Makalah Pewahyuan Allah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PEWAHYUAN ALLAH



Oleh : Kelompok II Ketua Kelompok : Azerya Alfa Omega Putri NIM : 2002130038 Anggota 1 : Meriensi



Anggota 3 : Ribka Theresia



NIM



NIM



: 2002130042



Anggota 2 : Fernanda NIM



: 2002130048



: 2002130044



Anggota 4 : Tenie NIM



: 2002130045



PROGRAM STUDI PASTORAL KONSELING INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) PALANGKARAYA KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2021



KATA PENGANTAR Segala puji syukur, hormat dan kemuliaan, penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan penyertaan-Nya, sehingga makalah yang berjudul pewahyuan Allah diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan tempo waktu yang telah diberikan. Penulisan makalah ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban mahasiswa (Kelompok) terhadap dosen atas tugas yang telah diberikan, sehingga untuk menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang dan study yang kami tekuni. Akhir kata penulis mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak, karena penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua. Tuhan Yesus Memberkati.



Tamparak Layung, Maret 2021



Kelompok II



DAFTAR ISI



JUDUL....................................................................................................................i KATA PENGANTAR.................................................................................................ii DAFTAR ISI............................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4 LATAR BELAKANG..................................................................................................4 RUMUSAN MASALAH............................................................................................4 TUJUAN..................................................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................8 BAB III PENUTUP....................................................................................................9



Bab I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Wahyu umum merupakan penyataan Allah kepada semua orang dimana-mana, wahyu umum hanya menyatakan sifat Allah yang umum. dimana Allah membiarkan diri-Nya dikenal secara bertahap; sejak awal penciptaan wahyu Allah sungguh nyata sebagai Sabda yang mampu menciptakan segala sesuatu. Kita patut kagum kepada Allah karena Allahlah yang menjadi inisiator utama dari karya keselamatan umat manusia dan alam semesta. Dialah yang menciptakan segala sesuatu, memperhatikan realita baik dan buruk yang terjadi di dunia, merencanakan karya keselamatan dengan penuh belas kasih, dan mengejawantahkan cinta-Nya bagi dunia (manusia dan alam semesta) dalam diri Tuhan Yesus Kristus dan juga Roh Kudus. Allah menunjukkan betapa dalam kebijaksanaan dan kebaikan-Nya sampai berkenan mewahyukan diri dan memaklumkan rahasia kehendak-Nya yang luhur dan mulia. Dengan penuh cinta dan kasih, umat ciptaan-Nya diangkat kembali dan bahkan ditebus melalui Kristus Yesus, Sang Wahyu sejati yang menggenapi segala wahyu Allah Bapa bagi keselamatan seluruh manusia dan alam semesta. Kita patut bersyukur dan tergerak untuk sadar akan wahyu yang menjadi nyata dalam diri Kristus, yang akhirnya mampu menyelamatkan umat manusia dari segala dosa dan kuasa maut



B. Rumusan Masalah -



Adapun rumusan masalah sebagai berikut : Apa itu Wahyu Umum ? Mengapa Allah memberikan Wahyu-Nya? Bagaimanakah cara Allah menyatakan Diri-Nya?



C. Tujuan -



Tujuan pembuatan makalah ini yaitu : Menjelaskan apa itu Wahyu umum. Menjelaskan mengapa Allah Memberikan Wahyu-Nya. Menjelaskan bagaimana cara Allah menyatakan Diri-Nya.



Bab II



PEMBAHASAN A. Apa itu wahyu Umum? Wahyu (dalam bahasa Inggris: revelation) memiliki arti: penyataan, penyingkapan, membuka selubung dari hal yang tersembunyi, supaya dapat dilihat dan diketahui apa sebenarnya hal itu. Pe-wahyu-an berarti Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia sehingga manusia dapat mengenalNya.



Wahyu Umum “Manusia berargumen bahwa wahyu umum tidak cukup jelas mencerminkan kebenaran Allah. Hal ini tidak benar, wahyu umum jelas mencerminkan kebenaran Allah. Namun yang manusia lakukan adalah menindas wahyu umum, membuatnya seolah-olah tidak cukup jelas mencerminkan kebenaran Allah.” Dalam Teologi Reformed, kita percaya bahwa Allah menyatakan diri-Nya secara umum pada seluruh umat manusia dan secara khusus pada umat-Nya. Penyataan Allah tentang diriNya secara umum pada seluruh umat manusia kita kenal dengan istilah wahyu umum, sedangkan penyataan Allah tentang diriNya secara khusus pada umat-Nya kita kenal dengan istilah wahyu khusus. Allah mewahyukan diri-Nya secara umum melalui alam semesta dan hati nurani, dan secara khusus melalui Yesus Kristus dan Alkitab. Sebagian besar dari kita sulit untuk mempercayai pernyataan bahwa wahyu umum sesungguhnya jelas mencerminkan kebenaran Allah pada seluruh umat manusia, tanpa terkecuali. Lebih jauh lagi, sulit bagi kita untuk mempercayai bahwa kebenaran tentang Allah sesungguhnya terlihat jelas terlihat pada setiap hal di alam semesta tanpa terkecuali, sehingga tidak mungkin bagi satu manusia pun untuk tidak mengenal kebenaran tentang Allah meskipun hanya melalui pengamatan sederhana pada peristiwa sehari-hari. Bagaimana tidak sulit? Apa sih yang dapat kita lihat tentang kebenaran Allah melalui, katakanlah air yang mendidih? Atau apa yang kita



pikirkan ketika kita melihat dua anak anjing yang sedang berkejar-kejaran? Memangnya hal apa dari kebenaran Allah yang jelas terlihat dari sana? Bukanlah hal-hal di atas kelihatannya tidak cukup jelas mencerminkan kebenaran Allah? Dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan seperti di atas, sepintas lalu memang sulit agaknya bagi kita untuk mempercayai bahwa wahyu umum sesungguhnya jelas dalam mencerminkan kebenaran Allah. Maka, sering kali akhirnya kita jatuh pada kesimpulan: “Oleh karena saya sulit melihat kejelasan mengenai kebenaran Allah melalui wahyu umum maka wahyu umum tidak jelas dalam mencerminkan kebenaran Allah”. Benarkah kesimpulan semacam itu? Sebenarnya, kesulitan kita dalam melihat bahwa “wahyu umum jelas mencerminkan kebenaran Allah” tidak harus sampai membuat kita meragukan prinsip “wahyu umum jelas mencerminkan kebenaran Allah” itu sendiri. Kita dapat mengambil sebuah contoh kasus sederhana berikut: kalau kita mengukur berat badan kita di atas timbangan dan mendapati bahwa berat badan kita naik dua kali lipat dibandingkan kemarin malam, apakah hal itu berarti bahwa berat badan kita memang naik dua kali lipat dibandingkan kemarin malam? Tidakkah masuk akal bagi kita untuk berpikir bahwa mungkin timbangan kita yang sudah rusak, bukan berat badan kita sendiri yang naik dua kali lipat dalam satu malam? Jadi, ketika timbangan kita menunjukkan angka berat badan kita yang naik dua kali lipat, hal itu tidak harus berarti bahwa berat badan kita memang telah naik dua kali lipat dalam semalam. Sesungguhnya, mungkin berat badan kita tetap, namun timbangan yang kita gunakan yang rusak. Demikian juga sewaktu kita mau menguji apakah wahyu umum secara jelas menyatakan kebenaran Allah. Ketika kita tidak jelas melihat hal tersebut, kemungkinan adalah memang wahyu umum itu sendiri memang tidak jelas dalam mencerminkan kebenaran Allah atau alat penguji yang kita pakai



untuk menentukan kejelasan tersebut yang rusak. Kalau kita telusuri kembali, alasan utama kita mengatakan bahwa wahyu umum tidak cukup jelas mencerminkan kebenaran Allah adalah sering kali oleh karena kita melihatnya kurang jelas. Apakah kata Alkitab tentang hal ini? Alkitab mengajarkan bahwa wahyu umum Allah itu sesungguhnya jelas dalam mencerminkan kebenaran Allah. Alkitab mencatat, ‘apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka.’ (Rom. 1:19) juga ‘Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya.’ (Maz. 19:2). Sehingga kita bisa percaya bahwa Alkitab mendukung kejelasan wahyu umum dalam mencerminkan kebenaran Allah kepada semua manusia. Namun demikian, Alkitab yang sama juga mengatakan bahwa ada ‘masalah’ dalam melihat kejelasan wahyu umum tersebut. Masalah tersebut menurut Alkitab adalah bukannya wahyu umum itu sendiri tidak jelas mencerminkan kebenaran Allah, melainkan ada ‘penindasan’ (Rom. 1:18) atas kebenaran Allah yang dinyatakan jelas oleh wahyu umum kepada manusia yang ‘fasik’ dan ‘lalim’. Penindasan ini membuat refleksi kebenaran Allah melalui wahyu umum terlihat kurang jelas. B. MENGAPA ALLAH MEMBERIKAN WAHYUNYA? • Karena Allah berkenan untuk dikenal oleh manusia. Allah berinisiatif memperkenalkan diri-Nya (Ibrani 1:1-2). Manusia mengetahui tentang Allah karena Dia berkenan merendahkan diri untuk berkomunikasi dengan kita. Seperti orang dewasa yang berbicara dengan anak kecil, Allah menyesuaikan bahasa dan ungkapan-Nya dengan kemampuan kita. John Calvin berkata, ”Seperti pengasuh terhadap bayi, Allah berbicara kepada kita.” • Manusia memerlukan penyataan diri Allah jika ia ingin memperoleh pengetahuan secukupnya mengenai Dia. Tanpa wahyu Allah maka manusia tidak dapat mengenal Allah & rencana-Nya. Segala spekulasi manusia tentang Allah akan sia-sia belaka.



a) Agama dan budaya adalah respons manusia terhadap wahyu Allah, yaitu wahyu umum. Wahyu umum yang diberikan Allah sudah selayaknya mendapat respons, dan manusia adalah satu-satunya makhluk yang dapat memberikan respons terhadap wahyu Allah. Respons manusia terhadap Allah akan timbul dari dua segi, yaitu : - Respons eksternal (lahiriah) terhadap wahyu umum Allah, mengakibatkan timbulnya tindakan budaya atau aktivitas budaya. - Respons internal (batiniah) terhadap wahyu umum Allah, mengakibatkan timbulnya aktivitas agama1. b) Respons terhadap wahyu umum Allah membuat manusia menemukan tiga jenis kewajiban yang harus dipenuhi : i. Kewajiban karena keberadaanku, keberadaan transcending nature, yaitu keberadaan untuk menopang alam. Jadi, bukan sekedar mengontrol dan mengatur alam, tetapi juga memperbaiki alam. Alkitab mengajukan tiga macam prinsip : mengelola, mengatur, dan memperbaiki. Kita mengatur alam berarti kita harus menjadi tuan atas alam. Kita mengelola alam berarti kita berkewajiban mengurus dan mengatur alam. Kita memperbaiki alam berarti kita berkewajiban memperbaiki, memelihara, dan melindungi alam. Memasuki akhir abad kedua puluh ini, kita menemukan bahwa krisis karena perusakan alam sudah berada di depan kita, berarti kita tidak melaksanakan prinsip penciptaan Allah yang terdapat dalam Kejadian 1 dan 2. Saat kita mencapai puncak dari kemajuan teknologi, kita juga menemukan bahwa manusia tidak berdaya melindungi alam yang indah ini. Jika kebudayaan tidak mengaku telah dikuasai oleh Kejatuhan, berarti kebudayaan telah menipu diri sendiri, juga menipu orang lain. ii. Respons yang kedua terhadap wahyu umum Allah adalah bagaimana mengurus diri kita sendiri. Bagaimana kita mampu membatasi diri sehingga kita bisa menjadi manusia yang bertanggung jawab, baik terhadap alam, diri sendiri, orang lain, maupun Allah. Mengatur diri sendiri berada di atas mengatur alam.



iii. Karena kuasa mengatur alam dan diri sendiri inilah maka timbullah respons beribadah dan takut akan Allah. “Aku bersyukur kepada-Mu karena alam. Aku mau bertanggung jawab atas alam karena Engkau telah memercayakan soal pengaturan alam ini kepadaku. Aku memuliakan-Mu karena rahasia yang kudapatkan pada saat menelkiti alam. Aku merasa kagum terhadap rahasia, hikmat, dan rancangan penciptaan yang tersembunyi dalam alam.“ Akibat dari penemuan terhadap rahasia ciptaan adalah rasa takut akan Allah, Pencipta alam semesta. Dan, hasil yang nyata dari takut akan Allah adalah rasa tanggung jawab terhadap alam. Ini adalah kelakuan yang harus dimiliki oleh seorang ilmuwan, karena ilmuwan mewakili seluruh umat manusia untuk menemukan fungsi yang Tuhan berikan pada manusia dalam hal mengatur, memahami, dan memperbaiki alam. Sedangkan ahli agama mewakili seluruh umat manusia untuk mengembalikan kemuliaan kepada Allah. Dengan demikian, agama dan kebudayaan telah melakukan fungsi yang sebenarnya



C. BAGAIMANAKAH CARA ALLAH MENYATAKAN DIRINYA? Allah menyatakan dirinya melalui dua cara: wahyu umum dan wahyu Khusus tetapi kita akan lebih berfokus kepada wahyu umum. • Arti dari wahyu umum adalah: penyataan Allah kepada semua orang di mana-mana (Mat 5:45) • Wahyu umum hanya menyatakan sifat Allah yang umum (Rom 1:19-20) • Dua sarana wahyu umum: - Alam semesta (Rom 1:19-20). Melalui alam semesta manusia dapat melihat hukum Allah yang mengatur alam dan segala kehidupan yang ada di dalamnya. - Hati nurani (Rom 2:14-15). Di dalam hati tertanam hukum yang mengatur perilaku moral, sehingga setiap manusia memiliki kesadaran akan yang baik dan yang jahat. Komunikasi dari Allah kepada anak-anak-Nya di atas bumi. Wahyu bisa datang melalui Terang Kristus dan Roh Kudus dengan cara ilham, penglihatan, mimpi, atau kunjungan malaikat. Wahyu menyediakan



bimbingan yang dapat menuntun yang setia pada keselamatan kekal di dalam kerajaan selestial. Tuhan mengungkapkan pekerjaan-Nya kepada para nabi-Nya dan mengukuhkan kepada yang percaya bahwa wahyu-wahyu kepada para nabi adalah benar (Amos 3:7). Melalui wahyu, Tuhan menyediakan bimbingan individu bagi setiap orang yang mengupayakannya serta yang memiliki iman, bertobat, dan patuh pada Injil Yesus Kristus. “Roh Kudus adalah pewahyu,” kata Joseph Smith, dan “tak seorang pun dapat menerima Roh Kudus tanpa menerima wahyu.” Di dalam Gereja Tuhan, Presidensi Utama dan Kuorum Dua Belas Rasul adalah nabi, pelihat, dan pewahyu bagi Gereja dan bagi dunia. Presiden Gereja adalah satu-satunya orang yang telah Tuhan wenangkan untuk menerima wahyu bagi Gereja (A&P 28:2–7). Setiap orang bisa menerima wahyu pribadi bagi manfaatnya sendiri. Dengan setiap kata yang keluar dari mulut Tuhan manusia hidup, Ul. 8:3 (Mat. 4:4; A&P 98:11). Tuhan berfirman dalam suara lembut tenang, 1 Raj. 19:12. Dimana tidak ada penglihatan, orang-orang binasa, Ams. 29:18. Pastilah Tuhan Allah tidak akan melakukan apa pun, selain Dia mengungkapkan rahasiaNya kepada hamba-Nya, para nabi, Am. 3:7.



Catatan: Wahyu umum memiliki suatu kekurangan, yaitu masih belum cukup untuk memberikan pengetahuan tentang Allah dan kehendakNya, yang diperlukan untuk mendapatkan keselamatan. Untuk membimbing manusia ke dalam keselamatan Allah menyatakan diri-Nya melalui wahyu khusus.



Bab III PENUTUP A. Kesimpulan Dalam Teologi Reformed, kita percaya bahwa Allah menyatakan diri-Nya secara umum pada seluruh umat manusia dan secara khusus pada umatNya. Penyataan Allah tentang diri-Nya secara umum pada seluruh umat manusia kita kenal dengan istilah wahyu umum, sedangkan penyataan Allah tentang diri-Nya secara khusus pada umat-Nya kita kenal dengan istilah wahyu khusus. Allah mewahyukan diri-Nya secara umum melalui alam semesta dan hati nurani, dan secara khusus melalui Yesus Kristus dan Alkitab. Sebagian besar dari kita sulit untuk mempercayai pernyataan bahwa wahyu umum sesungguhnya jelas mencerminkan kebenaran Allah pada seluruh umat manusia, tanpa terkecuali. Sebenarnya, kesulitan kita dalam melihat bahwa “wahyu umum jelas mencerminkan kebenaran Allah” tidak harus sampai membuat kita meragukan prinsip “wahyu umum jelas mencerminkan kebenaran Allah” itu sendiri.