Makalah Psikologi Holistik Dan Humanistik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PSIKOLOGI HOLISTIK DAN HUMANISTIK



PENDAHULUAN



Manusia adalah suatu ketunggalan yang menghargai , menghayati dan pada dasarnya aktif, punya tujuan serta harga diri. Karena itu. Walaupun dalam penelitian boleh saja di lakukan analisis rinci mengenai bagian-bagian dari jiwa manusia, namun dalam penyimpulannya, manusia harus di kembalikan dalam satu kesatuan utuh. Pandangan ini dinamakan Pandangan Holistik ( Whole = Menyeluruh ). Psikologi holistik bersifat saling berkait antara satu sama lain sebagai suatu sistem bersepaduyang menyeluruh, bukan sekadar menyentuh aspek-aspek tertentu sahaja.(Kamus DewanEdisi Empat) . Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahawa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identiti, makna dantujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilaispiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru.Pendidikan holistik merupakan suatu elemen yang penting dalam pendidikan bagimewujudkan suasana persekitaran pendidikan yang berkesan. Pendidikan ini penting bagimemastikan setiap individu merasai dan menikmati kehidupan mereka serta menghargai danmenilai semula pembelajaran, potensi dalaman seperti kecerdikan, kreativiti dan nilai-nilaikerohanian. Selain itu manusia juga harus di pandang dengan penghargaan yang tinggi terhadap



harga



dirinya,



perkembangan



pribadinya,



perbedaan



perbedaan



individualnya dari sudut kemanusiaannya itu sendiri. Psikologi harus masuk dalam topik topik yang selama ini hampir tidak pernah di teliti oleh aliran aliran behaviorisme dan psikoanalisis, misal : cinta, kreativitas, pertumbuhan, rasa humor, kemandirian, tanggung jawab, dll. Pandangan ini ini dinamakan Pandangan Humanistik ( Human = Manusia ) Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama psikologi kemanusiaan adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia, yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Bagi sejumlah ahli psikologi humanistik ia adalah alternatif, sedangkan bagi sejumlah ahli psikologi humanistik yang lainnya merupakan pelengkap bagi penekanan tradisional behaviorisme dan psikoanalis.



1



Psikologi humanistik juga memberikan sumbangannya bagi pendidikan alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik (humanistic keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional, sosial, mental, dan keterampilan dalam berkarier menjadi focus dalam model pendidikan humanistic. Aliran Psikologi Humanistik selalu mendorong peningkatan kualitas diri manusia melalui penghargaannya terhadap potensi-potensi positif yang ada pada setiap insan. Seiring dengan perubahan dan tuntutan zaman, proses pendidikan pun senantiasa berubah.



2



PEMBAHASAN PSIKOLOGI HOLISTIK DAN HUMANISTIK



1. HOLISTIK Keseluruhan selalu lebih besar dari pada jumlah bagian-bagiannya. Hal ini berlaku ketika berhadapan dengan organisme hidup. Sesuatu yang hidup dan bergerak tentunya berbeda dari organisme yang mati. Tidak peduli apa yang Anda lakukan untuk membedah katak, tidak akan sama pada katak yang masih hidup. Banyak ilmu saat ini berusaha untuk memecah fenomena yang kompleks menjadi penjelasan sederhana. Setelah selesai, seperti katak, esensi keseluruhan sering hilang. Psikologi, satu cabang ilmu, menghadapi dilema yang sama. Psikologi terbatas untuk mempelajari pikiran dan perilaku yang diamati, terukur dan obyektif. Faktanya bahwa objek studi ilmiah selalu lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya sering diabaikan. Hal ini sulit untuk menghitung semua faktor



yang



mempengaruhi



perilaku



manusia. Jika kita bisa menambahkan semua faktor ini, masih mungkin berbeda dari



mengingat



fenomena



sebagai



keseluruhan. Psikolgi Holistik mencoba untuk



mempertimbangkan



manusia



dalam



hubungan



perilaku dengan



organisme secara keseluruhan. Dalam usaha ini, mencakup disiplin ilmu lain (misalnya, nutrisi, obat, neuro-biologi, neuro-kimia). Ia bahkan menganggap penyelidikan ilmiah dianggap di luar bidang ilmu pengetahuan tradisional. Spiritualitas, intuisi, kesehatan, dan ekonomis pengaruh sosial, dan bahkan urutan kelahiran mungkin menjadi pertimbangan penting ketika mengamati perilaku manusia. Psikologi Holistik Terapan mencoba untuk menerapkan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu untuk mencapai pengiriman pelit dari pelayanan yang efektif 3



untuk mencapai tujuan-tujuan klien. Walaupun mungkin tidak akan pernah mencapai tujuan mempertimbangkan individu secara keseluruhan, Psikologi Holistik mencakup berbagai teknik dan prosedur yang mendekati kondisi. Hal ini diyakini bahwa penerapan perspektif holistik akan lebih efisien dan menyebabkan bentuk pengobatan yang lebih baik dari pada cara Psikologi yang dipraktekkan saat ini.



2. HUMANISTIK Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi, seperti : Abraham Maslow, Carl Rogers dan Clark Moustakas mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya Kehadiran



psikologi



humanistik muncul



sebagai



reaksi



atas aliran



psikoanalisis dan behaviorisme serta dipandang sebagai “kekuatan ketiga “ dalam aliran psikologi. Psikoanalisis dianggap sebagai kekuatan pertama dalam psikologi yang awal mulanya datang dari psikoanalisis ala Freud yang berusaha memahami tentang kedalaman psikis manusia yang dikombinasikan dengan kesadaran pikiran guna menghasilkan kepribadian yang sehat. Kelompok psikoanalis berkeyakinan bahwa perilaku manusia dikendalikan dan diatur oleh kekuatan tak sadar dari dalam diri. Kekuatan psikologi yang kedua adalah behaviorisme yang dipelopori oleh Ivan Pavlov dengan hasil pemikirannya tentang refleks yang terkondisikan. Kalangan Behavioristik meyakini bahwa semua perilaku dikendalikan oleh faktor-faktor eksternal dari lingkungan Dalam mengembangkan teorinya, psikologi humanistik sangat memperhatikan tentang dimensi manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya secara manusiawi dengan menitik-beratkan pada kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab personal, otonomi, tujuan dan pemaknaan. Dalam hal ini, James Bugental (1964) mengemukakan tentang 5 (lima) dalil utama dari psikologi humanistik, yaitu: 1. keberadaan manusia tidak dapat direduksi ke dalam komponen-komponen;



4



2. manusia memiliki keunikan tersendiri dalam berhubungan dengan manusia lainnya; 3. manusia memiliki kesadaran akan dirinya dalam mengadakan hubungan dengan orang lain; 4. manusia memiliki pilihan-pilihan dan dapat bertanggung jawab atas pilihanpilihanya; dan 5. manusia memiliki kesadaran dan sengaja untuk mencari makna, nilai dan kreativitas. Terdapat beberapa ahli psikologi yang telah memberikan sumbangan pemikirannya terhadap perkembangan psikologi humanistik. Sumbangan Snyggs dan Combs (1949) dari kelompok fenomenologi yang mengkaji tentang persepsi. Dia percaya bahwa seseorang akan berperilaku sejalan dengan apa yang dipersepsinya. Menurutnya, bahwa realitas bukanlah sesuatu yang yang melekat dari kejadian itu sendiri, melainkan dari persepsinya terhadap suatu kejadian Berkenaan dengan epistemiloginya, teori-teori humanistik dikembangkan lebih berdasarkan pada metode penelitian kualitatif yang menitik-beratkan pada pengalaman hidup manusia secara nyata (Aanstoos, Serlin & Greening, 2000). Kalangan humanistik beranggapan bahwa usaha mengkaji tentang mental dan perilaku manusia secara ilmiah melalui metode kuantitatif sebagai sesuatu yang salah kaprah. Tentunya hal ini merupakan kritikan terhadap kalangan kognitivisme yang mengaplikasikan metode ilmiah pendekatan kuantitatif dalam usaha mempelajari tentangpsikologi.Sebaliknya, psikologi humanistik pun mendapat kritikan bahwa teori-teorinya tidak mungkin dapat memfalsifikasi dan kurang memiliki kekuatan prediktif sehingga dianggap bukan sebagai suatu ilmu (Popper, 1969, Chalmers, 1999. Selain memberikan sumbangannya terhadap konseling dan terapi, psikologi humanistik juga memberikan sumbangannya bagi pendidikan alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik (humanistic education). Pendidikan humanistik berusaha mengembangkan individu secara keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional, sosial, mental, dan keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam model pendidikan humanistik ini. 3. TOKOH – TOKOH DALAM PSIKOLOGI HOLISTIK DAN HUMANISTIK 1.



Abraham H. Maslow ( 1908 – 1970 ) 5



Merupakan salah satu tokoh pengembang psikologi holistik dan humanistik. Ia berpendapat bahwa mestilah ada pintu masuk di mana kita bisa mempelajari semua manusia dari sudut pandang yang sama. Disertai dengan ideologi yang tidak terkotak-kotak dalam bangsa-bangsa.ideologi itu adalah apa yang dinamakannya “ meta-motivasi ” atau “ meta-kebutuhan “ ( kebutuhan yang tertinggi, yang melebihi kebutuhan-kebutuhan lain pada umumnya ). Salah satu teori Maslow yang sangat terkenal ( dianut dan diterapkan oleh berbagai cabang psikologi sampai saat ini ) adalah teori hierarki kebutuhan. Teori ini mengatakan bahwa “ ada beberapa macam kebutuhan manusia yang berjenjang ke atas, Kebutuhan tersebut adalah: -



Kebutuhan fisik/biologis



-



Kebutuhan akan rasa aman



-



Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta



-



Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri



-



Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri



-



Kebutuhan estetik



Kebutuhan-kebutuhan



tersebut



mempunyai



urutan



hierarki.



Keempat



Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “deficiency”. Sebagai contoh “ spiral yang makin melebar ke atas ( kebutuhan yang lebih tinggi akan timbul jika kebutuhan yang lebih rendah terpenuhi ). Berikut ini adalah tabel meta-kebutuhan menurut Maslow. 1. Kebenaran



9. Keniscayaan



2. Kebaikan



10. Penyelesaian



3. Keindahan / Kecantikan



11. Keadilan



4. Keseluruhan



12. Kertaturan



(Kesatuan/Integrasi ) 5. Dikhotomi-Transedensi 6. Berkehidupan (Berproses,



13. Kesederhanaan 14. Kekayaan



(banyak



variasiMajemuk,



tidak



berubah tetapi tetap pada



ada



esensinya)



semua sama penting)



7. Keunikan 8. Kesempurnaan ( Perfeksi)



yang tersembunyi,



15. Tanpa



susah



payah



(santai,tidak tegang) 6



16. Bermain



17. Mencukupi diri sendiri



(fun,rekreasi,humor) Pemikiran Abraham Maslow ini memfokuskan pada kebutuhan psikologis tentang potensi-potensi yang dimiliki manusia. Hasil pemikirannya telah membantu guna memahami tentang motivasi dan aktualisasi diri seseorang, yang merupakan salah satu tujuan dalam pendidikanhumanistik. Morris (1954) meyakini bahwa manusia dapat memikirkan tentang proses berfikirnya sendiri dan kemudian mempertanyakan dan mengoreksinya. Dia menyebutkan pula bahwa setiap manusia dapat memikirkan tentang perasaan-persaannya dan juga memiliki kesadaran akan dirinya. Dengan kesadaran dirinya, manusia dapat berusaha menjadi lebih baik. Maslow menggambarkan beberapa karakteristik yang ada pada manusia yang mengaktualisasikan dirinya: 



Kesadaran dan penerimaan terhadap diri sendiri







Keterbukaan dan spontanitas







Kemampuan untuk menikmati pekerjaan dan memandang bahwa pekerjaan merupakan sesuatu misi yang harus dipenuhi







Kemampuan untuk mengembangkan persahabatan yang erat tanpa bergantung terlalu banyak pada orang lain







Mempunyai selera humor yang bagus







Kecenderungan untuk meraik pengalaman puncak yang memuaskan secara spiritual maupun emosional



Dorongan internal akan aktualisasi diri MenurutMaslow memusatkan diri pada pertumbuhan ketingkat yang lebih tinggi.



Hierarki kebutuhan menurut Maslow Maslow membagi kebutuhan organisme menjadi dua kategori. Pertama, ia mengidentifkasi beberapa kategori kebutuhan,defenisi kebutahan “ D “( atau “ motif D”),yang penting dalam pertahanan hidup.  Kebutuhan fisiologisadalah kebutuhan biologis utama seperti makanan, air, seks dan tempat tinggal. Kebutuhan akan rasa aman mencakup kebutuhan akan keadaan yang umumnya bias diprediksi , yang membuat dunia menjadi masuk akal. 7



 Kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta mencakup hubungan psikologis yang mendalam dengan orang lain.  kebutuhan akan penghargaanmengcakup penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain. Semua kebutuhan “ D “ ini motivasi kita untuk menghadapi deficit kita butuh sesuatu untuk mengisi dorongan atau kekosongan , kemudian menciptakan kembali keadaan homeostasis ( keseimbangan ). Tahapan tertinggi dalam tangga hierarki motivasi manusia dari Abaraham Maslow adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Maslow mengatakan bahwa manusia akan berusaha keras untuk mendapatkan aktualisasi diri mereka, atau realisasi dari potensi diri manusia seutuhnya, ketika mereka telah meraih kepuasan dari kebutuhan yang lebih mendasarnya. Maslow juga mengutarakan penjelasannya sendiri tentang kepribadian manusia yang sehat. Teori psikodinamika cenderung untuk didasarkan pada studi kasus klinis maka dari itu akan sangat kurang dalam penjelasannya tentang kepribadian yang sehat. Untuk sampai pada penjelasan ini, Maslow mengkaji tokoh yang sangat luar biasa, Abaraham Lincoln dan Eleanor Roosevelt, sekaligus juga gagasan-gagasan kontemporernya yang dipandang mempunyai kesehatan mental yang sangat luar biasa. Dari



segi



fisik,



manusia



mempunyai



indra,merasa



lapar,bertumbuh



kembang,berkembang biak, dan sebagainya. Dari segi kejiwaan manusia pun mempunyai kebutuhan cita-cita,harapan,usaha dan sebagainya. Semua itu pada hakikatnya baik,dan dikembangkan kearah yang lebih baik. Dalam pragdima seperti ini, Maslow berpendapat bahwa manusia yang sehat jiwanya adalah manusia yang mengembangkan



dirinya



sendiri



berdasarkan



kekuatan-kekuatan



dari



dalam.sementara orang-orang yang terganggu jiwanya,yang anti social,yang jahat adalh orang-orang yang terhambat perkembangan dirinya,yang prustasi oleh gangguan-gangguan dari luar. Teori Maslow, yang pernah menjadi presiden American psychological assction ( 1967-1968 ) , tentang tentang motivasi berawal dari pra anggapan bahwa manusia pada dasarnya adalah baik,atau setidak-tidaknya netral,bukan jahat.seperti halnya dengan keadaan fisiknya,kejiwaan manusia mempunyai kebutuhan,kapasitas dan kecenderungan yang pada prinsipnya tidak ada yang jahat. Karena itu menurut Maslow, psikoterapi atau konseling bertujuan untuk mengembalikan seseorang ke jalur pengembangan dirinya sendiri melalui potensi8



potensi yang ada dalam dirinya sendiri juga. Salah satu teori Maslow yang sangat terkenal ( dianut dan diterapkan oleh berbagai cabang psikologi terapan saat ini ) adalah teori hirarki kebutuhan.



Kedua, mengukur aktualisasi diri. Maslow sendiri menggunakan semua teknik asesmen yang bisa ia gunakan wawancara .observasi, kuesiner laporan diri , tes proyektif, study biografis, dan lainnya. Pendekatn yang luas ini sebagian juga dibutuhkan karena subjek itu sendiri. Orang yang telah mencapai aktualisasi diri cenderung bersikap mandiri, menolak tekanan social, mencintai kebebasan , dan memiliki kebutuhan privasi yang tinggi. Kepribadian mereka rumit. Oleh itu , mereka mungkin sulit ditemukan, dinilai , dan dievaluasi. Masalah dengan asesmen yang luas ini bearti juga masalah bagi keseluruhan pendekatan teoretis maksudnya , asesmen ini menyediakan pemahaman dan presfektif yang luas, tetapi sedikit memberikan kesimpulan ilmiyah yang bisa dibuktikan.



Beberapa pendekatan kepribadian eksitensial dan humanistic menurut Maslow  Pendekatan kepribadian eksitensial dan humanistic , dalam beberapa hal, mengingatkan kita pada pendekatan psikoanalisis. Pendekatan ini berasal dari motivasi dalam diri yang rumit dan dinamis. Inilah yang membedakan teori ini dengan teori yang mencari struktur dalam diri individu atau struktur reinforcement dari lingkungan. Namun teori eksitensial dan humanistic menyetujui adanya kehendak bebas dan juga kreativitas nyata,heroism , dan pemenuhan diri.  Pendekata eksitensial tidak selalu merupakan pendekatan idiografis; mereka menganggap pengalaman setiap orang unik. Filsuf beraliran eksitensial menyatakan bahwa individu secara lansung bertanggung jawab atas kepribadian. Bagaimana saya menghadapi cinta , etika, kecemasan , kebebasan, dan kematian . apakah saya akan membiarkan aliensi menggelamkan saya dalam kesengaraan mendalam , atau akankah saya memakai kehendak bebas untuk melawannya dan mencapai aktualisasi diri, ciri mendasar dari dilemma eksitensial adalah adanya kemungkinan tercapainya kemenangan jiwa manusia.  Pendekatan humanistic , yang didasarkan pada eksitensialisme tetapi menolak pesimisme, adalah pendekatan yang paling optimis terhadap kepribadian yang memandang manusia dan permasalahan spiritual secara positif. Orientasi humanistic maslow , yang mempelajari individu yang sudah sepenuhnya dewasa dan utuh , membuat psikologi kepribadian memberikan atensi pada aspek positif 9



dan spiritual teersebut. Tetapi, inkonsistensi dan ambiguitas dalaam teori Maslow membuat kontribusinya lebih seperti pandangan yang memberikan pengaruh besar , alih-alih sebuah teori yang solid.  Pendekatan humanistic terhadap kepribadian bermanfaat bagi penelitian lintas budaya dan penelitian tentang kelompok etnik, suatu kebutuhan yang ditekankan dalam buku ini. Banyak psikolog eksitensial- humanistic terkejut secara pribadi dan secara intelektual- oleh aliran fasisme pada tahun 1930-1940. Sebagai contoh , Fromm berulang kali mengingatkan akan konsekuensi menakutkan dari mencoba lari dari kecemasan eksitensi yang disebabkan oleh kebebasan modern. Ahli teori humanistic



ingin



mengekplorasi



pandangan



masyarakat



timur



atau



agama,mengenai apakah srti dari seseorang manusia.  Pendekatan humanistic terhadap kepribadian memiliki dampak praktis dan berkesenambungan pada masyarakat umum dalam hal persaingan diri. Saat ini ,tidaklah aneh apabila seorang pekerja ( atau bahkan sekelompok rekan kerja) pada suatu waktu ingin mengasingkan diri.’’ Peristirahatan’’ ini berbeda dengan liburan atau tamasya. Selama mengasingkan diri kita mungkin menenangkan diri dilokasi yang indah, berusaha mengenali perasaan kita , memperbaruhi cinta kita untuk pasangan , menciptakan music atau melakukan hal kreatif lainnya, berlatih, mungkin juga bermeditasi atau berdo’a. aktivitas tersebut berasal dari asumsi humanistic bahwa setiap individu memiliki otensi diri unik yang akan muncul apabila dikembangkan dengan baik. Psikologi kepribadian humanistic tidak hanya berbeda dengan pendekatan lain dalam pokok permasalan dan filsafatnya, tetapi juga dalam ideologinya. Psikolog humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat kehidupan mereka. Mereka cenderung untuk berpegang pada prespektif optimistik tentang sifat alamiah manusia. Mereka berfokus pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional untuk dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam meraih potensi maksimal mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka. Kesimpulan Abraham Maslow Yang terkenal dengan teori aktualisasi diri fi lahirkan di New York pada tahun 1908. Ia meninggal di Calivornia pada tahun1907. 10



Maslow seorang anak yang pandai mejalani hubungan yang baik dengan ibunya yang otoriter yang sering kali melakukan tindakan aneh. Ia menggambarkan dirinya pada masa kecil sebagai seorang yang pemalu,kutu buku dan neurotic. Tetapi ,maslow tidak selamanya menjadi neurotic dan benci pada dirinya sendiri. Ia sepenuhnya menyadari potensinya ,dan menjadi psikilog humanisme terkenal yang mengispirasi banyak perubahan masyarakat kea rah yang positif. Yang menarik ,maslow awalnya mempelajari teoro behaviorisme. Ia menyelesaikan tugas tesisnya bersama Harry Harlow, ahli primate yang berorientasi pada behaviorisme. Tetapi sebagai dosen di Brookklyn College pada tahun 1940, maslow bertemu dengan banyak intelektual brilian yang kabur ke New York untk mengindari Nazi, termasuk Erick From,Alfred Adler ,dan Karen Horney . pengetahuannya yang mendalam mengenai teori behaviorisma membantu maslow untuk menyerang teori behaviorisme terhadap kreativitas ,permainan , keajaibandan cinta. Walaupun banyak teori kepribadian yang bersala dari ppenelitian mengenai orang yang sehat dan ideal .oleh karena itu ,melalui orientasinya yang optimis dan spiritual,maslow menekankan potensi positif bawaan dalam diri manusia. Banyak teori kepribadian di dasarkan pada penelitian pasien yang secara psikologis terganggu, maslow mengambil arah sebaliknya ,yakni meneliti orang yang sehat secara mental. 2. Carl R. Rogers ( 1902 – 1987 ) Rogers adalah putra keempat dari enam bersaudara. Rogers dibesarkan dalam keluarga yang berkecukupan dan menganut aliran protestan fundamentalis yang terkenal keras, dan kaku dalam hal agama, moral dan etika. Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, “ide-ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam pengalaman” pengalaman terapeutiknya. Ide pokok dari “teori-teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalamdiri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah” masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri. Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri.Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang diajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya. Rogers lebih melihat pada masa 11



sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu itu. Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat sifat dan potensi-potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak-kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis. Rogers dikenal juga sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat menekankan pada realitas yang berarti bagi individu. Realitas tiap orang akan “berbeda-beda



tergantung



pada



pengalaman”,pengalaman



perseptualnya.



Lapangan pengalaman ini disebut dengan fenomenal field. Rogers menerima istilah selfsebagai fakta dari lapangan fenomenal tersebut. Konsep diri menurut Rogers adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku.Konsep diri ini terbagi menjadi dua yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan dua konsep lagi, yaitu Incongruencedan Congruence. a. Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalapenm galaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin. b. Congruence berarti situasi di mana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati. Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi dua yaitu conditional positive regard(bersyarat) dan unconditional positive regard(tak bersyarat). Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positip tanpa syarat.Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan. Lima sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being): 1. Keterbukaan pada pengalaman 12



Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman dengan fleksibel sehingga selalu timbul persepsi baru. Dengan demikian ia akan mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positip maupun negatip. 2. Kehidupan Eksistensial Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadap pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya. 3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik. 4. Perasaan Bebas Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya “paksaan-paksaan atau rintangan-rintangan” antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang ingin dilakukannya. 5. Kreativitas Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan cirri-ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam di sekitarnya. Kelemahan atau kekurangan pandangan Rogers terletak pada perhatiannya yang semata-mata melihat kehidupan diri sendiri dan bukan pada bantuan untuk pertumbuhan serta perkembangan orang lain.Rogers berpandangan bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya tampaknya merupakan pusat dari dunia, bukan seorang partisipan yang berinteraksi dan bertanggung jawab di dalamnya. Selain itu gagasan bahwa seseorang harus dapat memberikan respons secara realistis 13



terhadap dunia sekitarnya masih sangat sulit diterima. Semua orang tidak bisa melepaskan subyektivitas dalam memandang dunia karena kita sendiri tidak tahu dunia itu secara obyektif. Rogers juga mengabaikan aspek-aspek tidak sadar dalam tingkah laku manusia karena ia lebih melihat pada pengalaman masa sekarang dan masa depan, bukannya pada masa lampau yang biasanya penuh dengan pengalaman traumatik yang menyebabkan seseorang mengalami suatu penyakit psikologis Rogers mengembangkan metode Socrates ( menggali informasi tentang diri seseorang dari orang itu sendiri. ) menjadi teknik psikoterapi yang sangat populer dari tahun 1943 – sekarang ), Teori Rogers dikenal dengan nama Client Centered Therapy atau Person Centered Therapy ( Terapi yang berpusat pada klien atau orang itu sendiri). Teknik psikoterapi Rogers juga dikenal sebagai psikoterapi nondirektif, karena memang dalam proses psikoterapinya ia selalu menghindari pengarahan (direktif). Istilh klien (client) digunakannya untuk mengganti istilah pasien. Menurut Rogers, kesenjangan antara konsep diri dan realitas inilah yang menyebabkan gangguan kejiwaan pada diri klien, sehingga untuk menyembuhkannya diperlukan upaya penyeimbangan. Yang menarik dari metode Rogers ini, selain teknik prosedurnya, adalah keberaniannya untuk merekam ( melalui tape recorder ) proses wawancara dalam psikoterapi



untuk



kemudian



membahasnya



bersama



teman



sejawat



atau



mahasiswanya. Pada masa itu, keterbukaan semacam ini masih langka dan Rogers lah sebagai perintis untuk kemajuan pengembangan metode psikoterapi. Teori Rogers ini memfokuskan pada kapasitas klien untuk dapat mengarahkan diri dan memahami perkembangan dirinya, serta menekankan pentingnya sikap tulus, saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Rogers menyakini bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan yang dihadapinya dan tugas konselor hanya membimbing klien menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, teknik-teknik asesmen dan pendapat para konselor bukanlah hal yang penting dalam melakukan treatment atau pemberian bantuan kepada klien. Carl Rogers berjasa besar dalam mengantarkan psikologi humanistik untuk dapat diaplikasian dalam pendidikan. Dia mengembangkan satu filosofi pendidikan yang



menekankan



pentingnya



pembentukan



pemaknaan



personal



selama 14



berlangsungnya proses pembelajaran dengan melalui upaya menciptakan iklim emosional yang kondusif agar dapat membentuk pemaknaan personal tersebut. Dia memfokuskan pada hubungan emosional antara guru dengan siswa. Rogers juga mengutarakanpendapat tentang prinsip-prinsip belajar yang humanistik, yangmeliputi hasrat untuk belajar, belajar yang berarti, belajar tanpa ancaman, belajar atas inisiatif sendiri, dan belajar untuk perubahan. Adapun penjelasan konsep masing-masing prinsip tersebut adalah sebagai berikut : a. Hasrat untuk BelajarMenurut Rogers, manusia mempunyai hasrat alami untuk belajar. Hal ini terbukti dengan tingginya rasa ingin tahu anak apabiladiberi kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan. Doronganingin tahu untuk belajar ini merupakan asumsi dasar pendidikanhumanistik. Di dalam kelas yang humanistik anak-anak diberikesempatan dan kebebasan untuk memuaskan dorongan ingintahunya, untuk memenuhi minatnya dan untuk menemukanapa yang penting dan berarti tentang dunia di sekitarnya. b. Belajar yang BerartiBelajar akan mempunyai arti atau makna apabila apa yangdipelajari relevan dengan kebutuhan dan maksud anak. Artinya,anak akan belajar dengan cepat apabila yang dipelajari mempunyaiarti baginya. c. Belajar Tanpa AncamanBelajar mudah dilakukan dan hasilnya dapat disimpan denganbaik apabila berlangsung dalam lingkungan yang bebas ancaman.Proses belajar akan berjalan lancer manakala murid dapat mengujikemampuannya, dapat mencoba pengalaman-pengalaman baruatau membuat kesalahan-kesalahan tanpa mendapat kecamanyang bisaanya menyinggung perasaan. d. Belajar atas Inisiatif SendiriBelajar akan paling bermakna apabila hal itu dilakukan atasinisiatif sendiri dan melibatkan perasaan dan pikiran si pelajar. Mampu memilih arah belajarnya sendiri sangatlah memberikanmotivasi dan mengulurkan kesempatan kepada murid untuk“belajar bagaimana caranya belajar” (to learn how to learn ).Tidaklah perlu diragukan bahwa menguasai bahan pelajaran itupenting, akan tetapi tidak lebih penting daripada memperoleh kecakapan untuk mencari sumber, merumuskan masalah,menguji hipotesis atau asumsi, dan menilai hasil. Belajar atasinisiatif sendiri memusatkan perhatian murid baik pada prosesmaupun hasil belajar.Belajar atas inisiatif sendiri juga mengajar murid menjadi bebas,tidak bergantung, dan percaya pada diri sendiri. Apabila muridbelajar atas inisiatif sendiri, ia memiliki kesempatan untuk



15



menimbang-nimbang



dan



membuat



keputusan,



menentukanpilihan



dan



melakukan penilaian. Dia menjadi lebih bergantungpada dirinya sendiri dan kurang bersandar pada penilaian pihaklain. Di samping atas inisiatif sendiri, belajar juga harus melibatkanPsikologi Humanistik semua aspek pribadi, kognitif maupun afektif. Rogers dan paraahli humanistik yang lain menamakan jenis belajar ini sebagaibelajar dengan seluruh pribadi, belajardengan pribadi yang utuh. Para ahli humanistik percaya, bahwabelajar dengan tipe ini akan menghasilkan perasaan memiliki(feeling of belonging ) pada diri murid. Dengan demikian, muridakan merasa terlibat dalam belajar, lebih bersemangat menanganitugas-tugas dan yang terpenting adalah senantiasa bergairahuntuk terus belajar. e. Belajar dan PerubahanPrinsip terakhir yang dikemukakan oleh Rogers ialah bahwabelajar yang paling bermanfaat ialah bejar tentang proses belajar.Menurut Rogers, di waktu-waktu yang lampau murid belajarmengenai fakta-fakta dan gagasan-gagasan yang statis. Waktuitu dunia lambat brerubah, dan apa yang diperoleh di sekolah suda dipandang cukup untuk memenuhi tuntutan zaman.Saat ini perubahan merupakan fakta hidup yang sentral. IlmuPengetahuan dan Teknologi selalu maju dan melaju. Apa yangdipelajari di masa lalu tidak dapat membekali orang untuk hidupdan berfungsi baik di masa kini dan masa yang akan dating. Dengan demikian, yan dibutuhkan saat ini adalah orang yangmampu belajar di lingkungan yang sedang berubah dan akanterus berubah.



3. Arthur Combs Perasaan, persepsi, keyakinan dan maksud merupakanperilaku-perilaku batiniah yang menyebabkan seseorang berbeda dengan yang lain. Agar dapat memahami orang lain, seseorang harus melihat dunia orang lain tersebut, bagaimana ia berpikir dan merasa tentang dirinya. Itulah sebabnya, untuk mengubah perilaku orang lain, seseorang harus mengubah persepsinya. Menurut Combs, perilaku yang keliru atau tidak baik terjadi karena tidak adanya kesediaan seseorang melakukan apa yang seharusnya dilakukan sebagai akibat dari adanya sesuatu yang lain, yang lebih menarik atau memuaskan. Misalkan guru mengeluh murid-muridnya tidak berminat belajar, sebenarnya hal itu karena murid-murid itu tidak berminat melakukan apa yang dikehendaki oleh guru. Kalau saja guru tersebut lalu mengadakan aktivitasaktivitas yang lain, barangkali murid-murid akan berubah sikap dan reaksinya. 16



Sesungguhnya para ahli psikologi humanistik melihat dua bagian belajar, yaitu diperolehnya informasi baru dan personalisasi informasi baru tersebut. Adalah keliru jika guru berpendapat bahwa murid akan mudah belajar kalau bahan pelajaran disusun dengan rapi dan disampaikan dengan baik, sebab arti dan maknanya tidak melekat pada bahan pelajaran itu; murid sendirilah yang mencerna dan menyerap arti dan makna bahan pelajaran tersebut ke dalam dirinya. Yang menjadi masalah dalam mengajar bukanlah bagaimana bahan pelajaran itu disampaikan, tetapi bagaimana membantu muridmemetik arti da makna yang terkandung di dalam bahan pelajaran tersebut, yakni apabila murid dapat mengaitkan bahan pelajaran tersebut dengan hidup dan kehidupan mereka, guru boleh bersenang hati bahwa missinya telah berhasil. Semakin jauh hal-hal yang terjadi di luar diri seseorang (dunia) dari pusat lingkaran lingkaran (persepsi diri), semakin kurang pengaruhnya terhadap seseorang. Sebaliknya, semakin dekat hal-hal tersebut dengan pusat lingkaran, maka semakin besar pengaruhnya terhadap seseorang dalam berperilaku. Jadi jelaslah mengapa banyak hal yang dipelajari oleh murid segera dilupakan, karena sedikit sekali kaitannya dengan dirinya.



4. Aldous Huxley Manusia memiliki banyak potensi yang selama ini banyak terpendam dan disiasiakan. Pendidikan diharapkan mampu membantu manusia dalam mengembangkan potensi-potensi tersebut, oleh karena itu kurikulum dalam proses pendidikan harus berorientasi pada pengembangan potensi, dan ini melibatkan semua pihak, seperti guru, murid maupun para pemerhati ataupun peneliti dan perencana pendidikan. Huxley (Roberts, 1975) menekankan adanya pendidikan non-verbal yang juga harus diajarkan kepada siswa. Pendidikan non verbal bukan berwujud pelajaran senam, sepak bola, bernyanyi ataupun menari, melainkan hal-hal yang bersifat diluar materi pembelajaran, dengan tujuan menumbuhkan kesadaran seseorang. Proses pendidikan non verbal seyogyanya dimulai sejak usia dini sampai tingkat tinggi. Betapapun, agar seseorang bisa mengetahui makna hidup dalam kehidupan yang nyata, mereka harus membekali dirinya dengan suatu kebijakan hidup, kreativitas dan mewujudkannya dengan langkah-langkah yang bijaksana. Dengan cara ini seseorang akan mendapatkan kehidupan yang nikmat dan penuh arti.



17



Berbekal pendidikan non verbal, seseorang akan memiliki banyak strategi untuk lebih tenang dalam menapaki hidup karena memiliki kemampuan untuk menghargai setiap pengalaman hidupnya dengan lebih menarik. Akhirnya apabila setiap manusia memiliki kemampuan ini, akan menjadi sumbangan yang berarti bagi kebudayaan dan moral kemanusiaan.



5. David Mills dan Stanley Scher Ilmu Pengetahuan Alam selama bertahun-tahun hanya dibahas dan dipelajari secara kognitif semata, yakni sebagai akumulasidari fakta-fakta dan teori-teori. Padahal, bagaimanapun, praktek dari ilmu pengetahuan selalu melibatkan elemenelemen afektif yang meliputi adanya kebutuhan akan pengetahuan, penggunaan intuisi dan imajinasi dalam usaha-usaha kreatif, pengalaman yang menantang, frustasi, dan lain-lain. Berdasarkan fenomena tersebut, David Mills dan Stanley Scher (Roberts, 1975) mengajukan konsep pendidikan terpadu, yakni proses pendidikan yang mengikutsertakan afeksi atau perasaan murid dalam belajar. Metode afektif yang melibatkan perasaan telah bisaa diterapkan pada muridmurid untuk pelajaran IPS, Bahasa dan Seni. Sebetulnya ahli yang memulai merintis usaha ini adalah George Brown, namun kedua ahli ini kemudia mencoba melakukan riset yang bertujuan menemukan aplikasi yang lebih real dalam usaha tersebut. Penggunaan pendekatan terpadu ini dilakukan dalam pembelajaran IPA, pendidikan bisnis dan bahkan otomotif. Pendekatan terpadu atau merupakan sintesa dari Psikologi Humanistik –khususnya Terapi Gestalt- dan pendidikan, yang melibatkan integrasi elemen-elemen afektif dan kognitif dalam proses belajar. Elemen kognitif menunjuk pada berpikir, kemampuan verbal, logika, analisa, rasio dan caracara intelektual, sedangkan elemen afektif menunjuk pada perasaan, caracara memahami yang melibatkan gambaran visual-spasial, fantasi, persepsi keseluruhan, metaphor, intuisi, dan lain-lain. Tujuan umum dari pendekatan ini adalah mengembangkan kesadaran muridmurid terhadap dirinya sendiri dan dunia sekitarnya, serta meningkatkan kemampuan untuk menggunakan kesadaran ini dalam menghadapi lingkungan dengan berbagai cara, menerima petunjuk-petunjuk internal dan menerima tanggung jawab bagi setiap pilihan mereka. Fungsi guru dalam pendekatan terpadu adalah untuk lebih membebaskan murid dari ketergantungan kepada guru, dengan tujuan akhir mengembangkan responsibilitas murid untuk belajar sendiri. Guru hanya membantu 18



mereka dengan memberikan pilihan-pilihan yang masuk akal bagi pikiran mereka, dan jika perlu guru bisa menolak memberikan bantuan untuk halhal yang bisa ditangani oleh murid sendiri. Lebih jauh, David Mills dan Stanley Scher memaparkan tujuan pendidikan terpadu ini secara detail sebagai berikut : a. Membantu murid untuk mengalami proses ilmu pengetahuan,termasuk penemuan ide-ide baru, baik proses intelektual maupunafektif. b. Membantu murid dalam mencapai kemampuan untuk menggalidan mengerti diri mereka sendiri dan lingkungan sekitarnyadengan cara yang ilmiah. c. Meningkatkan pengertian dan ingatan terhadap konsep-konsepdan ide-ide dalam ilmu pengetahuan. d. Menggali bersama-sama murid, implikasi-implikasi dari aplikasiyang mungkin dari ilmu pengetahuan. e. Memungkinkan murid untuk menerapkan baik proses maupunpengetahuan ilmiah untuk diri mereka, serta meningkatkankesadaran murid terhadap dunia mereka dan setiap pilihan yangmereka ambil. f. Penerapan metode gabungan antara kognitif dan afektif inimenunjukkan hasil yang lebih efektif dibanding pengajaran yanghanya menekankan aspek kognitif. Para siswa merasa lebih cepatmenangkap pelajaran dengan menggunakan fantasi, role playing dangame , misalnya mengajarkan teori Newton dengan murid berperansebagai astronot.



19



PENUTUP



Makalah ini berisikan informasi tentang Psikologi Holistik dan Humanistik. Beikut dengan tokoh-tokoh ahli psikologi Holistik dan Humanistik



20



DAFTAR PUSTAKA



W. Sarwono, Sarlito (2002). Berkenalan dengan Aliran-Aliran Dan Tokoh-Tokoh Psikologi (Eds 3). Jakarta : Bulan Bintang. Rachmahana1, Ratna Syifa’a.Psikologi Humanistik dan Aplikasinya dalam Pendidikan. Jurnal : NO. 1. VOL. I. 2008.



http://www.scribd.com/doc/77456494/PSIKOLOGI-HOLISTIK



http://psikologiholistik.wikispaces.com/



http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/130936813/FENOMENOLOGI%20INTUITIF_0.p df



21