Pemodelan Arus Lalu Lintas Dengan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STUDI PEMODELAN ARUS LALU LINTAS DENGAN METODE GREENSHIELD DAN GREENSBERG



(Studi kasus Jl. A. Yani KM. 2 Banjarmasin-Depan Pusat Perbelanjaan Duta Mall Banjarmasin)



DEWI YUNIAR/IRNA HENDRIYANI



Dosen Fakultas Teknik Sipil Universitas Achmad Yani Banjarmasin



ABSTRAK



Dalam hal pertumbuhan suatu kota, kemunculan berbagai pusat perbelanjaan modern atau mall menjadi hal yang paling menonjol dan pesat perkembangannya. Di kota Banjarmasin, Duta Mall merupakan yang menjadi pusat perbelanjaan , hiburan, perhotelan dan rekreasi, sehingga menyebabkan bangkitan dan tarikan orang, barang dan jasa yang sangat besar. Namun ketidakseimbangan antara tingkat kebutuhan sarana dan tingkat layanan jalan, menjadi suatu permasalahan umum yang harus dihadapi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permodelan hubungan yaitu Greenberg dan Greenshield pada karakteristik lalulintas Jl. A. Yani KM. 2 Banjarmasin akibat pengaruh pusat perbelanjaan Duta Mall Banjarmasin. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah survey primer karakteristik arus lalulintas dan sekunder. Hasil dari survey tersebut ditabulasikan dan dianalisis menggunakan MS. Excell. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume lalulintas rata-rata yang terbesar terjadi pada pukul 19.30 – 20.30 WITA sebesar 2594,33 smp/jam dan didapat permodelan hubungan karakteristik lalulintas terpilih yaitu model Greenberg dengan r yang sangat kuat (0,9722). Persamaan terpilih yang didapat dari model Greenberg adalah untuk S-D yaitu S = 21,17 . Ln .



dan untuk F-S adalah F = 295,65 . S . exp



295,65 295,65 ; untuk F-D yaitu F = 21,17 . D. ln D D



S . 21,17



Kata Kunci: permodelan, karakteristik lalu lintas



54



utama,



I. PENDAHULUAN



weaving/jalinan



yang



terjadi



apabila



kendaraan yang baru menggabung bermaksud Ketidakseimbangan



tingkat



untuk memisahkan diri dalam jarak yang sangat



kebutuhan sarana dan tingkat layanan transportasi,



dekat (u-turn) dan bottle neck/penyempitan jalan



menjadi suatu permasalahan umum yang harus



sehingga sering menyebabkan konflik pada jalan,



dihadapi oleh sistem transportasi. Tingginya



bahkan kemacetan. Pada hari dan jam sibuk, arus



tingkat kebutuhan akan sarana dan prasarana



lalu lintas pada kawasan ini sangat macet, sehingga



transportasi



akan menghambat



disebabkan



antara



oleh



pertumbuhan



kelancaran arus lalulintas,



penduduk yang semakin meningkat, pertumbuhan



mengurangi kecepatan lalulintas, menyebabkan



wilayah yang semakin luas, peruntukan tata guna



tundaan arus lalulintas



lahan membawa pengaruh terhadap arus lalu lintas



membahayakan bagi pengguna jalan itu sendiri.



yang tumbuh di daerah tersebut.



bahkan bisa sangat



Laporan ITE menyatakan bahwa 100 atau



Pembangunan ruas jalan sebagai salah satu



lebih



penambahan



perjalanan



akibat



bentuk komitmen pemerintah dalam pembangunan



pengembangan akan berpengaruh pada lalu lintas.



infrastruktur secara menyeluruh dimaksudkan



Tarikan lalulintas oleh supermarket dipengaruhi



sebagai



penyedia



transportasi



yang



oleh aksesibilitas dari supermarket, luas tempat



setempat



untuk



parkir yang tersedia, persaingan dari supermarket



berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, baik



yang berdekatan, service transportasi umum,



dalam bidang sosial, ekonomi maupun budaya.



karakteristik sosial ekonomi dari orang-orang di



memudahkan



sarana



masyarakat



Sebagai salah satu sarana transportasi



daerah perdagangan, fasilitas yang tersedia di



darat, jalan raya dimaksudkan untuk dipergunakan



supermarket, keindahan dan kenyamanan dari



sebagai akumulasi berbagai kendaraan bermotor



suatu supermarket dan banyaknya promosi yang



maupun kendaraan tak bermotor. Dan dalam hal



dilakukan oleh supermarket.



ini jumlah atau volume dari kendaraan yang melintasi



jalan



tersebut



tergantung



kepada



Kinerja Jalan



parameter yang ada yang menimbulkan “bangkitan



Teori pergerakan arus lalu lintas menjelaskan



pergerakan”. Salah satu bangkitan yang terjadi



mengenai kualitas dan kuantitas dari arus lalu



dikarenakan adanya kawasan pusat perbelanjaan



lintas dalam hubungannya dengan kecepatan,



Duta Mall Banjarmasin yang terletak pada



besarnya arus, dan kepadatan lalu lintas serta



persimpangan Jalan A. Yani KM. 2 dan Jalan



hubungannya



Simpang Ulin yang memiliki aksesbilitas yang



kendaraan yang menggunakan ruang jalan. Prinsip



tinggi. Duta Mall merupakan kawasan mall yang



dasar analisis lalu lintas pada ruas jalan adalah



sangat strategis dan satu-satunya mall yang berada



kecepatan



di Banjarmasin yang menjadi pusat perbelanjaan ,



pengurangan kecepatan akibat penambahan arus



hiburan, perhotelan



dan rekreasi, sehingga



adalah kecil pada arus rendah tetapi lebih besar



menyebabkan bangkitan dan tarikan orang, barang



pada arus yang lebih tinggi. Mendekati kapasitas,



dan jasa yang sangat besar.



penambahan arus yang sedikit akan menghasilkan



Kawasan Duta Mall ini mempunyai akses pintu-masuk yang langsung menuju jalan sehingga



dengan



berkurang



waktu



jika



maupun



arus



jenis



bertambah,



pengurangan kecepatan yang besar (Lawalenna dan Isran Ramli, 2004).



menyebabkan merging/penggabungan dengan arus 55



Arus lalu lintas merupakan gabungan dari



Tingkat Pelayanan



beberapa kendaraan dan pejalan kaki bergerak



Tingkat



pelayanan



(Level



mengikuti lintasan yang sama. Parameter arus



merupakan



ditentukan oleh kemampuan pengemudi dan



yang telah merangkum banyak faktor antara lain



pejalan kaki, untuk mengantisipasi pengguna jalan



kecepatan



lainnya, karakteristik kendaraan geometrik desain



kebebasan manuver, keamanan serta kenyamanan



jalan termasuk kondisi permukaan jalan. Sifat atau



dalam mengemudi (Iphan F radam, 2008).



ukuran kualitatif



perjalanan,



of



Service)



pada suatu jalan,



intrupsi



lalu



lintas,



karakter arus lalulintas merupakan resultan dari



Dalam bidang transportasi tingkat pelayanan



sifat-sifat manusia, sarana dan prasarana lalulintas.



ditentukan dalam suatu skala interval yang terdiri



Oleh karena adanya faktor manusia dalam arus



dari



lalulintas maka sifat arus dapat berubah-ubah dari



A,B,C,D,E, dan F, dimana A tingkat pelayanan



waktu ke waktu meskipun masih dalam suatu



yang tertinggi. Apabila volume meningkat maka



sistem jalan yang sama.



tingkat pelayanan menurun karena kecepatan



6



tingkat.



Tingkat-tingkat



ini



disebut



biasanya berkurang, kebebasan manuver berkurang serta mengurangi kenyamanan.



Kapasitas Jalan Analisis kapasitas jalan merupakan dasar dalam operasional



dan



memberikan



suatu



efektivitas



dari



perencanaan cara



jalan



untuk



fasilitas



lalu



yang



mengetahui lintas



dalam



menyesuaikan pergerakan arus lalu lintas itu sendiri.



Perhitungan



kapasitas



tidak



melayani



besarnya



arus



lalu



Karakteristik arus lalu lintas didasarkan atas hubungan



antara



jalan



dalam



pelayanan



jalan



Dimana :



mencakup kecepatan dan besarnya gangguan yang



dan



F = Volume (kendaraan/jam) S = Kecepatan rata-rata (km/jam)



lintas



yang



kecepatan,



F=SxD



D = Kepadatan (kendaraan/km)



(kuantitas), akan tetapi juga meliputi ukuran kualitas



volume,



kepadatan yang dijabarkan sebagai berikut:



saja



menunjukkan kemampuan maksimum suatu jalan dalam



Karakteristik Arus lalu Lintas



Kecepatan akan berkurang jika kepadatan lalu lintas bertambah. Kecepatan arus bebas (free-flowspeed) di titik Sf akan terjadi seatu kepadatan sama



mempengaruhi kapasitas jalan.



dengan nol dan ketika terjadi kemacetan (jam Kapasitas



jalan



merupakan



kinerja



(performance), pada kondisi yang bervariasi, dapat diterapkan pada suatu lokasi tertentu atau pada suatu jaringan jalan yang sangat kompleks. Besarnya kapasitas jalan tergantung dari tata letak 44 geometrik jalan, pengendara, dan kondisi lingkungan serta kondisi operasional lalu lintasnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas jalan adalah kondisi jalan, kondisi ideal, kondisi medan, kondisi lalu lintas, populasi pengemudi dan



density) di titik Dj kecepatan akan sama dengan nol. Hubungan antara kecepatan dan volume menunjukkan



bahwa



dengan



bertambahnya



volume maka kecepatan akan berkurang sampai volume maksimum tercapai. Jadi, kurva ini menggambarkan dua kondisi yang berbeda, bagian atas untuk kondisi arus lalu lintas yang stabil (stable flow), sedang bagian bawah menunjukkan kondisi arus tidak stabil (unstable flow) atau kondisi arus padat.



kondisi pengendalian lalu lintas.



56



D = Jarak yang ditempuh kendaraan (m) Ti = Waktu yang ditempuh kendaraan (m/det) n = Jumlah kendaraan yang diamati



Kepadatan Lalu Lintas Gambar 1. Konsep Dasar Arus Lalu Lintas



Kepadatan



lalu



lintas



adalah



jumlah



Ada tiga karakteristik primer dalam teori arus



kendaraan yang lewat pada satu bagian tertentu



lalu lintas yang saling terkait, yaitu volume,



dari sebuah jalur jalan dalam satu atau dua arah



kecepatan, dan kepadatan.



selama jangka waktu tertentu, keadaan jalan serta lalu lintas tertentu pula. Untuk menghitung



Volume Lalu lintas



kepadatan



Volume lalu lintas didefinisikan sebagai



lalu



lintas,



digunakan



persamaan



sebagai berikut:



perbandingan antara jumlah kendaraan yang



F S



D =



melewati satu titik tertentu dengan interval waktu pengamatan. Volume biasanya dihitung dalam kendaraan/hari atau kendaraan/jam. Berdasarkan



Dimana :



D = Kepadatan Lalu lintas



penyesuaian kendaraan terhadap satuan mobil



(smp/jam)



penumpang (smp), volume lalu lintas dapat



F = Volume (smp/jam)



dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini:



S = Kecepatan rata-rata (km/jam)



n t



F =



Model Hubungan Karakteristik Arus Lalu lintas



Dimana : F = Volume lalu lintas (smp/jam) N = Jumlah kendaraan yang lewat selama waktu pengamatan t



Model



yang



digunakan



untuk



menggambarkan hubungan antara karakteristik yaitu volume, kecepatan dan kepadatan adalah :



= Interval waktu pengamatan (jam)



Model Linier Greenshields Model ini adalah model paling awal yang Kecepatan Lalu lintas



tercatat dalam usaha mengamati perilaku arus lalu



Kecepatan lalu lintas didefinisikan sebagai



lintas. Greenshields mendapatkan hasil bahwa



perbandingan antara jarak yang ditempuh dengan



hubungan



waktu yang diperlukan untuk menempuh jalan



berbentuk kurva linier. Model Greenshields dapat



tersebut.



dijabarkan sebagai berikut: S =



n.d n



 ti i 1



Dimana : S = Kecepatan rata-rata ruang (m/det)



antara



kecepatan



S = Sf -



dan



kepadatan



Sf .D Dj



Dimana : S = Kecepatan rata-rata ruang (km/jam) 57



Sf



=Kecepatan pada kondisi arus bebas (km/jam)



menpunyai kesamaan dengan fluida. Greenberg menganalisa antara hubungan kecepatan dan



Dj = Kepadatan saat macet (smp/jam)



kepadatan



dengan



menggunakan



D = Kepadatan lalu lintas (smp/jam)



logaritmik yaitu sebagai berikut: S = Sc . Ln .



Dari persamaan diatas terlihat bahwa model



bentuk



Dj D



ini mempunyai dua konstanta yaitu Sf dan Dj. Kedua konstanta dinyatakan sebagai kecepatan



Dimana :



Sc = Kecepatan



bebas (free-flow-speed), dimana pengendara dapat



pada



saat



volumemaksimum



memacu kendaraan sesuai dengan keinginannya,



Dj = Kepadatan pada saat macet



dan kepadatan macet (jam density) dimana



Jika persamaan F = S . D diperoleh hubungan



kendaraan tidak dapat bergerak sama sekali.



antara volume dengan kepadatan, berlaku



Hubungan antara volume dan kepadatan didapat



persamaan :



dengan merubah persamaan menjadi bentuk S = F F = Sc . D In .



/ D kemudian disubtitusikan ke persamaan di



Dj D



bawah didapat : F = Sf .D-



Sf



Sehingga hubungan antara volume dengan



. D2



Dj



kecepatan diperoleh persamaan :



Bila D = F / S maka berdasarkan persamaan



didapat



hubungan



volume



F = S . Dj . exp



dan



S Sc



kecepatan yaitu :



Dj



F = Dj .S -



Sf



Besaran



. S2



kapasitas



ruas



jalan



dinyatakan dengan nilai volume maksimum



Apabila terdapat hubungan yang linier antara



yang



dihitung



dengan



mendeferensialkan



kecepatan dan kepadatan, maka hubungan antara



kepadatan dan kecepatan masing-masing pada



kecepatan dengan volume maupun volume dengan



persamaan



kecepatan akan berfungsi parabolik. Besaran



persamaan:



kapasitas ruas jalan yang dinyatakan dengan nilai volume



maksimum,



mendeferensialkan



dihitung



kepadatan



dan



Fc =



dengan



dan



akan



diperoleh



D j .S c c



kepadatan Analisa Regresi



masing-masing pada persamaan: Fc = D j .



tersebut



Sf



Bila variabel bebas linier terhadap variabel



4



tak bebas, maka hubungan dari kedua variabel tersebut dikenal dengan Analisa Regresi Linier.



Dimana : Fc



=



Volume maksimum (smp/jam)



Besarnya nilai A dan B dapat dicari dengan persamaan dibawah ini (Tamin,2000).



Model Logaritmik Greenberg Hubungan mengasumsikan



ini bahwa



dibuat arus



dengan lalu



lintas 58



n ( Xi.Yi)   ( Xi). (Yi) i



B =



i



Adapun permasalahan yang terjadi



i



adalah bagaimanakah hubungan permodelan



n ( Xi2 )  ( Xi)) 2 i



karakteristik lalulintas yang terjadi pada jalan



i



tersebut dengan permodelan Greenberg dan Greenshield sehingga dapat diperoleh kinerja



A =Y–B.X Dimana :



jalan pada lokasi pengamatan?



A = Nilai intersep atau konstanta



regresi 3. TUJUAN PENELITIAN



B = Koefisien regresi Y = Variabel Bebas



Penelitian ini dimaksudkan



N = Nilai sample mencari Koefisien



korelasi



digunakan



untuk



permodelan



hubungan



untuk yaitu



Greenberg dan Greenshield pada karakteristik 46



menentukan korelasi aantara variabel tak bebas



lalulintas Jl. A. Yani KM. 2 Banjarmasin



dan variabel bebas, atau antara sesama variabel



akibat pengaruh pusat perbelanjaan Duta Mall



bebas (Tamin,2000).



Banjarmasin.



n ( Xi.Yi)   ( Xi). (Yi) r =



i



i



i



n  ( Xi )  ( Xi)) ).(n (Yi 2 )  ( (Yi)2 )) 2



i



2



i



i



4. METODE PENELITIAN



i



4.1. Pengambilan Data Dimana r = Koefisien Korelasi Survey Tabel 1. Hubungan koefisien korelasi dan



dan



pengambilan



data



dilakukan pada ruas jalan Achmad Yani KM. 2 Banjarmasin, didepan pintu masuk-keluar



tafsirannya



pusat perbelanjaan Duta Mall Banjarmasin.



Koefisien Korelasi (l)



Tafsiran



0,00 – 0,19



Hubungan bisa



0,20 – 0,39



diabaikan



0,40 – 0,69



Hubungan yang



0,70 – 1,00



rendah Hubungan yang besar (subtansial) Hubungan yang kuat



Sumber: Pronowo (1982) dalam Iphan F. Radam (2008)



Pengambilan data dilakukan pada tanggal 31 Agustus sampai dengan 0 2 September 2013 pada jam 08.00 – 22.00 WITA (selama 14 jam pengamatan). Pengambilan data primer dengan cara menghitung jumlah kendaraan bermotor yang melintasi ruas jalan tersebut dan di total tiap 15 menit berjalan. Untuk data kecepatan (S), pengambilan data dilakukan dengan terlebih dahulu mengukur panjang ruas jalan percobaan 50 meter, dan setelah itu dengan bantuan stopwatch mengukur waktu lintasan kendaraan bermotor dari titik awal ke titik



2. PERUMUSAN MASALAH



akhir. Data sekunder yang diperlukan adalah geometrik jalan, manajemen lalulintas duta Mall dan kebijakan pemerintah terhadap 59



lalulintas di Jl. A. Yani KM. 2 Banjarmasin.



Gambar 2. Geometrik Jalan penelitian (skala



4.2. Pengolahan Data Data primer



yang didapat ditabulasikan ke



1:5000)



dalam MS. Excell untuk volume arus lalulintas menerus, hambatan samping, pola pergerakan,



5.2 Data Volume lalu lintas



waktu tempuh setiap per 15 menit pengamatan. Hasil analisis data volume lalulintas pada ruas



per 1 (satu) jam pengamatan. Dari tabulasi



jalan yang dijadikan sebagai objek penelitian



data tersebut



dilakukan konversi ke SMP



menggunakan dua model matematis yaitu model



(Satuan Mobil Penumpang) untuk masing-



Greenshield dan model Greenberg. Hasil analisis



masing emp.



data volume lalulintas dapat dilihat pada gambar 2 Kepadatan (smp/km)



Kemudian akan diakumulasikan untuk setiap



berikut:



Setelah proses pengolahan data,



di hitung



kembali untuk mendapatkan dapat F, S dan D. Tahap selanjutnya dilakukan proses melalui MS. Excell untuk mencari permodelan dan



Volume lalulintas (smp/jam)



4.3. Analisa hasil dan pembahasan



korelasi Greenshield dan Greenberg. Waktu pengamatan



5. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 3. Data volem arus lalulintas rata-rata



5.1 Data Geometrik Jalan



Banjarmasin yang LEMBAR : Pada gambar 2 terlihat bahwa volume PETUNJUK lalulintas rata-rata yang terbesar terjadi pada pukul merupakan jalan dalam kota dengan tipe 1enam 19.30 – 20.30 WITA sebesar 2594,33 smp/jam. jalur dua arah dengan median dan geometrik di Jl. A. Yani KM. 2



jalan seperti terlihat pada gambar 1 :



Volume (smp/jam)



Geometrik jalan yang ditinjau berada



5.3 Pengolahan data PETUNJUK LEMBAR :



1



10.0 0 10.0



rip a



140.0



0 0



120.0



pengaruh yang berbeda yaitu : kendaraan ringan 0



10.0



Jl.



Ku



15.0



an



10



00 0



4+1



00



.00 7.0 0



4+



10



.00



80 0 3+ Km



80 0



pergerakan di



lembar pengisian data jumlah



kendaraan yang sudah disiapkan. Data volume lalu lintas dalam satuan kend / jam dan



Km



3+



dicatat dan dikelompokkan pada setiap arah



90 0 3+ Km



3+ Km



dan kendaraan tak bermotor. Data pengamatan



35



Km



Km



.00



90 0



Jl.



00 4+2



10



(LV), kendaraan berat (HV), sepeda motor (MC)



rip



0.0 0



Km



00 0



4+



17



00



10 7.0 0 Km



Km



.00



4+3



35



4+4



00



0



Ku



17 0.0 0



dalam 4 kelompok lalu lintas yang memberikan 0



60



Volume (smp/jam)



0



n



100.0



Pengambilan data volume lalu lintas dibagi



kemudian dikalikan dengan faktor ekivalen mobil penumpang (emp) sebagai berikut : 1. Kendaraan ringan



= 1,0



2. Kendaraan berat



= 1.3



3. Sepeda motor



= 0,33



4. Kendaraan tak bermotor



= 0,2



Dari hasil perkalian tersebut didapatkan data volume lalu lintas lokasi pengamatan



Kepadatan (smp/km) Gambar 5. Hubungan Kepadatan dan Volume



5.4 Analisis Data dan pembahasan Untuk



mendapatkan



hubungan



antara



kecepatan, volume dan kepadatan dimana data kecepatan dan volume didapat dari hasil survey. Data diolah menjadi dalam satu hari pengamatan pada 3 area yang berbeda. Selanjutnya data kepadatan dicari dengan persamaan:



D Dimana:



F S



D = Kepadatan lalulintas (smp/jam) F



= Volume (smp/jam)



S



= Kecepatan rata-rata (km/jam)



Kecepatan (km/jam) Gambar 6. Hubungan Kecepatan dan Volume



Selanjutnya data dianalisis untuk mendapatkan



Dari gambar 4, 5 dan 6 terlihat bahwa



nilai parameter dari model Greenshield dan model



semakin bertambah volume maka kepadatan akan



Greenberg dengan menggunakan perangkat lunak



bertambah pula dan semakin besar kepadatan maka



Microsoft Excel . Dari hubungan kecepatan (S),



akan mengurangi kecepatan.



volume (F) dan kepadatan (D) lalulintas dapat dilihat pada gambar berikut:



Hubungan volume-kecepatan-kepadatan (F-SD) dapat dilihat pada persamaan terbaik berikut:



Tabel 2. Hubungan F-S-D lalulintas



Kecepatan (km/jam)



Dimana y = kecepatan, dan x = kepadatan Gambar 4. Hubungan Kecepatan dan Kepadatan



Sumber: hasil perhitungan (2013)



Dari tabel terlihat bahwa model hubungan karakteristik untuk ruas Jl. A. Yani Km. 2 Banjarmasin pada area depan pusat perbelanjaan 61



adalah



Greenberg.



Ini



terlihat



dari



nilai



F = 295,65 . S . F-S



korelasinya yang lebih besar dibandingkan model Greenshield yaitu r = 0.9722. Hubungan antara kecepatan dan kepadatan dalam bentuk persamaan linier adalah



yang didapat



y = -21.17 ln (x) + 120.44. Kemudian



dilakukan



penyesuaian dalam bentuk model



terpilih sebagai berikut: y = a + b ln(x ) diubah menjadi persamaan S = Sc . Ln . dimana:



exp



S 21,17



Sumber : hasil analisis data (2013)



6. KESIMPULAN DAN SARAN



6.1 Kesimpulan



Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan



Dj



sebagai berikut:



D



1. Volume lalulintas rata-rata yang terbesar



y = -21,17 ln (x) + 120.44



terjadi pada pukul 19.30 – 20.30 WITA



y = S dan x = D



sebesar 2594,33 smp/jam.



b = -Sc = 21,17



2. Permodelan hubungan karakteristik terpilih



a = Sc ln (Dj) = 120,44 km/jam ; maka



pada Jalan A. yani KM. 2 Banjarmasin akibat pengaruh pusat perbelanjaan adalah model



 120,44    21,17 



Dj = exp 



Greenberg dengan r = 0.9722 (hubungan sangat kuat).



= 295,65



3. Persamaan terpilih yang didapat dari model Greenberg adalah untuk S-D yaitu S = 21,17 .



Maka bentuk persamaan menjadi S = 21,17 . Ln .



Ln .



295,65 D Model persamaan hubungan karakteristik arus



ln



295,65 ; untuk F-D yaitu F = 21,17 . D. D



295,65 dan untuk F-S adalah F = 295,65 . D



lalulintas yang terpilih dengan nilai korelasi terbaik



kemudian



dijabarkan



dalam



model



S . exp



S . 21,17



hubungan kecepatan (S) – kepadatan (D), Volume (F) – kepadatan (D) dan Volume (F) – kecepatan



6.2 Saran



(S) dengan menggunakan pendekatan persamaan model terpilih. Model persamaan hubungan antar



Pada penelitian ini perlu ditambah model



karakteristik arus lalulintas yang ditinjau sebagai



underwood sebagai bahan pertimbangan yang lain



berikut:



dan diharapkan dengan hasil penelitian ini menjadi tolak ukur mengambil kebijakan manajemen



Model terpilih



Hubungan



Persamaan



lalulintas.



S = 21,17 . Ln . S–D Greenberg



295,65 D F = 21,17 . D. ln



F–D



295,65 D 62



DAFTAR PUSTAKA



DPU, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Dirjen Bina Marga, Jakarta



Radam, I.F,



2008. Bahan Ajar Rekayasa



Lalulintas. Cetakan Pertama. Program Non Regular S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik. Universitas



Lambung



Mangkurat.



Banjarmasin.



Lawalenna dan Isran Ramli. 2004. Studi Model Hubungan



Volume,



Kecepatan



dan



Kerapatan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Jl. Urip



Sumoharjo



di



Kota



Makassar.



Simposium XII FSTPT. Bandung.



Prastowo, Pujo dan Dewanti. 2004. Karakteristik Lama Berhenti Bis Kota . (Studi Kasus di Yogyakarta).



Simposium



XII



FSTPT.



Bandung.



Tamin, Z. Tamin, 2000, Aplikasi Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Edisi Pertama, Penerbit ITB, Bandung,



63