Makalah Psikologi Kesehatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH “PSIKOLOGI KESEHATAN”



DI SUSUN OLEH : Almaidah sakhiyah



211207010693



Ira Apriliyanti



211107010679



Hanipa Halimatusyadiah



21 1107010694



FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS IBN KHALDUN TAHUN 2021



Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul " Makalah psikologi kesehatan" dengan tepat waktu. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.Semoga laporan kegiatan ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi pembaca.



DAFTAR ISI SAMPUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG............................................................................................................ B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................... C. TUJUAN MAKALAH.......................................................................................................... BAB II PEMBAHASAN A. ILLNES WELLNES CONTINUM........................................................................................... B. DEFINISI PSIKOLOGI DAN PSIKOLOGI KESEHATAN................................................ C. RUANG LINGKUP PSIKOLOGI........................................................................................ D. MENGURAIKAN PERANAN PSIKOLOGI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT.. BAB II PENUTUP A. KESIMPULAN.................................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, serta sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonimis World Health Organization (WHO, 2015). Menurut undang-undang No.18 tahun 2014 pengertian kesehatan jiwa ialah kondisi seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya (Kemenkumham, 2014). Dikatakan orang itu sehat jiwanya dimana suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan social yang terlibat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang efektif, serta kestabilan emosional Dikatakan seseorang sehat jiwanya dimana kondisi mental sejahtera dalam kehidupanya serta harmonis dan seorang itu produktif sebagai bagian yang sangat utuh dari kualitas hidup seseorang itu sendiri (Afnuhazi, 2015). Penyediaan pelayanan kesehatan untuk memberikan perawatan kesehatan dan sosial mempengaruhi orang-orang dalam masyarakat. Pelayanan teknologi media dan kesehatan komunikasi bertujuan untuk memberikan pemahaman pengetahuan sebagai alat promosi kesehatan dalam keterlibatan teknologi yang lebih modern. Dengan adanya pelayanan kesehatan yang baik sehingga dapat mengubah sikap yang positif dan memotivasi dalam bidang kesehatan (Quico,C., et all. 2014). Sikap merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan prediposisi tindakan suatu perilaku para kader. Para kader harus memiliki sifat, menerima, merespons, menghargai, bertanggung jawab (Notoatmodjo, 2012). Sikap negatif masyarakat leptospirosis saat ini tidaklah luput dari pengetahuan masyarakat yang rendah mengenai penyakit tersebut. Kader maupun masyarakat belum mengetahui tanda dan gejala penyakit gangguan jiwa serta penaganan tentang gangguan jiwa (Fuadi, 2016). Adanya pengalaman pribadi dan faktor kebudayaan yang mempengaruhi perilaku kader dalam penanganan gangguan jiwa (Azwar, 2013). Perilaku kader sebagai respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar dapat diartikan bahwa perilaku ialah



pemahaman dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal. B. RUMUSAN MASALAH A. ILLNES WELLNES CONTINUM B. DEFINISI PSIKOLOGI DAN PSIKOLOGI KESEHATAN C. RUANG LINGKUP PSIKOLOGI D. MENGURAIKAN



PERANAN



PSIKOLOGI



DALAM



MASYARAKAT C. TUJUAN A. Untuk mengetahui Illnes Welnes Continum B. Untuk mengetahui Definisi Psikologi dan Psikologi Kesehatan C. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Psikologi D. untuk mengetahui Peranan Psikologi Dalam Kesehatan Masyarakat



KESEHATAN



BAB II PEMBAHASAN A. ILLNES WELLNES CONTINUM The Illness-Wellness Continuum adalah ilustrasi grafis dari konsep kesejahteraan yang pertama kali diusulkan oleh Travis pada tahun 1972. Ini mengusulkan bahwa kesejahteraan mencakup kesehatan mental dan emosional, serta ada atau tidak adanya penyakit. Travis percaya bahwa pendekatan medis yang mengandalkan ada atau tidak adanya gejala penyakit untuk menunjukkan kesehatan tidak cukup. Seperti yang ditunjukkan dalam Continuum, sisi kanan mencerminkan derajat kesehatan, sedangkan kiri menunjukkan derajat penyakit. Model tersebut telah digunakan untuk menggambarkan bagaimana, tanpa adanya penyakit fisik, seorang individu dapat menderita depresi, kecemasan atau kondisi lainnya. Dia berpendapat bahwa obat biasanya mengobati cedera, cacat, dan gejala, untuk membawa individu ke "titik netral" di mana tidak ada lagi penyakit yang terlihat. Namun, Paradigma Kesehatan membutuhkan perpindahan kondisi kesejahteraan lebih jauh di sepanjang kontinum



menuju kondisi emosional



dan mental



yang optimal.Konsep



tersebut



mengasumsikan bahwa kesejahteraan adalah proses yang dinamis daripada statis.  The Illness-Wellness Continuum mengusulkan bahwa individu dapat bergerak lebih jauh ke kanan, menuju kesehatan dan kesejahteraan yang lebih besar, melewati tahap kesadaran, pendidikan, dan pertumbuhan.Kondisi kesehatan yang memburuk dicerminkan oleh tanda, gejala,



dan



kecacatan.Selain



itu,



pandangan



seseorang



dapat



mempengaruhi



kesehatan. Menurut konsepnya, pandangan positif akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, sementara pandangan negatif akan menghalanginya, terlepas dari status kesehatan saat ini. Misalnya, seseorang yang tidak menunjukkan gejala penyakit, tetapi terusmenerus mengeluh, akan menghadap ke sisi kiri Kontinum dan jauh dari kondisi kesehatan tingkat tinggi. Sebaliknya, seorang penyandang disabilitas, namun tetap berpandangan positif, akan menghadap ke kanan, menuju tingkat kesehatan yang tinggi.Tidak terlalu penting di mana seseorang berada di Continuum daripada arah yang mereka hadapi. The Illness-Wellness Continuum telah dipandang sebagai mempromosikan pengobatan pencegahan, yang meningkatkan kesejahteraan sebelum seseorang menunjukkan tanda atau



gejala penyakit, serta mendidik orang untuk menyadari dan menghindari faktor risiko, untuk melindungi terhadap patologi dan kematian dini.  Konsep Sehat - Sakit 



Definisi Sehat WHO (2015) menyatakan bahwa "Health is a state of complete physical, mental and



social well-being and not merely the absence of diseases or infirmity".Arti kesehatan menurut para pakar kesehatan yaitu suatu situasi dan kondisi sejahtera dimana tubuh manusia, jiwa, serta sosial yang sangat memungkinkan tiap-tiap orang hidup produktif dengan cara sosial dan juga ekonomis. Sehat mengandung 4 komponen, yaitu : 1. Sehat Jasmani 2. Sehat Mental 3. Kesejahteraan Sosial 4. Sehat Spiritual Sehat berarti kekuatan dan ketahanan, dimana setiap individu mempunyai daya tahan terhadap penyakit, mengalahkan stres dan keletihan atau kelesuan. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatanmenyatakan bahwa, “kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental atau psikis, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi". (Dikutip dari UU Kesehatan No. 36 tahun 2009) yakni fungsi secara efektif dari setiap sumber perawatan diri yang menjaminnya suatu tindakan perawatan diri secara adekuat. UU No.23 Tahun 1992 menyatakan sehat sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang untuk hidup produktif atau baik dalam ruang lingkup ekonomi dan sosial. Kesehatan harus dilihat sebagai suatu perpaduan secara utuh yang terdiri dari unsur-unsur fisik, mental, dan sosial dimana didalamnya ada kesehatan jiwa yang menjadi bagian dari integral kesehatan. Parson (dalam Asmadi, 2008) menyimpulkan bahwa sehat adalah kemampuan seorang individu untuk menjalankan tugas dan perannya secara efektif dengan kondisi yang optimal. • Definisi Sakit Sakit (illness) adalah penilaian tiap-tiap individu terhadap pengalamannya menderita suatu penyakit. Sakit menimbulkan dimensi fisiologis yang bersifat subjektif atau perasaan yang terbatas yang lebih dirasakan oleh orang yang bersangkutan, yang ditandai dengan perasaan yang tidak menyenangkan (unfeeling well), lemah (weakness), pusing (dizziness),



kaku dan mati rasa (numbness). Mungkin saja melalui pemeriksaan secara medis individu terserang suatu penyakit dan fungsi dari salah satu organ tubuhnya terganggu, namun tidak merasakan sakit dan tetap menjalankan aktivitas sehari-harinya. Senada dengan penjelasan tersebut, Sarwono (dalam Yunindyawati, 2004) mendefenisikan bahwa sakit merupakan suatu keadaan yang kurang menyenangkan yang dirasakan seseorang serta menghambat aktifitas, baik secara jasmani dan rohani sehingga seseorang tersebut tidak bisa menjalankan fungsi dan perannya secara normal dalam masyarakat. Tolak ukur atau acuan yang paling mudah untuk menentukan kondisi sakit atau penyakit adalah jika terjadi perubahan dari nilai batas normal yang telah ditetapkan, akan tetapi ada beberapa definisi mengenai sakit yang dapat dijadikan acuan (Asmadi, 2008), antara lain : 1. Menurut Parson, sakit adalah kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan dari fungsi normal tubuh manusia, termasuk sistem biologis dan kondisi penyesuaian. 2. Menurut Borman, ada 3 kriteria keadaan sakit, yaitu adanya gejala, persepsi terhadap kondisi sakit yang dirasakan serta menurunnya kemampuan dalam beraktivitas seharihari. 3. Menurut batasan medis, ada 2 bukti adanya sakit, yaitu tanda dan gejala. 4. Perkins mengemukakan pula bahwa, sakit adalah suatu kondisi yang kurang menyenangkan yang dialami seseorang sehingga menimbulkan gangguan pada aktivitas sehari-hari, baik jasmani maupun sosial. Penyakit memiliki perbedaan dengan rasa sakit. Penyakit bersifat objektif karena bisa dilihat dari parameter tertentu, sedangkan rasa sakit bersifat subjektif karena merupakan keluhan yang dirasakan seseorang, karena memiliki perbedaan maka implikasinya juga berbeda. Seseorang yang menderita penyakit belum tentu merasakan sakit, sebaliknya yang mengeluh sakit belum tentu menderita penyakit. (Asmadi, 2008).  Model Sehat Sakit 1. Kontinum sehat sakit atau rentang sehat sakit Sehat dalam suatu rentang adalah tingkat kesejahtera individu pada jangka waktu tertentu, dimana individu berada dalam kondisi sejahtera yang optimal, dengan kualitas energi yang paling maksimum, sampai pada kondisi kematian, yang menandakan habisnya energi individu secara total (Neuman, 1990 dalam Maulana, 2014).



Menurut model kontinum sehat sakit, sehat adalah sebuah keadaan yang bersifat dinamis dan dapat berubah terus-menerus sesuai dengan adaptasi dari individu terhadap perubahan suatu lingkungan baik internal dan eksternal dan mampu mempertahankan keadaan fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan dan spiritual yang sehat, sedangkan sakit adalah sebuah proses perubahan atau penurunan fungsi dari individu bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya, karena sehat dan sakit merupakan bagian yang mempunyai beberapa tingkat dan kualitas yang bersifat relatif, maka keakuratannya harus ditentukan sesuai dengan titik tertentu pada skala kontinum sehat sakit (Maulana, 2014). 2.



Model kesejahteraan tingkat tinggi Model kesejahteraan tingkat tinggi adalah model kesejahteraan yang orientasinya ialah memaksimalkan potensi sehat yang ada pada setiap individu untuk mampu mempertahankan rentang keseimbangan dan arah yang memiliki tujuan tertentu dalam lingkungan. Model ini berusaha untuk memajukan tingkat fungsi ke arah yang lebih tinggi, dimana individu mampu hidup dengan potensi yang paling maksimal, dan merupakan suatu proses yang dinamis, bukan suatu keadaan yang statis dan pasif. (Maulana, 2014)



3. Model agen-penjamu-lingkungan Model agen-penjamu-lingkungan adalah model yang tingkat sehat sakit dari individu atau kelompok tersebut ditentukan oleh hubungan antara ketiga variabel yakni agen, penjamu dan lingkungan secara dinamis (Maulana, 2014). 4. Model keyakinan kesehatan Model ini menyatakan hubungan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang ditampilkannya. Terdapat 3 komponen dalam model keyakinan kesehatan, yaitu: o Komponen pertama adalah persepsi individu tentang dirinya yang rentan terhadap suatu penyakit. Contohnya, klien atau individu perlu mengenal adanya penyakit yang diderita melalui riwayat keluarganya. Apabila dalam keluarga memiliki riwayat diabetes melitus dan dalam empat dekade ada keluarga yang meninggal karena penyakit tersebut, maka klien memiliki kemungkinan mengalami penyakit diabetes melitus.



o Komponen kedua adalah presepsi individu terhadap keseriusan penyakit tertentu. Variabel



demografi



dan



sosiopsikologis



merupakan



hal



utama



yang



mempengaruhinya, rasa terancam oleh penyakit dan tanda-tanda untuk bertindak. o Komponen ketiga dimana individu berusaha mengambil tindakan preventif, contohnya mengubah gaya hidup. Model keyakinan kesehatan sangat membantu perawat dalam memahami tentang berbagai faktor yang dapat mempengaruhi presepsi, keyakinan, perilaku klien serta membantu perawat dalam merancang rencana paling efektif sehingga klien dapat memelihara atau memperoleh kembali status kesehatanya dan mencegah terjadinya penyakit (Maulana, 2014). 5. Model peningkatan kesejahteraan Menurut Pender, peningkatan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesehatan



klien.



Model



peningkatan



kesejahteraan



adalah



model



yang



mengidentifikasikan beberapa faktor seperti demografi dan sosial. Faktor dalam model tersebut dapat meningkatkan atau menurunkan partisipasi, sehingga terjadi peningkatkan kesehatan serta mengatur berbagai tanda yang muncul menjadi sebuah pola yang dapat menjelaskan kemungkinan munculnya partisipasi individu dalam perilaku peningkatan kesehatan. B. DEFINISI PSIKOLOGI DAN PSIKOLOGI KESEHATAN a. Psikologi Psikologi diartikan dengan beragam definisi, ada yang berpendapat bahwa psikologi adalah ilmu jiwa dan ada pula yang berpendapat bahwa psikologi adalah ilmu tentang perilaku. Ilmu ini tidak jarang dipadankan dengan ilmu dukun, seperti memahami telepati, kemampuan untuk meramalkan masa depan dan kemampuan memahami masa lalu seseorang. Psikologi juga biasanya tidak hanya diletakkan untuk manusia, namun juga sering kali kita mendengar psikologi untuk makhluk hidup lainnya misalnya hewan dan tumbuh-tumbuhan juga memiliki “jiwa” atau setidaknya bertingkah laku. Oleh karena itu, maka sebaiknya kita berusaha menelaah lebih mendalam bermacam-macam arti psikologi. Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yakni psychology yang merupakan gabungan dari kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Secara harfiah dapat dipahami bahwa psikologi adalah ilmu jiwa. Kata



logos juga sering dimaknai sebagai nalar dan logika. Kata logos ini menjadi pengetahuan merata dan dapat dipahami lebih sederhana. Kata psyche lah yang menjadi diskusi menarik bagi sarjana Psikologi. Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak dapat disangkal keberadaannya. Psyche sering kali diistilahkan dengan kata psikis. Dalam kamus oxford misalnya, kita dapat melihat bahwa istilah psyche mempunyai banyak arti dalam bahasa Inggris yakni soul, mind, dan spirit. Dalam bahasa Indonesia ketiga kata bahasa Inggris itu dapat dicakup dalam satu kata yakni “jiwa". Di Indonesia, psikologi cenderung diartikan sebagai ilmu jiwa. Dalam bahasa lain juga ditemukan arti yang sama misal bahasa Arab ilmun-nafsi, bahasa Belanda zielkunde, dan bahasa Jerman seelenkunde, yang kesemuanya itu memiliki arti sama yakni ilmu jiwa. Pada penggunaannya, kata psikologi dan ilmu jiwa terdapat perbedaan sebagai berikut. 1) Ilmu jiwa merupakan istilah dalam bahasa Indonesia, sedangkan psikologi merupakan ilmu pengetahuan, sehingga digunakan secara ilmiah. 2) Ilmu jiwa digunakan lebih luas yang meliputi segala pemikiran, pengetahuan, tanggapan, khayalan dan spekulasi mengenai jiwa, sedangkan psikologi adalah pengetahuan yang diperoleh dengan sistematis melalui metode-metode ilmiah yang mengandung beberapa syarat yang disepakati oleh ahli psikologi. Beberapa ahli yang mengemukakan pengertian psikologi menurut Purwanto, H (1998) antara lain berikut ini. 1) Singgih Dirgagunarsa, psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia. 2) Plato dan Aristoteles, psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku yang tampak (lahiriah) dengan menggunakan metode observasi yang obyektif terhadap rangsangan dan jawaban respon. 3) Wilhelm Wundt (tokoh eksperimental), psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul dalam diri manusia, seperti perasaan, panca indera, pikiran, merasa (feeling), dan kehendak.



Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan manusia (individu), yang tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya. Tingkah laku atau perilaku merupakan perwujudan dari adanya kebutuhan. Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya, bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi yang juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung maupun secara tidak langsung.Perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi sikap, dan sebagainya. Manusia berperilaku karena dituntut oleh dorongan. Dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang harus terpuaskan, di antaranya ada dua macam kebutuhan yaitu kebutuhan dasar dan kebutuhan tambahan. Kebutuhan dasar adalah kebutuhan yang menentukan kelangsungan hidup manusia, seperti makan, minum, perlindungan diri, sedangkan yang disebut kebutuhan tambahan sifatnya mendukung atau menambah kebutuhan dasar manusia. Dalam bahasa Arab, kita dapat menemukan kata jiwa ini dipadankan dengan kata ruh dan rih yang masing-masing berarti jiwa atau nyawa dan angin. Dengan demikian bisa jadi adanya hubungan antara apa yang bernyawa dengan apa yang bernafas (angin), sehingga dapat pula dipahami bahwa psikologi itu ilmu tentang sesuatu yang bernyawa. Hal ini bisa kita pahami pula dalam bahasa Indonesia. Kita sering kali mendengar ungkapan “menghembuskan nafas penghabisan” yang artinya mati, tidak lagi bernafas, tidak lagi berjiwa. Jadi jiwa ada hubungannya dengan nafas. Namun demikian kita akan menemukan kesulitan dalam kajian semantik apabila kita mempertahankan istilah jiwa sebagai terjemahan kata psikologi dalam bahasa kita (Indonesia), karena kita mempunyai banyak kata lainnya yang sekalipun punya konotasi berbeda, tetapi sulit dipisahkan dengan tegas dari kata jiwa, misalnya nyawa, sukma, batin, dan roh.



Karena sifatnya yang abstrak itu, maka kita tidak mengetahui jiwa secara wajar, melainkan kita hanya dapat mengenal gejalanya saja. Jiwa tidak dapat dilihat oleh alat indera kita. Manusia dapat mengetahui jiwa seseorang hanya dengan tingkah lakunya. Jadi tingkah laku inilah dapat diketahui jiwa seseorang. Tingkah laku ini merupakan kenyataan jiwa yang dapat kita hayati dari luar. Gejala jiwa tersebut bisa berupa mengamati, menanggapi, mengingat, memikir dan sebagainya. Psikologi Kesehatan memiliki pengertian yaitu ilmu yang mempelajari, memahami bagaimana pengaruh faktor psikologis dalam menjaga kondisi sehat, ketika mengalami kondisi sakit, dan baimana cara merespon ketika individu mengalami sakit. Apabila mengacu pada pengertian sehat menurut WHO tahun 1948, menunjukkan adanya keselarasan antara pengertian psikologi kesehatan dengan pengertian sehat menurut WHO, yang tidak hanya menekankan pada ada atau tidak adanya penyakit. Pengertian sehat menurut WHO (1948) yang dimaksud yaitu kondisi sehat atau sejahtera pada aspek fisik, aspek mental maupun aspek sosial. Psikologi kesehatan merupakan cabang ilmu psikologi yang menarik dan relatif baru yang memusatkan perhatian pada pemahaman akan pengaruh psikologis terhadap bagaimana orang tetap sehat, mengapa orang menjadi sakit, dan bagaimana respon mereka menjadi sakit (Taylor, 2010). Psikologi kesehatan menghasilkan upaya atau intervensi supaya orang tetap sehat dan sembuh dari penyakit.Contohnya seorang ahli psikologi kesehatan mungkin tertarik dengan fenomena kenapa orang tetap merokok meskipun mereka tahu bahwa merokok dapat meningkatkan risiko kanker dan penyakit jantung. Dengan memahami perilaku merokok maka dapat ditentukan intervensi apa yang tepat untuk mengurangi kebiasaan merokok. Dasar dari studi dan riset psikologi kesehatan adalah definisi “sehat” versi WHO. Beberapa tahun lalu WHO (1948) mendefinisikan “sehat” sebagai keadaan fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang lengkap pada seseorang, dan bukan hanya terbebas dari penyakit serta kelamahan.Fokus psikologi kesehatan ditujukan kepada hal-hal sebagai berikut:



1. Promosi kesehatan dan perawatan kesehatan. Misalnya: bagaimana agar anakanak memiliki kebiasaan hidup sehat, bagaimana agar orang rajin berolahraga, dan bagaimana mendesain media promosi kesehatan bagi kebiasaan diet yang sehat; 2. Pencegahan dan pengobatan penyakit. Misalnya: mengajari orang dengan risiko stress kerja tinggi untuk mengelola stress secara efektif, atau menolong orang yang sakit menjalani terapi yang dianjurkan 3. Etiologi dan hubungannya dengan kesehatan penyakit, dan gangguan fungsi tubuh. Misalnya: beberapa penyakit bukan disebabkan oleh agen penyakit tetapi juga oleh gaya hidup seperti konsumsi alkohol, merokok, latihan/olahraga, pemakaian seat-belt, dan cara mengatasi stress; dan 4.



Menganalisa



dan



mencoba



meningkatkan



pelayanan



kesehatan



serta



memformulasikan kebijakan kesehatan. Dalam hal ini ahli psikologi kesehatan berusaha mempelajari pengaruh institusi kesehatan dan profesi kesehatan terhadap perilaku sehat seseorang, sehingga dapat direkomendasikan upaya peningkatan pelayanan kesehatan. b. Psikologi Kesehatan Psikologi Kesehatan memiliki pengertian yaitu ilmu yang mempelajari, memahami bagaimana pengaruh faktor psikologis dalam menjaga kondisi sehat, ketika mengalami kondisi sakit, dan baimana cara merespon ketika individu mengalami sakit. Apabila mengacu pada pengertian sehat menurut WHO tahun 1948, menunjukkan adanya keselarasan antara pengertian psikologi kesehatan dengan pengertian sehat menurut WHO, yang tidak hanya menekankan pada ada atau tidak adanya penyakit. Pengertian sehat menurut WHO (1948) yang dimaksud yaitu kondisi sehat atau sejahtera pada aspek fisik, aspek mental maupun aspek sosial. Psikologi kesehatan merupakan cabang ilmu psikologi yang menarik dan relatif baru yang memusatkan perhatian pada pemahaman akan pengaruh psikologis terhadap bagaimana orang tetap sehat, mengapa orang menjadi sakit, dan bagaimana respon mereka menjadi sakit (Taylor, 2010). Psikologi kesehatan menghasilkan upaya atau intervensi supaya orang tetap sehat dan sembuh dari penyakit.Contohnya seorang ahli psikologi kesehatan mungkin tertarik dengan fenomena kenapa orang tetap



merokok meskipun mereka tahu bahwa merokok dapat meningkatkan risiko kanker dan penyakit jantung. Dengan memahami perilaku merokok maka dapat ditentukan intervensi apa yang tepat untuk mengurangi kebiasaan merokok. Dasar dari studi dan riset psikologi kesehatan adalah definisi “sehat” versi WHO. Beberapa tahun lalu WHO (1948) mendefinisikan “sehat” sebagai keadaan fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang lengkap pada seseorang, dan bukan hanya terbebas dari penyakit serta kelamahan.Fokus psikologi kesehatan ditujukan kepada hal-hal sebagai berikut: 1) Promosi kesehatan dan perawatan kesehatan. Misalnya: bagaimana agar anakanak memiliki kebiasaan hidup sehat, bagaimana agar orang rajin berolahraga, dan bagaimana mendesain media promosi kesehatan bagi kebiasaan diet yang sehat; 2) Pencegahan dan pengobatan penyakit. Misalnya: mengajari orang dengan risiko stress kerja tinggi untuk mengelola stress secara efektif, atau menolong orang yang sakit menjalani terapi yang dianjurkan 3) Etiologi dan hubungannya dengan kesehatan penyakit, dan gangguan fungsi tubuh. Misalnya: beberapa penyakit bukan disebabkan oleh agen penyakit tetapi juga oleh gaya hidup seperti konsumsi alkohol, merokok, latihan/olahraga, pemakaian seat-belt, dan cara mengatasi stress; dan 4) Menganalisa



dan



mencoba



meningkatkan



pelayanan



kesehatan



serta



memformulasikan kebijakan kesehatan. 5) Dalam hal ini ahli psikologi kesehatan berusaha mempelajari pengaruh institusi kesehatan dan profesi kesehatan terhadap perilaku sehat seseorang, sehingga dapat direkomendasikan upaya peningkatan pelayanan kesehatan. C. RUANG LINGKUP PSIKOLOGI Psikologi dilihat dari segi objeknya, psikologi dapat dibedakan dalam dua golongan yang besar, yaitu : ( dalam walgito , 2003:23) 1. Psikologi yang meneliti dan mempelajari manusia 2. Psikologi yang diteliti dan dipelajari dalam psikologi disini adalah tentang perilaku sesorang atau perilaku manusia.



Psikologi yang meneliti dan mempelajari hewan atau yang disebut dengan psikologi hewan.Psikologi ini meneliti dan mempelajari perilaku hewan dan dari hasil penelitian tersebut dapat berguna untuk mengerti tentang keadaan manusia.Dengan demikian, maka dalam psikologi itu fokusnya adalah manusia. Banyak penelitian yang dilakukan pada hewan, yang akan hasilnya kemudian diarahkan pada manusia.  Psikologi umum adalah psikologi meneliti dan mempelajari kegiatan-kegiatan psikis manusia yang tercemin dalam perilaku pada umumnya, yang dewasa, yang normal dan yang berkultur.  Psikologis khusus adalah psikologi yang meneliti dan mempelajari segi-segi kekhususan dari aktivitas psikis manusia. Psikologi khusus dibagi menjadi : 1. Psikologi perkembangan, Yaitu psikologi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi( dari lahir ) sampai remaja. 2. Psikologi anak.Yaitu psikolgi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi ( dari lahir ) sampai berumur 12 tahun. 3. Psikologi Sosial.Yaitu psikologi yang khusus membicarakan tentang perilaku manusia dalam hubungannya dengan situasi ( konteks ) sosial. Contoh : Massa. 4. Psikologi Pendidikan.Yaitu psikologi yang khusus menguraikan kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan atau psikologi yang memahami manusia dalam pendidikan. 5. Psikologi Kepribadian. Yaitu psikologi yang khusus menguraikan tentang pribadi manusia atau psikolgi yang berbicara tentang bagaimana perkembangan kepribadian seseorang. 6. Psikologi kriminal. Yaitu psikologi yang khusus berhubungan dengan soal kejahatan atau kriminalitas 7. Psikologi perusahaan. Yaitu psikologi yang berhubungan dengan soal perusahaan. 8. Psikologi Industri. Yaitu psikologi yang berhubungan dengan soal industri. D. MENGURAIKAN PERANAN PSIKOLOGI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT Peran Psikologi dalam Kesehatan Masyarakat 2 awalnya psikologi merupakan cabang dari ilmu filsafat, sehingga diartikan demikian. Meski akar kata psikologi berasal dari kata psyche (artinya jiwa) dan logos (artinya ilmu), namun psikologi tidak secara langsung



mempelajari tentang jiwa (anima), namun psikologi mempelajari manifestasi yang timbul dari jiwa manusia/hewan yakni perilaku, proses, atau kegiatan. Sementara ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala kehidupan. eorang psikolog kesehatan juga dapat bekerja dengan mereka yang sedang menderita suatu penyakit agar dapat menyesuaikan mental dan fisik mereka dengan penyakit tersebut atau untuk mematuhi treatment yang dirancang oleh dokter yang merawatnya.Psikologi kesehatan juga fokus pada etiologi dan kaitannya dengan kesehatan, sakit dan disfungsi. Etiologi merujuk pada asal dan penyebab sakit, dan psikolog kesehatan secara khusus tertarik pada faktor-faktor perilaku dan sosial yang menyumbang kesehatan dan sakit dan disfungsi. Faktor-faktor tersebut meliputi kebiasaaan yang merusak atau menunjang kesehatan seperti konsumsi alkohol, merokok, olahraga, mengenakan sabuk pengaman, dan cara-cara ‘berkawan’ dengan stress. Pada akhirnya, psikolog kesehatan menganalisa dan berusaha meningkatkan system perawatan kesehatan dan merumuskannya dalam kebijakan kesehatan.



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN psikologi adalah ilmu pengetahuan yang meneliti serta mempelajari tentang perilaku atau aktivitas- aktifititas yang merupakan manifestasi atau penjelmaan kehidupan jiwa itu. Penyakit bisa datang dari pikiran yang tidak sehat. Psikologi kesehatan fokus pada promosi, kesehatan yang meliputi perkembangan kebiasaan hidup sehat, promosi latihan yang teratur dan mendesain media kampanye agar orang bisa menjaganya.Psikologi kesehatan berasaskan pada faktor tingkah laku dan faktor sosial yang menyebabkan munculnya suatu penyakit dan disfungsi lain. Sehat berarti kekuatan dan ketahanan, dimana setiap individu mempunyai daya tahan terhadap penyakit, mengalahkan stres dan keletihan atau kelesuan. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatanmenyatakan bahwa, “kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental atau psikis, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi". (Dikutip dari UU Kesehatan No. 36 tahun 2009). Sakit (illness) adalah penilaian tiap-tiap individu terhadap pengalamannya menderita suatu penyakit. Sakit menimbulkan dimensi fisiologis yang bersifat subjektif atau perasaan yang terbatas yang lebih dirasakan oleh orang yang bersangkutan, yang ditandai dengan perasaan yang tidak menyenangkan (unfeeling well), lemah (weakness), pusing (dizziness), kaku dan mati rasa (numbness).



DAFTAR PUSATA Saleh, Adnan, Achiruddin., 2018. Pengantar psikologi . Makassar: Penerbit Aksara Timur Hartono, Dudi., 2016. Psikologi . Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Luh Made Karisma Sukmayati Suarya, L. M. K., & Suarya, S. (2016). Psikologi Kesehatan . https://en.wikipedia.org/wiki/John_Travis_(physician) https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/305b3d834afe1217b78fbae725163108. pdf https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/6c58edfd4818adeb610380243587d321.pd f https://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi https://konseling.umm.ac.id/files/file/TENTANG%20PSIKOLOGI.pdf https://penerbitbukudeepublish.com/konsep-dasar-psikologi/#:~:text=Ruang%20lingkup %20psikologi%20umum%20itu,sesuatu%20hal%20yang%20sifatnya %20uumum.&text=Psikologi%20khusus%20adalah%20ilmu%20jiwa%20yang%20mempelajari %20sifat%20khusus. https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/04/ruang-lingkup-psikologi.html https://www.anekamakalah.com/2012/10/pengertian-dan-ruang-lingkup-psikologi.html