Makalah Problem Solving [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan salah satu hal yang turut menentukan prestasi seseorang. Keberhasilan pendidikan di madrasah sangat tergantung pada proses belajar mengajar di kelas. Dalam pembelajaran di sekolah, terdapat banyak unsur yang saling berkaitan dan menentukan keberhasilan dalam proses mengajar. Unsur-unsur tersebut adalah pendidik (guru), peserta didik (siswa), kurikulum, pengajar, tes, dan lingkungan. Siswa sebagai subjek dalam proses tersebut juga sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Seperti yang dijelaskan definisi pendidikan di Indonesia yaitu yang tercantum dalam Undang-Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun 2003, Bab I Pasal I ayat I yang mengemukakan “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyrakat, bangsa dan Negara.1 Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional yang mengacu pada seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Sebagai sebuah sistem, pembelajaran meliputi suatu komponen, salah satu komponen pembelajaran yang harus diperhatikan adalah metode. 2



1



Ramayulis, Ilmu Pendidika . (Palembang: Grafika Telindo Press, 2011), h. 1-2



2



Hamruni, Strategi Pembelajaran. (Yogyakarta: Insan Madani, 2012), h. 11



1



2



Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimpletasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran, atau dapat didefenisikan sebagai cara kerja yang bersistematis dalam memudahkan dalam pelaksanaan suatu kegiatan guna tercapainya suatu tujuan yang ditentukan. Metode pembelajaran merupakan cara guru melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu. Banyak metode atau cara yang dilakukan guru untuk menjelaskan konsep, fakta, dan prinsip kepada peserta didik dalam proses pembelajaran, salah satu metode pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran kontekstual adalah dengan melalui metode pemecahan masalah (problem solving)



B. RUMUSAN MASALAH 1. Siapa pencetus Problem Solving? 2. Apa Pengertian metode problem solving? 3. Apa Tujuan dan manfaat metode problem solving? 4. Bagaimana Langkah-langkah metode problem solving? 5. Apa Kelemahan dan kelebihan metode problem solving?



2



3



BAB II PEMBAHASAN



A. BIOGRAFI BAPAK PROBLEM SOLVING , GEORGE POLYA (1887 – 1985) Masa kecil Pasangan suami istri berdarah Yahudi, Jakab Polya dan Anna Deutsch, menikah dan lahirlah Geolge Polya pada 13 Desember 1887 sebagai anak keempat dari lima bersaudara. Keluarga ibu sudah beberapa generasi tinggi di kota Buda, namun pada tahun 1872, kota Buda digabung dengan kota Obuda dan Pest dan hasil merjer kota ini adalah kota Budapest. Meskipun menyandang nama Polya sebagai nama keluarga dan anaknya awalnya bernama Gyorgy (kemudian disebut George) ketika baru lahir, namun nama Polya ini hanya disandang selama lima tahun. Jakab Polya berganti nama menjadi Jakab Pollak. Untuk mengetahui pergantian nama ini, kita perlu mengetahui karir Jakab dan sedikit tentang sejarah Hongaria. Mempelajari bahasa Ibunya ingin agar George meneruskan profesi ayahnya sebagai seorang pengacara dengan kuliah di bidang hukum. George lulus sekolah dasar pada tahun 1894, sebelum melanjutkan di Daniel Berzsenyi Gymnasium guna belajar bahasa Yunani klasik dan bahasa Latin selain bahasa Jerman modern maupun bahasa asli Hongaria. Minat George adalah biologi dan studi kepustakaan, namun menonjol dalam bidang geografi dan subyek-subyek lain. Matematika bukan bidang yang disukai George. Di sekolah, nilai mata pelajaran geometri mendapat nilai sedikit lebih



3



4



baik dibanding aritmatika. Disinyalir bahwa cara mengajar guru yang salah membuat anak tidak dapat berprestasi. Banting ‘setir’ George lulus dan masuk universitas Budapest pada tahun 1905 dengan biaya ditanggung oleh Jeno yang sudah menjadi seorang ahli bedah. Awalnya George mengambil jurusan hukum, namun hanya bertahan satu semester karena dianggapnya membosankan. Banting setir dengan belajar berbagai bahasa dan kepustakaan yang menjadi minat utamanya, namun bertahan selama 2 tahun yang memperoleh sertifikat sebagai bekal untuk mengajar bahasa Latin di sekolah menengah. Kecewa dengan kenyatan ini, George memutuskan untuk belajar filsafat, namun seorang profesor, Bernat Alexander, menyarankan agar George mengambil mata pelajaran fisika dan matematika untuk membantu memahami filsafat. Nasihat ini dituruti dan George belajar matematika. Disebutkannya bahwa fisika terlalu sulit dan filsafat terasa terlalu mudah, sedang matematika berada di tengah-tengah. Di universitas Budapest, Polya belajar fisika di bawah Eotvos dan matematika dibimbing oleh Fejer. Fejer, pada saat itu, adalah salah seorang matematikawan terkemuka Hongaria. Bersama Fejer, Polya membuat karyakarya kolaborasi, dimana pengaruh Fejer *) sangat terasa pada karyakarya Polya di kemudian hari. Tahun 1910 - 1911, Polya kuliah di universitas Vienna, dengan uang yang diperoleh lewat mengajar anak-anak orang kaya sebagai dosen pribadi. Di sini, kembali, Polya mendapatkan matematika dari tangan Wirtinger dan Mertens meskipun menambah pengetahuan fisika dengan kuliah teori relativitas, optik dan topik-topik lainnya. Tahun berikutnya, Polya kembali ke Budapest dan dianugerahi dengan gelar doktorat di bidang matematika, terutama, dengan belajar sendiri, teori probabilitas geometri. Tahun 1912 dan 1913 kembali menekuni



4



5



matematika di Gottingen lewat kumpulan matematikawan terkemuka di dunia seperti: Hilbert, Weyl, Edmund Landau, Runge, Courant, Hecke dan Toeplitz. Karya kolaborasi Polya Polya bertemu dengan Szego di Budapest pada kisaran tahun 1913, ketika yang baru saya pulang menuntut ilmu di mancanegara. Szego pada saat itu masih mahasiswa di Budupest dan bersama dengannya Polya mendiskusikan praduga (conjecture) karyanya terntang koefisien-koefisien Fourier. Szego tertarik untuk membuktikan praduga Polya yang dijadikan karya publikasi perdananya. Beberapa tahun kemudian, ketika Polya memutuskan untuk menulis buku tentang problemproblem dalam analisis, maka dia meminta bantuan Szego dan hampir selama dua tahun mereka bekerja bersama. Hasilnya buku karya Polya dan Szego tentang problem-problem dalam analisis sangat berbeda. Polya menjelaskan bahwa bukan problem yang menjadi subyek, tapi metode dalam solusi lebih menjadi penekanan. Mereka bersamasama menemui penerbit pada tahun 1923 dan karya mereka diterbitkan dalam dua jilid. Tahun 1920, Polya diangkap menjadi profoseor luar biasa di ETZ disusul memperoleh bea siswa dari Rockefeller (Rockefeller Dellowship) pada tahun 1924, yang memungkinkan dirinya belajar bersama Hardy di Inggris. Mulai tahun itu, Polya terkadang berada di Oxford atau Cambridge, bekerja bersama Hardy dan Littlewood. Buku karya trio matematikawan ini terbit pada tahun 1934 dengan judul Inequalities. Sambil mengerjakan buku itu, Polya juga membuat 31 makalah pada kurun waktu 1926-1928. Jangkauan topik, kedalaman dan banyaknya publikasi yang dilakukannya membuat diangkat menjadi Ordinary profesor di ETH pada tahun 1928. 3



3



https://masbied.files.wordpress.com/2011/05/modul-matematika-teori-belajar-polya.pdf DIAKSES 12 MEI 2017 PUKUL 9;14 WITA



5



6



B. PENGERTIAN METODE PROBLEM SOLVING Hanlie Murray, Alwyn Oliver, dan Piet Human menjelaskan bahwa pembelajaran penyelesaian masalah (Problem Solving) merupakan salah satu dasar teoritis dari berbagai strategi pembelajaran yang menjadikan masalah (Problem) sebagai isu utamanya, termasuk juga Problem Based Learning dan Problem Posing. Akan tetapi dalam praktiknya problem solving lebih banyak diterapkan untuk pelajaran Matematika.4 Metode pemecahan masalah adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawaban oleh siswa 5. Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.6 metode problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha untuk mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa.7 Dapat disimpulkan metode problem solving yaitu suatu cara atau prosedur pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu yang memecahkan suatu permasalahan dan bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, siswa untuk menyelesaikan persoalan.



4



Miftahul Huda, Model-model pengajaran dan pembelajaran isu-isu metodis dan paradigmatic, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 273 5



Adang Heriawan,. Metodologi pembelajaran kajian teoristik prakstis model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Serang Banten: LP3G (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru, 2012), h. 92 6



Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain , Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2006),



7



Sudirman,dkk., Ilmu Pendidikan.( Bandung: Remadja Karya ,1987), h.67



h. 103



6



7



Dalam pelaksanaan pemecahan masalah, guru hendaknya membimbing siswa melalui beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: 1. Siswa dibimbing oleh guru memilih dan merumuskan masalah 2. Siswa menyadari mengapa permasalah tersebut dipilihnya merupakan suatu masalah dan bagaimana kemungkinan alternatif pemecahannya 3. Guru



membimbing



siswa



dalam



merumuskan



hipotesis



selanjutnya



melaksanakan pengumpulan data 4. Siswa menarik kesimpulan dari data yang diperoleh Ciri-ciri permasalahan yang baik sesuai dengan tujuan dari pembelajaran model pembelajaran problem solving yaitu: 1. Permasalahan hendaknya nyata dan dapat mengembangkan/mempertinggi mental siswa-siswa untuk memecahkannya. 2. Permasalahan hendaknya bermakna bagi siswa-siswa sehingga mereka mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. 3. Permasalahan hendaknya sama dengan tujuan sekolah/pendidikan dan sesuai pula dengan lingkungan belajar siswa. 4. Permasalahan hendaknya sesuai dengan kemampuan siswa-siswa yang memungkinkan mereka dapat melaksanakannya. 8 C. TUJUAN DAN MANFAAT METODE PROBLEM SOLVING Manfaat dari penggunaan metode problem solving pada proses belajar mengajar untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih menarik. Menurut Djahiri (1983:133) metode problem solving memberikan beberapa manfaat antara lain :



8 Joseph Mbulu, Pengajaran Individual Pendekatan Metode Dan Media Pedoman Mengajar Bagi Guru Dan Calon Guru, (Malang: Yayasan Elang Emas, 2001), h. 155



7



8



a) Mengembangkan sikap keterampilan siswa dalam memecahkan permasalahan, serta dalam mengambil kepuutusan secara objektif dan mandiri b) Mengembangkan kemampuan berpikir para siswa, anggapan yang menyatakan bahwa kemampuan berpikir akan lahir bila pengetahuan makin bertambah c) Melalui inkuiri atau problem solving kemampuan berpikir tadi diproses dalam situasi atau keadaan yang bener – bener dihayati, diminati siswa serta dalam berbagai macam ragam altenatif d) Membina pengembangan sikap perasaan (ingin tahu lebih jauh) dan cara berpikir objektif – mandiri, krisis – analisis baik secara individual maupun kelompok. Berhasil tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu tujuan yang hendak dicapai. Tujuan dari pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut. a.



Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.



b.



Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa.



c.



Potensi intelektual siswa meningkat.



d.



Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan. 9



D. LANGKAH-LANGKAH METODE PROBLEM SOLVING Langkah-langkah penyelesaian masalah dapat dilakukan melalui enam tahap yaitu :10



9



Ahmad Kosasih Dhajiri,. Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral-VCT dan Games dalam VTC, (Bandung : Jurusa PMPKn IKIP, 1985), h. 133 10



W Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Grasindo, 2002), h. 115



8



9



Tahap – Tahap



Kemampuan yang diperlukan



1. Merumuskan masalah



Mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas



2. Menelaah masalah



Menggunakan



pengetahuan



untuk



memperinci menganalisa masalah dari berbagai sudut 3. Merumuskan hipotesis



Berimajinasi dan menghayati ruang lingkup,







sebab



akibat



dan



alternative penyelesaian 4.Mengumpulkan dan mengelompokkan Kecakapan mencari dan menyusun data data sebagai bahan pembuktian hipotesis menyajikan



data



dalam



bentuk



diagram,gambar dan tabel 5. Pembuktian hipotesis



Kecakapan menelaah dan membahas data,



kecakapan



menghubung







hubungkan dan menghitung Ketrampilan mengambil keputusan dan kesimpulan 6. Menentukan pilihan penyelesaian



Kecakapan penyelesaian



membuat kecakapan



altenatif dengan



memperhitungkan akibat yang terjadi pada setiap pilihan



9



10



Penyelesaian masalah Menurut David Johnson dan Johnson dapat dilakukan melalui kelompok dengan prosedur penyelesaiannya dilakukan sebagai berikut :11 1.



Mendifinisikan Masalah Mendefinisikan masalah di kelas dapat dilakukan sebagai berikut: a) Kemukakan kepada siswa peristiwa yang bermasalah, baik melalui bahan tertulis maupun secara lisan, kemudian minta pada siswa untuk merumuskan masalahnya dalam satu kalimat sederhana (brain stroming). Tampunglah setiap pendapat mereka dengan menulisnya dipapan tulis tanpa mempersoalkan tepat atau tidaknya, benar atau salah pendapat tersebut. b) Setiap pendapat yang ditinjau dengan permintaan penjelasan dari siswa yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dicoret beberapa rumusan yang kurang relevan. Dipilih rumusan yang tepat, atau dirumuskan kembali (rephrase, restate) perumusan – perumusan yang kurang tepat. akhirnya di kelas memilih satu rumusan yang paling tepat dipakai oleh semua.



2.



Mendiagnosis masalah Setelah berhasil merumuskan masalah langkah berikutnya ialah membentuk kelompok kecil, kelompok ini yang akan mendiskusikan sebab – sebab timbulnya masalah



3.



Merumuskan Altenatif Strategi Pada tahap ini kelompok mencari dan menemukan berbagai altenatif tentang cara penyelesaikan



masalah.



Untuk



itu



kelompok



harus



kreatif,



berpikir divergen, memahami pertentangan diantara berbagai ide, dan memiliki daya temu yang tinggi 4.



Menentukan dan menerapkan Strategi



11



W Gulo, Strategi Belajar Mengajar, h 117



10



11



Setelah berbagai altenatif ditemukan kelompok, maka dipilih altenatif mana yang akan dipakai. Dalam tahap ini kelompok menggunakan pertimbangan- pertimbangan yang cukup cukup kritis, selektif, dengan berpikir kovergen 5.



Mengevaluasi Keberhasilan Strategi Dalam langkah terakhir ini kelompok mempelajari : a) Apakah strategi itu berhasil (evaluasi proses)? b) Apakah akibat dari penerapan strategi itu (evaluasi hasil) ?



Berdasarkan pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan langkah – langkah yang harus diperhatikan oleh guru dalam memberikan pembelajaran problem solving sebagai berikut: 1.



Merumuskan masalah Dalam merumuskan masalah kemampuan yang diperlukan adalah kemampuan mengetahui dan merumuskan suatu masalah.



2.



Menelaah masalah Dalam menelaah masalah kemampuan yang diperlukan adalah menganalisis dan merinci masalah yang diteliti dari berbagai sudut.



3.



Menghimpun dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis Menghimpun dan mengelompokkan data adalah memperagakan data dalam bentuk bagan, gambar, dan lain-lain sebagai bahan pembuktian hipotesis.



4.



Pembuktian hipotesis Dalam pembuktian hipotesis kemampuan yang diperlukan adalah kecakapan menelaah dan membahas data yang telah terkumpul.



5.



Menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan



11



12



Dalam menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan kemampuan yang diperlukan adalah kecakapan membuat alternatif pemecahan, memilih alternatif pemecahan dan keterampilan mengambil keputusan.12 E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE PROBLEM SOLVING Kelebihan dari metode problem solving sebagai berikut: 1.



Metode ini dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan , khusunya dengan dunia kerja.



2.



Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila menghadapi permasalahan didalam kehidupan dalam keluarga, bermasyarakat, dan bekerja kelak, suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia.



3.



Metode ini merangsang siswanya secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak nmelakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahan.



Adapun kekurangan metode problem solving yaitu sebagai berikut: 1.



Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru. Sering orang beranggapan keliru bahwa metode pemecahan masalah hanya cocok SLTP, SLTA dan PT saja. Padahal, untuk siswa SD sederajat juga bisa dilakukan dengan tingkat kesulitan permasalahan yang sesuai dengan taraf kemampuan berpikir anak.



12



W Gulo, Strategi Belajar Mengajar, h 117



12



13



2.



Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.



3.



Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa. 13



13



Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, h. 92 -93



13



14



BAB III KESIMPULAN A. KESIMPULAN 1.



Pasangan suami istri berdarah Yahudi, Jakab Polya dan Anna Deutsch, menikah dan lahirlah Geolge Polya pada 13 Desember 1887 sebagai anak keempat dari lima bersaudara. Keluarga ibu sudah beberapa generasi tinggi di kota Buda, George lulus dan masuk universitas Budapest pada tahun 1905 dengan biaya ditanggung oleh Jeno yang sudah menjadi seorang ahli bedah. Awalnya George mengambil jurusan hukum, namun hanya bertahan satu semester karena dianggapnya membosankan. Banting setir dengan belajar berbagai bahasa dan kepustakaan yang menjadi minat utamanya, namun bertahan selama 2 tahun yang memperoleh sertifikat sebagai bekal untuk mengajar bahasa Latin di sekolah menengah. Kecewa dengan kenyatan ini, George memutuskan untuk belajar filsafat.



2. Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. metode problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha untuk mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa. 3. manfaat antara lain : a. Mengembangkan sikap keterampilan siswa dalam memecahkan permasalahan, serta dalam mengambil kepuutusan secara objektif dan mandiri



14



15



b. Mengembangkan kemampuan berpikir para siswa, anggapan yang menyatakan bahwa kemampuan berpikir akan lahir bila pengetahuan makin bertambah c. Melalui inkuiri atau problem solving kemampuan berpikir tadi diproses dalam situasi atau keadaan yang bener – bener dihayati, diminati siswa serta dalam berbagai macam ragam altenatif d. Membina pengembangan sikap perasaan (ingin tahu lebih jauh) dan cara berpikir objektif – mandiri, krisis – analisis baik secara individual maupun kelompok. Berhasil tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu tujuan yang hendak dicapai. Tujuan dari pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut. a. Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya. b. Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa. c. Potensi intelektual siswa meningkat. d. Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan. 4. langkah – langkah yang harus diperhatikan oleh guru dalam memberikan pembelajaran problem solving sebagai berikut: a. Merumuskan masalah b. Menelaah masalah c. Menghimpun dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis d. Pembuktian hipotesis e. Menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan 5. Kelebihan dari metode problem solving sebagai berikut: a. Metode ini dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan , khusunya dengan dunia kerja. 15



16



b. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila menghadapi



permasalahan



didalam



kehidupan



dalam



keluarga,



bermasyarakat, dan bekerja kelak, suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia. c. Metode ini merangsang siswanya secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak nmelakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahan. Adapun kekurangan metode problem solving yaitu sebagai berikut: a. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru. Sering orang beranggapan keliru bahwa metode pemecahan masalah hanya cocok SLTP, SLTA dan PT saja. Padahal, untuk siswa SD sederajat juga bisa dilakukan dengan tingkat kesulitan permasalahan yang sesuai dengan taraf kemampuan berpikir anak. b. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain. c. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa



16



17



DAFTAR PUSTAKA Dhajiri, Ahmad Kosasih



Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral-VCT dan



Games dalam VTC. Bandung : Jurusa PMPKn IKIP, 1985. Djamara, Syaiful Bahri dan Aswan Zain , Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2006. Gulo, W Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grasindo, 2002. Hamruni, Strategi Pembelajaran, Yogyakarta: Insan Madani, 2012 Heriawan, Adang, Metodologi pembelajaran kajian teoristik prakstis model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Serang Banten: LP3G Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru, 2012. Huda, Miftahul Model-model pengajaran dan pembelajaran isu-isu metodis dan paradigmatic, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013. https://masbied.files.wordpress.com/2011/05/modul-matematika-teori-belajarpolya.pdf DIAKSES 12 MEI 2017.



Mbulu, Joseph Pengajaran Individual Pendekatan Metode Dan Media Pedoman Mengajar Bagi Guru Dan Calon Guru. Malang: Yayasan Elang Emas, 2001.



Ramayulis, Ilmu Pendidika . Palembang: Grafika Telindo Press, 2011.



Sudirman,dkk., Ilmu Pendidika, Bandung: Remadja Karya ,1987.



17