Makalah Permasalahan Pakan  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS “PERMASALAHAN PAKAN TERNAK DI INDONESIA”



Oleh : Aryo Indra Dwi Lesmana (062417807) Semester 2A



KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG 2017/2018 1



PRAKATA Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang hijauan pakan ternak. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Kami selaku tim menyusun memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat salah kata



dan



tata



penulisan



dan



mohon



bantuan



dari



dosen



pengampu



mata



kuliah



ini.



Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.



Magelang, 13 mei 2018



Penyusun



2



DAFTAR ISI



COVER ......................................................................................................................................................... 1 PRAKATA.................................................................................................................................................... 2 BAB I ............................................................................................................................................................ 4 PENDAHULUAN .................................................................................................................................... 4 A.



LATAR BELAKANG .................................................................................................................. 4



B.



RUMUSAN MASALAH .............................................................................................................. 5



C.



TUJUAN PENULISAN ................................................................................................................ 5



BAB II........................................................................................................................................................... 6 PEMBAHASAN ....................................................................................................................................... 6 1.



Pengertian Pakan Ternak .............................................................................................................. 6



2.



Potensi Pakan Ternak .................................................................................................................... 7



BAB III ....................................................................................................................................................... 12 PENUTUP .............................................................................................................................................. 12 SIMPULAN ............................................................................................................................................ 12 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 13



3



BAB I



PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pakan adalah kebutuhan pokok bagi ternak. Ketersediaannya harus terpenuhi baik itu dalam segi kulalitas ataupun kuantitas karna itu sangat mempengaruhi keberhasilan usaha dalm bidang perternakan. Saat ini pakan di indoneseia masih kurang itu bisa dilihat dari masih seringnya pemerintah impor pakan dari luar negeri. Oleh karna itu harus ada inovasi pembuatan pakan alternatif. Untuk menciptakan pakan alternatif maka inovasi yang dibuat adalah memanfaatkan limbah hasil pertanian untuk dijadikan pakan alternatif. Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yang memakannya. Agar ternak peliharaan tumbuh sehat dan kuat, sangat diperlukan pemberian pakan. Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk pertumbuhan ternak muda maupun untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan produk (susu, anak, daging) serta tenaga bagi ternak dewasa. Fungsi lain dari pakan adalah untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar ternak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan pada ternak harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup. Pakan ternak, salah satu hal paling penting bagi para usahawan dan orang-orang yang bekerja di bidang peternakan. Pakan ternak sendiri merupakan makanan khusus untuk hewan ternak peliharaan kita seperti, ayam, sapi, kambing, ikan, dll. Bagi para usahawan ternak, pakan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hewan ternak kita, dengan komposisi pakan yang tepat tentunya akan membuat produksi peternakan kita jadi lebih baik dan maksimal hasilnya



4



B. RUMUSAN MASALAH 1. Pengertian pakan ternak 2. Potensi pakan ternak di indonesia khususnya Jawa tengah 3. Permasalahan pakan ternak di indonesia khususnya Jawa Tengah 4. Mengatasi masalah pakan ternak di indonesia khususnya Jawa Tengah C. TUJUAN PENULISAN 1. Mengetahui pengertian pakan ternak 2. Mengetahui potensi pakan untuk ternak di indonesia khususnya Jawa Tengah 3. Mengetahui permasalahan pakan ternak di indonesia khususnya jawa tengah 4. Mengetahui cara mengatasi masalah pakan ternak di indonesia khususnya jawa tengah



5



BAB II PEMBAHASAN



1. Pengertian Pakan Ternak Pakan adalah makanan/asupan yang diberikan kepada hewan ternak (peliharaan). Istilah ini diadopsi dari bahasa Jawa. Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan dan kehidupan makhluk hidup . Zat yang terpenting dalam pakan adalah protein. Pakan berkualitas adalah pakan yang kandungan protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitaminnya seimbang. Pada umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk hewan yang meliputi kuantitatif, kualitatif, kontinuitas serta keseimbangan zat pakan yang terkandung di dalamnya. Pakan Ternak adalah semua bahan-bahan yang dapat diberikan secara langsung oleh ternak untuk dikonsumsi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, pertumbuhan, dan reproduksi. Dalam pengertian pakan, penggunaan kata pakan sering diasumsikan sebagai bahan baku pakan yang telah diolah menjadi pellet, crumble, atau mash. Padahal bahan pakan sendiri merupakan segala sesuatu yang dapat diberikan kepada ternak baik yang berupa bahan organik maupun anorganik yang sebagian atau semuanya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak. Pakan memiliki peranan yang sangat penting bagi ternak baik ternak ruminansia maupun ternak unggas, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup pokoknya, pertumbuhan, reproduksi, produksi hingga untuk kepentingan kesehatan ternak. Karena ternak jika diberikan pakan juga dapat menimbulkan penyakit yang dapat merugikan bagi ternak dan peternak secara ekonomi. Pakan yang baik atau berkualitas adalah dapat memberikan seluruh kebutuhan nutrisi secara tepat. Jumlah kebutuhan nutrisi ternak tergantung pada jenis ternak, umur, fase pertumbuhan, reproduksi, kondisi tubuh (normal atau sakit), bobot badan, serta kondisi lingkungan. Sehingga setiap ternak baik itu ternak ruminansia dan unggas berbeda-beda kebutuhan pakannya.  Jenis-Jenis Pakan Ternak Berdasarkan jenisnya pakan ternak terbagi atas 3 bagian yaitu : 1) Hijauan 2) Konsentrat 3) Suplemen 6



1). Hijauan Hijauan Makan Ternak (HMT) merupakan pakan yang berasal dari tanaman atau tumbuhan yang diberikan pada ternak terutama ternak ruminansia dalam bentuk segar, baik dipotong dengan bantuan manusia atau langsung disengut langsung oleh ternak dari padang penggembalaan. Hijauan segar umumnya berupa dedaunan yang berasal dari rumput-rumputan dan tanaman berupa biji-bijian atau kacang-kacangan. 2). Konsentrat Pakan Konsentrat adalah bahan makanan yang konsentrasi gizinya tinggi tetap kandungan serat kasarnya relativ rendah dan mudah dicerna. Mudah dicerna karena terdiri dari beberapa campuran bahan pakan yang bersumber dari biji-bijian atau kacang-kacangan, hasil olahan bahan pangan, limbah pertanian, dan limbah industry yang banyak mengandung protein, vitamin, dan mineral. Pakan konsentrat diberikan dalam beberapa bentuk yaitu dalam bentuk tepung (mash), bentuk pellet, bentuk crumble, dan bentuk kibble. 3). Pakan Suplemen Pakan Suplemen adalah pakan yang diberikan pada ternak yang banyak mengandung vitamin, mineral yang fungsinya untuk memperkaya kandungan nutrisi ransum terutama mineral dan vitamin. Pemberian pakan suplemen dalam bentuk premik.



2. Potensi Pakan Ternak Potensi pakan di Indonesia tersebar luas dengan jumlah dan variasi yang tidak terhitung baik pakan yang umum digunakan ( konvensional) maupun sumber-sumber bahan pakan yang belum digunakan tetapi mempunyai potensi sebagai bahan pakan dan pakan yang belum umum digunakan (nonkonvensional). Pakan merupakan faktor utama dalam keberhasilan usaha pengembangan ternak pada usaha peternakan disamping faktor bibit dan tatalaksana. Pakan ternak yang berkualitas akan sangat mendukung peningkatan produksi maupun reproduksi ternak Penyediaan pakan baik dari segi kualitas, kuantitas maupun kontinuitas merupakan kendala dalam upaya peningkatan produktifitas ternak. Adanya persaingan dalam penyediaan pakan dengan kebutuhan penyediaan pangan merupakan masalah yang harus segera diatasi. Jumlah penduduk yang semakin lama semakin meningkat menyebabkan terjadinya perubahan fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman. penyediaan hijauan pakan memiliki kendala dengan terjadinya perubahan fungsi lahan yang sebelumnya sebagai sumber hijauan pakan menjadi lahan pemukiman, lahan untuk tanaman pangan dan tanaman industri. Dengan semakin meningkatnya intensifikasi tanaman pangan akan mengakibatkan produksi limbah pertanian dan limbah industri pertanian yang melimpah. Limbah ini dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak sebagai pakan selingan atau tambahan untuk mengatasi kekurangan



7



rumput atau pakan hijauan lainnya terutama di musim kemarau. Apabila dilihat dari limbah pertanian ini sangat potensial digunakan sebagai pakan ternak. Hal ini disebabkan karena untuk ketersediaan bahan, terutama bahan kering di Jawa tengah sekitar 108.091,35. bahan pakan 52,57%, Potensi pakan di Jawa Tengah berasal dari limbah pertanian, sedangkan dari rumput lapangan 27,06% dan 20,37% dari rumput unggul. Potensi pakan yang berasal dari limbah pertanian tersebut (yaitu sebanyak 52,57%), 37,36% berasal dari jerami padi, 51,31% berasal dari jerami jagung, 2,81% berasal dari daun ketela pohon, 0,69% berasal dari daun ketela rambat, 3,14% berasal dari jerami kedelai, 2,35% berasal dari daun kacang tanah, 2,32% berasal dari daun tebu dan 0,02% berasal dari daun-daunan. Untuk Temanggung sendiri



tersedia



ketersediaan bahan pakan ternak dengan jumlah 95,6 dengan 69,2 limbah pertanian, 14,4 lapangan rumput, 12,3 rumput unggul. Kebijakan pengembangan peternakan yang dikembangkan di suatu daerah harus disesuaikan dengan potensi pakan lokal yang ada di daerah tersebut. Dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku pakan lokal, baik kuantitas maupun kualitas sebenarnya telah banyak dicobakan pemberian bahan baku pakan lokal dari limbah pertanian dan limbah industri pertanian dengan sentuhan teknologi terapan ke ternak. Hal ini disebabkan karena limbah pertanian seperti jerami padi, jagung dan pucuk tebu umumnya mempunyai kualitas yang rendah. pakan lokal yang berasal dari limbah pertanian dan limbah industri pertanian mempunyai kendala seperti kadar airnya tinggi, kandungan protein rendah, dan adanya zat anti nutrisi selain itu juga keragaman variasinya (> 20%). Sumbangan bahan pakan yang berasal dari limbah pertanian ini cukup besar maka perlu dilakukan upaya pengolahan limbah pertanian baik secara fisik, kimiawi, biologi atau kombinasi diantaranya. 3.



Permasalahan pakan ternak A. Ternak Ruminansia



Ketersediaan pakan hijauan pakan di Indonesia adalah tema utama pembatas pembibitan ternak ruminansia, karena pakan hijauan merupakan bahan utama untuk usaha pembibitan maupun pembesaran suatu ternak. Sistem produksi tidak dilakukan secara khusus dalam suatu kawasan luas, sehingga para peternak selalau memiliki masalah dengan penyediaan pakan. Hal yang menyebabkan menjadi masalah penyedi aan pakan adalah informasi bahan baku tidak simetriss antara peternak dengan penyedia. Hal ini menyebabkan harga dan tataniaga tidak efesien, karena peternak tidak mendapatkan bahan baku dalam ketersediaan pakan dari sumbernya. Berikut problematika ketersediaan pakan ruminansia yang sering kerap terjadi di kalangan masyarakat:



8



1. Keterbatasan benih dan bibit



Masalah pertama yang harus di pecahkan adalah sulitnya memproleh benih atau bibit tanaman pakan unggul yang memiliki tingkat produktivitas tinggi dengan daya adaptasi terhadap lingkungan baik untuk skala perkembangan besar. 2. Kinerja bisnis hijauan pakan rendah



Masalah kedua yang harus dipecahkan adalah masih rendahhnya dinamika bisnis hijauan, karena disebabkan: 



Sifat produksi pakan hijauan yang fluktuatif  Sifat fisik hijauan balk (amba)  Masih belum mapannya pasar hijauan pakan 3. Kelemahan mekanisasi bidang peternakan Masalah ketiga yang masih terkait adalah lemahnya sistem mekanisasi pertanian di Indonesia, sehingga pengelolahan lahan, nmobilitas biomas, pengaetan dan ditributsi biomas sumber pakan dilakukan secara manual sepanjang tahun dalam skal kecil-kecilan. 4. SDM (Sumber Daya Manussia) pakan Nasional belum tertata



Masalah keempat yang masih terkait adalah SDM pakan di Indonesia belum tertata, baik secara pengawasan, pengontrolan, tenaga ahli industri dan lain-lain belum dapat mencapai sesuai target. Khususnya untuk menjalankan program-program industri pakan di masyarakat. 5. Pergeseran fungsi lahan pengembalaan



Masalah terakhir yang cukup sulit untuk dipecahkan adalah keterbatasan fungsi lahan yang semakin lama – sekamin menipis dalam penggunaan bahan pakan hijauan ternak ruminansia. Kebanyakan lahan digunakan untuk tanaman yang lebih memiliki ekonomis yang cukup tinggi dibandingkan dengan menanam pakan hijauan ternak. B. Ternak Unggas Industri pakan di Indonesia merupakan industri yang cukup maju, dilakukan oleh perusahaan-perusahaan menengah dan besar yang sebagian besar telah menerapkan prinsip-prinsip Good Manufacturing Practice (GMP) serta telah dibuat berbagai peraturan pendukungnya. Karena biaya untuk pakan menempati porsi terbesar dari total biaya produksi unggas maka para produsen pakan dituntut untuk meningkatkan efisiensi sehingga dapat memproduksi pakan yang baik kualitasnya namun dengan harga yang terjangkau. Dalam contoh formulasi pakan unggas maka bahan baku utama seperti jagung umumnya digunakan sekitar (50%), bungkil kedelai (18%), tepung ikan (5%), dedak/pollard (15%), minyak (5%), premix (0,6%) dan bahan lain (2%). Pada saat ini tercatat 62 buah pabrik pakan yang tersebar di 10 provinsi dengan kapasitas terpasang sekitar 14 juta ton/tahun. Produksi riil tahun 2010 baru mencapai 9 juta ton/tahun (70 %). Untuk produksi tersebut kebutuhan jagung sekitar 4,5 juta ton. Apabila produksi pakan telah mencapai kapasitas terpasang maka jagung yang dibutuhkan adalah sebesar 9,5 juta ton. Pakan unggas yang diproduksi tersebut sekitar 89% diserap oleh peternakan unggas, sedangkan ternak babi 4%, aqua culture 6% dan ruminan serta ternak lainnya 1% (Feed International, 2003). Permasalahnnya adalah bahan pakan yang utama adalah 9



jagung yang saat ini sebagian, 1,5 juta ton (30%) dari kebutuhan masuh import. Sedangkan untuk bungkil kedelai, meat bone meal dan poultry by product meal 100% masih mengandalkan pasokan dari luar negeri. Dalam usaha peternakan khususnya untuk ternak unggas terutama daerah Temanggung adalah, masalah pakan yang sering dialami oleh peternak adalah semakin mahalnya harga pakan untuk ternak unggas, hal ini tentu saja sangat memberatkan peternak, karena sering kali naiknya harga pakan ini tidak diimbangi dengan naiknya harga produk ternak tersebut, sehingga fenomena tersebut sering membuat usaha peternakan rakyat gulung tikar. Mahalnya harga pakan khususnya untuk ternak unggas ini dirasakan peternak terutama pada saat nilai tukar uang rupiah melemah terhadap nilai mata uang dólar, hal ini disebabkan oleh karena sebagian besar komponen penyususun pakan untuk ternak unggas tersebut sebagian besar masih impor seperti jagung, tepung ikan, bungkil kedelai, dan pollard



4. Mengatasi masalaha pakan Dapat dilakukan dengan menetapkan strategi dan kebijakan yang mengarah pada (1) penyediaan pakan (feed security) dan (2) peningkatan mutu pakan (feed safety), yang berbasis sumberdaya lokal, dengan tujuan akhir kemandirian pakan. 1. Strategi Pengembangan Pakan Unggas . Berbeda dengan pakan ruminansia, untuk pakan unggas strategi yang dilakukan adalah: 



Melakukan koordinasi untuk peningkatan produksi bahan pakan konvensional (jagung, dedak, tepung ikan). Hampir semua bahan pakan untuk unggas urusannya berada di luar kewenangan Direktorat Jenderal Peternakan dan Keswan Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang intens dengan Direktorat Jenderal lain, khususnya Ditjen Tanaman Pangan untuk memperoleh informasi tentang status dan situasi bahan pakan tersebut, seperti jagung misalnya.







Mengoptimalkan pemanfaatan bahan pakan lokal non-konvensional. Masih banyak bahan pakan lokal dan spesifik daerah belum dimanfaatkan ataupun sangat sedikit digunakan untuk pakan, padahal potensinya besar, seperti Bungkil Inti Sawit (BIS), bungkil kelapa, keongmas, sagu, dan lain-lain.







Memberikan pelayanan impor-ekspor bahan pakan. Seperti diketahui, sekitar 30% bahan pakan untuk pabrikan masih diimpor. Oleh karena itu pemberian pelayanan yang cepat dan terkendali berupa Surat Persetujuan Pemasukan (SPP) bahan pakan sangat vital. Keterlambatan pengeluaran SPP akan mengganggu pasokan bahan pakan dan berakibat pada produksi pakan, yang pada akhirnya akan berdampak terhadap ketersediaan pakan di pasar.







Memfasilitasi pengembangan pabrik/unit pengolah pakan skala kecil (unggas lokal). Usahausaha unggas lokal (ayam, itik dan puyuh) dalam skala kecil telah banyak tumbuh di



10



masyarakat. Untuk meningkatkan efisiensi usahanya, maka difasilitasi dengan unit pengolahan pakan maupun pabrik pakan. 



Penguatan bimbingan teknologi pakan (unggas lokal). Mengingat usaha unggas lokal masih didominasi oleh peternak dengan skala uhasa kecil, maka bimbingan terhadap pemanfaatan teknologi pakan terus dilakukan oleh Pemerintah agar usahanya bisa meningkat dan lebih efisien.



2. Kebijakan Pengembangan Mutu Pakan. Kebijakan pengembangan mutu pakan meliputi pengembangan standar mutu pakan, peningkatan mutu pakan, dan pengawasan mutu pakan Peningkatan mutu pakan dilakukan dengan mendorong dan memfasilitasi penerapan teknologi pakan dan fasilitasi unit usaha pengolahan pakan serta pabrik pakan skala kecil. Sedangkan pengawasan mutu pakan dilakukan dengan sertifikasi mutu pakan oleh laboratorium pakan yang telah terakreditasi, dan melalui labelisasi produk pakan yang diedarkan untuk diperdagangkan.



3. Kebijakan Pengawasan Mutu Pakan. Pelaksanaan pengawasan mutu pakan, dibuat kebijakan tersendiri karena hal ini sangat terkait dengan kebijakan pengembangan mutu pakan dan jaminan terhadap mutu pakan.Berkaitan dengan perbedaan sifat dari usaha unggas ras dan buras, maka kebijakan pengawasan mutu pakan dibedakan, yaitu (1) untuk pakan unggas ras, dilakukan penerapan yang ketat terhadap standar mutu; (2) untuk unggas lokal, jika diproduksi oleh pabrik pakan skala besar maka dilakukan kebijakan yang sama untuk pakan unggas ras; tetapi jika diproduksi oleh pabrik pakan skala kecil, maka akan dilakukan peningkatan kapasitas produksi dan kualitasnya agar dapat memenuhi standar; dan (3) untuk ternak ruminansia, kebijakan yang dilakukan adalah melakukan penataan dan pendampingan. Sistem pengawasan mutu pakan mencakup beberapa subsistem yang saling terkait, yaitu standar mutu pakan dan bahan pakan, cara pembuatan pakan yang baik (GMP), pengujian mutu pakan oleh laboratorium yang terakreditasi, pendaftaran pakan dan labelisasi, pejabat fungsional pengawas mutu pakan serta ketentuanketentuan yang mengatur tentang hal-hal diatas.



11



BAB III PENUTUP SIMPULAN Pakan mempunyai



peranan



yang



sangat



penting



didalam



kehidupan



ternak.



Biaya pakan merupakan biaya terbesar dari total biaya produksi yaitu mencapai 70-80%. Tetapi masih banyak permasalahan permasalahan dalam memeuhi pakan tersebut Untuk mengatasi permasalahan pakan ternak yang ada dapat dilakukan dengan menetapkan strategi dan kebijakan yang mengarah pada (1) penyediaan pakan (feed security) dan (2) peningkatan mutu pakan (feed safety), yang berbasis sumberdaya lokal dengan strategi dan kebijakan yang tepat. diperlukan investigasi lebih mendalam tentang kepastian potensi limbah organik spesifik lokasi yang dapat digunakan untuk komponen pakan. Formulasi pakan perlu dilakukan menggunakan kombinasi berbagai komponen sehingga di samping pemenuhan bahan kering, kebutuhan protein tercerna, energi metabolis, vitamin, dan mineral juga dapat terpenuhi. Selain itu kita dapat melihat potensi wilayah masing masing untuk memenuhi kebutuhan pakan dengan mengolah limbah limbah pertanian sebagai pakan ternak, cara yang yang dapat di lakukan adalah dengan membuat fermentasi agar pakan await dan dan dapat di gunakan ketika kekerungan pakan



12



DAFTAR PUSTAKA http://addhy-ardhy.blogspot.co.id/2013/07/makalah-pakan-ternak.html http://labagro.blogspot.co.id/2011/11/direktorat-pakan-ternak-kebijakan-dan.html http://www.jppt.undip.ac.id/pdf/29(1)2004p50-55.pdf http://www.ternakpertama.com/2014/12/mengatasi-masalah-pakan-pada-peternakan.html http://www.ternakpertama.com/2014/12/mengatasi-masalah-pakan-pada-peternakan.html



13