Makalah Promkes Media Pembelajaran Video (Kelompok 5) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN



MEDIA PEMBELAJARAN (VIDEO)



Oleh Kelompok 5: Emila Cahya A. 152310101009



Diana Aprilia P.



152310101041



Devi Saputri



152310101016



Regitasari Dwi C. 152310101180



‘Ami Allaili W. 152310101025



Irfan Firmansyah 152310101205



Syahrul Abdul Y. 152310101026



Nindyah Mentari 152310101210



Rafika Nurul A. 152310101028



Veni Qurrota ‘A. 152310101220



Grace Agustin P. 152310101039



M. Ardi Arya



152310101226



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2016 KATA PENGANTAR



Puji Syukur Kehadirat Allah Swt. yang melimpahkan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang tentang “Media Pembelajaran (Video)”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan di Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Jember. Penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari kontribusi berbagai pihak. Oleh karena itu, saya menyampaikan terima kasih kepada: 1



Ns. Peni Perdani Juliningrum., M.Kep selaku Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menjadi pembelajaran bagi kami;



2



Semua pihak yang secara tidak langsung maupun langsung membantu dalam penyelesaian makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Kami juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan



makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.



Jember, 27 Oktober 2016



Penulis



DAFTAR ISI



Halaman HALAMAN SAMPUL …………………………………………………………………i KATA PENGANTAR …………………………………………………………………ii DAFTAR ISI ………………………………………………………………………...…iii BAB 1. PENDAHULUAN……………………………………………………………...1 1.1 Latar Belakang……………………………………………………………1 1.2 Tujuan……………………………………………………………………...2 BAB 2. TINJAUAN KONSEP…………………………………………………………3 BAB 3. PEMBAHASAN………………………………………………………………..8 3.1 Terkait Konsep dan Aplikasi……………………………………………...8 3.2 Hasil Riset 1…………………………………………………………..…….11 3.3 Hasil Riset 2…………………………………………………..…………….13 BAB 4. PENUTUP………………………………………………………………………15 4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….15 4.2 Saran………………………………………………………………………………15 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...16 LAMPIRAN……………………………………………………………………………...17



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Media pembelajaran yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka efisiensi komunikasi antara guru dan siswa. Hal ini sangat membantu guru dalam mengajar dan memudahkan siswa menerima dan memahami pelajaran. Proses ini membutuhkan guru yang mampu menyelaraskan antara media pembelajaran dan metode pembelajaran. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar juga dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru bagi siswa, membangkitkan motivasi belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, pemakaian atau pemanfaatan media juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran. Media yang dimanfaatkan memiliki posisi sebagai alat bantu guru dalam mengajar. Misalnya grafik, film, slide, foto, serta pembelajaran dengan menggunakan komputer. Gunanya adalah untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. Sebagai alat bantu dalam mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan belajar siswa. Namun dalam menyampaikan informasi kita sebagai guru atau pemateri harus mengerti media apa yang cocok untuk digunakan dan siapa audien kita seperti halnya bila kita ingin menyampaikan suatu pembelajaran kepada anak usia sekolah salah satunya media yang cocok adalah video. Video mampu membuat anak-anak kecil menjadi tertarik dan akan mengikuti pembelajaran secara efektif. Dimana video ini merupakan salah satu alat yang dapat digunakan dalam menyampaikan pembelajaran dimana media video akan lebih



disukai oleh anak-anak usia sekolah.



1.2 Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah a. Mampu mengetahui peranan media pembelajaran video b. Mampu mengetahui konsep dari media pembelajaran video c. Mampu mengetahui pengaplikasian media pembelajaran video d. Mampu mengetahui hasil riset mengenai media pembelajaran video



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Media Pembelajaran Media dalam prespektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat strategis dalam menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab keberadaannya secara langsung dapat memberikan dinamika tersendiri terhadap peserta didik. kata media pembelajaran berasal dari bahasa latin ”medius” yang secara harfiah berarti ”tengah”, perantara atau pengantar. dalam bahasa arab, media perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media adalah alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan ataupun pengajaran. Media pendidikan kesehatan disebut juga sebagai peraga karena berfungsi membantu dan memeragakan sesuatu dalam proses pendidikan atau pengajaran. Prinsip pembuatan alat peraga atau media bahwa pengetahuan yang ada pada setiap orang diterima atau ditangkap melalui panca indra.



2.2 Media Pembelajaran dengan Video (Audio Visual) Salah satu alat bantu atau media dalam penyuluhan kesehatan adalah video. Video sebagai media elektronik adalah media komunikasi yang memiliki unsur audio-visual (narasi, musik, dialog, sound effect, gambar atau foto, teks, animasi, grafik) sebagai keunggulannya dibanding dengan media komunikasi massa lainnya. Video sebagai media instruksional dapat mengunggah perasaan dan menarik minat dengan tujuan perubahan perilaku (Laura, 2002). Media video telah menjadi bagian integral dari perangkat computer baik desktop maupun laptop. Perkembangan mutakhir dari media video sebagai perangkat digital adalah



kemampuannya dalam menayangkan gambar dan suara secara simultan dengan tingkat kejelasan yang tinggi. Hal ini dikenal dengan istilah gambar dan suara dalam format high definition. Perkembangan yang pesat dari teknologi video, baik perangkat lunak maupun perangkat keras, telah memberikan keunggulan tersendiri bagi media ini untuk digunakan sebagai medium pembelajaran.



2.3 Keunggulan Media Pembelajaran Video (Audio Visual) Heinich (2006) mengungkapkan secara rinci dan spesifik keunggulan yang dapat diperoleh dari medium video sebagai sarana pembelajaran yang meliputi: a. Menarik Perhatian Teknologi video saat ini sudah demikian maju, melalui teknologi ini produser dapat mengombinasikan unsur audio dan visual untuk dapat menciptakan pesan dan informasi yang dapat menarik perhatian. b. Memperlihatkan Gerakan Medium video adalah medium yang memiliki kemampuan dalam menampilkan unsure gerakan. Contohnya yaitu video kartun mengenai tata cara menggosok gigi dengan benar. c. Mengungkap sesuatu yang tidak sepenuhnya dapat dilihat oleh mata Rekaman video dapat digunakan untuk memperlihatkan gambar-gambar yang sulit diamati secara langsung. d. Mengulangi adegan atau peristiwa secara akurat Peristiwa-peristiwa penting yang harus dan dipelajari dapat diulang dengan menggunakan teknik gerakan lambat atau slow motion. Dengan teknik ini pemirsa akan dapat mempelajari gerakan, proses, dan peristiwa secara akurat. e. Menampilkan unsur visual secara realistic Perkembangan mutakhir dari media video sebagai perangkat digital adalah kemampuannya dalam menayangkan gambar dan suara dengan tingkat kejelasan yang tinggi. f. Menampilkan warna dan suara Program video memiliki keunggulan dalam menampilkan kombinasi yang dinamis antara unsure gambar bergerak dan suara dalam warna. Dengan kemampuan ini gambar-gambar yang terlihat dalam program video mampu diperlihatkan secara nyata atau realistik. g. Membangkitkan emosi Program video dapat digunakan untuk menyampaikan pesan yang bersifat dramatik. Kemampuan ini dapat digunakan untuk pembelajaran pada aspek afektif atau sikap.



2.4 Kekurangan Media Pembelajaran Video (Audio Visual) Di samping banyaknya kelebihan yang di miliki video sebagai media visual juga memiliki kelemahan di antara kelemahan tersebut adalah: a. Meskipun kelebihan video adalah untuk konsep-konsep materi yang bergerak, hal itu mungkin tidak cocok untuk topik di mana detail pembelajarannya adalah konsep materi yang tidak bergerak, misalnya peta, diagram, chart, dan sebagainya. b. Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya untuk menampilkan gambar dari sebuah video di butuhkan alat pendukung lainnya. c. Memerlukan tenaga listrik d. Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam pembuatannya e. Sulit dibuat interaktif (khusus siaran langsung siaran televisi interaktif melalui telepon/sms).



2.3 Kesehatan Gigi dan Mulut Penyuluhan kesehatan merupakan bentuk intervensi yang berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan. Adapun salah satu pendidikan kesehatan yang diterapkan adalah pendidikan kesehetan gigi dan mulut dimana pendidikan kesehatan gigi dan mulut adalah semua upaya atau aktivitas yang mempengaruhi orang-orang untuk bertingkah laku yang baik bagi kesehatan dan rneningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan gigi dan mulut serta memberikan pengertian cara-cara memelihara kesehatan gigi dan mulut (Depkes RI, 1982). Menggosok gigi berfungsi untuk membersihkan gigi dari kotoran terutama plak dan debris serta menghilangkan bau yang tidak diinginkan juga memberikan kenyamanan pada gigi sehingga sirkulasi darah pada gigi lancar, belajar monggosok gigi dengan cara yang benar untuk membersihkan plak merupakan sebuah investasi paling berharga bagi orang tua dalam menjaga gigi anaknya agar tetap sehat dan sangat penting untuk membersihkan plak sebelum tidur.



2.4 Pencegahan pada Penyakit Gigi dan Mulut Pencegahan penyakit merupakan hal yang sangat penting namun sering kali terlupakan ataupun sengaja dilupakan. Namun perlu disadari mencegah penyakit sebenarnya lebih murah dari pada mengobati. Berikut ada beberapa cara umun yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit gigi dan mulut. 1. Memelihara kebersihan mulut ( menghilangkan plak dan bakteri ). Memelihara kebersian mulut dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satu cara yang paling efektif adalah dengan menggosok gigi secara rutin, agar kita dapat memutus rantai penyebab terjadinya karies dan berbagai penyakit mulut lainnya. 2. Memperkuat gigi ( dengan Flour ). Cara memperkuat gigi dengan menggunakan flour adalah dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung flour. Namun beberapa dari kita mungkin masih percaya dan menggunakan daun sirih untuk menyehatkan gigi. Namun yang paling sanagt tidak dianjurkan adalah menyikat gigi dengan menggunakan batu bata ataupun dengan tanah liat, beberapa orang masih menggunakan cara ini dengan harapan gigi terlihat lebih bersih dan kuat. Namun pada kenyataannya penggunaan bata malah akan mengikis lapisan email gigi. 3. Mengurangi konsumsi makanan yang manis dan lengket. Makanan yang kita makan merupakan nutrisi yang penting untuk tubuh kita namun beberapa makanan mungkin tidak cocok untuk kesehatan gigi dan mulut kita, sebenarnya bukan tidak boleh namun apabila kita mengkonsumsi makanan manis dan lengket sebaiknya setelah itu langgung menggosok gigi dengan bersih agar sisa-sisa dari mankanan tersebut tidak menempel pada sela-sela gigi yang akan mempercepat terjadinya proses karies dan berbagai penyakit mulut lainnya. 4. Membiasakan konsumsi makanan berserat dan menyehatkan gigi. Makanan serat selain bagus untuk kesehatan tubuh juga bagus untuk kesehatan gigi dan mulut. Bagi yang suka menggunakan tusuk gigi setelah makan untuk membersihkan sisa-sisa makanan cobalah untuk mengganti tusuk gigi dengan buahbuahan seperti apel, melon, pepaya,dll. Buah-buahan ini akan membantu kita untuk membersihkan sia-sia makanan yang menempel pada sela-sela gigi kita. 2.5 Media Video sebagai Metode Pembelajaran Kesehatan Gigi dan Mulut Media Video memiliki peran yang sangat besar segai metode pembelajaran terutama dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Media Video dianggap paling efektif karena



berbentuk audiovisual yang dapat memaparkan pencegahan penyakit yang terjadi pada gigi maupun mulut. Dalam pembelajaran menggunakan media video kita dapat memahami isi yang ada dalam video tersebut dan tahu tujuan apa yang ingin dicapai. Video merupakan gambaran visual yang berbentuk rekaman. Dalam prinsip pembuatan media pembelajaran menyatakan bahwa pengetahuan yang ada pada setiap orang diterima atau ditangkap oleh panca indra. Semakin banyak panca indra yang digunakan semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Metode video membuat anak menggunakan panca indranya lebih dari satu, sehingga pengetahuan yang diberikan dalam metode penyuluhan baik peragaan maupun video dapat diterima dengan baik.



BAB 3 PEMBAHASAN



3.1 Terkait Konsep dan Aplikasi 3.1.1 Perencanaan Pembuatan Media Pembelajaran Media yang digunakan dalam proses pembelajaran memerlukan perencanaan yang baik agar mencapai hasil yang baik pula. Dengan adanya perencanaan, maka media yang akan digunakan akan lebih mudah dicerna oleh penerimanya. Pada dasarnya yang dimaksud dengan perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa (what), siapa (who), kapan (when), dimana (when), mengapa (why) dan bagaimana (how). Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.



Model perencanaan penggunaan media yang efektif, yang dikenal dengan istilah ASSURE. Model ini mengenalkan enam kegiatan utama dalam perencanaan pembelajaran, sebagai berikut (Hemck., et all, 1997) : 1. Analyze learner characteristic (menganalisis kelompok) Menganalisis karakteristik kelompok sasaran, baik dari segi tingkat pendidikan, usia, maupun karakteristik khusus yang meliputi tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka. Contoh: kelompok sasarannya murid sekolah dasar 2. State objective (merumuskan tujuan) Merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu perilaku apa yang dominan akan dibentuk atau diubah. Tujuan juga akan mempengaruhi pemanfaatan jenis media yang akan digunakan. Contoh: Pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini 3. Select or modify media (memilih ataun memodifikasi) Memilih, memodifikasi, atau merancang dan mengembangkan media yang tepat. Pada prinsipnya media yang akan digunakan tersebut dapat biaya, waktu, tenaga. Disamping itu juga perlu diperhatikan adalah apakah media tersebut dapat membangkitkan minat sasaran, memiliki informasi yang tepat, memiliki kualitas yang baik, memberikan kesempatan pada sasaran untuk berpartisipasi. Contoh: media yang digunakan untuk pembelajaran mengenai kesehatan gigi dan mulut menggunakan media video (audio visual). 4. Utilize (penggunaan) Setelah memilih media yang tepat, diperlukan persiapan dalam menggunakan materi atau media, meliputi lama waktu penggunaan, persiapan ruangan, fasilitas yang tersedia, dll. 5. Requere learner response (umpan balik sasaran) Melalui media tersebut, pendidik hendaknya mampu mendorong sasaran untuk mampu memberikan tanggapan atau respon yang umpan balik. 6. Evaluate (latihan) Tujuan untuk mengevaluasi adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran, efektifitas media, pendekatan, dan pendidik itu sendiri. Dalam pembuatan media komunikasi harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan pada penyuluhan atau proses pembelajaran. Misalnya, jika kita mendapatkan judul mengenai bentuk dan fungsi gigi, media yang digunakan adalah video (audio visual). 3.1.2



Tujuan Perencanaan Pembuatan Media Komunikasi dengan Video



Dalam penggunaan media komunikasi dalam pendidikan ataupun penyuluhan pasti mempunyai suatu tujuan. Begitupun dengan perencanaan pembuatan media komunikasi yaitu bertujuan untuk: a. Mencapai hasil yang sesuai dengan media video yang akan dicapai. b. Kelancaran dalam membuat media komunikasi. c. Pembelajaran lebih interaktif d. Media video sesuai dengan apa yang direncanakan. 3.1.3



Tahap-tahap Perencanaan Pembuatan Media Pembelajaran (Video) Dalam perencanaan pembuatan media pembelajaran (video) juga terdapat tahapan- tahapan yang harus dilakukan. diantaranya yaitu sebagai berikut: a. Satuan Pelajaran Pencapaian suatu keberhasilan dalam pembelajaran, hendaknya sebelum memberikan pembelajaran sebaiknya dibuat persiapan atau perencanaan. Dalam membuat satuan pelajaran (SATPEL), semua kemampuan harus dirumuskan secara jelas. Komponen satuan pelajaran terdiri dari : a. Tujuan yang hendak dicapai, d. Materi yang akan diberikan, b. Metode yang digunakan, e. Kegiatan belajar mengajar, c. Alat yang akan digunakan, f. Sumber yang akan digunakan dan evaluasi. b. Pembuatan GBMI ( Garis Besar Materi Instruksional) Garis Besar Materi Instruksional merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mempermudah jalannya suatu kegiatan baik itu kegiatan penyuluhan maupun pembuatan media komunikasi. Di dalam garis besar materi instruksional terdapat beberapa point yang harus ada dalam pembuatan GBMI tersebut. Berikut akan dijelaskan apa saja yang terdapat didalam GBMI, yaitu; 1. Topik: topik ini merupakan cakupan suatu permasalahan yang bersifat umum dan belum dijelaskan secara mendetail. Contohnya: pengertian gigi, bentuk gigi, macam-macam gigi, bagian gigi, dll. 2. Indikator: bagian yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan yang akan dilakukan oleh seseorang atau sasaran dalam suatu kegiatan. Contohnya: siswa dapat mendefinisikan pengertian dari gigi, dll. 3. Materi: salah satu sistem pembelajaran yang berperan penting dalam mencapai standart kompetensi, yang berisikan penjabaran dari topik, indikator, yang akan disampaikan oleh penyuluh yang harus dipelajari sasaran. Contohnya: gigi adalah salah satu bagian dari rongga mulut yang berguna untuk mengunyah makanan, dan membantu pencernaan yang bersifat keras dan berwarna putih kekuning-kuningan, dll.



4. Media: merupakan media yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran kepada sasaran yang berkaitan dengan topik, indikator, dan materi. Contohnya: menggunakan video animasi untuk menarik minat murid sekolah dasar untuk memperhatikannya. 5. Latihan: latihannya berupa pertanyaan yang diajukan kepada sasaran guna untuk memantapkan hasil belajar, mengembangkan kemampuan untuk berpikir dan merubah pola tingkah laku sasaran dikehidupan sehari-hari. 3.2 Hasil Riset 1 Jurnal “ Efektivitas Metode Peragaan dan Metode Video terhadap Pengetahuan Penyikatan Gigi pada Anak Usia 9-12 Tahun di SDN Keraton 7 Martapura” Terlihat dari besarnya angka karies gigi di masyarakat dan plak gigi merupakan salah satu faktor dominan dalam perkembangan karies, maka pencegahan pembentukan plak dapat dilakukan dengan berbagai upaya, salah satunya dengan melakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut. Pada jurnal tersebut dijelaskan bahwa penggunaan metode video sangat efektif dilakukan untuk penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 9-12 tahun. Anak usia sekolah banyak yang mengalami masalah pada gigi, biasanya terjadi karena faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Penyuluhan atau pendidikan kesehatan gigi juga banyak dilakukan di sekolah-sekolah. Dalam penyampaian materi juga harus menggunakan metode yang tepat agar anak bisa memahami tentang materi yang diberikan terutama tentang kesehatan gigi dan mulut. Contoh pendidikan kesehatan gigi misalnya cara menyikat gigi yang baik, jenis sikat gigi, metode menyikat gigi yang benar dan masih banyak lagi. Metode yang digunakan harus tepat sasaran. Dan dengan menggunakan metode video sangat efektif dalam melakukan penyuluhan tersebut pada anak usia 9-12 tahun. Menurut Piaget, tahap perkembangan kognitif pada anak berusia 9-12 tahun memasuki tahap operasional konkret dan tahap operasional formal. Penelitian dalam jurnal membuktikan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan karena menggunakan metode video. Metode audiovisual yang digunakan ternyata dapat meningkatkan pengetahuan anak karena indeks plak giginya menurun. Dan dalam penelitian yang dilakukan oleh Rani AW yang menyatakan bahwa metode audiovisual seperti video



merupakan metode yang lebih efektif diberikan dibandingkan metode konvensional. Metode video juga menarik jika digunakan pada anak karena gabungan gambar dan kata-kata dapat mempertahankan ingatan pada anak. Dimana warna berpengaruh kuat pada memori jangka pendek dan perhatian visual. Dan jika menggunakan gambar kartun akan lebih menarik perhatian anak, meningkatkan motivasi minat dan juga tindakan saat penyuluhan berlangsung. Harapannya dengan menggunakan metode video dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut pada anak. Penulis menyimpulkan metode peragaan dan metode video dapat meningkatkan pengetahuan penyikatan gigi pada usia 9-12 tahun karena metode video dapat dikatakan hal yang menarik sehingga dapat menimbulkan kesan mendalam, selain itu dapat mempercepat proses belajar dengan bantuan media audio visual mampu meningkatkan taraf kecerdasan dan mengubah sikap pasif dan statis menjadi arah dengan sikap aktif dan dinamis.



3.3 Hasil Riset 2 Jurnal “Efektivitas Penyuluhan Metode Irene’s Donut, Konvensional, dan Video terhadap perubahan Indeks Plak pada Anak” Penelitian ini di tujukan kepadasemua siswa TK Pertiwi Banjarmasin dengan Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini adalah 45 orang dengan rincian 15 orang per kelompok penyuluhan dengan kriteria inklusi: siswa usia 4-6 tahun. Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah perubahan indeks plak pada anak antara sesudah diberikan penyuluhan menggunakanmetode Irene‘s Donut,metodekonvensional, danmetode video.



Dari penelitian tersebut telah di dapatkan hasil berupa diagram yang menunjukkan bahwa penyuluhan dengan menggunakan metode Irene‘s Donut memiliki rata-rata persentase penurunan indeks plak yang lebih besar (82.79%) dibandingkan dengan metode konvensional (70,34%) dan video (79,89%).



Penyuluhan metode Irene’s Donuts yaitusebuahaplikasi simulator karies berupa sebuah software dalam komputer yang terdiri 20 buah pertanyaan yang ditujukan kepada orang tua tentang pengetahuan, sikap dan praktik dari orang tua itu sendiri serta kebiasaan anak yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut. mengarahkan kepada orang tua siswa TK Pertiwi Banjarmasin untuk mendidik anaknya dengan melakukan kebiasaan pemeliharaan kesehatan gigi sejak dini terutama kebersihan plak yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut anak dikemudian hari. Untuk lebih memudahkan orang tua dalam melakukan kebiasaan serta dapat memberikan gambar visual risiko akibat tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut. Penyuluhan dengan menggunakan metode konvensional dengan media poster. Penggunaan media poster mengutamakan tampilan visual gambar untuk menyampaikan informasi sehingga dapat menstimulasi panca indra penglihatan dan informasi mudah diterima. Namun ada beberapa kekurangan dari penggunaan media poster seperti kurangnya perhatian dari respon dan karena tidak menarik dan membosankan serta kemampuan penyerapan infromasi, menurut pyramid Edgar Dale dengan membaca seseorang akan mengingat 10% dari materi. Hal seperti ini yang tidak di inginkan oleh penerima informasi karena informasi yang diberikan saat penyuluhan ini harus tetap teringat sampai kedepannya sehingga memberikan kenyamanan dan manfaat bagi kita . Penyuluhan terakhir menggunakan metode video dengan menyampaikan informasi secara audio dan visual yang dapat memberikan stimulus terhadap indra pengelihatan kita yaitumata dan indra pendengaran kita yaitu telinga. Melalui panca indra penglihatan banyak pengetahuan yang disalurkan ke otak kurang lebih 75% sampai 87%, sedangkan pada indra pendengaran sebanyak 13% sehingga penyerapan informasi optimal. Menurut piramida Edgar Dale dengan mendengar dan melihat seseorang akan mengingat 50%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa metode Irene‘s Donut dan video lebih efektif dalam menurunkan indeks plak dibandingkan dengan metode konvensional karena kedua metode ini lebih menarik dan mengandalkan dua panca indra, yaitu indra penglihatan dan pendengaran. Kelebihan dari penggunaan media yang mengandalkan indra penglihatan dan pendengaran yaitu lebih interaktif dan lebih menarik sehingga akan meningkatkan pengetahuan mengenai sikap dan perilaku serta perubahan konsep sehat. Di dalam sebuah penyuluhan bukan di butuhkan suatu pemahaman hanya dengan melihat dan mendengarkan saja di butuhkan juga suatu hal yang menarik yang dapat



memudahkan penerima informasi dalam menangkap infromasi yang di dapat. Sehingga hasil yang di dapatkan oleh penyuluhan mengenai Perubahan Indeks Plak Pada Anak dapat di cerna oleh para orang tua dengan baik. Seperti metode Irene‘s Donut dan video dapat dijadikan sebagai upaya preventif dalam menurunkan prevalensi plak pada anak.



BAB 4 PENUTUP



4.1 Kesimpulan Media merupakan instrumen yang memiliki peran sentral dalam proses belajar mengajar salah satu media yang dapat digunakan adalah video dimana video memiliki beberapa kelebihan seperti menarik perhatian karena dengan video kita mampu untuk memperlihatkan gerak namun media ini juga memiliki kekurangan dimana media seperti video ini kurang cocok digunakan di daerah yang masih kurang sumber listrik. Untuk meminimalisir itu semua kita harus memperhatikan tahap-tahap perencanaan dalam pembuatan media pembelajaran. Video sangat efektif dilakukan untuk penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 9-12 tahun. Anak usia sekolah banyak yang mengalami masalah pada gigi, biasanya terjadi karena faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa metode video lebih efektif dalam menurunkan indeks plak dibandingkan dengan metode konvensional karena kedua metode ini lebih menarik dan mengandalkan dua panca indra, yaitu indra penglihatan dan pendengaran 4.2 Saran Disarankan dengan disusunnya makalah ini, diharapkan pembaca mengetahui bahwa pemanfaatan media



pembelajaran



sangat dibutuhkan dalam proses



pembelajaran maupun penyuluhan. Salah satunya media pembelajaran menggunakan video (audio visual) yang sangat membantu proses pembelajaran dan berpengaruh besar terhadap minat dan disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan sesuai usia.



Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki beberapa kekurangan, oleh karena itu dibutuhkan kritik dan saran atau masukan yang membangun demi sempurnanya karya tulis ini.



DAFTAR PUSTAKA Maulana, Heri D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC [Serial Online] https://books.google.com/books?isbn=979448959X [Akses 26 Oktober 2016] Priyono, A., Sodikin, dan M. Yulistiani. 2013. Efektifitas Penyuluhan Kesehatan Gigi dengan Metode



Ceramah Disertai Media Video Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa



Kelas 1 Tentang Kesehatan Gigi Di Sd dan Mi Adipasir Kecamatan Rakit Kabupaten Banjarnegara.Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, XIII. (01): 37-39. Rudi, Susilana; Cepi Riyana. 2009. Media Pembelajaran. Wacana Prima: Bandung. [Serial Online] https://books.google.co.id/books?isbn=9791856117 [Akses 26 Oktober 2016] Khanza, P., et all. 2013. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut. [serial online] www.thesis.umy.ac.id/datapublik/t63185.pdf diakses pada 26 Oktober 2016 No



name.



2014.



Derajat



Kesehatan



Gigi



dan



Mulut.



[serial



online]



http://etd.repository.ugm.ac.id/index -chapter1.pdf diakses pada 26 Oktober 2016



LAMPIRAN



Media Pembelajaran Video (Audio Visual) Dikutip dari youtube dengan alamat link https://www.youtube.com/watch?v=1R0qRU5KJpY