Makalah Perubahan Arus Lalu Lintas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan transportasi merupakan masalah yang sering dihadapi di berbagai negara maju bahkan negara berkembang seperti negara Indonesia, baik itu masalah transportasi yang berhubungan langsung dengan perkotaan maupun masalah transportasi antar kota. Tujuan dari pembangunan dalam sektor yang berbasis transportasi yaitu menciptakan suatu sistem transportasi yang menjamin pergerakan manusia, kendaraan atau barang secara lancar, cepat, murah, aman, nyaman serta sesuai dengan lingkungannya. (Indrajaya, 2003) Kemacetan yang timbul di kota-kota besar diberbagai negara disebabkan karena semakin banyak jumlah kendaraan yang lewat yang mempengaruhi kapasitas dari suatu jalan yang sebelumnya sudah direncanakan sehingga mempengaruhi pergerakan arus lalu lintas. (A. Muhtadi, 2010) Salah satu persoalan sarana dan prasarana transportasi yang juga dapat memperburuk arus lalu lintas, dalam penelitian disini ialah persoalan perbaikan jalan pada ruas jalan yang arus lalu lintasnya padat. Jalan yaitu prasarana transportasi yang digunakan untu lalu lalang alat transportasi pribadi maupun umum, sehingga menimbulkan terjadinya kerusakan jalan sehingga perlu adanya perbaikan jalan, salah satunya ialah perbaikan jalan di ruas Jalan Gombel Lama, Banyumanik, Semarang. Dalam rangka mendukung perbaikan di Jalan Gombel Lama, maka diperlukan banyak perhatian khusus dari pemerintah pada jalan tersebut. Dengan adanya perbaikan tersebut maka akan menimbulkan masalah transportasi khususnya persoalan kemacetan arus lalulintas. Maka dari itu, perlu adanya peningkatan sarana dan perbaikan prasarana transportasi (jalan) yang lebih memadai. (Setiawan, 2012) Perbaikan ruas di Jalan Gombel Lama disebabkan karena jalan tersebut berada di daerah yang rawan bencana geologi. Hal ini terlihat dari kondisi di lapangan saat dilakukannya pengambilan data primer. Banyak jalan yang rusak bahkan ambles dan longsor akibat gerakan tanah yang aktif. Jalan Gombel Lama merupakan jalan yang sering dilalui oleh masyarakat Kota Semarang yang tinggal di daerah Semarang Atas untuk menuju ke Semarang Bawah. Jalan tersebut selalu padat saat pagi dan sore hari, terutama pada saat orang-orang berangkat dan pulang bekerja. Kepadatan tersebut sampai membuat kemacetan yang cukup parah di Jalan Gombel 1



Lama. Kondisi jalan yang menurun serta bergelombang cukup membahayakan bagi para pengguna jalan yang melintasnya. Oleh karena itu, perbaikan atau rehabilitasi jalan perlu dilakukan di daerah tersebut. Dengan dilaksanakannya perbaikan pada jalan tersebut diyakini dapat membawa pengaruh peralihan arus lalu lintas, seperti diberlakukannya kembali arus lalu lintas dua arah di Jalan Gombel Baru. Perbandingan yang tidak sesuai antara lebar jalan dan volume kendaraan yang melintas di Jalan Gombel Baru menyebabkan timbulnya titik simpul kemacetan di Kota Semarang. Dengan dasar tersebut di atas, sangat perlu dilaksanakan studi untuk meneliti, peralihan arus lalu lintas akibat perbaikan/rehabilitasi jalan di jalan Gombel Lama, yang berdampak terhadap ketidakstabilan antara volume lalu lintas dan kapasitas jalan di jalan tersebut. Sehingga dengan persoalan tersebut sangat perlu adanya studi analisis peralihan arus lalu lintas di Jalan Gombel Baru akibat perbaikan/rehabilitasi jalan di jalan Gombel Lama, Semarang. 1.2 Identifikasi Masalah Peralihan arus lalu lintas di jalan Gombel Baru merupakan akibat dari perbaikan jalan yang bergelombang di Jalan Gombel Lama yang setiap harinya dilewati oleh puluhan ribu kendaraan bermotor baik ringan maupun berat. Selain itu jalan Gombel Lama merupakan jalur alternatif agar bagi warga Semarang Atas untuk menuju pusat Kota Semarang yang ada di Semarang bagian bawah. Jalan yang bergelombang dapat menyebabkan pengguna jalan lebih berhati-hati dan lebih lambat dalam mengendarai alat transportasinya yang akhirnya menyebabkan arus lalu lintas menjadi tersendat. Jalan adalah sarana penghubung antar daerah dan alur kelancaran arus lalu lintas darat. Lancarnya arus lalu lintas akan sangat membantu perkembangan perekonomian, sosial dan aktivitas suatu daerah. Banyaknya masyarakat yang bepergian dengan mengendarai alat transportasi mampu menambah jumlah alat transportasi sehingga berdampak pada kemacetan. Dalam suatu penelitian banyak di ditemukan persoalan, maka sebelum menentukan rumusan suatu masalah penelitian terlebih dahulu akan mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penelitian ini. Dan berdasarkan uraian di atas, maka identifikasi masalahnya meliputi : 1.



Tingginya jumlah arus lalu lintas yang menggunakan jalan Gombel Lama dan sekitarnya tersebut mengakibatkan kemacetan. 2



2.



Perbaikan jalan mengakibatkan peralihan arus lalu lintas dan alat transportasi yang melalui jalan sehingga terjadi kemacetan di jalan lain.



3.



Kondisi geografis jalan yang terjal sehingga pengendara memperlambat laju kendaraannya.



1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah penelitian, bahwa penelitian ini berupaya untuk meneliti “Analisis Perubahan Arus Lalu Lintas Jalan Gombel Baru Akibat Perbaikan Jalan Gombel Lama Semarang”, dan untuk mendukung kegiatan penelitian ini ada sebagian rumusan masalah, yaitu : 1.



Bagaimana kapasitas lalu lintas di jalan Gombel Baru pada kondisi perbaikan jalan?



2.



Apakah peralihan arus lalu lintas tersebut dapat mengurangi atau bahkan menambah kemacetan lalu lintas ?



3.



Bagaimana cara untuk menangani persoalan peralihan arus lalu lintas akibat perbaikan jalan tersebut ?



1.4 Tujuan dan Maksud Penelitian 1.4.1 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah, bahwa penelitian ini memiliki tujuan dan maksud, yaitu : 1. Mengetahui kapasitas lalu lintas di jalan Gombel Baru pada kondisi perbaikan jalan. 2 Mengetahui peralihan arus lalu lintas alat transportasi yang menyebabkan kemacetan di seputar Jalan Gombel Baru. 3 Mengetahui cara untuk menangani persoalan peralihan arus lalu lintas akibat perbaikan jalan. 1.4.2 Maksud Maksud dari penelitian ini ialah mengetahui peralihan arus lalu lintas alat transportasi dan kapasitas lalu lintas di Jalan Gombel Baru pada kondisi perbaikan jalan. 1.5 Pembatasan Masalah Berdasarkan tujuan di atas pembatasan masalah dibuat untuk membatasi ruang lingkup pembahasan agar penelitian lebih teratur dan difokuskan sesuai dengan batasan yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini pembatasan masalah ialah sebagai berikut : 1. Waktu analisis dan data penelitian dilaksanakan pada tahun 2017-2018. 3



2. Penelitian ini diberi batasan pada satu lokasi studi yakni jalan sekitar Jalan Gombel Lama. 3. Analisis hubungan perbaikan jalan dengan peralihan arus lalu lintas. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini juga memiliki manfaat yaitu dengan mengangkat topik analisis peralihan arus lalu lintas akibat perbaikan/rehabilitasi jalan di Jalan Gombel Lama Semarang, sehingga memberikan alternative mengenai cara memperoleh jalan keluar untuk menyelesaikan masalah yang ada. 1.7 Keaslian Penelitian Penelitian yang berjudul “Analisis Perubahan Arus Lalu Lintas Jalan Gombel Baru Akibat Perbaikan Jalan Gombel Lama Semarang” belum pernah dilaksanakan sebelumnya dan belum direferensikan di internet maupun buku. Penulisanya mengambil sedikit referensi materi dari internet dan buku untuk memahami garis besar pembuatan proposal namun data dan hasil penelitian akan diambil keasliannya langsung dari lapangan. . Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini ialah Apriati, Elfira. dkk. (2017). “ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS SAAT EKSISTING, KONSTRUKSI DAN PASKA KONSTRUKSI PADA PEMBANGUNAN UNDERPASS JATINGALEH” dengan hasil analisis data ialah dapat memahami derajat kejenuhan, memahami manajemen arus lalulintas, simulasi traffic di Jatingaleh. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya ialah terletak pada variabel penelitian. Berdasarkan variabel, pada penelitian Apriati, Elfira. dkk. meneliti alternative penanganan jangka pendek dengan pembuatan Underpass. 1.8 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan proposal metodologi penelitian ini yaitu : Bab I Pendahuluan Menerangkan tentang latar belakang, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan dan maksud, pembatasan masalah, manfaat, keaslian serta sistematika penelitian. Bab II Studi Pustaka Menerangkan dan membahas tentang bahan bacaan yang penting dengan pokok bahasan studi, sebagai dasar untuk meneliti kasus yang ada dan menyiapkan landasan teori. 4



Bab III Metodologi Penelitian Menerangkan tentang metodologi penelitian, lokasi penelitian, diagram alir, teknik akumulasi data, peralatan penelitian, jenis data yang diperlukan, pengambilan data, analisis data dan time schedule.



5



BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Jalan 2.1.1 Fungsi Jalan Secara umum jalan memiliki fungsi yaitu menghubungkan daerah yang satu dengan yang lainnya. Menurut fungsinya dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Jalan Arteri Jalan yang mengoperasikan angkutan utama dengan perjalanan jarak jauh, kecepatan rata - rata tinggi, dan jumlah jalan masuk diberi batas dengan tepat. 2. Jalan Kolektor Jalan yang diperuntukkan untuk mengoperasikan angkutan akumulasi barang dan menghubungkan kota-kota dengan perjalanan jarak sedang (tidak jauh tidak dekat), kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk juga diberi batas. 3. Jalan Lokal Jalan yang mengoperasikan angkutan setempat dengan perjalanan jarak dekat, kecepatan rata - rata rendah dan tetapi jumlah jalan masuk tidak diberi batas. Menurut sistem jaringannya dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Sistem Jaringan Jalan Primer Sistem yang berada di luar daerah perkotaan yang memiliki cara dengan menyalurkan jasa untuk pembangunan semua daerah ditingkat nasional dengan semua bentuk penyaluran jasa yang selanjutnya berbentuk kota. 2. Sistem Jaringan Jalan Sekunder Sistem yang memiliki fungsi menyalurkan jasa untuk masyarakat dalam kota, jaringan ini dibentuk mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang kota yang menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lain dalam satu kota. (Nugroho dan Rusdiansyah, 2006) 2.1.2 Karakteristik Jalan Perkotaan Karakterisitik jalan disini dapat diartikan sebagai jalan perkotaan yang di sepanjang kanan dan kiri jalan tersebut memiliki perkembangan tata guna lahan secara menerus dan 6



permanen. Kapasitas suatu ruas jalan perkotaan bergantung pada ciri - ciri utama suatu jalan ialah kecepatan, kapasitas perjalanan rata - rata dan tingkat pelayanannya ketika diberi arus lalulintas. Hal lainnya yang dapat mempengaruhi kapasitas suatu ruas jalan ialah : 2.1.2.1 Geometri Jalan 1. Alinyemen Jalan Lengkung horizontal memiliki jari - jari kecil yang dapat mengurangi kecepatan arus lalulintas bebas. Tanjakan curam juga dapat mengurangi kecepatan arus lalulintas bebas. Kecepatan arus lalulintas bebas secara umum terdapat di kawasan perkotaan rendah, maka pengaruh ini diabaikan. 2. Tipe Jalan Macam-macam tipe jalan ini akan menunujukkan kapasitas berbeda pada pembebanan lalulintas tertentu. Berdasarkan macamnya tipe jalan perkotaan dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Jalan satu arah atau (1-3/1). 2. Jalan dengan dua lajur dan dua arah atau (2/2). 3. Jalan dengan empat lajur dan dua arah atau (4/2), dibagi menjadi dua yaitu : tanpa median (Undivided) dan dengan median (Divided). (Nugroho dan Rusdiansyah, 2006) 2.1.2.2 Komposisi Arus dan Pemisahan Arah Kapasitas pada arus lalulintas jalan dua arah paling tinggi pada pemisahan arah 40-60, ialah jika arus pada kedua arah tidak sama pada periode waktu yang dianalisis. Komposisi arus lalulintas dapat mempengaruhi arus dan kecepatan lalulintas, jika arus dan kapasitas dinyatakan dalam alat transportasi/jam, maka akan tergantung pada rasio sepeda motor atau alat transportasi berat dalam arus lalulintas. Arus kapasitas laululintas dinyatakan dalam satuan mobil penumpang, maka kecepatan alat transportasi ringan dan kapasitas tidak dipengaruhi oleh komposisi lalulintas. (Nugroho dan Rusdiansyah, 2006) 2.2 Ruas Jalan 2.2.1 Pengertian Ruas Jalan Ruas jalan atau jalan raya sendiri memiliki beberapa komponen yang meliputi badan jalan, trotoar, drainase dan seluruh perlengkapan jalan yang terkait, seperti rambu lalulintas, lampu penerangan, marka jalan, dan lain-lain. 7



Ruas jalan memiliki 3 (tiga) fungsi sebagai berikut : 1. Melayani alat transportasi yang bergerak. 2. Melayani pejalan kaki dan alat transportasi tak bermotor. 3. Akses ke wilayah pemilikan dan pengembangan wilayah. (Jiwangga, 2017) 2.2.2 Kinerja Ruas Jalan Kinerja ruas jalan ialah kemampuan ruas jalan dalam melayani kebutuhan arus lalulintas sesuai dengan fungsinya berdasarkan tingkat pelayanan jalan. Nilai tingkat pelayanan prasarana transportasi jalan dijadikan sebagai parameter atau tolak ukur kapasitas ruas jalan. (Jiwangga, 2017) 2.2.3 Kapasitas Ruas Jalan Kemampuan ruas jalan untuk menampung arus/volume lalulintas dari alat transportasi yang melintasi ruas jalan yang ideal dalam satuan waktu tertentu, dengan mempertimbangkan berbagai jenis alat transportasi yang melalui suatu jalan digunakan (smp) sebagai satuan alat kendaraan dalam perhitungan kapasitas menggunakan (smp)/jam. Kondisi jalan ialah karakteristik jalan, sedangkan kondisi lalulintas ialah sifat lalulintas. (Jiwangga, 2017) Nilai kapasitas dihasilkan dari pengumpulan data arus lalu lintas dan data geometrik jalan yang dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp). Untuk jalan dua lajur – dua arah penentuan kapasitas berdasarkan arus lalu lintas total, sedangkan untuk jalan dengan banyak lajur perhitungan dipisahkan secara per lajur. Persamaan untuk menentukan kapasitas adalah sebagai berikut : C = Co x FCw x FCsp x FCcs Keterangan : C



: Kapasitas (smp/jam)



CO : Kapasitas dasar (smp/jam) Fcw : Faktor penyesuaian lebar jalan FCsp : Faktor penyesuaian pemisah arah FCsf : Faktor penyesuaian hambatansamping dan bahu jalan



8



2.3 Arus Lalu Lintas 2.3.1 Pengertian Arus Lalu Lintas Arus lalulintas ialah berjalan keluar masuk suatu alat transportasi, terbentuk dari gerakan pengemudi dan alat transportasi yang saling berhubungan antara sebuah tempat dengan tempat lainnya pada satu ruas jalan. Arus lalulintas juga diartikan sebagai gerak alat transportasi dan manusia di ruang lalulintas jalan. Ruang lalulintas memiliki arti yaitu prasarana transportasi yang berupa jalan dan diperuntukkan bagi gerak pindah alat transportasi, manusia atau barang. Arus lalulintas pada suatu ruas jalan memiliki karakteristik yang bervariasi, baik berdasarkan lokasi maupun waktunya. Selain itu aktivitas pengemudi ikut mempengaruhi terhadap aktivitas arus lalulintas. Jenis arus lalulintas pada perkotaan dibagi menjadi empat (4) yaitu : 1. Alat Transportasi Ringan/Light Vehicle (LV) Contoh : alat transportasi bermotor 2 as dan beroda empat dengan jarak as 2.0 – 3.0 m (termasuk mobil penumpang, mikrobis, pick-up, truk kecil). 2. Alat Transportasi Berat/Heavy Vehicle (HV) Contoh : alat transportasi bermotor dengan jarak as > 3.5 m atau biasanya beroda lebih dari empat (termasuk bis. Truk 2 as, truk 3 as, dan truk kombinasi). 3. Sepeda Motor/Motor cycle (MC) Contoh : alat transportasi bermotor roda dua/tiga (termasuk sepeda motor dan alat transportasi roda tiga). 4. Alat Transportasi Tak Bermotor/Un Motorized (UM) Contoh : alat transportasi beroda yang menggunakan tenaga manusia, hewan, dan lain-lain (termasuk becak, sepeda, kereta kuda, kereta dorong dan lain-lain). Dalam arus lalulintas memiliki 3 (tiga) sistem komponen antara lain ialah manusia, alat transportasi dan jalan yang saling berhubungan atau berkaitan dalam pergerakan alat transportasi. 2.3.1.1 Manusia Manusia salah satu unsur dalam lalulintas yang spesifik, yang berperan sebagai pengemudi atau pejalan kaki dan memiliki keadaan yang berbeda-beda. (Jiwangga, 2017)



9



2.3.1.2 Alat Transportasi Alat transportasi dipakai sebagai transportasi dan digerakan oleh manusia atau pengemudi. Alat transportasi berkaitan atau berhubungan dengan kecepatan, percepatan, perlambatan, dan muatan yang membutuhkan ruang lalulintas. Jenis kendaraan bermotor dibagi menjadi lima yaitu : 1. Sepeda motor 2. Mobil pribadi 3. Bus / BRT 4. Mobil barang 5. Alat Transportasi khusus 2.3.1.3 Jalan Jalan ialah jalur yang direncanakan dan diperuntukkan kepada pengguna jalan, seperti alat transportasi bermotor dan tidak bermotor termasuk pejalan kaki. Jalan dalam lalulintas ialah prasarana yang dipakai untuk mengalirkan aliran arus lalulintas dengan lancar, aman, nyaman dan mendukung beban muatan alat transportasi.(Jiwangga, 2017) 2.3.2 Variasi Arus Lalu Lintas Harian Tingkat arus lalulintas memiliki variasi terhadap hari dalam satu minggu. Variasi arus lalulintas harian dalam satu minggu sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia dengan jadwal yang tetap dalam satu minggu, seperti variasi harian jalan perkotaan berbeda dengan jalan antar kota, dan jalan menuju tempat wisata berbeda dengan jalan bukan di daerah wisata. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variasi arus lalulintas untuk jalan perkotaan, jalan antar kota dan jalan yang menuju tempat wisata ialah sebagai berikut : 1. Untuk jalan perkotaan puncak kepadatan arus lalulintas berada pada tengah hari minggu, yaitu pada hari senin sampai jum’at. Sedangkan pada akhir hari minggu, yaitu pada hari sabtu dan minggu arus lalulintas cenderung rendah. 2. Untuk jalan antar kota, mempunyai puncak kepadatan pada akhir hari minggu, yaitu jum’at sabtu dan minggu. Sedangkan pada tengah hari minggu, yaitu pada hari senin sampai kamis arus lalulintas cenderung rendah. 3. Untuk jalan menuju tempat wisata mempunyai variasi arus lalulintas yang sama dengan jalan antar kota. (Jiwangga, 2017)



10



2.3.3 Volume Arus Lalu Lintas Volume lalulintas ialah jumlah alat transportasi yang melalui suatu titik ruas jalan atau pada suatu lajur selama jarak waktu tertentu. Volume arus lalulintas memiliki satuan secara sederhana ialah alat transportasi atau dengan cara lain yaitu konvensi jenis alat transportasi terhadap (smp) tiap satu satuan waktu. Sebagai ukuran dari kuantitas arus atau jumlah lalulintas yang melalui suatuotitik pada suatu jalur jalan selama selangiwaktu tertentu ialah volume dan tingkat alur lalulintas. Besarnya arus arus lalulintas dinyatakan dengan volume (volume = V) dan atau arus (rateof flow = q) yang keduanya menunjukkan jumlah alat transportasi yang melalui satu titik pengamatan pada ruas jalan /satuan waktu, sehingga dapat dinyatakan dalam persamaan :



Keterangan :



V = Q = ........................................................... (1) V = Volume arus lalulintas



Q



: Aruslalulintas



n



: Jumlah alat transportasi yang melalui titik pengamatan



t



: Waktu pengamatan tersebut Lalulintas harian diperoleh dengan cara pengamatan volume arus lalulintas selama 24 jam



pada suatu ruas jalan tertentu. Pengamatan lalulintas yang biasanya untuk memahami terjadinya volume puncak (VJP) dilakukan pengamatan selama jam kerja baik itu pagi,siang maupun sore. Volume puncak (VJP) dapat dihitung dengan.menggunakan rumus.sebagai berikut : VJR = LHR x



..............................................(2)



Keterangan : VJR : Volume jam rencana lalulintas (smp/hari). LHR : Lalulintas harian rata-rata (smp). K



: Proporsi lalulintas harian selama jam puncak.



F



: Variasi tingkat lalulintas per 15 menit dalam 1 jam.



(Hendarsin, 2000) 2.3.4 Jarak Antar Kendaraan Jarak antar alat transportasi ialah ukuran lalulintas dalam suatu jarak waktu tertentu yang mengatur aliran arus lalulintas secara keseluruhan. Ruang dan jarak antar alat transportasi 11



ialah ukuran yang sangat kecil, karena hal itu menerangkan mengenai alat transportasi dalam aliran arus lalulintas. Ruang diartikan sebagai jarak antara alat transportasi yang melalui suatu lajur lalulintas, diukur dari beberapa titik objek pada alat transportasi. Jarak alat transportasi ialah waktu antara alat transportasi yang melalui suatu titik sepanjang lajur yang diatur pada suatu titik objek pada suatu alat transportasi. 2.3.5 Masalah Lalu Lintas Adapun beberapa masalah yang sering ada dalam lalulintas, seperti kemacetan. Kemacetan terjadi akibat sarana dan prasarana yang masih terbatas, perencanaan lalulintas yang belum atau tidak berperan secara maksimal sehingga mengganggu aktivitas dan kenyamanan dalam lalulintas, seperti adanya perbaikan jalan. Adanya perbaikan jalan dan peralihan arus lalulintas dapat menimbulkan terhambatnya proses aktivitas masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan dan lain-lain. (Jiwangga, 2017)



12



BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Perumusan metodologi biasanya dilaksanakan dalam pembuatan suatu model pendekatan masalah untuk tujuan tertentu seperti memberikan penjelasan maupun seperti memberikan gambaran dan penjelasan mengenai keadaan yang ditinjau. (Utami, 2011) Metodologi penelitian yang dipakai ialah dengan cara melakukan pengumpulan literatur yang telah dilaksanakan sebelumnya yang dapat dijadikan sebagai data sekunder. Setelah akumulasi data sekunder lalu dilaksanakan survei lapangan yang berhubungan dengan penelitian untuk mendapatkan data primer. Adanya data sekunder dan data primer, maka dapat dilaksanakan analisis terhadap persoalan yang terjadi di Jalan Gombel Baru, yang berfungsi sebagai suatu jalan utama. Analisis yang dilakasanakan ialah untuk memahami peralihan arus lalulintas terhadap kapasitas sistem transportasi akibat perbaikan jalan tersebut. Selain itu dapat ditetapkan pula perubahan pada prasarana yang timbul dan tersedianya jumlah pengguna yang membutuhkan. 3.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada ruas jalan Gombel Baru, Banyumanik, Semarang.



Gambar 1. Lokasi perubahan arus lalu lintas jalan Gombel Baru



13



3.3 Diagram Alir Mulai



Persiapan Akumulasi Data Survei Pendahuluan Identifikasi Permasalahan Akumulasi Data



Data Primer : - Arus lalulintas saat jam puncak



Data Sekunder : - Data geometrik jalan - MKJI 1997 - Data LHR - Data kapasitas jalan Gombel Baru



Analisis pengaruh arus lalulintas akibat perbaikan jalan Kesimpulan dan Saran



Selesai



Gambar 2. Diagram Alir Penelitian



14



3.4 Teknik Akumulasi Data Teknik akumulasi data yang dilaksanakan meliputi teknik diskripsi kuantitatif dan kualitatif. Akumulasi data ini dilaksanakan dengan menjelaskankan persoalan secara urut dengan didukung oleh faktor – faktor pendukung lalu dianalisa untuk memperoleh solusi persoalan. (Utami, 2011) 3.4.1. Persiapan Persiapan ialah kegiatan yang dilaksanakan sebelum memulai penelitian. Perencanaan persiapan dengan baik diperlukan guna dapat menghemat waktu dan pekerjaan. Persiapan yang dilaksanakan pada kegiatan ini antara lain : 1. Survei Pendahuluan Dilaksanakan pada pengamatan awal secara visual atau langsung pada lokasi studi untuk memahami kondisi lapangan. 3. Identifikasi Masalah Pada tahap ini kondisi yang terjadi di lapangan diidentifikasi sehingga dapat diketahui persoalan peralihan arus lalulintas yang terjadi di lokasi studi. Persoalan lalulintas ialah kondisi arus pergerakan yang tidak dapat dipenuhi secara nyaman, aman, praktis dan tepat. Persoalan ini terbentuk karena berbagai hal, salah satunya dapat disebutkan bahwa persoalan peralihan arus lalulintas terjadi karena adanya ketidakstabilan antara pola pergerakan dari prasarana transportasi atau arus lalulintas. Maka identifikasi permasalahan arus lalulintas pada Jalan Pawiyatan Luhur ialah bagian yang akan dianalisis atau diamati untuk saat ini. Pada umumnya faktor – faktor yang perlu diamati ialah sebagai berikut : 1) Sarana atau prasarana transportasi 2) Sistem operasional 3) Intensitas dan pola pergerakan 4) Distribusi dan pola aktivitas 5) Kelembagaan dan organisasi (Utami, 2011) 3.4.2. Akumulasi data Dalam suatu analisa, akumulasi data ialah bagian yang sangat penting. Pada dasarnya bagian akumulasi data ialah bagian yang banyak membutuhkan sumber daya, baik SDM, 15



waktu, maupun dana. Maka dari itu perlu adanya suatu perhatian dan perencanaan dalam hal ini, sehingga penggunaan dari sumber daya yang ada bisa praktis dan tepat. Akumulasi data ini ialah penentu teknik apa yang akan dipakai untuk mengumpulkan data yang diperlukan secara mudah tetapi kualitas tetap dapat memenuhi spesifikasi dan persyaratan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya dengan tata cara pengambilan data baik dilihat dari aspek kuantitatif maupun teknisnya. Teknik akumulasi data yang diperlukan ialah, sebagai berikut : 1. Teknik Literatur, ialah mengidentifikasi, akumulasi, dan cara menyelesaikan persoalan dengan menelusuri sumber-sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya.. 2. Teknik Observasi, ialah teknik melakukan pengamatan di lapangan secara langsung. 3. Teknik Wawancara, ialah memperoleh data dengan bertanya secara lansung/visual kepada narasumber yang dianggap benar sebagai referensi dan input. (Utami, 2011) 3.4.3 Pelaksanaan akumulasi data Menurut sumber, pelaksanaan akumulasi data dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu : 1.



Data Sekunder Menurut Jabari (2014), prosedur akumulasi data sekunder ini dilaksanakan dengan



mengumpulkan format berupa brosur-brosur, jurnal – jurnal, artikel dan penelitian tentang transportasi yang telah dilaksanakan sebelumnya, buku – buku transportasi, dan MKJI 1997. Akumulasi data sekunder ini dipakai untuk memahami keadaan sebelumnya dan pertumbuhan daerah yang akan disurvei, sehingga tinjauan dan analisis data akan diperhitungkan dengan melihat keadaan sebelumnya, akumulasi data sekunder ini juga didapatkan dari berbagai instansi terkait atau narasumber, contohnya : 1) Data Geometrik Jaringan Jalan, ialah data tentang lebar jalur, jenis jalan, bahu jalan, median, dan alinyemen jalan. Data ini didapatkan dari Pemerintah Kota Semarang. 2) Data LHR (Lalulintas Harian Rata – rata), ialah data lalulintas harian rata – rata yang melalui ruas jalan, data didapatkan dari Dinas Perhubungan Kota Semarang. 3) Data MKJI 1997, ialah teknik untuk evaluasi kapasitas ruas jalan. 2.



Data Primer Prosedur akumulasi data primer didapatkan dari survei di lokasi studi. Survei yang



dilaksanakan tersebut akan didapatkan hasil yang aktual dan nyata sesuai kondisi yang ada di 16



lokasi. Sedangkan akumulasi data primer juga dibutuhkankan apabila data – data sekunder yang telah ada tidak memenuhi sebagai acuan bahan analisis. Pelakasanaan pengamatan yang dilaksanakan untuk mendapatkan data – data primer ialah, sebagai berikut : 1. Arus lalulintas pada waktu jam puncak pada ruas jalan Arus lalulintas pada jam puncak ialah besarnya jumlah lalulintas yang melalui setiap ruas jalan pada saat jam puncak. Data arus lalulintas jam puncak didapatkan dari pengamatan jumlah lalulintas selama dua jam dan tiga jam pada saat jam puncak. 3.5 Analisa Data Data – data yang terkumpul kemudian dianalisa untuk memperoleh hasil dari ruas Jalan Gombel Baru dalam melayani lalu lintas yang ada. Analisa yang dilaksanakan meliputi : 1. Analisa kerja.yang meliputi prasarana transportasi,analisa fasilitas dan bagian jalan. 2. Analisa data internal Jalan



Gombel Baru yang,meliputi : analisa tarikan pergerakan



menuju jalan tersebut. 3. Analisa penyebaran volume arus lalulintas alat transportasi di jaringan jalan. 3.6 Time Schedule Tabel 1. Time Schedule Uraian



Oktober-18 1



2



3



1. Pengajuan Judul 2. Pembuatan Proposal 3. Pengambilan Data 4. Analisa 5. Kesimpulan dan Saran



17



November-18 4



1



2



3



4