Makalah Relasi Interpersonal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH RELASI INTERPERSONAL Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Industri yang dibimbing oleh : Rina Marlina, S.Psi., M.Pd



Disusun Oleh : Rusdianto



1510631140126



Salmah Ayu Haryanti



1510631140128



Stefanus Tan Siswanto



1510631140130



Vicky Adhi Pratama



1510631140137



PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 2017



1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan lingkungan untuk kehidupan sosialnya. Manusia tidak dapat hidup sendiri, maka dari itu manusia memerlukan bantuan dari orang lain dan memerlukan interaksi antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai kebutuhan hidupnya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu mempunyai orang-orang yang dekat dengan kita. Baik itu sahabat, teman, ataupun seseorang yang baru kita kenal. Hubungan kedekatan inilah yang disebut relasi interpersonal. Relasi antarpribadi ini menciptakan sikap dan perilaku individu tertentu yang berbeda. Ada yang menguntungkan kedua pihak, atau justru merugikan salah satu pihak. Terkadang, banyak orang-orang yang tidak acuh terhadap orang disekitarnya dan menganggap bahwa dirinya mampu mengerjakan segala hal dengan sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Padahal manusia merupakan makhluk sosial yang pasti membutuhkan bantuan orang lain karena manusia pun mempunyai batasan dalam mengerjakan sesuatu sehingga perlu adanya dorongan dari individu disekitarnya. Dalam dunia industri, relasi interpersonal sangat penting untuk tercapainya suatu hasil yang baik. Interaksi antara satu pihak dengan pihak yang lainnya mampu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan dapat mengurangi tingkat frustasi dalam bekerja.



2. Pembahasan Relasi interpersonal merupakan hal yang penting dalam perkembangan emosi dan sosial seseorang. Melalui relasi, individu menerima bantuan-bantuan dalam hal menyelesaikan tugas dan tantangan, menerima dukungan emosional dalam kehidupan sehari-hari dan menjalin hubungan persahabatan. Dapat dikatakan relasi interpersonal merupakan hal penting karena menjadi sumber utama kebahagiaan dan penyangga terhadap stress. Pentingnya relasi berkaitan dengan fundamennya, Lewis (1998) menyatakan bahwa ada beberapa konsep yang mendasari hubungan interpersonal, yaitu kelekatan (attachment), koneksi dan pemisahan (connection and separation), negosiasi (negotiation), ketakutan yang tidak disadari (unconscious fear), kekuatan (power), pemeliharaan keseimbangan (maintenance of balance), perubahan dalam keseimbangan (changes in the balance), kesehatan (health), keseimbangan yang optimal (the optimal balance) dan nilai-nilai (values). Ada beberapa tipe relasi interpersonal yang dapat terbentuk apabila seseorang menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan tersebut dapat berupa hubungan dengan keluarga, hubungan romantis, afiliasi, dan persahabatan. Secara umum, afiliasi adalah kebutuhan dasar untuk berhubungan dengan orang lain. Banyak 3 motif yang mendorong orang untuk berafiliasi, tetapi tiga yang utama adalah perbandingan sosial, pengurangan kecemasan, dan mencari informasi. Untuk hubungan persahabatan, teman merupakan orang-orang yang disukai dan dengan persahabatan seseorang akan merasa bahagia melakukan sesuatu. Persahabatan bersifat universal, untuk segala usia, untuk segala kelas dan kultur, dan untuk pria dan wanita. Perlu ditekankan bahwa norma dan aturan merupakan hal yang paling penting dalam persahaban. Ada variasi dalam tingkat keintiman dan stabilitas persahabatan. Persahabatan masa kanak-kanak cenderung cukup stabil, sementara yang terjadi selama masa remaja dan dewasa awal biasanya merupakan yang paling dekat dan paling bertahan lama. Seiring bertambahnya usia dan pengalaman menikah, persahabatan menjadi kurang penting bagi kehidupan seseorang dan tidak sedekat pada masa sebelumnya. Orang dewasa cenderung untuk menarik teman-teman



mereka dari lingkungan terdekat dan dari tempat kerja. Hubungan ini biasanya kurang intim daripada kedekatan dengan teman pada masa dewasa awal. B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hubungan Interpersonal 1. Jumlah individu yang terlibat yaitu hubungan diad dan hubungan triad. Hubungan diad adalah hubungan antara dua individu. William Wimot mengemukakan ciri-ciri hubungan interpersonal,antara lain adanya tujuan khusus, adanya fungsi yang berbeda, memiliki pola komunikasi yang khas. Hubungan triad adalah hubungan interpersonal antara tiga orang. Dibandingkan dengan hubungan diad, hubungan ini lebih kompleks, tingkat keintiman rendah dan keputusan yang diambil berdasarkan voting. 2. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, adalah hubungan tugas (task relationship) dan hubungan sosial (social relationship). 3. Berdasarkan jangka waktu: hubungan jangka pendek dan hubungan jangka panjang. 4. Berdasarkan tingkat kedalaman/keintiman: hubungan akrab/intim. C. Teori-teori Hubungan Interpersonal Ada 4 model hubungan interpersonal yaitu meliputi : 1. Model pertukaran sosial (social exchange model) Hubungan interpersonal diidentikkan dengan suatu transaksi dagang. Orang



berinteraksi



karena



mengharapkan



sesuatu



yang



memenuhi



kebutuhannya. Artinya dalam hubungan tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat negatif) serta hasil / laba (ganjaran dikurangi biaya). Menurut Thibault dan Kelley, dua tokoh utama dalam teori ini menyatakan bahwa ganjaran, biaya, laba, dan tingkat perbandingan merupakan empat konsep pokok dalam teori ini. Tingkat



perbandingan menunjukkan ukuran baku (standar) yang dipakai sebagai kriteria dalam menilai hubungan individu pada waktu sekarang.



2. Model peranan (role model) Hubungan interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap baik bila individu bertindak sesuai ekspetasi peranan



(role expectation), tuntutan peranan (role demands), memiliki



ketrampilan (role skills) dan terhindar dari konflik peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas dan yang berkaitan dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah desakan sosial akan peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu. 3. Model permainan (games people play model) Model ini berasal dari psikiater Eric Berne yang kemudian dikenal sebagai analisis transaksional. Model ini menerangkan bahwa dalam berhubungan individu-individu terlibat dalam bermacam permaianan. Kepribadian dasar dalam permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu : 



Kepribadian orang tua (aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang diterima dari orang tua atau yang dianggap sebagi orang







tua). Kepribadian orang dewasa (bagian kepribadian yang mengolah informasi secara rasional, sesuai dengan situasi, dan biasanya berkenaan dengan masalah-masalah penting yang memerlukan







pengambilan keputusan secara sadar) Kepribadian anak (kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman



kanak-kanak



yang



mengandung



spontanitas, kreativitas dan kesenangan).



potensi



intuisi,



Pada interaksi individu menggunakan salah satu kepribadian tersebut sedang yang lain membalasnya dengan menampilkan salah satu dari kepribadian tersebut juga. Sebagai contoh seorang suami yang sakit dan ingin minta perhatian pada istri (kepribadian anak), kemudian istri menyadari rasa sakit suami dan merawatnya (kepribadian orang tua). 4. Model Interaksional (interacsional model) Model ini memandang hubungan interpersonal sebagi suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat struktural, integratif dan medan. Hubungan interpersonal dapat dipandang sebagai sistem dengan sifat-sifatnya. Untuk menganalisanya kita harus melihat pada karakteristik individu yang terlibat, sifat-sifat



kelompok,



dan



sifat-sifat



lingkungan.



Setiap



hubungan



interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan, serta permainan yang dilakukan. Secara singkat model ini menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan. D. Tahapan dalam Hubungan Interpersonal Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss (1996) dalam bukunya 'Human Communication' menuliskan analisis Knapp (1984) mengenai siklus hubungan interpersonal yang terdiri dari 10 tahapan, 5 tahap pertama merupakan tahap menuju kebersamaan (coming together) dan 5 tahap berikutnya menuju perpisahan (coming apart). Knapp menganggap hubungan manusia bersifat sekuensial, suatu tahap mengikuti tahap selanjutnya dengan sedikit kesempatan untuk melompat-lompat. Namun harus diingat bahwa perpindahan tahap itu dapat maju atau mundur. Banyak hubungan berhenti pada suatu tahap tertentu (misalnya tahap penjajagan, penggiatan, atau pengikatan), dan tidak berlangsung lebih jauh lagi. Siklus hubungan menurut Knapp adalah : 1. Tahap Memulai (Initiating) merupakan usaha-usaha yang sangat awal yang kita lakukan dalam percakapan dengan seseorang yang baru kita kenal.



Tujuannya adalah untuk mengadakan kontak dan menyatakan minat. Biasanya komunikasi dilakukan dengan hati-hati dan konvensional. 2. Tahap Penjajagan (Experimenting) adalah fase di mana kita mencoba topiktopik percakapan untuk mengenal satu sama lain. Biasanya kita banyak mengajukan pertanyaan dan berbasa-basi. Tujuan komunkasi di sini adalah untuk mengetahui kesamaan dan perbedaan di antara kedua belah pihak dengan cara-cara yang aman. Hubungan akan lebih menyenangkan jika dalam tahap ini berhasil dibangun kepentingan-kepentingan yang sama. Suka atau tidak suka, kebanyakan hubungan kita mungkin tidak berlangsung lebih jauh dari tahap ini. 3. Penggiatan (Intesifying) menandai awal keintiman, berbagi informasi pribadi, dan awal informalitas yang lebih besar. Perubahan terjadi dalam perilaku komunkasi verbal maupun nonverbal. Secara verbal, derajat keterbukaan dalam membuka diri lebih besar. Perubahan komunikasi nonverbal menjadi lebih intim terlihat dari kedekatan fisik, tangan yang berpegangan, kontak mata yang lebih sering, dsb. 4. Pengintegrasian (integrating) terjadi bila dua orang mulai menganggap diri mereka sebagai pasangan. Keduanya secara aktif memupuk semua minat, sikap dan kualitas yang tampaknya membuat mereka unik sebagai pasangan. Mereka mungkin juga melakukan hal itu dengan cara simbolik misal bertukar cincin, menyebut suatu lagu sebagai 'lagu kita', dst. 5. Pengikatan (Bounding) adalah tahap yang lebih formal atau ritualistik, bisa berbentuk pertunangan atau perkawinan, namun "berhubungan tetap" juga merupakan suatu bentuk pengikatan. Pasangan tsb sepakat menerima seperangkat aturan atau norma yang mengatur hubungan mereka, dan mereka kini lebih sulit untuk berpisah. Hubungan manusia mungkin stabil dalam tahap-tahap perkembangan sebelum pengikatan, namun hubungan yang mencapai fase paling akrab pun bisa juga merosot lagi. Hanya saja pada fase paling akrab, perpisahan tidak terjadi begitu saja, melainkan berproses, yang ditandai dengan semakin berkurangnya



kontak dan keintiman. Lima tahap berikutnya menggambarkan kemerosotan yang dapat terjadi dalam hubungan yang telah mencapai tahap pengikatan. 1. Pembedaan (Differentiating) terjadi bila dua orang menetapkan bahwa mungkin hubungan mereka terlalu membatasi. Sekarang mereka mulai memusatkan perhatian pada perbedaan-perbedaan daripada kesamaankesamaan. Mereka ingin mengerjakan urusan mereka sendiri-sendiri, dan mulai menekankan individualitas. Fase ini ditandai dengan makin seringnya terjadi perselisihan di antara mereka. 2. Pembatasan (Circumscribing) adalah suatu tahap yang menunjukkan bahwa pasangan mulai mengurangi frekuensi dan keintiman komunikasi mereka. Topik-topik tertentu yang cenderung menimbulkan suasana panas berusaha dihindari. Sikap mereka menjadi lebih formal seolah-olah mereka tidak mengenal satu sama lain secara baik. 3. Stagnasi (Stagnating) menunjukkan kemerosotan hubungan yang semakin jauh sehingga mereka mencoba untuk bertahan dengan alasan-alasan keagamaan atau keuangan, atau demi kebaikan anak-anak, atau faktor lain yang tidak berhubungan dengan daya tarik terhadap pasangannya. Komunikasi verbal dan nonverbal semakin menyerupai komunikasi antara orang-orang asing. Hubungan itu sendiri tak pernah dibicarakan lagi. 4. Penghindaran (Avoiding) adalah suatu taktik untuk meminimalkan penderitaan atas pengalaman hubungan yang merosot sama sekali. Perceraian fisik sering terjadi, atau paling tidak walau pun mereka masih tinggal bersama/berdekatan mereka mampu menjaga kontak yang minimum. 5. Pemutusan (Terminating) adalah tahap final dalam suatu hubungan. Menurut Knapp, pemutusan hubungan bisa terjadi setelah suatu percakapan singkat maupun setelah tumbuhnya keintiman sepanjang hidup. Umumnya, semakin lama dan semakin penting hubungan itu, semakin menyakitkan perpisahan yang terjadi.



3. Solusi Dukungan rekan kerja, termasuk mentoring dari rekan kerja, keramahan dan pengaruh yang positif, dapat dikaitkan dengan meningkatnya kepuasan kerja, job involvement dan komitmen organisasi. Hal tersebut terjadi karena rekan kerja merupakan sumber dukungan dan informasi yang penting. Pengalaman komunikasi dengan rekan kerja sangat mempengaruhi kinerja sehingga mereka dapat memberikan kontribusi terhadap kualitas dan kuantitas pekerjaannya. Relasi antar rekan kerja merupakan bagian penting dari pengalaman individu dalam bekerja. Rekan kerja adalah anggota kelompok kerja pada tingkat struktural yang hampir sama dalam organisasi. Relasi dengan rekan kerja dapat dicirikan dengan adanya tugas bersama dan adanya interaksi sosial yaitu saling berkomunikasi mengenai informasi pekerjaan, memberikan saran atau masukan, mengevaluasi prestasi, dan memberikan umpan balik personal. Rekan kerja saling menukaran informasi mengenai persyaratan pekerjaan, memberikan dukungan sosial, dan memberikan nasihat tanpa secara resmi mengevaluasi kinerja rekannya. Relasi interpersonal di tempat kerja memiliki dampak yang menguntungkan bagi individu dan organisasi. Pertemanan atau persahabatan di tempat kerja dapat meningkatkan sikap individu karyawan seperti komitmen kerja, engagement, persepsi terhadap dukungan organisasi dan kepuasan kerja. Hubungan interpersonal yang terjalin di tempat kerja merupakan interaksi hari ke hari antara rekan kerja, atau manajer dan karyawan. Hubungan ini adalah bagian alami dari lingkungan kerja dan biasanya menyenangkan dan kreatif, tapi terkadang menjadi sumber ketegangan dan frustrasi. Tidak seperti pada hubungan personal, organisasi pada dasarnya adalah sebuah bangunan tempat pertemuan banyak pribadi yang diperlukan untuk penyelesaian tugas, dengan kata lain relasi interpersonal yang terjalin di tempat kerja terbentuk karena adanya kebutuhan untuk menyelesaikan tugas atau tujuan bersama. Maka dari itu, setiap individu harus meningkatkan relasi interpersonal dengan individu yang lain agar terciptanya lingkungan kerja yang baik dan nyaman sehingga tingkat frustasi yang dialami oleh seseorang menjadi rendah karena adanya bantuan



dari orang lain jika kita dapat mengenal orang itu dengan baik, dan dapat berbaur dengan orang-orang yang ada di sekitar tempat kerja karena kita akan merasa nyaman jika kita ingin meminta bantuan kepada orang lain.