Makalah Psikologi Agama [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Manusia memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir akan tetapi, kebutuhan manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan oleh manusia lainnya. Karena manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama karena manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya yang maha kuasa tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan. Sehingga keseimbagan manusia dilandasi kepercayan beragama. Sikap orang dewasa dalam beragama sangat menonjol jika, kebutuhan akan beragama tertanam dalam dirinya. Kesetabilan hidup seseorang dalam beragama dan tingkah laku keagamaan seseorang, bukanlah kesetabilan yang statis. Adanya perubahan itu terjadi karena proses pertimbangan pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan mungkin karena kondisi yang ada. Tingkah laku keagamaan orang dewasa memiliki persepektif yang luas didasarkan atas nilai-nilai yang dipilihnya. Ketika mengkaji psiklogi agama, seseorang dihadapkan pada dua hal yakni “psikologi” dan “agama”. Kedua kata tersebut memiliki pengertian dan penggunaan yang berbeda, meskipun keduanya mempunyai kajian aspek yang sama yaitu aspek batin manusia. Memang, manusia mungkin saja memanipulasi apa yang dialaminya secara kejiwaan, hingga terlihat berbeda dalam sikap dan tingkah lakunya, bahkan mungkin bertentangan dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk membahas lebih lanjut mengenai psikologi agama, maka dalam makalah berikut akan diuraikan tentang Pengertian dan Sejarah Perkembangan Psikologi Agama.



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah: 1. Apakah pengertian dari psikologi agama? 2. Bagaimanakah sejarah perkembangan psikologi agama?



3. Bagaimana metode penelitian dalam psikologi agama



1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian Psikologi Agama 2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Psikologi Agama 3. Untuk mengetahui metode penelitian dalam Psikologi Agama



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Psikologi Agama Berdasarkan pengertian dari Psikologi dan Agama yang telah dijelaskan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, psikologi agama merupakan cabang dari psikologi yang meneliti dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan perkembangan usia masing-masing. Berikut ini akan dikemukakan pula definisi psikologi agama menurut beberapa ahli. Menurut Zakiah Drajat psikologi agama adalah ilmu yang mempelajari kesadaran agama pada seseorang yang pengaruhnya terlihat dalam kelakuan dan tindak agama orang itu. Sementara Thouless menyatakan bahwa persoalan pokok dalam psikologi agama adalah kajian terhadap kesadaran agama dan tingkah laku agama, atau kajian terhadap tingkah laku agama dan kesadaran agama.1 Dengan demikian, psikologi agama tidak masuk dalam wilayah ajaran dan keyakinan suatu agama atau ideologi tertentu. Hal ini mengandung makna, bahwa psikologi agama tidak berwenang untuk mendukung, membenarkan, menolak atau menyalahkan ajaran agama ataupun ideologi tertentu.



2.2 Sejarah Perkembangan Psikologi Agama Untuk menetapkan secara pasti kapan psikologi agama mulai dipelajari memang terasa agak sulit. Baik dalam kitab suci, maupun sejarah tentang agama-agama tidak terungkap secara jelas mengenai hal itu. Namun demikian, walaupun tidak secara lengkap, ternyata permasalahan yang menjadi ruang lingkup kajian psikologi agama banyak dijumpai baik melalui informasi kitab suci agama maupun sejarah agama.2 1 Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 16 2 Jalaluddin, Op.cit., hlm. 27



Perhatian secara psikologis terhadap agama setua kehidupan umat manusia, sejak kesadaran manusia tumbuh orang telah memikirkan tentang arti hidup. Perilaku manusia yang berkaitan dengan dunia ketuhanan ternyata telah banyak menyita perhatian para ahli dan pada abad ke-19 perhatian tersebut dilakukan secara ilmiah lewat Psikologi Agama.3 1. Psikologi Agama abad ke-19 Pada pertengahan abad ke-19, mentalitas modern yang tumbuh sejak abad ke-16, siap untuk berkembang secara penuh. Dimana pada abad pertengahan tersebut, manusia dipandang menduduki tempat utama dalam kosmos. Bumi dianggap sebagai pusat alam raya dan segala hal yang paling indah dan tinggi. Tetapi teori Copernicus tentang matahari sebagai pusat alam raya dan teleskop Galileo, ditambah lagi pengaruh pemikiran baru Rene Descartes dan Isaac Newton, menjadi awal bergeraknya kekuatan baru.4 Terbitnya buku origin of spesies, buah karya Darwin tahun 1859, dapat disebut sebagai langkah simbolis yang mengisyaratkan bahwa hidup manusia sendiri dapat diamati dengan diteliti serta dibuat hipotesis secara rasonal. Setelah dua puluh tahun sesudah terbitya buku Darwin , Prof. Wilhem Wundt (1832-1920), dari Universitas Leipziq, Jerman, mendirikan laboratorium untuk merancang dan memanfaatkan metode eksperimental yang disesuaikan unuk studi tentang perilaku manusia. Tahun 1879 disebut-sebut sebagai tahun kelahiran psikologi ilmiah modern.5



2. Psikologi Agama abad ke-20 Sumber-sumber Barat mengungkapkan bahwa penelitian ilmiah modern di lapangan Psikologi Agama dimulai sejak adanya kajian para antropolog dan sosiolog seperti Stanley Hall. Disamping itu disekitar 3Baharuddin dan Mulyono, Psikologi Agama dalam Prespektif Islam, (Malang: UIN Malang press, 2008), hlm. 51 4 Ibid., hlm. 55 5 Ibid., hlm. 56



pergantian abad ke-19 dan ke-20 terbitnya dua buah buku, yaitu buku Edwin Diller Starbuck The Psychology of Religion, diterbitkan tahun 1899, dan kedua bukunya William James The Varieties of Religious Experience yang terbit 1902. Kedua karya itu sangat penting dalam perintisan penyelidikan fenomena keagamaan dari segi psikologi. Kemudian, pada awal abad ke-20 para penulis dan peniliti bertumpu pada karya Starbuck dan James-memberi identitas pada munculnya istilah “Psikologi Agama”.6 Perkembangan Psikologi Agama di wilayah Timur (Islam) sebenarnya telah lebih dulu dilakukan atau dihasilkan dibandingan di dunia Barat. Seperti dalam kurun waktu yang lebih awal Ibnu Tufail (1110-1185 M) dan juga Al Ghazali (1059-1111) dalam tulisan-tulisannya telah membahas apa yang menjadi perbincangan di dunia Barat disebut sebagai Psikologi Agama. Kemudian pada abad 20, mulai berkembang di dunia Islam tentang kajian Psikologi Agama, antara lain Dr. Abdul Mun’in Abdul Aziz Al-Malighy misalnya pada tahun 1955 menulis buku dengan judul Tatawwur al-Syu’ur al-Diny ‘Inda Tifl wa al-Murahiq yang di terbitkan Dar al-Ma’arif, Cairo, membahas masalah perkembangan rasa agama pada anak-anak dan remaja. Dan berdasarkan konteks kejiwaan, buku ini dapat dianggap sebagai awal dari munculnya kajian psikologi agama di kalangan ilmuwan muslim modern.7 Karya lain yang lebih khusus mengenai psikologi agama adalah Ruh al-Din al-Islamy (Jiwa Agama Islami) karangan Alif Abd al-Fatah tahun 1956. Demikian pula pada tahun 1963 terbit buku Al-Shihah alNafsiyah karangan Moustafa Fahmy. Dan banyak lagi karya karya ilmuan muslim tentang psikologi agama. Dapat dipahami bahwa tampaknya memang perkembangan psikologi agama di dunia Islam baru tampak sekitar abad ke-20.8



6 Ibid., hlm. 58 7 Ibid., hlm. 58 8 Jalaluddin, Lok.cit., hlm. 34



3. Psikologi Agama di Indonesia Di Indonesia, perkembangan psikologi agama dipelopori oleh tokoh-tokoh yang memiliki latar belakang profesi sebagai ilmuwan, agamawan, bidang-bidang kedokteran. Diantara karya-karya awal yang berkaitan dengan psikologi agama adalah buku Agama dan Kesehatan Badan/Jiwa (1965), tulisan prof. dr. H. Aulia. Kemudian tahun 1975, K.H. S.S. Djam’an menulis buku Islam dan Psikosomatik. DR. Nici Syukur Lister, menurut buku Pengalaman dan Motivasi Beragama: Pengantar Psikologi Agama.9 Di lingkungan perguruan tinggi, Psikologi Agama mulai dikenal tahun 1970-an, yaitu oleh Prof. Dr. Zakiah, Darajat dan Prof. Dr A. Mukti Ali yang dikenal sebagai pelopor pengembangan psikologi agama di lingkungan IAIN di Indonesia.10 Pesatnya perkembangan Psikologi Agama pada era dewasa ini ditunjang oleh kajiannya yang mencakup kehidupan pribadi dan kelompok maupun perkembangan usia manusia, juga mengarah menjadi ilmu Psikologi Terapan yang banyak manfaatnya. Sekarang banyak terbit buku, jurnal, majalah tentang psikologi agama yang banyak dimanfaatkan dalam berbagai lembaga.



2.3 Metode Penelitian dalam Psikologi Agama Sebagai disiplin ilmu yang otonom, maka psikologi agama juga memiliki metode penelitian ilmiah. Kajian dilakukan dengan mempelajari fakta-fakta berdasarkan data yang terkumpul dan dianalisis secara objektif. Karna agama menyangkut masalah yang berkaitan dengan kehidupan bathin yang sangat mendalam, maka masalah agama sangat sulit untuk diteliti secara seksama terlepas dari pengaruh-pengaruh subjektivitas. Namun demikian, agar penelitian mengenai agama dapat dilakukan lebih netral dalam arti tidak memihak kepada suatu keyakinan atau menentangnya, maka 9 Ibid., hlm. 35 10 Ibid.,



diperlukan adanya sikap yang objektif. Maka dalam penelitian psikologi agama perlu diperhatikan antara lain: 1. Memiliki kemampuan dalam meneliti kehidupan dan kesadaran bathin manusia 2. Memiliki keyakinan bahwa segala bentuk pengalaman dapat dibuktikan secara empiris 3. Dalam penelitian harus bersikap filosofis spiritualistis 4. Tidak mencampuradukkan antara fakta dengan angan-angan atau perkiraan khayali 5. Mengenal dengan baik masalah psikologi dan metodenya 6. Memiliki konsep mengenai agama serta mengetahui metodologinya 7. Menyadari tentang adanya perbedaan antara ilmu dan agama[1] 8. Mampu menggunakan alat-alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ilmiah Menurut Zakiah daradjat, metode yang digunakan dalam penelitianpenelitian ilmu jiwa agama adalah metode ilmiah, yakni mempelajari faktafakta yang ada dalam lingkungannya dengan cara yang objektif. Dimana harus diusahakan jangan sampai memihak atau menentang kepercayaan agama tertentu. Selian metode ilmiah kita juga dapat menggunakan metode empiris, yang berarti bahwa suatu kemampuan dapat diambil dari observasi terhadap data-data (fakta-fakta). Metode yang lazim digunakan dalam penelitian Psikologi Agama tidak jauh berbeda dengan penyelidikan psikologi atau ilmuilmu sosial secara umum. Metode penelitian dalam Psikologi Agama sebagaimana lazimnya kajian ilmiah meliputi ciri-ciri sebagai berikut : 1. Bersifat objektif, yaitu tidak memihak dalam pengertian tidak bersifat simpati atau sebaliknya antipati. Seorang pengkaji ilmiah harus melepaskan pikirannya dari anggapan atau praduga tertentu terhadap objek kajiannya atau dengan kata lain didekati secara empati. 2. Logis maksudnya pekerjaan penelitian harus dilakukan secara rasional dan argumen-argumen yang dikemukakan dapat diterima akal, mulai dari



metode pengumpulan data,analisis, penggunaan logika,dan pengambilan kesimpulan perlu jelas alasan-alasan logis yang dapat diterima. 3. Sistematis yaitu cara yang ditempuh, mulai dari rancangan penyelidikan, pengumpulan data harus berkesinambungan, tidak terputus-putus dan tidak acak-acakan. Artinya, ada hirarki yang ditempuh dalam pelaksanaan pengkajian dan penganalisaanya. Di bawah ini dikemukakan metode-metode yang banyak digunakan orang dalam penelitian Psikologi Agama sebagai berikut : 1. Metode Survei Metode survei adalah pengumpulan data dari orang-orang yang diteliti. Biasanya peneliti mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk mengumpulkan data tentang masalah keagamaan dari orang yang diteliti. Cara yang dipakai untuk mengumpulkan data adakalanya dengan menggunakan kuisioner atau pedoman wawancara. Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan yang disusun secara terstruktur berkenaan dengan masalah yang diselidiki sementara pedoman wawancara adalah mencatat bagian-bagian penting tentang masalah keagamaan yang diselidiki. Metode ini telah digunakan antara lain oleh Starbuck, Leuba, Abdul Mun’im al Malighiy,dan Thoules. Starbuck meneliti konversi agama dan pertumbuhan jiwa agama pada individu. Leuba menggunakan metode ini untuk meneliti kepercayaan ilmuwan terhadap Tuhan dan Hari Akhir. Abdul Mun’im al-Malighi memakai metode tersebut untuk mengkaji perkembangan jiwa agama anak-anak dan remaja. Thoules menggunakannya untuk meneliti motivasi individu dalam agama. Metode ini dapat digunakan untuk tujuan penggolongan manusia dalam hubungannya dengan pembentukan organisasi dalam masyarakat. Karena survei digunakan dengan berbagai metode, termasuk studi kasus, maksimal hasil yang diperoleh biasanya lebih baik dan dapat menggambarkan hasil pengamatan secara lebih teliti.



2. Riwayat Kasus Riwayat kasus (case study) yaitu meneliti pengalaman pribadi individu melalui dokumen pribadi. Dokumen pribadi tersebut boleh jadi dalam bentuk biografi. Biografi itu adakalanya ditulis sendiri oleh orang yang mengalaminya dan disebut dengan auto biografi atau ditulis oelh orang lain. Metode ini digunakan antara lain oleh William James dimana dia mempelajari dokumen pribadi (biografi) para tokoh agama. Clark juga menggunakannya dan melengkapi dengan wawancara terhadap kenalan, sahabat karib, dan keluarga dari orang yang dipelajarinya. Riwayat kasus atau studi kasus ini juga dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen,catatan, hasil wawancara atau lainnya untuk kasus-kasus tertentu. Jadi, studi kasus merupakan cara pengumpulan data melalui berbagai teknik. Metode dapat digunakan sebagai bahan penyembuhan, menanamkan pengertian,menggambarkan masalah yang ada



hubungannya



dengan



psikologi



hingga



dapat



menghasilkan



kesimpulan dan penggolongan mengenai kasus-kasus tertentu. 3. Observasi Obseervasi yaitu mengamati dengan alat indera tentang perilaku keagamaan orang yang sedang diteliti (Hayati,Nizar.2003:38). Observasi



melalui



pendekatan



sosiologi



dan



anthropologi



(Sosiology and Antrhropology Observation) yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan data sosiologi,dengan mempelajari sifatsifat manusiawi orang perorangan atau kelompok. Selain itu juga menjadikan unsur-unsur budaya yang bersifat materi (benda budaya) dan yang bersifat spritual (mantra,ritus) yang dinilai ada hubungannya dengan agama ( Ramayulis.2011:22). 4. Eksperimen Metode eksperimen yaitu membuat perlakuan khusus terhadap individu atau kelompok yang diteliti. Teknik eksperimen digunakan untuk mempelajari sikap dan tingkah laku keagamaan seseorang melalui perlakuan khusus yang sengaja



dibuat. Teknik ini sering digunakan oleh JB,Cock dalam melakukan penelitiannya. Menurut Clark menggunakan metode eksperimen dalam ilmu jiwa agama memang sulit, namun dapat dilakukan dengan mengadakan perbandingan, misalnya antara dua orang anak yang disuruh membuat perasaan dan pengertiannya tentang keyakinan agama yang abstrak, misalnya tentang tuhan, akhirat,surga, neraka,dan lain-lain. Pada saat melakukan metode eksperimen terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi, diantaranya : a. Dapat diulang-ulang dengan hasil yang sama. b. Ada problem/hipotesis yang akan diuji c. Faktor yang mempengaruhi eksperimen dapat dikontrol, kecuali satu factor yang dapat diubah-ubah. d. Dapat ditentukan terlebih dahulu apa yang akan terjadi dan kapan waktu terjadinya. Tes yaitu cara untuk mengetahui kemampuan alam perasaan,arah minat, dan aspek-aspek lain kepribadian individu dengan memberikan tugas pekerjaan yang diteneukan standarnya. 5. Dokumen Pribadi (Personal Document) Metode ini digunakan untuk mempelajari tentang bagaimana pengalaman dan kehidupan batin seseorang dalam hubungannya dengan agama. Untuk memperoleh informasi mengenai hal dimaksud maka cara yang ditempuh adalah mengumpulkan dokumen pribadi seseorang. Dokumen tersebut mungkin berupa auto biografi,biogarafi, tulisan ataupun catatan-catatan yang dibuatnya. Didasarkan pertimbangan bahwa agama merupakan pengalaman batin yang bersifat individual di kala seseorang merasakan sesuatu yang ghaib, maka dokumen pribadi dinilai dapat memberikan informasi yang lengkap. Selain catatan atau tulisan, juga digunakann daftar pertanyaan kepada orang-orang yang akan diteliti. Jawaban yang diberikan secara bebas memberi kemungkinan bagi responden untuk menyampaikan kesan-



kesan batin ynag berhubungan dengan agama yang diyakininya. Ungkapan seperti iti banyak membantu penelitian yang dilakukan. Wiliam James dalam bukunya The Varieties of Religious Experience, tampaknya menggunakan metode ini. Walau penelitiannya terbatas pada ahli-ahli agama, dan tidak memaksakan orang biasa, namunhasil penelitian itu sendiri cukup bermanfaat. Dalam buku tersebut James mengemukakan sejumlah kasus pribadi tentang pengalaman agama yang dirasakan masing- masing individu. Dalam penerapannya metode dokumen pribadi ini dilakukan dengan berbagai cara atau teknik-teknik tertentu. Diantara yang banyak digunakan adalah : a. Teknik nomothatic, digunakan untuk menarim kesimpulan sejumla dokumen yang diteliti. b. Teknik analisis nilai (value analysis), teknik ini digunakan dengan dukungan analisis statistik. Bagi yang terkumpul diklasifikasikan menurut teknik statistik dianalisis untuk dijadikan penilaian terhadap individu yang diteliti. c. Teknik idiography approach, teknik ini digunakan sebagai pelengkap dan teknik nomothatic. Hasil penelitian yang didasarkan pada teknik ini ada berupa kesimpulan yang diperoleh dari penafsiran yang bebas. d. Teknik penilaian terhadap sikap (Evaluation Attitudes Tehnique). Teknik ini digunakan dalam penelitian terhadap biografi, tulisan, atau dokumen yang ada hubungannya dengan individu yang akan diteliti. Berdasarkan



dokumen



tersebut



kemudian



ditarik



kesimpulan,



bagaimana pendirian seseorang terhadap persoalan-persoalan yang dihadapinya dalam kaitan hubungannya dengan pengalaman dan kesadaran agama. 6. Kuisioner dan Wawancara Metode



kuisioner



maupun



wawancara



digunakan



untuk



mengumpulkan data dan informasi yang lebih banyak dan diperoleh secara langsung dari responden.



Metode ini dinilai memiliki beberapa kelebihan antara lain : a. Dapat memberi kemungkinan untuk memperoleh jawaban yang cepat dan segera. b. Hasilnya dapat dijadikan dokumen pribadi tentang seseorang, serta dapat pula dijadikan data nomothatic. Selain pertimbangan tersebut, metode ini juga mempunyai kelemahan-kelemahan, seperti : a. Jawaban yang diberikan terikat oleh pertanyaan hingga responden tak dapat memberikan jawaban secara lebih bebas b. Sulit untuk menyusun pertanyaan yang mengandung tingkat relevansi yang tinggi, karena itu diperlukan keterampilan yang khusus untuk itu c. Kadang-kadang sering terjadi salah penafsiran terhadap pertanyaan yang kurang tepat,dan tidak semua pertanyaan sesuai untuk setiap orang d. Untuk memperoleh jawaban yang tepat,dibutuhkan adanya jalinan kerjasama yang baik antara penanya dan responden. Dan kerjasama seperti itu memerlukan pendekatan yang baik dan si penanya. Metode kuisioner dan wawancara dengan berbagai tekniknya, biasanya digunakan untuk tujuan-tujuan seperti : a. Untuk mengetahui latar belakang keyakinan agama b. Untuk mengetahui bentuk hubungan manusia dengan Tuhan c. Serta untuk mengetahui dampak dan perubahan-perubahan yang terjadi.



Penggunaan



metod-metode



dalam



penelitian



psikologi



agama



sebenarnya dapat dilakukan dengan beragam, tergantung kepada kepentingan dan jenis data yang akan dikumpulkan. Ada kalanya seseorang lebih memilih dokumen pribadi untuk pengalaman agama. Demikian pula ada yang selain menggunakan dokumen pribadi, baik berupa riayat hidup,buku harian, catatan,pernyataan, juga digunakan angket dan wawancara sebagai pelengkap. Dengan banyaknya metode ynag mungkin digunakan, terlihat bahwa metode



yang dipakai dalam penelitian psikologi agama tidak berbeda dengan metode yang dipakai dalam penelitian ilimiah dalam cabang disiplin ilmu pengetahuan lain, terutama ilmu sosial. Menurut prof. Zakiah Daradjat, sumber-sumber untuk mengumpulkan data ilmiah guna penelitian ilmu jiwa agama, dapat diambil antara lain dari : 1. Dengan menanyakan pengalaman-pengalaman orang yang masih hidup. Cara ini digunakan dengan angket, suatu rangkaian pertanyaan yang disusun sedemikian rupa, yang disuruh jawab oleh sejumlah orang besar. 2. Apa yang kita capai dengan meneliti diri kita sendiri 3. Dapat dikumpulkan bahan-bahan dari riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh yang bersangkutan,atau yang ditulis oleh ali-ahli agama. Data psikologi dapat diolah dengan bermacam ragam perhitungan kuantitatif, guna perencanaan dan pelaksanaan studi yang terkendali atau untuk membuat deskripsi, penilaian, kesimpulan, dan penemuan dalam penelitian ilmiah. Menurut Clark dalam bukunya The Psychology of Religion mengemukakan bahwa metode yang paling penting dalam penelitian agama adalah metode dokumen pribadi, dan jawaban terhadap angket dan wawancara. Memang metode ini sebenarnya bersifat subjektif namun tidak akan mengurangi nilai ilmiahnya, jika penelitian dapat mengambil bahan secara sistematis.



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Psikologi agama merupakan cabang dari psikologi yang meneliti dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan perkembangan usia masing-masing. Di Indonesia, perkembangan psikologi agama dipelopori oleh tokohtokoh yang memiliki latar belakang profesi sebagai ilmuwan, agamawan, bidang-bidang kedokteran. Diantara karya-karya awal yang berkaitan dengan psikologi agama adalah buku Agama dan Kesehatan Badan/Jiwa (1965), tulisan prof. dr. H. Aulia. Kemudian tahun 1975, K.H. S.S. Djam’an menulis buku Islam dan Psikosomatik. DR. Nici Syukur Lister, menurut buku Pengalaman dan Motivasi Beragama: Pengantar Psikologi Agama. Metode yang digunakan dalam penlitian-peneliian ilmu jiwa agama adalah metode ilmiah, yakni mempelajari fakta-fakta yang ada dalam lingkungannya dengan cara yang objektif. Metode-metode yang digunakan orang dalam penelitian Psikologi Agama sebagai berikut : 1. Metode survey 2. Riwayat kasus 3. Observasi 4. Eksperimen



3.2 Saran Demikian tugas makalah ini kami buat, jika ada kesalahan dan kekurangan mohon di maklumi. kami meminta kritik dan saranya agar bisa memperbaiki makalah ini untuk yang berikutnya. Terimakasih



DAFTAR PUSTAKA



Arifin, Bambang Syamsul. 2008. Psikologi Agama. Bandung: Pustaka Setia Baharuddin dan Mulyono. 2008. Psikologi Agama dalam Prespektif Islam. Malang: UIN Malang press Drajat, Zakiah dkk.2008. Metode Pengajaran Agama Islam.Jakarta : Bumi Aksara Fauzi, Ahmad. 1997. PsikologiUmum. Bandung: CV Pustaka Setia Jalaluddin. 2012. Psikologi Agama (edisi.revisi). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Nizar,hayati.2003. Psikologi Agama. Padang: IAIN IB Press Ramayulis.2011. Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulia Syamsul, Bambang Arifin.2008. Psikologi agama. Bandung : CV Pustaka Setia. http://zempat.blogspot.com/2013/01/pengertian-sejarah-perkembanganmanfaat.html



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum .Wr. Wb. Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah



melimpahkan



rahmat



serta



hidayah-Nya,



sehingga



kami



dapat



menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Solawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, dan InsyaAllah kita semua, para pengikutnya. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Agama di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pagar Alam. Dalam pembuatan makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak terutama Dosen Pembimbing, untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada beliau. Juga kepada pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, kami ucapkan terima kasih. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dikarenakan terbatasnya kemampuan yang ada pada kami. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar kedepannya kami dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi. Akhirnya kami sampaikan terima kasih serta mohon maaf yang sebesarbesarnya bila ada kesalahan kata maupun kalimat, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita yang membacanya. Wassalamu’alaikum. Wr. Wb. Pagar Alam, Oktober 2018



Desva



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................2 1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Psikologi Agama ..............................................................................3 2.2 Sejarah Perkembangan Psikologi Agama ..........................................................7 2.3 Metode Penelitian dalam Psikologi Agama .....................................................13 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ......................................................................................................21 3.2 Saran .................................................................................................................22 DAFTAR PUSTAKA



MAKALAH PPSIKOLOGI AGAMA



PENGERTIAN DAN SEJARAH PSIKOLOGI AGAMA



DOSEN PENGAMPU : SUPIAN HADI, S.Pd., M.Pd.I



DISUSUN OLEH : DESVA NIM.17.02.010



PENDIDIKAN GURU RAUDHATUL ATHFAL (PGRA) SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH 2018