Makalah Psikologi Sosial [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL MOTIVASI : TEORI PROSES: TEORI HARAPAN, TEORI KEADILAN DAN TEORI GOAL



Disusun oleh : RENITA SAFITRI



(11521)



MAULANA RAHARJO (11303) ISNENDI MUHAMAD FATWA (10460)



FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2010



I.



PENDAHULUAN



Kita dapat mendefinisikan motivasi dari sisi perilaku yang ditampilan seseorang. Orangorang yang termotivasi akan melakukan usaha yang lebih besar daripada yang tidak. Karyawankaryawan yang termotivasi berada dalam suatu kondisi tertekan. Untuk mengurangi ketegangan ini mereka melakukan aktivitas yang dibutuhkan untuk mengurangi ketegangan tersebut. Oleh karena itu kita melihat para karyawan bekerja keras melaksanakan aktivitasnya. Kita dapat menyimpulkan bahwa mereka didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Motivator lebih suka memotivasi seseorang secara positif karena mereka ingin mencapai tujuan yang diinginkan motivator tersebut agar seseorang yang dimotivasi dapat melakukan apa yang diinginkan atau ditujukan kepada penerima motivasi tersebut. Misalkan seorang manajer yang memotivasi karyawannya untuk menjalankan pekerjaan mereka. Karyawan yang termotivasi tertarik dalam menghasilkan produk/pekerjaan yang bermutu tinggi, mereka lebih cenderung produktif daripada karyawan yang tidak termotivasi. Hal ini merupakan suatu rangkaian prinsip-prinsip umum memotivasi pekerja dan manajer dapat melakukan suatu pendekatan yang terbaik yang selaras sehingga dapat menghasilkan usaha yang optimal. Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia., dan merupakan suatu proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan. Seorang karyawan mungkin menjalankan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan baik, mungkin pula tidak. Maka dari itu hal tersebut merupakan salah satu tugas dari seorang pimpinan untuk bias memberikan motivasi atau dorongan kepada bawahannya agar bisa bekerja sesuai dengan arahan yang diberikan. Maka dari itu, dalam hal ini akan dibahas empat teori -teori proses motivasi yaitu (1) teori kekuatan (reforcement theory), (2) teori harapan (expectation theory), (3) teori keseimbangan (equity theory), dan (4) teori pencapaian (goal theory). Dalam teori-teori ini disebutkan kaitan teori-teori tersebut dengan proses teori motivasi. Pembelajaran adalah suatu proses dasar yang mendasari sikap kemudian motivasi yang dimilikinya dalam menentukan sikapnya.



II.



ISI



TEORI PROSES Teori ini pada dasarnya berusaha untuk menjawab pertanyaan, bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara, dan menghentikan perilaku individu agar setiap individu bekerha giat sesuai dengan keinginan pemimpin. Teori ini juga merupakan proses sebab akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang akan diperolehnya. Jadi hasil yang tercermin dalam bagaimana proses kegiatan yang dilakukan seseorang. Bias dikatakan bahwa hasil hari ini merupalan kegiatan hari kemarin. Teori proses ini dikenal atas : 1. Reinforcement theory : Teori ini tidak menggunakan konsep suatu motive atau proses motivasi, sebaliknya teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku dimasa yang lalu mempengaruhi tindakan dimasa yang akan datang dalam proses pembelajaran. Berbagai pandangan tentang motivasi dalam organisasi. Teori ini didasarkan atas hubungan sebab akibat dari perilaku dengan pemberian kompensasi. Misalnya promosi seorang karyawan itu tergantung dari prestasi yang selalu dapat dipertahankan. Sifat ketergantungan tersebut bertautan dengan hubungan antara perilaku dan kejadian yang mengikuti perilaku tersebut. Teori pengukuhan ini terdiri dari dua jenis yaitu: a. Pengukukan postif ( positive reinforcement ) , yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuh positif diterapkan secara bersyarat. b. Pengukuhan negative ( negative reinforcement ), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuhan negative dihilangkan secara bersyarat. Jadi prinsip pengukuhan selalu berhubungan dengan bertambahnya frekuensi dan tanggapan, apabila diikuti oleh stimulus yang bersyarat. Demikian juga prinsip hukuman (punishment) selalu berhubungan dengan berkurangnya frekuensi tanggapan, apabila tanggapan (response) itu diikuti oleh rangsangan yang bersyarat. Contoh : pengukuhan yang relative malar adalah mendapatkan pujian setelah seseorang memproduksi tiap unit dengan baik atau setiap hari disambut dengan hangat oleh manajer.



2. Teori Harapan (expectancy theory) Victor Vroom :



Teori ini beragumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu tersebut. Teori pengharapan mengatakan seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar kesuatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan tersebut. Karena ego manusia yang selalu menginginkan hasil yang baik baik saja, daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang terkandung dari harapan yang akan diperolehnya pada masa depan. Apabila harapan dapat menjadi kenyataan, karyawan akan cenderung meningkatkan gairah kerjanya. Sebaliknya jika harapan tidak tercapai, karyawan akan menjadi malas. Teori ini dikemukakan oleh Victor Vroom yang mendasarkan teorinya pada tiga konsep penting, yaitu a. Harapan (Expentancy) : adalah suatu kesempatan yang diberikan terjadi karena prilaku .Harapan merupakan propabilitas yang memiliki nilai berkisar nol yang berati tidak ada kemungkinan hingga satu yang berarti kepastian b. Nilai (Valence) : Nilai (Valence) adalah akibat dari prilaku tertentu mempunyai nilai atau martabat tertentu (daya atau nilai motivasi) bagi setiap individu tertentu c. Pertautan (Instrumentality) : adalah persepsi dari individu bahwa hasil tingkat pertama akan dihubungkan dengn hasil tingkat ke dua.Vroom mengemukakan bahwa pertautan dapat mempunyai nilai yang berkisar antara –1 yang menunjukan persepsi bahwa tercapinya tingkat ke dua adalah pasti tanpa hasis tingkat pertama dan tidak mungkin timbul dengan tercapainya hasil tingkat pertama dan positip satu +1 yang menunjukan bahwa hasil tingkat pertama perlu dan sudah cukup untuk menimbulkan hasil tingkat ke dua



3. Teori keadilan (equity theory): Teori ini dikemukakan oleh S. Adams yaitu Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang, jadi atasan harus bertindak adil terhadap setiap bawahannya. Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku bawahan harus dilakukan secara obyektif. Terdapat 4 komponen utama dalam teori ini adalah a. Person : orang yang membandingkan b. Comparison other : membandingkan seseorang/suatu organisasi dengan dirinya sendiri c. Inputs : skill, pengalaman, learning atau dapat juga umur, jenis kelamin, dan ras. d. Outcomes : sesuatu yang diperolehnya (achievement) contoh: recognition (pengakuan), fringe benefits (jasa), pay (upah) 4. Teori tujuan (goal theory) : Teori ini mula-mula dikembangkan oleh Edwin A. Locke (1968). Teori ini mengemukakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh dua cognitions yaitu values dan intentions (atau tujuan). Yang dimaksud dengan values adalah apa yang dihargai seseorang sebagai upaya mendapatkan kemakmuran/ welfare. Orang telah menentukan goal atas perilakunya dimasa depan dan goal tersebut akan mempengaruhi perilaku yang sesungguhnya. Teori ini juga menyatakan bahwa perilaku individu diatur oleh ide (pemikiran) dan niat seseorang. Sasaran dapat dipandang sebagai tujuan/tingkat kinerja yang ingin dicapai oleh individu. Jika seorang individu komit dengan sasaran tertentu, maka hal ini akan mempengaruhi tindakannya dan mempengaruhi konsekuensi kinerjanya. Penelitian yang menggunakan teori ini bisa dilihat dari variable penelitian yang dipergunakan antara lain goal level, goal commitment need for achievement, serta goal setting (Murray, 1990). Menurut Shields & Young (1993) penelitian yang menggunakan pendekatan goal theory memfokuskan hubungan antara desain pengendalian manajemen terhadap variabel motivasional seperti motivasi, komitmen organisasi, kinerja serta kepuasan kerja. Murray (1990) menjelaskan rerangka berpikir goal theory dalam penelitian akuntansi manajemen yang bisa dilihat pada gambar sebagai berikut.



GOAL LEVEL



PARTISIPASI



MOTIVASI



KINERJA



GOAL COMMITMENT



Dalam diagram di atas menjelaskan rerangka berpikir teori goal melalui variabel partisipasi anggaran atas pengaruhnya pada kinerja manajerial. Dari gambar tersebut bisa dijelaskan bahwa ada tiga proses yang menjelaskan bagaimana desain sistem pengendalian, dalam hal ini adalah partisipasi anggaran bisa mempengaruhi kinerja. Pertama, partisipasi anggaran akan mempengaruhi kinerja, melalui variabel goal level dan variabel motivasi. Artinya dengan adanya partisipasi anggaran, target atas level tujuan yang ditetapkan bias tercapai, yang kemudian hal itu akan mempengaruhi motivasi kerja yang selanjutnya akan mempengaruhi kinerja. Kedua, partisipasi anggaran akan berpengaruh terhadap kinerja melalui variabel goal level, goal commitment, dan variabel motivasi. Hal ini berarti adanya partisipasi anggaran, akan meningkatkan tercapainya goal level, dengan kemampuan karyawan mencapai goal level, hal itu akan meningkatkan komitmen karyawan pada tujuan unitnya, hal tersebut selanjutnya akan meningkatkan motivasi kerja karyawan, yang pada akhirnya meningkatkan kinerja. Ketiga, partisipasi anggaran akan bias meningkatkan kinerja melalui goal commitment dan motivasi.



III.



PENUTUP



A. KESIMPULAN Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan kinerja, motivasi tinggi dalam menjalankan tugas sudah barang tentu akan menunjukkan kinerja yang tinggi pula. Demikian juga sebaliknya, memiliki motivasi yang rendah maka kinerjanya dapat dipasikan juga rendah. Kuat atau tidaknya motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Teori motivasi terdapat teori proses yang meliputi : (1) teori kekuatan (reforcement theory), (2) teori harapan (expectation theory), (3) teori keseimbangan (equity theory), dan (4) teori pencapaian (goal theory). Teori-teori tersebut memiliki hubungan dengan proses memotivasi seseorang. B. SARAN Upaya untuk memotivasi seseorang tidaklah mudah, dibutuhkan kekuatan atau motif yang kuat dari diri seseorang. Maka dari itu seorang motivator harus mengenal dengan cermat sikap dan perilaku dari sasaran agar tercapai proses motivasi yang efektif.



DAFTAR PUSTAKA Daran, M. 2009. Motivasi dan Karir. Universitas Mercu Buana. Jakarta. Hudayati, A. 2002. Perkembangan Penelitian Akuntansi Keperilakuan: Berbagai Teori dan Pendekatan yang Melandasi. JAAI 6 (2) : 88-89. Rahmiami.2009. Path Goal Theory.< http://rahmiami.wordpress.com/2009/11/17/path-goaltheory/ > diakses tanggal 5 mei 2010. Steers, R.M. 1988. Introduction to Organizational Behavior 3rd edition. Scott Foresman and Company.