? 7.



Apakah jenis-jenis perencanaan pembelajaran bahasa indonesia?



8. Apa saja tujuan penyusunan perencanaan pembelajaran bahasa indonesia? 5



1.3



Tujuan Makalah Makalah sederhana ini bertujuan untuk:



1. Memahami pengertian perencanaan pembelajaran. 2. Mengetahui fungsi perencanaan pembelajaran. 3. Memahami ruang lingkup perencanaan pembelajaran. 4. Mengetahui manfaat perencanaan pengajaran. 5. Memahami pengertian perencanaan secara umum. 6. Memahami pengertian perencanaan pembelajaran bahasa indonesia. 7.



Mengetahui jenis-jenis perencanaan pembelajaran bahasa indonesia.



8. Mengeahui tujuan penyusunan perencanaan pembelajaran bahasa indonesia.



BAB II PEMBAHASAN 2.1.



Pengertian Perencanaan Pembelajaran Memahami definisi Perencanaan Pembelajaran dapat dikaji dari kata-kata yang



membangunnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa perencanaan adalah proses, cara, perbuatan merencanakan (merancangkan), sementara pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sementara Herbert Simon mendefinisikan perencanaan adalah sebuah proses pemecahan masalah, yang bertujuan adanya solusi dalam suatu pilihan. Bintoro Cokroamijoyo menyebut perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan utuk mencapai tujuan tertentu. Sedang Hamzah B. Uno menjelaskan perencanaan sebagai suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai 6



langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses pemecahan masalah dengan mempersiapkan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Berkaitan dengan pengertian perencanaan pembelajaran, para ahli memiliki pendapat berlainan meskipun memiliki tujuan yang sama, diantaranya adalah: Branch yang mengartikan perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem yang berisi prosedur untuk mengembangkan pendidikan dengan cara yang konsisten dan reliable. Ritchy memberi arti perencanaan pembelajaran sebagai ilmu yang merancang detail secara spesifik untuk pengembangan, evaluasi dan pemeliharaan situasi dengan fasilitas pengetahuan diantara satuan besar dan kecil persoalan pokok. Sementara Smith & Ragan menyebut rencana pembelajaran sebagai proses sistematis dalam mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran kedalam rancangan untuk bahan dan aktifitas pembelajaran, sumber informasi dan evaluasi. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran sebagai suatu proses kerjasama, tidak hanya menitikberatkan pada kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dari pembelajaran adalah perubahan perilaku siswa baik perubahan perilaku dalam bidang kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Pengembangan perilaku dalam bidang kognitif adalah pengembangan kemampuan intelektual siswa, misalnya kemampuan penambahan pemahaman, dan informasi agar pengetahuan menjadi lebih baik. Pengembangan perilaku dalam bidang afektif adalah pengembangan sikap siswa terhadap bahan dan proses pembelajaran, maupun pengembangan sikap sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Pengembangan perilaku dalam bidang psikomotor adalah pengembangan kemampuan menggunakan otot atau alat tertentu, maupun menggunakan potensi otak untuk memecahkan permasalahan tertentu. Dari pengertian perencanaan dan pembelajaran yang telah diuraikan di atas, maka juga dapat disimpulkan pengertian dari perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yaitu perubahan tingkah laku serta rangkaian kegiatan yang hatus dilakukan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil dari 7



proses pengambilan keputusan tersebut adalah tersusunnya dokumen yang dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dari pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa perencanaan pembelajaran mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1.



Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir, artinya suatu perencanaan



pembelajaran



tidak



disusun



sembarangan



tetapi



dengan



mempertimbangkan segala aspek yang mungkin dapat berpengaruh, dan segala sumber daya yang tersedia yang dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran. 2.



Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Sehingga ketercapaian tujuan merupakan fokus utama dalam perencanaan pembelajaran.



3.



Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan pembelajaran dapat berfungsi sebagai pedoman dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.



2.2.



Fungsi Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran memainkan peranan penting dalam pelaksanaan pembelajaran



yang meliputi rumusan tentang apa yang akan diajarkan pada siswa, bagaimana cara mengajarkannya, dan seberapa baik siswa dapat menyerap semua bahan ajar ketika siswa telah menyelesaikan proses pembelajarannya. Perencanaan tersebut sangat penting bagi guru karena kalau tidak ada perencanan yang baik, tidak hanya siswa yang akan tidak terarah dalam proses belajarnya tapi guru juga tidak akan terkontrol, dan bisa salah arah dalam proses belajar yang dikembangkannya pada siswa. Berkaitan dengan fungsi perencanaan pembelajaran, mungkin pendapat Oemar Hamalik bisa dijadikan sebagai acuan, yakni; 1.



Memberi guru pemahaman yang lebih luas tentang tujuan pendidikan sekolah, dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut. 8



2.



Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.



3.



Mengurangi kegiatan yang bersifat trial and error dalam mengajar dengan adanya organisasi kurikuler yang baik, metode yang tepat dan hemat waktu.



4.



Murid-murid



akan



menghormati



guru



yang



dengan



sungguh-sungguh



mempersiapkan diri untuk mengajar sesuai dengan harapan-harapan mereka. 5.



Memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk memajukan pribadinya dan perkembangan profesionalnya.



6.



Membantu guru memiliki perasaan percaya diri pada diri sendiri dan jaminan atas diri sendiri.



7.



Sebagai acuan untuk melaksanakan proses belajar mengajar di kelas agar dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Sementara itu juga ada yang menjabarkan kegunaan atau fungsi perencanaan



pembelajaran sebagai berikut: a.



Fungsi kreatif Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang akan dapat memberikan



umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang ada sehingga akan dapat meningkatkan dan memperbaiki program. b.



Fungsi Inovatif Suatu inovasi pasti akan muncul jika direncanakan karena adanya kelemahan dan



kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan tersebut akan dapat dipahami jika kita memahami proses yang dilaksanakan secara sistematis dan direncanakan dan diprogram secara utuh. c.



Fungsi selektif



9



`



Melalui proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi mana yang dianggap lebih



efektif dan efisien untuk dikembangkan. Fungsi selektif ini juga berkaitan dengan pemilihan materi pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran. d.



Fungsi Komunikatif



Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap orang yang terlibat, baik guru, siswa, kepala sekolah, bahkan pihak eksternal seperti orang tua dan masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat mengkomunikasikan kepada setiap orang baik mengenai tujuan dan hasil yang hendak dicapai dan strategi yang dilakukan. e.



Fungsi prediktif Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan apa yang



akan terjadi setelah dilakukan suatu tindakan sesuai dengan program yang telah disusun. Melalui fungsi prediktifnya, perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan yang akan terjadi, dan menggambarkan hasil yang akan diperoleh. f.



Fungsi akurasi Melalui proses perencanaan yang matang, guru dapat mengukur setiap waktu yang



diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu, dapat menghitung jam pelajaran efektif. g.



Fungsi pencapaian tujuan Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, tetapi juga membentuk manusia yang



utuh yang tidak hanya berkembang dalam aspek intelektualnya saja, tetapi juga dalam sikap dan ketrampilan. Melalui perencanaan yang baik, maka proses dan hasil belajar dapat dilakukan secara seimbang. h.



Fungsi kontrol dan evaluatif Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian yang tidak



dapat dipisahkan dalam suatu proses pembelajaran. Melalui perencanaan akan dapat ditentukan



10



sejauh mana materi pelajaran telah dapat diserap oleh siswa dan dipahami, sehingga akan dapat memberikan balikan kepada guru dalam mengembangkan program pembelajaran selanjutnya.[4] 2.3.



Ruang Lingkup Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran atau disebut juga desain instruksional merupakan kegiatan



organisasi instruksional. Yang dimaksud dengan organisasi instruksional adalah perencanaan pembelajaran mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran atau disebut juga dengan desain instruksional. Komponen organisasi instruksional yang dimaksud adalah: 1.



Tujuan pembelajaran,



2.



Materi pembelajaran,



3.



Metode pembelajaran,



4.



Langkah-langkah interaksi pembelajaran,



5.



Sumber belajar yang digunakan, dan



6.



Evaluasi pembelajaran Secara sistematik perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan



pembelajaran, merumuskan isi/materi pembelajaran yang harus dipelajari, merumuskan kegiatan belajar, dan merumuskan sumber belajar/media pembelajaran yang digunakan serta merumuskan evaluasi pembelajaran. Untuk itu dalam bahan kuliah ini akan diarahkan bagaimana mahasiswa dapat membuat perencanaan pembelajaran tersebut. Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswa-siswinya. Perencanaan pembelajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, maka perencanaan pembelajaran digunakan sebagai pedoman kegiatan guru dalam mengajar dan pedoman siswa-siswi dalam kegiatan belajar yang disusun secara sistematis. Menentukan alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan atau evaluasi kinerja, sasaran, dan kegiatan usahanya. 2.4.



Manfaat Perencanaan Pengajaran 11



Perencanaan pengajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untruk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pengajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung. Terdapat beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu: a.



Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.



b.



Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.



c.



Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.



d.



Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.



e. 2.5.



Untuk bahan penyususan data agar terjadi keseimbangan kerja.



Pengertian Perencanaan Secara Umum Istilah perncanaan banyak dipergunakan dalam berbagai lapangan kerja atau bidang



keilmuan. Misalnya, kita mendengar seseorang yang hendak membuka usaha bisnis selalu memperhitungkan dahulu atau kita kenal pula perencanaan dalam bidang pendidikan. Dalam bahasa inggris, perencanaan tu sama dengan planning. Pemakaian istilah tersebut semakin meluas. Dalam bidang pendidikan, kita kenal perencanaan pendidikan nasional, perencanaan pendidikan regional, perencanaan pendidikan local, perencanaan pendidikan kelembagaan (institusional), bahkan ada lebih sempit lagi adalah perencanaan pengajaran. Apa yang dimaksud dengan perencanan itu? Perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Keputusan-keputusan itu disusun secara ilmiah karena menerapkan berbagai pengetahuan yang diperlukan. Perencanaan itu dapat diberi arti sebagai suatu proses pembuatan serangkaian kebijaksanaan untuk mengendalikan masa depan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Kebijakan-kebijakan tersebut disusun sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat pemakai. Perencanaan dapat pula diartikan 12



sebagai upaya untuk memadukan cita-cita nasional dengan sumber yang tersedia yang diperlukan untuk mencapai cita-cita tersebut. Dalam proses pemaduan itu dipergunakan sebagai cara yang rasional dan ilmiah hingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Satu hala yang prlu diperhatikan adalah perencanaan itu tidak hanya berakhir pada draft blue print, tetapi harus mencakup proses implementasinya. Oleh karena itu, segala sesuatu yang dimaksudkan kedalam putusan kebijakan tersebut perlu dipertimbangkan secermat mungkin. Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang dapat dilaksanakan. Dalam kaitannya dengan pengajaran, yang dimkasud dengan perencanaan pengajaran itu adalah proses penyusunan berbagai keputusan pengajaran yang akan dilaksanakan dalamproses kegiatan pengajaran untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Penerapnnya dapat dilaksanakan dalam bentuk suatu program pengajaran untuk suatu jangka waktu tertentu, skup tertentu, lembaga tertentu. Perencanaan untuk jangka waktu tertentu adalah perencanaan program tahunan, semester, mingguan, atau harian (satuan pelajaran). Untuk skup atau ruang lingkup tertentu, kita kenal perencanaan pendidikan nasional, regional, local atau institusional. Untuk bidang studi tertentu, kita kenal perencanaan pengajaran bahasa atau ilmu sosial. Kata atau istilah perencanaan berasal dari kata rencana yang berarti rancangan (rangka sesuatu yang akan dikerjakan), konsep, niat…………. (KBBI, 1998). Perencanaan adalah suatu upaya atau proses untuk melakukan suatu tindakan. Pengertian ini sejalan dengan pengertian yang dikemukakan diatas. Perencanaan yang disebutkan diatas itu memiliki beberapa karakteristik yang khusus, antara lain: 1) Mengutamakan nila-nilai manusiawi; 2) Memberikan kesempatan yang luas kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya; 3) Bersifat komprehensif dan sistematis, dalam arti tidak terkotak-kotak, tetapi menyeluruh dan terpadu serta disusun secara logis dan sistematis; 4) Berorientasi pada tujuan, artinya perencanaan itu hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya; 13



5) Menggunakan sumber yang tersedia; 6) Bersifat dinamis dan fleksibel. Dengan karakteristik-karakteristik tersebut diatas, maka perencanaan itu hendaknya disusun dengan baik serta mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Mengembangkan hubungan interaksi yang baik diantara sesame manusia, dalam hal ini siswa dan guru serta personal terkait (humanisme); 2) Merupakan suatu wahana atau wadah untuk mengembangkan segala potensi yang ada dan dimiliki oleh anak didik; 3) Sifat objektif rasional ( tepat dan masuk akal), komprehensif dan sistematis (menyeluruh dan tersusun rapi); 4) Megendalikan kekuatan sendiri, bukan didasarkan atas kekuatan orangt lain; 5) Didukung oleh fakta dan data yang menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan; 6) Fleksibel dan dinamis, artinya mudah disesuaikan dengan keadaan serta terus berkembang kearah yanglebih baik atau maju. 2.6



Pengertian Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Tujuan umum pendidikan dan pengajaran Bahasa Indonesia di lembaga-lembaga



pendidikan adalah memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia, tujuan umum pengajaran Bahasa Indonesia adalah: a.



Tercapainya pemakaian bahasa Indonesia baku yang cermat, tepat, dan efisien dalam komunikasi, yaitu pemakaian bahasa Indonesia dengan baik dan benar.



b.



Tercapainya pemilikan keterampilan bahasa Indonesia, baik dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan penggunaan yang sahih.



c.



Tercapainya sikap positif terhadap bahasa Indonesia, yaitu sikap yang erat kaitannya dengan rasa tanggung jawab yang tampak dalam perilaku sehari-hari. Sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia serta sesuai dengan



Garis-Garis Besar Haluan Negara, fungsi bahasa Indonesia dalam hubungannya dengan 14



pendidikan nasional adalah (1) sebagai mata pelajaran dasar pokok, (2) sebagai bahasa pengantar disenua jenis dan jenjang pendidikan, (3) sebagai bahasa penalaran, (4) sebagai bahasa pengungkap pengembangan diri hasil pendidikan. Sebagai mata pelajaran dasar pokok, bahasa Indonesia yang diajarkan ialah: 1) Bahasa dengan ciri serta syarat ragam bahasa baku, baik ragam lisan maupun tulisan. 2) Bahasa indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan bahasa kebudayaan yang berfungsi sebagai bahasa modern. Sebagai bahasa pengantar, penalaran, dan pengungkapan pengembangan diri, bahasa Indonesia yang dipakai di Lembaga pendidikan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) Mempunyai kemampuan menjalankan tugas sebagai alat komunikasi penyampaian informasi secara tepat dengan berbagai konotasi 2) Mempunyai bentuk estetis 3) Mempunyai keluwesan sehingga dapat dipergunakan untuk mendeskripsikan atau menekspresikan makna-makna baru 4) Mempunyai ragam yang sesuai dengan jenjang lembaga pendidikan. Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia adalah proses penyusunan berbagai keputusan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan pembelajaran bahasa Indonesiam untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam bentuk suatu program pembelajaran untuk suatu jangka waktu tertentu. 2.7



Jenis-Jenis Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam menyusun program pengajaran ada yang disebut program jangka panjang, yaitu



program yang disusun berdasarkan koordinasi kepela sekolah yang biasa disebut program tahunan, dan ada perencanaan pengajaran jangka pendek, yaitu program pengajaran yang disusun oleh guru yang biasa disebut program semester dan satuan pelajaran. Bila dituntut penyusunan



15



program bulanan dan mingguan, maka guru harus berpedoman pada program semester tersebut. Program tahunan merupakan sebagian dari program pengajaran. 1) Program Tahunan Program tahunan memuat alokasi waktu untuk setiap kompetensi dasar dari kemampuan berbahasa dan kemampun bersastra (meliputi aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis), serta kebahasaan yang terangkum dalam untit-unit dan tema-tema tertentu dalam waktu satu tahun untuk masing-masing jenjang. Program tahunan berfungsi sebagai acuan dalam membuat program semester. a) Memahami langkah-langkah dalam Membuat Rincian Minggu Efektif dan Jumlah Jam Efektif Dalam Satu Tahun Ada 2 kegiatan yang perlu dilakukan sebelum menyusun program tahunan, yaitu membuat rincian minggu efektif dan membuat rincian jumlah jam efektif. Dua hal ini perlu dibuat agar program tahunan yang disusun dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu rill yang ada. Dengan dilakukan kegiatan ini, antara perencanaan yang dibuat dan pelaksanaanya tidak terdapat kesenjangan yang jauh yang dapat menganggu kegiatan belajar mengajar. Untuk menentukan jumlah minggu efektif dan jumlah jam efektif, Anda sebagai penyusun program minimal harus mengetahui atau mengkaji dua hal terlebih dahulu. Kedua hal yang dimaksud adalah (1) kalender pendidikan dan (2) program kerja sekolah. Kajian terhadap dua hal itu diperlukan agar penentuan atau penghitungan jumlah minggu dan jumlah jam yang dibutuhkan untuk membelajarkan kompetensi yang sudah ditetapkan dalam kurikulum bisa dilakukan secara cermat dan akurat. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menentukan jumlah minggu efektif dan jumlah efektif sebagai berikut: a. Menghitung jumlah minggu selama satu tahun. Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi jumlah minggu setiap bulan, kemudian menjumlahkannya dalam satu tahun. b. Menghitung jumlah minggu tidak efektif selama satu tahun. Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi jenis kegiatan di luar kegiatan belajar mengajar seperti (1) ujian 16



semester, (2) pasca ujian semester, (3) libur awal puasa, (4) Libur Hari Raya, dan (5) libur semester, (6) ujian akhir sekolah (UAS)/ ujin akhir Nasional (UAN), dan (7) pasca ujian akhir sekolah (UAS)/ pasca ujian akhir nasional (UAN), dan (8) libur akhir tahun ajaran/libur ajaran/libur kenaikan kelas. Mengidentifikasi jumlah minggu yang dibutuhkan untuk masing-masing kegiatan tersebut, kemudian menjumlahkannya dalam satu tahun. c. Menghitung jumlah minggu efektif dengan cara jumlah minggu dalam satu tahun dikurang jumlah minggu tidak efektif. d. Menghitung jumlah jam efektif selama satu tahun dengan cara jumlah minggu efektif dikali jumlaj jam pelajaran per minggu. b) Memahami Langkah-langkah Menghitung Jumlah Minggu Efektif dan Jumlah Jam Efektif Setiap Semester. Setelah mendapatkan rincian minggu efektif dan jumlah jam pelajaran efektif selama satu tahun, kegiatan selanjutnya adalah menghitung jumlah minggu efektif dan jumlah jam pelajaran efektif untuk setiap semester. Langkah-langkah yang dilakukan untuk kegiatan tersebut sebagai berikut: a. Menghitung jumlah minggu selama satu semester ganjil maupun semester genap. penghitungan semester ganjil dapat dimulai bulan Juli s.d Januari dan semester genap dapat dimulai bulan Januari s.d bulan Juli. b. Menghitung jumlah minggu tidak efektif selama satu semester. Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi jenis kegiatan di luar kegiatan belajar mengajar dan menghitung alokasi atau jumlah minggu yang digenakan untuk masing-masing kegiatan dalam satu semester. c. Menghitung jumlah minggu efektif dengan cara jumlah minggu dalam satu semester dikurang jumlah minggu tidak efektif dalam satu semester. d. Menghitung jumlah jam efektif selama satu semester. langkah-langkah yang ditempuh adalah: (1) menentukan jumlah jam pelajaran untuk satu minggu, (2) menghitung jumlah jam seluruh jam pelajaran dalam satu semester dengan cara jumlah jam pelajaran satu minggu dikali jumlah minggu efektif, (3) mengitung jumlah jam tidak efektif dalam satu semester dengan cara mengidentifikasi jam-jam yang digunakan selain untuk kegiatan 17



belajar-mrngajar dan menghitungnya, dan (4) mengitung jumlsh jam efektif dalam satu semester dikurang jumlah jam tidak efektif. c) Memahami Langkah-langkah Menyusun Program Tahunan Setelah mendapatkan rincian minggu efektif dan jumlah jam pelajaran efektif selama satu tahun maupaun semester, kegiatan selanjutnaya adalah menyusun program tahunan. langkahlangkah yang dilakukan untuk kegiatan tersebur sebagai berikut. a. Mengidentifikasi jumlah kompetensi dasar dan indikator dalam satu tahun. b. Melakukan pemetaan kompetensi dasar untuk tiap semester. c. Menentukan alokasi waktu untuk masing-masing kompetensi. Alokasi masing-masing kompetensi dasar ini didasarkan pada kedalaman dan keluasan kompetensi dasar tersebut. Keluasan dan kedalaman kompetensi dasar tampak pada kompleksitas indikatornya. d. Mengidentifikasi jenis kegiatan di luar kegiatan belajar-mengajar dan mengidentifikasi waktu yang dibutuhkan. Berikut contoh format sebagai berikut: a. Contoh format rincian minggu efektif dan jumlah jam efektif satu tahun. RINCIAN MINGGU EFEKTIF DAN JUMLAH JAM EFEKTIF MATA PELAJARAN: BAHASA INDONESIA KELAS TAHUN PELAJARAN



:



:



............



200.../200...



1) Menentukan jumlah minggu dalam satu tahun NO



BULAN



JULAH MINGGU



KETERANGAN



1



Januari



4 Minggu



3 hari



2



Februari



4 minggu



1 hari



3



Maret



4 minggu



3 hari



4



April



4 minggu



2 hari 18



5



Mei



4 minggu



3 hari



6



Juni



4 minggu



2 hari



7



Juli



4 minggu



3 hari



8



Agustus



4 minggu



3 hari



9



September



4 minggu



2 hari



10



Oktober



4 minggu



3 hari



11



November



4 minggu



2 hari



12



Desember



4 minggu



3 hari



52 X 7 = 364+2=366



30 hari= 4 minggu



(a)



2 hari



2) Menentukan jumlah minggu tidak efektif dalam satu tahun NO



BULAN



1



Januari



JENIS



JUMLAH



KEGIATAN



MINGGU



1.



6 hari



Tahun



KETERANGAN



Baru tanggal 1 2.



Tahun Baru



Islam



tanggal 10 3.



Hari minggu tanggal 6,13,20,27



2



Februari



1.



Imlek 5 hari 19



tanggal 7 2.



har7,24



3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 (b)



3) Menentukan jumlah minggu efektif dalam satu tahun (a) - (b) = (c) 52 minggu – 20 minggu = 32 minggu 4) Menentukan jumlah jam pelajaran efektif dalam satu tahun (c) x jam pelajaran =......... jam pelajaran 32 x 5 = 160 jam Palembang.................,200.... . Guru Bahasa Indonesia,



............................................. 1) Contoh format rincian minggu efektif dan jumlah jam efektif satu semeste 20



RINCIAN MINGGU EFEKTIF DAN JUMLAH JAM EFEKTIF SEKOLAH



:



...........................



MATA PELAJARAN



:



...........................



KELAS



:



...........................



TAHUN PELAJARAN



:



200.../200...



SEMESTER



:



...........................



A. SEMESTER GANJIL 1. Jumlah Minggu Dalam Satu Semester a. Juli: ------- minggu b. Agustus: ------- minggu c. Sepetember : ------- minggu d. Oktober : ------- minggu e. November: ------- minggu f. Desember: ------- minggu g. Januari: ------- minggu Jumlah : ------- minggu 2. Jumlah Minggu Tidak efektif dalam Satu Semester a. Ujian semester : ------- minggu b. Pasca Ujian semster: ------- minggu c. Libur awal Puasa: ------- minggu d. Libur Hari Raya: ------- minggu e. Libur semester: ------- minggu f. ........................: ------- minggu Jumlah: ------- minggu



21



3. Jumlah Minggu Efektif : (a) – (b) : ------- minggu 4. Perhitungan Jam Efektif a. Jumlah Jam Pelajaran 1 Minggu: 5 jam (i) b. Jumlah seluruh jam dalam satu semester: 5 X (d0: ------- jam (ii) c. Jumlah jam tidak efektif dalam satu semester : ------- jam (iii) 1. Ulangan Harian : ------- X ------- : ------- jam 2. Cadangan : ------- jam d. Jumlah jam efektif : (ii) : ------- jam (h)



2) Menyusun Program Semester a. Membandingkan Program Tahunan dan Program Semester Pada kegiatan sebelumnyananda telah melakukan latihan membuat rincian minggu efektif dan jumlah jam efektif mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, mengitung jumlah jam minggu efektif dan jumlah jam efektifnsetiap semester, dan menyusun program tahunan. selanjutnya , amati contoh format program semeseter di bawah ini dan secara brainstorming kenali ciri-ciri sert bandingkan dengan program tahunan! PROGRAM SEMESTER Mata Pelajaran



:



Kelas



:



Tahun Pelajaran



:



N



KO



AL JULI



AGUSTU SEPTEMB



OKTOB



NOVEMBE DESEMBE



O



MP



O



S



ER



R



ER



R



ETE K 22



AS NSI DAS AR



I W A KT U 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3



1.



M



2x



4



1 2 3 4 1 2 3



4



1 2 3 4



X



40



Mengetahui



Palembang, .........................200



Kepala sekolah,



Guru,



....................................



....................................



b. Ciri Program tahunan dan program semester NO



CIRI PROGRAM TAHUNAN



CIRI PROGRAM SEMESTER



23



d. Langkah menyusun program tahunan dan program semester NO



LANGKAH



MENYUSUN LANGKAH



PROGRAM TAHUNAN



MENYUSUN



PROGRAM SEMESTER



a. Tujuan Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Program pengajaran merupakan salah satu komponen yang ikut menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Diperlukannya program pengajaran, salah satunya dalam bentuk satuan pelajaran, antara laian dilatarbelakangi oleh alas an-alasan berikut ini. Pertama, dengan adanya pogram pengajaran pelaksanaan proses belajar-mengajar MPBI menjadi terarah dan sistematis sehingga proses belajar-mengajar tersebut menjadi lancer. Kelancaran proses belajar-mengajar bias terjadi karena dalam program pengajaran, terutama satuan pelajaran, tersebut terumuskan secara jelas: tujuan pengajaran yang akan dicapai, bahan pengajaran yang akan disajikan, kegiatan belajar mengajar yang direncanakan, media/sumber belajar yang akan digunakan, dan kegiatan penilaian yang akan dilakukan.



24



Kedua, adanya program pengajaran merupakan potensi yang akan menunjang keberhasilan proses belajar-mengajar. Proses belajar-mengajar akan menjadi lebih berhasil karena segala sesuatunya telah dipersiapkan dengan baik dalam persiapan



pengajaran. Bila alasan yang



pertama diatas “hanya” mengutamakan kelancaran, alasan kedua ini lebih mendasar karena yang ditekankan adalah keberhasilan proses belajar mengajar dalam membawa siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu memiliki perilaku-perilaku khusu sebagaimana yang terumuskan dalam tujuan khusus pengajaran. Ketiga, mengajar merupakan kegiatan professional. Salah satu ciri kegiatan professional adalah adanya rencana yang jelas mengenai segala sesuatu yang akan dikerjakan. Proses belajarmengajar sebagai kegiatan professional menuntut adanya program pengajaran agar apa yang akan dilakukan dalam setiap satuan waktu sebagaimana yang ditetapkan dalam kurikulum jelas dan terarah untuk semua komponennya.



BAB III PENUTUP 2.1 Kesimpulan Perencanaan pembelajaran sebagai suatu proses kerjasama tidak hanya menitikberatkan pada kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Tujuan akhir dari proses ini 25



adalah perubahan perilaku siswa. Perencanaan pembelajaran juga merupakan proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yaitu perubahan tingkah laku serta rangkaian kegiatan yang hatus dilakukan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil dari proses pengambilan keputusan tersebut adalah tersusunnya dokumen yang dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Perencanaan secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Keputusan-keputusan itu disusun secara ilmiah karena menerapkan berbagai pengetahuan yang diperlukan. Perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia adalah proses penyusunan berbagai keputusan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan pembelajaran bahasa Indonesiam untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam bentuk suatu program pembelajaran untuk suatu jangka waktu tertentu. Dalam menyusun program pengajaran ada yang disebut program jangka panjang, yaitu program yang disusun berdasarkan koordinasi kepela sekolah yang biasa disebut program tahunan, dan ada perencanaan pengajaran jangka pendek, yaitu program pengajaran yang disusun oleh guru yang biasa disebut program semester dan satuan pelajaran. Bila dituntut penyusunan program bulanan dan mingguan, maka guru harus berpedoman pada program semester tersebut. Program tahunan, memuat alokasi waktu untuk setiap pokok bahasan (tema dan unsur-unsur bahasa yang dikemas dalam kebahasaan, pemahaman dan pengguanaan) dalam satu tahun pelajaran. Program tahunan dibuat berdasarkan GBPP MPBI yang sedang berlaku. Program tahunan berfungsi sebagai acuan dalam membuat program semesteran. Program semsteran merupakan program pengajaran yang memuat alokasi waktu untuk setiap satuan bahasan pada setiap semester. Tujuan penyusunan perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia: Pertama, dengan adanya pogram pengajaran pelaksanaan proses belajar-mengajar MPBI menjadi terarah dan sistematis. Kedua, adanya program pengajaran merupakan potensi yang akan menunjang keberhasilan proses belajar-mengajar. Ketiga Proses belajar-mengajar sebagai kegiatan professional menuntut adanya program pengajaran agar apa yang akan dilakukan dalam setiap 26



satuan waktu sebagaimana yang ditetapkan dalam kurikulum jelas dan terarah untuk semua komponennya. 2.2 Saran Untuk menjadi guru yang profesional sangat ditekankan untuk memahami perencanaan pembelajaran seutuhnya, baik secara teoritis maupun praktis. Guru sangat diharapkan tidak terkungkung dalam kondisi statusquo yang menganggap puas dengan ilmu yang sudah ada, tetapi ia harus lebih aktif lagi dalam mengembangkan kemampuan di bidangnya, baik dalam penyampaian maupun dalam penguasaan materi. Dengan kata lain, guru harus menyukai novelti dan membuang jauh-jauh bersandar penuh pada pengalaman saja. Penulis menyadari jika dalam tulisan ini masih banyak kekurangan. Karena itu penulis berharap masukan dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA Makalah



Konsep



Dasar



Perencanaan



Pembelajaran



Bahasa



Indonesia



di



https://makalahpgmiiaimsinjaiardifebri.blogspot.com/2017/03/konsep-dasar-perencanaanpembelajaran.html?m=1 (akses 11:50, 6 Agustus 2020) Makalah



Konsep



Dasar



Perencanaan



Pembelajaran



Bahasa



Indonesia



di



https://www.google.co.id/amp/s/winarialubis.wordpress.com.2018/01/29/konsep-dasarperencanaan-pembelajaran-bahasa-indonesia/amp/ (akses 08:50, 7 Oktober 2020) 27



28