Makalah BIPA Kelompok 5 - Media Pembelajaran BIPA [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING



DISUSUN OLEH: KELOMPOK 5 Nama Awalia Rizki Mardatilla Ayu Lestari Danial Respati Nugrahadi Ega Dwi Kusfitasari Egin Zipitri Yulian Nurlaili



NIM 06021281924065 06021131924046 06021082122001 06021082122016 06021381924049 06021281924064



DOSEN PENGAMPU: Dr. Santi Oktarina, M.Pd.



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA GANJIL 2021/2022



KATA PENGANTAR Puji dan syukur hanyalah milik Allah swt., Rob Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang senantiasa memberi pertolongan kepada para hamba-Nya. Tak lupa senantiasa tercurah shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw. keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Berkat petunjuk dan pertolongan-Nya, makalah dengan judul Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing ini dapat diselesaikan. Melalui makalah ini semoga pembaca terutama mahasiswa dapat memahami dan menambah wawasnnya terkait media alternatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk penutur asing dengan baik. Tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kesedian bagi para pembaca untuk memberikan kritik dan saran guna memperbaiki kesalahan yang ada baik dari segi materi maupun dari segi bahasa sehingga penulis bisa memperbaiki kesalahan yang ada. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja, terutama bagi pembaca.



Indralaya, September 2021



Kelompok 5



i



DAFTAR ISI



COVER................................................................................................................. KATA PENGANTAR .......................................................................................i DAFTAR ISI......................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1 1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2 1.3 Tujuan.........................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3 2.1 Definisi, Fungsi, dan Manfaat Media........................................................3 2.1.1Definisi Media Pembelajaran.............................................................3 2.1.2 Fungsi Media Pembelajaran..............................................................4 2.1.3 Manfaat Media Pembelajaran............................................................6 2.2 Aalternatif Media Pembelajaran BIPA......................................................7 2.2.1 Media Invitation Card dalam Pembelajaran BIPA...........................7 2.2.2 MediaKomik Strip dalam Pembelajaran BIPA...............................10 2.2.3 MediaLagu dalam Pembelajaran BIPA...........................................12 2.2.4 MediaVirtual Reality dalam Pembelajaran BIPA...........................19 2.2.5 MediaWayang Mini dalam Pembelajaran BIPA.............................21 2.2.6 Media Aplikasi Hello dalam Pembelajaran BIPA...........................24 BAB III PENUTUP...........................................................................................30 3.1 Kesimpulan ...............................................................................................30 3.2 Saran .........................................................................................................30 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................32



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan hal yang ensesial dalam kehidupan. Bahasa menjadi sebuah kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Manusia berinteraksi melaui bahasa untuk mengekspresikan, menginterpretasikan makna, serta membangun dan mempertahankan hubungan sosial dan interpersonal. Seiring lajunya arus globalisasi Bahasa Indonesia menampakan eksistensinya di kalangan masyarakat asing. Penutur asing dari berbagai negara tertarik untuk mempelajari Bahasa Indonesia, bahkan hingga saat ini terus mengalami peningkatan. Menurut Budiasih (dalam Putri Sahasti, 2018) peningkatan ini terbukti dengan makin banyaknya jumlah pemelajar Bahasa Indonesia yang datang dan belajar di Indonesia. Selain itu, sudah banyak negara yang menjadikan Bahasa Indonesia sebagai program studi dan pelajaran pilihan bahkan wajib di sekolah, seperti Australia, korea, China. Jerman, dan masih banyak lagi. Adanya peningkatan ini munculah cabang ilmu baru yang disebut Bahasa Indonesia bagi penitur asing (BIPA). BIPA bukan hanya sekedar pembelajaran Bahasa melainkan sebagai sarana untuk menenalkan budaya Indonesia, bahkan pembelajar BIPA juga akan mempelajari kondisi sosial, ekonomi, politik dan dan Pendidikan di Indonesia (Riyanti, 2018). Untuk mendukung sebuag pembelajaran pastinya dibutuhkan sebuah media pembelajaran yang mampu mempermudah pembelajar untuk menerima materi pembelajaran. Meningat terdapat perbedaan latar belakang sosial, budaya, ekonomi, dan cara belajar pembelajar Indonesia dan pembelajar asing, maka dibutuhkan media yang mampu menarik minat dan mudah diterima para pembelajar. Media pembelajar sangat membantu sebagai kolabolator guru dalam mendeteksi kemampuan berfikir pemelajar dari konsep-konsep yang telah 1



diberikan sebelumnya (Meilawati, 2019). Dengan demikian penggunaan media pembelajaran sangat mempengaruhi keberhasilan pemahaman pemelaja



1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana definisi, fungsi, dan manfaat media pembelajaran? 2. Apa saja alternatif media pembelajaran BIPA dan bagaimana perannya dalam pembelajaran? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi, fungsi, dan manfaat media pembelajaran. 2. Untuk menambah wawasan agar dapat memanfaatkan media pembelajaran sesuai fungsinya. 3. Mengetahui berbagai alternatif media pembelajaran BIPA. 4. Mengetahui peranan media pembelajaran BIPA dalam menunjang aktivitas belajar dan mengajar.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran 2.1.1 Definisi Media Pembelajaran Media merupakan perantara atau penghubung antara dua pihak, yaitu antara sumber pesa dengan penerima pesan atau informasi. Istilah media berasal dari bahasa Latin medium yang berarti Between atau “di antara” yang mengacu pada apa pun yang membawa informasi antara sumber dan penerima (Sahasti, 2018). Dengan menggunakan media yang tepat informasi dapat dengan mudah diterima oleh penerima pesan. Begitu pula dalam dunia Pendidikan, pendidik atau guru akan menggunakan media pembelajaran untuk mendukung aktivitas belajar mengajar. Media pembelajaran biasanya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik untuk menerima materi pembelajaran. Terdapat banyak pendapat yang mengemukakan pengertian media pembelajaran. Salah satunya menurut Umar (2013: 8) dalam (Kuswanto & Radiansah, 2018) media pembelajaran adalah alat, metodik dan teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi antara seorang guru dan siswa dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan pengajaran di sekolah. Media pembelajaran juga memiliki keberagaman. Terdapat beberapa jenis media pembelajaran. Asyhar mengungkapkan media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu: a. Media visual (melibatkan penglihatan) b. Media audio (melibatkan pendengaran) c. Media audio – visual (melibatkan penglihatan dan pendengaran) d. Multimedia (melibatkan penglihatan dan pendengaran melalui media teks, visual, dan 3 audio, serta media interaktif berbasis komputer dan teknologi komunikasi dan informasi).



Media pembelajaran merupakan perantara guna menyampaikan pesan atau informasi yang dibutuhkan dalam proses kegiatan belajar mengajar sehingga mempermudah pengajar menyampaikan materi. (Riyanti, 2019). Sementara itu, menurut Miftah (2013, hal. 97) media dalam arti sempit berarti komponen bahan dan komponen alat dalam sistem pembelajaran. Dalam arti luas media berarti pemanfaatan secara maksimum semua komponen sistem dan sumber belajar di atas untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Sementara



itu,



Hamidjojo



dalam



(Miftah,



2013,



hal.



97)



mengungkapkan pernyataan bahwa yang dimaksud media ialah semua bentuk perantara yang dipakai orang penyebar ide, sehingga gagasan itu sampai kepada penerima. pengertian media pembelajaran secara singkat dapat dikemukakan sebagai sesuatu (bisa berupa alat, bahan, atau keadaan) yang



digunakan



sebagai



perantara



komunikasi



dalam



kegiatan



pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk membantu guru menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik. 2.1.2



Fungsi Media Pembelajaran Media pembelajaran pada hakikatnya memiliki fungsi untuk



mendukung kegiatan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan semestinya. McKown dalam bukunya “Audio Visual Aids To Instruction” yang dikutip [ CITATION MMi13 \l 1057 ], mengemukakan empat fungsi media. Keempat fungsi tersebut adalah sebagai berikut. 1) Mengubah titik berat pendidikan formal, yang artinya dengan media pembelajaran yang tadinya abstrak menjadi kongkret, pembelajaran yang tadinya teoritis menjadi fungsional praktis. 4



2) Membangkitkan motivasi belajar, dalam hal ini media menjadi motivasi ekstrinsik bagi pebelajar, sebab penggunaan media pembelajaran menjadi lebih menarik dan memusatkan perhatian pebelajar. 3) Memberikan kejelasan, agar pengetahuan dan pengalaman pebelajar dapat lebih jelas dan mudah dimengerti maka media dapat memperjelas hal itu. 4) Memberikan stimulasi belajar, terutama rasa ingin tahu pembelajar. Daya ingin tahu perlu dirangsang agar selalu timbul rasa keingintahuan yang harus penuhi melalui penyediaan media. Fungsi Media Pembelajaran menurut Oemar Hamalik (dalam Musfiqon, 2012, hlm. 32), “pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”. Pesan pembelajaran yang disampaikan guru tanpa menggunakan media akan terasa hambar dan tidak akan membekas jika tidak menggunakan media. Begitupun semangat siswa untuk belajar sangat rendah. Maka kehadiran sebuah media akan terasa sangat membantu dan sangat diperlukan. Sedangkan, fungsi media pembelajaran menurut Levie dan Lentz dalam karya ilmiah [CITATION MSH19 \l 1057 ] mengemukaan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual yaitu sebagai berikut. 1) Fungsi atensi, artinya menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkosentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau disertai teks materi pelajaran. 2) Fungsi afektif, artinya dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. 5



3) Fungsi kognitif, artinya memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.



4) Fungsi kompensatoris, artinya mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima serta memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal. Dari berbagai fungsi yang dijelaskan di atas, media pembelajaran difungsikan di dalam pendidikan sebagai sarana yang mendukung pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2.1.3



Manfaat Media Pembelajaran Manfaat media pembelajaran menurut Suryani & Agung (2012:



156) dikutip (Kuswanto & Radiansah, 2018), adalah sebagai berikut. 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis (tahu katakatanya, tetapi tidak tahu maksudnya). 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu daya indra. 3) Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa. 4) Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah. Berdasarkan perkembangan yang terjadi, jumlah dan jenis media pembelajaran yang ada pada saat ini sangat banyak dan bervariasi baik berupa media yang sengaja dirancang  maupun yang tidak dirancang secara khusus namun dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajran. Kehadiran media memberikan manfaat terutama di bidang pendidikan. Dengan media, guru dapat lebih mudah menyampaikan maksud kepada peserta didik. Media yang bervariasi dapat membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membuat jenuh. Oleh sebab itu, dengan bantuan media pembelajaran materi pembelajaran dapat diterima dengan mudah oleh pemelajar. Dengan begitu kehadiran media dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. 6



2.2 Alternatif Media Pembelajaran BIPA Pemanfaatan media pembelajaran pada pembelajaran BIPA menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi para pemelajar asing. Penggunaan media ini sangat memengaruhi ketercapaian pembelajar dalam menguasai materi pembelajaran. Umar ( dalam Riyanti, 2018). Dengan adanya media pembelajaran ini pembelajar dimudahkan intuk mengakses informasi dan mendapatkan cara mudah memahami materi. Terdapat dua klasifikasi media pembelajaran yang digunakan pengajar dalam pembelajaran, yaitu media alternatif tradisional berbasis budaya dan media alternatif modern. Media pembelajaran yang tergolong tradisioanl contohnya media wayang mini (miniature dari wayang kulit), lagu dangdut, media permainan tradisional seperti congklak, media pembelajaran melalui membatik, dan masih banyak lagi. Sedangkan beberapa media pembelajaran BIPA yang modern diantaranya ialah invitation card, poster, komik Strip, media lagu, dan virtual reality. 2.2.1 Media Invitation Card dalam Pembelajaran BIPA Media pembelajaran dapat digunakan untuk menciptakan suasana yang



menyenangkan.Menurut



pemanfaatan



media



Umar



pengajaran



(2013,



pada



hlm.



hakikatnya



132)



menyatakan



bertujuan



untuk



meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengajaran. Dengan menggunakan media pembelajaran, interaksi antara pengajar dan peserta didik akan lebih efektif karena keduanya dapat berkomunikasi satu sama lainnya. Berbagai jenis media pembelajaran yakni audio, audio visual, dan visual.Salah satu media visual yang dapat digunakan dalam pembelajaran BIPA untuk keterampilan berbicara yakni dengan media invitation card/ kartu undangan. Media kartu merupakan media visual yang mengandalkan indra penglihatan. Media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber pesan ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indra penglihatan. Pesan yang akan di sampaikan dituangkan ke dalam simbol7



simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya supaya proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain



fungsi umum tersebut, secara khusus media visual berfungsi pula untuk menarik



perhatian,



memperjelas



sajian



ide,



mengilustrasikan



atau



menghasilkan fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan apabila tidak divisualkan. Jenis dan Isi Invitation Card



Gambar 6 : Kartu undangan pernikahan



Gambar 7 : Kartu undangan ulang tahun Adapun jenisnya yaitu kartu undangan ulang tahun, kartu undangan pernikahan, kartu undangan syukuran, kartu undangan acara pengajian, kartu undangan rapat dan sebagainya. Berbagai kartu undangan dapat digunakan oleh 8 pengajar BIPA dalam membelajarkan pemahaman kosakata bagi penutur asing. Jika peserta didik mampu memahami kosakata dengan benar, maka ketika berbicara menggunakan bahasa



Indonesia tidak akan salah pengucapan dan salah menerima makna yang disampaikan oleh lawan tutur. Dalam invitation card terdapat tempat, tanggal, bulan, dan tahun ditulis pada undangan tersebut. Selain itu pada bagian isi terdapat tanggal pelaksanaan, tempat dilaksanakan, dan acara tertentu.Pada bagian isi sering pula ada hal-hal yang disampaikan seperti harapan si pengundang acara misalnya agar yang diundang tepat waktu, membawa sesuatu hal yang mendukung acara, dan sebaginya.Pada bagian penutup ada kalimat yang berisi ucapan terima kasih dari si pengundang kepada orang yang diundang. Bagianterakhir terdapat tanda tangan penulis undangan dan nama terang si pengundang.Hal ini menunjukkan bahwa undangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Apa yang ada dalam invitation card (kartu undangan) dapat dipahami peserta didik untuk belajar berbicara. Ketika seseorang berbicara, perlu adanya pemahaman kosakata yang benar agar tepat dalam menggunakan kosakata tersebut ke dalam berbagai situasi dan kondisi. Penutur asing seringkali mengalami kesulitan dalam berbahasa Indonesia misalnya saja menentukan perubahan meN- tersebut jika diimbuhkan dengan kata dasar, apakah menjadi me-, MeN-, menge-, menye-, atau meng-. Kesulitan dalam menentukan perubahan bunyi ini dapat memberikan pengaruh pada keterampilan berbicara pembelajar. Jika mahasiswa keliru dalam menentukan perubahan pada kosakata yang dihasilkan, boleh jadi tidak berterima dalam kosakata bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, cara yang paling dapat dilakukan untuk membantu peserta didik pemelajar BIPA mamahami materi adalah dengan menggunakan media kartu. Ini dapat digunakan pada BIPA level pemula. Pelaksanaan KBM dengan menggunakan kartu ini, yakni pengajar dapat meminta peserta didik untuk mencari sebuah kartu atau pengajar telah menyiapkan berbagai kartu undangan, membagikan kartu-kartu undangan. Setelah 9dibagi, maka peserta didik diminta untuk memahami isi yang ada dalam kartu tersebut, kemudian secara berpasangan saling memberitahu isi atau informasi dari kartu tersebut secara lisan dan



bergantian. Media pembelajaran harus disiapkan oleh para pengajar dalam upaya menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, menyenangkan, menggairahkan, dan mengunggah. Berbagai bentuk media pembelajaran yakni audio, visual, dan audio visual. Dengan menggunakan media pembelajaran diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal. Selain itu, interaksi antara pengajar dan peserta akan lebih efektif dan bermakna karena peserta didik dan pengajar dapat berkomunikasi satu sama lain, serta yang terpenting yaitu, mampu berperan secara aktif memanfaatkan media pembelajaran dalam setiap kegiatan belajar-mengajar. Penggunaan media dalam pengajaran di kelas merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat diabaikan.Pemilihan media pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, materi pembelajaran, dan karakteristik peserta didik. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), terdapat kompetensi yang harus dikuasai yakni keterampilan berbicara. Hal ini dapat menggunakan media Invitation Card dengan tujuan penguasaan dan pemahaman kosakata, sehingga pemelajar memiliki keterampilan berbicara yang baik dan benar sesuai dengan konteksnya. Dengan demikian, peran pengajar dalam inovasi dan pengembangan media pengajaran sangat diperlukan mengingat pengajar dapat dikatakan sebagai pemain yang sangat berperan dalam proses belajar mengajar di kelas, yang hendaknya dapat mengolah kemampuannya untuk membuat media pengajaran lebih efektif, efisien, dan menyenangkan. 2.2.2 Media Komik Strip dalam Pembelajaran BIPA Setiap tahun terjadi peningkatan jumlah pemelajar asing yang ingin belajar bahasa. Hal ini senada dengan ungkapan Kusmiatun, dkk (2017) yang mengungkapkan bahwa setiap tahunnya pembelajar asing yang 10



mempelajari bahasa Indonesia meningkat drastic. Mustakim, dkk (2020) yang menyatakan kurang lebih dari 36 negara dan 130 institusi yang



mengakui bahasa Indonesia sebagai bahasa yang wajib dipelajari di negara tersebut. Peningkatan ini menjadi salah satu dorongan dan motivasi bagi pengajar dan lembaga Pendidikan terkait untuk terus melakuan inovasi dalam rangka membantu pemelajar asing agar mampu menyerap materi pembelajaran dengan baik. Korea Selatan menjadi salah satu negara yang menetapkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa yang harus dikuasai. Meskipun Korea Selatan memiliki berbagai perbedaan yang sangat mencolok dari Indonesia baik bahasa, budaya, ataupun sosial-polotiknya, namum masih banyak pemelajar Korea yang tertarik belajar bahasa Indonesia. Salah satu tantangan terbesar para pemelajar asing ialah menguasai keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara meruakan salah satu keterampilan yang kompleks karena melibatkan aspek lain seperti menyimak, pengetahuan kosakata, dan sebagainya (Aswan, 2021). Misalnya, kemampuan melafalkan



kosakata,



pengetahuan



tata



bahasa,



dan



sebagainya.



keterampilan berbicara ini pastinya berhubungan erat pula dengan pembelajaran berbicara oleh karena itu, pengajar BIPA dituntut untuk memiliki inovasi dan upaya untuk mengatasi, serta membantu pemelajar dalam menguasai keterampilan berbicara. Upaya yang dilakukan pengajar di Korea Selatan salah satunya yaitu dengan menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dipilih akan disesuaikan dengan kebutuhan pengajaran. Salah satu media alternatif yang digunakan ialah media Komik strip. Nurgiantoro dalam (Aswan, 2021), komik strip adalah komik yang didesign hanya terdiri dari beberapa panel gambar saja. Bentuknya yang simple dan memuat inti gagasan, mempermudah pemelajar untuk mengingat kosakata yang akan diucapkan. Kemampuan 11 berbicara yang dikembangkan dalam pebelajaran melalui media komik strip ialah pembelajatran berpantun. Melaui media komik strip pemelajar akan dibimbing agar dapat memahami sebuah



pantun dan mampu berpantun dengan baik dan benar. Komik strip terdiri dari atas ganbar-gambar yang membentuk sebuagh kisah berdasarkan isuisu menarik yang diadaptasi oleh pembuatnya (Aswan, 2021). Meskipun hanya terdiri dari beberapa panel gambar, komik strip tetap memiliki isi yang dapat mengungkapkan pokok pikiran secara utuh. Hal ini dukung dengan gambar komik strip yang terfokus pada satu topik pembicaraan saja. Pemelajar nantinya akan diarahkan untuk mengamati gambar dan merangkai kata-kata sesuai dengan gambar yang ada. Gambar dalam komik strip inilah yang nantinya membantu pemelajar memahami kosa kata yang menerangkan isi gambar. Keunikan dari komik strip adalah dari sisi bentuknya. Komik strip tersusun dari empat panel dari sekali terbit. Dari sisi gambar, design gambar yang dimuat berbentuk kartun. Dalam perancangan komik strip, unsur-unsur humor sangat sering ditemukan oleh siapa saja. Unsur humor bertujuan untuk menghibur sekaligus mengedukasi pembaca.. 2.2.3 Media Lagu dalam Pembelajaran BIPA Penggunaan media dalam pembelajaran menjadi hal yang harus diprioritaskan. Hal ini disebabkan oleh pengaruh media untuk mendukung berhasil atau tidaknya pembelajaran yang dilakukan. Menerapkan pengetahuan di dunia nyata melalui media akan lebih mudah dipahami daripada hanya membaca, mencatat, dan ujian yang diperoleh setiap minggunya. Penerapan yang dilakukan secara langsung melalui praktikum akan memudahkan siswa untuk memahami proses dan sistem kerja pengetahuan yang telah dipelajari secara maksimal dari audio, visual, dan kinestetik. Salah satu organisasi pembelajaran bahasa Inggris di London menyatakan “Using songs is a really great way to improve your 12



pronunciation and grammar, and you are likely to learn and remember new vocabulary and idioms.’’ Pendapat ini menegaskan bahwa siswa



merasa lebih mudah belajar pelafalan dan tata bahasa dengan mendengarkan lagu kesukaannya. Ketepatan pelafalan dan tata bahasa dalam lagu-lagu berbahasa Inggris memang dapat ditiru, mengingat kerapatan dan konsistensi tata bahasa Inggris dengan catatan sesuai tingkat pembelajar. Menurut [ CITATION Mei19 \l 1033 ] pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) pada tingkat dasar dan lanjut juga dapat lebih mudah menggunakan lagu-lagu berbahasa Indonesia. Untuk tingkat dasar bisa dengan menggunakan lagu anak untuk mengenalkan kosakata dasar yang harus dikuasai pembelajar. Sedangkan untuk tingkat lanjut, dapat menggunakan lagu wajib dan lagu pop yang disesuaikan dengan tema serta psikologis peserta didik. Akan tetapi, pada hakikatnya tidak ada lagu khusus untuk membelajarkan bahasa Indonesia. Pengajar hanya perlu memilih dan memilah kesesuaian tema dan tata bahasa dalam lagu. Selain itu, juga perlu memperhatikan ritme dan kejelasan suara agar dapat didengar oleh pembelajar secara baik. Pada hakikatnya, pembelajaran BIPA di tiap wilayah mempunyai karakteristik dan tantangan tersendiri. Secara umum, Suharsono (2017) memetakan kemahiran pembelajaran BIPA berdasarkan ciri pembeda antara pembelajar dasar dan pembelajar madya. Tujuan pembelajaran pada pembelajar tingkat dasar adalah pelafalan, pengenalan kosakata yang meliputi: anggota tubuh, benda di sekitar, warna, kerabat, arah dan petunjuk, hobi, dan pengenalan budaya Indonesia. Sedangkan untuk tingkat madya, simakan yang dipilih berdasarkan tema olah raga, interaksi sosial, komunikasi dan keragaman budaya Indonesia. Pembelajaran dengan media lagu ini dilakukan di Qujing Normal University, Qujing, Yunnan, Tiongkok meliputi dua kelompok, yaitu 13



kelompok kelas dasar dan kelompok kelas madya. Mahasiswa kelas dasar merupakan mahasiswa yang belum mengenal bahasa Indonesia sama



sekali. Pada kelompok ini, diterapkan kurikulum pembelajaran BIPA A1 yang sebagian besar pembelajaran berupa pengenalan kosakata dan struktur dasar kalimat. Mahasiswa kelompok madya merupakan mahasiswa yang telah mendapatkan pembelajaran BIPA. Kurikulum pembelajaran BIPA pada kelompok madya menggunakan kurikulum BIPA B1. Pembelajaran pada kelompok kedua lebih ditekankan pada ungkapan percakapan dan pengenalan budaya di Indonesia. Lagu-lagu yang digunakan dalam mata kuliah mendengarkan disesuaikan dengan tema dan diselaraskan dengan mata kuliah kemahiran lisan. Berikut ini terdapat beberapa lagu yang digunakan oleh peneliti saat pembelajaran BIPA di Qujing Normal University dengan lagu sebagai medianya. Lagu berbahasa Indonesia berikut dipililh berdasarkan tema, kesesuaian isi, kejelasan suara, dan kecepatan irama yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik, yaitu tingkat dasar dan tingkat madya. 1. Mengenalkan Angka Satu Dua Satu dua, tiga empat lima enam tujuh delapan Siapa rajin ke sekolah cari ilmu sampai dapat Sungguh senang amat senang Bangun pagi-pagi sungguh senang Pengenalan angka pada mahasiswa kelas dasar dapat diawali dengan bilangan genap dan mudah, seperti pada lagu satu dua di atas. Terdapat delapan angka dari satu sampai delapan yang diperdengarkan. 2. Mengenalkan Warna Balonku 14



Balonku ada lima rupa-rupa warnanya Hijau kuning kelabu merah muda dan biru



Meletus balon hijau, dor! Hatiku sangat kacau Balonku tinggal empat kupegang erat-erat Lagu balonku mengandung lima macam warna inti yang memudahkan mahasiswa untuk mengingat, yaitu hijau, kuning, kelabu, merah muda, dan biru. 3. Mengenal Anggota Tubuh Dua mata saya Dua mata saya hidung saya satu Dua kaki saya pakai sepatu baru Dua telinga saya yang kiri dan kanan Satu mulut saya tidak berhenti makan Lagu dua mata saya dapat menunjukkan bagian tubuh manusia. Pada pembelajaran bagian tubuh ini, mahasiswa sekaligus diajak beraktifitas menunjukan bagian tubuh tersebut sehingga mahasiswa dapat lebih mudah mengingat. 4. Mengenalkan Kata Sifat Di Sini Senang di Sana Senang Di sini senang di sana senang di mana-mana hatiku senang Di sini senang di sana senang di mana-mana hatiku senang Lalalalalalala lalalalalalala lalalalalalala lalalala Naik-Naik ke Puncak Gunung Naik-naik ke puncak gunung tinggi tinggi sekali Naik naik ke puncak gunung tinggi tinggi sekali Kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara Kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara Selain untuk mengenalkan kata sifat, lagu ini juga dapat mengenalkan kata 15 antonimi kata sifat. Guru memberikan gambaran kata yang berantonim dengan kata sifat tersebut.



5. Pengenalan Alam, Musim dan Iklim Tik-tik Bunyi Hujan Tik-tik tik bunyi hujan di atas genting Airnya turun tidak terkira Cobalah tengok daun dan ranting Pohon dan kebun basah semua Pelangi Pelangi-pelangi alangkah indahmu Merah kuning hijau di langit yang biru Pelukismu agung, sipa gerangan Pelangi pelangi ciptaan Tuhan Pembelajaran musim di Qujing melipiuti dua jenis, yaitu musim di Indonesia dan musim di Tiongkok. Pengenalan musim tersebut dapat menggunakan lagu sebagai pengingat. 6. Pengenalan Binatang Kupu-kupu Kupu-kupu yang lucu kemana engkau terbang Hilir mudik mencari bunga bunga yang kembang Berayun-ayun pada tangkai yang lemah Tidakkah sayapmu merasa lelah Kelinciku Kelinciku kelinciku kau manis sekali Melompat riang kian kemari sepanjang hari Aku ingin bersamamu sepulang sekolah Bersamamu lagi menari nari 16 Burung Kutilang



Di pucuk pohon cemara burung kutilang bernyanyi Bersiul-siul sepanjang hari Dengan tak jemu-jemu Mengangguk-angguk sambil bernyanyi Trilili lilililililili Burung Hantu Matahari terbenam hari mulai malam Terdengar burung hantu suaranya merdu kukukukukukukukukku 7. Pengenalan budaya Naik Delman Pada hari minggu kuturut ayah ke kota Naik delman istimewaaa kududuk di muka Kududuk di samping pak kusir yang sedang bekerja Mengendarai kuda supaya baik jalannya Tuktiktaktiktuktiktaktiktuktiktaktiktuk Suara sepatu kuda Delman merupakan alat transportasi khas Indonesia. Pengenalan delman dengan lagu disertai gambar dapat memperlihatkan budaya Indonesia. Desaku Desaku yang kucinta pujaan hatiku Tempat ayah dan bunda dan handai taulanku Tak mudah kulupakan tak mudah bercerai Selalu kurindukan desaku yang permai 17 Semua Ada di Sini



Mau makan di restoran Padang Bukan berarti harus ke Padang



Cukup ada di sini Dekat kita sendiri Kita tinggal menikmati Mau makan nasi gudeg Yogya Bukan berarti harus ke Yogya Cukup ada di sini Dekat kita sendiri Kita tinggal menikmati Hei Indonesiaku Tanah subur rakyat makmur Hai Indonesiaku Aku (Enno) sayang kepadamu Tanam salak tumbuh salak Tanam duren tumbuh duren Tanam padi (budi) tumbuh padi (ilmu) Mau makan buah pisang Ambon Bukan berarti harus ke Ambon Cukup ada di sini Dekat kita sendiri Kita tinggal menikmati Mau makan buah jeruk Bali Bukan berarti harus ke Bali Cukup ada di sini D ekat kita sendiri Kita tinggal menikmati Hei Indonesiaku Tanah subur rakyat makmur Hai Indonesiaku Aku18(Enno) sayang kepadamu Tanam salak tumbuh salak Tanam duren tumbuh duren



Tanam padi (budi) tumbuh padi (ilmu) Lagu yang dibawakan Enno Lerian tersebut dapat menggambarkan betapa Indonesia adalah Negara yang berbhinneka tunggal ika. Keragaman yang nampak pada setiap daerahnya menjadikannya kaya akan bermacam hasil pertanian maupun hasil budaya baik benda maupun tak benda. Salah satu tujuan utama pemilihan lagu sebagai bahan ajar BIPA adalah pelafalan. Sebagian besar kelas dasar dan madya masih kesulitan untuk melafalkan beberapa kata, sehingga dengan menggunakan lagu sebagai bahan ajar diharapkan dapat membantu para peserta didik berlatih pelafalan. Jenis lagu yang diperdengarkan untuk kelas dasar adalah lagulagu tentang angka, warna, anggota tubuh, binatang, kata sifat, alammusim-iklim, dan pengenalan budaya. Proses pembelajarannya terdiri atas menyimak lagu,mengisi teks rumpang, tebak kata, dan diskusi. 2.2.4 Media Virtual Reality DesaWisata dalam Pembelajaran BIPA Pemelajar BIPA berasal dari berbagai negara di belahan dunia dengan latar belakang bahasa, usia, budaya, bahkan tujuan belajar yang berbeda. Perbedaan ini menghantaskan keberagaman yang menarik untuk diperhatikan dalam pembelajaran. Kondisi ini pastinya membuat pemelajar BIPA sangat antusias untuk mengenal dan



mempelajari kebudayaan



Indonesia. Jarak yang relatif jauh menjadi salah satu penghambat bagi para pemelajar untuk mengenal langsung kebudayaan bangsa Indonesia. Meskipun demikian, hal ini bukanlah halangan utama bagi pemerlajar, media pembelajaran menjadi salah satu alternatif penghubung bagi pemelajar untuk tetap belajar dan mengenal kebudayaan di Indonesia. Seiring perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan teknologi ini memberikan akses bagi pengembangan media untuk dimanfaatkan bagi 19



lapisan masyarakat, salah satunya pada pendidikan. Salah satu produk teknologi terkini yang mampu membantu para pemelajar untuk mengenal



kebudayaan Indonesia ialah teknologi virtual reality (VR). Teknologi virtual reality memiliki kemampuan untuk menghadirkan lingkungan tiga dimensi, bahkan juga memungkinkan untuk terjadinya interaksi dalam ruang 360°. Teknologi VR ini memfasilitasi dan memudahkan pemelajar asing untuk menguasai keterampilan berbahasa Indonesia meski sedang tidak berada di Indonesia. Teknologi ini memotret berbagai objek budaya, dan non budaya yang ada secara lebih nyata. Hal ini selaras dengan satu aspek yang harus diperhatikan dalam pembelajaran BIPA, yakni perihal lintas budaya pemelajar dan pengajar (Idris, 2017, hlm 179). Berdasarkan aapek tersebut teknologi ini pastinya sangat mendukung aspek lintas budaya. Beberapa manfaat dan keunggulan dari media Virtual Reallity adalah sebagi berikut. a. Virtual Reallity sebagai media promosi wisata. VR berpotensi besar menjadi media promosi wisata yang efektif. Masyarakat dapat memanfaatkan media VR berupa foto 360° dan video 360°. Penyediaan kedia vitur ini pastinya akan menarik minat wisatawan dan pembelajar BIPA untuk mempelajari, bahkan berkunjung ke Indonesia. Sebuah riset membuktikan bahwa VR ini mampu menarik minat wisatawan dengan permulaan naik hingga 32%. Hal ini membuktikan bahwa digitalisasi tidak menjadikan calon pengunjung puas melihat secara virtual saja. b. Sebagai Media Pembelajaran Interaktif berbasis budaya Teknologi



virtual



menghadirkan



reality



lingkungan



memiliki tiga



kemampuan



dimensi,



bahkan



untuk juga



memungkinkan untuk terjadinya interaksi dalam ruang 360°. Teknologi VR ini memfasilitasi dan memudahkan pemelajar 20



asing untuk menguasai keterampilan berbahasa Indonesia meski sedang tidak berada di Indonesia. Teknologi ini



memotret berbagai objek budaya, dan non budaya yang ada secara lebih nyata. Adanya interaksi tersebut pemelajar BIPA dapat



mengetahui



bagaimana



masyarakat



Indonesia



berkomunikasi. 2.2.5 Media Wayang Mini dalam Pembelajaran BIPA Wayang mini adalah salah satu media berbasis budaya yang dapat digunakan dalam pembelajaran BIPA. Wayang mini merupakan replika dari wayang kulit di Indonesia. lah Walulang Inukir (kulit yang diukir) dan dilihat delapan bayangannya pada klir. Dengan demikian, wayang merupakan salah satu produk budaya yang dapat digunakan sebagai sarana diplomasi melalui pembelajaran BIPA. Penggunaaan media wayang ini diteliti di Universitas Ezzitouna, Tunisia. Data dalam penelitian ini adalah bukti penggunaan media pembelajaran wayang mini, sedangkan sumber data penelitian ini adalah proses pembelajaran BIPA di Universitas Ezzitouna Tunisia. Subjek penelitian adalah pemelajar BIPA tingkat dasar (level A1). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak, catat, dan wawancara. Menurut [ CITATION Wid17 \l 1033 ]wayang memiliki daya tarik bagi pemelajar BIPA di Universitas Ezzitouna, Tunisia. Untuk menggunakan media wayang dalam pembelajaran, pengajar dapat menggunakan wayang, baik kulit maupun golek. Akan tetapi, ukuran wayang yang sesungguhnya terkadang menjadi kendala jika dibawa ke luar negeri. Oleh sebab itu, pengajar BIPA perlu memodifikasi wayang dengan bentuk berbeda, sehingga wayang dapat digunakan sebagai media pembelajaran di Universitas Ezzitouna, Tunisia. Salah satu cara menghadirkan wayang di Universitas Ezzitouna Tunisia adalah penggunaan wayang mini. Pengajar BIPA dapat memanfaatkan kertas karton atau kardus bekas untuk membuat media 21



wayang mini. Pertama, pengajar perlu mencari gambar tokoh-tokoh wayang Indonesia. Setelah itu, gambar tersebut dapat digunakan sebagai



pola pada kertas karton atau kardus bekas. Meskipun sederhana, media tersebut sangat representatif untuk pembelajaran keterampilan berbicara. Di samping itu, media wayang mini tersebut juga dapat digunakan sebagai sarana pengenalan budaya. Wayang mini merupakan replika wayang kulit dari Indonesia. Wayang mini berfungsi sebagai media yang dapat merangsang pemelajar bermonolog atau berdialog dengan teman. Pengajar perlu mempraktikkan penggunaan wayang mini kepada pemelajar terlebih dahulu. Setelah itu, pemelajar mulai praktik berdialog atau bermonolog sesuai langkah pembelajaran. Wayang mini tepat digunakan sebagai media pembelajaran menyimak-berbicara. Media wayang mini yang diterapkan oleh Widianto secara khusus mengulas pembelajaran BIPA dengan tema jalan-jalan. Pada tahap awal, pemelajar mendapatkan sajian dialog wayang mini dari pengajar. Kegiatan ini merupakan bentuk keterampilan menyimak dalam pembelajaran BIPA. Adapun tema pembelajaran menggunakan wayang mini cukup beragam. Pengajar dapat menggunakan wayang mini pada tema pembelajaran menyapa, berkenalan, keluarga, hobi, jalanjalan, dan lain sebagainya. Dalam pembelajaran menyimak-berbicara bertema jalan-jalan, pemelajar dikenalkan terlebih dahulu tentang wayang sesungguhnya di Indonesia. Setelah itu, pengajar praktik mendalang sederhana dengan tema jalan-jalan. Dialog disesuaikan dengan kemampuan penguasaan kosakata pemelajar. Berikut ini dapat diberikan contoh langkah pembelajaran yang dilakukan dengan media wayang mini menurut [ CITATION Wid17 \l 1033 ]. 1. Kegiatan Awal (1) Pengajar membuka kelas dengan memakai blangkon dan syal tenun sambil memegang dua wayang mini; (2) Pengajar bercerita tentang kegiatan di luar rumah (melanjutkan 22 tema kegiatan sehari-hari di dalam rumah), salah satunya adalah jalan-jalan ketika hari libur;



(3) Kemudian pengajar menceritakan pengalaman jalan-jalan di Indonesia. Turis akan menemukan blangkon, tenun, wayang, dan lainnya; (4) Pengajar memberikan contoh memainkan wayang mini secara sederhana dalam bentuk dialog sapaan, namun dikemas seolah-olah pertunjukan wayang di Indonesia 2. Kegiatan Inti (1) Pengajar melanjutkan memainkan wayang dengan tema dialog jalan-jalan; (2) Pemelajar mulai menyimak dengan saksama dan mencatat beberapa kosa kata baru; (3) Pengajar dan pemelajar mereviu kosakata baru di papan tulis; (4) Pengajar membagikan wayang satu persatu untuk pemelajar; (5) Pemelajar diberitahu nama wayang yang sedang dipegang (sesuai nama-nama tokoh pewayangan seperti Arjuna, Srikandi, Rama, Shinta, dll); (6) Pengajar memainkan satu wayang untuk digunakan sebagai alat bertanya kepada pemelajar tentang pengalaman/rencana jalanjalannya; (7) Satu persatu pemelajar menjawab pertanyaan pengajar dengan memainkan wayang miliknya (bermain suara dan mimik juga); (8) Setelah pemelajar menjawab pertanyaan sederhana satu persatu, mereka menyusun garis besar cerita jalan-jalan yang akan/telah mereka lakukan; (9) Pemelajar berdialog menggunakan wayang mini dengan teman di dekatnya tentang tema jalan-jalan; (10)



Pengajar membagikan satu wayang lagi untuk setiap



pemelajar yang kemudian digunakan untuk praktik mendalang/mendongeng; 23 (11)



Pemelajar menyusun garis besar dialog sederhana dengan



tema jalan-jalan;



(12)



Pemelajar berlatih memainkan dialog wayang mini dengan



tema jalan-jalan berdasarkan tokoh wayang yang dimiliki; (13)



Beberapa



pemelajar



dapat



menunjukkan



kegiatan



mendalang/mendongengnya di depan teman-temannya; 3. Kegiatan Akhir (Penutup) (1) Pemelajar memberikan apresiasi penampil dengan memilih penampil terbaik, kemudian pengajar memberikan reward berupa hadiah; (2) Pengajar dan pemelajar mengulang kembali beberapa kosakata kunci dalam tema jalan-jalan untuk memfasihkan pengucapannya; (3) Pengajar kembali bertanya menggunakan wayang mini secara singkat kepada para pemelajar dengan dialog tentang rencana jalan-jalan ke Indonesia sebagai bentuk evaluasi; (4) Pengajar



menutup



pembelajaran



dengan



tampilan



seperti



penutupan pertunjukan wayang. 2.2.6 Media Aplikasi Hello dalam Pembelajaran BIPA Bahasa Indonesia saat ini dikenal tidak hanya oleh rakyat Indonesia, tetapi juga diminati oleh bangsa asing. Masyarakat asing tertarik dengan bahasa Indonesia karena beberapa hal antara lain; Indonesia merupakan negara yang besar, dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Hal ini merupakan salah satu faktor pen-dukung negara di dunia untuk melakukan hubungan kerjasama dengan Indonesia.Karena Indonesia memiliki potensi untuk diajak bekerjasama, maka penting bagi negara di dunia untuk mengenal bahkan mempelajari bahasa Indonesia. Terkait dengan hal tersebut, bahasa Indonesia hingga saat ini telah diajarkan kepada orang asing di berbagai lembaga, baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk mendukung program BIPA, Kemendikbud mulai tahun 2012 24 program terkait BIPA, antara lain kerjasama dengan menyelenggarakan berbagai



Universitas di luar negeri, pengadaan beasiswa untuk pelajar asing, per-temuan BIPA, pemberian dukungan untuk pengembangan pusat kebudayaan Indonesia di



luar negeri, pengembangan penelitian BIPA, dan peningkatan peran kedutaan besar Indonesia. Meskipun telah diberi fasilitas melalui program-program tersebut, pengajar BIPA masih mengalami kesulitan khususnya dalam pembiasaan penggunaan kata dalam percakapan sehari-hari dan susunan kata dan kalimat yang belum jelas. Sejauh ini pengajar BIPA masih belum maksimal membiasakan peserta BIPA bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar mengingat peserta dari berbagai latar budaya dan bahasa sehingga fonetiknya kurang diperhatikan. Selain itu susunan kalimat dalam bahasa tulis masih terpengaruh dengan struktur kata dan kalimat pada asal bahasa peserta. Di sisi lain, peserta BIPA kurang terbiasa mempraktikkan ilmu BIPA yang mereka peroleh, dan kurang praktis dalam mempelajarinya. Berdasarkan beberapa permasalahan yang dihadapi pengajar dan peserta BIPA tersebut, terdapat alternatif solusi yang efektif dan efisien yaitu melaksanakan pembelajaran BIPA melalui aplikasi smartphone yaitu penggunaan Hello Talk.Hello talkadalah sebuah aplikasi yang berbasis media sosial untuk belajar bahasa asing. Aplikasi ini bisa digunakan untuk semua bahasa dengan status yang akan dikomentari pengguna lain sesuai bahasa yang diinginkan. Dengan aplikasi ini diharapkan peserta BIPA dapat menerapkan teori yang didapatnya di kelas BIPA sekaligus mendapatkan teman melalui teknologi smartphone.



Berdasarkan



latar



belakang



tersebut



dapat



diidentifikasi



permasalahan sebagai berikut; 1. Pembelajaran BIPA belum mencapai tujuan yang optimal; 2. Peserta BIPA kurang maksimal belajar bahasa karena kurang praktik; Oleh karena itu, pemanfaatkan teknologi smartphone sebagai layanan belajar bahasa dengan adanya media sosial yang dapat membantu belajar bahasa, dan cara kerja aplikasi Hello Talk sebagai media belajar bahasa Indonesia bagi penutur BIPA. Selain itu, bisa digunakan sebagai informasi terkait alternatif media belajar 25 bahasa melalui smart phone yang efektif dan efisien. Serta memfasilitasi peserta



BIPA untuk praktik bahasa Indonesia kepada pengguna Hello Talk lain yang menggunakan bahasa Indonesia. Belajar bahasa asing tidak harus di dalam kelas dan bisa dilakukan dengan kursus atau secara otodidak.Bahkan saat ini belajar bahasa apapun hanya dengan menggunakan ponsel saja, gratis, dan langsung dari penutur aslinya.Hello Talk adalah pionir aplikasi obrolan yang fokus pada orang-orang yang ingin merasakan pengalaman chatting sambil belajar langsung dengan orang yang berbahasa asing (Kompasiana, 2016).Berbeda dengan aplikasi chatting lainnya, Hello Talk hadir dengan fitur unggulannya seperti konversi suara ke teks ataupun sebaliknya, dan juga bisa langsung diterjemahkan ke dalam bahasa yang diinginkan.Hello Talk juga akan merevisi kesalahan gramatikal dalam kalimat yang kita ketikkan. Hal ini tentu memudahkan kita dalam percakapan bahasa apapun yang belum pernah dipelajari sebelumnya.Percakapan pun tidak hanya bisa dilakukan secara personal tapi juga bisa dalam sebuah grup. Meskipun Hello Talk merupakan aplikasi untuk belajar semua bahasa, pengguna dapat menentukan bahasa apa yang akan dipelajari. Tidak terkecuali peserta BIPA.Dengan menggunakan aplikasi ini, peserta dapat memilih mode bahasa Indonesia.Setelah itu peserta dapat bercakap-cakap sambil belajar di ruang obrolan atau melalui status-status yang ditulis dengan pengguna yang menguasai bahasa Indonesia. Peserta BIPA yang konsisten menggunakan aplikasi ini akan terbiasa menggunakan bahasa yang baik dan kemampuan mereka akan semakin meningkat bila didukung dengan percakapan suara (Taher, 2016). Pengoperasian Hello Talk



26



Gambar 1 : Logo aplikasi Hello Talk



1. Aplikasi Hello Talk



bisa diunduh melalui iOS pada iphone atau



Google Playstore di android. 2. Setelah mengunduh aplikasi Hello Talk pada smartphone, pengguna dapat log in menggunakan akun Google, Facebook, ataupun WeChat yang sudah ada. Kemudian,pengguna akan diarahkan untuk mengisi nama, usia, asal negara, bahasa asli (native languange), dan bahasa yang ingin dipelajari (bisa lebih dari satu bahasa). Pengguna juga harus mengisi berapa kira-kira tingkat pemahaman dalam bahasa asli dan



bahasa



yang



ingin



dipelajari



(karena



mungkin



sudah



mempelajarinya).



Gambar 2 :Pengaturan profil/identitas pada aplikasi Hello Talk 3. Setelah identitas terisi, pengguna dapat meninjau pesan, status dan teman atau pengikut dengan fitur-fitur yang tersedia. 27 yang tertera di gambar 3, terdapat fitur berlambang a) Pada panah



lonceng untuk notifikasi pengguna atau pengikut lain, ikon pena bulu untuk menulis status, ikon balon obrolan untuk



pesan, moments untuk memeriksa status teman, lup untuk pencarian, dan profil untuk keterangan diri.



Gambar 3 :Fitur-fitur yang tersedia



Gambar 4 :Koreksi kata dan terjemahan 28



Gambar 5 : Komentar status 4. Terdapat fitur koreksi kata dan terjemahan (gambar 4 dan 5), Koreksi kata untuk pembetulan kalimat, dan terjemahan untuk mencari arti kata bila kesulitan. Berdasarkan paparan mengenai aplikasi hello talk dalam pembelajaran bahasa Indonesia, hello talk memiliki efektivitas yang signifikan. Peserta BIPA dapat mengunduh aplikasi ini sebagai media pembantu belajar bahasa Indonesia. Penulis menyarankan agar pengajar BIPA lebih interaktif dalam mengajar bahasa Indonesia dan menyarankan kepada pesera BIPA untuk mengunduh aplikasi ini.



29



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Media pembelajaran menjadi salah satu komponen terpenting dalam membantu proses pembelajaran berjalan secara efektif, termasuk dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing. Media pembelajaran dapat menjadi alat bantu dalam mengajarkan berbagai hal dalam pembelajaran BIPA baik berupa aspek budaya maupun aspek keterampilan berbahasa. Dalam pembelajaran BIPA media dapat dibutuhkan dan membantu para pemelajar maupun pengajar, hal ini disesuaikan kebutuhan masing-masing. Dengan demikian, media pembelajaran memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran BIPA yang disesuaikan dengan materi yang akan diberikan. Ketepatan memilih media pembelajaran pun harus diperhatikan agar media pembelajaran dapat berfungsi secara maksimal dalam proses pembelajaran. 3.2 Saran Terkait materi yang telah dibahas di atas tentunya terdapat banyak materi yang memiliki korelasi dengan media pembelajaran BIPA. Pembaca dapat menambah wawasan melalui berbagai referensi yang ada, baik melalui jurnaljurnal penelitian maupun melalui artikel yang tersebar luas di internet. Bagi para pembaca dan rekan-rekan yang lainnya, Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan Makalah kami. Jadikanlah makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong para mahasiswa/i berfikir aktif dan kreatif.



30



DAFTAR PUSTAKA Anonyme. (n.d.). Lirik Lagu Anak. Retrieved September 16, 2021, from Lirik Lagu Anak: http://liriklaguanak.com/semua-ada-di-sini-lirik/ Aswan. (2021). Pembelajaran berbicara berbantuan komik strip untuk pembelajar BIPA Korea Selatan. 23. Idris, N.S. 2017. Internationalisasi Bahasa Indonesia MelaluiPembelajaran Bahasa Indonesia bagiPenuturAsing (BIPA). Bandung: Prosiding Seminar InternasionalPembelajaran BIPA: PerubahanTantangan dan Peluang. Kuswanto, J., & Radiansah, F. (2018). Media Pembelajaran Berbasis Android Pada Mata Pelajaran Sistem Operasi Jaringan Kelas XI. Jurnal Media Informata Vol. 14 No. 1, Februari 2018. Meilawati, A. (2019). LAGU SEBAGAI MEDIA PENGUASAAN KEMAMPUAN BERBAHASA DAN PENGENALAN BUDAYA DALAM PEMBELAJARAN BIPA DI QJNU TIONGKOK. Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) XI 2019 , 633-648. Miftah, M. (2013). FUNGSI DAN PERAN MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI



UPAYA



PENINGKATAN



KEMAMPUAN



BELAJAR



SISWA. Jurnal KWANGSAN Vol. 1 - Nomor 2, Desember 2013, 100. Mubarok, M. S. (2019, Juli 18). Pengembangan Media Pembelajaran Macromedia Flash Berbasis Web pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Kelas IX SMPN 1 Brangsong. Retrieved September 12, 2001, fromSKRIPSI:http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/10634/1/140305608 9_SKRIPSI.pdf Nugraheni, M. W. (2017). MEDIA SOSIAL BERBASIS PEMBELAJARAN BAHASA ASING “HELLO TALK” SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA BELAJAR



BAHASA INDONESIA BAGI PESERTA BIPA. BAHASA



INDONESIA, 66. 31 Riyanti, A. (2018, November). INVITATION CARD SEBAGAI MEDIA KETERAMPILAN



BERBICARA



DALAM



PEMBELAJARAN



BAHASAINDONESIA



BAGI



PENUTUR



ASING.



In Seminar



InternasionalRiksa Bahasa (pp. 857-864).



Riyanti, A. (2019). PEMANFAATAN AUDIOVISUAL BERMUATAN BUDAYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIPA. KIPBIPA. Sahasti, J. P. (2018). Penggunaan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing: Studi Kasus di Universitas Negeri Semarang. 102. Suharsono. Pemetaan Kemahiran BipaBerdasarkanCiriPembeda: Tingkat Madya. Yogyakarta: UGM. Udang Sunanda, Jatmika Nurhadi, Rosita Rahman, Ghaisani Fildzah Amajida. (n.d.). Media Virtual Reallity Desa untuk Pembelajaran BIPA: Apa dan Bagaimana. Seminar Internasional Riksa Bahasa XIII, 116. Widianto, E. (2017, Oktober 1). MEDIA WAYANG MINI DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAGI PEMELAJAR BIPA A1 UNIVERSITAS EZZITOUNA TUNISIA. Jurnal Kredo , pp. 120-143.



32