Makalah Perpustakaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TENTANG MANFAAT PERPUSTAKAAN DISEKOLAH DASAR MANFAAT PERPUSTAKAAN DI SEKOLAH DASAR BAGI KECERDASAN ANAK Makalah Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah PERPUSTAKAAN Dosen Nanik Arkiyah M.Ip



Disusun Oleh : Anggita Fiska 1300005161



PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2017



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur Saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Manfaat Perpustakaan Di Sekolah Dasar Bagi Kecerdasan Anak”. Saya menyadari. bahwa Makalah ini masih jauh untuk dari kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan-kekurangan, baik dari materi maupun redaksi. Hal ini semata-mata disebabkan oleh keterbatasan waktu dan pengetahuan penulis. Mudah-mudahan segala kebaikan serta jasa yang telah diberikan semua pihak mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amiin.



Yogyakarta, Januari 2017 Penulis,



Anggita Fiska NIM. 130000516



DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ……………………………………………………i DAFTAR ISI ……………………………………………………………...ii BAB I PENDAHULUAN …………………………………...........................…..1 A. Latar Belakang Masalah ……………………….................................1 B. Masalah …………………………………………........................…..2 C. Rumusan Masalah ………………………………........................…..3 BAB II KAJIAN TEORI DAN ANALISIS MASALAH …..............................….4 A. Perpustakaan Sebagai Sistem ………………….........................…….4 B. Perpustakaan Dalam Konteks Pendidikan …….........................…….6 BAB III UPAYA PEMECAHAN MASALAH ……………...............................…11 A. Manfaat Perpustakaan di Sekolah Dasar Bagi Kecerdasan Anak ………………………………….................................................................11 B. Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Sekolah Dasar …………………………........................................................…………….12 BAB IV PENUTUP …………………………………………...........................…...14 A. Kesimpulan ……………………………………….............................14 B. Saran ……………………………………………........................…...15 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….16



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Keberadaan perpustakaan sekolah dewasa ini semakin dirasakan keberadaan nya. Kebutuhan aka adanya perpustakaan sekolah yang mampu menunjang kegiatan belajar mengajar sebagai pusat kegiatan pelaksanaan kurikulum di sekolah semakin meningkat. Lebih-lebih sejak di undangkan Undang-undang No.2. Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pada Pasal 45 ayat 1 yang menyebutkan : “Setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuia dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, dan kejiwaan peserta didik”. Pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan baik bilamana para tenaga kependidikan maupun peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegitan belajar mengajar yang bersangkutan. Salah satu sumber belajar yang amat penting bukan satu-satunya adalah perpustakaan yang harus memungkinkan tenaga kependidikan dan peserta didik memperoleh kesempatan untuk memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan yang diperlukan. Perpustakaan sebagai pusat sumber ilmu, karena di perpustakaan guru dan siswa serta masyarakat dapat mencari berbagai ilmu dan pengetahuan yang diperlukan, baik untuk kebutuhan kini maupun untuk yang akan datang. Perpustakaan dimana saja berada dapat turut berperan dalam rangka meningkatkan minat baca diharapkan masyarakat Indonesia makin cerdas dan terampil dalam mengantisipasi tantangan jaman. Sehubungan dengan fungsi perpustakaan tersebut, maka penulis memilih judul : “Manfaat Perpustakaan di Sekolah Dasar Bagi Kecerdasan anak”. B. Masalah yang Terjadi pada Siswa Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengakibatkan perubahan dan perkembangan masalah dan tantangan yang harus dihadapi dan dipecahkan oleh manusia. Di Negara berkembang seperti halnya Indonesia, disadari bahwa jalan yang paling tepat untuk mengejar ketinggalan dalam berbagai bidang adalah dengan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sekaligus berusaha mencerdaskan bangsanya secara menyeluruh. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju menuntut sistem pendidikan pada masa kini maupun menghasilkan manusiamanusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menghaadapi,



menyesuaikan diri serta mengembangkan perubahan-perubahan yang ada secara efektif. Pendidikan harus mampu menghasilkan manusia yang terlatih (trainable). Untuk itu pendidikan harus mampu mendidik para siswanya sedini mungkin untuk memiliki pengeahuan dan keterampilan memburu, menjaring dan mengolah informasi secara capat dan tepat ini berartinseawal mungkin daya nalar dan daya analisa anak harus dipergunakan dan dilatih secara sistematis. Dalam dunia pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, buku terbukti berdaya guna sebagai salah satu sarana komunikasi bukan saja merupakan bagian integral dari dan dalam sistem pendidikan, tetapi juga merupakan salah satu kunci untuk melepaskan diri kita dari dominasi teknologi dan pengetahuan Negara-negara maju. Maka dalam hal ini perpustakaan dan pelayanan perpustakaan harus dikembangkan sebagai salah satu instalasi yang bukan saja merupakan secara fisik mengumpul, mengatur, menyimpan dan menyediakan buku serta ruang baca, akan tetapi benar-benar merupakan pusat komunikasi dan informasi bagi masyarakat sekelilingnya. Dengan fungsinya sebagai pusat informasi ini makadiharapkan memberikan sumbangan yang berarti dalam rangka ikut mencerdaskan bangsa. Disadari pula bahwa untuk mencerdaskan kehidupan suatu bangsa, pendidikan tidak hanya terbatas sampai menyelesaikan SD, SMP, atau SMA. Pendidikan berlangsung seumur hidup (life long education). Sekolah sebagai pendidikan formal ternyata belum mampu menampung seluruh informasi yang diperlukan untuk masa yang akan datang. Maka atas dasar pemikiran tersebut maka perpustakaan dapat turut mengambil bagian dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa selaras dengan kemampuan yang dihadapi manusia. C. Rumusan Masalah Dari pokok-pokok masalah tersebut, selanjutnya penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah peran perpustakaan Sekolah Dasar dalam mengembangkan minat baca dan kegemaran membaca guna mencerdaskan anak ? 2. Bagaimanakah pembinaan dan pengembangan perpustakaan Sekolah Dasar agar perpustakaan berperan sebagai pusat informasi, referensi, edukasi dan rekreasi guna mencapai tujuan pendidikan nasional ?



BAB II KAJIAN TEORI DAN ANALISIS MASALAH



A. Perpustakaan Sebagai Sistem Sekolah adalah suatu sistem. Artinya sekolah terdiri dari komponenkomponen yang satu sama lain saling berkaitan dan berhubungan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Sebagai suatu sistem sekolah terdiri atas komponen guru, siswa dan prasarana pendidikan yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan itu adalah perpustakaan. Perpustakaan dalam sebuah sekolah pada hakekatnya merupakan suatu tempat dimana terdapat sumber-sumber informasi (bahan informasi) untuk keperluan belajar, membaca dan mencari informasi bagi masyarakat luas. (lam upaya mencerdaskan Pawit M yusuf, 1989 : 53). Jadi perpustakaan bukan lah semata-mata tempat buku-buku atau majalah dan bahan bacaan lain yang bersifat komersil seperti halnya di toko-toko buku dan taman bacaan. Perpustakaan mempunyai fungsi dan tanggung jawab sosial disamping turut andil dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penyebaran informasi kepada masyarakat luas tanpa membeda-bedakan statusdan kedudukan sosialnya. Sehingga perpustakaan sekolah adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu system persekolahan, yang berupa tempat menyimpan, mengelola dan menyebarluaskan informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, kebudayaan guna menunjang kelancaran proses belajar mengajar. (Dinas P dan K Propinsi Jawa Barat, 200 : 2). Sebagai suatu sistem, perpustakaan terdiri dari komponen-komponen seperti buku sebagai sumber ilmu, sarana dan prasarana yang beruparuang perpustakaan yang memadai, tenaga pengelola perpustakaan (pustakawan) yang terdidik baik dan terampil serta dana penyelenggaraan dan masyarakat pemakai jasa perpustakaan. Buku dan perpustakaan memegang peranan penting sebagai sumber ilmu dan pusat komunikasi bagi masyarakat sekelilingnya, seperti yang ditegaskan oleh Daoed Yoesouf, sebagai berikut : “Dalam dunia pendidikan buku terbukti berdaya guna dan tepat guna sebagai salah satu sarana pendidikan dan buku sebagai sarana komunikasi bukan saja merupakan bagian integral dari dan dalam system pendidikan, tetapi juga merupakan salah satu kunci untuk melepaskan diri kita dari dominasi teknologi dan ilmu pengetahuan Negara-negara maju. Dalam kaitan ini perpustakaan dan pelayanan perpustakaan harus dikembangkan sebagai suatu instalasi vital yang bukan saja secara fisik mengumpul, mengatur, menyimpan dan menyediakan



buku dan ruang bacaan, akan tetapi benar-benar merupakan alat pendidikan dan pusat komunikasi dan informasi bagi masyarakat sekeliningnya”. Untuk menjalankanya misalnya sebagai alat pendidikan, sumber atau pusat informasi dan komunikasi dan sebagai pusat rekreasi dalam demokrasi modern. Maka perpustakaan harus memperhatikan 4 hal pokok diantaranya : Pertama, adanya tenaga (pustakawan) yang terdidik baik, aktif serta kreatif; Kedua, adanya anggaran memadai; Ketiga, adanya buku-buku dan bacaan yang lengkap dan memenuhi syarat; Keempat, adanya kesadaran yang tinggi dari masyarakat pemakai jasa perpustakaan. (Agus Sutoyo dan Joko Santoso, 2001). Dengan keempat factor utama tersebut maka sebuah perpustakaan akan mampu menjalankan misi kewajiban dengan baik. Secara garis besar perpustakaan dapat dibagi dalam 4 jenis atau golongan besar, yakni : 1. Perpustakaan Umum 2. Perpustakaan Sekolah 3. Perpustakaan Universitas dan Perguruan Tinggi 4. Perpustakaan Khusus Dan pengkategorian yang empat hal kemudian berkembang menjadi perpustakaan-perpustakaan yang lahir sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan masing-masing, sehingga kita mengenal adanya perpustakaan masjid, perpustakaan RT/RW, perpustakaan koperasi dan lain-lain. Semua jenis perpustakaan tersebut pada prinsipnya dapat menjalankan fungsinya untuk ikut andil dan berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Semua buku-buku dan bacaan tertulis ini dapat dijadikan bahan untuk mempelajari dan mencari informasi untuk memenuhi kebutuhan dan mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju. B. Perpustakaan Dalam Konteks Pendidikan Di dalam sub bab judul ini penulis akan menitik beratkan terhadap hakekat, fungsi dan tujuan perpustakaan sekolah. 1. Hakekat Perpustakaan a. Perpustakaan sekolah merupakan usaha pendidikan. Secara aktif dan positif, perpustakaan sekolah menyelenggarakan pendidikan yaitu membangkitkan kegemaran membaca dan minat baca, meningkatkan selara baca, membangkitkan minat terhadap hal-hal baru melalui buku, referensi, indeks, bibliografi dan lainlain. Selanjutnya perpustakaan sekolah mendidik pula kerapian, ketertiban, disiplin dan tanggung jawab dalam menggunakan fasilitas yng tersedia.



b. Perpustakaan sekolah merupakan usaha penyediaan jasa. Perpustakaan mengadakan, mengelola, menyimpan, sampai siap pakai dan mengedarkan serta memelihara bahan pustaka dan mengupayakan kegiatan membaca, berdiskusi, konsultasi dan lain-lain. c. Perpustakaan sekolah merupakan usaha menyediakan sumber-sumber informasi. Perpustakaan sekolah menyediakan media informasi dalam bentuk karya tulis, hasil cetakan dan rekaman, serta naskah, buku terbitan berkala, surat kabar, brosur, folder, foto, film, piringan hitam, pita rekaman, dan lain-lain. d. Perpustakaan sekolah merupakan tempat membaca untuk belajar. Para siswa, baik secara perorangan, kelas, maupun kelompok dapat membaca sumber-sumber informasi baik yang lama maupun yang baru untuk belajar, konsultasi, penelitian dan untuk kegiatan sejenisnya.



2. Fungsi Perpustakaan Sekolah Pada garis besarnya fungsi perpustakaan di sekolah dapat dikategirikan menjadi : a. Fungsi Edukatif (fungsi kedudukan) Yang dimaksud dengan fungsi edukatif ialah bahwa perpustakaan harus mampu membangkitkan minat baca para siswa, mengembangkan dan ekspresi, mengembangkan kecakapan berbahasa, mengembangkan daya fikir yang rasianal dan kritis serta mampu membimbing dan membina para siswa dalam cara menggunakan bahan pustaka dengan baik inilah nilai kependidikan dari perpustakaan sekolah. b. Fungsi Informatif Maksudnya ialah bahwa perpustakaan harus mampu menyediakan bahanbahan dan sumber informasi yang beraneka ragam, bermutu dan up to date yang disusun secara teratur dan pemakaian jasa perpustakaan dalam mencari informasi yang diperlikan. c. Fungsi Administratif Maksudnya ialah bahwa perpustakaan harus disertai dengan kegiatan pencatatan, penyelesaian, pemrosesan bahan-bahan pustaka serta menyelenggarakan sirkulasi praktis, efisien dan efektif. d. Fungsi Rekreasi Artinya bahwa perpustakaan sekolah disampingmenyediakan buku-buku ilmu pengetahuan, juga perlu menyediakan buku-buku yang bersifat rekreatif atau hiburan, yang bermutu yang dapat digunakan para pembaca untuk mengisi waktuwaktu senggang baik untuk buku-buku cerita, cergam, majalah hiburan dan lainlain.



Selanjutnya jika kita nanlisis dari poko-poko tersebut maka perpustakaan sekolah sebagai perangkat perlengkapan pendidikan yang merupakan bagian terpadu dari system kurikulum mempunyai fungsi untuk : (Dinas P dan K Propinsi Jawa Barat, 200) a. Menyerap dan menghimpun informasi guna kegiatan belajar mengajar. b. Mewujudkan suatu wadah pengetahuan dengan administrasi dan organisasi yang sesui sehingga mudah pengunaan nya. c. Menyediakan sumber-sumber rujukan yang tepat guna untuk kegiatan konsultasi, penelitian bagi para siswa dan para pengajar. d. Menyediakan bahan-bahan yang bermanfaat bagi kegiatan rekreatif yang berkaitan dengan bidang budaya dan yang dapat meningkatkan selera mengembangkan daya kreatif. e. Melaksanakan layanan perpustakaan yang sederhana, mudah dan menarik sehingga siswa dan para pengajar tertarik dan terbiasa dalam menggunakan relitas perpustakan. f. Menyediakan informasi yang terpadu dengan sistematis, yang akan member kesempatan kepada para pemakai jasa perpustakaan tentang bagaimana cara mempergunakan perpustakaan yang efisien dan efektif. 3. Tujuan Perpustakan Sekolah Secara umum, bahwa tujuan diselenggarakannya perpustakaan sekolah sebagai satu perangkat kelengkapan pendidikan dengan kelengkapan-kelengkapan yang lainnya, ada guna meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebanggsaan dan cinta tanah air, agar dapat membutuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya dan bersamasama bertanggung jawab atas pembangunan bangsanya, berdasarkan pada pancasila dan UUD 1945. Dengan mengacu kepada rumusan tujuan umum yang pada intinya adalah tujuan pendidikan nasional (GBHN) 1999 – 2004, maka secara khusus perpustakaan sekolah diselenggarakan dengan tujuan untuk : a. Mengembangkan minat, kemampuan, kebiasaan membaca khususnya serta mendayagunakan budaya tulisan dalam sektor-sektor kehidupan. b. Mengembangkan kemampuan mencari dan mengilah serta memanfaatkan informasi. c. Mendidik murid agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat dan berhasil guna. d. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri. e. Memupuk minat dan bakat. f. Menumbuhkan aspresiasi terhadap pengalaman imajinatif.



g. Menumbuhkan minat baca di kalangan masyarakat sekolah. h. Mengembangkan sikap kreatif dan inovatif. i. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab, serta usaha sendiri. Dengan peran, fungsi dan tujuan perpustakaan sebagaimana telah dijelaskan di atas, maka jelas bahwa pada akhirnya penyelenggaraan perpustakaan sekolah diarahkan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.



BAB III UPAYA PEMECAHAN MASALAH



A.



Manfaat Perpustakaan di Sekolah Dasar Bagi Kecerdasan Anak. Maju mundurnya mutu pendidikan disuatu sekolah dan mutu pendidikan nasional pada umumnya akan ditentukan pula oleh berjalan atau tidaknya perpustakaan sekolah. Hal ini karena perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan sebagai tempat bahan koleksi dan tempat koleksi bahan-bahan terdapat pendidikan. Perpustakaan juga penting karena perpustakaan merupakan sumber informasi yang dapat dijadikan wahana oleh pada guru maupun siswa dalam melakukan penelitian dan mencari sumber-sumber yang diperlukan. Oleh karena itu semakin berperannya perpustakaan yang ada, maka akan semakin terbuka jalan untuk mencapai mutu pendidikan yang diharapkan, yang berarti akan mendorong makin meningkatnya kecerdasan bangsa Indonesia. Dengan memperhatikan peran, fungsi tujuan serta hubunganperpustakaan dengan usaha meningkatkan kualitas pendidikan, maka jelaslah bahwa perpustakaan mamarankan andil yang sangat besar dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang diamanatka dalam pembukaan UUD 1945. Dengan perpustakan yang baik sudah dipastikan bahwa perpustakaan menyediakan sumber-sumber pustaka dan informasi yang cukup lengkap dan memadai. Dan dengan dimanfaatkannya perpustakaan sebagai sumber ilmu, sebagai sumber belajar dan sebagai sumber informasi oleh segenap lapisan masyarakat maka akan mendorong masyarakat memiliki ilmu pengetahuan yang cukup banyak. Dan sudah barang tentu dengan semakin banyaknya ilmu-ilmu yang diperoleh maka akan menyebabkan bangsa Indonesia menjadi lebih pandai. Dan jika ini sudah tercapai maka akan dapat dipastikan bangsa Indonesia menjadi lebih meningkat kecerdasannya. Dengan demikian peranan perpustakaan sebagai sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan dapat dirasakan manfaatnya serta keberadaannya. B.



Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Sekolah Dasar (SD) Pembinaan perpustakaan sekolah dimaksudkan agar perpustakaan sekolah dapat berfungsi dan berperan sebagai pusat informasi, referensi, edukasi, dan rekreasi guna mencapai tujuan pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945 dan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Guna mencapai hal itu pemberdayaan komponen perpustakaan secara berthap.



Pengembangan perpustakaan sekolah sejalan dengan pembinaan komponen perpustakaan sekolah. Komponen perpustakaan sekolah yang perlu dikembangkan sehubungan dengan kenyataan atau permasalahan yang dihadapi saat ini adalah : 1. Status Organisasi Status dan organisasi perpustakaan sekolah perlu dimantapkan sesuia yang digariskan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 45. Pemantapan dan ketegasan organisasi perpustakaan sekolah untuk dituangkan kedalam suatu peraturan perundangan sehingga job diskripsi dari unit kerja perpustakaan dapat memberikan layanan yang optimal bagi masyarakat belajar (siswa sekolah). 2. Ruang / Gedung Ruang koleksi bahan pustaka di Sekolah Dasar masih memprihatinkan baik kualitas maupun kuantitasnya. Jumlah bahan pustaka yang ada di perpustakaan Sekolah Dasar pada umumnya berupa buku dan terbitan serial. 3. Tenaga Tenaga pengelolaan perpustakaan secara khusus atau pustakawan belum tersedia. Tugas pengelolaan perpustakaan selama ini diserahkan kepada guru yang memiliki tugas rangkap. Akibatnya petugas perpustakaan tidak dapat melayani kebutuhan masyarakat belajar secara optimal. 4. Pengembangan Komponen Yang Lain Pengembangan komponen yang lain perlujuga ditingkatkan, dengan mengacu pada fungsi dan peran perpustakaan sekolah, yaitu sebagai pusat kegiatan belajar mengajar.



BAB IV PENUTUP



Dalam bab ini penulis akan mengemukakan beberapa pokok kesimpulan dari saran-saran : A. Kesimpulan Berdasarkan isi urayan makalah ini, penulis merumuskan poko-poko kesimpulan sebagai berikut : 1. Perpustakaan sebagai integral dari keseluruhan system pendidikan sekolah tidak dapat dilupakan keberadaan dan manfaatnya, karena antara kegiatan dan peran perpustakaan dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah saling menunjang satu sama lain. 2. Perpustakaan sekolah memegang peranan yang amat pentingdalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. 3. Perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar, sumber informasi dan sumber ilmu bagi setiap lapisan masyarakat dalam rangka melakukan penelitian atau untuk memecahkan berbagai persoalan. 4. Perpustakaan sekolah menentukan mutu pendidikan, karena dapat memperluas cakrawala berpikir masyarakat serta merupakan wahana yang tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan rasional. 5. Perpustakaan menunjang pelaksanaan belajar siswa disekolah karena dengan perpustakaan siswa akan memburu informasi secara aktif, sehingga mereka tidak hanya memakan ikan tetapi secara kritis menunjang dan mengolah informasi yang diterimanya secara kritis. B. Saran – Saran Untuk meningkatkan kecerdasan anak, penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut : 1. Diharapkan kepada pemerintah lebih meningkatkan dan meningkatkan peranan fungsi perpustakaan dengan cara memperbanyak buku-buku sumber yang bermutu dan memadai. 2. Diharapkan sekolah-sekolah memiliki buku-buku sumber dan referensi yang lengkap, serta ditata secara sistematis, teratur dan memudahkan pemakaian. 3. Di sekolah-sekolah diharapkan memiliki tenaga perpustakaan (pustakawan) yang benar-benar terdidik, ahli serta aktif kreatif. 4. Para Pembina perpustakaan yang belum memiliki kualifikasi diharapkan selalu terbuka tanggap terhadap perubahan dan perkembangan serta kebutuhan.



5. Diharapkan kepada guru dan siswa untuk meningkatkan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber ilmu, sumber informasi dan sumber belajar sehingga mutu pendidikan di sekolah makin meningkat. 6. Diharapkan perpustakaan-perpustakaan sekolah dimanfaatkan secara efektif dan seefisien mungkin, agar makin tumbuh kesadaran minat baca dan makin meningkatkan kecerdasan bangsa Indonesia sebagaimana pembukaan UUD 1945.



DAFTAR PUSTAKA Agus Suyoyo dan Joko Santoso, (2001), Strategi dan Pemikiran Perpustakaan, Penerbit Sagung Seto, Jakarta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat, (2000), Himpunan Makalah (Rapat Koordinasi Pembinaan dan Pendayagunaan Perpustakaan Sekolah Dasar Propinsi Jawa Barat), Dinas P dan K, Jawa Barat. ___________________, (2000), Pembinaan Dan Pengembangan Perpustakaan Sekolah Dasar danLlayanan Terpadu Perpustakaan Sekolah, Dinas P dan K Jawa Barat. Pawit M. Yusuf, (1989), Bagaimana Menggunakan Perpustakan, Suara Daerah, Majalah Pendidikan No. 214. Secretariat Negara RI, (2000), Garis-garis Besar Haluan Negara, PT. Pabelan, Surakarta. Udin Zaenudin, (1993), Beberapa Langkah Pengembangan Perpustakaan SD Dalam Menghadapi Pendidikan Menengah, Suara Daerah No. 263. Undang-undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, BP. Dharma Bhakti, Jakarta.



MENULIS MAKALAH, RANGKUMAN, DAN BUKU SERTA MEMBACA UNTUK MENULIS AKADEMIK



Oleh



I Gusti Ngurah Ketut Putrayasa



UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN SASTRA INDONESIA 2015/2016



ABSTRAK Penelitian yang berjudul “Menulis Makalah, Rangkuman, dan Buku serta Membaca untuk Menulis Akademik” bertujuan mengetahui langkah-langkah menyusun makalah, menyusun rangkuman, menyusun buku, dan teknik membaca untuk menulis akademik dalam bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode studi pustaka, metode deskriptif dalam menganalisis data, dan metode informal (naratif) dalam penyajian hasil analisis. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa makalah adalah tulisan ilmiah yang membahas satu permasalahan tertentu sebagai hasil kajian pustaka/lapangan. Kemudian, rangkuman merupakan suatu hasil merangkum/meringkas tulisan menjadi lebih ringkas dengan perbandingan secara proporsional antara yang dirangkum dengan hasil rangkumannya. Lebih lanjut, buku adalah kumpulan kertas/bahan lain yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan/gambar. Terakhir, membaca dan menulis akademik pada dasarnya memiliki hubungan yang sangat erat dan saling membutuhkan. Kata kunci : makalah, rangkuman, buku, menulis



i



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan naskah yang berjudal “Menulis Makalah, Rangkuman, dan Buku serta Membaca Untuk Menulis Akademik” ini dalam rangka pengembangan salah satu tri darma perguruan tinggi, yaitu bidang penelitian. Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangankekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan naskah penelitian lebih lanjut. Tulisan ini dapat penuhs selesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama rekanrekan dosen Jurusan Sastra Indonesia yang telah memberikan masukan demi kelancaran dan kelengkapan naskah tulisan ini. Akhimya, semoga tulisan yang jauh dari sempuma ini ada manfaatnya.



Denpasar, Januari 2016



Penulis



ii



DAFTAR ISI ABSTRAK …………..…………………………………………………………… KATA PENGANTAR …………………………………………………………… DAFTAR ISI ………………………………………………………………………



i ii iii



BAB I PENDAHULUAN ………..….…………………………………………… 1.1 Latar Belakang …………………...………………………………………… 1.2 Rumusan Masalah …………….…………………………………………….. 1.3 Tujuan ……………………………………………………………………… 1.4 Manfaat ……..................………………………………….……………….. 1.5 Metode ………..………………...…………………………..……………….



1 1 2 2 2 3



BAB II PEMBAHASAN ………….……………………………………………… 2.1 Makalah ……………………..…………………………………………..…. 2.1.1 Pengertian Makalah …………………………………………………. 2.1.2 Ciri – Ciri Khusus Makalah ………………………….………………. 2.1.3 Syarat Makalah ………………………………………………………. 2.1.4 Sistematika Makalah …………………………………………………. 2.2 Rangkuman …………………….…….……………………….…………… 2.2.1 Pengertian Rangkuman ……………………….……………………… 2.2.2 Cara Membuat Rangkuman …………….…………………………….. 2.3 Buku ………………………………………………………………………….. 2.3.1 Pengertian Buku ……………………………………………..……….. 2.3.2 Teknik – Teknik Menulis Buku ………………………..…………….. 2.4 Membaca untuk Menulis Akademik ….……………………….…………… 2.4.1 Pengertian Membaca dan Menulis …………………………………… 2.4.2 Hubungan Antara Membaca dan Menulis ……..…………………….. 2.4.3 Teknik Membaca Untuk Menulis ……………....……………………..



4 4 4 4 4 5 9 9 9 11 11 11 18 18 19 20



BAB III PENUTUP …………………….……..….………………………..…… 3.1 Simpulan …………………………………………………..………………… 3.2 Saran …………………….……………………………………………….…..



22 22 22



……………………………………………………………



23



DAFTAR PUSTAKA



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Bahasa



Indonesia



sangat



penting



peranannya



bagi



kehidupan



bermasyarakat, berbangsa, dan bemegara. Selain itu bahasa Indonesia juga memiliki peranan yang penting dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Hal ini dapat diamati dan dirasakan pada waktu kegiatan belajar - mengajar. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan menggunakan bahasa Indonesia di alam segala fungsinya, yaitu sarana berkomunikasi, sarana berpikir, sarana persatuan dan sarana kebudayaan. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, meliputi empat aspek keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek keterampilan tersebut saling berkaitan satu sama lain dengan cara yang beraneka ragam.Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.Untuk dapat berbahasa dengan baik dan benar,diperlukan pembelajaran bahasa Indonesia. Oleh karena itu pemerintah membuat kurikulum bahasa Indonesia yang wajib untuk diajarkan kepada siswa pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT). Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pendidikan maupun masyarakat. Keterampilan menulis perlu diperhatikan karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang hams dimiliki oleh siswa. Melalui menulis,siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat,pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain tulis, menulis juga dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa. Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung.Keterampilan



menulis



juga



diperlukan



saat



menulis



makalah,



rangkuman, buku dan lain lain.Dalam hal tersebut, diperlukannya teknik -teknik 1



menulis yang baik dan benar, baik teknik pembuatan makalah,rangkuman,buku serta teknik membaca untuk menulis .



1.2



Rumusan Masalah 1) Bagaimanakah langkah - langkah menyusun makalah yang baik dalam bahasa Indonesia? 2) Bagaimana cara membuat rangkuman yang baik dan benar dalam bahasa Indonesia? 3) Bagaimanakah langkah - langkah dalam menulis buku yang baik dalam Bahasa Indonesia? 4) Bagaimanakah teknik membaca untuk menulis akademik dalam bahasa Indonesia?



1.3



Tujuan 1) Untuk mengetahui bagaimana langkah- langkah menyusun makalah yang baik dan benar dalam bahasa Indonesia 2) Untuk mengetahui bagaimana langkah - langkah menyusun rangkuman yang baik dan benar dalam bahasa Indonesia 3) Untuk Mengetahui bagaimana langkah -langkah menyusun buku yang baik dan benar dalam bahasa Indonesia 4) Untuk mengetahui bagaimana teknik membaca untuk menulis akademik dalam bahasa Indonesia



1.4



Manfaat 1) Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang bagaimana cara menyusun makalah, rangkuman dan buku yang baik dan benar dalam bahasa Indonesia. 2) Dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca tentang teknik memmbaca untuk menulis dalam bahasa Indonesia.



2



1.5



Metode Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode studi



pustaka, metode deskriptif dalam menganalisis data, dan metode informal (naratif) dalam penyajian hasil analisis.



3



BAB II PEMBAHASAN



2.1 2.1.1



Makalah Pengertian Makalah Makalah adalah salah satu jenis karya tulis ilraiah yang membahas satu



pennasalahan tertentu sebagai hasil kajian pustaka ataupun kajian lapangan. Makalah disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas tertentu (tugas akademik maupun



tugas



non



akademik).



Makalah



menjadi



sarana



untuk



mendemonstrasikan pemahaman penulis tentang pokok pennasalahan teoretis yang dikaji atau kemampuan penulis dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip, atau teori yang berhubungan dengan masalah tertentu. Makalah sebagai sarana untuk menunjukkan kemampuan pemahaman terhadap isi dari berbagai sumber yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah, jadi bukan rangkuman.



2.1.2



Ciri - ciri Khusus Makalah Ciri khusus makalah yang baik harus memenuhi syarat berikut. a. Data yang digunakan mempunyai validitas yang tinggi dan analisis serta interpretasi haruslah objektif. b. Makalah harus mampu menunjukkan kejujuran ilmiah penulis. Dalam hal ini, penulis makalah harus menyebutkan dengan jelas sumber data dan pendapat yang digunakan dalam makalahnya. c. Makalah harus menggunakan bahasa yang jelas,singkat, sederhana, dan teliti. d. Makalah harus sistematis dan utuh.



2.1.3



Syarat Makalah Syarat makalah yang baik harus memenuhi syarat berikut. a. Cermat b. Tepat waktu c. Memadai, artinya makalah hams berisi informasi yang memadai dalam volume dan lengkap mengenai berbagai segi cakupan. 4



d. Sederhana, menggunakan bahasa yang mud ah dimengerti dan sistematika yang sederhana namun jelas. e. Jelas, artinya makalah harus mampu menyajikan fakta dengan bahasa tubs yang jelas. ringkas, gaya yang tepat, agar pembaca cepat memahami isi makalah tersebut.



2.1.4



Sistematika Makalah Makalah terdiri atas tiga bagian a. Bagian Awal b. Bagian Isi c. Bagian Penutup



a. Bagian Awal terdiri atas: 1) Halaman Judul Pada halaman ini dituliskan judul penelitian dengan lengkap, sehingga pembaca dapat mengetahui garis besar isi makalah. Di bawah judul dapat dicantumkan hal – hal berikut.  Jenis dan tujuan laporan  Nama penyusun  Logo lembaga  Nama lembaga  Kota  Tahun penyusunan laporan. 2) Kata Pengantar Kata pengantar berisi gambaran umum pelaksanaan tugas dan hasil yang dicapai. Dalam kata pengantar diuraikan hal – hal berikut.  Alasan dan tujuan (secara singkat)  Ucapan terima kasih kepada pembimbing dan pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian (bisa dimasukkan dalam halaman ucapan terima kasih tersendiri) tempat, tanggal, bulan, tahun penyusunan laporan.



5



3) Daftar Isi Daftar yang menggambarkan keselunthan isi pokok laporan dengan mencantumkan secara jelas urutan bab dan sub bab beserta halaman tempat bab atau sub bab tersebut berada, mencantumkan selumh lampiran yang ada dengan nomor halaman masing - masing dimulai dari kata pengantar sarnpai dengan lampiran - lampiran. 4) Daftar Gambar/Tabel/Lampiran/Lambang atau Singkatan (jika diperlukan). Apabila dalam laporan diperlukan lampiran tabel yang menunjang isi laporan, semua tabel yang diperlukan hams dicantumkan dalam daftar tabel. 5) Bab Pendahuluan Bab pendahuluan terdiri dari  Latar Belakang Latar belakang berisi deskripsi tentang: a) Fenomena/informasi yang berhubungan dengan topik (latar belakang empiris). b) Hasil telaah pustaka yang relevan dengan penelitian (latar belakang teoretis).  Rumusan Masalah Masalah dirumuskan dal am bentuk kalimat tanya atau pemyataan.  Tujuan Tujuan meliputi antara lain hal - hal di bawah ini. Usaha pokok yang akan dilakukan tujuan yang ingin dicapai (umum dan khusus atau tujuan ilmiah dan praktis) ungkapan tentang rencana hasil yang akan diperoleh.  Manfaat Makalah Bagian ini menguraikan manfaat yang dapat diambil dengan penulisan makalah yang dilakukan. Manfaat biasanya dirumuskan baik secara praktis maupun secara teoretis.  Metode penyusunan 6



b. Bagian Isi 1) Tinjauan/Kajian Teoritis. Syarat syarat kajian teoritis yaitu:  Memuat teori-teori utama atau turunan yang berkait dengan masalah yang dibahas.  Menyajikan kutipan pendapat dari buku yang harus diselingi dengan pendapat penulis  Penulis harus mampu membandingkan dan pada akhimya menyatakan posisinya terhadap teori yang dianggap paling relevan dengan masalah yang dibahas.  Bukan rangkuman buku atau rangkuman berbagai buku.  Penulis makalah harus benar-benar jujur untuk mencantumkan sumber kutipan.  Tidak ada satu kalimat hasil kutipan yang tidak dicantumkan sumbernya (ada dalam daftar pustaka). 2) Pembahasan  Merupakan hasii reaksi penulis makalah terhadap tinjauan teoretis yang disusunnya.  Pembahasan makalah merupakan karya penulis makalah bukan hasii menyontek dari sumber lain.  Pembahasan sebuah makalah dapat berupa analisis, uraian, deskripsi, atau aplikasi atas kajian teoretis sebelumnya atau dapat berupa dukungan dan sangkalan terhadap kajian sebelumnya.  Komposisi antara bagian kajian teoretis dengan bagian pembahasan minimal 1 : 2 artinya pembahasan haruslah lebih banyak daripada kajian teoretis.



7



c. Bagian Penutup 1) Simpulan  Memuat penafsiran atau pemaknaan secara menyeluruh terhadap isi.  Simpulan bukanlah rangkuman, melainkan berupa jawaban yang mendasar atas masalah yang diajukan pada bab sebelumnya.  Simpulan harus sejalan dengan masalah dan tujuan  Makalah yang ditetapkan.  Teknik penulisan kesimpulan dapat dilakukan melalui dua bentuk yakni (1) bentuk butir demi butir dan (2) bentuk esai padat. 2) Saran  Saran merupakan bentuk tindak lanjut dari penulis makalah atas temuan yang telah dibahas sebelumnya.  Saran harus selalu berhubungan dengan isi makalah.  Saran dapat ditujukan bagi para pembuat kebijakan, pengguna makalah, atau kepada penulis makalah selanjutnya 3) Daftar Pustaka  Daftar yang memuat beragam sumber infonnasi (buku, jumal, majalah, surat kabar, makalah sebelumnya, skripsi, tesis) yang digunakan sebagai pustaka acuan dalam membuat makalah.  Daftar pustaka ditulis secara berurutan dan alfabetis (tanpa nomor).  Sumber tertulis/tercetak yang membutuhkan tempat lebih satu baris, ditulis dengan jarak antar baris satus spasi, sedangkan jarak antara sumber - sumber tertulis yang saling berurutan adalah dua spasi 4) Lampiran (jika ada)  Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penyusunan makalah dan hasilnya merupakan satu kesatuan dari makalah yang disusun. 8



 Setiap lampiran diberi nomor urut dan judul lampiran sesuai urutan penggunaannya.  Lampiran harus disusun sejalan dengan urutan fungsinya dalam makalah.



2.2



Rangkuman



2.2.1



Pengertian Rangkuman Rangkuman dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum atau



meringkas suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan perbandingan secara proporsional antara bagian yang dirangkum dengan rangkumannya (Djuhami, 2001). Rangkuman dapat pula diartikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok pembicaraan atau tulisan yang terpencar dalam bentuk pokok-pokoknya saja. Rangkuman sering disebut juga ringkasan, yaitu bentuk ringkas dari suatu uraian atau pembicaraan Pada tulisan jenis rangkuman, urutan isi bagian demi bagian, dan sudut pandang (pendapat) pengarang tetap diperhatikan dan dipertahankan.



2.2.2



Cara Membuat Rangkuman



a. Membaca Teks atau Naskah yang Asli Pada dasamya sebelum kita membuat karya tulis dengan teknik studi kepustakaan (sumber data berdasarkan buku), yang perlu ditanamkan pada diri adalah menyukai membaca. Semakin banvak membaca buku maka semakin banyak hal yang bisa ketahui. Bagi mahasiswa wajib hukumnya untuk menyukai membaca. Kalau mengingat tugas akhir atau kriteria kelulusan yaitu membuat skripsi, sangat perlu untuk membaca banyak buku referensi yang terkait dengan skripsi demi menghasilkan skripsi yang baik dan berkualitas. b. Menentukan dan Mencatat Gagasan Utama Setelah memahami maksud dari penulis, kemudian kita harus mampu menemukan pokok - pokok tulisan. Baca kembali dan lebih dimengerti lagi paragraf demi paragrafnya, bagian demi bagiannya, untuk selanjutnya dikonkritkan dalam bentuk poin - poin penting yang disebut gagasan utama. 9



Gagasan utama adalah pikiran utama yang terdapat dalam tulisan. Gagasan utama sama saja dengan ide pokok. Meski begitu, setidaknya dari beberapa paragraf ada kalimat-kalimat yang mewakili pokok dari tulisan atau sebagai gagasan utamanya. Tentukan gagasan utama yang esensial agar nantinya saat kita menulis rangkuman tidak melebar dan tidak terlalu panjang. Kemudian setelah gagasan-gagasan utama telah kita catat semua, gagasan gagasan itu harus disusun teratur.



c. Mulai Menulis Ringkasan (Resume) Pergunakanlah gambaran umum tentang keseluruhan isi jurnal/naskah yang telah terbayang diotak kita dan hasil pencatatan gagasan utama tadi untuk dibuat rangkuman. Tapi memang ada juga yang cara pembuatan rangkuman jurnal dalam bentuk tabel agar lebih mudah dibuat namun lebih memilih dalam bentuk kalimat paragraf per paragraf agar terlihat lebih berkesinambungan ketika



dibaca. Kemudian kalimat-kalimat



dalam



rangkuman yang dibuat adalah kalimat - kalimat baru yang sekaligus menggambarkan kembali isi dari naskah aslinya. Tetapi tidak boleh menyelipkan pendapat pribadi di dalam rangkuman apalagi jika pendapat tersebut berlawanan dengan isi jumal asli, haram hukumnya. Pembuat rangkuman hanya boleh menulis yang sesuai dengan jalan pemikiran penulis asli. Jika gagasan - gagasan masih terasa rancu, silakan lihat naskah aslinya lagi. Sebisa mungkin untuk tidak menggunakan kalimat asli penulisnya karena kalimat asli penulisnya hanya boleh digunakan bila kalimat itu dianggap penting (merupakan kaidah, kesimpulan, ataupun perumusan padat). Jadi buatlah tulisan ringkasan yang padat tapi mewakili keseluruhan isi.



d. Membaca Kembali Ringkasan (Resume) yang Telah Dibuat Setelah selesai membuat rangkuman, baca kembali rangkuman untuk memeriksa apakah ada kesalahan penulisan atau tidak. Rangkuman juga perlu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Gunakan ejaan



10



dan tanda baca yang tepat. Kemudian periksa kembali apakah rangkuman yang dibuat bersesuaian dengan naskah asli atau tidak.



2.3



Buku



2.3.1



Pengertian Buku Kata buku, atau dalam bahasa Inggris book, bukan lagi kata asing untuk



didengar atau dibaca disetiap tempat. UNESO mendefinisikan buku sebagai terbitan non berkala yang berupa cetakan minimal 49 halaman tidak termasuk sampul dan dipublikasikan. Secara umum, buku diketahui sebagai kumpulan kertas atau bahan lain yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Buku dalam arti luas, berarti mencakup semua tulisan dan gambar yang ditulis dan dilukiskan atas segala macam lembaran papiras, lontar, perkamen, dan kertas dengan segala bentuknya berupa gulungan, dilubangi dan diikat dengan atau dijilid muka belakangnya dengan kulit, kain, karton, dan kayu.



2.3.2



Teknik - Teknik Menulis Buku



a. Menentukan tema, topik, dan judul buku. 1) Menentukan Tema Pengertian tema secara khusus dalam sebuah tulisan dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari sudut karangan yang telah selesai dan dari sudut penyusunan sebuah karangan. Dari sudut karangan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Amanat ini dapat diketahui misalnya bila seseorang telah selesai membaca sebuah karya tulis, maka akan ada kesan dalam benaknya atau pikirannya. Dari segi proses penulisan, tema adalah suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik itu. Tema dalam hal ini diartikan sebagai uraian dari topik yang bersifat spesifik. Tema yang baik apabila diuraikan dengan runtut berdasarkan pola-pola penulisan apakah deskriptif, naratif, eksposisif, argumentatif, atau persuasif. Sedangkan tema yang dianggap kurang baik apabila ditulis dengan 11



pemikiran yang kabur atau meloncat-loncat dan tidak jelas arah pemikirannya sehingga sulit dicema pembaca. Menurut Gorys, tema yang baik dapat dimulai dari dua hal, yaitu dari segi karya tulis yang sudah selesai ditulis dan dari segi persyaratan yang dipenuhi saat tema itu akan ditulis. Terdapat sejunrlah syarat tema yang dikatakan baik, yaitu: (a) kejelasan (b) kesatuan (c) perkembangan, dan (d) keaslian. 2) Menentukan Topik Bagi sebagian pengarang pemula, memilih topik sangat mungkin dipersepsi identik dengan memilih judul. Sesunggguhnya keduanya berbeda. Ketika memilih topik sudah ada gambaran mengenai isu-isu yang relevan seputar topik itu. 3) Merumuskan Judul Judul selalu diartikan sebagai kepala karangan. Judul merupakan perekat antara topik dan tema yang akan ditulis. Judul dalam sebuah tulisan merupakan daya tarik yang dapat mengikat pembaca. Karenanya penulisan judul harus dirumuskan secara menarik, padat, tidak multitafsir dan mesti mewakili topik dan tema suatu tulisan. Gorys menekankan, bahwa judul yang baik hams memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:  Judul harus relevan, artinya judul itu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian yang penting dari tema itu.  Judul harus provokatif, artinya judul harus sekian macam sehingga menimbulkan keingintahuan dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan itu.  Judul harus singkat, maksudnya judul tidak boleh mengambil untuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi hams berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa antara tema, topik dan judul selalu saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Namun demikian, seorang penulis harus dapat membedakan antara tema, topik dan judul dalam hal penerapannya.



12



b. Pengembangan Kerangka Buku Kerangka buku dikembangkan berdasarkan topik atau judul buku yang telah ditetapkan. Judul atau topik yang bagus tidak akan berguna tanpa kerangka yang bagus. Kerangka menentukan berguna tidaknya isi suatu buku bagi target pembacanya. Kerangka buku merapakan gambaran atau peta isi buku yang akan ditulis, yang dirancang sebelum penulis memulai menulis. Kerangka ini merapakan garis besar isi buku yang didasarkan pada pemikiran dan referensi yang dibaca oleh penulis. Kerangka buku merupakan janji penulis kepada dirinya sendiri dan kepada calon pembaca tentang apa yang akan dijabarkannya secara garis besar melalui bab - bab atau bagian - bagian yang merupakan pendukung judul buku.



c. Pengembangan Bab Dalam mengembangkan bab, penulis perlu melihat dan mempelajari format, susunan, dan bentuk-bentuk buku sejenis yang beredar di pasar. Menuliskan gagasan utama dalam satu kalimat memerlukan keterampilan, khususnya gagasan dari bab yang dikembangkan berdasarkan kerangka yang sudah terarah. Kalimat dikembangkan menjadi paragraf yang baik. Paragraf kemudian berkembang menjadi wacana dan wacana akhimya menjadi satu bab buku. Gagasan - gagasan dialirkan dari kalimat ke kalimat berikutnya, dari paragraf yang satu keparagraf yang selanjutnya, dari bab yang satu ke bab-bab yang berikutnya.



d. Pengembangan Sub Bab Kerangka bab sangat membantu penulis agar dapat berkonsentrasi dalam menulis. Kita hanya perlu melanjutkan paragrafnya berdasarkan rincian aspekaspek yang telah dicermati dan disiapkan. Semua ide utama subbab tersebut sudah terkandung dalam kerangka bab sehingga kita tinggal meramu idenya kedalam kalimat demi kalimat menjadi jumlah paragraf sampai subbab itu selesai. Penulisan sub bab tidak harus dimulai dari subbab pertama. Kita bisa juga memulai dari bab yang paling menarik dan mudah. Saran ini sangat beralasan 13



karena dari sini kita bisa menuangkan ide yang sudah ada dibenak kita tanpa haras bersusah payah mencari-cari ide-ide lain. Buku-buku ilmiah mempunyai susunan paragraf yang sudah baku sehingga substansinya bisa dengan mudah dipahami oleh pembaca. Kemudahan membaca dan memahami isi bab sangat tergantung pada bagaimana penulis mengelola pikirannya melalui kalimat-kalimat maupun paragraf-paragraf yang ditulisnya dalam tiap subbab. Semakin mengikuti aturan atau tatanan susunan, paragraf paragraf dalam subbab itu semakin jelas dan mudah dipahami oleh pembaca.



e. Tata Cara Pengutipan Kutipan diperlukan penulis untuk mendukung, memperjelas dan melehgkapi gagasan dalam karya tulisnya. Kutipan juga membantu pembaca untuk mendapatkan sumber infonnasi bila pembaca memerlukan informasi lebih lanjut. Kutipan wajib digunakan dalam karya tubs ilmiah. Tanpa adanya kutipan, pemyataan atau gagasan penulis dianggap secara umum belum diketahui atau menimbulkan keraguan bagi khalayak pembaca. Adapun cara cara yang dapat dilakukan untuk mengutip gagasan atau pendapat penulis lain dari berbagai sumber, yaitu: Pengutipan langsung, adalah kutipan yang digunakan apabila penulis meminjam gagasan penulis lain seutuhnya tanpa membuat perubahan, baik pada tanda baca maupun pada kata-katanya. Aturan umum kutipan langsung terbagi menjadi dua yaitu: 1) Kutipan langsung pendek, merupakan kutipan yang panjangnya tidak lebih dari empat baris. Tata cara penulisan kutipan langsung :  Diintegrasikan atau disatukan dengan teks penulis  Jarak antar baris spasi ganda (dua spasi)  Pada akhir kutipan diikuti dengan tanda kurung buka, nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halanran tempat kutipan, kemudian diakhiri dengan tanda kurung tutup. 2) Kutipan langsung panjang, merupakan kutipan yang panjangnya lebih dari empat baris



14



f. Penulisan Daftar Pustaka Daftar pustaka adalah catatan sejumlah pustaka atau sumber lain yang digunakan dalam penulisan buku. Sumber-surnber ini ditulis dibagian paling belakang bab atau buku setelah bab terakhir. Daftar pustaka sering diacu sebagai bibliografi atau referensi. Dibawah ini, kita akan membahas susunan dan variasi penulisan daftar pustaka. 1) Susunan, daftar pustaka biasanya disusun secara alfabetis (sesuai urutan abjad), berdasarkan narna belakang penulis atau lembaga, organisasi, atau departement. Bila seorang penulis mempunyai lebih dari satu buku yang dijadikan satu referensi buku yang terbit dahululah yang pertama ditulis. 2) Variasi, variasi penulisan daftar pustaka bisa dilihat pada penulisan referensi atau bibliografi dari buku-buku yang beredar di pasar, baik nasional maupun intemasional. 3) Nama penulis (pengarang) tunggal, narna belakang pengarang selalu ditulis lengkap. Sebaliknya, nama depan dan nama tengah ditulis secara lengkap, tetapi ada juga yang ditulis inisialnya (huruf pertamanya) saja. 4) Nama penulis atau nama pengarang kedua, untuk pengarang kedua, kita bisa menuliskan huruf pertama dari nama depan dan nama tengah pengarang, diikuti nama belakangnya. 5) Penulisan tahun terbit, dalam standar intemasional, tahun terbit ditulis dalam kunmg. Namun, sesuai standar Bahasa Indonesia yang baku, tahun terbit ditulis tanpa tanda kurung. Selain itu, tahun terbit bisa ditulis setelah nama penulis, tetapi juga bisa ditulis dibagian akhir setelah nama penerbit.



g. Penyuntingan Naskah Dalam menulis buku, penulis juga berkewajiban menyelaraskan isi, bahasa, dan alur pikiran materi sebelum naskahnya dikirimkan penerbit. Tentu itu bukan berarti bahwa naskahnya akan diterima begitu saja oleh penerbit tanpa dikutak katik dan langsung diterbitkan begitu saja. Di penerbit, ada penyunting (biasa disebut editor) yang berhak meluruskan dan menyelaraskan isi dan bahasa 15



naskah itu. misalnya dengan menghapus bagian-bagian yang dianggap tidak mendukung



dan



sebaliknya



menambahkan



bagian-bagian



yang



perlu



ditambahkan.



h. Kelengkapan Naskah Naskah adalah draf yang isinya sudah lengkap bagi penulis. Penulis perlu melengkap draf yang belum lengkap agar menjadi naskah yang siap dikirimkan kepenerbit. Berikut ini cakupan standar isi buku: 1) Sampul buku, pada sampul buku terdapat judul buku, nama penulis, kadang-kadang ada nama editor atau penerjemah, gambar desain atau foto, logo penerbit. 2) Halaman romawi, ialah beberapa halaman buku yang ditulis dengan angka romawi, terhitung dari halaman judul. Halaman romawi ini merapakan bagian pembuka buku. Isi halaman romawi adalah halaman pancir, halaman kosong, halaman judul, halaman hak cipta, halaman persembahan, halaman kata pengantar (prakata) atau pendahuluan, halaman ucapan terimakasih, halaman rekomendasi, halaman course design (khusus untuk buku teks/pelajaran atau life skill), dan halaman daftar isi. 3) Bagian utama (batang tubuh) buku, terdiri dari unit, lalu bab, kemudian sub bab, dan akhimya sub-subbab. 4) Bagian



penutup,



berisi



antara



lain



indeks



buku,



daftar



istilah/kata/ungkapan/singkatan, daftar pustaka, foto dan biodata, resume, atau riwayat hidup penulis. 5) Sampul belakang, umumnya terdapat hal-hal antara lain sinopsis, ISBN, nama dan alamat penerbit, dan testimoni yang berisi komentar orangorang.



i. Uji Kelayakan Uji kelayakan dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah buku layak dibaca oleh pembaca yang disasarnya, juga seberapa jauh gagasan yang termuat



16



didalam buku itu bisa di tularkan kepada pembacanya. Uji kelayakan ini terdiri dari uji lapangan dan uji ahli.



j. Pengajuan Naskah ke Penerbit Setiap penerbit mempunyai prioritas untuk menerbitkan buku tertentu. Setiap penerbit juga mempunyai keunggulan atau spesialisai dalam hal-hal tertentu. Berikut ini adalah beberapa cara pengajuan kepenerbit: 1) Proposal, untuk mempermudah penerbit dalam mempelajari naskah yang kita kirimkan, sebaiknya kita melampirkan proposal pengajuan naskah beserta naskah yang akan kita kirimkan. 2) Naskah, selain dalam wujud proposal, naskah juga bisa dikirim dalam bentuk menuskrip. yaitu naskah yang sudah berbentuk draf buku dan isinya sudah lengkap bagi si penulis.



k. Tanggapan Penerbit Tanggapan penerbit pada umumnya adalah: (1) menyetujui (2) menyetujui dengan syarat (3) menolak. Untuk sampai pada keputusan ini, bagaimanapun juga tetap dibutuhkan waktu. Lamanya waktu yang dibutuhkan oleh masingmasing penerbit tidak sama. Ada yang membutuhkan hanya seminggu, sebulan, atau bahkan tiga bulan. Yang jelas, penulis mesti sabar menunggu. Harus diingat bahwa dalam proses menunggu tersebut tentu saja penulis boleh mengirimkan naskahnya kebeberapa penerbit agar ia tidak membuang waktu.



l. Proses Penerbitan Penerbit adalah badan usaha yang mempertemukan penulis yang memiliki modal berupa naskah mentah dengan pembaca yang membutuhkan buku yang bagus. Berbeda dengan percetakan yang hanya melakukan perbanyakan naskah semata, penerbit melakukan pengolahan naskah.



17



2.4



Membaca untuk Menulis Akademik



2.4.1



Pengertian Membaca dan Menulis



a. Pengertian Membaca Membaca berasal dari kata dasar baca, yang artinya memahami arti tulisan. Membaca yang dalam bahasa Arab iqra' dan bahasa Inggris reading, menjadi bagian penting dalam mencerdaskan manusia. Iqra' berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu, bacalah alam, tanda - tanda zaman, sejarah, diri sendiri yang tertulis dan tidak tertulis. Menurut Tate Qamaruddin, kata iqra’ menipakan kata perintah (fi’il ‘amr) yang tidak menyebut objeknya. Jadi, membaca merupakan perintah yang memerintahkan untuk membaca apa pun, baik ayat-ayat yang tersurat maupun yang tersirat, baik itu ayat-ayat yang bersifat qauliyyah (wahyu) maupun ayat ayat kauniyyah (semestawi). Pengertian membaca secara lebih umum menumt Hodgson dalam bukunya Learning Modem Languages mengatakan, membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Menumt Finochiaro dan Bonomo, reading is bringing meaning to and getting meaning from printed or written material. Artinya, membaca adalah mengambil serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tertulis. Dipandang dari sisi linguistik, membaca menipakan proses penyandian kembaii dan pembacaan sandi (a recording and decoding process), yang menghubungkan kata - kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna. Pernyataan ini dinyatakan Oom Anderson dalam bukunya Language Skills In Elementary Education. Jadi, intinya membaca itu menangkap kandungan - kandungan yang berbentuk symbol - simbol tertentu, baik yang tersurat maupun tersirat. Kesimpulannya, membaca adalah memahami arti dan makna yang terkandung dalam bentuk tulisan maupun keadaan.



18



b. Pengertian Menulis Sedangkan pengertian menulis adalah suatu kegiatan menyampaikan suatu ide atau gagasan baik itu tulisan huruf, angka, menggunakan tangan dengan pensil, pulpen, spidol melalui media berupa batu, kertas, buku ataupun yang paling popular saat ini melalui jejaring sosial.



2.4.2



Hubungan Antara Membaca Dan Menulis Antara membaca dengan menulis terdapat hubungan yang sangat erat.



Hubungan antara membaca dan menulis pada dasamya adalah hubungan pembaca dan penulis. Tugas penulis adalah mengatur/menggerakan suatu proses yang mengakibatkan suatu perubahan tertentu dalam bayangan/kesan pembaca. Perubahan yang dimaksudkan itu mungkin saja salah satu dari keempat jenis berikut. a. Suatu perubahan yang mengakibatkan adanya rekonstruksi terhadap bayangan/kesan itu atau (paling sedikit) beberapa bagian daripadanya, b. Suatu perubahan yang memperluas dan mengembangkan bayangan/kesan itu, yang memberi tambahan terhadapnya, atau c. Suatu perubahan yang mengubah kejelasan atau kepastian/ketentuan yang telah mempertahankan beberapa bagian dari bayangan tersebut. d. Tidak ada perubahan sama sekali. Dari keterangan diatas, jelaslah bahwa sebagai seorang penulis kita hams mengetahui maksud dan tujuan yang hendak dicapai sebelum menulis. Kalau kita dapat merumuskan maksud dan tujuan dipandang dari segi responsi pembaca, tulisan kita pasti lebih sesuai dan serasi dengan pembaca yang diharapkan itu. Perlu dipahami benar-benar bahwa sekalipun misalnya kita telah menentukan, maksud dan tujuan yang baik sebelum dan sewaktu menulis, namun kita acapkali menghadapi kesulitan dalam hal mengikuti tujuan utama yang telah ditetapkan dalam hati kita. Suatu cara yang baik untuk menghindarkan hal itu ialah dengan jalan merumuskan sebuah kalimat tujuan atau purposes sentence. Ini merupakan sebuah kalimat yang secara eksplisit menyatakan tujuan kita yang ada kaitannya dengan pokok pembicaraan dan pembaca. 19



Tulisan yang baik akan menggairahkan para pembaca. Pembaca yang baik selalu merindukan tulisan yang bemutu. Jelas bagi kita betapa eratnya hubungan antara penulis dan pembaca. Keeratan hubungan itu, antara lain, sebagai berikut: a. Pada satu pihak, penggunaan secara bersama-sama sebagian dari ilmu pengetahuan, nilai-nilai, kepercayaan, dan sebagainya itu merupakan persyaratan bagi pengkomunikasikan hal - hal (yang sebelumnya) belum diketahui oleh kedua pihak. Pada pihak lain, justru adanya perbedaan antara penulis dan pembacalah yang menimbulkan diskusi yang bermanfaat. b. Dalam persiapan bagi usahanya untuk membangkitkan hal-hal yang sebelumnya belum dibagikan, penulis haruslah berusaha memahami taraf pemahaman pembaca dan ilmu pengetahuan serta perspektif-perspektif yang seyogianya ingin diperoleh oleh pembaca. Kalau penulis gagal memahami hal ini, besar kemungkinan dia tidak mencapai sasaran tujuan terakhir dari penulis adalah membangun suatu sistem hubungan - hubungan kemanusiaan yang diperluas, suatu sistem tempat dia dan pembaca dalam beberapa hal bersatu, membagi - bagi ilmu pengetahuan, nilai - nilai, dan perspektif perspektif dalam suatu masyarakat, masyarakat ini pada gilirannya merupakan pula suatu kesatuan yang dapat dipisahkan serta ditelaah. Upaya retoris berbicara dan menyimak merupakan jembatan penghubung antara sesama anggota masyarakat, begitu juga antara penulis dan pembaca.



2.2.3



Teknik Membaca Untuk Menulis Teknik membaca untuk menulis ,mengggunakan teknik membaca



scanning (memindai). Adapun teknik - teknik membaca scanning yaitu: Menurut Sobirin (2011:2) langkah - langkah membaca memindai atau scanning dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. a. Anda harus tahu apa yang anda cari, tetapkan dulu satu kata atau penggalan kata yang menjadi kata kunci b. Cari dihalaman mana dapat yang anda menemukan kata kunci tersebut, pergunakan indeks yang ada dihalaman lampiran belakang buku



20



c. Persempit wilayah pencarian jika tidak ada indeks, maupun ada indeks dibuku. dengan cara membaca daftar isi. Jika menemukan nomor halaman didaftar indeks, periksa ulang nomor halaman tersebut dihalaman daftar isi, ketahui pada judul bab dan sub judul apa nomor halaman itu berada. Perkirakan apakah sesuai kata kunci dan pemikiran yang kita cari dibawah judul atau sub judul tersebut. d. Baca pindai halaman yang ditemukan dan apabila ditemukan kata kunci yang bermaksud, baca satu kalimat tempat kata kunci tersebut berada. Membaca memindai dapat dilakukan diberbagai teks khusus seperti buku petunjuk telepon, jadwal perjalanan, surat kabar, dan lain-lain.



21



BAB III PENUTUP



3.1



Simpulan Makalah adalah salah satu jenis karya tulis ilmiah yang membahas satu



permasalahan tertentu sebagai haril kajian pustaka ataupun kajian lapangan. Makalah disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas tertentu (tugas akademik maupun tugas non akademik). Sistematika pembuatan makalah yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian penutup. Sementara rangkuman dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum atau meringkas suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan perbandingan secara proposional antara bagian yang dirangkum dengan rangkumannya. Dan buku adalah kumpulan kertas atau bahan lain yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Hubungan antara membaca dan menulis antara dengan menulis pada dasarnya adalah hubungan pembaca dan penulis yang saling keterkaitan



dan



saling



membutuhkan.



Tugas



penulis



adalah



mengatur/menggerakan suatu proses yang mengakibatkan suatu perubahan tertentu dalam bayangan/kesan membaca.



3.2



Saran Tulisan hanyalah bersifat pendahuluan. Untuk itu perlu dilakukan



penyempurnaan oleh semua pihak yang berkecimpung dalam bidang akademik. Demikian pula penyempurnaan dari segala aspek perlu dilakukan demi kesempurnaan tulisan ini.



22



DAFTAR PUSTAKA



Anonim. 2013. Sitematika Makalah [http://expresitasastra.blogspot.co.id/2013/ll/makalah-pengertian-jenisjenis-karakteristik-dan-susunan-yang-benar.html]



Diakses



pada



25



September 2015 Danim, S. 2010. Karya Tulis Inovatif, PT Remaja Rosadakarya, Bandung. Komarudin, dkk. 2006. Kamus Istilah Karya Tulis, PT Bumi Aksara, Jakarta. Leo, S. 2010. Kiat Jitu dan Menerbitkan Buku, Erlangga, Jakarta.



23