Makalah Perencanaan Sistem Transportasi Udara [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERENCANAAN SISTEM TRANSPORTASI Tugas Keempat (Studi : Perencanaan Sistem Transportasi Udara)



Disusun Oleh : Kelompok 5 Ketua Nama



Kelas



: NURFAJRIN P. KIAI DEMAK : 1. GRACE I. R. KANDAI 2. JANNE W. MEOUKBUN 3. JUHARI J. A. WARDAN 4. JULMAN PALOBO 5. MUHAMMAD IQI A. A. 6. RIWASANDRO MANALU 7. SUNARTO



(20180611014026) (20180611014086) (20180611014048) (20180611014056) (20180611014058) (20180611014024) (20180611014106) (20180611014076)



:B FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL S1 UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA 2019



BAB I PENDAHULUAN



1.1 LATAR BELAKANG



Dalam hidup ini, manusia akan sering mengalami perpindahan tempat dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan wahana atau digerakkan oleh mesin, yang disebut dengan transportasi. Semua manusia melakukan kegiatan perjalanan. Perjalanan tersebut bisa dilakukan melalui jalur darat, laut dan udara. Namun, pada zaman sekarang transportasi udara sudah semakin berkembang pesat. Pertumbuhan global tidak akan memiliki arti sama sekali, bahkan nyaris menjadi sulit berkembang tanpa terselenggaranya sistem angkutan udara yang baik. Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak uang untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya. Persaingan dalam banyak hal, terutama dibidang pembangunan ekonomi global ternyata telah merangsang para ilmuwan untuk menyediakan sistem transportasi yang dapat melayaninya. Demikian, kemudian terjadilah perlombaan besar-besaran dalam teknologi penerbangan. Sekedar menambah pengetahuan saja terutama sekali tentang pesatnya kemajuan teknologi penerbangan. 1.2 RUMUSAN MASAH 1. Apakah yang dimaksud dengan jaringan prasarana transportasi udara? 2. Apakah yang dimaksud dengan jaringan pelayanan transportasi udara? 1.3 TUJUAN 1. Mengetahui jaringan prasarana transportasi udara. 2. Mengetahui jaringan pelayanan transportasi udara. 1.4



BAB II PEMBAHASAN



Transportasi udara sebagai salah satu moda transportasi memiliki karakteristik yang dapat melayani angkutan penumpang dan barang relatif terbatas khususnya barang bernilai tinggi dan membutuhkan waktu cepat, dan dapat melakukan penetrasi sampai keseluruh wilayah yang tidak bias dijangkau oleh moda transportasi lain.



a.



Jaringan prasarana Jaringan prasarana transportasi udara yang bersifat nasional terdiri dari simpul yang berwujud Bandar Udara dan ruang lalu lintas yang berwujud ruang lalu lintas udara.



Bandar udara dibedakan berdasarkan fungsi, penggunaan, klasifikasi, status dan penyelenggaraannya dan kegiatannya.



Berdasarkan hirarki fungsinya Bandar udara dikelompokkan menjadi Bandar udara pusat penyeberangan yang terdiri atas Bandar udara pusat penyeberangan primer, sekunder, dan tersier serta Bandar udara bukan penyeberangan.



1)



Pusat penyeberangan primer berperan melayani penumpang dalam jumlah besar dengan lingkup pelayanan atau daerah cakupan besar;



2)



Pusat penyeberangan sekunder berperan melayani penumpang dalam jumlah sedang dengan lingkungan pelayanan atau daerah cakupan sedang;



3)



Pusat penyeberangan tersier berperan melayani penumpang dalam jumlah kecil dengan lingkup pelayanan atau daerah cakupan kecil;



4)



Bukan pusat penyeberangan melayani penumpang dalam jumlah kecil dan tidak mempunyai daerah cakupan atau layanan.



Berdasarkan penggunaannya, Bandar udara dikelompokkan menjadi:



1)



Bandar udara yang terbuka untuk melayani angkutan udara ke/ dari luar negeri;



2)



Bandar udara yang tidak terbuka untuk melayani angkutan udara ke/ dari luar negeri.



Berdasarkan statusnya, Bandar udara dikelompokkan menjadi: 1)



Bandar



udara



umum



khusus



yang



digunakan



untuk



melayani



kepentingan umum; 2)



Bandar udara khusus yang digunakan untuk melayani kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu.



Berdasarkan penyelenggaraannya Bandar udara dibedakan atas: 1)



Bandar udara umum yang diselenggarakan oleh pemerintah, Pemerintah Provinsi, pemerintah Kabupaten/ Kota atau Badan usaha Kebandarudaraan. Badan Usaha Kebandarudaraan dapat mengikutsertakan Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/ Kota dan badan hukum Indonesia melalui kerjasama dengan Pemerintah Provinsi dan atau Kabupaten/ Kota.



2)



Bandar udara khusus yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/ Kota dan badan hukum Indonesia



Ruang lalu lintas udara (airways) adalah bagian dari ruang udara yang ditetapkan untuk menampung pesawat udara yang terbang dari satu lokasi/bandara (point of departure) menuju lokasi/ Bandara lain (point of intended landing) menuju arah (track), titik-titik laporan (reporting point/way point) dan kepentingan tertentu. Berdasarkan fungsinya ruang lalu lintas udara dikelompokkan atas: 1)



Controlled airspace yaitu ruang udara dimana diberikan instruktur secara positif dari pemandu (air traffic controller) kepada penerbang (contoh: control area, approach control area, aerodrome control area);



2)



Uncontrolled airspace yaitu ruang lalu lintas yang di dalamnya hanya diberikan informasi tentang lalu lintas yang diperlukan (essensial traffic information). Ruang lalu lintas udara disusun dengan menggunakan prinsip jarak terpendek untuk memperoleh biaya terendah dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan penerbangan.



b.



Jaringan Pelayanan



Berdasarkan wilayah pelayanannya, rute penerbangan dibagi menjadi rute penerbangan dalam negeri dan rute penerbangan luar negeri. Jaringan penerbangan dalam negeri dan luar negeri merupakan satu kesatuan dan terintegrasi dengan jaringan transportasi darat dan laut. Jaringan pelayanan transportasi udara dengan jadwal frekuensi yang sudah tertentu. Berdasarkan hirarki pelayanannya, rute penerbangan dibagi atas: 1)



Rute utama , yang menghubungkan antar Bandar udara yang berfungsi sebagai pusat penyebaran;



2)



Rute pengumpan yang merupakan penunjang rute utama, yang menghubungkan antara Bandar udara yang berfungsi sebagai pusat penyebaran dengan Bandar udara yang berfungsi sebagai pusat penyebaran atau hubungkan antar Bandar udara bukan sebagai pusat penyebaran;



3)



Rute perintis yang menghubungkan daerah atau lokasi yang terpencil, perbatasan atau daerah yang belum berkembang dan sukar terhubungi oleh moda transportasi lain. Dalam pelaksanaannya penerbangan pada rute penerbangan perintis memperoleh subsidi.



Kegiatan transportasi udara terdiri atas: angkutan udara niaga yaitu angkutan udara untuk umum dengan menarik bayaran dan angkutan udara bukan niaga yaitu kegiatan angkutan udara untuk memenuhi kebutuhan sendiri kegiatan pokoknya bukan di bidang angkutan udara. Sebagai tulang punggung transportasi udara adalah angkutan udara niaga berjadwal, sebagai penunjang adalah angkutan udara niaga tidak berjadwal sedang pelengkap adalah angkutan udara bukan niaga. Kegiatan angkutan udara niaga berjadwal melayani rute penerbangan dalam negeri dan / atau penerbangan luar negeri secara tetap dan teratur, sedangkan kegiatan angkutan udara niaga tidak berjadwal tidak terikat pada rute penerbangan yang tetap dan teratur.



BAB III PENUTUP



KESIMPULAN Jaringan prasarana transportasi udara yang bersifat nasional terdiri dari simpul yang berwujud Bandar Udara dan ruang lalu lintas yang berwujud ruang lalu lintas udara.Berdasarkan hirarki fungsinya Bandar udara dikelompokkan menjadi Bandar udara pusat penyeberangan yang terdiri atas Bandar udara pusat penyeberangan primer, sekunder, dan tersier serta Bandar udara bukan penyeberangan.Ruang lalu lintas udara (airways) adalah bagian dari ruang udara yang ditetapkan untuk menampung pesawat udara yang terbang dari satu lokasi/bandara (point of departure) menuju lokasi/ Bandara lain (point of intended landing) menuju arah (track), titik-titik laporan (reporting point/way point) dan kepentingan tertentu. Berdasarkan wilayah pelayanannya, rute penerbangan dibagi menjadi rute penerbangan dalam negeri dan rute penerbangan luar negeri. Jaringan penerbangan dalam negeri dan luar negeri merupakan satu kesatuan dan terintegrasi dengan jaringan transportasi darat dan laut. Jaringan pelayanan transportasi udara dengan jadwal frekuensi yang sudah tertentu.



DAFTAR PUSTAKA https://docplayer.info/32778610-Sistem-transportasi-udara.html http://lisaherdiana.blogspot.com/2012/04/transportasi-udara.html



Daftar Isi BAB I....................................................................................................................................................2 PENDAHULUAN.................................................................................................................................2 1.1



LATAR BELAKANG............................................................................................................2



1.2



RUMUSAN MASAH............................................................................................................2



1.3



TUJUAN................................................................................................................................2



BAB II...................................................................................................................................................3 PEMBAHASAN...................................................................................................................................3 a.



Jaringan prasarana.................................................................................................................3



b.



Jaringan Pelayanan................................................................................................................5



BAB III..................................................................................................................................................6 PENUTUP.............................................................................................................................................6 KESIMPULAN.................................................................................................................................6 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................7