Makalah Rekayasa Geologi Teknik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH REKAYASA GEOLOGI TEKNIK SIKLUS BATUAN DAN TANAH



DOSEN : ANDI SULFANITA, ST.,MT KELOMPOK : 2 KELAS : TEKNIK SIPIL B ANGGOTA



:



1. AMRIN HAMZAH (216 190 073)



7. FEBI SYAWIANA (216 190 081)



2. RIFALDI (216 190 074)



8. AHMADIL FITRAH (216 190 082)



3. MUHAMMAD YUSUF (216 190 075)



9. DWIKI SULISTYO PUTRA (216 190 083)



4. NURRAHMASARI (216 190 076)



10. MASLAN MUZAKKIR (216 190 084)



5. RIZAL (216 190 077)



11. MUH. FADRIYANSA (1216 190 124)



6. ANNISA RAMADHANI (216 190 080)



12.IRFANDY ALI(216 190 095)



TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE 2017



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Rekayasa Geologi Teknik ini dengan waktu yang telah ditetapkan dengan judul “SIKLUS BATUAN DAN TANAH”. Dalam penulisan makalah ini, kami selaku penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu kami ucapakan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu makalah ini terselesaikan dengan baik. Kami menyadari bahwa dalam penulisan serta penyusunan makalah ini masih banyak kelemahan dalam penyajian materi, redaksi, dan sistematikanya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini memberi manfaat bagi para pembaca.



Parepare, 21 Maret 2017



Tim Penulis (Kelompok 2)



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .............................................................................................1 DAFTAR ISI ............................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................3 A. LATAR BELAKANG .................................................................................3 B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................4 C. TUJUAN ......................................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................5 A. PENGERTIAN BATUAN DAN TANAH ..................................................5 B. SIKLUS BATUAN ......................................................................................6 C. PROSES PEMBENTUKAN TANAH .........................................................9 D. JENIS-JENIS BATUAN DAN TANAH ...................................................12 BAB III PENUTUP ...............................................................................................19 A. KESIMPULAN ..........................................................................................19 B. SARAN ......................................................................................................19 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................20



2



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batuan merupakan kumpulan dari satu atau lebih mineral, batuan penyusun kerak bumi. Jenis-jenis batuan yang ada sekarang sebenarnya berasal dari satu sumber yaitu, magma. Tapi batu-batuan it uterus bergerak dalam satu siklus simultan yang telah berlangsung sejak dulu. Siklus batuan ini bisa berlangsung singkat atau bisa juga berlangsung dalam waktu berjuta-juta tahun. Batuan merupakan sumber daya alam yang banyak dibutuhkan dan digunakan untuk kehidupan manusia, dan bahan dasar industri. Batuan terbentuk dari kumpulan magma yang membeku di permukaan bumi dan berakhir menjadi berbagai jenis batuan. Permukaan bumi di awal terbentuknya hanyalah berupa batuan-batuan besar yang gersang dan tidak ditumbuhi tanaman apapun. Batuan-batuan tersebut mengalami proses sangat panjang yang melibatkan beragam faktor pembentukan tanah sehinggga membentuk beragam jenis tanah seperti tanah liat, tanah gambus, dan lain sebagainya. Proses pembentukan tanah inilah yang membuat batuan tersebut mengalami perubahan bentuk menjadi tanah. Dalam pengertian teknik secara umum, tanah didefinisikan sebagai material yang



terdiri



dari



agregat



(butiran)



mineral-mineral



padat



yang



tidak



tersementasikan (terikat secara kimia) satu sama lain dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut. Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan teknik sipil, disamping itu tanah berfungsi juga sebagai pendukung pondasi dari bangunan. Istilah Rekayasa Geoteknis didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan dan pelaksanaan dari bagian teknik sipil yang menyangkut material-material alam yang terdapat pada (dan dekat dengan) permukaan bumi. Dalam arti umumnya, rekayasa geoteknik juga mengikutsertakan aplikasi dari aplikasi-aplikasi dasar



3



mekanika tanah dan mekanika batuan dalam masalah-masalah perancangan pondasi.



B. Rumusan Masalah Dalam makalah ini dapat dirumuskan beberapa masalah diantaranya : 1. Apa yang dimaksud dengan batuan? 2. Apa yang dimaksud dengan tanah? 3. Apa saja jenis-jenis batuan dan tanah? 4. Bagaimanakah siklus batuan itu? 5. Bagaimana proses terbentuknya tanah?



C. Tujuan Tujuan disusunnya makalah ini antara lain : 1. Menambah pengetahuan tentang definisi batuan dan tanah. 2. Mengetahui jenis-jenis batuan dan tanah. 3. Mengetahui siklus batuan. 4. Mengetahui proses terbentuknya tanah.



4



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Batuan dan Tanah Batuan adalah kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral-mineral yang sudah dalam keadaan membeku atau keras. Batuan adalah salah satu elemen kulit bumi yang menyediakan mineral-mineral anorganik melalui pelapukan yang selanjutnya menghasilkan tanah. Batuan mempunyai komposisi mineral, sifat-sifat fisik, dan umur yang beraneka ragam. Jarang sekali batuan yang terdiri dari satu mineral, namun umumnya merupakan gabungan dari dua mineral atau lebih. Mineral adalah suatu substansi anorganik yang mempunyai komposisi kimia dan struktur atom tertentu. Jumlah mineral banyak sekali macamnya ditambah dengan jenis-jenis kombinasinya. Penyebaran batuan di Bumi adalah tubuh padat, kecuali pada inti luar, dan beberapa tempat yang relative kecil didalam mantel atas dan kerak, yang cair.



Tanah (bahasa Yunani : pedon ; bahasa Latin : solum ) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik . Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar . Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Definisi dan pengertian dari Tanah adalah kumpulan tubuh alam yang menduduki sebagian besar daratan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan sebagai tempat mahluk hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya. Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu.



5



B. Siklus Batuan Bumi merupakan planet yang terdiri dari lapisan-lapisan batuan bumi sebagai pembentuknya. Lapisan-lapisan penyusun bumi tersebut antara lain: 1. Inti Bumi Bumi terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900–5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200oC. Inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4500oC. 2. Mantel Mantel adalah bagian dari planet kebumian atau benda langit lain yang cukup besar sehingga mampu mengalami diferensiasi berdasarkan kepadatan. Seperti planet kebumian lain, bagian dalam Bumi secara kimiawi terbagi menjadi lapisan-lapisan. Mantel adalah lapisan yang berada di antara kerak dan inti luar. Mantel Bumi merupakan lapisan berbatu dengan kedalaman sekitar 2.900 km (1,800 mil) yang meliputi 84% volume Bumi. Mantel atas Bumi dapat dibagi menjadi dua: astenosfer dalam yang terdiri dari bebatuan yang mengalir dengan kedalaman sekitar 200 km dan bagian paling bawah litosfer yang terdiri dari bebatuan keras dengan kedalaman antara 50 hingga 120 km. Di beberapa tempat di bawah samudra mantel terpapar dengan permukaan Bumi. 3. Kerak Bumi (Litosfer) Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani, lithos yang berarti berbatu, dan sphere yang berarti padat. Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan Bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit Bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan



6



daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian). Litosfer Bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel Bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet Bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sednagkan astenosfer berubah seperti cairan kental. Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer. Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar Bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu. konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut. Litosfer selalu bergerak terus. Kadangkala puncak gunung menjadi dasar laut, kadangkala dasar laut menjadi puncak gunung. Ada daratan yang tenggelam, ada juga daratan yang muncul. Magma adalah induk dari segala batuan. Karena proses pendinginan di dalam bumi, sela atau diluar bumi maka akan terbentuk batuan beku. Di luar muka bumi, melalui proses penghancuran tanpa perubahan kimia, mengendap berlapis-lapis dan mengalami proses pembatuan maka akan terjadilah batuan sedimen. Apabila karena penambahan suhu tertentu di dalam bumi atau mendekati magma, maka terjadilah batuan metamorf. Dan akhirnya



7



apabila batuan yang berdekatan dengan dapur magma bisa masuk lagi ke menjadi magma. Demikian siklus batuan berjalan terus.



Gambar 1. Siklus Batuan Kerak bumi adalah lapisan terluar bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km.. Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan tanah dan batuan .Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup.Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 derajad Celcius.Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer. Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak bumi adalah: Oksigen (46,6%), Silikon (27,7%), Aluminium (8,1%), Besi (5,0%), Kalsium (3,6%) Natrium (2,8%), Kalium (2,6%) dan Magnesium (2,1%). Unsur–unsur tersebut membentuk satu senyawa yang disebut dengan batuan. Selimut merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat.Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 derajat Celcius.



8



C. Proses Pembentukan Tanah Proses pembentukan tanah yang berasal dari batuan-batuan besar dipengaruhi oleh banyak faktor. Akan tetapi, secara umum proses ini melewati 4 tahapan besar, yakni proses pelapukan batuan, pelunakan struktur, tumbuhnya tumbuhan perintis, dan proses penyuburan. Berikut akan dijelaskan keempat proses terbentuknya tanah tersebut. 1. Proses Pelapukan Batuan Batuan yang berada di permukaan bumi karena pengaruh iklim lambat laun mengalami proses pelapukan menjadi remahan-remahan kecil. Proses pelapukan sendiri sebetulnya melibatkan banyak faktor lain, sehingga ia dikelompokan menjadi 3 jenis, yaitu pelapukan kimiawi, pelapukan fisik, dan pelapukan biologi. Pelapukan kimiawi sangat dipengaruhi oleh hujan asam yang sering terjadi di awal proses terbentuknya bumi. Asam yang dihasilkan dari kondensasi metana, sulfur, dan klorida dan terbawa ke dalam hujan bersifat sangat korosif, sehingga dapat mengikis batuan-batuan tersebut secara kimia. Hujan asam ini terjadi sangat sering, sehingga pelapukan dapat terjadi hingga batuan-batuan yang letaknya lebih dalam. Pelapukan fisik dipengaruhi oleh perubahan iklim dan cuaca yang terjadi dengan sangat ekstrim. Perubahan suhu secara drastis membuat ikatan batuan menjadi lapuk dan mudah mengalami cracking (pemecahan). Perlu diketahui bahwa, dalam pelapukan fisik, struktur kimia dari batuan tidak berubah sama sekali, oleh karena itu mineral yang terkandung dari hasil pelapukan tetap sama. Pelapukan biologi umumnya tidak terjadi saat awal proses pembentukan tanah. Jenis pelapukan ini berlangsung secara terus menerus setelah tanah terbentuk dan siap digunakan sebagai media hidup beragam jenis hewan dan tumbuhan mikro. Bisa dikatakan bahwa pelapukan biologi adalah pelapukan penyempurna dari sifat-sifat tanah yang nantinya terbentuk.



9



2. Proses Pelunakan Struktur Batuan Batuan-batuan remah yang terbentuk dari proses pelapukan kemudian mengalami pelunakan. Dalam hal ini, air dan udara memegang peranan sangat besar. Kedua zat tersebut masuk dan merembes ke dalam sela-sela remahan batuan untuk melunakan struktur batuan. Selain membantu dalam proses pelunakan struktur batuan sehingga lebih sesuai menjadi media tempat hidup, air dan udara juga mendorong calon mahluk hidup dapat mulai tumbuh di permukaan. Akan tetapi, organisme yang dapat berkembang pada tahapan proses pembentukan tanah ini terbilang masih sangat terbatas, misalnya lumut dan mikroba. Sama seperti proses pelapukan, proses pelapukan struktur batuan juga membutuhkan waktu yang sangat lama. Para ahli memperkirakan bahwa bumi menghabiskan jutaan tahun untuk menelusuri tahapan proses pembentukan tanah satu ini. 3. Proses Tumbuhnya Tumbuhan Perintis Setelah tahapan pelunakan struktur batuan selesai, proses pembentukan tanah dilanjutkan dengan tumbuhnya beragam jenis tumbuhan perintis. Tumbuhantumbuhan ini berukuran lebih besar dari lumut, sehingga akar-akar yang masuk ke dalam batuan yang telah lunak dapat membantu memecah batuan tersebut. Selain itu, asam humus yang mengalir dari bagian permukaan batuan membuat batuan yang berada di bagian dalam dapat melapuk secara sempurna. Pada tahapan inilah proses pelapukan biologi dimulai. 4. Proses Penyuburan Di tahap ini, tanah yang terbentuk mulai mengalami proses pengayaan bahanbahan organik. Tanah yang awalnya hanya mengandung mineral-mineral yang berasal dari proses pelapukan batuan akan bertambah subur dengan adanya pelapukan materi-materi organik yang berasal dari hewan dan tumbuhan yang



10



mati di permukaan. Mikroorganisme tanah memegang peran penting dalam hal ini. Setelah tahapan keempat ini, tanah yang biasa kita lihat sehari-hari sudah terbentuk dengan sempurna. Tumbuhan dan hewan autotrof mencari sumber makanannya dalam media tersebut. Akan tetapi, proses pembentukan tanah sebetulnya masih terus berlangsung mengingat faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya tanah masih tetap ada hingga saat ini.



11



D. Jenis-Jenis Batuan dan Tanah 1. Jenis Batuan Batuan Beku Batuan beku merupakan batuan di mana berasal dari cairan magma yang mengalami proses pembekuan seperti yang telah diuraik`an pada siklus d`iatas. Berdasarkan tempat pembekuaannya saat siklus berlangsung, tempat siklus batuan beku dibedakan menjadi tiga; 



Batuan Beku Dalam ( plutonik atau intrusive), merupakan batuan beku di mana saat siklus berlangsung tempat pembekuannya berada jauh didalam permukaan bumi. Proses siklus pembekuannya sangat lambat.







Batuan Beku Korok, merupakan batuan beku di mana pada proses berlangsungnya siklus tempat pembekuannya berada dekat dengan lapisan kerak bumi.







Batuan Beku Luar ( Vulkanik atau Ekstrusif ), merupakan batuan beku di mana dihasilkan siklus pada tempat pembekuannya berada di permukaan bumi. Siklus proses nya sangat cepat, sehingga dapat terbentuk Kristal.



Batuan Sedimen Batuan Sedimen merupakan batuan beku di mana saat terjadinya siklus mengalami pelapukan, pengikisan, dan pengendapan karena pen`garuh cuaca kemudian diangkut oleh tenaga alam seperti air, angin, atau gletser dan diendapkan di tempat yang lain yang lebih rendah (perhatikan kembali gambar siklus di atas). Menurut proses siklus nya, batuan sedimen ini dibagi menjadi tiga; 



Batuan Sedimen Klastik. Batuannya hanya mengalami proses siklus mekanik tanpa mengalami proses siklus kimiawi dikarenakan tempat pengendapannya masih sama susunan kimiawinya.



12







Batuan Sedimen Kimiawi di mana batuan ini terbentuk mengalami proses siklus kimiawi. Jadi, batuanny`a hanya mengalami perubahan susunan kimiawinya. Proses siklus kimiawi yang terjadi adalah : CaCO3 + H2O + CO2 Ca (HCO3)2







Batuan Sedimen Organik di mana batuan ini pada proses siklus pengen`dapannya, mendapat pengaruh dari organisme la`in seperti tumbuhan atau bisa dikatakan terjadi pengaru`h organisme pada siklus pembentukaannya.



Berdasarkan tempat endapannya, batuan ini dibedakan menjadi: 



Batuan Sedimen Marine (laut) di mana saat siklus berlangsung di endapkan dilaut







Batuan Sedimen Fluvial (sungai) di mana saat siklus berlangsung di endapkan disungai







Batuan Sedimen Teistrik (darat) di mana saat siklus berlangsung di endapkan didarat







Batuan Sedimen Limnik (rawa) di mana saat siklus berlangsung di endapkan dirawa



Bedasarkan tenaga siklus yang mengangkut batuan ini, dibedakan menjadi: 



Batuan Sedimen Aeris/Aeolis (tenaga angin) proses dari siklus nya dipengaruhi angin







Batuan Sedimen Glasial (tenaga es) proses dari siklus nya dipengaruhi es







Batuan Sedimen Aqualis (tenaga air) proses dari siklus nya dipengaruhi air







Batuan Sedimen Marine (tenaga air laut) proses dari siklus nya dipengaruhi laut



13



Batuan Metamorf Adanya penambahan suhu dan penambaha`n tekanan, campuran gas, yang terjadi secara bersamaan pada saat proses siklus batuan sedimen. jenis-jenis batuan metamorf ini di antaranya: 



Batuan Metamorf Kontak (Thermal). Merupakan Batuan yang terbentuk saat siklus karena adanya peningkatan suhu tinggi karena letaknya dekat dengan dapur magma.







Batuan Metamorf Dinamo. Merupakan batuan yang terbentuk dlm siklus karena adanya tekanan tinggi.







Batuan



Metamorf



Thermal-Pneumatolik.



Merupakan



batuan



yang



terbentuk saat proses siklus karena adanya peningkata`n suhu dan tekanan yang tinggi. Contoh jenis batu Contoh dari ketiga jenis batuan yang telah diuraikan diatas yaitu: 



Batuan beku dalam : Granit, Diorit, Senit







Batuan beku luar : Basal, Apung, Andesit







Batuan sedimen klastik : Konglomerat Breksi, Pasir







Bataun sedimen kimiawi : Halid, Fraternit, Gips







Batuan sedimen Organik : Bara, Karang, Gambut







Batuan sedimen aeris : Seris, Barchan, Bukit pasir







Batuan sediemen glacial : Monera, Drumdin, Gletse`r







Batuan sedimen aquatic : Gosong pasir, Natural levee, Lempung







Batuan sedimen marine : Terumbu karang







Batuan metamorf kontak : Marmer, Kuarsit, Tanduk







Batuan metamorf Dinamo : Sabale, sekis, Filit







Batuan metamorf Thermal-Pneumatolik : Genes, Amfibiolit, Grafit



14



Kegunaan batuan 



Batuan beku: Granit (keras, besar, kuat) untuk konstruksi bangunan, Andes`it untuk konstruksi bangunan magalitik







Batuan sedimen: Gypsum untuk bahan dasar bangunan, Gamping untuk pengeras jalan dan pondasi rumah







Batuan metamorf: Batu sabak untul alat tulis, Marmer untuk lantai dan dekorasi bangunan dan batu nisan, Emas, intan untuk perhiasan



2. Jenis Tanah Untuk mempelajari hubungan antar jenis tanah maka sistem klasifikasi tanah dibagi menjadi sistem klasifikasi alami dan sistem klasifikasi teknis (Sutanto, 2005). Klasifikasi alami yakni klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat tanah yang dimiliki tanpa menghubungkan sama sekali dengan tujuan penggunaannya. Klasifikasi ini memberikan gambaran dasar terhadap sifat fisik, kimia dan mineralogi tanah yang dimiliki masing-masing kelas dan selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar pengelolaan bagi berbagai penggunaan tanah . Klasifikasi teknis yakni klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kemampuan untuk penggunaan tertentu. Misalnya, untuk menanam tanaman semusim, tanah diklasifikasikan atas dasar sifat-sifat tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman semusim seperti kelerengan, tekstur, pH dan lain-lain. Dalam praktiknya untuk mempelajari jenis tanah maka sistem klasifikasi yang digunakan adalah sistem klasifikasi alami. Pada awalnya jenis tanah dikalsifikasikan berdasarkan prinsip zonalitas, yaitu : a. Tanah zonal, yakni tanah dengan faktor pembentuk tanah berupa iklim dan vegetasi,



15



b. Tanah intrazonal, yakni tanah dengan faktor pmbentuk tanah berupa faktor lokal terutama bahan induk dan relief, c. Tanah azonal, yakni tanah yang belum mennjukkan perkembangan profil dan dianggap sebagai awal proses pembentukan tanah. Kemudian dalam perkembangannya jenis tanah diklasifikasikan berdasarkan sifat tanah (taksonomi tanah). Sistem ini pertama kali dikembangkan oleh USDA (United State Departement of Agriculture) pada tahun 1960 yang dikenal dengantujuh pendekatan dan sejak tahun 1975 dikenal dengan nama taksonomi tanah. Sistem ini bersifat alami berdasarkan karakteristik tanah yang teramati dan terukur yang dipengaruhi oleh proses genesis. Berdasarkan ada tidaknya horizon penciri dan sifat penciri lainnya maka dalam taksonomi tanah dibedakan atas enam kategori yakni ordo, subordo, greatgroup, subgroup, family dan seri. Pada edisi Taksonomi tanah tahun 1998 terdapat 12 ordo jenis tanah. Keduabelas ordo tersebut adalah Alfisols, Andisols, Aridisols, Entisols, Gelisols, Histosols, Inceptisols, Mollisols, Oxisols, Spodosols, Ultisols dam Vertisols. 1. Alfisols . Tanah yang mempunyai epipedon okrik dan horzon argilik dengan kejenuhan basa sedang sampai tinggi. Pada umumnya tanah tidak kering. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah half-bog, podsolik merah kuning dan planosols. 2. Andisols . Merupakan jenis tanah yang ketebalannya mencapai 60%, mempunyai sifat andik. Tanah yang ekuivalen dengan tanah ini adalah tanah andosol. 3. Aridisol . Tanah yang berada pada regim kelengasan arida atau tanah yang rgim kelengasan tanahnya kering. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah coklat (kemerahan) dan tanah arida (merah). 4. Entisols . Tanah yang belum menunjukkan perkembangan horizon dan terjadi pada bahan aluvian yang muda. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah aluvial, regosol dn tanah glei humus rendah.



16



5. Gelisols. Merupakan jenis tanah yang memiliki bahan organik tanah. Jenis ini tidak dijumpai di Indonesia 6. Histosols. Tanah yang mengandung bahan organik dari permukaan tanah ke bawah, paling tipis 40 cm dari permukaan. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah bog dan tanah gambut. 7. Inceptisols . Merupakan jenis tanah di wilayah humida yang mempunyai horizon teralterasi, tetapi tidak menunjukkan adanya iluviasi, eluviasi dan pelapukan yang eksterm. Jenis tanah ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah brown forest, glei humik dan glei humik rendah. 8. Mollisols . Tanah yang mempunyai warna kelam dengan horizon molik di wilyah stepa. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah brunizem, tanah rendzina. 9. Oxisols. Tanah yang memiliki horizon oksik pada kedalaman kurang dari 2 meter dari permukaan tanah. Tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah jenis tanah laterik. 10. Spodosols . Tanah yang memiliki horizon spodik dan memiliki horizon eluviasi. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah podsolik. 11. Ultisols . Tanah yang memiliki horizon argilik dengan kejenuhan basa rendah (< 35%) yang menurun sesuai dengan kedalaman tanah. Tanah yang sudah berkembang lanjut dibentangan lahan yang tua. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah laterik coklat-kemerahan dan tanah podsolik merahkuning. 12. Vertisols . Tanah lempung yang dapat mengembang dan mengerut. Dalam keadaan kering dijumpai retkan yang lebar dan dalam. Jenis tanah yang ekuivalen dengan jenis tanah ini adalah tanah grumosol. Di Indonesia jenis tanah yang umumnya dijumpai adalah jenis tanah Mollisols, Vertisols, Andisols, Alfisols, Inceptisols, Ultisols, Oksisols dan



17



Spodosols. Jenis tanah yang paling banyak ditemui adalah jenis tanah Ultisols yang mencapai 16.74% dari luas lahan yang ada di Indonesia (Sutanto, 2005).



18



BAB II PENUTUP A.



Kesimpulan



1. Batuan adalah kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral-mineral yang sudah dalam keadaan membeku atau keras. Batuan adalah salah satu elemen kulit bumi yang menyediakan mineral-mineral anorganik melalui pelapukan yang selanjutnya menghasilkan tanah. 2. Magma adalah induk dari segala batuan. Karena proses pendinginan di dalam bumi, sela atau diluar bumi maka akan terbentuk batuan beku. Di luar muka bumi, melalui proses penghancuran tanpa perubahan kimia, mengendap berlapis-lapis dan mengalami proses pembatuan maka akan terjadilah batuan sedimen. Apabila karena penambahan suhu tertentu di dalam bumi atau mendekati magma, maka terjadilah batuan metamorf. Dan akhirnya apabila batuan yang berdekatan dengan dapur magma bisa masuk lagi ke menjadi magma. Demikian siklus batuan berjalan terus. 3. Proses pembentukan tanah yang berasal dari batuan-batuan besar dipengaruhi oleh banyak faktor. Akan tetapi, secara umum proses ini melewati 4 tahapan besar, yakni proses pelapukan batuan, pelunakan struktur, tumbuhnya tumbuhan perintis, dan proses penyuburan.



B.



Saran



Saran yang dapat diberikan adalah perlunya tambahan materi, serta penjelasan yang lebih mendetail



19



DAFTAR PUSTAKA Santoso, Djoko. 2000. “Batuan Dan Peta Geologi”. Bandung: ITB. Setia, Doddy. 1987. ”Batuan dan Mineral”. Bandung: Nova. http://id.wikipedia.org/wiki/Litosfer https://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_batuan https://www.irwantoshut.com/klasfikasi_jenis_tanah.html



20