Makalah Persamaan Dasar Akuntansi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah Persamaan Dasar Akuntansi Rumus Persamaan Dasar Akuntansi Rumus dasar tentang akuntansi yang secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut : AKTIVA = HAK KEKAYAAN AKTIVA = HUTANG + MODAL Atau AKTIVA – HUTANG = MODAL H = Harta, yaitu semua milik (Kekayaan) dari suatu perusahaan. U = Utang, yaitu kewajiban perusahaan terhadap pihak lain. M = Modal, yaitu hak pemilik perusahaan. Rumus lain : H= U + (M + P - B) B = Biaya, pengorbanan untuk memperoleh penghasilan P = Pendapatan, adalah bertambahnya aktiva perusahaan. Harta bersaldo normal di debet (bertambah) dan jika di kredit berkurang, sedangkan pendapatan bersaldo normal di kredit (bertambah) dan jika di debet berkurang, biaya mengurangi modal sedangkan pendapatan menambah modal. 1.2 Menyusun Persamaan Dasar Akuntansi A. Transaksi Keuangan dan Persamaan Akuntansi Semua transaksi keuangan (peristiwa ekonomi) yang terjadi di perusahaan, dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks akan mengakibatkan perubahan di antara ke tiga komponen persamaan dasar akuntansi tersebut. Perubahan yang dimaksud bisa menambah, mengurangi, atau merubah susunan aktiva, hutang, dan/atau modal. Penyelesaian persamaan itu merupakan hasil analisis dampak dari transaksi keuangan yang terjadi. Untuk mempermudah dalam memahami dampak dari perubahan pada persamaan dasar akuntansi sebagai akibat terjadinya transaksi keuangan, marilah kita cermati contoh kasus berikut ini. Kasus 4.1 : BISA JADI TEKNIK Tn. Prabowo mendirikan bengkel mobil “BISA JADI TEKNIK” pada tanggal 1 Februari 2014. Transaksi bulan pertama kegiatannya adalah sebagai berikut: 1/2/2014 5/2/2014



Tn. Prabowo menanamkan Modal sebesar Rp. 35.000.000,00 ke dalam perusahaan. 2/2/2014 Menerima kredit dari bank sebesar Rp. 90.000.000,00 4/2/2014 Membeli peralatan bengkel sebesar Rp. 75.000.000,00 secara tunai. Perusahaan membayar kontrak sewa bangkel Rp. 3.000.000,00 untuk 1 tahun.



7/2/2014 Membeli perlengkapan dari JAYA SAKTI secara tunai Rp. 1.400.000,00 20/2/2014 Menerima uang dari para langganan untuk jasa bengkel yang diberikan Rp. 52.000.000,00 Membeli perlengkapan berupa oli,air accu,mur baut dari WAHANA AUTOSPORT dengan cara kredit sebesar Rp. 6.000.000,00. 23/2/2014 Pemakaian perlengkapan sebesar Rp, 3.500.000,00 25/2/2014 Membayar gaji dan upah pegawai Rp. 6.750.000,00 26/2/2014 Membayar macam-macam biaya Rp. 2.250.000,00 Membayar kepada Bank Rp. 5.000.000,00 untuk pembayaran angsuran pokok pinjaman, dan Rp. 1.000.000,00 untuk pembayaran bunga pinjaman. 28/2/2014 Penyusutan peralatan bengkel sebesar Rp. 1.900.000,00



21/2/2014



28/2/2014



Diminta: 1. Buatlah ikhtisar transaksi perusahaan dalam bentuk tabelaris. 2. Susunlah Neraca, Laporan Rugi Laba dan Laporan Perubahan Modal untuk “BISA JADI TEKNIK”



ebruari 2014



ebruari 2014



Jawaban : Setoran modal secara tunai ke dalam kas perusahaan sebesar Rp. 35.000.000 AKTIVA Kas (Rp. 35,000,000. a



= = =



MODAL Modal Rp. 35,000,000.



Kas bertambah sebesar Rp. 90.000.000 dari pinjaman bank AKTIVA Kas



=



PASIVA



+Perlengkp + Sewa Gd. +Peralatan



+ Ak, Penyst



= Utang Dagang + Utang Bank



+ Modal



Saldo awal



35.000.000



=



(b)



90.000.000



=



90.000.000



125.000.000



=



90.000.000 + 35.000.000



Saldo akhir



Tanggal 4 Februari 2014



35.000.000



Kas berkurang sebesar Rp. 75.000.000 untuk pembelian tunai peralatan bengkel.



AKTIVA Kas



=



+Perlengkp + Sewa Gd. +Peralatan



PASIVA



+ Ak, Penyst



= Utang Dagang + Utang Bank + Modal



Saldo awal



125.000.000



(c)



(75.000.000)



+75.000.000



=



=



Saldo akhir



50.000.000



+75.000.000



=



90.000.000



+ 35.000.000



90.000.000 + 35.000.000



Tanggal 5 Februari 2014



Pembayaran secara tunai Rp. 3.000.000 untuk sewa bengkel selama satu tahun



AKTIVA Kas



=



+Perlengkp + Sewa Gd. +Peralatan



= Utang Dagang + Utang Bank



Saldo awal



50.000.000



+75.000.000



(d)



(3.000.000)



3.000.000



=



Saldo akhir



47.000.000



+3.000.000+75.000.000



=



Tanggal 7 Februari 2014 Kas



+ Modal



=



90.000.000 + 35.000.000 90.000.000 + 35.000.000



Pembelian perlengkapan secara tunai Rp. 1.400.000



AKTIVA



Februari 2014



PASIVA



+ Ak, Penyst



=



+Perlengkp + Sewa Gd. +Peralatan



PASIVA



+ Ak, Penyst



= Utang Dagang + Utang Bank



Saldo awal



47.000.000



(e)



(1.400.000)



+1.400.000



+3.000.000+75.000.000



=



Saldo akhir



47.000.000



+1.400.000 +3.000.000+75.000.000



=



+ Modal



=



90.000.000 + 35.000.000 90.000.000 + 35.000.000



Penerimaan pendapatan jasa bengkel dari pelanggan



secara tunai Rp.52.000.000



(pendapatan diindikasikan sebagai penambah modal) AKTIVA Kas



=



+Perlengkp + Sewa Gd . + Peralatan



Saldo awal



47.000.000 +1.400.000 +3.000.000



(f)



52.000.000



Saldo akhir



97.000.000 +1.400.000 +3.000.000



Tanggal 21 Februari 2014



PASIVA



+ Ak, Penyst



+75.000.000



Saldo awal



97.000.000 +1.400.000 +3.000.000+75.000.000



(g)



Februari 2014



PASIVA



+ Ak, Penyst



52.000.000



=



90.000.000 + 87.000.000



=



+ Modal 90.000.000 + 87.000.000



= 6.000.000



97.000.000 + 7.400.000 +3.000.000+75.000.000



Penggunaan



90.000.000 + 35.000.000



= Utang Dagang + Utang Bank



6.000.000



Saldo akhir



=



Pembelian perlengkapan secara kredit Rp. 6.000.000



=



+Perlengkp + Sewa Gd. +Peralatan



+ Modal



= +75.000.000



AKTIVA Kas



= Utang Dagang + Utang Bank



perlengkapan



sebesar



Rp.



= 6.000.000



+ 90.000.000 + 87.000.000



3.500.000. (perlengkapan yang dipakai



perusahaan untuk kegiatan operasinya dicatat sebagai beban perlengkapan) dan beban perlengkapan akan mengurangi modal. AKTIVA Kas



=



PASIVA



+Perlengkp + Sewa Gd. + Peralatan + Ak, Penyst = Utang Dagang + Utang Bank



Saldo awal (h) Saldo akhir



97.000.000 + 7.400.000 +3.000.000 +75.000.000



= 6.000.000



(3.500.000) 97.000.000 + 3.900.000 +3.000.000 +75.000.000



Tanggal 25 Februari 2014



Pembayaran



gaji



dan



+ Modal + 90.000.000 + 87.000.00



= 6.000.000



+(3.500.000)



= 6.000.000



+ 90.000.000 + 83.500.000



upah



pegawai



sebesar



Februari 2014



Rp.6.750.000 secara tunai. (transaksi ini dicatat sebagai beban gaji dan upah) AKTIVA



=



Saldo awal



97.000.000 + 3.900.000 +3.000.000+75.000.000



= 6.000.000



(i)



(6.750.000)



=



Saldo akhir



90.850.000 + 3.900.000 +3.000.000+75.000.000



= 6.000.000



Kas



PASIVA



+Perlengkp + Sewa Gd. +Peralatan



Tanggal 26 Februari 2014



+ Ak, Penyst



= Utang Dagang + Utang Bank



=



Saldo awal



90.850.000 + 3.900.000 +3.000.000 +75.000.000



= 6.000.000



(j)



(2.250.000)



=



Saldo akhir



88.600.000 + 3.900.000 +3.000.000 +75.000.000



= 6.000.000



angsuran



+ 90.000.000 + 76.750.000



Dibayar macam-macam beban Rp. 2.250.000, tunai.



+Perlengkp + Sewa Gd. +Peralatan



Pembayaran



+ 90.000.000 + 83.500.000 + (6.750.000)



AKTIVA Kas



+ Modal



pokok



PASIVA



+ Ak, Penyst



pinjaman



= Utang Dagang + Utang Bank



ke



+ Modal + 90.000.000 + 76.750.000 + (2.250.000) + 90.000.000 + 74.500.000



bank mengurangi utang dagang sebesar



Rp. 5.000.000, dan pembayaran bunga dicatat sebagai beban bunga Rp.1.000.000. AKTIVA Kas +Perlengkp Saldo awal (k) Saldo akhir



+ Sewa Gd



=



+Peralatan



PASIVA = Utang Dagang + Utang Bank



+ Ak, Penyst



88.600.000 + 3.900.000 +3.000.000 +75.000.000 (6.600.000) 82.600.000 + 3.900.000 +3.000.000 +75.000.000



= 6.000.000 = = 6.000.000



+ Modal + 90.000.000 + 74.500.000 + (5.000.000 + (1.000.000) + 85.000.000 + 73.500.000



Setelah analisis masing-masing transaksi dilakukan maka langkah selanjutnya adalah membuat ikhtisar transaksi dengan tabelaris seperti berikut di bawah ini: Figure 4.5 Ikhtisar Usaha BISA JADI TEKNIK Februari 2014 Tgl Feb-01 Feb-02



Kas Perlengkp Peralata Ak. Pnyst Sw Gdg 35.000.000 90.000.000 125.000.000 Feb-04 -75.000.000 75.000.000 50.000.000 75.000.000 Feb-05 -3.000.000 3.000.000 47.000.000 75.000.000 3.000.000 Feb-07 -1.400.000 1.400.000 45.600.000 1.400.000 75.000.000 3.000.000 Feb-20 52.000.000 97.600.000 1.400.000 75.000.000 3.000.000 Feb-21 6.000.000 97.600.000 7.400.000 75.000.000 3.000.000 Feb-23 -3.500.000 97.600.000 3.900.000 75.000.000 3.000.000 Feb-25 -6.750.000 90.850.000 3.900.000 75.000.000 3.000.000 Feb-26 -2.250.000 88.600.000 3.900.000 75.000.000 3.000.000 Feb-28 -6.000.000 82.600.000 3.900.000 75.000.000 3.000.000 Feb-28 -1.900.000 SALDO 82.600.000 3.900.000 75.000.000-1.900.000 3.000.000



Utg Dgg Ut. Bank Modal 35.000.000 = 90.000.000 = 90.000.00035.000.000 = = 90.000.00035.000.000 = = 90.000.00035.000.000 = = 90.000.00035.000.000 = 52.000.000 = 90.000.00087.000.000 6.000.000 6.000.000 90.000.00087.000.000 -3.500.000 6.000.000 90.000.00083.500.000 -6.750.000 6.000.000 90.000.00076.750.000 -2.250.000 6.000.000 90.000.00074.500.000 -5.000.000 -1.000.000 6.000.000 85.000.00073.500.000 -1.900.000 6.000.000 85.000.00071.600.000



1.3 Menyusun Laporan Keuangan Figure 4.7 Laporan Rugi Laba BISA JADI TEKNIK Februari 2014 Pendapatan Pendapatan Jasa Bengkel



Rp.



Total Pendapatan



52.000.000 Rp.



Beban-beban - beban gaji dan upah - beban perlengkapan - beban bunga pinjaman - beban penyusutan - beban macam-macam (Rp. Rp.



Rp.



52.000.000



6.750.000 3.500.000 1.000.000 1.900.000 2.250.000



15.400.000) 36.600.000



Figure 4.8 Laporan Perubahan Modal BISA JADI TEKNIK Februari 2014 Modal Awal Periode Tn. Annuri Penambahan - Laba Usaha



Rp.



35.000.000



Rp, 36.600.000



Modal Akhir Periode yang berakhir pada tanggal 28 Februari - Prive 2006



Rp.



36.600.000



Rp.



71.600.000



Figure 4.6 NERACA BISA JADI TEKNIK Februari 2014 AKTIVA Kas Perlengkapan Peralatan Bengkel - Akumulasi Penyusutan Bengkel Sewa Dibayar Dimuka



Rp.



TOTAL AKTIVA



82.600.000 3.900.000 75.000.000 (1.900.000) 3.000.000 Rp.



162.600.000



Rp.



6.000.000 85.000.000 71.600.000



Rp.



162.600.000



PASIVA Utang dan Kewajiban Utang Dagang Utang Bank Modal TOTAL PASIVA



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Setiap transaksi yang terjadi di perusahaan memerlukan pencatatan. Dalam proses pencatatan ini memerlukan dokumen atau bukti terjadinya transaksi agar pencatatan mampu menunjukkan kejadian yang sebenar-benarnya. Berdasarkan bukti transaksi tersebut harus dicermati agar tidak terjadi kesalahan atau penyelewengan atas kekayaan perusahaan. Adapun fungsi dari bukti transaksi tersebut adalah sebagai berikut. 1. Memastikan keabsahan transaksi yang terjadi. 2. Sebagai rujukan atau dokumen atas peninjauan kembali transaksi (bukti) jika terjadi permasalahan di kemudian hari.



B. SARAN Dalam persamaan dasar akuntansi dibutuhkan ketelitan untuk mengerjakannya karena jika diakhir pencatatan laporan keuangan ada yang salah maka kita harus mengulangnya.



Aturan DEBIT dan KREDIT serta SALDO NORMAL Posting sebelumnya telah diuraikan mengenai pengertian Debit dan Kredit, jika lupa silahkan baca dulu postingan sebelumnya ya.... Aturan Debit dan Kredit Untuk menguasai ilmu Akuntansi aturan ini wajib diingat dan dipahami. Jika seorang ACCOUNTING tidak paham tentang aturan ini dapat dipastikan logika jurnalnya kacau. Aturan 1 : Klasifikasi Perkiraan Menurut sifatnya perkiraan diklasifikasikan sebagai aktiva, kewajiban, modal, pendapatan, dan biaya. Ingat juga identifikasi nomor perkiraannya yaitu: (1) aktiva, (2) kewajiban, (3) modal, (4) pendapatan, (5) hpp, (6) biaya, (8) pendapatan lainnya, (9) biaya lainnya. Secara garis besar klasifikasi perkiraan di atas dikelompokan menjadi 2 yaitu: 1) Perkiraan Neraca ( aktiva, kewajiban dan modal) 2) Perkiraan Rugi-Laba (pendapatan dan biaya) Aturan 2 : Fungsi Debit dan Kredit dalam Perkiraan aturan ini sangat prinsipil sehingga sangat perlu pemahaman yang mendalam. Aktiva : bertambah ( + ) dicatat di DEBIT, berkurang ( - ) dicatat di KREDIT Hutang : bertambah ( + ) dicatat di KREDIT, berkurang ( - ) dicatat di DEBIT Modal : bertambah ( + ) dicatat di KREDIT, berkurang ( - ) dicatat di DEBIT



Pendapatan : bertambah ( + ) dicatat di KREDIT, berkurang ( - ) dicatat di DEBIT Biaya : bertambah ( + ) dicatat di DEBIT, berkurang ( - ) dicatat di KREDIT jika kesulitan untuk menghapalnya bisa gunakan tabel untuk lebih mudahnya Aturan 3 : Pencatatan dengan Perkiraan Untuk mencatat suatu transaksi ke dalam jurnal perlu diteliti/dianalisa terlebih dahulu. Berikut tahapannya: 1) Tentukan pengaruh transaksi tersebut terhadap perkiraan 2) Tentukan perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut 3) Tentukan perkiraan mana yang akan di debit dan di kredit 4) Tentukan jumlah nominal yang di debit dan di kredit dan harus BALANCE SALDO NORMAL Jumlah penambahan yang dicatat dalam suatu perkiraan biasanya sama atau lebih besar dari jumlah pengurangnya. Oleh karena itu SALDO NORMAL semua perkiraan adalah POSITIF. Bila sebuah perkiraan yang saldo normalnya debit ternyata bersaldo kredit atau sebaliknya, maka hal ini merupakan petunjuk adanya suatu kesalahan pencatatan atau keadaan yang luar biasa.



Berikut ini SALDO NORMAL setiap perkiraan menurut klasifikasinya : aktiva = DEBIT hutang = KREDIT modal = KREDIT pendapatan = KREDIT biaya = DEBIT Sekian dulu untuk postingan kali ini, semoga bermanfaat. SALAM AKUNTANSI



Aturan Kredit dan Debit Pada tutorial kali ini tidak akan dibahasa secara lebih detail mengenai database engine, baik dari cara penggunaan hingga proses pengolahan data-nya. Sekarang ini akan diajarkan kepada anda tentang aturan-aturan yang diberlakukan pada klasifikasi rekening terhadap status debit atau kredit apabila dikenakan proses penambahan dan penguramgan Saldo. Mengingat aturan ini dalam bidang akuntansi sangat baku, ditekankan kepada pada delphier untuk selalu menghafalkannya agar proses akuntansi yang akan diterapkan kedalam database nantinya dapat sesuai dengan telah ditentukan. Meskipun aturan ini terkesan sangat sederhana, apabila terjadi kesalahan akibatnya sangat vatal dan bisa menyebabkan kegagalan sebuah sistem informasi keuangan. Dengan dampak yang amat luar biasa ini, delphier harus sangat hati-hati dalam setiap proses akuntansi yang ada kaitannya dengan debit dan kredit terhadap sebuah account yang akan di pakai untuk transaksi keuangan. Kewaspadaan yang tepat dan kemantapan akan pengetahuan aturan debit kredit yang benar dapat membantu anda menghindari kesalahan dalam proses jurnal. Disarankan juga anda juga membuat catatan tercetak agar menjadi kontrol ketika andan malas berpikir. Berikut dibawah ini adalah aturan-aturan tersebut yang dibuat secara sederhana namun jelas untuk dimengerti :



1.



Aktiva



Klasifikasi ini adalah klasifikasi yang paling mudah untuk dihafalkan untuk perlakukan debit dan kreditnya jika terjadi proses penambahan atau pengurangan saldo. Apabila terjadi penambahan saldo pada klasifikasi Aktiva, maka dilakukan proses Debit. Sebaliknya apabila terjadi proses pengurangan nilai saldo maka dilakukan proses kredit.



+ Debit – Kredit



2.



Hutang



Berbeda dengan perlakukan pada klasifikasi Aktiva, justru untuk klasifikasi Hutang memiliki karakter yang terbalik. Jika terjadi penambahan Saldo, justru dilakukan proses Kredit dan di Debit apabila terjadi pengurangan saldo.



+ Kredit – Debit



3.



Modal



Untuk Klasifikasi Modal memiliki perlakukan yang sama dengan klasifikasi Hutang. Untuk memudahkan menghafalkan, silahkan anda ingat-ingat bahwa klasifikasi Modal sama dengan Hutang dan berbeda dengan Aktiva.



+ Kredit – Debit



4.



Pendapatan



Klasifikasi Pendapatan merupakan bagian dari komponen laporan Laba Rugi. Pada klasifikasi ini apabila terjadi penambahan saldo akan dilakukan proses Kredit dan sebaliknya apabila terjadi pengurangan.



+ Kredit – Debit



5.



Harga Pokok Penjualan



Klasifikasi ini tidak selalu ada didalam setiap bidang usaha, namun demikian saya berikan untuk menambah wawasan. Jika terjadi penambahan Saldo, maka dilakukan proses Debit. Disisi lain jika di Kredit itu artinya terjadi pengurangan saldo.



+ Debit – Kredit



6.



Pengeluaran



Pada saat terjadi pengeluaran atau saldo pengeluaran bertambah, maka dilakukan proses Debit. Dan dilakukan proses sebaliknya apabila terjadi proses pengurangan. Namun pada umumnya untuk klasifikasi ini selalu dilakukan proses penambahan saldo, sehingga proses akuntansi yang dilakukan adalah proses Debit.



+ Debit – Kredit



7.



Pendapatan Lain-lain



Pendapatan lain-lain adalah klasifikasi yang dipisahkan dari klasifikasi pendapatan. Hal ini digunakan untuk mempermudah dalam memisahkan saldo pendapatan utama dengan pendapatan lain-lain. Dari kedua klasifikasi tersebut karena semua berhubungan dengan pendapatan, maka perlakuan untuk Kredit dan Debit juga sama. Apabila terjadi penambahan saldo akan dilakukan proses Kredit dan di debit apabila terjadi pengurangan nilai saldo.



+ Kredit



– Debit



8.



Pengeluaran Lain-lain



Untuk klasifikasi Pengeluaran Lain-lain memiliki karakter yang sama dengan klasifikasi Pengeluaran. Apabila pada klasifikasi pengeluaran terjadi proses Debit apabila saldonya bertambah, maka di klasifikasi ini juga diperlakukan dengan hal yang sama. Begitu pula jika terjadi pengurangan saldo maka akan dilakukan proses Kredit.



+ Debit – Kredit



B. Pengertian Debet dan Kredit Debet berarti mencatat penambahan akun harta dan beban, juga pengurangan akun kewajiban, ekuitas, dan pendapatan.



Kredit berarti mencatat pengurangan akun harta dan beban, juga penambahan kewajiban, ekuitas, dan pendapatan.



Jadi kesimpulannya adalah; saldo normal akun harta dan beban berada pada debet, dan saldo normal akun kewajiban, ekuitas dan pendapatan berada pada kredit



C.



Pengertian Mekanisme Debet Dan Kredit



Mekanisme debet dan kredit berupa aturan yang harus ditaati dalam pencatatan. Misalnya, debet harus selalu berada disisi kiri dan kredit harus selalu berada disisi kanan. Karena debet dan kredit berguna sebagai pencatatan baik penambahan maupun pengurangan seperti yang tertulis diatas, ada aturan-aturan seperti berikut: Apabila harta/beban bertambah, maka dicatat disisi debet, sedangkan transaksi yang menyebabkan pengurangan dicatat pada sisi kredit. Sebaliknya, untuk akun-akun seperti



kewajiban, ekuitas dan pendapatan, jika bertambah maka dicatat disisi kredit, sedangkan berkurang pada sisi debet.



Pendapatan menambah modal. Oleh karena penambahan modal dicatat sebagai kredit, maka penambahan pendapatan dicatat sebagai kredit juga. Beban mengurangi modal. Oleh karena oengurangan modal dicatat sebagai debet, maka penambahan biaya dicatat sebagai debet juga.



Untuk pengambilan prive, pengambilan ini dicatat sebagai debet, karena perkiraan ini dianggap sebagai mengurangi modal.



D. Aturan Pencatatan Dalam Bukti Transaksi Menggunakan Mekanisme Debet Dan Kredit



Berikut beberapa aturan untuk pencatatan transaksi. 1.



Pedoman mencatat untuk perubahan pada asset adalah:



a. Asset bertambah (+) dicatat sebelah “Debet”. b. Asset berkurang (-) dicatat sebelah “Kredit”



2.



Pedoman mencatat untuk perubahan liability dan owner equity adalah:



a. Liability dan ownere quity bertambah (+) dicatat sebelah “Kredit”. b. Liability dan owner equity berkurang (-) dicatat sebelah “Debet”



3.



Pedoman pencatatannya untuk akun pendapatan adalah :



a. Pendapatan bertambah (+) dicatat sebelah “Kredit”. b. Pendapatan berkurang (-) dicatatat sebelah”Debet”.



4.



Pedoman pencatatan terhadap akun modal adalah:



a. Beban bertambah (+) dicatat sebelah “Debet”. b. Beban berkurang (-) dicatat sebelah “Kredit”



5.



Pedoman pencatatan terhadap pengambilan prive adalah:



a. Pengambilan prive bertambah (+) dicatat sebelah “Debet” b. Pengambilan prive bertambah (-) dicatat sebelah “Kredit”



Sebelum mengaplikasikan mekanisme debet dan kredit, perhatikan terlebih dahulu ketentuan-ketentuan sebagai berikut :



Akun



Bertambah



Berkurang



Saldo Normal



Harta



Debit



Kredit



Debet



Utang



Kredit



Debit



Kredit



Ekuitas



Kredit



Debit



Kredit



Pendapatan



Kredit



Debit



Kredit



Beban



Debit



Kredit



Debit