Makalah Prinsip Manajemen Pendidikan Islam, Fleksible - Wiwit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN (FLEKSIBLE) ISLAM MENURUT QURAN HADIST



Disusun Untuk Tugas Mata Kuliah Al-Quran dan Hadist



Dosen Pengampu : Dr. Asmuri,S.Ag M.Ag



DISUSUN OLEH: WIWIT HANDAYATI 22090625886



PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU (UINSUSKA) TAHUN 2020



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu manajemen telah berkembang sebagai fenomena kehidupan modern menyertai kehadiran berbagai organisasi dimasyarakat. Di dalamnya dimaksudkan untuk pengelolaan kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya secara bersama. Perilaku bekerjasama sebagai sesuatu yang bersifat fitrah didasarkan pada prinsip tauhid, khalifah dan amanah. Al-Faruqi menyatakan bahwa Islam tidak akan terwujud tanpa dukungan manusia dalam dunia nyata. Karenanya dibutuhkan manusia-manusia yang mampu bekerja keras, sanggup menderita dan bisa mensyukuri hasil kerja keras mereka. Manusiamanusia seperti ini hanya bisa muncul dan hidup dalam tatanan sosial. Dalam tatanan sosial, manusia sebagai khalifah harus bekerja untuk memenuhi



tuntukan



kekhalifahan



dan



amanah



yang diberikan



kepadanya. Manajemen sebagai proses pengelolaan pekerjaan dan pranata sosial masyarakat menuntut pembumian nilai-nilai Islam, karena itu prinsip bekerjasama, keadilan, tanggung jawab melekat dalam perilaku manajerial Islami. Sofyan Syafri Harahap dalam buku Syafaruddin menyatakan bahwa manajemen Islami diartikan sebagai suatu ilmu manajemen yang berisi struktur teori yang menyeluruh dan konsisten serta dapat dipertahankan dari segi empirisnya yang didasari pada jiwa dan prinsip-prinsip Islam. Dengan kata lain, manajemen Islami ialah 2



penerapan berbagai prinsip Islami dalam pengelolaan organisasi untuk kebaikan dan kemajuan manusia. Dewasa ini lembaga pendidikan Islam berkembang sebagai lembaga yang semakin kompleks sehingga ia membutuhkan organisasi yang tertata dengan baik dan benar. Kompleksitas lembaga pendidikan Islam terutama terlihat dari kebutuhan akan pengelolaan pelaksanaan pendidikan dengan pendekatan manajemen. Itulah kebutuhan untuk mengunakan pendekatan ilmu manajemen di lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan Islam menjadi mutlak. Sehingga perkembangan administrasi pendidikan menjadi bagian yang menarik bagi kalangan praktisi dan ahli pendidikan sampai sekarang ini. Prinsip adalah pegangan hidup yang diyakini seseorang mampu membantu dirinya mencapai tujuan hidup yang dia inginkan atau programkan. Prinsip adalah asas kebenaran yang menjadi pokok dasar dalam berfikir, bertindak, dan sebagainya . Prinsip akan hancur jika ada unsur-unsur luar yang tidak sehaluan dengan tujuannya ikut dicampur adukkan, unsur tersebut berwujud emosi. Contohnya, seseorang memiliki prinsip menegakkan keadilan walau apapun yang dihadapi, tapi dalam prosesnya, di cemari dengan rasa iba dan kata maaf sehingga hilanglah keadilan, terhentilah prinsip mencari keadilan. Walaupun terkadang terasa pahit, prinsip adalah ibarat janji kepada orang lain dan diri kita sendiri. Tidak sepantasnya anda mengingkari janji tersebut atau mengelak bahwa anda tidak pernah berjanji seperti itu. Jika janji tidak ditepati, jangan heran jika ada relasi dan kerabat dekat anda berubah total menjadi tidak percaya lagi pada anda dan menentang keputusan-keputusan anda 3



Jadi dari beberapa pengertian di atas dapat di tarik sebuah pengertian bahwa Prinsip Manajemen Pendidikan adalah asas kebenaran yang menjadi pokok dasar dalam berfikir untuk sebuah proses perencanaan, peng-organisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan guna untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam rangka merencanakan suatu kegiatan merupakan tindakan awal sebagai pengakuan bahwa suatu pekerjaan tidak sematamata ditentukan sendiri keberhasilannya, namun banyak faktor lain yang harus di persiapkan untuk mendukung keberhasilannya. Pembahasan ini akan menghadirkan contoh-contoh ayat Al-Qur’an yang dapat dipandang sebagai prinsip-prinsip dasar manajemen Pendidikan Islam. Sumber-sumber prinsip tersebut bersifat normative-inspiratif yang membutuhkan tindak lanjut berupa pemahaman, penafsiran, dan pemahaman secara kontekstual. Didalam kamus induk Al-Qur’an, kalimat mengatur segala urusan dapat kita lihat pada: 1. Surat Yunus ayat 3:



      Artinya” Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian 4



Itulah Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka Apakah kamu tidak



mengambil



pelajaran10?



















   



B.



Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apa pengertian prinsip manajemen dalam Quran dan Hadist ? 2. Bagaimana pendidikan islam dalam Quran dan Hadist? 3. Bagaimana prinsip manajemen; fleksibel dalam Quran dan Hadist ?



C.



Tujuan Adapun tujuan dalam permaalahan ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengertian prinsip manajemen dalam Quran dan Hadist 2. Untuk mengetahui sistem pendidikan islam dalam Quran dan Hadist 3. Untuk mengetahui prinsip manajemen; fleksibel dalam Quran dan Hadist



5



BAB II PEMBAHASAN A. Prinsip Manajemen Pendidikan Islam



Terminologi islami yang secara khusus menyebutkan istilah manajemen belum ada yang popular. Namun bila didekati dari istilah bahasa Arab dapat dikemukakan disini bahwa kata “yudabbiru” diartikan “mengarahkan”, mengelola, melaksanakan, menjalankan, mengatur atau mengurusi. Asal katanya adalah dari “dabbara” yang artinya mengaturkan dan “mudabbir” artinya orang yang pandai mengatur atau “pengatur dan “mudabbar” yang diatur. Prestasi kerja atau kinerja seseorang harus dihargaisebagai gambaran profesionalitasnya dalam menjalankan amanah pekerjaan. Oleh sebab itu dalam islam profesionalitas menjadi syarat mutlak kelangsungan hidup sebuah organisasi. Bertitik tolak dari konsep “tauhid”khalifah dan amanah” perlu dibangun suatu paradigm manajemen islami untuk dikembangkan oleh para manajer muslim dan berbagai organisasi baik perusahaan, industry, bisnis maupun lembaga pendidikan untuk menjadi kerangka dasar konseptual dalam melahirkan atau membangun dasar- dasar manajemen islami. Manajemen islami adalah konsep pengurusan atau pengelolaan organisasi dan atau kegiatan tertentu



6



untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan pencapaian kebaikan, keselamatan dan kesejahteraan umat manusia. Manajemen pendidikan Islam adalah suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara islami dengan cara menyiasati sumbersumber belajar dan hal-hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien. Makna definitif ini selanjutnya memiliki implikasi-implikasi yang saling terkait dan membentuk satu kesatuan sistem manajemen pendidikan Islam. Pertama proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara islami. Aspek ini menghendaki adanya muatan-muatan nilai Islam misalnya, penekanan pada penghargaan, maslahat, kualitas, kemajuan dan pemberdayaan. Selanjutnya upaya pengelolaan itu diupayakan bersandar pada pesan-pesan Al-qur’an dan hadits agar selalu dapat menjaga islami. Kedua, terhadap lembaga pendidikan Islam. Hal ini menunjukkan objek dari manajemen ini secara khusus diarahkan untuk menangani lembaga pendidikan Islam dengan segala keunikannya. Maka manajemen ini biasa memaparkan cara-cara pengelolaan pesantren, madrasah, perguruan tinggi Islam dan sebagainya. Ketiga, proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara islami menghendaki adanya membangun dan mengembangkan sebuah lingkungan 7



yang semakin terbuka dan khusus. Keempat, dengan cara menyiasati. Kelima, sumber-sumber belajar dan hal-hal lain yang terkait. Keenam, tujuan pendidikan Islam. Hal ini merupakan arah dari seluruh kegiatan pengelolaan lembaga pendidikan Islam sehingga tujuan ini sangat mempengaruhi komponen-komponen lainnya, bahkan mengendalikannya. Ketujuh, efektif dan efisien, maksudnya berhasil guna dan berdaya guna artinya manajemen yang berhasil mencapai tujuan dengan penghematan tenaga, waktu, dan biaya. Efektif dan efisien ini merupakan penjelasan terhadap komponen-komponen sebelumnya sekaligus mengandung makna penyempurnaan dalam proses pencapaian tujuan pendidikan Islam. Manajemen pendidikan Islam memiliki objek bahasan yang cukup kompleks. Berbagai objek bahasan tersebut dapat dijadikan bahan kemudian diintegrasikan untuk mewujudkan manajemen pendidikan yang berciri khas Islam. Istilah Islam dapat dimaknai sebagai Islam wahyu atau Islam budaya. Islam wahyu meliputi Al-qur’an dan Hadis-hadis Nabi, baik hadis Nabawi maupun hadis Qudsi. Sementara Islam budaya meliputi ungkapan sahabat nabi, pemahaman ulama, pemahaman cendikiawan muslim dan budaya umat Islam.



8



Prinsip dalam kamus besar Bahasa Indonesia prinsip adalah asas kebenaran yang menjadi pokok dasar orang berfikir, bertindak dan sebagainya sedangkan manajemen adalah cara mengelola sesuatu perusahaan



3



. Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer



Prinsip adalah dasar yang dijadikan pokok berfikir, bertindak dan sebagainya



4



. Prinsip ialah hal-hal yang harus dilakukan warga sekolah



dalam mewujudkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan policy sekolah. Dalam hal ini peran kepemimpinan kepala sekolah sangat menentukan



5



.



Manajemen berasal dari bahasa Inggris to manage yang berarti mengatur, mengurus, atau mengelola. Manajemen adalah penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran6 . Malayu Sondang Palan Hasibuan menyatakan



manajemen



adalah



ilmu



dan



seni



mengatur



proses



pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber lain dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam manajemen, terdapat dua sistem, yaitu sistem organisasi dan sistem administrasi. Manajemen Strategis adalah suatu rencana yang disusun dan dikelola dengan memperhitungkan berbagai sisi dengan tujuan agar pengaruh rencana tersebut bias memberikan dampak positif bagi organisasi tersebut secara jangka panjang7 . 9



Manajemen



berasal



dari



kata



dalam



Bahasa



Inggris



“management”, dengan kata kerja “to manage” yang secara umum berarti mengurusi, mengemudikan, mengelola, menjalankan, membina, atau memimpin; kata benda “management” dan “manage” berarti orang yang melakukan kegiatan manajemen. Terdapat pula pakar yang berpandangan bahwa kata manajemen berasal dari Bahasa Latin yaitu berasal dari kata”mantis” yang berarti tangan dan “agree” yang berarti melakukan. Dua kata tersebut digabung menjadi kata kerja”manager” yang artinya menangani. “manager” diterjemahkan kedalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja”to manage” dengan kata benda “management” dan “manage” untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah “managing” pengelolaan, sedang pelaksananya disebut manager atau pengelola8. Suatu prinsip atau teori membutuhkan konsep yang jelas, sebab konsep adalah suatu bangunan dari teori dan prinsip. Kecuali konsep jelas dan berarti pada orang yang menggunakannya dan konsisten, dimana untuk 10



menyampaikan pengetahuan yang terkandung didalamnya tidak sampai pada orang lain dengan cara yang sama. Prinsip merupakan deskriptif, preskritif, menjelaskan apa yang harus dilakukan9. Beberapa ahli menggunakan kata manajemen sebagai kata benda kolektif (collective noun) yang menggambarkan bahwa manajemen merupakan suatu kelompok dalam organisasi. Pakar yang lain menyatakan bahwa manajemen merupakan proses yang menunjukkan penampilan dari fungsi-fungsi khusus, dan banyak para ahli yang berpendapat manajemen sebagai suatu ilmu, seni, karier ataupun sebagai profesi. Manajemen juga menunjukkan sebagai suatu disiplin pengajaran bidang tertentu. Terlepas dari pemikiran dan pemahaman yang berbeda tersebut, pada hakikatnya manajemen mengandung dasar falsafah dan unsur-unsur yang memiliki kemiripan yaitu: 1. Manajemen memiliki tujuan yang ingin dicapai, dimana tujuan



tersebut



objectives);2.



telah



ditetapkan



Pencapaian



tujuan



terlebih dilakukan



dahulu melalui



(predetermined pendelegasian



wewenang kepada pegawai (Through the effort of other people); 3. Pencapaian tujuan organisasi dilaksanakan melalui fungsi perencanaan. Pengorganisasian, pengarahan, kepemimpinan, dan pengawasan sehingga



11



pengguna faktor “human” dan “non human” dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien (How to Manage of Effectively). Ramayulis menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan hakikat manajemen adalah al-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam Alqur’an seperti Firman Allah dalam Q.S As-Sajadah ayat 5 yaitu:



Artinya: Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. B. Pendidikan Islam



Istilah education, dalam bahasa Inggris yang berasal dari bahasa latin educere yang berarti memasukkan sesuatu, barangkali memasukkan sesuatu, barangkali bermaksud memasukkan ilmu ke kepala seseorang. Jadi disini ada tiga yang terlibat yaitu ilmu, proses memasukkan dan kepala orang, kalaulah ilmu itu memang masuk di kepala. Dalam bahasa Arab ada beberapa istilah yang biasa dipakai yang biasa dipergunakan dalam



12



pengertian pendidikan. Biasa dipergunakan ta’lim sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi:



Juga kata tarbiyah dipergunakan untuk pendidikan, seperti firman Allah SWT yang berbunyi:



Walaupun ketiga istilah itu biasa dipergunakan dengan pengertian yang sama dan beberapa ahli Al-Attas menyatakan bahwa ta’lim hanya berarti pengajaran, jadi lebih sempit dari pendidikan. Dengan kata lain ta’lim hanyalah sebagian dari pendidikan. Sedangkan kata tarbiyah, yang lebih luas dipergunakan dinegara-negara Arab, terlalu luas. Sebab, kata tarbiyah juga digunakan untuk binatang dan tumbuh-tumbuhan dengan pengertian memelihara atau membela, menternak dan lain-lain lagi. Sedangkan pendidikan yang diambil dari education itu hanya untuk 13



manusia saja. Jadi kata ta’dib kata Al-Attas lebih tepat sebab tidak terlalu sempit sekedar mengajar saja, dan tidak meliputi makhluk-makhluk lain selain dari manusia, jadi ta’dib sudah meliputi kata ta’lim dan tarbiyah. Pendidikan adalah segala upaya, latihan dan sebagainya untuk menumbuh kembangkan segala potensi yang ada dalam diri manusia baik secara mental, moral dan fisik untuk menghasilkan manusia yang dewasa dan bertanggung jawab sebagai makhluk yang berbudi luhur. Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan peribadi manusia dari aspekaspek rohaniah dan jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap. Oleh karena suatu kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan/pertumbuhan, baru dapat tercapai bilamana berlangsung melalui peroses demi peroses kearah tujuah akhir perkembangan atau pertumbuhannya. Dalam studi pendidikan, sebutan “ pendidikan Islam” pada umumnya dipahami sebagai suatu ciri khas, yaitu jenis pendidikan yang berlatar belakang keagamaan. Dapat juga di ilustrasikan bahwa pendidikan yang mampu membentuk “manusia yang unggul secara intelektual, kaya dalam amal, dan anggung dalam moral”. Menurut cita-citanya pendidikan Islam meperoyeksi diri untuk memperoleh “insan kamil”, yaitu manusia 14



yang sempurna dalam segala hal, sekalipun di yakini baru hanya Nabi Muhammad SAW yang telah mencapai kualitasnya. Lapangan pendidikan Islam diidentik dengan ruang lingkup pendidikan Islam yaitu bukan sekedar peroses pengajaran (face to face), tapi mencakup segala usaha penanaman (internalisasi) nilai-nilai Islam kedalam diri subyek didik. Pendidikan kata ini juga diletakkan kepada Islam telah didefinisikan secara berbeda-beda oleh berbagai kalangan, yang banyak dipengaruhi pandangan dunia (weltanschauung) masing-masing. Namun pada dasarnya, semua pandangan yang berbeda-beda itu bertemu dalam semacam kesimpulan awal, pendidikan merupakan suatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. Pengertian pendidikan secara umum, yang kemudian dihubungkan dengan Islam sebagai suatu sistem keagamaan menimbulkan pengertian-pengertian baru yang secara implisit menjelaskan karakteristik yang dimilikinya. Pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks Islam inheren dalam konotasi istilah”tarbiyah”ta’lim, dan ta’dib yang harus dipahami secara bersama-sama. Ketiga istilah ini mengandung makna amat dalam menyangkut manusia dan masyarakat serta lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan 15



satu sama lain. Istilah-istilah itu pula sekaligus menjelaskan ruang lingkup pendidikan Islam”formal dan non formal”. Secara lebih rinci Yusuf AlQardawi memberikan pengertian, pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena itu, pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damaimaupun perang, dan meyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya. Nabi Muhammad SAW mengelola (manage) serta mempertahankan (mentain) kerjasama dengan sahabatnya dalam waktu yang lama. Salah satu kebiasaan Nabi adalah memberikan reward atas kreativitas serta prestasi yang ditunjukkan sahabatnya. Ada empat pilar etika manajemen yang ada dalam Islam, seperti yang contohkan Nabi Muhammad SAW yaitu: 1. Ketauhidan yang berarti memandang segala asset dari transaksi bisnis yang terjadi di dunia adalah milik Allah, manusia hanya mendapatkan amanah untuk mengelolanya saja. 2. Keadilan, artinya segala keputusannya menyangkut transaksi



16



3. Kehendak bebas, artinya manajemen Islam mempersilahkan manusia untuk menumpahkan kreativitas dalam melakukan transaksi dan interaksi kemanusaannya sepanjang memenuhi asas hukum yang baik dan benar. 4. Pertanggung jawaban, yaitu semua keputusan seorang pimpinan harus dipertanggung jawabkan oleh yang bersangkutan. Azhar Arsyad mengatakan bahwa prinsip-prinsip manajemen pendidikan Islam adalah; a. Pembagian kerja b. Disiplin c. Kesatuan perintah (Unity of comment) d. Kesatuan arah e. Kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi



Sedangkan Effendi Mochtar menyatakan bahwa prinsip-prinsip atau Qur’an



kaidah manajemen yang ada relevansinya dengan ayat-ayat Al dan



hadits antara lain sebagai berikut:



1. Prinsip amar ma’ruf nahi munkar 2. Prinsip menegakkan kebenaran 17



3. Prinsip menegakkan keadilan 4. Amanah 5. Prinsip mawaddah 6. Prinsip keseimbangan antara dunia dan akhirat (tawazun) 7. Prinsip Akhlaqul karimah Betapa



besarnya



tanggung



jawab



seorang



pemimpin.



Kepemimpinan ini sangat penting dalam sebuah manajemen organisasi.



Sebab, pendidikan Islam tidak akan dapat



tanpa adanya



kepemimpinan. Selanjutnya secara



prinsip-prinsip



manajemen



berjalan terinci



dapat diuraikan sebagai berikut:



1. Ikhlas 2. Kejujuran 3. Amanah 4. Adil 5. Tanggung Jawab 6. Dinamis 7. Praktis 8. Fleksibel. C. Prinsip Manajemen Pendidikan; Fleksible dalam Al-Quran 18



Prinsip fleksibel, yaitu bersifat lentur, dinamis dan responsif terhadap perkembangan atau perubahan kehidupan di masyarakat. Hal ini penting, karena hakikat layanan pendidikan kepada peserta didik adalah menyiapkan siswa untuk mampu menghadapi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan beragam tantangan kehidupan terkini. Berkaitan dengan prinsip fleksibel ini, dalam AlQur’an terdapat beberapa ayat, yaitu:



Dalam dua ayat tersebut Allah SWT berfirman: Allah sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan (QS. Al-Hajj [22]:78), dan Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (QS. Al-Baqarah [2]:286), melalui ayat-ayat tersebut Allah SWT ingin menjelaskan bahwasannya ajaran agama atau syari’at Islam yang dibebankan kepada umat Islam sesungguhnya bukanlah sesuatu yang sulit atau menyempitkan, justru Allah SWT memberikan pilihan bagaimana cara



menjalankan syari’at tersebut



disesuikan dengan kadar kemampuan atau kesanggupan hamba-Nya. Dengan demikian Allah SWT. menunjukkan dzat yang sangat fleksibel dalam menetapkan syari’at. 19



Berkaitan dengan kebijakan Rasul SAW tersebut, beberapa kaidah ushul fiqh yang telah dirumuskanoleh ahli hukum Islam menunjukan bagaimana sifat dari hukum Islam yang fleksibel, diantaranya adalah:



Hukum itu akan senantiasaada bersama dengan adanya sebab, jika sebab itu sudah tidak ada maka hukum tersebut tidak lagi ada. Ini berkaitan dengan hukum yang berkaitan dengan sebab-musabab suatu kejadian entah itu waktu ataupun tempat. Dalam konteks prinsip perencanaan pendidikan tentu saja



harus mempertimbangkan



fleksibilitas proses, dan juga target, sehingga konsep yang dibuat tidak terkesan kaku yang justru akan menyulitkan diri sendiri.



20



PENUTUP Kesimpulan Islam adalah agama yang universal, mencakup berbagai sendi kehidupan manusia, dari mulai hal yang sangat sederhana sampai kepada hal yang sangat kompleks sekalipun. Manajemen sebagai bagian dari sendi kehidupan manusia juga tidak terlepas dari ajaran Islam.



Fungsi-fungsi



manajemen



yang



kita



kenal,



seperti



perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, serta pengendalian atau pengawasan adalah fungsi-fungsi yang telah ada didalam Islam jauh sebelum ilmu manajemen tersebut ada. Hanya saja harus diakui bahwa dalam beberapa hal umat Islam belum mampu meramu berbagai sumber-sumber ilmu potensial yang terdapat dalam ajaran islam menjadi suatu formula yang efektif yang dapat digunakan dalam menjalani kehidupan di dunia ini, termasuk diantaranya ilmu manajemen itu sendiri. Jadi wajar kalau kemudian, ilmu manajemen ini lebih Barat.



mampu dikembangkan oleh Namun



hal



itu



tentu



cendikiawan-cendikiawan



tidak



menjadi



persoalan,



sebab pada hakikatnya Islam adalah agama yang sangat menghargai ilmu yang bermanfaat, siapapun yang mengembangkan ilmu itu. Jadi tidaklah salah kalau kemudian kita banyak mengadopsi ilmu-ilmu duniawi yang banyak dikembangkan oleh para ahli Barat dalam berbagai sendi kehidupan dunia, salah satunya adalah ilmu manajemen. 21



Salah satu kelemahan pembinaan keagamaan dalam konteks masyarakat muslim adalah kurang terkelolanya pembinaan tersebut dalam sebuah sistem manajemen yang efektif. Padahal kalau kita mengacu kepada ungkapan Imam Ali k.w. yang menyatakan bahwa kebaikan yang tidak terorganisir dapat dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir, maka hal ini pada dasarnya adalah sebuah sinyalemen tentang pentingnya manajemen dalam segala aktifitas kebaikan. Memenej sebuah organisasi, termasuk sekolah, tentu akan banyak menghadapi tantangan dan godaan. Oleh karena itu dibutuhkan prinsip-prinsip manajemen yang kokoh sesuai dengan keyakinan dan ideologi yang dianut. Dalam hal ini, Islam memberikan rambu-rambu yang kokoh berkaitan dengan prinsip- prinsip manajemen pendidikan islam. Jika prinsip-prinsip ini di terapkan dalam konteks persekolahan sebagai ujung tombak pendidikan, tentu menjadi suatu keniscayaan jika kemudian pendidikan kita akan mengalami kemajuan yang pesat.



22



DAFTAR PUSTAKA



Abuddinnata. (2003). Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT Raja Grafindo. Abuddinnata. (2010). Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana. Arif, Arifuddin. (2008). Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kultura. Depdikbud (1983) Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V. Jakarta : Dirjen Dikti, Depdikbud. Fajar, Malik. (2001). “Pendidikan sebagai Praksis Pembangunan Bangsa”. Mimbar Pendidikan. 1 (XX). 41-44. Fattah, Nanang. (2003). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah. Bandung : Pustaka Bani Quraisy. Holmes & Wynne. (1989). Making The School an Effective Community. California : The Falmer Press. Langgulung, Hasan. (2000). Asas-Asa Pendidikan Islam. Jakarta: Al-Husna Zikra. Muhaimin, Suti’ah dan Sugeng Listyo Prabowo. (2010). Manajemen Pendidikan Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kencana. Ramayulis. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: kalam Mulia. Shihab, Quraish. (2001). “Pendidikan Agama, Etika dan Moral”.Mimbar Pendidikan. 1 (XX). 19-23. Tilaar. (2000). Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta : Rineka Cipta (2003). Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung : Remaja Rosdakarya



1